Anda di halaman 1dari 14

7.

1 Tujuan Praktikum

1. Untuk mampu merangkai sensor tegangan


2. Untuk mengetahui cara kerja sensor tegangan
3. Untuk mengetahui penerapan sensor tegangan dalam kehidupan sehari hari

7.2 Tinjauan Pustaka

Sensor tegangan adalah kompoen elektronik yang berfungsi untuk mengukur tegangan
listrik. Sensor tegangan merupakan komponen yang digunakan untuk mengkonversi
besaran tegangan pada listrik menjadi besaran analog dengan memperkecil nilainya
menjadi tegangan referensi sehingga dapat dibaca pada rangkaian elektronik (Rahman,
2013).

Sensor tegangan terbagi menjadi beberapa jenis 。 yaitu sensor tegangan DC, sensor
tegangan AC dan sensor tegangan isolasi. Sensor tegangan DC merupakan sensor yang
digunakan untuk mengukur tegangan listrik arus searah (DC). Contoh sensor ini adalah
sensor tegangan DC berbasis Hall efect. Sensor tegangan dapat dilihat pada gambar 7.1
dibawah ini.

Gambar 7.1 Sensor Tegangan

Prinsip kerja sensor tegangan DC (Dirrect Current) serupa dengan prinsip kerja sensor
tegangan pada umumnya, yaitu dengan mengukur beda potensial atau tegangan listrik
yang ada di antara dua titik. Akan tetapi, sensor tegangan DC dirancang khusus untuk
mengukur tegangan listrik DC yang bersifat tetap dan tidak berubah-ubah dengan arah
atau frekuensi tertentu seperti pada tegangan AC.

Sensor tegangan DC umumnya menggunakan teknologi resistansi atau hall effect untuk
mengukur tegangan. Dalam teknologi resistansi 、 sensor tegangan DC menggunakan
rangkaian resistensi yang berubah nilai nilainya sesuai dengan tegangan input yang
diterima. Ketika tegangan diterapkan pada rangkaian, arus listrik akan mengalir
melaluisistor dan menghasilkan tegangan output yang sesuai dengan tegangan input.

Setelah tegangan input diubah menjadi tegangan output oleh sensor tegangan DC, sinyal
tersebut dikirimkan ke sistem pengukuran atau pengontrol untuk diolah lebih lanjut.
Output yang dihasilkan oleh sensor tegangan DC dapat berupa tegangan DC yang
berkisar antara beberapa millivolt hingga beberapa volt tergantung pada jenis sensor
tegangan dan keperluan aplikasi.

LCD (Liquid Crystal Display) adalah sebuah jenis display atau tampilan yang
menggunakan kristal cair sebagai medium untuk menampilkan informasi. LCD banyak
digunakan dalam perangkat elektronik seperti telepon genggam, televisi, kalkulator, dan
komputer. LCD berfungsi untuk menampilkan nilai hasil sensor, menampilkan teks,
atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. Sumber cahaya di dalam sebuah
perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal
cair. Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang membentuk
tampilan. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh
polarisas1i medan magnetik yang tmbul. Oleh karena itu, hanya beberapa warna
diteruskan sedangkan warna lainnya disaring. LCD membutuhkan driver supaya bisa
dikoneksikan dengan sistem minimum dalam suatu mikrokontroler. Driver tersebut
berisi rangkaian pengaman. pengatur tingkat kecerahan maupun data, serta untuk
mempermudah pemasangan di mikrokontroler (Putri & Hidayatullah, 2016).
Gambar 7. 2 LCD

Cara kerja LCD adalah sebagai berikut:


 LCD terdiri dari dua lembar panel kaca yang diisi dengan kristal cair di antara
keduanya. Setiap panel kaca memiliki lapisan konduktif yang dilapisi dengan
elektroda.
 Ketika arus listrik diterapkan pada lapisan konduktif, medan listrik akan terbentuk
di sekitar elektroda dan mengontrol orientasi molekul kristal cair.
 Ketika medan listrik diubah, kristal cair berubah orientasi, yang mengubah
intensitas cahaya yang melalui kedua panel kaca. Intensitas cahaya yang melalui
panel kaca kemudian diterima oleh polarizer untuk menampilkan gambar atau teks
pada layar LCD.
 Untuk menampilkan gambar atau teks pada LCD, data yang akan ditampilkan
dikirimkan dari sumber sinyal ke driver LCD. Driver LCD kemudian mengubah
data tersebut menjadi sinyal listrik untuk mengontrol orientasi molekul kristal cair
pada LCD.

