Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

LAYANAN BK
SEJARAH BIMBINGAN KONSELING DI LUAR NEGERI DAN INDONESIA
Dosen Pengampu : Muhazir, M. Pd

OLEH KELOMPOK I
Dedek Kresna Dharmawan 22011639
Tri Amaliansyah 22011627
Amin Hariyadi 22011596
Lusi Maria Marbun 22011633
Evon Ayu Septiani Pasaribu 22011651
Rahma Kartika 22011634
Tukiyem 22011624
Rizky Syahfitri 22011642

BIMBINGAN DAN KONSELING


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP BUDIDAYA
BINJAI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan tanpa pertolongan -Nya tentunya penulis
dapat menyelesaikan Makalah Layanan BK ”Sejarah Bimbingan dan Konseling di Luar
Negeri dan di Indonesia tepat pada waktunya”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pak
Muhazir, .M.Pd pada bidang studi Layanan BK, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Layanan BK karena sudah memberikan tugas
terhadap penulis, sehingga penulis dapat menambah wawasan tentang Sejarah Bimbingan
Dan Konseling di luar negeri dan di Indonesia sesuai dengan bidang studi yang penulis
tekuni.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat segi kesalahan serta kekurangan di dalamnya , baik segi penyusunan , bahasa
maupun penulisan. Oleh karena itu keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka kritik
dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan. Dan semoga makalah ini dapat
berguna bagi penulis khususnya pada pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Binjai , 13 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING..............................................................5
B. SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING DI AMERIKA............................................5
C. SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING DI INDONESIA.........................................6
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................10
A. KESIMPULAN......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah Bimbingan dan Konseling sudah sangat populer dewasa ini, dan bahkan sangat
penting peranannya dalam sistem pendidikan kita dewasa ini. Ini semuanya terbukti
karena Bimbingan dan Konseling telah dimasukkan dalam kurikulum dan bahkan
merupakan ciri khas dari kurikulum SLTP dan SMU tahun 1975, 1984, dan 1994 di
seluruh Indonesia.
Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan kita,
mengingat bahwa Bimbingan dan Konseling adalah merupakan suatu kegiatan
bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada
khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Hal ini sangat relevan
jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan itu adalah merupakan usaha sadar yang
bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensinya (bakat, minat,
dan kemampuannya). Kepribadian menyangkut masalah perilaku atau sikap mental
dan kemampuannya meliputi masalah akademik dan ketrampilan. Tingkat kepribadian
dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang adalah merupakan suatu gambaran
mutu dari orang bersangkutan.
Pada masyarakat yang semakin maju, masalah penemuan identitas pada individu
menjadi semakin rumit. Hal ini disebabkan oleh tuntutan masyarakat maju kepada
anggota- anggotanya menjadi lebih berat. Persyaratan untuk dapat diterima menjadi
anggota masyarakatbukan saja kematangan fisik, melainkan juga kematangan mental
psikologis, kultural, vokasional, intelektual, dan religius. Kerumitan ini akan terus
meningkat pada masyarakat yang sedang membangun, sebab perubahan cepat yang
terjadi pada masyarakat yang sedang membangun, akan merupakan tantangan pula
pada individu atau siswa. Keadaan semacam inilah yang menuntut
diselenggarakannya Bimbingan dan Konseling di sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
B. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Amerika Serikat
C. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Secara etimologis,istilah konseling berasal dari bahsa latin,yaitu “consilium”yang
berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau
“memahami”.Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon,istilah konseling berasal dari
“sellan” yang berarti “menyerah” atau “menyampaikan”.Sedangkan menurut pasal 27
Peraturan Pemerintah No. 29/90 menyebutkan bahwa : “bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi,
mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Menurut ASCA (American
School Counselor Association) (dalam Yusuf, 2006:33) mengemukakan bahwa
“konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap
penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor
mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya
mengatasi masalah-masalahnya”.Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang
ahli kepada seorang individu atau kelompok dengan tujuan agar setiap individu
tersebut dapat memahami dirinya sendiri, mengenal lingkungan dan merencanakan
masa depannya. Bimbingan diberikan untuk mengatasi berbagai persoalan atau
kesulitan yang dihadapi oleh individu.bimbingan dan konseling adalah suatu layanan
bantuan yang dilakukan seorang konselor kepada klien atau peserta didik, agar klien
dapat memahami dirinya sendiri, mengambil keputusan, memahami potensi yang
dimilikinya, mengetahui cara mengembangkan potensi yang dimilikinya itu serta
selalu bertanggung jawab atas setiap keputusan yang diambilnya.

B. SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING DI AMERIKA


Bimbingan dan Konseling sebagai profesi pertamakalilahir diAmerika pada awal abad
XX, yaitu ketika Frank Person membuka klinik di Boston untuk memberi pengarahan
kepada para pemuda untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai. Pada tahun 1950 an
bidang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, bukan hanya dalam bidang
pekerjaan tetapi menambah pada bidang pendidikan. Dari segi wilayah geografis,
bimbingan dan konseling tidak lagi terbatas hanya di Amerika, tetapi berkembangan
menjalar ke Eropa, Asia, Afrika,Amerika Selatan dan Australia. Tahun 1970-1980
bimbingan dan Konseling masuk ke dalam kurikulum Sekolah Menengah di negeri-
negeri yang mengambil sistem pendidikan Barat.Munculnya Bimbingan dan
Konseling di Amerika pada awal abad XX merupakan tuntunanlogis dari dinamika
masyarakat Amerika ketika itu. Sebagaimana diketahui bahwa pandangan hidup
masyarakat Amerika dan Barat pada umumnya bersumber dari budayanya yang
sekuler dan liberal. Oleh karena itu filosofi dari Bimbingan Konseling di sana juga tak
terlepas darifaham sekuler dan liberal.Meskipun konsepsi Bimbingan dan Konseling
di Barat dilahirkan oleh para ahli yangtak diragukan kapasitasnya, tetapi konsep-
konsep yang boleh jadi cocok untuk masyarakat Barat tidak otomatis dapat diterapkan
pada masyarakatlain, masyarakat Islam misalnya.Kesulitan menerapkan prinsip-
prinsip Bimbingan dan Konseling Barat di lingkunganmsyarakat Islam disebabkan
oleh falsafah hidup yang berbeda. Layanan bimbingan diAmerika Serikat mulai
diberikan oleh Jesse B. Davis pada sekitar tahun 1898-1907. Beliau bekerja sebagai
konselor sekolah menengah di Detroit. Dalam waktu sepuluh tahun, ia membantu
mengatasi masalah-masalah pendidikan, moral, dan jabatan siswa. Pada tahun1908,
Frank Parsons mendirikan Vocational Bureau untuk membantu para remaja memilih
pekerjaan yang cocok bagi mereka. Tahun 1910, William Healy mendirikan Juvenile
Psychopathic Institut di Chicago. Tahun 1911, Universitas Harvard memberikan
kuliah bidang bimbingan jabatan dengan dosennya Meyer Blomfield. Tahun 1912,
Grand Rapids,Michigan mendirikan lembaga bimbingan dalam sistem
sekolahnya.Perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika Serikat sangat pesat
pada awaltahun 1950. Hal ini ditandai dengan berdirinya APGA (American Personal
and Guidance Association) pada tahun 1952. Selanjutnya, pada bulan Juli 1983
APGA mengubah namanya menjadi AACD ( American Association for Counseling
and Development ). Kemudian, satuorganisasi lainnya bergabung pula dengan AACD,
yaitu Militery Education (MECA).Dengan demikian, pada saat ini AACD merupakan
organisasi profesional bagi para konselordi Amerika Serikat, dengan 14 divisi
(organisasi khusus) yang tergabung di dalamnya. Disamping itu, pada setiap negara
bagian atau wilayah tertentu terdapat semacam cabang dari masing-masing organisasi
tersebut. Sebagai suatu organisasi profesi, AACD ataupun organisasi-organisasi
divisinya mengeluarkan jurnal-jurnal secara berkala. Jurnal-jurnal tersebut di antarnya
(1)Journal of Counseling and Development; (2) Journal of College Student
Personnel; (3)Counselor Education and Supervision; dan (4)The Career Development
Quarterly.

C. SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING DI INDONESIA


Perkembangan layanan bimbingan di Indonesia berbeda dengan di Amerika.Jika
diAmerika dimulai usaha perorangan dan pihak swasta,kemudian berangsur-angsur
menjadiusaha pemerintah. Sedangkan Indonesia perkembangannya dimulai dengan
kegiatan disekolah dan usaha-usaha pemerintah. Mengenai penggunaan istilah
Guidance dan Counseling di Indonesia ada yang yang tetap menggunakan istiah
bahasa asing sehingga sering disingkat “GC”, Bimbingan dan Penyuluhan dengan
singkatan “BP”dan Bimbingandan konseling dengan singkatan “BK”. Dan
dipergunakan di IKIP YOGYAKARTA adalah Bimbingan dan Konseling.Bimbingan
dan konseling secara formal dibicarakan oleh para ahli baru pada tahun 1960. Tetapi
di Yogyakarta pada tahun 1958, Drs.Tohari musnamar, dosen ikip Yogyakartatelah
mempelopori pelaksanaan BK di sekolah untuk pertama kali di SMA Teladan
Yogyakarta. Sedang pada tahun 1960 di adakan konferensi FKIP seluruh Indonesia
diMalang, memutuskan bahwa bimbingan dan konseling dimasukan dalam FKIP. Dan
padatahun 1961 mulai diadakan layanan bimbingan dan konseling diseluruh SMA
Teladan diIndonesia, sejak itu lah BK di Indonesia dimulai.Pada kurikulum 1975
untuk sekolah umum, dan kurikulum 1976 untuk sekolah kejuruan dicantumkan
secara tegas bahwa layanan bimbingan dan konseling harusdilaksanakan pada tiap-
tiap sekolah. Perkembangan mengenai bimbingan dan konselingdisekolah di
Indonesia sangat dirasakan perlu dan pentingnya ada pembimbing khusus(profesional)
yang mengenai bimbingan dan konseling di sekolah.Perumusan dan pencantuman
resmi di dalam rencana pelajaran SMA disusul dengan berbagai pengembangan
layanan bimbingan dan konseling disekolah, seperti rapat kerja, penataran dan
lokakarya. Puncak dari usaha ini adalah didirikannnya jurusan bimbingan dan
penyuluhan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) negeri. Salah satu
yangmembuka jurusan Bimbingan dan Penyuluhan adalah IKIP Bandung pada tahun
1963 yangsekarang dikenal dengan nama UPI. Usaha mewujudkan sistem sekolah
pembangunandilaksanakan melalui proyek pembaharuan pendidikan, yang diberi
nama Proyek PerintisSekolah Pembangunan (PPSP) yang diuji coba didelapan IKIP,
menghasilkan dua naskah penting dalam sejarah perkembangan layanan bimbingan di
Indonesia yaitu:
a. Pola dasar rencana dan pengembangan program bimbingan dan penyuluhan
melalui proyek- proyek perintis sekolah pembangunan.
b. Pedoma operasional pelayanan bimbingan pada proyek-proyek perintis
sekolah pembangunan.
Pelayanan Konseling dalam sistem pendidikan Indonesia mengalami beberapa
perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan
(BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan
Konseling (BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di
Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak
diberlakukan kurikulum 1975. Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984
dengan memasukkan bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin
mantap pada tahun 2001.Fase – fase perkembembangan Bimbingan dan Konseling di
Indonesia
1. Perkembangan bimbingan dan konseling sebelum kemerdekaan
Masa ini merupakan masa penjajahan Belanda dan Jepang, para siswa didiik
untuk mengabdi demi kepentingan penjajah. Dalam situasi seperti ini, upaya
bimbingan dikerahkan. Bangsa Indonesia berusaha untuk memperjuangkan kemajun
bangsa Indonesia melalui pendidikan. Salah satunya adalah taman siswa yang
dipelopori oleh K.H. Dewantara yang menanamkan nasionalisme di kalangan para
siswanya. Dari sudut pandang bimbingan, hal tersebut pada hakikatnya adalah dasar
bagi pelaksanaan bimbingan.
2. Dekade 40-an
Dalam bidang pendidikan, pada dekade 40-an lebih banyak ditandai dengan
perjuangan merealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan. Melalui pendidikan
yang serba darurat manakala pada saat itu di upayakan secara bertahap memecahkan
masalah besar anatara lain melalui pemberantasan buta huruf. Sesuai dengan jiwa
pancasila dan UUD 45. Hal ini yang menjadi fokus utama dalam bimbingan pada saat
itu.
3. Dekade 50-an
Bidang pendidikan menghadapi tentangan yang amat besar yaitu memecahkan
masalah kebodohan dan keterbelakangan rakyat Indonesia. Kegiatan bimbingan pada
masa dekade ini lebih banyak tersirat dalam berbagai kegiatan pendidikan dan benar
benar menghadapi tantangan dalam membantu siswa disekolah agar dapat berprestasi.
4. Dekade 60-an
Beberapa peristiwa penting dalam pendidikan pada dekade ini :
1. Ketetapan MPRS tahun 1966 tentang dasar pendidikan nasional
2. Lahirnya kurikulum SMA gaya Baru 1964
3. Lahirnya kurikulum 1968
4. Lahirnya jurusan bimbingan dan konseling di IKIP tahun 1963membuka Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan yang sekarang dikenal di Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) dengan nama Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB).

