Anda di halaman 1dari 52

PERATURAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DIPONEGORO DUA SATU KLATEN


NOMOR: 221/PER/DIR/RSU-DDS/VIII/2023
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM
DI RUMAH SAKIT UMUM DIPONEGORO DUA SATU KLATEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RUMAH SAKIT UMUM DIPONEGORO DUA SATU KLATEN

Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah


Sakit Umum Diponegoro Dua Satu Klaten , maka
diperlukan Penyelenggaraan pelayanan Laboratorium
yang bermutu tinggi.
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a,perlu menetapkan tentang Pedoman
Pelayanan Laboratorium.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang


Kesehatan.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47
Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Bidang
Perumahsakitan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Dan
Kesehatan Kerja.
4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
411/MENKES/PER/III/2010 Tentang Laboratorium
Klinik
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor : 43 tahun 2013
tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang
Baik.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN LABORATORIUM DIRUMAH SAKIT
UMUM DIPONEGORO DUA SATU KLATEN

Pasal 1
Pada Saat Peraturan Ini Mulai Berlaku Maka Peraturan
Nomor: 72/PER/DIR/RSU-DDS/I/2023 Tentang Pedoman
Pelayanan Instalasi Laboratorium di Rumah Sakit Umum
Diponegoro Dua Satu Klaten dicabut dan dinyatakan Tidak
Berlaku Lagi.

Pasal 2
Pedoman Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Umum
Diponegoro Dua Satu Klaten sebagaimana tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur ini.

Pasal 3
Pedoman Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Umum
Diponegoro Dua Satu Klaten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 agar digunakan sebagai acuan bagi pemimpin rumah
sakit dan tenaga kesehatan dalam menyelenggarakan
pelayanan laboratorium di rumah sakit.
Pasal 4
Peraturan direktur ini mulai berlaku pada saat tanggal
ditetapkan, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan,
akan dilakukan perbaikan atau perubahan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Klaten
Pada tanggal : 31 Agustus 2023
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
DIPONEGORO DUA SATU KLATEN

RACHMAWATI DEWI
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
DIPONEGORO DUA SATU KLATEN
NOMER: 221/PER/DIR/RSU-DDS/VIII/2023
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan laboratorium merupakan salah satu unsur penunjang
diagnostik medis. Diselenggarakannya pelayanan laboratorium kesehatan
secara efektif dan efisien bertujuan mendukung upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosa dini maupun monitoring terapi
dalam rangka penyembuhan.
Perlunya mutu pelayanan laboratorium adalah dilandasi semakin
meningkatnya tekanan persaingan antar penyelenggara pelayanan kesehatan
dan persepsi pelanggan terhadap pelayanan kesehatan yang telah berubah.
Dalam perannya laboratorium tidak hanya membantu penunjang
diagnosa tetapi sebagai penegak diagnosa medis, oleh karena itu
laboratorium memiliki kedudukan penting yang tanggung jawab bertambah
besar baik tanggung jawab professional, teknis dan pengelolaan.
Laboratorium Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu Klaten
berusaha memegang tanggung jawab yang besar tersebut dengan berusaha
memberikan pelayanan laboratorium yang berkwalitas.
Dengan Sarana dan prasana memadai dan didukung oleh SDM yang
professional dan berfungsi secara optimal akan mewujudkan pelayanan
laboratorium yang bermutu.
Pelayanan laboratorium yang bermutu perlu di dukung dengan
standart Pasien Safety pada setiap praktik laboratorium yang bertujuan
mencegah terjadinya Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD).
Untuk memenuhi kebutuhan pemeriksaan pasien maka pelayanan
laboratorium dilaksanakan selama 24 jam terbagi dalam beberapa siff
pelayanan dengan tenaga yang tercukupi. Dapat disimpulkan bahwa
Pedomanan Mutu Pelayanan Laboratorium yang dibuat ini sebagai Pedoman
Praktik Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu
Klaten .
1.2 Tujuan Pedoman
Tujuan Umum
Pedoman Pelayanan Laboratorium ini dibuat sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan laboratorium.
Tujuan Khusus
1. Melangsungkan pelayanan laboratorium yang optimal baik keadaan
biasa maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan
pasien maupun fasilitas yang tersedia.
2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
laboratorium dan kode etik.
3. Menjamin mutu, akurasi hasil dan alat di laboratorium.
4. Menjamin kepastian hukum bagi laboratorium.
5. Melindungi pasien, masyarakat, dan karyawan dari pemeriksaan
laboratorium.
6. Menjamin sistem pelayanan laboratorium dan pemeriksaan laboratorium
yang lebih aman.
7. Menurunkan angka kesalahan hasil pemeriksaan laboratorium.
1.3 Ruang Lingkup Pelayanan
Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu
Klaten mengacu pada pelayanan laboratroium rumah sakit Tipe C.
Pelayanan laboratorium Rumah Sakit meliputi pemeriksaan Hematologi,
kimia klinik, serologi ,urinalisa, faeses, elektrolit dan BTA.
1.4 Batasan Operasional
Pelayanan laboratorium klinik di Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu
Klaten meliputi:
1. Pelayanan Pemeriksaan Rutin (Biasa)
Pemeriksaan rutin (biasa) adalah pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan waktu yang sudah ditentukan oleh RS
yaitu maksimal 140 menit. Pelayanan Dilakukan sesuai no urut/no
laboratorium yang ada dan lamanya waktu pemeriksaan tergantung
dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
( daftar standar waktu pemeriksan terlampir )
2. Pelayanan Pemeriksaan InstalasiGawat Darurat
Pelayanan pemeriksaan Instalasi Gawat Darurat adalah pemeriksaan
untuk pasien yang dilayani di IGD yang biasanya menuntut pelayanan
sesegera mungkin. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan
Pelayanan pemeriksaan pasien IGD adalah sebagi berikut:
 Pelayanan pemeriksaan didahulukan
 Laporkan segera jika didapatkan hasil laborat yang kritis melalui
telpon kepada Perawat atau Dokter yang menangani
 Setelah pemeriksaan selesai dilakukan buatlah hasil sesegera
mungkin
 Lakukan Validasi hasil pemeriksaan dan kirim hasil pemeriksaan
segera
3. Pelayanan Pemeriksaan Cito
Yang dimaksud pelayanan pemeriksaan cito adalah pemeriksaan yang
harus segera dilakukan karena kondisi pasien dalam keadaan gawat
darurat . Pelayanan pemeriksaan Cito di laboratorium Rumah Sakit
Umum Diponegoro Dua Satu Klaten adalah 30 menit. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pelayanan laboratorium pasien cito adalah sebagai
berikut :
 Pengambilan sample dilakukan segera.
 Analis harus melihat identitas sampel dan kelayakan sampel (apakah ada
bekuan atau lisis).
 Analis segera memberitahu kepada perawat apabila ada sampel yang
tidak layak, agar dilakukan sampling ulang.
 Analis melakukan pencatatan identitas dan macam pemeriksaan.
 Analis melakukan pemeriksaan secara cito.
 Analis segera melaporkan hasil.

4. Pelayanan Pemeriksaan Rujukan


Pemeriksaan laboratorium yang tidak dapat dilakukan di laboratorium
klinik Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu Klaten maka
pemeriksaan akan dirujuk ke laboratorium Rujukan . Hal yang perlu
dipertimbangkan dalam merujuk pasien:
a. Pemeriksaan benar tidak dapat dilakukan di Laboratorium Rumah
Sakit Khusus Bedah Diponegoro 21 Klaten
b. Ada surat rujukan dari dokter
c. Dilakukan persetujuan pemeriksaan ke pasien
d. Diklakukan pencatatan sampel di buku register rujukan
e. Dilakukan pemberian identitas spesimen pasien yang meliputi :
• Nama, nomor rekam medis, tanggal lahir pasien
• Tanggal penerimaan spesimen.
• Tanggal pengiriman spesimen.
• Spesimen disimpan dalam wadah sesuai dengan jenis spesimen
yang akan dirujuk dan disesuaikan dengan suhu
penyimpanannya.
• Spesimen harus dalam kondisi baik
1.5 Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan dalam pelayanan laboratorium rumah
sakit adalah:
1. Undang-undang Kesehatan no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang no 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 370/Menkes/SK/III/2007,
tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor : 1411/Menkes/PER/III/2010
tentang Laboratorium Klinik.
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor :
1691/Menkes/PER/VII/2011, tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor : 43 tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik.
8. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar : Departemen
Kementrian RI Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Tahun
2008.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia
No Nama Pengalaman Jumlah SDM Pendidikan Sertifikasi
Jabatan Jabatan stdr Ada Kebu- Stdr ada Pelatihan Pelatihan Rencana
tuhan Wajib Umum Tambahan Pengembangan
1 Kepala 1 1 0 S1/S2 Dokter S2 Dokter - -
Instalasi Spesialis Spesialis
Laboratorium Patologi Patologi
Klinik Klinik
2 Dokter Patologi 1 1 0 S1/S2 Dokter S1 Dokter - -
Pelaksana Spesialis Spesialis
Teknis Patologi Patologi
Klinik Klinik
3 Koordinator 1 1 0 DIII Analis DIII Analis SKP, PPI, Pembuatan Apusan
Laboratorium Kesehatan Kesehatan K3RS, Darah (MDT)
PMKP, BHD, PME
KIE
Plebotomy
No Nama Pengalaman Jumlah SDM Pendidikan Sertifikasi
Jabatan Jabatan stdr Ada Kebu- Stdr ada Pelatihan Pelatihan Rencana
tuhan Wajib Umum Tambahan Pengembangan
4 Pelaksana 6 1 0 DIII DIII SKP, PPI, Pembuatan Apusan
Laboratorium Analis Analis K3RS, Darah (MDT)
Kesehatan Kesehatan PMKP, BHD, PME
KIE
Plebotomy
2.1 Distribusi Ketenagaan
Standar kualifikasi jabatan di laboratorium rumah sakit tipe C terdiri dari:
NO Kualifikasi Jabatan Kualifikasi Jumlah
Dokter Spesialis Patologi
1. Kepala Instalasi 1
Klinik
Dokter Patologi Dokter Spesialis Patologi
2. 1
Pelaksana Teknis Klinik
Koordinator
3. D III Analis Kesehatan 1
Laboratorium
Pelaksana
4. D III Analis Kesehatan 6
Laboratorium

