Anda di halaman 1dari 9

6.

1 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum yang akan dilaksanakan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui dan dapat mengoperasikan sistem Pneumatik.
2. Untuk mengetahui sistem control closed loop pada Pneumatik.
3. Untuk mengetahui dan memahami fungsi dari sistem yang dibuat.

6.2 Tinjauan Pustaka

Pneumatik adalah salah satu bentuk teknologi yang banyak digunakan dalam berbagai
aplikasi industri dan otomasi. Sistem pneumatik sering digunakan dalam banyak mesin
dan peralatan industri karena memiliki beberapa keuntungan, seperti kemampuan
bekerja pada tekanan tinggi, kemampuan untuk diatur dengan mudah, dan daya tahan
yang baik. Untuk menjaga performa sistem pneumatik yang optimal, maka sistem close
loop pada pneumatik sangat diperlukan. Silinder pneumatik adalah aktuator yang
mengubah energi udara bertekanan menjadi gerakan mekanik linear. Silinder kerja
ganda memiliki dua ruang kerja terpisah yang masing-masing diberi tekanan udara
untuk menggerakkan piston maju dan mundur. Tekanan udara yang dikendalikan oleh
katup solenoid mengatur arah dan pergerakan piston dalam silinder (Rao, et al. 2017)

Sistem close loop pada pneumatik bertujuan untuk memastikan bahwa perubahan dalam
sistem dideteksi dan direspons dengan cepat dan akurat. Sistem ini digunakan untuk
memastikan bahwa tekanan udara, kecepatan, dan posisi dapat dikontrol dengan tepat
dan presisi. Dalam sistem close loop pneumatik, sensor digunakan untuk memonitor
kondisi sistem, dan kontroler digunakan untuk mengatur parameter operasi untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Sistem close loop pneumatik terdiri dari beberapa
komponen, termasuk sensor, kontroler, aktuator, dan katup. Sensor digunakan untuk
memonitor kondisi sistem dan mengirimkan data ke kontroler. Kontroler kemudian
mengatur parameter operasi dan mengirimkan sinyal ke aktuator untuk mengubah posisi
atau kecepatan. Katup digunakan untuk mengatur aliran udara dan memungkinkan
udara masuk atau keluar dari sistem (Syed & Morshed, 2016).

Sensor yang paling umum digunakan dalam sistem close loop pneumatik adalah sensor
tekanan dan sensor posisi. Sensor tekanan digunakan untuk memantau tekanan udara di
dalam sistem dan mengirimkan data ke kontroler untuk diolah. Sensor posisi digunakan
untuk memantau posisi dari aktuator dan mengirimkan data ke kontroler. Kontroler
pada sistem close loop pneumatik harus dapat mengambil data dari sensor dan membuat
keputusan yang tepat untuk mengatur parameter operasi. Beberapa jenis kontroler yang
digunakan dalam sistem close loop pneumatik termasuk kontroler PID (Proportional
Integral Derivative) dan kontroler fuzzy logic. Kontroler PID menggunakan input dari
sensor untuk menghitung nilai error, dan kemudian mengatur output kontroler untuk
meminimalkan error. Kontroler fuzzy logic menggunakan aturan yang berbasis pada
pengetahuan ahli untuk mengambil keputusan. Aktuator pada sistem close loop
pneumatik dapat berupa silinder pneumatik atau motor DC. Silinder pneumatik
digunakan untuk mengubah posisi dari objek atau untuk mendorong objek. Motor DC
digunakan untuk mengatur kecepatan atau posisi dari objek (Padmanaban &
Muruganandam, 2019).

Sistem close loop pneumatik juga dapat digunakan untuk mengontrol kecepatan motor
DC dengan menggunakan kontroler PWM (Pulse Width Modulation). Kontroler PWM
mengatur lebar pulsa sinyal yang dikirim ke motor DC untuk mengatur kecepatannya.
Sistem close loop pneumatik juga dapat digunakan untuk mengatur kecepatan atau
posisi pada aplikasi robotik. Sistem close loop pneumatik memungkinkan robot untuk
bergerak dengan cepat dan akurat, dan dapat digunakan untuk mengontrol gerakan robot
pada semua sumbu (Hu & Huang 2019).

Dalam industri otomotif, sistem close loop pneumatik digunakan untuk mengontrol
gerakan pada mesin pembakaran internal. Sistem close loop pneumatik digunakan untuk
mengontrol aliran udara ke dalam silinder mesin, mengatur posisi katup, dan memantau
tekanan dalam sistem. Hal ini memungkinkan pengendalian yang akurat dan responsif
terhadap perubahan kondisi operasional. Selain itu, sistem close loop pneumatik juga
diterapkan dalam sistem pengendalian kualitas pada proses manufaktur. Dalam proses
ini, sensor digunakan untuk memantau parameter kualitas seperti tekanan, suhu, atau
kelembaban, dan kontroler mengatur operasi sistem pneumatik untuk mempertahankan
parameter tersebut dalam rentang yang diinginkan. Sistem close loop pneumatik
memastikan bahwa kualitas produk terjaga secara konsisten. (Singh & Kumar, 2019)
6.3 Waktu dan Lokasi Praktikum
Praktikum Dasar Sistem Pengaturan modul “Sistem Close Loop pada Pnuemetik”
dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 10 Mei 2023 pukul 09.10 – 10.00 WITA yang
bertempat di laboratorium Elektro Lanjut Fakultas Teknik Universitas Mulawarman.

