Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PRAKTIKUM 5
“ Rangkaian Elektropneumatik Berurutan Manual
Push Button A+ B+ B- A- silinder kerja ganda ”

Dosen Pengajar :
Miftakhul Huda, S.Pd, M.Tr.T

Oleh :

1. Bagas Dwi Riski H. P / 3A / 2141190035


2. Erwin Alvito / 3A / 2141190050
3. Wildan Ahmad Fauzi / 3A / 2141190031

D4-IIIA
TEKNIK ELEKTRONIKA

PSDKU Politeknik Negeri Malang Kota Kediri


Jl. Lingkar Maskumambang No.1, Sukorame, Kec. Mojoroto,
Kota Kediri, Jawa Timur 64119
I. Tujuan
1. Mahasiswa memahami dan merangkai pneumatic hidrolik pada software.
2. Mahasiswa dapat melakukan praktikum rangkaiaan berurutan silinder kerja ganda maju-
mundur di perlambat dan Rangkaiaan Pengunci Elektropneumatik

II. Dasar Teori


Rangkaian berurutan silinder kerja ganda full pneumatic

Rangkaian berurutan silinder kerja ganda full pneumatic adalah sistem pneumatik yang
menggunakan dua silinder pneumatik yang diatur secara berurutan untuk melakukan
pekerjaan tertentu. Silinder kerja ganda memiliki dua ruang kerja yang dapat digunakan
untuk menggerakkan suatu beban atau melakukan pekerjaan. Rangkaian ini dapat digunakan
dalam berbagai aplikasi industri untuk menggerakkan, mengangkat, atau mengendalikan
peralatan.

1. Kompresor
Kompresor hidrolik udara adalah perangkat yang digunakan untuk mengkompres
udara menggunakan sistem hidrolik. Ini adalah kombinasi dari teknologi hidrolik dan
pneumatik yang menghasilkan udara yang dikompresi dalam tekanan tinggi.
Kompresor hidrolik udara dapat digunakan dalam beberapa aplikasi khusus di mana
udara dikompresi dengan bantuan sistem hidrolik.
2. Air Service Unit (ASU)

Air Service Unit (ASU) adalah perangkat yang digunakan dalam sistem
pneumatik (udara) untuk memproses udara sebelum digunakan dalam berbagai
aplikasi pneumatik. ASU bertujuan untuk membersihkan, mengatur, dan
menghilangkan kelembaban dari udara sebelum dihantarkan ke perangkat pneumatik.
3. Selenoid valve
Push button pneumatik adalah perangkat kontrol yang digunakan dalam sistem
pneumatik untuk mengaktifkan atau menghentikan aliran udara bertekanan dalam
rangka untuk mengendalikan perangkat atau fungsi pneumatik tertentu.

4. Silinder Kerja Ganda

Silinder kerja ganda (Double Acting Cylinder) adalah silinder pneumatik yang
memiliki 2 (dua) output yang dihasilkan dari gerakan maju dan mundur pistonnya.

5. Throttle valve

Throttle valve pneumatik adalah komponen dalam sistem pneumatik yang


digunakan untuk mengatur aliran udara atau gas dalam sistem tersebut. Sistem
pneumatik menggunakan udara bertekanan untuk menggerakkan perangkat mekanis
seperti silinder pneumatik, motor pneumatik, atau alat pneumatik lainnya. Throttle
valve pneumatik membantu mengatur laju aliran udara dalam sistem pneumatik
sesuai dengan kebutuhan aplikasi.

6. Push Button
Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana yang
berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem
kerja tekan unlock (tidak mengunci).

7. Power Supply

Power Supply adalah Sebuah Komponen Listrik yang berfungsi sebagai pengubah
Tegangan AC menjadi DC.Untuk men supply power kepada komponen elektronika
bersumber Tegangan DC.Untuk mengubah tegangan AC ke DC didalam power
supply banyak sekali komponen elektronika.

8. Relay
Relay adalah sebuah komponen elektronika yang berbentuk saklar yang dioperasikan
dengan listrik, dilengkapi 2 bagian diantaranya elektromagnet (Coil) dan mekanikal
(Switch). Dimana komponen tersebut memanfaatkan prinsip elektromagnetik untuk
dapat menggerakkan saklar sehingga dapat menghantarkan arus listrik.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
Pneumatik :
 Kompresor bertekanan 10bar
 Air service unit
 Throttle valve
 5/2 selenoid valve
 Silinder kerja Ganda
Elektrik :
 Relay
 Push Button
 Indicator Lamp
 Power supply
2. Bahan :
 Selang Udara
 Percabangan
 Kabel jumper
IV. GAMBAR RANGKAIAN
 Rangkaian Pneumatik :

 Rangkaian Elektrik :

V. K3 STANDAR OPERASIAONAL PROSEDUR SOP


1. Mengisi daftar kontrol jam pemakian mesin yang tersedia.
2. Mengecek kebersihan mesin.
3. Menghidupkan saklar utama power suply mesin pada posisi “ON”
4. Menyambung power line hose kompresor ke katup maintance unit dan mengatur
tekanankerjanya (3-5bar).
5. Merangkai system pneumatic sesuai dengan modul latihan yang digunakan.
PROSEDUR SETELAH MENGOPRASIKAN MESIN
1. Melepas semua komponen yang dirangkai, dan menyimpan pada almari maupun rak
penyimpanan seperti semula.
2. Mematikan saklar-saklar power supply kompresor untuk memastikan kompresor tidak
bisa bekerja.
3. Membersihkan mesin dan membersihkan lantai area kerja.
4. Mengisi daftar control jam pemakaian mesin.

VI. LANGKAH PRAKTIKUM


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pastikan mematuhi SOP yang telah ditetapkan selama praktikum.
3. Rangkailah rangkaian pneumatic terlebih dahulu seperti pada gambar diatas, setelah itu
baru rangkailah rangkaian elektriknya.
4. Hidupkan power supply dan jalankan rangkaian, periksa kembali apakah rangkaian
berjalan sesuai yang diharapkan.
5. Dirasa telah memenuhi, berikan Analisa dan kesimpulan.

VII. HASIL PRAKTIKUM


Analisa :
Rangkaian Pneumatik
Rangkaian ini bekerja maju dengan cara mengaktifkan 5/2 solenoid valve, sedangkan untuk
mundurnya menggunakan per.

Rangkaian elektrik:
Dengan menekan tombol PB ON A maka relay 1 dan 5/2 solenoid valve 1 akan aktif.
Dengan menekan tombol PB ON B maka relay 2 dan 5/2 solenoid valve 2 akan aktif.
Relay 1 dan 5/2 solenoid valve 1 tidak bisa dinonaktifkan apabila relay 2 dan 5/2 solenoid
valve 2 belum dinonaktifkan terlebih dulu.

VIII. KESIMPULAN
Seperti tertera pada judul rangkaian ini diaktifkan dan dinonaktifkan secara manual akan
tetapi harus secara berurutan sesuai prinsip kerja rangkaian tersebut, dan apabila diaktifkan
dan dinonaktifkan dengan cara tidak berurutan maka rangkaian tidak bisa menyala dan tidak
bisa dimatikan.

Anda mungkin juga menyukai