Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

“SENSOR MEKANIK”

DISUSUN OLEH:

Agung Jurifal
Geta Arianty
Habib Aslam
Nurva Asnila
Ulva Seprizal

Dosen Pengampu:
Dr. Bahruddin MT

Program Studi Sarjana Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Riau
Pekanbaru
2019
BAB II

SENSOR MEKANIK

2.1 Pendahuluan
Pengukuran aliran merupakan pengukur variabel proses yang banyak
digunakan dalam proses industri kimia. Pengukuran aliran melibatkan hampir
semua segi proses industri. Kondisi pengukuran yang muncul dan jenis material
yang mengalir sangat berlainan, mengakibatkan semakin banyaknya jenis metoda
pengukuran aliran, seperti aliran cair, padat,dan gas (Holman, 1984).

Secara umum metoda pengukuran aliran adalah tekanan diferensial atau


tekanan head yang memanfaatkan elemen restriksi (orifice, venturi dan
sebagainya). Dalam hal-hal tertentu, pengukuran aliran memerlukan ketepatan
yang sangat tinggi, sedang dalam hal lain mungkin pengukuran kasar saja sudah
memadai. Pemilihan instrumen yang tepat untuk sesuatu penerapan tertentu
bergantung pada berbagai variabel termasuk diantaranya biaya pada berbagai
operasi industri. Ketelitian pengukuran aliran berhubungan langsung dengan laba
usaha, contohnya yang sederhana ialah pompa bensin atau meter air di rumah
((Holman, 1984). Sensor Mekanik (Mechanics Sensor) merupakan sensor atau
transduser yang digunakan untuk mengetahui, mengukur atau mendeteksi nilai
perubahan atau gerakan mekanis dari suatu objek (Bishop, 2002).

Syarat-syarat yang harus dimiliki sebuah sensor

a. Sensitivitas tinggi sesuai besaran yang diukur.


b. Tidak sensitif pada besaran lain yang tidak diukur disekitar tempat
pengukuran.
c. Sifat obyek tidak berubah karena penggunaan sensor.

Macam dan jenis sensor

1. Fungsi sensor mekanik bermacam-macam antara lain:


a. Mengukur panjang.
b. Mengukur luas.
c. Mengukur aliran massa.
d. Mengukur gaya.
e. Mengukur torsi.
f. Mengukur tekanan.
g. Mengukur kecepatan.
h. Mengukur percepatan.
i. Mengukur panjang gelombang akustik.

2.2 Sensor Tekanan

Sensor tekanan adalah jenis sensor yang memanfaatkan deflaksi,


deformasi, atau tegangan dari sebuah permukaan dari sebuah objek, sehingga
dapat dilakukan pengukuran. Prinsip kerja dari sensor tekanan adalah dengan
mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik (Holman, 1984).

Prinsip Kerja Sensor Tekanan:

Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti


kumparan sehingga mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan.
Kumparan yang digunakan adalah kumparan CT (center tap), dengan demikian
apabila inti mengalami pergeseran maka induktansi pada salah satu kumparan
bertambah sementara induktansi pada kumparan yang lain berkurang. Kemudian
pengubah sinyal berfungsi untuk mengubah induktansi magnetik yang timbul
pada kumparan menjadi tegangan yang sebanding (Holman, 1984).

2.2.1 Linear Variable Differential Transformers (LVDT)

LVDT (Linear Variabel differential Transformer) adalah transformer


diferensial yang mempunyai prinsip kerja berbasiskan prinsip variable induktansi.
Perubahan tekanan dalam kantung akan mengakibatkan perubahan posisi inti
magnet pada kumparan LVDT, sehingga mengakibatkan perubahan induksi
magnetik pada kumparan sekunder 1 dan 2. Dengan perubahan induksi magnetik
pada kumparan sekunder 1 dan 2 tersebut maka output kumparan 1 dan 2 akan
menghasilkan tegangan induksi magnetik yang besarnya sebanding perseseran inti
magnet LVDT akibat perubahan tekanan pada kantung. Pergeseran inti magnet
(batang magnet) di tengah kumparan tersebut akan menimbulkan tegangan output
pada kumparan yang mendapat induksi dari inti magnet tersebut (Bishop, 2002).

