Oleh:
Kelompok 7
7.1 Pendahuluan
Sistem pneumatik memiliki peran penting dan aplikasi yang luas di industri
manufaktur dan otomasi. Keuntungan menggunakan sistem pneumatik yaitu pada
ketersediaan udara yang tidak terbatas sebab fluida udara yang dimampatkan
dijadikan supply energi pneumatik, harga murah, bersih, aman, fleksibel terhadap
temperatur, serta perawatan yang tidak sulit mempengaruhi penggunaan sistem
pneumatik di industri.
7.2 Pneumatik
Mode operasi proposional dapat dicapai dengan sistem yang ditunjukkan pada
gambar 7.2, operasi dipahami dengan mencatat bahwa jika tekanan input meningkat,
maka bellow input memaksa flapper untuk berputar dan menutup nozzle. Ketika ini
terjadi, tekanan ouput meningkat sehingga bellow umpan balik memberikan gaya
untuk menyeimbangkan bellow input. Kondisi keseimbangan kemudian terjadi ketika
masing-masing torsi diberikan pivot yang sama.
7.6.2 Mode Proporsional Integral
Bellow integral maasih pada tekanan output asli, karena pembatasan mencegah
perubahan tekanan yang dikirim dengan cepat. Karena peningkatan tekanan pada
output melalui pembatasan, maka bellow integral perlahan-lahan memindahkan
flapper lebih dekat ke nozzle, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan output
yang stabil. Pembatsan variabel memungkinkan variasi tingkat kebocoran dan waktu
integrasi (Isdwiyanto, 1996).
Output kontroler akan naik dengan segera karena ada aksi proporsional yang
tergantung atas besarnya udara dan ukuran eror. Hal ini akan menghasilkan
perbedaan tekanan pada valve restriksi integral. Pada saat beda tekanan turun, akan
menaikkan gaya disebelah dalam below integral menyebabkan naiknya output diikuti
oleh naiknya negatif feedback untuk mempertahankan kesetimbangan momen. Pada
saat aksi integrasi ini terjadi, output kontroler selanjutnya naik jika dibandingkan
hanya menggunakan aksi proporsional saja. Sehingga final control element bergerak
lebih lanjut menyebabkan input mendekati set point, beda tekanan pada valve integral
juga akan mendekati nol (Isdwiyanto, 1996).
Ketika input sama dengan set point, kesetimbangan momen dicapai sehingga
tekanan set point dan input sama dan juga tekanan below negatif feedback sama
dengan tekanan below integral. Jika input turun dibawah set point, aksi kontroler
menjadi sebaliknya (Isdwiyanto, 1996).
Proses kapasitas kecil tidak sesuai menggunakan kontrol mode derivatif. Jika
mode derivatif digunakan untuk proses kapasitas kecil atau proses yang lain dimana
respon nya cepat, proses akan menjadi tidak stabil. Proses tersebut akan osilasi secara
konstan. Proses flow adalah contoh yang baik untuk proses dengan kapasitas kecil.
Ketika posisi valve berubah pada jumlah tertentu, aliran juga berubah secara cepat,
hal ini berarti bahwa proses tersebut mempunyai kapasitas kecil. Aksi derivatif tidak
sesuai untuk proses flow atau aliran (Isdwiyanto, 1996).
Karena output mode derivatif biasanya merespon proses sangat cepat sehingga
flow juga berubah secara cepat. Perubahan eror yang cepat dan mode derivatif juga
merespon secara cepat terhadap eror ramp ini, maka menggerakkan output kontroler
kearah yang berlawanan. Karena kapasitas prosesnya kecil maka jika menggunakan
mode derivatif akan terjadi osilasi secara kontinyu (Isdwiyanto, 1996).
Respon Kontroler terhadap Input yang berbeda-beda eror dalam proses kadang-
kadang konstan tetapi biasanya gabungan antara ramp, gelombang sinus dan konstan
semuanya menjadi satu. Gambar 1.3 membandingkan respon dari tiga mode kontroler
yang berbeda, ada mode yang sendirian dan ada juga mode yang gabungan, dengan
empat bentuk eror yang berbeda yaitu bentuk step (konstan), ramp atau rate, tipe eror
pulsa dan sinusoida (Isdwiyanto, 1996).
