Anda di halaman 1dari 5

MODUL 2

PENYAKIT KARDIOVASKULER, GINJAL DAN RESPIRATORIUS


Skenario 2.
MULUTKU RASA TERBAKAR DAN MAKANAN TERASA ANEH
Seorang pasien laki-laki usia 49 tahun dirujuk ke Poli Penyakit Mulut dengan keluhan rasa terbakar di
mulut sejak 1 minggu yang lalu. Dia juga mengeluhkan, sejak 2 bulan yang lalu pengecapannya terasa
aneh, tidak seperti biasanya, bila ia makan sesuatu. Diketahui pasien juga mengalami demam, sakit
kepala disertai muntah, dan sesak nafas sejak 2 bulan yang lalu. PMH: pasien didiagnosis menderita
Gagal Ginjal Kronik karena Glomerulo Nephritis terkait hipertensi berat yang sudah cukup lama
dideritanya.
Pemeriksaan EO: pasien tampak pucat, lemah, TD 190/100 mmHg, tidak ada limfadenopati servikal.
Pemeriksaan IO menunjukkan adanya plak putih yang melekat pada dasar mulut, mukosa bukal dan
labial, tepi lateral lidah dan gingiva. Higiene oral buruk dengan periodontitis menyeluruh, dan nafas bau
amoniak.
Dari catatan medik pasien 1 minggu yang lalu diketahui Hb 8,6 g/dL BUN 72,8 mg/dL, creatinine 10,3
mg/dL, sodium 133 mmol/l, potassium 4,6 mmol/l.
Dokter gigi kemudian menjelaskan pada pasien, kondisi rongga mulut yang dialaminya adalah terkait
dengan penyakit gagal ginjal kronik yang dialaminya. Drg lalu memberikan obat antibiotik, analgetik dan
obat kumur klorheksidin, dan instruksi untuk kontrol 5 hari kemudian.
Bagaimana saudara menjelaskan kasus diatas?

A. TERMINOLOGI
 Glomerulo nephritis : inflamasi pembuluh darah di glomerulus ginjal, yang berfungsi menyaring
dan membuang cairan yang berlebih dari tubuh dapat disebbakan karena adanya infeksi,
autoimun, gangguan pembuluh darah. Tanda dan gejalanya adanya hipertensi dan urine yang
memerah
 Gagal ginjal kronik : kondisi saat fungsi ginjal menurun bertahap dalam waktu lama, secara
medis didefinisikan sebagai penurunan laju filtrasi ginjal selam 3 bulan atau lebih. Gangguan ini
progresif dan irreversible dan biasanya menyebabkan uremia.
 Hipertensi : keadaan tekanan darah sama atau lebih dari 140/90 mmHg
 BUN : blood urea nitrogen : melihat kadar urea di dalam darah untuk melihat adanya kerusakan
ginjal. Untuk mengukur metabolism protein yang seharusnya dibuang melalui ginjal, tidak
normal saat >25mg/dl, nilai ini sebagai diagnostic gagal ginjal
 Kreatinin : hasil pemecahan otot yang dibuang melalui ginjal , untuk melihat fungsi ginjal dan
dikatakan tidak normal bila kadarnya diatas 60 – 150 U/L (P) 70 – 160 U/L (L)