Cara kerja:

a. Memanfaatkan perubahan induksi magnet dari kumparan primer ke dua


kumparan sekunder
b. Dalam keadaan setimbang, inti magnet terletak ditengah dan kedua
kumparan sekunder menerima fluks yang sama
c. Dalam keadaan tidak setimbang, fluks pada satu kumparan yang lainnya
turun
d. Tegangan yang dihasilkan pada sekunder sebanding dengan perubahan
posisi inti magnetik
e. Hubungan linier bila inti masih disekitar posisi ketimbangan
(https://www.google.com/amp/s/fariz356.wordpress.com/2014/02/06/linea
r-variable-differential-transformer-lvdt/amp/)

Gambar 2.1 Linear Variable Differential Transformers (LVDT) (Bishop,


2002).

2.2.2 Burdon Tube


Tekanan (pressure) adalah gaya yang bekerja persatuan luas, maka
tekan didefinisikan sebagai besarnya gaya untuk tiap satuan luas. dengan
demikian satuan tekanan identik dengan satuan tegangan (stress).
Dalam konsep ini tekanan didefinisikan sebagai gaya yang diberikan oleh
fluida pada tempat yang mewadahinya. Tekanan mutlak (absolute
pressure) adalah nilai mutlak tekanan yang bekerja pada wadah tersebut.
Tekanan relatif atau tekanan pengukuran (gage pressure) adalah selisih
antara tekanan mutlak dan tekanan atmosfir. Tekanan vakum atau hampa
(vacuum) menunjukkan seberapa lebih tekanan atmosfir dari tekanan
mutlak (Holman, 1984). Oleh karena itu satuan yang dipakai untuk
tekanan merupakan hasil bagi antara satuan gaya dan satuan luas, misalnya
kg/cm2, lb/inch2 yang biasanya disingkat psi (pound/square inch) dan lain
– lain (Holman, 1984).

Burdon tube merupakan alat yang digunakan untuk mengukur


tekanan fluida dalam pipa . Cara Kerja Bourdon Tube :

1) Bourdon Tube ini terbuat dari Pipa pendek lengkung yang mana salah satu
ujungnya tertutup. Saat bourdon tube diberikan tekanan, maka ia akan
“menegang”.
2) Perubahan yang dihasilkannya akan sebanding dengan besarnya tekanan
yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari indikator dial yang tertera pada
alat Bourdon Tube.
3) Perubahan tekanan yang dideteksi oleh Bourdon tube akan menyebabkan
pipa bergerak
4) Kemudian gerakan pipa tersebut ditransmisikan untuk menggerakkan
jarum meter
Gambar 2.2 Bourdon Tube (Holman, 1984)

Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan

a. Biaya pengadaan awal : rendah

b. Konstruksi sederhana

c. Dapat dikalibarsi dengan mudah (menggunakan mercury barometer).

d. Tersedia range yang bervarisai, termasuk range yang sangat tinggi.

Kekurangan

a. Peka terhadap goncangan dan getaran


b. Mempunyai sifat histerisis
c. Akurasi : sedang (tidak cukup baik untuk beberapa aplikasi) (Holman,
1984).

2.2.3 Pitot Tubes

Pitot tube adalah instrumen pengukuran tekanan digunakan untuk


mengukur kecepatan aliran fluida. Prinsip Kerja Tabung pitot adalah dasar
terdiri dari sebuah tabung yang langsung mengarah ke aliran fluida .
Seperti tabung ini berisi cairan, tekanan dapat diukur, cairan bergerak yang
dibawa berhenti (stagnan) karena tidak ada jalan keluar untuk
memungkinkan aliran untuk melanjutkan. Tekanan ini adalah tekanan
stagnasi dari fluida , juga dikenal sebagai tekanan total atau (terutama
dalam penerbangan) tekanan pitot
(https://blogpenemu.blogspot.com/2018/11/pitot-tube-fungsi-cara-kerja-
penemu.html?m=1)