6.4 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu sebagai berikut.
1. Regulator filter udara 1
2. Kompresor 1
3. Relay 2
4. Push button 2
5. Silinder kerja ganda 1
6. KKA 5/2 1
7. Power Supply 1
8. Switch roll (sensor) 1
9. Kabel Jumper

6.5 Identifikasi Variabel Praktikum


Adapun Identifikasi Variabel Praktikum yaitu sebagai berikut.
1. Pressure (Tekanan)
2. Cylinder (Silinder)
3. Piston
4. Flow Rate (Laju Aliran)
5. Valve (Klep)
6. Compressor (Kompresor)
7. Air Receiver (Penerima Udara)
8. Control Signal (Sinyal Kontrol)

6.6 Definisi Operasional Variabel


Definisi Operasional dari Variabel diatas yaitu sebagai berikut.
1. Pressure (Tekanan): Tekanan udara dalam sistem pneumatik, biasanya diukur
dalam satuan Pascal (Pa) atau bar.
2. Cylinder (Silinder): Komponen pneumatik yang berfungsi untuk menggerakkan
beban dengan menggunakan tekanan udara.
3. Piston: Bagian dalam silinder yang bergerak maju dan mundur ketika tekanan
udara diubah.
4. Flow Rate (Laju Aliran): Laju aliran udara yang masuk atau keluar dari sistem
pneumatik, diukur dalam satuan volume per waktu, seperti liter per menit (LPM)
atau meter kubik per jam (m³/h).
5. Valve (Klep): Komponen yang mengatur aliran udara dalam sistem pneumatik,
seperti klep pengontrol aliran (flow control valve) atau klep pengontrol tekanan
(pressure control valve).
6. Compressor (Kompresor): Sumber udara bertekanan yang digunakan untuk
mengisi sistem pneumatik.
7. Air Receiver (Penerima Udara): Tangki yang digunakan untuk menyimpan udara
bertekanan dari kompresor sebelum didistribusikan ke sistem pneumatik.
8. Control Signal (Sinyal Kontrol): Sinyal yang mengontrol aktuasi dan deaktifasi
sistem pneumatik, seperti sinyal listrik yang dikirim ke solenoid valve.

6.7 Gambar Rancangan


Adapun gambar rancangan rangkaian percobaan sebagai berikut.

Gambar 6.1 Rangkaian Pneumatik & Elektronik

6.8 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur percobaan praktikum sebagai berikut.
1. Disiapkan peralatan yang kan digunakan,
2. Dibuat rangkaian Pneumatik seperti gambar 6.1,
3. Dibuat rangkaian elektroniknya seperti pada gambar 6.1, setelah rangkaian
pneumatiknya telah jadi
4. Diatur pada rangkaian elektronik s1 sebagai tombol ON yang melayani K1 dan s2
sebagai sensor pada sistem,
5. Dilakukan pengecekan pada sistem yang akan dijalankan dengan menunjukkan
pada asisten praktikum, Setelah rangkaian telah selesai
6. Dijalankan sistem jika rangkaian telah benar,
7. Ditekan tombol s1 dan amati apa yang terjadi pada sistem,
8. Diamati apa yang terjadi pada sistem saat Switch rol tertekan
9. Dicatat hasil pengamatan pada table kerja.

6.9 Data Hasil Pengamatan


Adapun data hasil pengamatan pada percobaan praktikum sebagai berikut.
1. Tabel Pengamatan

Tabel 6.1 Hasil Pengamatan pada Percobaan


No. Komponen Kondisi Keterangan
Apabila saklar dinyalakan maka y1 aktif dan
silinder bergerak maju lalu menekan switch roll
1. Saklar On
sehingga mengaktifkan y2 dan silinder kembali
mundur
Switch roll menyala ketika silinder bergerak maju
2. Switch roll On menekan switch roll. switch roll memberikan
sinyal ke y2 dan silinder akan bergerak mundur

y1 aktif setelah saklar ditekan dan mengaktifkan


y1 aktif
silinder dan bergerak maju
3. KKA 5/2 y2 aktif setelah switch roll ditekan oleh silinder
y2 aktif yang diaktifkan oleh saklar. Dan menyalakan
switch roll membuat silinder mundur
4. Silinder Maju Silinder bergerak maju setelah saklar dinyalakan
Kerja Ganda dan mengaktifkan y1
Silinder mundur langsung setelah silinder maju
Mundur
setelah menekan switch roll

2. Tugas Praktikum

Gambar 6.2 Rangkaian Elektronik Sistem Kontrol Pneumatik dengan Buzzer


pada Sistem sebagai Alarm dan Switch Emergency

6.10 Pembahasan

Dalam praktikum Dasar Sistem Pengaturan modul “Sistem Close Loop pada
Pnuemetik” ini, Pada percobaan ini, dilakukan pengujian sistem close loop pada
pneumatik dengan menggunakan peralatan yang telah disiapkan. Peralatan yang
digunakan antara lain regulator filter udara, kompresor, relay, push button, silinder kerja
ganda, KKA 5/2, power supply, switch roll sebagai sensor, dan kabel jumper.