2.2 Pengaturan Jaga


PENGATURAN JAGA DI INSTALASILABORATORIUM RUMAH
SAKIT UMUM DIPONEGORO DUA SATU KLATEN ADALAH
SEBAGAI BERIKUT:
SHIFT PAGI JAM 07.00-14.00 3 ORANG
SHIFT SIANG JAM 14.00-21.00 2 ORANG
SHIFT MALAM JAM 21.00-07.00 1 ORANG
LIBUR 1 ORANG
BAB III
STANDAR PERALATAN DAN FASILITAS

3.1 Denah Ruang


Denah Ruang Laboratorim dapat dilihat pada lampiran 1
3.2 Standar Fasilitas
1. Bangunan
Fasilitas bangunan, ruangan, dan peralatan di Instalasi Laboratorium
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Ruang Administrasi : luas ruangan sesuai kebutuhan dan fungsinya,
dilengkapi meja, kursi, lemari berkas/arsip, intercom/telepon,
computer, printer dan peralatan kantor lainnya.
b. Ruang tunggu : luas ruangan sesuai kebutuhan dan kapasitasnya,
letak tidak mengganggu aktivitas dan sirkulasi pasien dan petugas
c. Ruang pengambilan/penerimaan specimen : tata letak ruangan dan
alur kegiatan pelayanan harus dapat mendukung tidak terjadi infeksi
silang, untuk ruangan plebotomi disediakan meja dan kursi
pengambilan sampel darah dan ruangan dijaga privasi untuk setiap
pasien, untuk pengambilan sempel urin dan tinja dilengkapi toilet.
d. Ruang reagen : luas ruangan sesuai kebutuhan, komponen bangunan
non porosif
Konstruksi ruang laboratorium sebagai berikut:
a. Dinding non porosif / mudah dibersihkan, tahan terhadap bahan
kimia.
b. Lantai tidak licin, non porosif / mudah dibersihkan dan tahan
terhadap bahan kimia
c. Disediakan meja kerja dengan permukaan rata dan dapat meredam
getaran akibat alat bekerja. Lebar meja 80 s/d 120 cm sesuai dimensi
alat.
d. Disediakan eye washer pada area laboratorium
e. Disediakan bak cuci tangan / wastafel
f. Stop kontak dipasang pada ketinggian ±100 cm dari lantai
g. Disediakan satu grounding khusus (0.02 ohm) untuk peralatan
laboratorium yang dipasang secara parallel
h. Disediakan saluran pembuangan air kotor yang di pretreatment
terlebhih dahulu sebelum dialirkan ke IPAL
2. Sarana
Fasilitas ruang laboratorium harus memadai dalam hal kualitas dan
kuantitas agar dapat menunjang fungsi dan proses pelayanan
laboratorium, menjamin lingkungan kerja yang aman untuk petugas, dan
memudahkan system komunikasi rumah sakit. Fasilitas penunjuang
laboratorium secara umum meliputi:
a. Tersedia WC pasien dan petugas yang terpisah dan memenuhi
persyaratan.
b. Penampungan atau pengelahan limbah laboratorium.
c. Keselamatan dan keamanan kerja
d. AC 1 PK/20m²
e. Penerangan cukup
f. Air bersih, mengalir, jernih yang memenuhi syarat sesuai kebutuhan.
g. Listrik mempunyai tegangan stabil dengan kapasitas yang mencukup.
Keamanan dan pengamanan jaringan listrik terjamin dengan tersedia
grounding atau arde. Tersedia cadangan listrik Genset untuk
mengantisipasi listrik mati.
h. Tersedia ruang makan laboratorium yang terpisah dari ruang
pemeriksaan laboratorium.
Tabel Fasilitas ruangan dan pendukung laboratorium

FASILITAS RSU Diponegoro Keterangan

Ruangan pengambilan + Terpenuhi


sample
Ruang Pemeriksaan sampel + Terpenuhi
Tempat penerimaan sample + Terpenuhi
Ruang Dokter + Terpenuhi
Ruang Adminsitrasi + Terpenuhi
Tunggu + Terpenuhi
Tempat cuci tangan + Terpenuhi
Kamar mandi + Terpenuhi
Tempat pembuangan limbah + Terpenuhi
Listrik Min. 5Watt/m2 + Terpenuhi
FASILITAS RSU Diponegoro Keterangan

Air : PAM / sumur + Terpenuhi


Mebel + Terpenuhi
Meja kerja lab + Terpenuhi
Meja tulis + Terpenuhi
Lemari bahan kimia + Terpenuhi
Lemari arsip + Terpenuhi
Peralatan kantor + Terpenuhi
Mesin tik/komputer + Terpenuhi
Alat tulis + Terpenuhi
Telepon + Terpenuhi
Komputer + Terpenuhi
Tempat sampah + Terpenuhi
Shower mata / eye washer + Terpenuhi
Tempat Penyimpanan + Terpenuhi
Bahan Beracun
Tempat Penyimpanan + Terpenuhi
Bahan Mudah Terbakar

Bank Darah Rumah Sakit + Terpenuhi

Laboratorium Mikrobiologi + Terpenuhi


Sederhana

3. Peralatan
Fasilitas peralatan laboratorium harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan sesuai PERMENKES. Ada beberapa faktor yang
dipertimbangkan dalam pemilihan alat yaitu:
b. Kebutuhan
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan
kebutuhan setempat yang meliputi jenis pemeriksaan, jenis spesimen
dan volume spesimen dan jumlah pemeriksaan.
c. Fasilitas yang tersedia
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan
fasilitas yang tersedia seperti luasnya ruangan, fasilitas listrik dan air
yang ada, serta tingkat kelembaban dan suhu ruangan.
d. Tenaga yang ada
Perlu dipertimbangkan tersedianya tenaga dengan kualifikasi tertentu
yang dapat mengoperasikan alat yang akan dibeli.
e. Reagen yang dibutuhkan
Perlu dipertimbangkan tersedianya reagen di pasaran dan kontinuitas
distribusi dari pemasok. Selain itu sistem reagen perlu dipertimbangkan
pula, apakah sistem reagen tertutup atau terbuka. Pada umumnya sistem
tertutup lebih mahal dibandingkan dengan sistem terbuka. Metode
pemeriksaan yang memang sudah diizinkan.
f. Sistem alat
Perlu mempertimbangkan antara lain:
1. Alat mudah dioperasikan
2. Teknisi menguasai masalah alat
3. Alat memerlukan kalibrasi.
g. Pemasok/Vendor
Pemasok harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Mempunyai reputasi yang baik
2. Memberikan fasilitas uji fungsi
3. Menyediakan petunjuk operasional alat dan trouble shooting.
4. Menyediakan fasilitas pelatihan dalam mengoperasikan alat,
pemeliharaan dan perbaikan sederhana.
5. Memberikan pelayanan jual yang terjamin, antara lain mempunyai
teknisi yang handal, seandainya ada masalah dengan alat tersebut ada
back up yang disediakan atau teknisi memperbaiki dalam waktu ≤ 24
jam, suku cadang mudah diperoleh.
6. Mendaftar peralatan ke Kementerian Kesehatan.
h. Nilai Ekonomis
Dalam memilih alat perlu dipertimbangkan analysis cost-benefit, yaitu
seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari investasi yang
dilakukan, termasuk di dalamnya biaya operasi alat.
i. Terdaftar
Peralatan yang akan dibeli harus sudah terdaftar dan mendapat izin edar
dari institusi yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku.
Fasilitas peralatan laboratorium harus dilakukan pengujian alat
baru (dilakukan sebelum pembelian) atau yang disebut juga sebagai uji
fungsi. Tujuannya untuk mengenal kondisi alat, yang mencakup:
kesesuaian spesifikasi alat dengan brosur, kesesuaian alat dengan
lingkungan dan hal-hal khusus yang diperlukan bagi penggunaan secara
rutin. Dari evaluasi ini dapat diketahui antara lain reprodusibilitas,
kelemahan alat, harga per tes, perbandingan dengan alat serupa yang sudah
ada sebelumnya.
Peralatan laboratorium harus dilengkapi dengan petunjuk
penggunaan (instruction manual) yang disediakan oleh pabrik yang
memproduksi alat tersebut. Petunjuk penggunaan tersebut pada umumnya
memuat cara operasional dan hal-hal lain yang harus diperhatikan. Cara
penggunaan atau cara pengoperasian masing-masing jenis peralatan
laboratorium harus ditulis dalam instruksi kerja.
Pada setiap peralatan juga harus dilakukan pemeliharaan sesuai
dengan petunjuk penggunaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan agar
diperoleh kondisi yang optimal, dapat beroperasi dengan baik dan tidak
terjadi kerusakan. Kegiatan tersebut harus dilakukan secara rutin untuk
semua jenis alat, sehingga diperoleh peningkatan kualitas produksi,
peningkatan keamanan kerja, pencegahan produksi yang tiba-tiba berhenti,
penekanan waktu luang/pengangguran bagi tenaga pelaksana serta
penurunan biaya perbaikan. Untuk itu setiap alat harus mempunyai kartu
pemeliharaan yang diletakkan pada atau di dekat alat tersebut yang
mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan kelainan-
kelainan yang ditemukan. Bila ditemukan kelainan, maka hal tersebut
harus segera dilaporkan kepada penanggung jawab alat untuk dilakukan
perbaikan. Perlu dipersiapkan juga seandainya ada trouble shooting.
Dalam melakukan pemeriksaan seringkali terjadi suatu ketidak
cocokan hasil, malfungsi alat ataupun kondisi yang tidak kita inginkan
yang mungkin disebabkan oleh karena adanya gangguan pada peralatan.
Untuk itu perlu adanya pemecahan masalah (troubleshooting)
Pemecahan masalah (trouble shooting) adalah proses atau kegiatan
untuk mencari penyebab terjadinya penampilan alat yang tidak
memuaskan, dan memilih cara penanganan yang benar untuk
mengatasinya. Makin canggih suatu alat, akan makin kompleks
permasalahan yang mungkin terjadi. Penanganan yang dilakukan ketika
terjadi trouble shouting peralatan :
1. Baca petunjuk kerusakan yang alat tampilkan jika ada
2. Buka buku trouble shooting alat dan lakukan tindakan sesuai
petunjuk
3. Jika kerusakan ringan perbaiki alat sesuai petunjuk buku trouble
shouting alat
4. Hubungi petugas IPSRS bahwa ada kerusakan alat di laboratorium
untuk segera ditindak lanjuti
5. Jika ada kerusakan berat hubungi distributor untuk dilakukan
perbaikan
6. Jika ada penggantian komponen hubungi tim pembelian
7. Informasikan ke pelayanan bahwa pemeriksaan laboratorium
ditunda jika diperlukan
8. Buat berita acara kerusakan alat jika diperlukan
( Buku Pedoman Penanganan Touble Shooting Terlampir)
TABEL PENANGANAN TRAUBEL SHOOTING.