Kelebihan dan Kekurangan Pitot Tubes

Kelebihan

a. Tidak ada pressure loss


Kekurangan

a. Akurasi kurang.
b. Tidak direkomendasikan untuk fluida yang kotor dan lengket.
c. Sensitif pada gangguan pada hulu (upstream)

Gambar 2.3 Pitot Tubes (https://blogpenemu.blogspot.com/2018/11/pitot-tube-


fungsi-cara-kerja-penemu.html?m=1)

2.3 Sensor Suhu


2.3.1 Filled-system Thermometer

Jika bulb dipanaskan atau didinginkan, maka fluida didalamnya


mengembang atau berkontraksi, sehingga bourdon tube bergerak.
Perpindahan bourdon tube menggerakan pointer untuk membaca suhu.
Cairan pengisi bulb: mercury,ethyl alcohol, xylene (Bishop, 2002).

2.3.2 Liquid-filled Thermometer


Tekanan sistem (di dalam bulb) harus lebih besar daripada tekanan
uap cairan pengisi, untuk mencegah penguapan. Cairan pengisi tidak boleh
membeku supaya tidak mengganggu kalibrasi/pembacaan suhu (Bishop,
2002).
Gambar 2.4 Liquid Filled Thermometer (Bishop, 2002)

2.3.3 Vapor-pressure Thermometer


Bulb sebagian berisi cairan, kapiler dan bourdon berisi gas. Cairan
mendidih dan menghasilkan gas/uap yang mengisi kapiler dan bourdon.
Cairan terus mendidih sampai mencapai tekanan uapnya. Di titik Pvap
cairan berhenti mendidih, kecuali jika suhu naik. Saat suhu turun, sebagian
uap mengembun, dan tekanan turun. Karena perubahan tekanan
ini,bourdon menggerakkan pointer yang dapat mengindikasikan suhu

Gambar 2.5 Vapor-pressure Thermometer (Bishop, 2002)


Keuntungan dan kelemahan Filled-system Thermometer:

Keuntungan

a. Konstruksi sederhana dan kuat


b. Harga relatif murah
c. Tidak menimbulkan biaya listrik

Kelemahan

a. Respon relatif lambat


b. Daerah kerja temperatur sensor memerlukan penggantian seluruh sistem
termal
c. Jarak transmisintya terbatas

2.4 Sensor Flow

Sensor aliran adalah alat untuk merasakan laju aliran fluida. Biasanya
sensor aliran adalah elemen penginderaan yang digunakan dalam flow meter, atau
aliran logger, untuk merekam aliran cairan. Seperti yang terjadi untuk semua
sensor, akurasi mutlak pengukuran memerlukan fungsi untuk kalibrasi. Kegunaan
flow meter adalah alat yang digunakan untuk mengetahuiadanya suatu aliran
matrial ( liquid, gas, powder ) dalam suatu jalur aliran, dengan segala aspek aliran
itu sendiri, yang meliputi kecepatan aliran atau flow rate dan total massa atau
volume dari matrial yang mengalair dalam jangka waktu tertentu atau sering
disebut dengan istilah totalizer (Bishop, 2002)

2.4.1 Turbine Flow meter

Turbine Flow meters dapat digunakan untuk mengukur kecepatan


aliran dari liquid, gas dan uap dalam pipa, seperti hidrokarbon, bahan
kimia, air, cairan kriogenik, udara, dan gas industri. Yang perlu
diperhatikan dalam menentukan turbine flow meter hendaknya berhati-
hati pada cairan yang kotor ( mengandung sampah, pasir dan solid lainnya)
karena kotoran akan bisa menghambat akurasi dan bahkan akan gagal
karena rotor tidak bisa berputar akibat tersangkut kotoran. Begitu juga
untuk cairan yang non-pelumas, karena flowmeter dapat menjadi tidak
berfungsiatau akurasinya menyimpang terlalu jauh karena itu ada
flowmeters turbin memiliki kelengkapan grease untuk digunakan pada
cairan yg tidak mempunyai sifat pelumasan. Aplikasi Turbin Flowmeters
kurang akurat pada tingkat kecepatan aliranyang rendah karena dapat
memperlambat putaran rotor. sementara itu untuk installasi turbine flow
meter ada yang secara inline menggunakan koneksi flange ulir dan ada
juga yang menggunakan metode insert bisanya dikenal dengans sebutan
insertion turbine flow meter. Begitu juga untuk kecepatanaliran fluida
yang terlalu tinggi dapat meneyebabkan keausan pada bushing ataupun
bearing ataupun shaft rotor karena itu hendaknya dalam mengoperasikan
flowmeters kurang lebih sekitar 5 persen lebih tinggi dari kecepatan aliran
maksimal (Bishop, 2002)