Catu daya (Power Supply) adalah sebuah perangkat yang memasok listrik energi untuk
satu atau lebih beban listrik. Catu daya menjadi bagian yang penting dalam elektonika
yang berfungsi sebagai sumber tenaga listrik misalnya pada baterai atau accu. Pada
dasarnya power supply mempunyai konstruksi rangkaian yang hampir sama yaitu terdiri
dari trafo, penyearah, dan penghalus tegangan. Istilah ini paling sering diterapkan ke
perangkat yang mengubah satu bentuk energi listrik yang lain, meskipun juga dapat
merujuk ke perangkat yang mengkonversi bentuk energi lain (misalnya, mekanik,
kimia, solar) menjadi energi listrik. Secara umum prinsiD rangkaian catu daya terdiri
atas komponen utama yaitu : transformator, dioda dan kondensator (Sitohang et al.,
2018).

Gambar 7.3 Catu Daya

7.3 Waktu dan Lokasi Praktikum


Praktikum Mikrokontroler modul “Sensor Tegangan” dilaksanakan pada hari kamis,
tanggal 4 Mei 2023 pukul 07.30 – 08.20 WITA yang bertempat di laboratorium Elektro
Lanjut Fakultas Teknik Universitas Mulawarman.

7.4 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu sebagai berikut.
1. Arduino Uno
2. Kabel Jumper
3. Sensor Tegangan
4. Arduino IDE
5. Power Supply
6. LCD 16x2 12C

7.5 Identifikasi Variabel Praktikum


Adapun Identifikasi Variabel Praktikum yaitu sebagai berikut.
1. Tegangan
2. Arus
3. Resolusi
4. Sensitivitas
5. Kesalahan
6. Waktu
7. Suhu
8. Tekanan
9. Kelembaban
10. Jenis dan ukuran sensor

7.6 Definisi Operasional Variabel


Definisi Operasional dari Variabel diatas yaitu sebagai berikut.
1. Tegangan: Variabel independen utama dalam eksperimen ini adalah tegangan
yang diberikan ke sensor. Tegangan ini dapat diubah-ubah dalam eksperimen
untuk mempelajari bagaimana sensor bereaksi terhadap perubahan tegangan.
2. Arus: Arus listrik yang mengalir melalui sensor juga dapat diukur dan
diidentifikasi sebagai variabel penting dalam percobaan ini.
3. Resolusi: Resolusi sensor mengacu pada kemampuan sensor untuk membaca
perubahan kecil dalam tegangan atau arus. Variabel ini dapat diukur dengan
menggunakan perangkat pengukur yang tepat.
4. Sensitivitas: Sensitivitas sensor mengacu pada perubahan output sensor yang
dihasilkan oleh perubahan input tegangan atau arus. Variabel ini juga dapat diukur
dengan menggunakan perangkat pengukur yang tepat.
5. Kesalahan: Kesalahan pengukuran juga perlu diperhitungkan dalam eksperimen
ini. Variabel kesalahan ini dapat diidentifikasi dengan membandingkan hasil
pengukuran dengan nilai sebenarnya.
6. Waktu: Waktu yang diperlukan sensor untuk merespons perubahan tegangan atau
arus juga dapat diukur dan diidentifikasi sebagai variabel dalam percobaan ini.
7. Suhu: Suhu lingkungan juga dapat mempengaruhi kinerja sensor dan perlu
diidentifikasi sebagai variabel dalam eksperimen ini.
8. Tekanan: Tekanan lingkungan atau tekanan yang diberikan pada sensor juga dapat
mempengaruhi kinerja sensor dan perlu diidentifikasi sebagai variabel dalam
eksperimen ini.
9. Kelembaban: Kelembaban lingkungan juga dapat mempengaruhi kinerja sensor
dan perlu diidentifikasi sebagai variabel dalam eksperimen ini.
10. Jenis dan ukuran sensor: Jenis dan ukuran sensor juga perlu diidentifikasi sebagai
variabel dalam eksperimen ini, karena kinerja sensor dapat berbeda-beda
tergantung pada jenis dan ukuran sensor yang digunakan.

7.7 Prosedur Percobaan


1. Buatlah rangkaian sesuai dengan gambar 7.4 dibawah ini.

Gambar 7.4 Rangkaian Sensor Tegangan

2. Ketiklah program sesuai dengan program berikut ini.


#include <Wire.h> //library I2C
#include <LiquidCrystal_I2C.h> //library LCD
LiquidCrystal_I2C lcd (0x27,16,2); // set address I2C dan besar
karakter untuk lcd 16x2
int sensorPin = A0;

void setup()
{
lcd.init();
lcd.backlight();
pinMode(sensorPin, INPUT); // set pin sensor tegangan sebagai
input
Serial.begin(9600); // buka komunikasi serial pada 9600 bps
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print ("SENSOR TEGANGAN");
delay(1000);
}

void loop()
{
lcd.clear();
int sensorValue = analogRead(sensorPin); // baca tegangan dari
sensor
float voltage = sensorValue * (5.0 / 230.0);

lcd.backlight(); //menyalakan backlight


lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Nilai Tegangan: "); //menulis kata
Serial.print("Nilai Tegangan: ");
lcd.setCursor(0,1); //mengatur posisi kursor pada baris 1 posisi
lcd.print (voltage);
Serial.print(voltage);
lcd.setCursor(4,1);
lcd.print("V");
Serial.println("V");
delay(3000); //menunggu 3000 milidetik
}