No Nama Alat Keterangan

1 Hematologi 1. Cek Background


AutoAnalyser 2. Quality Qontrol
(Mindray BC-30s) 3. Jika terjadi troubel Misal : Hgb,
Wbc, Plt kita buka manual book,
dan menghubungi teknisi agar
dipandu.
2 Kimia Klinik 1. Pengecekan Lampu
Automatic MEDICA 2. Quality Qontrol
easyra 3. Jika terjadi troubel kita buka
maintance alat dan manual book
dan menghubungi teknisi.
3 Urinalisa Verity U120 1. Pengecekan Lampu
2. Meja sampel stik urin
3. Jika terjadi troubel kita buka
maintance alat dan manual book
No Nama Alat Keterangan

dan menghubungi teknisi.


4 Mikroskope olympus 1. Pengecekan Lampu
CX-23 2. Pembersihan lensa sebelum dan
sesudah digunakan
3. Jika terjadi troubel kita buka
maintance alat dan menghubungi
teknisi.
5 Centrifuge 1. Pengecekan Kecepatan
2. Pengecekan brostel
3. Jika terjadi troubel kita buka
maintance alat dan menghubungi
teknisi.
6 Centrifuge Gell Card 1. Pengecekan Kecepatan
2. Pengecekan brostel
3. Jika terjadi troubel kita buka
maintance alat dan menghubungi
teknisi.
7 Incubator Gell Card 1. Pengecekan suhu pada alat
2. Pengecekan timming alat
3. Jika terjadi troubel kita buka
maintance alat dan menghubungi
teknisi.
8 Biosafety Cabinet 1. Pengecekan suhu
2. Pengecekan blower pada alat
3. Pengecekan sinar ultraviolet
4. Jika terjadi troubel kita buka
maintance alat dan menghubungi
teknisi.
9 SD Biosensor 1. Pengecekan Kalibrasi alat
2. Jika terjadi troubel kita buka
maintance alat dan menghubungi
teknisi.
10 Elektrolite K-Lite 1. Pengecekan pada jarum
No Nama Alat Keterangan

2. Pengecekan Kalibrasi alat


3. Jika terjadi troubel kita buka
maintance alat dan menghubungi
teknisi.
11 Refrigerator Blood 1. Pengecekan suhu
Bank 2. Pengecekan Kalibrasi alat
Jika terjadi troubel kita buka
maintance alat dan menghubungi
teknisi.

Tabel Daftar jenis peralatan dan pemeliharaan peralatan.


JENIS PERALATAN JENIS KEGIATAN FREKUENSI

Kamar hitung Bersihkan menurut cara yang Tiap kali selesai


Benar dipakai

Lemari pendingin / Bersihkan dan defrost Tiap bulan


kulkas catat suhu Tiap hari
Mikroskop Olympus Bersihkan instrumen Tiap hari atau
CX-23 termasuk lensa dengan kertas setelahdipakai
lensa atau kain yang
lembut
Pipet gelas Setelah dipakai direndam Tiap kali dipakai
dalam
larutan desinfektan lalu dicuci

Centrifuge Bersihkan dinding dalam Tiap hari


dengan disinfektan
Kimia Klinik Dibersihkan instrumen bagian Setiap selesai
Automatic Medica luar dengan kain halus digunakan
Easyra
Hematology Analizer Melakukan claering alat Tiap hari
(Mindray BC-30s) dengan probe cleanser

Urinalisa Verity U120 Membersihkan meja stik urin Tiap habis dipakai
Elektrolit K-Lite Pembersihan Jarum Setiap habis pakai
SD Biosensor Pembersihan Luar Alat Tiap Hari
Refrigerator Blood Pengecekan Suhu Setiap Hari
Bank
Centrifuge Gell Card Bersihkan dinding dalam Tiap habis dipakai
dengan disinfektan
Incubator Gell Card Bersihkan dinding dalam Tiap habis dipakai
dengan disinfektan
Biosafety Cabinet Bersihkan dinding dalam Tiap habis dipakai
dengan disinfektan

Tabel inspeksi dan pengetesan alat Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu
Klaten .

No NAMA ALAT MATERI INSPEKSI KETERANGAN

Hematologi Auto Analyser


1
( MINDRAY BC-30s)
1. Jarum Ada tidaknya sumbatan Setiap minggu
2. Pump Berfungsi atau tidak Setiap minggu
3. Posisi rack Posisinya tepat tidak Setiap minggu
4. Reservoir Teriisi atau tidak Setiap minggu
5. Waste Penuh atau tidak Setiap minggu
6. Test control Masuk range atau tidak Setiap hari

2 Kimia Klinik Automatic MEDICA easyra


1. Tabung Diluent Masih atau tidak Setiap hari
2. Waster Penuh atau tidak Setiap hari
3. Melakukan
Pencucian Alat Setiap hari
Cleanser
4. Test control Masuk range atau tidak Setiap hari
3 Urinalisa Verity U120
1. Melakukan QC Untuk Standarisasi Alat Setiap hari
2. Pebersihan luar alat Kebersihan alat Setiap hari
4 Elektrolit K-Lite
Mengetahui ada tidaknya Setiap hari
1. Pembersihan Jarum
sumbatan
memastikan hasil Setiap hari
2. Melakukan Kalibrasi pengukurannya sudah
akurat
3. Melakukan QC Untuk Standarisasi Alat Setiap hari
4. Pebersihan luar alat Pembersihan alat Setiap hari
5 SD Biosensor
memastikan hasil Setiap Bulan
1. Melakukan Kalibrasi pengukurannya sudah
akurat
3. Melakukan QC Untuk Standarisasi Alat Setiap Bulan
4. Pebersihan luar alat Pembersihan alat Setiap hari
6 Centrifuge Gell Card
memastikan hasil Setiap Bulan
1. Melakukan Kalibrasi pengukurannya sudah
akurat
2. Pebersihan luar alat Pembersihan alat Setiap hari
7 Incubator Gell Card
memastikan hasil Setiap Bulan
1. Melakukan Kalibrasi pengukurannya sudah
akurat
2. Pebersihan luar alat Pembersihan alat Setiap hari
8 Biosafety Cabinet
1. Melakukan Memastikan udara tidak Saat Akan
keluar ke user saat
pengecekan blower digunakan
penggunaan alat
2. Pebersihan luar alat Pembersihan alat Setiap hari
3. Pembersihan dalam
Pembersihan alat Selesai digunakan
alat
Refrigerator Blood Bank
1. Pebersihan luar alat Pembersihan alat Setiap hari
2. Pembersihan dalam
Pembersihan alat Satu bulan
alat
3. Pengecekan suhu
Pengukuran suhu 12 Jam sekali
alat
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 Pendaftaran dan Pencatatan


Pasien yang datang ke laboratorium terdiri dari beberapa jenis berdasarkan
permintaan pemeriksaan laboratorium, sebagai berikut :
a. Pasien dari dokter rawat jalan Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua
Satu Klaten
b. Pasien dari dokter rawat inap Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua
Satu Klaten
c. Pasien IGD Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu Klaten
d. Pasien Medical Check-Up (MCU)
Pendaftaran untuk pasien dilakukan di bagian pendaftaran Rumah Sakit
Umum Diponegoro Dua Satu Klaten tetapi formulir permintaan pemeriksaan
dari bagian asal pasien dirawat kemudian dibawa ke Laboratorium untuk
dilakukan tindakan pemeriksaan. Formulir permintaan disimpan untuk
pengarsipan di laboratorium dan hasil laboratorium dicatat dalam bentuk
softcopy (program Komputer) maupun hardcopy di buku pencatatan hasil
kegiatan laboratorium.