Gambar 2.6 Turbine flow meter (Bishop, 2002)

Keuntungan dan Kerugian Turbine Flow meter

a. Keuntungan
 Ada banyak jenis struktur, yang dapat beradaptasi dengan kebutuhan
berbagai tujuan pengukuran
 Akurasi tinggi untuk cairan, umumnya ± 0,25% ~ ± 0,5%, untuk meteran
turbin gas, umumnya ± 1,5%, dan jenis khusus khusus adalah ± 0,5% ~
1%. Pengukur aliran turbin adalah pengukur aliran relatif akurat yang
relatif tinggi dibandingkan jenis pengukur aliran lainnya 3.
 Cocok untuk pengukuran tekanan tinggi

b. Kerugian
 Sulit untuk mempertahankan karakteristik kalibrasi untuk waktu yang
lama, dan perlu untuk melakukan kalibrasi ulang secara berkala. Untuk
cairan non-pelumas, ketika cairan mengandung padatan tersuspensi atau
bersifat korosif, mudah menyebabkan masalah seperti keausan bantalan
dan rotor macet
 Turbin flow meter hanya dapat mengukur cairan bersih, dan filter biasanya
diperlukan saat memasang sensor.Sifat fluida (densitas, viskositas)
memiliki pengaruh besar pada kinerja flow meter.
 Meter aliran turbin gas mudah dipengaruhi oleh kepadatan gas, sementara
meter aliran turbin cair sensitif terhadap perubahan viskositas cairan. Karena
kepadatan dan viskositas terkait erat dengan suhu dan tekanan, dalam kasus
fluktuasi besar suhu dan tekanan di lapangan, langkah-langkah kompensasi
harus diambil untuk menjaga akurasi tinggi (Bishop, 2002).

2.4.2 Positive Displacement Flow Meter

Positive Displacement Flow Meter atau sering disebut dengan PD


Flow Meter merupakan jenis flow meter untukmengukur volume aliran
secara langsung dan kontinyu dengan cara memisahkan (mengisolasi)
aliran fluida ke dalam sekat-sekat dengan volume tertentu. Sekat-sekat
penuh berisi liquida akan berputar dan setiap putaran dihitung
menggunakan counter. Umumnya digunakan untuk mengukur liquida dan
gas. (Bishop, 2002)

Gambar 2.7 Positive Displacement Flow Meter


Kelebihan dan Kekurangan Positive Displacement Flow Meter

Kelebihan

a. Akurasi yang lebih tinggi dibandingkan meter jenis lain


b. Rangeability lebar (10:1)
c. Dapat mengukur fluida dengan temperature dan viscosity tinggi

Kekurangan

a. Flow rate lebih kecil dibandingkan meter jenis lain (misal: turbine) pada
ukuran yang sama
b. Membutuhkan maintenance yang lebih rutin karena sering terjadi
penyumbatan (clogging) yang dapat mengakibatkan meter stuck.

2.4.3 Coriolis Flow Meter

Flow meter massa atau yang juga dikenal dengan flow meter inersia,
adalah perangkat yang mengukur laju aliran massa dari cairan perjalanan melalui
tabung. Laju aliran massa adalah massa dari cairan yang mengalir melewati suatu
titik tetap per satuan waktu. Salah satu jenis flow meter massa adalah Coriolis.