Mode ini adalah tipe yang paling banyak diproduksi, karena dapat digunakan
untuk menyelesaikan mode sebelumnya dengan menetapkan batasan. Dan seperti
pada gambar 7.4, mode ini merupakan kombinasi dari tiga sistem yaitu proportional,
integral dan derivative (Wirawan, 2008).
Dengan membuka dan menutup pembatasan, maka pengontrol tiga mode ini
dapat digunakan untuk mengimplentasikan pada mode komposit lainnya. Keuntungan
propotional, waktu riset dan laju diatur dengan penyesuaian pemisahan bellow dan
ukuran pembatasan (Wirawan, 2008).
Dalam banyak proses, seperti kontrol temperatur mempunyai delay waktu yang
dapat merubah beban atau gangguan yang sedang berlangsung, sehingga hal tersebut
juga dapat menyebabkan perubahan manipulated variable yang akan membawa input
ke set point. Karakteristik proses seperti ini dimiliki oleh proses-proses dengan
kapasitas yang besar. Aksi derivatif tidak mungkin dapat mengontrol proses tersebut
sendirian, karena perlu memperhitungkan kecepatan simpangan input terhadap set
point. Gambar 7.4 menggambarkan respon aksi proporsional terhadap adanya
perubahan ramp pada input dan respon kontrol ketika aksi derivatif ditambahkan
(Wirawan, 2008).
Pada waktu tertentu, input mulai menyimpang terhadap set point. Pada saat
tertentu aksi proporsional akan meningkatkan output kontroler dari A ke B. Jika pada
kontroler yang sama kemudian ditambah aksi derivatif pada waktu tertentu, maka
ketika input mulai menyimpang dari set point, aksi derivatif akan menyebabkan
kenaikan vertikal output, kemudian aksi proporsional akan menyebabkan output
kontroler menjadi stabil. Dengan adanya tambahan aksi derivatif, maka kontroler
hanya perlu waktu tertentu untuk meningkatkan output kontroler dari A ke B
(Wirawan, 2008).
Derivatif dalam bentuk garis miring mempunyai beberapa nilai tergantung
kemiringannya. Nilai derivatif pada garis datar adalah konstan. Derivatif dengan
konstan berarti tidak mempunyai nilai, hal ini sama dengan nol. Jika erornya
berbentuk ramp maka output derivatif akan mempunyai nilai. Jika eror konstan maka
output derivatifnya adalah nol (Wirawan, 2008).
1. Case
Tutup semua bagian internal. Ini melindungi bagian kerja pengontrol dari
kerusakan mekanis, debu, kotoran dan korosi. Ini juga menyediakan sarana untuk
memasang kontroler.
2. Dial
Memperlihatkan rentang skala kelulusan dari pengontrol.
3. Measurement Pointer
Memperlihatkan nilai sebenarnya dari variabel proses.
5. Output Gauge
Menunjukkan tekanan output 3 - 15 psi dari pengontrol.
8. Regulator
Menyesuaikan tekanan output saat pengontrol diatur ke Manual.
9. Control Unit
7.9 Penutup
Pneumatik adalah ilmu yang berkaitan dengan gerakan maupun kondisi yang
berkaitan dengan udara. Perangkat pneumatik bekerja dengan memanfaatkan udara
yang dimampatkan. Adapun ciri-ciri sistem pneumatik adalah sistem pengempaan, pedinginan
dan penyimpanan, ekspansi (pengembangan) dan pembuangan. Dalam sistem pneumatik
terdapat susunan sistem secara umum yakni energy supply, sensor, prossesor dan
final control element.
Secara umum terdapat elemen-elemen dalam kontroler yakni elemen
pembanding, elemen implementasi kontrol, elemen koreksi, proses dan elemen
pengukuran. Adapun mode pneumatik kontroler yaitu mode proporsional, mode
proporsional integral, mode proporsional derivatif dan mode proporsional integral-
derivatif.
DAFTAR PUSTAKA