4.2 Pengelolaan dan Spesimen


Setiap sample yang diterima di Laboratorium dikelola sedemikian rupa
sehingga didapat hasil yang diharapkan. Hal- hal yang dilakukan untuk
pengelolaan sample adalah pemberian identitas sampel yang harus sesuai
dengan identitas pada Form permintaan pemeriksaan laboratorium. Formulir
permintaan pemeriksaan Laboratorium berisi:
a. Nama pasien
b. No RM
c. Tanggal lahir
d. Alamat
e. Jam datang sampel
f. Jam selesai diperiksa
g. Dokter peminta
h. Jenis permintaan pemeriksaan
i. Diagnosa
1. Pengelolaan serum
a. Darah dibiarkan membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 10
–20 menit, kemudian dicentrifuge pada 3000 rpm selam 5 – 15 menit.
b. Serum dipisahkan dari komponen darah yang lain. Serum yang
memenuhi
syarat apabila tidak lisis (kelihatan merah) atau keruh (lipemik).
2. Pengelolaan Darah EDTA
a. Sampel darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam tabung yang
telah
berisi EDTA ddihomogenkan dengan cara membolak-balikkan tabung
dengan hati-hati sebanyak 5-10 kali.
b. Pada saat akan dilakukan pemeriksaan dihomogenkan kembali dengan
cara sebanyak 5 – 10 kali.
3. Pengelolaan Urin
Untuk uji carik celup, urine tidak memerlukan perlakuan khusus, kecuali
pemeriksaan harus segera dilakukan dalam waktu 1 jam, sedangkan untuk
pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengeloaan terlebih dahulu dengan
cara:
a. Urine sebanyak ± 10 ml dimasukkan ke dalam tabung centrifuge.
b. Urine dicentrifuge selama 5 menit 3000 rpm
c. Supernatan urine dibuang dengan menyisakan 1 ml, kemudiaan
dikocok untuk meresuspensikan sedimen.
4.3 Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan Hematologi
Alat pemeriksaan hematologi di Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua
Satu Klaten menggunakan alat Mindry BC 30s dengan kemampuan 3
differensiasi sel leukosit.
b) Pemeriksaan Kimia Darah
Alat pemeriksaan Kimia Darah di Rumah Sakit Umum Diponegoro
Dua Satu Klaten menggunakan alat utama otomatik Medica easyra
dengan system KSO dengan pihak ketiga, sedangkan untuk alat Back
Up menggunakan alat semi otomatis Mindry BA 88A milik aset
laboratorium rumah sakit.
c) Pemeriksaan Urinalisa
Alat pemeriksaan Urinalisa di Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua
Satu Klaten menggunakan alat Verity U120 dengan 1 strip berisi 10
parameter kimia. Untuk sedimen urin menggunakan metode manual
yaitu dengan mensentrifuge urin kemudian diambil endapan bawah
dan diamati dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x.
d) Pemeriksaan Imunologi
Beberapa tes Imonologi yang ada di Rumah Sakit Umum Diponegoro
Dua Satu Klaten merupakan rapid tes.
e) Pemeriksaan Ft4 TSH
Pemeriksaan Ft4 & TSH menggunakan SD Biosensor yang dimana
alat tersebut dapat melakukan pengukuran dengan cara mensentrifuge
darah untuk diambil serum kemudian serum di reaksikan dengan
aktifator Ft4 homogenkan kemudian teteskan pada bidang rapid dan
bibaca pada alat biosensor tersebut.

4.4 Daftar Nilai Normal dan Nilai Kritis Hasil Laboratorium


A. Daftar Nilai Normal
a. Hematologi dan Kimia Darah
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan
1. HEMATOLOGI
Hemoglobin (Hb) P : 13 – 17 gr/dl
W : 12 – 16
Anak :
1 – 3 tahun : 9,6 - 15,6
4 – 7 tahun : 10,2 - 15,2
8-13 tahun : 12,0 – 15,0
Angka Eritrosit P : 4,5 – 6 jt/mm3
W : 4,2 – 5,5
Anak :
1 – 3 tahun : 3,4 - 5,20
4 – 7 tahun : 4,0 - 5,2
8-13 tahun : 4,0 - 5,4
Angka Lekosit 4.000 – 10.000 jt/mm3
Anak :
1 – 3 tahun : 5,5 - 17,5
4 – 7 tahun : 5,0 - 17,0
8-13 tahun : 4,5 - 13,5
Hitung Jenis Lekosit (Diff)
- Basofil 0–1 %
- Eosinofil 1–4 %
- Segmen 35 – 70 %
- Batang 3–5 %
- Limfosit 20 – 40 %
- Monosit 2 – 10 %
Angka Trombosit (AT) 150 – 450 Ribu/
mm3
Hematokrit (Hmt) L : 40 – 50 %
P : 36 – 47
Anak :
1 – 7 tahun : 34,0 - 48,8
8-13 tahun : 35,0 - 49,0
Kecepatan Endap Darah P : 13 – 18 mm/jam
(KED/LED) W : 10 – 15
2. FAKTOR KOAGULASI
Waktu Perdarahan (BT) 1–3 Menit
Waktu Pembekuan (CT) 1–7 Menit
Waktu Protrombin 10 – 14 Secon
(PPT)/INR
APTT 27 – 43 Secon
3. KIMIA DARAH
DIABETES
Glukosa Darah Sewaktu ≤ 140 mg/dl
Glukosa Puasa 70 – 110 mg/dl
Glukosa 2 Jam PP ≤ 140 mg/dl
4. FAAL GINJAL
Ureum 10 – 50 mg/dl
Creatinin L : 0,6 – 1,1 mg/dl
P : 0,5 – 0,9
Asam Urat L : 3,4 – 7,0 mg/dl
P : 2,4 – 5,7
5. LEMAK
Kolestrol Total < 200 mg/dl
6. FAAL HATI
Protein Total 6,7 – 8,7 g/dl
Albumin 3,5 – 5,0 g/dl
SGOT L : < 37 U/L
P : < 31
SGPT L : < 42 U/L
P : < 32

b. Urinalisa
NO PEMERIKSAAN NILAI METODA
NORMAL
URIN
1 WARNA Tidak berwana Penglihatan
2 KEJERNIHAN JERNIH Semi Automatic
3 BJ 1.015-1.025 Semi Automatic
4 PH 4.8-7.4 Semi Automatic
5 PROTEIN NEGATIF Semi Automatic
6 REDUKSI NEGATIF Semi Automatic
7 BILIRUBIN NEGATIF Semi Automatic
8 UROBILIN NEGATIF Semi Automatic
9 NITRIT NEGATIF Semi Automatic
10 KETON NEGATIF Semi Automatic
11 LEKOSIT 3-5 Semi Automatic
12 ERYTROSIT 0-1 Semi Automatic
13 EPITEL POSITIF 1 MIKROSKOPIS
14 SILINDER NEGATIF MIKROSKOPIS
15 KRISTAL NEGATIF MIKROSKOPIS
16 BAKTERI NEGATIF MIKROSKOPIS
17 JAMUR NEGATIF MIKROSKOPIS
c. Imunologi
Jenis Pemeriksaan Nilai Rujukan
HbsAg Non Reaktif
Anti-HCV Non Reaktif
Anti-HIV A1 Non Reaktif
Anti-HIV A2 Non Reaktif
Antigen SARS-CoV-2 Negatif
Hasil Pengulangan
Anti-HIV A1 Non Reaktif
Anti-HIV A2 Non Reaktif
B. Daftar Nilai Kritis Hasil Laboratorium
Parameter Umur Hasil Satuan

Hematologi

Hemoglobin Semua Umur <7 gr/dL


> 21
Trombosit Semua Umur ≤ 30
Leukosit Semua Umur ≥ 50
≤ 0,5
Hematokrit Semua Umur < 21,0 %
≥ 65
Kimia Klinik
Glukosa >17 Tahun >450 mg/dl
Wanita dan Anak <40 mg/dl
Laki-Laki <50 mg/dl
Ureum Semua Umur >100 mg/dl
Creatinin Semua Umur (Non HD) ≥10 mg/dl
Albumin Semua Umur < 15 mg/dl
Bilirubin total Dewasa ≥12 mg/dl
Elektrolit
Sodium (Natrium) Semua Umur ≤ 125 mmol/l
≥ 162
Potasium (Kalium) Semua Umur ≤ 2,5 mmol/l
≥ 6,5
Clorida (Klorida) Semua Umur ≤ 70 mmol/l
≥ 120

