SK+Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium - RSU 2023 Revisi 02 September 2023
SK+Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium - RSU 2023 Revisi 02 September 2023
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN LABORATORIUM DIRUMAH SAKIT
UMUM DIPONEGORO DUA SATU KLATEN
Pasal 1
Pada Saat Peraturan Ini Mulai Berlaku Maka Peraturan
Nomor: 72/PER/DIR/RSU-DDS/I/2023 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Laboratorium di Rumah Sakit Umum
Diponegoro Dua Satu Klaten dicabut dan dinyatakan Tidak
Berlaku Lagi.
Pasal 2
Pedoman Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Umum
Diponegoro Dua Satu Klaten sebagaimana tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur ini.
Pasal 3
Pedoman Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Umum
Diponegoro Dua Satu Klaten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 agar digunakan sebagai acuan bagi pemimpin rumah
sakit dan tenaga kesehatan dalam menyelenggarakan
pelayanan laboratorium di rumah sakit.
Pasal 4
Peraturan direktur ini mulai berlaku pada saat tanggal
ditetapkan, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan,
akan dilakukan perbaikan atau perubahan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Klaten
Pada tanggal : 31 Agustus 2023
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
DIPONEGORO DUA SATU KLATEN
RACHMAWATI DEWI
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
DIPONEGORO DUA SATU KLATEN
NOMER: 221/PER/DIR/RSU-DDS/VIII/2023
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM
BAB I
PENDAHULUAN
3. Peralatan
Fasilitas peralatan laboratorium harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan sesuai PERMENKES. Ada beberapa faktor yang
dipertimbangkan dalam pemilihan alat yaitu:
b. Kebutuhan
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan
kebutuhan setempat yang meliputi jenis pemeriksaan, jenis spesimen
dan volume spesimen dan jumlah pemeriksaan.
c. Fasilitas yang tersedia
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan
fasilitas yang tersedia seperti luasnya ruangan, fasilitas listrik dan air
yang ada, serta tingkat kelembaban dan suhu ruangan.
d. Tenaga yang ada
Perlu dipertimbangkan tersedianya tenaga dengan kualifikasi tertentu
yang dapat mengoperasikan alat yang akan dibeli.
e. Reagen yang dibutuhkan
Perlu dipertimbangkan tersedianya reagen di pasaran dan kontinuitas
distribusi dari pemasok. Selain itu sistem reagen perlu dipertimbangkan
pula, apakah sistem reagen tertutup atau terbuka. Pada umumnya sistem
tertutup lebih mahal dibandingkan dengan sistem terbuka. Metode
pemeriksaan yang memang sudah diizinkan.
f. Sistem alat
Perlu mempertimbangkan antara lain:
1. Alat mudah dioperasikan
2. Teknisi menguasai masalah alat
3. Alat memerlukan kalibrasi.
g. Pemasok/Vendor
Pemasok harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Mempunyai reputasi yang baik
2. Memberikan fasilitas uji fungsi
3. Menyediakan petunjuk operasional alat dan trouble shooting.
4. Menyediakan fasilitas pelatihan dalam mengoperasikan alat,
pemeliharaan dan perbaikan sederhana.
5. Memberikan pelayanan jual yang terjamin, antara lain mempunyai
teknisi yang handal, seandainya ada masalah dengan alat tersebut ada
back up yang disediakan atau teknisi memperbaiki dalam waktu ≤ 24
jam, suku cadang mudah diperoleh.
6. Mendaftar peralatan ke Kementerian Kesehatan.
h. Nilai Ekonomis
Dalam memilih alat perlu dipertimbangkan analysis cost-benefit, yaitu
seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari investasi yang
dilakukan, termasuk di dalamnya biaya operasi alat.
i. Terdaftar
Peralatan yang akan dibeli harus sudah terdaftar dan mendapat izin edar
dari institusi yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku.
Fasilitas peralatan laboratorium harus dilakukan pengujian alat
baru (dilakukan sebelum pembelian) atau yang disebut juga sebagai uji
fungsi. Tujuannya untuk mengenal kondisi alat, yang mencakup:
kesesuaian spesifikasi alat dengan brosur, kesesuaian alat dengan
lingkungan dan hal-hal khusus yang diperlukan bagi penggunaan secara
rutin. Dari evaluasi ini dapat diketahui antara lain reprodusibilitas,
kelemahan alat, harga per tes, perbandingan dengan alat serupa yang sudah
ada sebelumnya.