3. Tuliskan hasil baca sensor pada lembar pengamatan.

7.8 Data Hasil Pengamatan

Gambar 7.5 Hasil Baca Sensor dan Nilai Analog pada Tegangan 1 V
Gambar 7.6 Hasil Baca Sensor dan Nilai Analog pada Tegangan 2 V

Gambar 7.7 Hasil Baca Sensor dan Nilai Analog pada Tegangan 3 V

Gambar 7.8 Hasil Baca Sensor dan Nilai Analog pada Tegangan 4 V
Gambar 7.9 Hasil Baca Sensor dan Nilai Analog pada Tegangan 5 V

7.9 Analisis Data

Tabel 7.1 Nilai Error Sensor Tegangan


Percobaan
Power Supply Sensor Tegangan Error
Ke
1 1V 0.93 V 7%

2 2V 1.87 V 6.5%

3 3V 2.74 V 8.6%

4 4V 3.72 V 7%

5 5V 4.61 V 7.8%
|Power Supply−Sensor Tegangan|
Error ( % )= × 100
Power Supply
1. Percobaan ke 1
|1−0.93|
Error ( % )= × 100
1
¿7%
2. Percobaan ke 2
|2−1.87|
Error ( % )= ×100
2
¿ 6.5 %
3. Percobaan ke 3
|3−2.74|
Error ( % )= ×100
3
¿ 8.6 %
4. Percobaan ke 4
|4−3.72|
Error ( % )= × 100
4
¿7%
5. Percobaan ke 5
|5−4.61|
Error ( % )= ×100
5
¿ 7.8 %

Tabel 7.2 Nilai Analog dan Hasil Baca Sensor Tegangan

Nilai Analog Sensor Sensor Tegangan

0.96 V 0.93 V

1.89 V 1.87 V

2.80 V 2.74 V

3.67 V 3.72 V

4.57 V 4.61 V

Berdasarkan hasil pengukuran pada Tabel 7.2, nilai tegangan yang terukur pada sensor
cenderung sedikit lebih rendah dari nilai tegangan sebenarnya mungkin disebabkan oleh
adanya resistansi internal pada sensor dan kabel yang digunakan dalam pengukuran.
Meskipun demikian, sensor yang digunakan menunjukkan akurasi yang cukup baik
dalam mengukur tegangan karena memiliki selisih yang relatif kecil dengan nilai
sebenarnya. Namun, perlu dilakukan kalibrasi ulang pada sensor untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang lebih akurat pada kondisi dan setup yang berbeda.

7.10 Pembahasan

Praktikum Mikrokontroler modul “Sensor Tegangan” dilakukan uji coba pada sensor
untuk mengukur tegangan pada power supply. Pengukuran tegangan adalah salah satu
hal yang sangat penting dalam berbagai bidang, mulai dari industri hingga kebutuhan
rumah tangga. Sensor tegangan merupakan salah satu jenis sensor yang digunakan
untuk mengukur tegangan pada suatu rangkaian listrik. Dalam percobaan ini, dilakukan
pengukuran sensor tegangan menggunakan Arduino dan LCD.

Pada percobaan ini, dilakukan pengukuran sensor tegangan dengan menggunakan 5


nilai tegangan berbeda pada power supply yaitu 1V, 2V, 3V, 4V, dan 5V. Hasil
pengukuran sensor tegangan kemudian dicatat dan dibandingkan dengan nilai
sebenarnya menggunakan rumus error. Selain itu, dilakukan pula pengukuran nilai
analog dari sensor dan dibandingkan dengan hasil bacaan sensor tegangan yang
sebenarnya. Dari hasil pengukuran sensor tegangan pada percobaan ini, diperoleh nilai
error yang bervariasi pada setiap percobaan. Nilai error pada percobaan pertama sebesar
7%, pada percobaan kedua sebesar 6,5%, pada percobaan ketiga sebesar 8,6%, pada
percobaan keempat sebesar 7%, dan pada percobaan kelima sebesar 7,8%. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai error sensor tegangan pada percobaan ini relatif kecil dan
hasil bacaannya cukup akurat. Selain itu, dari tabel nilai analog dan hasil bacaan sensor
tegangan, dapat dilihat bahwa nilai hasil bacaan sensor tegangan relatif dekat dengan
nilai analog yang terukur. Dalam hal ini, selisih antara nilai sebenarnya dan hasil bacaan
sensor tegangan relatif kecil dan terjaga pada rentang 0,03 hingga 0,09 volt.