4.5 Pelayanan Pemeriksaan Rujukan


Pemeriksaan laboratorium yang tidak dapat dilakukan di Instalasi Laboratorium
Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu Klaten maka pemeriksaan akan
dirujuk ke laboratorium rujukan. Parameter yang cukup banyak dirujuk akan
diusahakan untuk diadakan . Keputusan pengadaan parameter baru berdasarkan
evaluasi, efisiensi dan efektifitas. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam
merujuk sampel pasien:
a. Pemeriksaan benar tidak dapat dilakukan di Instalasi Laboratorium
Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu Klaten
b. Ada surat rujukan dari dokter
c. Dilakukan persetujuan pemeriksaan ke pasien
d. Dilakukan pencatatan sampel di buku register rujukan
e. Dilakukan pemberian identitas spesimen pasien yang meliputi :
• Nama, nomor rekam medis, tanggal lahir pasien
• Tanggal penerimaan spesimen.
• Tanggal pengiriman spesimen.
• Spesimen disimpan dalam wadah sesuai dengan jenis spesimen
yang akan dirujuk dan disesuaikan dengan suhu
penyimpanannya.
• Spesimen harus dalam kondisi baik
f. Hasil yang sudah jadi di print untuk arsip laboratorium dan
dilaporkan kepada kepada perawat atau dokter yang meminta.

4.6 Pengelolaan Limbah


Pengelolaan limbah laboratorium adalah pengelolaan terhadap bahan bekas
pakai hasil pekerjaan laboratorium yang dapat berupa limbah padat, cair dan
gas. Tujuan dari pengolahan limbah yaitu limbah laboratorium dapat
ditanggani secara benar sehingga tidak membedakan petugas laboratorium
dan lingkungan sekitar. Selain itu pengolahan limbah juga bertujuan agar
limbah laboratorium ditempatkan dan dikelola sesuai jenis limbah.
Pengolahan limbah/sampah laboratorium diolah berdasarkan bentuk dan
sifatnya:
a. Limbah cair infeksius dibuang dipembuangan khusus limbah cair infeksius
b. Limbah cair non infeksius di buang ke limbah cair non infeksius
c. Limbah rumah tangga padat dikelola oleh Intalasi sanitasi
d. Limbah medis padat infeksius benda tajam (pecahan kaca, spuit, lancet) di
buang ke safety box kemudian dikirim ke medivest
Sumber limbah laboratorium dapat berasal dari :
a. bahan baku yang sudah kadaluwarsa
b. bahan habis pakai
c. produk proses di dalam laboratorium (misal : Sisa spesimen)
d. produk upaya penganan limbah(misalnya: jarum suntik sekali
pakai)
Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri yang diberi label sesuai
peraturan yang ada.
Bentuk limbah yang dihasilkan dapat berupa:
a) Limbah cair
Pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian (reagen), air bekas
pencucian alat, sisa spesimen (darah dan cairan tubuh)
b) Limbah padat
Peralatan habis pakai seperti alat suntik, sarung tangan, kapas, botol
spesimen, kemasan reagen,sisa specimen.
Pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat
penghasil limbah adalah kunci pembuangan yang baik. Limbah
dilaboratorium dipisahkan menjadi :
a) Limbah /sampah medis
Limbah /sampah medis dibedakan menjadi sampah medis padat, sampah
medis tajam, dam sampah /limbah cair
b) Sampah non medis /Rumah tangga
c) Sampah kimia Beracun
Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan dibuang
dilakukan dengan cara menggunakan kantong plastik berkode (umumnya
menggunakan kode warna).
Kode warna kantong plastik yang digunakan untuk limbah klinis
Warna Kantong Jenis Limbah
.//.//lHitam Limbah rumah tangga biasa/non infeksius
Kuning Semua jenis limbah yang infeksius cair dan padat
4.7 Laporan Hasil dan Arsip
Laporan hasil laboratorium akan dibuat arsip dalam bentuk hardcopy dan
Softcopy dalam bentuk Buku Laporan Kinerja Laboratorium. Arsip
laboratorium meliputi lembar permintaan pemeriksaan, lembar hasil
pemeriksaan, buku register penerimaan sample, dokumen komputer, buku
rujukan, buku pengiriman hasil. Penyimpanan arsip dilaboratorium RSU
Diponegoro Dua Satu Klaten mengikuti ketentuan DEPKES yaitu untuk
pemeriksaan Kimia klinik, Mikrobiologi, dan hematologi adalah Laporan
umum selama 5 tahun dan laporan khusus disimpan selamanya.
Hal Hal yang terdapat didalam lembar hasil pemeriksaan adalah:
a. Nomor RM
b. Nama Pasien
c. Alamat Pasien
d. Jenis kelamin
e. Umur
f. Dokter pengirim
g. Nilai rujukan
h. Hasil pemeriksaan
Pelaporan dan penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium RSU
Diponegoro Dua Satu Klaten yaitu:
1. Pemeriksaan rutin (biasa)
a. Pelaporan dilaporkan sesuai waktu pemeriksaan
b. Penyampaian hasil pemeriksaan dilakukan kepada petugas yang
menangani
c. Penyerahan hasil dilakukan menggunakan buku penyerahan hasil
d. Petugas penyerah dan penerima hasil harus tanda tangan dibuku
penyerahan hasil laboratorium.
2. Gawat Darurat
a. Laporkan hasil ke Instalasiatau petugas terkait (dokter,perawat)
b. Pelaporan hasil dilakukan 10 menit via telpon menggunakan
metode TBAK(tulis,baca ,konfirmasi )
c. Hasil selengkapnya dikirim segera
3. CITO
a. Laporkan hasil cito ke Instalasiatau petugas terkait (perawat,
Dokter)
b. Pelaporan hasil cito dilakukan 40 menit terdiri dari : 30 menit
pengerjaan sample dan 10 menit pelaporan hasil ke Instalasiterkait.
c. Pelaporan dilakukan via telpon menggunakan metode TBAK (tulis,
baca, konfirmasi)
d. Hasil selengkapnya dikirim segera
4. KRITIS
a. Petugas laboratorium melakukan duplo atau pengulangan
pemeriksaan atau jika diperlukan dilakukan pengambilan ulang
sample.
b. Laporkan dan koordinasikan dengan petugas yang menangani
pasien terkait hasil kritis (perawat,dokter).
c. Pelaporan hasil dilakukan segera mungkin atau maksimal 30 menit
setelah hasil keluar dari alat dan lakukan laporan via telpon
menggunakan metode TBAK(tulis, baca,kofirmasi)
d. Hasil selengkapnya dikirim segera.

4.8 Pemeliharaan dan Kalibrasi


Pemeliharaan alat-alat laboratorium dilakukan oleh prinsipal alat dengan
jadwal 1x/ bulan. Perawatan harian dan mingguan dilakukan oleh analis
pekerja
laboratorium. Kalibrasi alat dikerjakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk alat
kimia klinik kalibrasi akan dilakukan bila kontrol kualitas tidak baik ( tidak
masuk dalam batas kontrol / tidak terkontrol ). Sementara itu beberapa
mikropipet akan dikalibrasi 1 – 2x / tahun dengan mengirimnya ke Badan
Kalibrasi tersertifikasi.

4.9 Trouble dan Shooting


Pemecahan masalah dalam laboraotrium terutama masalah dengan
pemeriksaan diatur dalam panduan trouble shooting pada masing-masing
alat.

4.10 Pelayanan permintaan darah


Dalam pelayanan darah Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu
Klaten bekerja sama dengan PMI Klaten guna memenuhi penyediaan
darah untuk pasien.