Langkah pertama dalam percobaan ini adalah menyiapkan peralatan yang akan
digunakan dan membuat rangkaian pneumatik sesuai dengan gambar 6.1 yang telah
diberikan. Setelah rangkaian pneumatik selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah
membuat rangkaian elektronik yang sesuai dengan gambar 6.1.

Pada rangkaian elektronik, tombol s1 berfungsi sebagai tombol ON yang


mengendalikan K1, sedangkan tombol s2 berfungsi sebagai sensor pada sistem. Setelah
rangkaian selesai dibuat, dilakukan pengecekan oleh asisten praktikum untuk
memastikan bahwa rangkaian telah benar. Jika rangkaian telah dinyatakan benar, sistem
dapat dijalankan. Percobaan dimulai dengan menekan tombol s1 dan mengamati apa
yang terjadi pada sistem pneumatik. Setelah itu, dilakukan pengujian dengan menekan
switch roll (sensor) dan mengamati respons sistem. Selama percobaan berlangsung,

Hasil pengamatan dicatat pada tabel kerja yang telah disiapkan. Hasil pengamatan ini
mencakup pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada tiap komponen selama
percobaan berlangsung.
6.11 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum modul “Sistem Close Loop pada Pnuemetik” maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Cara mengoperasikan sistem pneumatik dapat dilakukan dengan memperhatikan
beberapa langkah penting. Pertama, pastikan bahwa seluruh peralatan dan
komponen sistem pneumatik telah terpasang dengan benar dan terhubung dengan
kabel dan pipa yang sesuai. Kedua, atur tekanan udara sesuai dengan spesifikasi
sistem. Ketiga, pastikan bahwa pengaturan katup dan sistem pneumatik sesuai
dengan kebutuhan aplikasi. Keempat, nyalakan sistem dan jalankan perintah
pengendalian melalui tombol atau sensor sesuai dengan sistem yang digunakan.
2. Sistem kontrol closed loop pada pneumatik dapat diidentifikasi melalui beberapa
indikator. Salah satunya adalah penggunaan sensor sebagai input pada sistem
yang terhubung dengan aktuator sebagai output. Sensor akan mendeteksi
perubahan kondisi dan memberikan sinyal ke aktuator untuk mengatur respons
sistem.
3. Sistem yang dibuat memiliki beberapa fungsi penting dalam aplikasi pneumatik.
Pertama, sistem ini digunakan untuk mengatur pengendalian pada aplikasi
pneumatik secara otomatis dan presisi. Kedua, sistem ini memungkinkan respons
cepat terhadap perubahan input dan kondisi sistem. Ketiga, sistem ini dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas aplikasi pneumatik dengan mengurangi
kesalahan manusia dan mengoptimalkan pengaturan sistem. Oleh karena itu,
memahami fungsi dari sistem kontrol closed loop pada pneumatik sangat penting
dalam pengembangan dan penerapan aplikasi pneumatik yang efektif dan efisien.

6.12 Diskusi

Sebaiknya, dalam praktikum Sistem Close Loop pada Pnuemetik, memberikan


kebebasan kepada praktikan untuk mengubah parameter dan menambahkan komponen
baru pada sistem kendali juga akan membantu praktikan menguji dan memahami
karakteristik sistem secara lebih mendalam. Dalam praktikum ini, praktikan dapat
melakukan modifikasi pada waktu pengoperasian sistem, tekanan udara, jarak
perpindahan, atau parameter lainnya dengan penggerak silinder pneumatik.
6.13 Daftar Pustaka

Hu, H., Guo, Z., & Huang, J. (2019). Research on Position Control of Pneumatic
Cylinder Based on Fuzzy-PID Control Algorithm. In 2019 IEEE International
Conference on Mechatronics and Automation (ICMA).
Padmanaban, M. V., & Muruganandam, P. (2019). A review on closed loop control of
pneumatic actuators for industrial applications. In 2019 International
Conference on Intelligent Computing and Control Systems (ICICCS).
Rao, C. S., Raju, P., & Srinivasulu, B. (2017). Design and analysis of position control
of a pneumatic cylinder using PID controller. In 2017 International
Conference on Intelligent Computing and Control Systems (ICICCS).
Singh, H., & Kumar, R. (2019). Design and simulation of pneumatic system using
closed loop proportional integral derivative controller. In 2019 2nd
International Conference on Computing Methodologies and Communication
(ICCMC).
Syed, A. A., & Morshed, M. K. (2016). Design and development of a closed-loop
pressure control system for a pneumatic cylinder. In 2016 3rd International
Conference on Electrical Engineering and Information & Communication
Technology (ICEEICT).

Anda mungkin juga menyukai