Anda di halaman 1dari 11

EFEK PERUBAHAN INPUT BERULANG

I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui efek perubahan input berulang pada kestabilan proses 3 tangki
2. Menggambarkan kurva perubahan respon konsentrasi tangki bersusun
3. Menjelaskan akibat perubahan input berulang pada kestabilan proses

II. Alat yang Digunakan


1. 1 set tangki berpengaduk yang disuun seri
2. 1 set konduktometer
3. Stopwatch
4. Gelas kimia 1000 ml
5. Gelas kimia 100 ml
6. Gelas ukur 100 ml
7. Labu takar 50 ml
8. Pengaduk
9. Spatula
10. Neraca analitik
11. Baskom

III. Bahan yang Digunakan


1. KCl 0,025 M dalam 3000 ml
2. KCl 0,1 M untuk kalibrasi konduktometer
3. KCl 0,5 M 100 ml
4. Aquadest secukupnya

IV. Dasar Teori


Tiga buah tangki yang tersusun seri dapat diketahui waktu konstannya dimana suatu
proses menjadi konstan setelah input diubah setelah waktu perioda tetentu.
Namun apabila input mengalami perubahan secara berulang, maka sulit untuk
menenukan waktu konstan karenanya proses akan sulit menjadi stabil dan dapat
mengakibatkan proses menjadi tak terkendali. Praktikum berikut mensimulasikan suatu
keadaan dimana proses ke 3 tangki telah mencapai kestabilan, namun kemudian terjadi
perubahan input pada salah satu tangki sehingga kestabilan terganggu.
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan di dalam bahan
yang diaduk. Tujuan operasi pengadukan yang utama adalah terjadinya pencampuran.
Pencampuran merupakan operasi yang bertujuan mengurangi ketidaksamaan kondisi, suhu,
atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan. Pencampuran dapat terjadi dengan cara
menimbulkan gerak di dalam bahan itu yang menyebabkan bagian-bagian bahan saling
bergerak satu terhadap yang lainnya,sehingga operasi pengadukan hanyalah salah satu cara
untuk operasi pencampuran. Pencampuran fasa cair merupakan hal yang cukup penting
dalam berbagai proses kimia. Pencampuran fasa cair dapat dibagi dalam dua kelompok.
Pertama, pencampuran antara cairan yang saling tercampur (miscible), dan kedua adalah
pencampuran antara cairan yang tidak tercampur atau tercampur sebagian (immiscible).
Pengadukan dan pencampuran merupakan operasi yang penting dalam industri kimia.
Pencampuran (mixing) merupakan proses yang dilakukan untuk mengurangi
ketidakseragaman suatu sistem seperti konsentrasi, viskositas, temperatur dan lain-lain.
Pencampuran dilakukan dengan mendistribusikan secara acak dua fasa atau lebih yang
mula-mula heterogen sehingga menjadi campuran homogen. Peralatan proses pencampuran
merupakan hal yang sangat penting, tidak hanya menentukan derajat homogenitas yang
dapat dicapai, tapi juga mempengaruhi perpindahan panas yang terjadi. Penggunaan
peralatan yang tidak tepat dapat menyebabkan konsumsi energi berlebihan dan merusak
produk yang dihasilkan. Salah satu peralatan yang menunjang keberhasilan pencampuran
ialah pengaduk. Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan bentuk dan
dimensi pengaduk yang digunakan, karena akan mempengaruhi keefektifan proses
pencampuran, serta daya yang diperlukan. Menurut aliran yang dihasilkan, pengaduk dapat
dibagi menjadi tiga golongan:
1. Pengaduk aliran aksial yang akan menimbulkan aliran yang sejajar dengan sumbu
putaran.
2. Pengaduk aliran radial yang akan menimbulkan aliran yang berarah tangensial dan radial
terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial menyebabkan timbulnya