1. Permintaan darah
Dokter DPJP atau dokter jaga memutuskan bahwa seorang pasien
memerlukan transfusi darah atau komponen darah, setelah menimbang
resiko dan manfaatnya. Dokter memberikan instruksi pemberian darah
atau komponen darah dilembar permintaan darah yang meliputi nama
pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik, diagnosa, golongan darah
pasien, dan jumlah kantong yang diminta setelah mendapatkan
persetujuan tranfusi darah dari pasien atau keluarga pasien.
2. Reaksi simpang tranfusi darah
Tranfusi darah merupakan kegiatan untuk membantu penyelamatan
dan pengobatan pasien. Namun ada beberapa reaksi simpang dari
tranfusi darah yang mungkin dapat terjadi antara lain:
a. Demam
b. Infeksi
c. Cidera paru
d. Kelebihan cairan
e. Kontaminasi bakteri
BAB V
LOGISTIK

Logistik laboratorium Rumah Sakit Khusuh Bedah Diponegoro Dua Satu


Klaten diatur sesuai peraturan yang ada di Rumah sakit.
Pada umumnya untuk memilih bahan laboratorium yang akan dipergunakan
di laboratorium Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu Klaten
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kebutuhan
2. Produk pabrik yang mempunyai kwalitas baik
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk
4. Mempunyai masa kadaluwarsa yang panjang
5. Volume atau isi kemasan
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai
7. Mudah diperoleh dipasaran
8. Besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis )
9. Pemasok /vendor
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan
11. Pelayanan purna jual.
12. Terdaftar sebagai bahan laboratorium dan alat kesehatan di
Kementerian Kesehatan.
Perencanaan kebutuhan instalasi laboratorium dilakukan untuk
menghindari kekosongan bahan dengan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang disesuaikan dengan
anggaran yang tersedia.
5.1 Permintaan barang rutin (Reagen dan Alkes)
1. Permintaan Reagen / Alkes
a. Permintaan berdasarkan kebutuhan reagen selama 1 bulan kedepan
dihitung dengan cara mengecek sisa stok reagen digudang dan
membuat rencana permintaan reagen berdasarkan rata rata
penggunaan tiap bulan ditambah stok minimal.
b. Permintaan reagen harus disetujui oleh Kepala Instalasi Farmasi.
c. Kepala InstalasiFarmasi melakukan pemesanan reagen atau alkes.
2. Penerimaan Reagen / Alkes
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerimaan reagen
laboratorium dan alkes laboratorium yang telah diadakan sesuai
dengan aturan laboratorium. Penerimaan sediaan laboratorium dan
alkes laboratorium dilakukan oleh Instalasi farmasi dan Instalasi
laboratorium.
Hal- hal yang diperhatikan dalam penerimaan reagen dan alat :
a. Cocokan barang yang datang dengan fakturnya
b. Lakukan check/kontrol kondisi barang tersebut meliputi
tanggal kadaruarsa (ED), kondisi kemasan, kondisi reagen
(adanya perubahan warna ,adanya endapan dll), jumlah, dan
suhu pengiriman
c. Catat dibuku penerimaan barang meliputi tanggal
penerimaan, distributor, nomor faktur, nama barang, ED,
jumlah, harga, kondisi barang, suhu bok, penerima.
d. Di distribusikan ke ruang penyimpanan reagen dan alat.
3. Penyimpanan
Penyimpanan bahan dan peralatan laboratorium harus
menjamin kualitas dan keamanan sediaan dan peralatan laboratorium.
Penyimpanan dilakukan oleh analis. Hal hal yang perlu diperhatikan
dalam penyimpanan yaitu tempat penyimpanan, Suhu kelembaban,
lama/waktu penyimpanan dengan melihat masa kadaluwarsa ,
Incompatibility, dan pemberian etiket.
a. Reagen
Rumah sakit menetapkan reagensia yang ada untuk pelayanan
laboratorium bagi pasien. Semua reagensia disimpan dan
didistribusikan sesuai prosedur yang ditetapkan. Penyimpanan
reagen disimpan dalam suhu sesuai stabilisasi masing masing
reagen. Semua reagen disimpan dan diberi label. Tempat
penyimpanan harus kering, bersih, jauh dari sumber panas matahari,
dan dilengkapi dengan ventilasi yang menuju pintu keluar ruangan.
Pemberian label pada reagen meliputi nama reagen , tanggal
pembuatan , tanggal kadaluarsa, suhu simpan , nama pembuat.
Pemisahan masa kadaluarsa dipisahkan dalam :
1. Merah 1-3 bulan
2. Kuning 3-6 bulan
3. Hijau lebih dari 6 bulan
b. Sediaan laboratorium
Sediaan spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat
disimpan dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan
diperiksa. Persyaratan penyimpanan beberapa spesimen untuk
beberapa pemeriksaan laboratorium harus memperhatikan jenis
spesimen, antikoagulan, wadah serta stabilitasnya. Beberapa cara
penyimpanan spesimen:
a. Disimpan pada suhu kamar.
b. Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC
c. Dibekukan pada suhu -20ºC, -70ºC atau -120ºC
d. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum

5.2 Pengambilan Barang ke Gudang Logistik (ATK dan BHP rumah tangga)
a. Permintaan barang harus berdasarkan kebutuhan
b. Permintaan ditulis dibuku permintaan bon gudang Laboratorium
yang berisi nama barang dan jumlah.
c. Mengambil dan menulis nama barang, jumlah dan tanda tangan
dibuku bon milik gudang.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

6.1 Pengertian
Patient safety Rumah Sakit Keselamatan pasien rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien,pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil

6.2 Tujuan
Tujuan dari keselamatan pasien rumah sakit yaitu:
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.
b. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

6.3 Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Sasaran keselamatan pasien rumah sakit adalah sebagai berikut :
Sasaran I : Identifikasi pasien dengan tepat
Sasaran II : Tingkat Komunikasi yang efektif
Sasaran V : Kurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Sasaran VI : Kurangi risiko pasien jatuh

6.4 Identifikasi Pasien Dengan Tepat


Laboratorium Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu Klaten menetapkan
penggunaan identifikasi pasien /sample dengan minimal 2 identitas. Adapun
identitas yang biasa digunakan yaitu Nama pasien, Nomor RM, Tanggal lahir.
Identifikasi pasien/sample di laboratorium dilakukan pada saat :
1. Sebelum Pengambilan darah
2. Pemberian produk darah
3. Pengolahan produk darah
4. Pengambilan sample
5. Pembuatan Preparat
7. Penerimaan sample
8. Pengiriman sample

6.5 Komunikasi Yang Efektif


Komunikasi efektif yang diterapkan di laboratorium Rumah Sakit Umum
Diponegoro Dua Satu Klaten adalah metode TBAK dan SBAR :
A. Tulis (T:tulis )
Tulis setiap komunikasi/informasi/laporan di buku telpon penting
berkaitan dengan pelayanan kepada pasien yang disampaikan secara lisan.
Hal-hal yang perlu ditulis adalah :
a. Materi yang disampaikan /diterima
b. Siapa penyampai/penerima pesan
c. Lokasi Penerima/penyampai pesan
d. Jam/waktu pada saat pesan disampaikan
e. Kapan pesan disampaikan
f. Tanda tangan penyampai/pe nerima pesan
B. Baca kembali (B: Baca)
Baca dan pahami kembali isi informasi/komunikasi/laporan yang
diterima atau disampaikan. Hal-hal yang perlu dipahami adalah materi
yang disampaikan /diterima, siapa penyampai/penerima pesan, lokasi
penerima/penyampai pesan , jam/waktu pada saat pesan disampaikan,
kapan pesan disampaikan
C. Konfirmasi (K:Konfirmasi)
Ulangi penyampaian informasi yang diterima atau disampaikan untuk
meyakinkan. Hal-hal yang perlu dikomunikasikan ulang dalam menerima
informasi adalah materi yang disampaikan /diterima, siapa
penyampai/penerima pesan, lokasi penerima/penyampai pesan
D. Perlu diperhatikan SBAR
Dalam penyampaian/penerimaan informasi harus memperhatikan :
a. S: Situasi (kondisi pada saat informasi diterima atau disampaikan )
b. B: Background (informasi penting sehubungan dengan kondisi
pasien
c. A: Assesment (hasil pengkajian terkini )
d. R: Recommendation(Rekomendasi apa yang harus dilakukan
segera )

6.6 Kurangi Resiko Infeksi


Untuk mengurangi resiko infeksi yang terjadi bagi pasien maupun petugas
maka perlu dilakkukan hal-hal sebagai berikut :
1. Hand hygiene /cuci tangan
Ada 5 moment cuci tangan :
a. Sebelum kontak pasien
b. Sebelum tindakan aseptik
c. Sesudah paparan dengan cairan tubuh
d. Setelah kontak dengan pasien
e. Setelah meninggalkan ruangan pasien
2. Tehnik pengambilan sample dengan benar
3. Pembuangan limbah dengan tepat
4. Penggunaan alat pelindung diri

6.7 Alur Pelaporan Insiden Ke Sub Komite Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
a. Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD) di Laboratorium, wajib
segera ditindaklanjuti (dicegah / ditangani ) untuk mengurangi dampak /
akibat yang tidak diharapkan.
b. Segera buat laporan insidennya dengan mengisi formulir laporan
Insiden pada akhir jam kerja / shift kepada atasan langsung. (paling
lambat 2 x 24 jam). Jangan menunda laporan.
c. Setelah selesai mengisi laporan, segera serahkan kepada atasan
langsung pelapor
d. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading risiko
terhadap insiden yang dilaporkan.
e. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil
investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke Sub Komite.

6.8 Potensi Error pada proses laboratorium


1. Permintaan Laboratorium
a. Identitas Pasien (Nama,umur,jenis kelamin,RM)
b. Salah tulis permintaan
c. Tulisan tidak jelas
d. Cito atau tidak
2. Sampling
a. Identifikasi pasien
b. Salah pasien
c. Salah tabung
d. Volume sampel tidak sesuai
e. Salah tabung
f. Sampel menggumpal/lisis/lipemik
3. Mechanical Laboratory
a. Kalibrasi gagal
b. Kontrol belum masuk
c. Lampu fotometer
d. Sampel kurang ideal
e. Putaran/Sentrifugasi tidak tepat
f. Reagen habis
g. Manual Laboratory
4. Manual Laboratory
a. Pengecatan tidak jelas
b. Aglutinasi tidak jelas
c. Auto aglutinasi
d. Garis yang sangat samar
e. Waktu tidak pas
5. Post Analitik
a. Memasukkan data
b. Pengiriman salah alamat
c. Running ulangan yang masuk data lama
d. Hasil via telephon
VII
KESELAMATAN KERJA

8.1 Pengertian
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan bagian
dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium melakukan
berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan spesimen yang
berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang
selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen.
Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau
keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu
adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan
laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk
melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SOP, serta
mengontrol bahan/spesimen secara baik menurut praktik laboratorium yang
benar.