B. Rumusan masalah
1. Apa penyebab rasa terbakar di rongga mulut pasien sejak 2 minggu yang lalu?
2. Apa yang menyebabkan pengecapan pasien terasa aneh ?
3. Bagaimana pasien bisa mengalami sesak nafas?
4. Mengapa orang dengan gagal ginjal nafasnya berbau ammonia ?
5. Bagaiman manifestasi oral penyakit gagal ginjal kronis ?
6. Bagaimana penatalaksanaan dental pasien gagal ginjal (terutama tatalaksana plak putih)?
7. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan keadaan medis pasien diskenario ?
8. Apa fungsi rencana perawatan pasien di skenario?
9. Apakah ada hubungan pasien gagal ginjal dengan penyakit kardiovaskular ?
10. Apa hubungan penyakit gagal ginjal dan hipertensi ?
11. Bagaimana perawatan dental pasien hipertensi?
12. Bagaimana penatalaksanaan dental pasien dengan penyakit respiratorius?
C. Analisa rumusan masalah
1. Gangguan rasa terbakar di rongga mulut ini umum pada pasien gagal gunjal kronik. Disebabkan
neuropati pada pasien kelainan ginjal, neuropati disertai diemilisasi trigeminal nerve sehingga
proses pengantaran saraf trganggu dan respon tubuh berbeda menyebabkan rasa terbakar di
rongga mulut. Hal lain yang menyebabkan ini adalah perubahan sekresi saliva di rongga mulut
dan kadar zink yang rendah.
2. Yang menjadi penyebab pengecapan terasa aneh pada pasiean adalah adanya peningkatan
konsentrasi fosfat, protein, perubahan sekresi saliva sehingga mengganggu resptor rasa di mulut
terutama rasa manis.
3. Pasien dapat mengalami sesak nafas karena mungkin pasien memiliki penyakit pada paru-paru
misal bronchitis, atau bisa juga karena pengaruh penyakit gagal ginjalnya beserta obat-obatan
yang digunakan. Terjadinya penumpukan darah pada paru yang disebabkan tidak berfungsinya
ginjal pasien secara baik untuk menfiltrasi, dan darah yang tidak terfiltrasi dengan baik atau
kotor dan melewati organ penting misal paru-paru, zat-zat logam dari darah kotor lah yang
menumpuk dan menyebabkan kerusakan diparu.
4. Mengapa pasien gagal ginjal nafas berbau ammonia karena ginjal sehat mampu menyaring urea,
gagal filtrasi pada ginjal menyebabkan tingginya kadar urea di tubuh didarah dan saliva yang
menyebabkan bau nafas berbau ammonia. Bau ammonia juga disebabkan adanya kerusakan
gusi pasien, dan ketidakmampuan pasien menyerap kalsium dengan baik. Ammonia yang tinggi
ini juga menyebbakan pengecapan pasien terasa seperti logam.
5. Manifestasi oral penyakit gagal ginjal kronis :
a. Xerostomia
b. Stomatitis uremik
c. Parotitis
d. Rendahnya karies
e. Penurunan ph saliva dan sekresi saliva
f. Sensasi rasa terbakar
g. Halitosis
h. Dysgeusia atau kehilangan pengecapan
i. OH yang buru  kalkulus dan plak
j. Gingival overgrowth
k. Infeksi jamur candida albicans
6. Penatalaksanaan dental pasien gagal ginjal kronik terutama pada plak putih yaitu :
 Menjaga kebersihan rongga mulut dan menghindari faktor pemberat, kontrol ke dokter gigi
secara teratur, memberi terapi pembantu seperti vitamin.
 Melalkukan KIE pada pasien yaitu diharapkan jangan sampai mulut kering, sering minum air
putih.
 Diberikan lidocaine untuk mengurangi rasa sakit atau tidak nyaman
 Memperbaiki semua keadaan rongga mulut yang dapat menyebbabkan iritasi
 Lakukan pembersihan kalkulus
 Jika plak putih adalah manifetasi oral dari sistemik disease : diberikan zat pengganti saliva
jika memang perlu. Jika plak putih adalah infeksi jamur maka dapat diberikan terapi anti