Namun, perlu diingat bahwa hasil pengukuran sensor dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti lingkungan sekitar, kualitas sensor, dan keakuratan peralatan pengukuran.
Oleh karena itu, hasil pengukuran sensor perlu divalidasi dengan metode pengukuran
yang lain untuk memastikan keakuratannya. Penggunaan sensor tegangan pada berbagai
aplikasi sangat penting karena dapat membantu memonitoring dan mengontrol kinerja
peralatan listrik dengan lebih efektif dan efisien. Dalam bidang industri, sensor
tegangan sering digunakan untuk mengukur tegangan pada motor listrik, mesin-mesin
produksi, dan peralatan lainnya. Sementara itu, dalam kebutuhan rumah tangga, sensor
tegangan dapat digunakan untuk mengukur tegangan pada alat-alat elektronik seperti
lampu, kipas angin, dan AC.

Dalam kesimpulannya, percobaan pengukuran sensor tegangan dengan menggunakan


Arduino dan LCD ini telah berhasil memberikan hasil pengukuran sensor tegangan yang
relatif akurat. Selain itu, dengan menggunakan rumus error, dapat diperoleh informasi
mengenai tingkat ketelitian sensor tegangan yang digunakan pada percobaan ini. Hasil
pengukuran ini dapat berguna dalam pengembangan aplikasi yang memerlukan sensor
tegangan untuk memonitoring dan mengontrol kinerja peralatan listrik dengan lebih
efektif dan efisien.
7.11 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum modul “Sensor Tegangan” maka diperoleh kesimpulan


sebagai berikut:
1. Sensor tegangan dapat dirangkai dengan beberapa langkah sederhana, tergantung
pada jenis dan spesifikasi sensor yang digunakan. Sebagai contoh, jika
menggunakan sensor tegangan jenis resistor pembagi tegangan, maka sensor
tersebut dapat dihubungkan ke rangkaian listrik yang akan diukur tegangannya.
Sensor kemudian dapat dihubungkan ke salah satu pin analog pada mikrokontroler
dengan menggunakan kabel jumper. Setelah itu, program pada mikrokontroler
dapat dibuat untuk membaca nilai tegangan pada sensor dan menampilkan
hasilnya pada layar monitor atau LCD.
2. Sensor tegangan bekerja dengan prinsip dasar perubahan tegangan pada rangkaian
listrik. Ketika tegangan listrik diberikan pada sensor, maka tegangan pada sensor
akan berubah sesuai dengan tegangan pada rangkaian listrik yang diukur.
Perubahan tegangan pada sensor kemudian dikonversi menjadi sinyal listrik yang
dapat dibaca oleh perangkat elektronik, seperti mikrokontroler.
3. Sensor tegangan memiliki banyak penerapan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama dalam bidang industri dan teknologi. Sensor tegangan sering digunakan
untuk mengukur tingkat daya baterai pada perangkat elektronik, mengukur
tegangan pada sistem listrik, dan dalam pengukuran tegangan pada rangkaian
elektronik. Selain itu, sensor tegangan juga digunakan dalam bidang otomotif,
misalnya dalam pengukuran tegangan pada sistem pengisian baterai dan dalam
pengukuran tegangan pada mesin-mesin kendaraan.

7.12 Diskusi

Sebaiknya praktikan juga melakukan pengujian terhadap akurasi dan ketelitian


pengukuran sensor tegangan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan standar
pengukuran yang sudah terpercaya seperti pengukuran manual menggunakan alat
pengukur tegangan yang sudah terkalibrasi. Pengujian ini dapat dilakukan pada berbagai
kondisi, seperti variasi nilai tegangan yang diukur dan perbedaan jarak antara sensor
dengan sumber tegangan.
7.13 Daftar Pustaka

Putri, D. G. A., & Hidayatullah, R. N. (2016). Monitoring Tegangan Dan Arus Pada
Battery Housing Menggunakan Mikrokontroler Dan Wifi. Tugas Akhir.
Rahman. Surya Mulia (2013). Monitoring Catu Tegangan 110 V de DC PMT Dengan
Menggunakan Media Modem GSM. Tugas Akhir
Sitohang, E. P., Mamahit, D. J, Tulung, N. S, Elektro, T., Sam, U., Manado, R., &
Manado, J. K. B. (2018). Rancang Bangun Catu Daya DC Menggunakan
Mikrokontroler ATmega 8535. 7(2), 135-142

Anda mungkin juga menyukai