8.2 Petugas/Tim K3 Laboratorium

Pengamanan kerja di laboratorium pada dasarnya menjadi tanggung jawab


setiap petugas terutama yang berhubungan langsung dengan proses
pengambilan spesimen, bahan, reagen pemeriksaan. Untuk
mengkoordinasikan, menginformasikan, memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaan keamanan laboratorium, terutama untuk laboratorium yang
melakukan berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pada satu sarana,
diperlukan suatu Tim fungsional keamanan laboratorium.
Kepala laboratorium adalah penanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan
K3 laboratorium. Dalam pelaksanaannya kepala laboratorium dapat menunjuk
seorang petugas atau membentuk tim K3 laboratorium.
Petugas atau tim K3 laboratorium mempunyai kewajiban merencanakan dan
memantau pelaksanaan K3 yang telah dilakukan oleh setiap petugas
laboratorium, mencakup:
a. Melakukan pemeriksaan dan pengarahan secara berkala terhadap
metode/prosedur dan pelaksanaannya, bahan habis pakai dan peralatan
kerja, termasuk untuk kegiatan penelitian.
b. Memastikan semua petugas laboratorium memahami dan dapat
menghindari bahaya infeksi.
c. Melakukan penyelidikan semua kecelakaan di dalam laboratorium
yang memungkinkan terjadinya pelepasan/kebocoran/penyebaran
bahan infektif.
d. Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan
dekontaminasi yang telah dilakukan jika ada tumpahan/percikan
bahan infektif.
e. Memastikan bahwa tindakan disinfeksi telah dilakukan terhadap
peralatan laboratorium yang akan diservis atau diperbaiki.
f. Menyediakan kepustakaan/rujukan K3 yang sesuai dan informasi
untuk petugas laboratorium tentang perubahan prosedur, metode,
petunjuk teknis dan pengenalan pada alat yang baru.
g. Menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan kesehatan bagi petugas
laboratorium.
h. Memantau petugas laboratorium yang sakit atau absen yang mungkin
berhubungan dengan pekerjaan di laboratorium dan melaporkannya
pada pimpinan laboratorium.
i. Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infektif dibuang
secara aman setelah melalui proses dekontaminasi sebelumnya.
j. Mengembangkan sistem pencatatan, yaitu tanda terima, pencatatan
perjalanan dan pembuangan bahan patogenik serta mengembangkan
prosedur untuk pemberitahuan kepada petugas laboratorium tentang
adanya bahan infektif yang baru di dalam laboratorium.
k. Memberitahu kepala laboratorium mengenai adanya mikroorganisme
yang harus dilaporkan kepada pejabat kesehatan setempat ataupun
nasional dan badan tertentu.
l. Membuat sistem panggil untuk keadaan darurat yang timbul di luar
jam kerja.
m. Membuat rencana dan melaksanakan pelatihan K3 laboratorium bagi
seluruh petugas laboratorium.
n. Mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di
laboratorium dan melaporkannya kepada kepala laboratorium.
Setiap laboratorium sebaiknya membuat pokok-pokok K3 laboratorium yang
penting dan ditempatkan di lokasi yang mudah dibaca oleh setiap petugas
laboratorium.

8.3 Kesehatan Petugas Laboratorium


Pada setiap calon petugas laboratorium harus dilakukan pemeriksaan
kesehatan lengkap termasuk foto toraks. Keadaan kesehatan petugas
laboratorium harus memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan di
laboratorium. Untuk menjamin kesehatan para petugas. Pemeriksaan berkala
petugas laboratorium setiap 1tahun sekali dan bagi karyawan baru.
Laboratorium harus dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pemeriksaan foto toraks setiap tahun bagi petugas yang bekerja dengan
bahan yang diduga mengandung bakteri tuberkulosis, sedangkan bagi
petugas lainnya, foto toraks dilakukan setiap 3 tahun.
b. Program vaksinasi Hepatitis B pada setiap petugas laboratorium.
Pemantauan kesehatan setiap petugas laboratorium harus selalu dipantau,
untuk itu setiap petugas harus mempunyai kartu kesehatan yang selalu dibawa
setiap saat dan diperlihatkan kepada dokter bila petugas tersebut sakit.
Minimal setiap tahun dilaksanakan pemeriksaan kesehatan rutin termasuk
pemeriksaan laboratorium. Bila petugas laboratorium sakit lebih dari 3 hari
tanpa keterangan yang jelas tentang penyakitnya, maka petugas yang
bertanggung jawab terhadap K3 laboratorium harus melapor pada kepala
laboratorium tentang kemungkinan terjadinya pajanan yang diperoleh dari
laboratorium dan menyelidikinya.

8.4 Sarana dan prasarana K3 laboratorium


Sarana dan prasarana K3 laboratorium yang disiapkan di laboratorium
adalah Jas laboratorium sesuai standar, Sarung tangan, Masker, Alas
kaki/sepatu tertutup, Wastafel yang dilengkapi dengan sabun (skin
disinfectant) dan air mengalir, Kontainer khusus untuk insenerasi jarum,
lanset.
8.5 Pengamanan pada keadaan darurat
Pengamanan pada keadaan darurat yang terdapat di laboratorium yaitu
Sistem tanda bahay, Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K), Sistem informasi darurat, Pelatihan khusus berkala tentang penanganan
keadaan darurat, Alat pemadam kebakaran, masker dan sumber air terletak
pada lokasi yang mudah dicapai, Nomor telepon ambulan, pemadam
kebakaran dan polisi di setiap ruang laboratorium.
Hal yang perlu diperhatikan pada tindakan pencegahan yaitu:
1) Mencegah penyebaran bahan infeksi, misalnya
Menggunakan peralatan standar. Misalnya melakukan dekontaminasi
permukaan meja kerja dengan disenfektan yang sesuai setiap kali habis
kerja.
2) Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata selama
bekerja, partikel dan droplet (diameter > 5 µm) akan terlepas ke udara
dan menempel pada permukaan meja dan tangan petugas laboratorium,
untuk itu dianjurkan untuk mengikuti hal-hal di bawah ini:
a. Mencuci tangan dengan sabun/disinfektan sebelum dan sesudah
bekerja. Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja
b. Tidak makan, minum, merokok, mengunyah permen atau
menyimpan makanan/ minuman dalam laboratorium
c. Tidak memakai kosmetik ketika berada dalam laboratorium
d. Menggunakan alat pelindung mata/muka jika terdapat risiko percikan
bahan infeksi saat bekerja.
3) Mencegah infeksi melalui tusukan
Jarum suntik, pipet Pasteur kaca dan pecahan kaca obyek dapat
menyebabkan luka tusuk. Untuk itu dapat dihindari dengan bekerja
dengan hati-hati dan memilih pipet pasteur yang terbuat dari plastik.
4) Menggunakan pipet dan alat bantu pipet sesuai dengan prosedur yang tidak
membahayakan
5) Menggunakan sentrifus/alat pemusing sesuai instruksi pabrik sehingga
tidak membahayakan petugas.
8.6 Tindakan khusus terhadap darah dan cairan tubuh.
Tindakan di bawah ini khusus dibuat untuk melindungi petugas laboratorium
terhadap infeksi yang ditularkan melalui darah seperti virus Hepatitis B, HIV
(Human Immunodeficiency Virus), Avian Influenza dan lain-lain.
a) Mengambil, memberi label dan membawa spesimen:
1) Petugas yang melakukan pengambilan darah harus
menggunakan APD lengkap.
2) Perhatikan teknik pengambilan darah
3) Masukkan tabung ke dalam box khusus spesimen untuk dibawa
ke laboratorium. Formulir permintaan dibawa secara terpisah.
b) Kaca dan benda tajam
1) Diutamakan, menggunakan alat terbuat dari plastik sebagai
pengganti kaca/gelas.
2) Sedapat mungkin hindari penggunaan alat suntik.
c) Peralatan otomatis
1) Sebaiknya gunakan alat yang tertutup (enclosed type).
2) Cairan yang keluar dari alat/effluent harus dikumpulkan dalam
tabung/wadah tertutup atau dibuang ke dalam sistem
pembuangan limbah.
3) Jika memungkinkan, alirkan larutan hipoklorit atau glutaraldehid
ke dalam alat setiap habis dipakai. Air dapat digunakan sebagai
pengganti disinfektan hanya pada keadaan tertentu.