2.4.4 Tranduser Kapasitif

Memanfaatkan perubahan kapasitansi akibat perubahan posisi bahan


dielektrik diantarakedua keeping akibat pergeseran posisi salah satu keping dan
luas keping yang berhadapan langsung akibat penambahan jarak antara kedua
keeping. Sensor induktif dapat digunakan dengan kapasitordihubungkan paralel
dengan resistansi (tinggi) untuk memberi jalur DC untuk inputopamp. Seiring
dengan perkembangan zaman, kebutuhan sensor dalam perkembangan industri
sangat berpengaruh. Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen
yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis.
Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah sensor akan sangat menentukan
kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis. Sensor adalah suatu peralatan
yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari
perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi
biologi, energi mekanik dan sebagainya.

Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat


dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu sensor mekanis, sensor optik (cahaya),
sensor thermal (panas). Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan
gerak mekanis, seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan
melingkar, tekanan, aliran, level dsb. Contoh; strain gage, linear variable
deferential transformer (LVDT), proximity, potensiometer, load cell, bourdon
tube, dsb.

2.5 Kalibrasi

Kalibrasi adalah istilah instrumen yang menyatakan hubungan input dan


output. Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International
Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara
nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai
yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu (wikipedia.com)
Tujuan Kalibrasi

 Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat


dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer
nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak
terputus.
 Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional
penunjukan suatu instrument ukur.
 Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun
Internasional.

Manfaat Kalibrasi

 Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan
spesefikasinya
 Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada
peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
 Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga
yang ditunjukkan oleh alat ukur.

Prinsip Dasar Kalibrasi

 Objek Ukur (Unit Under Test)


 Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke
standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh
laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi))
 Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai
kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat))
 Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 bahwa semua alat ukur setelah melewati
mobilisasi atau pergeseran dari satu tempat ke tempat lainnya, maka
sebaiknya di lakukan kalibrasi menyeluruh untuk mendapatkan keakuratan
 Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol,
Gangguan faktor lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber
ketidakpastian pengukuran)

Hasil Kalibrasi antara lain:

 Nilai Objek Ukur


 Nilai Koreksi/Penyimpangan
 Nilai Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi
dalam pengukuran, dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang diukur &
analisis ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan semua sumber
ketidakpastian yang ada di dalam metode perbandingan yang digunakan serta
besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran)
 Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.

Persyaratan Kalibrasi

 Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional


 Metode kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional
 Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari
laboratorium yang terakreditasi
 Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan
udara, aliran udara, dan kedap getaran
 Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak

Kalibrasi diperlukan untuk:

 Perangkat baru
 Suatu perangkat setiap waktu tertentu
 Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
 Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi
mengubah kalibrasi
 Ketika hasil pengamatan dipertanyakan

Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau


indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar
yang digunakan dalam akurasi tertentu.

2.5.1 Kalibrasi Burdon Tube

Tekanan dipandu ke dalam tabung, perbedaan tekanan di dalam dan di luar


tabung bourdon akan menyebabkan perubahan bentuk penampangnya. Perubahan
bentuk penampang akan diikuti perubahan bentuk arah panjang tabung, dimana
perubahan panjang tabung akan dikonversikan menjadi gerakan jarum penunjuk
pada skala. Analisa teoritis tentang perubahan bentuk tabung bourdon sebagai
fungsi perbedaan tekanan di luar dan di dalam tabung bourdon jarang dilakukan.
Perubahan bentuk tabung bourdon diperoleh dari data eksperimental.

Analisa rekayasa eksperimental, dilakukan dengan dua cara, dengan


metode teori dan metode eksperimental. Metode teori yaitu dengan menggunakan
menggunakan teori atau rumus matematika yang berlaku dalam eksperimen yang
dikehendaki, sedangkan metode eksperimental, yaitu dengan melakukan praktek
langsung terhadap eksperimen tersebut.