Peralatan laboratorium harus dilengkapi dengan petunjuk
penggunaan (instruction manual) yang disediakan oleh pabrik yang
memproduksi alat tersebut. Petunjuk penggunaan tersebut pada umumnya
memuat cara operasional dan hal-hal lain yang harus diperhatikan. Cara
penggunaan atau cara pengoperasian masing-masing jenis peralatan
laboratorium harus ditulis dalam instruksi kerja.
Pada setiap peralatan juga harus dilakukan pemeliharaan sesuai
dengan petunjuk penggunaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan agar
diperoleh kondisi yang optimal, dapat beroperasi dengan baik dan tidak
terjadi kerusakan. Kegiatan tersebut harus dilakukan secara rutin untuk
semua jenis alat, sehingga diperoleh peningkatan kualitas produksi,
peningkatan keamanan kerja, pencegahan produksi yang tiba-tiba berhenti,
penekanan waktu luang/pengangguran bagi tenaga pelaksana serta
penurunan biaya perbaikan. Untuk itu setiap alat harus mempunyai kartu
pemeliharaan yang diletakkan pada atau di dekat alat tersebut yang
mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan kelainan-
kelainan yang ditemukan. Bila ditemukan kelainan, maka hal tersebut
harus segera dilaporkan kepada penanggung jawab alat untuk dilakukan
perbaikan. Perlu dipersiapkan juga seandainya ada trouble shooting.
Dalam melakukan pemeriksaan seringkali terjadi suatu ketidak
cocokan hasil, malfungsi alat ataupun kondisi yang tidak kita inginkan
yang mungkin disebabkan oleh karena adanya gangguan pada peralatan.
Untuk itu perlu adanya pemecahan masalah (troubleshooting)
Pemecahan masalah (trouble shooting) adalah proses atau kegiatan
untuk mencari penyebab terjadinya penampilan alat yang tidak
memuaskan, dan memilih cara penanganan yang benar untuk
mengatasinya. Makin canggih suatu alat, akan makin kompleks
permasalahan yang mungkin terjadi. Penanganan yang dilakukan ketika
terjadi trouble shouting peralatan :
1. Baca petunjuk kerusakan yang alat tampilkan jika ada
2. Buka buku trouble shooting alat dan lakukan tindakan sesuai
petunjuk
3. Jika kerusakan ringan perbaiki alat sesuai petunjuk buku trouble
shouting alat
4. Hubungi petugas IPSRS bahwa ada kerusakan alat di laboratorium
untuk segera ditindak lanjuti
5. Jika ada kerusakan berat hubungi distributor untuk dilakukan
perbaikan
6. Jika ada penggantian komponen hubungi tim pembelian
7. Informasikan ke pelayanan bahwa pemeriksaan laboratorium
ditunda jika diperlukan
8. Buat berita acara kerusakan alat jika diperlukan
( Buku Pedoman Penanganan Touble Shooting Terlampir)
TABEL PENANGANAN TRAUBEL SHOOTING.
Urinalisa Verity U120 Membersihkan meja stik urin Tiap habis dipakai
Elektrolit K-Lite Pembersihan Jarum Setiap habis pakai
SD Biosensor Pembersihan Luar Alat Tiap Hari
Refrigerator Blood Pengecekan Suhu Setiap Hari
Bank
Centrifuge Gell Card Bersihkan dinding dalam Tiap habis dipakai
dengan disinfektan
Incubator Gell Card Bersihkan dinding dalam Tiap habis dipakai
dengan disinfektan
Biosafety Cabinet Bersihkan dinding dalam Tiap habis dipakai
dengan disinfektan
Tabel inspeksi dan pengetesan alat Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu
Klaten .