8.7 Penanganan Kecelakaan di Laboratorium


Kecelakaan yang sering terjadi di laboratorium disebabkan oleh bahan
kimia. Untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas, wajib
disediakan informasi mengenai cara penanganan yang benar jika terjadi
tumpahan bahan kimia didalam laboratorium. Agar mudah terbaca,
informasi ini hendaknya dibuat dalam bentuk bagan yang sederhana dan
dipasang pada dinding dalam ruang laboratorium. Selain itu, harus pula di
sediakan peralatan untuk menangani keadaan tersebut seperti:
a) Pakaian pelindung diri, sarung tangan, sepatu bot karet
b) sekop dan pengumpul debu
c) forsep untuk mengambil pecahan gelas
d) kain lap, kertas pembersih, dan ember
Tindakan yang harus dilakukan jika terdapat tumpahan bahan kimia
berbahaya:
a) Beritahu petugas keamanan laboratorium dan jauhkan petugas yang
tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan;
b) Upayakan pertolongan bagi petugas laboratorium yang cedera.
c) Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan mudah terbakar, segera
matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan ruangan yang
berdekatan;
d) Matikan peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN

8.1 Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu adalah upaya yang di lakukan untuk menjamin mutu
pelayanan laboratorium agar selalu meningkat, baik mutu pelayanan administrasi
maupun pelayanan pemeriksaan Laboratorium. Monitoring mutu pelayanan
laboratorium dianalisa dan dilaporkan ke komite mutu Rumah Sakit setiap bulan .
Adapun indikator mutu pelayanan instalasi Laboratorium sebagai berikut:
A. Indikator Mutu Nasional
a. Pelaporan Nilai Kritis Hasil Laboratorium
b. Kepuasan Pelanggan
c. Kepatuhan Identifikasi
B. Indikator Mutu Unit
a. Waktu tunggu pelayanan pemeriksaan
laboratorium
b. Ketepatan penyerahan hasil laboratorium sesuai
ruang peminta
c. Respontime pemeriksaan Patologi Anatomi.

8.2 Pemantapan Mutu Internal


8.2.1 Pra Analitik

A. Persiapan pasien pengambilan sample


Faktor –faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan antara
lain :
1) Makanan dan minuman
Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan pada beberapa jenis pemeriksaan ,baik secara
langsung maupun secara tidak langsung misalnya pemeriksaan
gula darah puasa dan trigliseride pasien diminta puasa selama
10-12 jam untuk menghilangkan pengaruh makanan dari luar
2) Obat-obatan
Daftar obat yang mempengaruhi pemeriksaan
Jenis obat Pemeriksaan yang dipengaruhi
Diuretik Semua pemeriksaan enzim, Hb, Hitung
sel, Hematokrit, elektrolit
Cafein Semua pemeriksaan enzim, Hb, Hitung
sel, Hematokrit, elektrolit
Thiazid Gula darah, Urea
Pil KB LED, kadar hormon
Morfin SGOT, SGPT
Asetosal Uji hemostasis
Vitamin C Reduksi urin
Obat anti Glukosa darah, glukosa urin
diabetes

3) Aktifitas fisik
Aktifitas fisik dapat menyebabkan antara lain :
Peningkatan kadar glukosa ,Perubahan kadar substrat dan
enzim.
B. Pengambilan sample
Hal –hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Waktu pengambilan
2. Volume spesimen
3. Cara pengambilan spesimen
4. Lokasi pengambilan
5. Peralatan pengambilan sample
C. Penerimaaan sample
Bagian penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen
yang diterima dengan permintaan formulir pemeriksaan dan mencatat
kondisi spesimen tersebut pada saat diterima Hal-hal yang perlu dicatat
diantaranya Identitas, Kondisi sample, Siapa yang mengantar ,Jam
diterima
D. Pengolahan sample
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu.
Pengolahan spesimen dengan cara centrifugasi, homogenisasi,
pengendapan. Pengetahuan mengenai tehnik pengolahan harus dikuasai
dengan benar karena pengolahan yang kurang baik akan mempengaruhi
kwalitas spesimen dan akan mempengaruhi hasil pemeriksaan, contohnya:
centrifugasi darah harus dilakukan 10 – 20 menit setelah sampling.
E. Wadah spesimen
Wadah Spesimen disesuaikan menurut kebutuhan penampungan sample.
F. Pengiriman sample
Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain sebaiknya dalam bentuk
yang realatif stabil ,untuk itu perlu di perhatikan persyaratan pengiriman
spesimen antara lain kecepatan, kemasan, suhu, dan wadah transport
G. Kalibrasi peralatan
Kalibrasi peralatan dilakukan pada saat awal, ketika alat baru di install dan
diuji fungsi, dan selanjutnya wajib dilakukan secara berkala sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu tahun, atau sesuai dengan pedoman
pabrikan prasarana dan alat kesehatan serta ketentuan peraturaan
perundang – undangan sesuai instruksi pabrik. Hampir semua peralatan di
laboratorium Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu Klaten secara
rutin dan berkala dilakukan kalibrasi secara rutin.
Kalibrasi peralatan sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan laboratorium yang terpercaya menjamin penampilan hasil
pemeriksaan. Kalibrasi peralatan dapat dilakukan oleh teknisi penjual alat,
petugas laboratorium yang memiliki kompetensi dan pernah dilatih , atau
oleh institusi yang berwenang .
Kalibrasi serta fungsi peralatan dan sistem analitik secara berkala
harus dipantau dan dibuktikan memenuhi syarat/sesuai standar
laboratorium harus mempunyai dokumentasi untuk pemeliharaan, tindakan
pencegahan sesuai rekomendasi pabrik pembuat . Semua Instruksi pabrik
untuk penggunaan dan pemeliharan alat harus sepenuhnya dipenuhi.
Pemeliharan peralatan merupakan bagian dari menjaga mutu laboratorium
untuk itu Laboratorium Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu Klaten
secara rutin dan terjadwal dalam melakukan pemeliharaan peralatannya

8.2.2 Analitik
a. Uji kwalitas reagensia
1. Expired reagen
2. Ada tidaknya endapan
3. Ada tidaknya gumpalan
4. Ada tidaknya perubahan warna
b. Uji background sesuai dengan ketentuan alat.
c. Uji ketepatan Ketelitian (Pemantapan Mutu Internal )
1. Pemantapan mutu internal instalasi laboratorium Rumah Sakit
Umum Diponegoro Dua Satu Klaten dilakukan dengan
pemeriksaan serum kontrol dan darah kontrol, adapun pemeriksaan
serum kontrol untuk pemeriksaan kimia klinik sedangkan
pemeriksaan darah kontrol digunakan untuk pemeriksaan
hematologi.
2. Pemeriksaan kontrol dilakukan setiap hari jam 7 pagi dan dilakukan
koreksi segera ketika ada kelainan dalam pemeriksaan
3. Evaluasi hasil pemeriksaan menggunakan aturan Westgard Rule
dan Levy jening
4. Jika ada pemeriksaan yang tidak masuk standard maka
pemeriksaan tidak dapat dilanjutkan sebelum pemeriksaan serum
kontrol masuk range (± 2SD). Upaya penggantain reagen perbaikan
alat atau kalibrasi ulang perlu dilakukan jika pemeriksaan kontrol
tidak sesuai yang dikehendaki

8.2.3 Pasca Analitik


a. Validasi hasil pemeriksaan
Sebelum hasil pemeriksaan disampaikan ke pengguna jasa pelayanan
laboratorium maka perlu dilakukan pengecekan ulang untuk melihat
ada tidaknya kesalahan dalam pengetikan ataupun pemeriksaan.
Validasi dilakukan oleh seorang khusus yang ditugaskan untuk
mevalidasi hasil pemeriksaan Hal hal yang perlu divalidasi
diantaranya adalah:
1. Hasil pemeriksaan
2. Identitas pasien
3. Ruangan
4. Kumulatif hasil pemeriksaan
b. Penyampaian hasil pemeriksaan
Waktu pemeriksaan sangat menentukan manfaat laporan tersebut untuk
kepentingan diagnosis penyakit dan pengobatan pasien ,oleh karena itu
hasil pemeriksaan perlu disampaikan secepat mungkin segera setelah
pemeriksaan selesai dilaksanakan.
8.3 Pemantapan Mutu Eksternal
Pemantapan mutu secara rutin dilakukan setiap tahun dengan mengikuti
program pemantapan mutu ekternal dari pemerintah. Hasil pemantapan
mutu segera dievaluasi setelah hasil umpan baik dari pihak penyelenggara.
Tata cara mengikuti program Pematapan Mutu External yaitu:
d. Pihak penyelenggara mengirimkan formulir pendaftaran
e. Instalasi Laboratorium Mengisi Formulir pendaftaran dan mentransfer
uang pendaftaran
f. Isikan Pemeriksaan Yang akan diikuti mengikuti petunjuk pengisian
sesuai metoda dan peralatan yang digunakan
g. Formulir pendaftaran di kirim kembali ke pihak penyelenggara disertai
bukti transfer
h. Laboratorium akan menerima serum kontrol dan kerjakan serum
kontrol sesual ketentuan
i. Kirimkan Hasil pemeriksaan ke pihak penyelenggara
j. Tunggu hasil Umpan balik.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan laboratorium Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua


Satu Klaten ini dibuat untuk dijadikan acuan dalam hal yang berkaitan dengan
pelayanan laboratorium jika ada kekurangan dapat memberikan kritik atau saran.

Ditetapkan di : Klaten
Pada tanggal : 10 Januari 2023
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
DIPONEGORO DUA SATU KLATEN

RACHMAWATI DEWI

Anda mungkin juga menyukai