PENGENDALIAN PROSES
PENGENDALIAN TEKANAN SECARA OTOMATIS
DENGAN MODE KONTINYU
DISUSUN KELOMPOK 2 :
ANIS WAHYU NINGSIH (NIM : 061640421613)
DJULIUS AMAN WIJAYA (NIM : 061640421616)
FENTY ALNAFRAH (NIM : 061640421617)
JEKASYAH PERMADI (NIM : 061640421618)
LETRI YOSE DESMELLANI (NIM : 061640421620)
M. BAGAS PRATAMA (NIM : 061640421621)
MERI PURNAMASARI (NIM : 061640421622)
M.AFRIZAL (NIM : 061640421624)
M. HADID FADHLILLAH (NIM : 061640421625)
MUTMAINNAH NINGTYAS K (NIM : 061640421626)
M. HABIB YAHYA (NIM : 061640421952)
KELAS : 5 KIA
INSTRUKTUR : Anerasari M., B.Eng.,M.Si.
I. TUJUAN
1. Mengendalikan tekanan di pipa proses menggunakan sensor tekanan dengan
pengendali kontinyu Proporsional
2. Mengendalikan tekanan di pipa proses menggunakan sensor tekanan dengan
pengendali kontinyu Proporsional Integral
3. Mengendalikan tekanan di pipa proses menggunakan sensor tekanan dengan
pengendali kontinyu Proporsional Derivatif
4. Mengendalikan tekanan di pipa proses menggunakan sensor tekanan dengan
pengendali kontinyu Proporsional Integral Derivatif
TEORI TAMBAHAN
Definisi Tekanan
Tekanan adalah variabel proses yang sering kita jumpai untuk dimonitor dan
dikendalikan di dalam industri minyak dan gas. Pengendalian tekanan dari suatu fluida
proses pada beberapa tempat malah menjadi fokus utama dan dengan berbagai tujuan
tentunya.
Dalam suatu lup pengendalian, juga lup pengendalian tekanan, selalu terdiri dari 3
elemen dasar :
• Elemen pengukuran. Besaran variabel proses diukur dan ditransmisikan ke
elemen pengontrol
• Elemen Pengontrol. Perbedaan antara variabel proses yang terukur (Process
Variable/PV) dan variabel proses yang diinginkan (Setpoint/SP) dikalkulasi
berdasarkan algoritma tertentu (umumnya kontrol PID). Hasilnya akan diteruskan
berupa perintah aksi terhadap elemen pengendali akhir
• Elemen pengendali akhir. Perintah aksi dari elemen pengontrol akan dilakukan
oleh elemen pengendali akhir. Control valve adalah elemen pengendali akhir yang
paling banyak digunakan.
Meskipun terdapat tiga elemen dasar dalam melakukan pengendalian proses, belum
tentu secara fisik juga terdapat tiga perangkat.
• Untuk kasus tekanan tinggi dan laju alir yang tinggi, biasanya implementasi
dari pengontrolnya terdiri dari (1) elemen pengukuran adalah pressure transmitter (PT),
(2) elemen pengontrol adalah pressure controller (PC), (3) dan untuk elemen pengendali
akhir adalah pressure control valve (PCV atau PV).
• Untuk kasus tekanan rendah dan laju alir rendah, impelementasi pengontrolnya
terintegrasi dalam satu perangkat yang biasa disebut pressure regulator.
Dalam melakukan konversi material, sistem proses perlu memiliki kondisi operasi
tertentu. Peran pengendalian proses pada dasarnya adalah usaha untuk mencapai tujuan
proses agar berjalan sesuai yang diinginkan. Pengendalian proses adalah bagian dari
pengendalian automatik yang diterapkan di bidang teknologi untuk menjaga kondisi
operasi agar sesuai yang diinginkan.
III. PERALATAN
- PC10 + trimtool
- PC14
- Lampu indicator 24 VAC
- Kabel penghubung 4 pasang
Set Point - 50 %
Kalibrasi :
V. PROSEDUR KERJA
Mode proporsional selalu mempunyai kecenderugan mengalami Offset, oleh karena itu
sebelum memulai dilakukan penghilangan offset awal.
I. PENGENDALIAN PROPORSIONAL
1. Hilangkan offset dengan prosedur penghilangan offset seperti prosedur di atas.
2. Atur sambungan kabel sehingga PC 10 terhubung ke PC14, perhatikan hubungan
antara proses, pengukuran, process controller dan elemen control akhir (katup
ontrol pneumatik).
3. Buka katup V6 untuk memberikan gangguan pada tekanan di jalur pipa proses.
Amati respon system, katup control akan terbuka untuk memberikan tambahan
tekanan masuk ke titik pengukuran dengan tujuan mempertahankan tekanan pada
set point. Amati offset yang terjadi.
4. Tutup katup V6, amati katup control menutup untuk mempertahankan set point,
perhatikan apakah tekanan terukur kembali ke harga set point.
5. Ubah set point ke 70% pada process controller, amati katup control pneumatik
akan membuka untuk meningkatkan aliran pipa proses sesuai permintaan set point
baru. Amati offset (tekanan tidak mencapai set point baru).
6. Ulangi langkah 5 untuk set point 30%, amati gerakan katup dan harga di process
controller.
7. Ubah set point ke 50%, amati tekanan kembali ke set point.
8. Atur kembali set point ke 70% dan hilangkan offset dengan mengatur controller
secara manual untuk mempertahankan variabel proses pada 70%. Kembalikan ke
mode otomatis dan amati offset telah dihilangkan.
VII. ANALISA
Dari perhitungan dapat dillihat bahwa pada pengendalian proporsional terjadi eroor
yang cukup besar yang tidak dapat ditanggulangi oleh pengendali (offset), error itu
berkisar 4-10%. Ini menunjukkan kelemahan sistem pengendali proporsional yag tak
mampu menanggulangi error sisa.
Dari data pengamatan dapat dilihat bahwa pada pengendalian proporsional akan
selalu timbul offset yang sulit untuk dihilangkan, namun memiliki respon yang cepat
terhadap perubahan yang terjadi. Jadi pada pengendalian proporsional, semakin cepat
perubahan errror-nya maka akan semakin cepat pula sistem pengendali akan bereaksi.
Namun pada pengendalian PI respon pengendalian akan lebih cepat daripada pengendalian
proporsional, dan offset dapat dihilangkan, namun pada pengendalian PI respon
pengendalian akan semakin lambat jika semakin mendekati set point. Sedangkan pada
pengendalian PD, dengan pengendallian PD respon pengendali akan lebih cepat
dibandingkan dengan pengendali proporsional dan PI, namun kelebihan pengendali PD
adalah respon dari sistem ini stabil, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai set
point relatif sebentar, tetapi kerugiannya sistem ini tidak mampu untuk menghilangkan
offset. Untuk pengendali PID, pengendali inilah yang paling sempurna karena dari
gabungan semua pengendali yang ada, dengan pengendalian PID offset dapat dihilangkan
dan memiliki respon yang stabil terhadap error yang terjadi.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan PC 14-2 ini dapat disimpulkan bahwa pengendali PID adalah
pengendali yang paling sempurna karena dari gabungan semua pengendali yang ada,
dengan pengendalian PID offset dapat dihilangkan dan memiliki respon yang stabil
terhadap error yang terjadi.
Daftar Pustaka