Contoh eksperimen : mencari titik berat suatu benda. Jika menggunakan


metode teori, yaitu dengan menggunakan rumus mencari titik berat suatu benda.
Namun metode ini kurang valid jika benda yang digunakan dalam eksperimen
tidak simetris atau beraturan. Jika dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu
dengan memberi lubang di sembarang titik pada benda, kemudian gantungkan
secara bebas dengan tali, kemudian tarik garis vertikal yang terbentuk oleh tali
dengan pen. Ulangi langkah tersebut dengan lubang yang berada di posisi lain
sampai sejumlah lubang yang dikehendaki. Jika eksperimenberhasil, maka garis-
garis vertikal yang terjadi akan bepotongan di satu titik. Titik itulah titik berat
benda tersebut.

2.5.2 Kalibrasi LVDT

Kalibrasi Aktual : Jika ingin memastikan kembali proses kalibrasi (atau ketika
Anda tidak menemukan datasheet sensor/transducer Anda), maka perlu dilakukan
kalibrasi aktual.Caranya: dengan menemukan nilai pembanding.

Contohnya untuk load cell, dibandingkan dengan load cell pembanding. ContoH
lain sensor displacement /LVDT dibandingkan nilai pembacaannya dengan
caliper. Jika angka penunjukan sudah sama antara nilai ditunjukkan oleh Display
MPDI dengan nilai data display pembanding, maka proses kalibrasi aktual sudah
selesai(https://www.google.com/amp/s/fariz356.wordpress.com/2014/02/06/linear
-variable-differential-transformer-lvdt/amp/)

2.5.3 Kalibrasi Pitot Tube

Tabung ini berisi fluida, sehingga tekanan bisa diukur dengan perubahan tinggi
dari fluida tersebut. Tekanan stagnasi dari fluida, juga disebut dengan tekanan
total atau tekanan pitot. Tekanan stagnasi yang terukur tidak bisa digunakan untuk
menentukan kecepatan fluida. Namun, persamaan Bernoulli menyatakan bahwa:
Dimana V adalah kecepatan fluida, adalah tekanan stagnasi,

dan adalah tekanan statik, dan adalah densitas fluida.


Namun persamaan di atas hanya untuk fluida inkompressibel (fluida yang tidak
dapat ditekan), sehingga nilai tekanan akan turun sebesar Δp akibat perbedaan
tinggi atau Δh yang terbaca pada manometer.
Tekanan dinamis adalah selisih antara tekanan stagnasi dan tekanan statis.
Tekanan statis diukur menggunakan saluran statis pada salah satu sisi lubang.
Tekanan dinamis ditentukan menggunakan diafragma di dalam kontainer tertutup.
Jika udara pada satu sisi diafragma adalah tekanan statis, maka sisi yang lain
adalah tekanan stagnasi, dan defleksi dari diafragma proporsional dengan tekanan
dinamis.

2.6 Penutup
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan sensor dalam
perkembangan industri sangat berpengaruh. Sensor dan transduser merupakan
peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem
pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah sensor
akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis. Sensor
adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-
sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika,
energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya.
Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat
dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu sensor mekanis, sensor optik (cahaya),
sensor thermal (panas). Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan
gerak mekanis, seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan
melingkar, tekanan, aliran, level dsb. Contoh; strain gage, linear variable
deferential transformer (LVDT), proximity, potensiometer, load cell, bourdon
tube, dsb.
DAFTAR PUSTAKA

Bishop,Owen. 2002 ” Dasar-dasar Elektronika”. Erlangga; Jakarta


Holman J.P. 1984. Metode Pengukuran Teknik edisi ke 4. Penerbit
Erlangga:Jakarta.
q=jurnal+sensor+mekanik&qs=n&form=QBRE&sp=1&pq=jurnal+sensor+mekan
ik&sc=0- 21&sk=&cvid=D3E5356EA61F4E418D9839C0F38C1C99

https://blog.ub.ac.id/syafrilabdillah/2013/03/05/sistem-pengukuran-tekanan/

https://blogpenemu.blogspot.com/2018/11/pitot-tube-fungsi-cara-kerja-
penemu.html?m=1

https://www.google.com/amp/s/fariz356.wordpress.com/2014/02/06/linear-
variable-differential-transformer-lvdt/amp/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi

Anda mungkin juga menyukai