b. Urinalisa
NO PEMERIKSAAN NILAI METODA
NORMAL
URIN
1 WARNA Tidak berwana Penglihatan
2 KEJERNIHAN JERNIH Semi Automatic
3 BJ 1.015-1.025 Semi Automatic
4 PH 4.8-7.4 Semi Automatic
5 PROTEIN NEGATIF Semi Automatic
6 REDUKSI NEGATIF Semi Automatic
7 BILIRUBIN NEGATIF Semi Automatic
8 UROBILIN NEGATIF Semi Automatic
9 NITRIT NEGATIF Semi Automatic
10 KETON NEGATIF Semi Automatic
11 LEKOSIT 3-5 Semi Automatic
12 ERYTROSIT 0-1 Semi Automatic
13 EPITEL POSITIF 1 MIKROSKOPIS
14 SILINDER NEGATIF MIKROSKOPIS
15 KRISTAL NEGATIF MIKROSKOPIS
16 BAKTERI NEGATIF MIKROSKOPIS
17 JAMUR NEGATIF MIKROSKOPIS
c. Imunologi
Jenis Pemeriksaan Nilai Rujukan
HbsAg Non Reaktif
Anti-HCV Non Reaktif
Anti-HIV A1 Non Reaktif
Anti-HIV A2 Non Reaktif
Antigen SARS-CoV-2 Negatif
Hasil Pengulangan
Anti-HIV A1 Non Reaktif
Anti-HIV A2 Non Reaktif
B. Daftar Nilai Kritis Hasil Laboratorium
Parameter Umur Hasil Satuan
Hematologi
1. Permintaan darah
Dokter DPJP atau dokter jaga memutuskan bahwa seorang pasien
memerlukan transfusi darah atau komponen darah, setelah menimbang
resiko dan manfaatnya. Dokter memberikan instruksi pemberian darah
atau komponen darah dilembar permintaan darah yang meliputi nama
pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik, diagnosa, golongan darah
pasien, dan jumlah kantong yang diminta setelah mendapatkan
persetujuan tranfusi darah dari pasien atau keluarga pasien.
2. Reaksi simpang tranfusi darah
Tranfusi darah merupakan kegiatan untuk membantu penyelamatan
dan pengobatan pasien. Namun ada beberapa reaksi simpang dari
tranfusi darah yang mungkin dapat terjadi antara lain:
a. Demam
b. Infeksi
c. Cidera paru
d. Kelebihan cairan
e. Kontaminasi bakteri
BAB V
LOGISTIK
5.2 Pengambilan Barang ke Gudang Logistik (ATK dan BHP rumah tangga)
a. Permintaan barang harus berdasarkan kebutuhan
b. Permintaan ditulis dibuku permintaan bon gudang Laboratorium
yang berisi nama barang dan jumlah.
c. Mengambil dan menulis nama barang, jumlah dan tanda tangan
dibuku bon milik gudang.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1 Pengertian
Patient safety Rumah Sakit Keselamatan pasien rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien,pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil
6.2 Tujuan
Tujuan dari keselamatan pasien rumah sakit yaitu:
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.
b. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
6.7 Alur Pelaporan Insiden Ke Sub Komite Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
a. Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD) di Laboratorium, wajib
segera ditindaklanjuti (dicegah / ditangani ) untuk mengurangi dampak /
akibat yang tidak diharapkan.
b. Segera buat laporan insidennya dengan mengisi formulir laporan
Insiden pada akhir jam kerja / shift kepada atasan langsung. (paling
lambat 2 x 24 jam). Jangan menunda laporan.
c. Setelah selesai mengisi laporan, segera serahkan kepada atasan
langsung pelapor
d. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading risiko
terhadap insiden yang dilaporkan.
e. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil
investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke Sub Komite.
8.1 Pengertian
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan bagian
dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium melakukan
berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan spesimen yang
berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang
selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen.
Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau
keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu
adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan
laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk
melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SOP, serta
mengontrol bahan/spesimen secara baik menurut praktik laboratorium yang
benar.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN
3) Aktifitas fisik
Aktifitas fisik dapat menyebabkan antara lain :
Peningkatan kadar glukosa ,Perubahan kadar substrat dan
enzim.