jamur Lakukan konsultasi kepada dokter peyakit dalam untuk dosis dsb, pasien dengan
konsumsi zat antikoagulan perawatan invasive ditunda 1-2 hari
 Obat kumur diberikan chlorhexidine dan hydrogen peroxide 10%
 Penting lakukan evaluasi kadar Hb, serum potassium, kreatinin
 Jika perawatan dental pasca hemodialisi sebaiknya sehari setelahnya
 Jika pasien gagal ginjal butuh transplantasi, maka perawatan gigi sebaiknya dilakukan
sebelum transplantasi ginjal.
7. Interpretasi daru hasil pemerikasaan medic pasien adalah :
 Hb : normalnya L 14-18 g/dl P 12-16 g/dl, hb pasien rendah
 BUN : L 8-24 g/dl, P 6-21 g/dl, anak 7-20 mg/dl, jika kadar diatas 50mg/dl disebut uremia.
BUN biasanya beragam tergantung lingkungan dan tempat pemeriksaan. BUN dewasa yang
mencapai 25 bisa dikategorikan tinggi.
 Kreatinin : normalnya L 0,5-1,1 mg/dl, sehingga pasein gangguan
 Sodium : 135-145mmol/L , sodium yang rendah dikarenakan kehilangan cairan
 Potassium : 3,7-5,2 mmol/L, kadar pasien normal
8. Fungsi rencana perawatan pada pasien diskenario:
 Obat kumur : mengurangi bau mulut
 Analgetik : mengurangi rasa sakit dari burn sensation
 Antibiotic
Konsultasikan dengan dr penyakit dalam untuk boleh/tidaknya tindakan dental
9. Bisa jadi ada hubungan gagal ginjal dan penyakit kardiovaskuler, karena penyakit ginjal bisa
komplikasi ke kardiovaskular, karena tubuh seperti satu kesatun sistem. Ginjal yang tidak
berfungsi menyaring darah dari zat berbahaya, maka jantung akan bekerja lebih berat
begitupula sebaliknya.
10. Terdapat hubungan antara Hipertensi dan gagal ginjal. Tekanan darah tinggi dalam pembuluh
darah dapat menyebabkan rusaknya pembuluh darah bahkan diginjal, dan menyebabkan
rusaknya unit penyaring kecil yaitu nefron diginjal. Tapi ini tergantung berapa tinggi dan berapa
lama mengalami hipertensi, dan dapat menyebabkan kadar lemak yang tinggi di pembuluh
darah, hubungan hipertensi dan penyakit ginjal timbal balik. Arteri disekitar ginjal bisa mengeras
11. Perawatan dental pada pasien hipertensi yaitu :
 Harus bisa identifikasi riwayat penyakit dan obat-obatan, penting ukur tekanan darah
hingga 140/90 mmHg dapat dilakukan penatalaksanaan dental
 Jika melakuakn tindakan invasif berikan antibiotic profilaksis
 Monitor tekanan darah
 Kontrol nyeri, penggunaan anestesi lokal hati-hati dengan penggunaan vasokonstriktor
 Kurangi stress dgn membangun hubungan baik dengan pasien
 Hindari NSAID karena mengurangi efek obat hipertensi
12. Saluran nafas terbagi atas saluran nafas atas dan saluran nafas bawah. Penatalaksanaan dental
bisa dilakukan bila pasien mampu menjalani perawatan, rawat dengan hati-hati, perhatikan
slauran nafas pasien agar sirkulasinya nayman, hindari stress pasien dan hindari anestesi dengan
adrenalin. Saat melakukan perawatan operator perhatikan juga risiko penularan penyakit,
sehingga penggunaan APD, masker dsb penting, perhatikan tekanan udara, perhatikan
rangsangan yang dapat memperparah penyakit pernafasan pasien misal debu.
Khususnya pada pasien asma : kurangi stress pada pasien, lakukann bertahap jika perawatan
lama,hindari anti histamine, dapat diguanakan sedasi N2O, penggunaan epinefrin sebaiknya
dihindari, hindari clindamycin, perawatan pasien sesak nafas sebaiknya hindari. Pasien dirawat
dengan pertimbanagn klinis, pemeriksaan fisik dan penggunaan obat-obatan.

Anda mungkin juga menyukai