Anda di halaman 1dari 1

ISU DALAM PENGUKURAN AKUNTANSI UNTUK AUDITOR

Auditor menghadapi beberapa permasalahan pada saat pengukuran laba beralih dari
pencocokan pendapatan dan beban, ke penilaian perubahan nilai wajar aset bersih. Ketika
laba ditentukan melalui pencocokan transaksi pendapatan dan beban dalam suatu periode,
auditor dapat fokus pada pengumpulan bukti bahwa transaksi tersebut telah dikelola dengan
benar oleh sistem akuntansi klien. Namun, jika laba berasal dari perubahan nilai wajar,
auditor akan menghadapi tantangan lebih besar dalam mengumpulkan bukti terkait estimasi
manajemen.
Contohnya seperti, salah satu aspek dalam pengukuran laba melalui penilaian
perubahan nilai wajar aset bersih yang diatur dalam standar akuntansi seperti IAS 36 atau
AASB 136. Standar ini mengatur bahwa penurunan nilai asset harus diakui sebagai kerugian
penurunan nilai. Manajemen dari entitas tersebut harus menilai pada laporan keuangan
perusahaan apakah terdapat indikasi suatu asset mengalami penurunan nilai atau tidak. Jika
terdapat indikasi penurunan nilai, manajemen akan melakukan estimasi terkait jumlah yang
dapat dipulihkan dari aset tersebut. Jika jumlah yang dapat dipulihkan kurang dari jumlah
tercatat aset, maka jumlah tercatat aset tersebut akan dikurangi menjadi jumlah yang dapat
dipulihkan. Pengurangan ini akan diakui sebagai kerugian penurunan nilai.
Selain itu, Auditor juga menghadapi tantangan yang timbul akibat variabilitas dalam
tingkat keandalan dan akurasi pengukuran biaya historis. Contohnya, sistem penetapan
biaya standar manufaktur bergantung pada biaya historis dari berbagai input, asumsi
tentang volume, metode pemrosesan, dan juga melibatkan masalah terkait alokasi biaya
overhead di antara produk, proses, dan departemen. Semua faktor ini memiliki pengaruh
terhadap biaya persediaan pada akhir periode dan juga pada biaya barang yang terjual
selama periode tersebut. Dalam konteks ini, auditor perlu melakukan pengujian atas
kewajaran prosedur yang digunakan dalam mengembangkan standar berdasarkan
spesifikasi teknis. Ini juga mencakup pengumpulan bukti mengenai kewajaran asumsi yang
mendasari dan penggunaan data secara konsisten. Meskipun biaya persediaan per unit
tampaknya sangat tepat, perubahan dalam kondisi operasi dapat menghasilkan variansi
yang signifikan, yang dapat mengakibatkan asumsi dasar alokasi biaya menjadi tidak valid.

Anda mungkin juga menyukai