B. Pengambilan sample
Hal –hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Waktu pengambilan
2. Volume spesimen
3. Cara pengambilan spesimen
4. Lokasi pengambilan
5. Peralatan pengambilan sample
C. Penerimaaan sample
Bagian penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen
yang diterima dengan permintaan formulir pemeriksaan dan mencatat
kondisi spesimen tersebut pada saat diterima Hal-hal yang perlu dicatat
diantaranya Identitas, Kondisi sample, Siapa yang mengantar ,Jam
diterima
D. Pengolahan sample
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu.
Pengolahan spesimen dengan cara centrifugasi, homogenisasi,
pengendapan. Pengetahuan mengenai tehnik pengolahan harus dikuasai
dengan benar karena pengolahan yang kurang baik akan mempengaruhi
kwalitas spesimen dan akan mempengaruhi hasil pemeriksaan, contohnya:
centrifugasi darah harus dilakukan 10 – 20 menit setelah sampling.
E. Wadah spesimen
Wadah Spesimen disesuaikan menurut kebutuhan penampungan sample.
F. Pengiriman sample
Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain sebaiknya dalam bentuk
yang realatif stabil ,untuk itu perlu di perhatikan persyaratan pengiriman
spesimen antara lain kecepatan, kemasan, suhu, dan wadah transport
G. Kalibrasi peralatan
Kalibrasi peralatan dilakukan pada saat awal, ketika alat baru di install dan
diuji fungsi, dan selanjutnya wajib dilakukan secara berkala sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu tahun, atau sesuai dengan pedoman
pabrikan prasarana dan alat kesehatan serta ketentuan peraturaan
perundang – undangan sesuai instruksi pabrik. Hampir semua peralatan di
laboratorium Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu Klaten secara
rutin dan berkala dilakukan kalibrasi secara rutin.
Kalibrasi peralatan sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan laboratorium yang terpercaya menjamin penampilan hasil
pemeriksaan. Kalibrasi peralatan dapat dilakukan oleh teknisi penjual alat,
petugas laboratorium yang memiliki kompetensi dan pernah dilatih , atau
oleh institusi yang berwenang .
Kalibrasi serta fungsi peralatan dan sistem analitik secara berkala
harus dipantau dan dibuktikan memenuhi syarat/sesuai standar
laboratorium harus mempunyai dokumentasi untuk pemeliharaan, tindakan
pencegahan sesuai rekomendasi pabrik pembuat . Semua Instruksi pabrik
untuk penggunaan dan pemeliharan alat harus sepenuhnya dipenuhi.
Pemeliharan peralatan merupakan bagian dari menjaga mutu laboratorium
untuk itu Laboratorium Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu Klaten
secara rutin dan terjadwal dalam melakukan pemeliharaan peralatannya
8.2.2 Analitik
a. Uji kwalitas reagensia
1. Expired reagen
2. Ada tidaknya endapan
3. Ada tidaknya gumpalan
4. Ada tidaknya perubahan warna
b. Uji background sesuai dengan ketentuan alat.
c. Uji ketepatan Ketelitian (Pemantapan Mutu Internal )
1. Pemantapan mutu internal instalasi laboratorium Rumah Sakit
Umum Diponegoro Dua Satu Klaten dilakukan dengan
pemeriksaan serum kontrol dan darah kontrol, adapun pemeriksaan
serum kontrol untuk pemeriksaan kimia klinik sedangkan
pemeriksaan darah kontrol digunakan untuk pemeriksaan
hematologi.
2. Pemeriksaan kontrol dilakukan setiap hari jam 7 pagi dan dilakukan
koreksi segera ketika ada kelainan dalam pemeriksaan
3. Evaluasi hasil pemeriksaan menggunakan aturan Westgard Rule
dan Levy jening
4. Jika ada pemeriksaan yang tidak masuk standard maka
pemeriksaan tidak dapat dilanjutkan sebelum pemeriksaan serum
kontrol masuk range (± 2SD). Upaya penggantain reagen perbaikan
alat atau kalibrasi ulang perlu dilakukan jika pemeriksaan kontrol
tidak sesuai yang dikehendaki
Ditetapkan di : Klaten
Pada tanggal : 10 Januari 2023
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
DIPONEGORO DUA SATU KLATEN
RACHMAWATI DEWI