5. Dekade 70-an
Dalam dekade ini bimbingan di upayakan aktualisasi nya melalui penataan legalitas
sistem, dan pelaksanaannya. Pembangunan pendidikan terutama diarahkan kepada
pemecahan masalah utama pendidikan yaitu :
1. Pemerataan kesempatan belajar,
2. Mutu,
3. Relevansi,dan
4. Efisiensi.
Pada dekade ini, bimbingan dilakukan secara konseptual, maupun secara operasional.
Melalui upaya ini semua pihak telah merasakan apa, mengapa, bagaimana, dan
dimana bimbingan dan konseling.
6. Dekade 80-an
Pada dekade ini, bimbingan ini diupayakan agar mantap. Pemantapan terutama
diusahakan untuk menuju kepada perwujudan bimbingan yang professional. Dalam
dekade 80-an pembangunan telah memasuki Repelita III, IV, dan V yang ditandai
dengan menuju lepas landas.
Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini:
1. Penyempurnaan kurikulum
2. Penyempurnaan seleksi mahasiswa baru
3. Profesionalisasi tenaga pendidikan dalam berbagai tingkat dan jenis
4. Penataan perguruan tinggi
5. Pelaksnaan wajib belajar
6. Pembukaan universitas terbuka
7. Lahirnya Undang – Undang pendidikan nasional
Beberapa kecenderungan yang dirasakan pada masa itu adalah kebutuhan akan
profesionalisasi layanan, keterpaduan pengelolaan, sistem pendidikan konselor,
legalitas formal, pemantapan organisasi, pengmbangan konsep – konsep bimbingan
yang berorientasi Indonesia.
7. Meyongsong era Lepas landas
Era lepas landas mempunyai makna sebagai tahap pembangunan yang ditandai
dengan kehidupan nasional atas kemampuan dan kekuatan sendiri khususnya dalam
aspek ekonomi. Ciri kehidupan lepas landas ditandai dengan keberadaan dan
berkembang atas dasar kekuatan dan kemampuan sendiri, maka cirri manusia lepas
landas adalah manusia yang mandiri secara utuh dengan tiga kata kunci : mental,
disiplin, dan integrasi nasional yang diharapkan terwujud dalam kemampuannya
menghadapi tekanan – tekanan zaman baru yang berdasarkan peradaban komunikasi
informasi.
8. Bimbingan berdasarkan pancasila
Bimbingan mempunyai peran yang amat penting dan strategis dalam perjalanan
bangsa Indonesia secara keseluruhan. Manusia Indonesia yang dicita-citakan adalah
manusia pancasila dengan cirri-ciri sebagaimana yang terjabar dalam P-4 sebanyak 36
butir bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan dasar Negara, pandangan hidup,
kepribadian bangsa dan idiologi nasional. Sebagai bangsa, pancasila menuntut bangsa
Indonesia mampu menunjukkan ciri-ciri kepribadiannya ditengah-tengah pergaulan
dengan bangsa lain. Bimbingan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan
dan mempunyai tanggung jawab yang amat besar guna mewujudkan manusia
pancasila karena itu seluruh kegiatan bimbingan di Indonesia tidak lepas dari
pancasila.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gerakan bimbingan dan konseling sekolah yang bertahun-tahun beroperasi
secara unik didalam pedididkan di Amerika Serikat,awalnya hanya berfokus pada
bimbingan siswa untuk memilih karir yang dipilihnya nanti.Namun,setelah
beberapa dekade berlalu,fokus awal itu sekarang sudah menyebar lantaran
beberapa faktor.
Di Indonesia sendiri awalnya bimbingan dan konseling sebagai suatu ilmu
merupakan suatu hal yang masih baru.Walaupun demikian,halini tidak berarti
bahwa bimbingan dan konseling di Indonesia belum ada sama
sekali.Sesungguhnya bimbingan dn konseling telah lama dikenal di
Indonesia,hanya saja berbeda dalam pendekatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi Offset.

Komalasari, Gantina dkk. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT. Indeks.

Latipun. 2006. Psikologi Konseling. Malang: Penerbitan UMM.

Gibson, Robert L. dan Marianne H. Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling.


Yogyakarta:

Anda mungkin juga menyukai