vortex dan terjadinya pusaran, dan dapat dihilangkan dengan pemasangan baffle atau
cruciform baffle.
3. Pengaduk aliran campuran yang merupakan gabungan dari kedua jenis pengaduk di atas.
Alat pengaduk merupakan bagian dari sistem pengaduk, yang selain mencakup bagian
penggerak (biasanya elektro-motor sebagai penggerak tunggal) juga berbagai rangkaian
pengalih (roda gigi, kopling, bantalan) serta seringkali penyekat sumbu pengaduk. Alat
pengaduk yang sebagian telah distandarisasi untuk tangki pengaduk dipasang pada tutup
tangki dengan perantaraan pemegang. Pada bejana pengaduk terbuka yang kecil seringkali
digunakan alat pengaduk yang dapat diatur posisinya (dapat diangkat dan diturunkan,
sebagian juga dapat dibalikkan) atau yang dapat dijepitkan pada dinding bejana).
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair, cair / padat, cair / cair, cair / gas,
cair / padat / gas) di dalam bejana pengaduk. Biasanya yang berlangsung adalah gerakan
turbulen (misalnya untuk melaksanakan reaksi kimia, proses pertukaran panas, proses
pelarutan). Alat pengaduk terdiri atas sumbu pengaduk dan strip pengaduk yang dirangkai
menjadi satu kesatuan atau dapat dipisah-pisah menjadi 2 - 3 bagian (pengaduk yang dapat
dipisah-pisahkan juga dapat dibongkar pasang di dalam satu unit tangki pengaduk).
Alat pengaduk dapat dibuat dari berbagai bahan yang sesuai dengan bejana
pengaduknya, misalnya dari baja, baja tahan karat, baja berlapis email, baja berlapis karet.
Suatu alat pengaduk diusahakan menghasilkan pengadukan yang sebaik mungkin dengan
pemakaian daya yang sekecil mungkin. Ini berarti seluruh isi bejana pengaduk sedapat
mungkin digerakkan secara merata, biasanya secara turbulen.
V. Langkah Kerja
1. Mengkalibrasi konduktometer yang akan digunakan sesuai prosedur kalibrasi
2. Mempersiapkan larutan KCL0,025 M dalam wadah 3000 ml dan air aquadest pada
tangki penampung di bagian belakang.
3. Mengisi ke 3 tangki berpengaduk di bagian depan dengan larutan KCL 0,025 M
tersebut .
4. Menghidupkan pengaduk dan mengatur laju pengadukan pada kecepatan medium,
mengukur konduktivitas ke 3 tangki di depan, memastikan nilai konduktivitas harus
sama. (mematikan pengaduk saat melakukan pengukuran konduktivitas).
5. Menghidupkan pompa dan mengalirkan aquadest dari tangki penampung ke gelas
ukur 100 ml, menentukan laju alir ke tangki berpengaduk dengan menggunakan
stopwatch.
6. Memasukkan selang berisi aquadest ke tangki berpengaduk 1 dan mencatat waktu
sebagai 0 menit.
7. Mengukur konduktivitas ditangki berpengaduk I, II, III bergantian setiap 1 menit
sekali selama 10 menit pertama.
8. Setelah 10 menit, memasukkan 30 ml KCl 0,5 M ke tangki I, melanjutkan
pengamatan setiap 1 menit hingga 10 menit. Mengulangi kembali langkah 8 hingga
terjadi penambahan 3x 30 ml larutan KCl ke tangki bersusun.
9. Setelah selesai, mengosongkan seluruh tangki penampung dan ke 3 tangki
berpengaduk.
10. Mencuci dengan air karena sisa air garam dapat menimbulkan terak pada alat.
VI. Data Pengamatan
Tangki I tiap 10 menit ditambah KCl 0,5 M 30 ml
 10 menit pertama
Menit Tangki I Tangki II Tangki III
0 7,00 7,03 7,05
1 3,92 6,22 6,47
2 2,40 4,82 6,28
3 1,49 3,58 5,25
4 0,85 2,41 3,94
5 0,62 1,72 3,26
6 0,52 1,288 2,51
7 0,407 0,991 2,12
8 0,350 0,971 1,606
9 0,317 0,604 1,258
10 0,291 0,499 0,99

 10 menit kedua dengan penambahan 30 ml KCl 0,5 M


Menit Tangki I Tangki II Tangki III
11 3,80 2.14 1,199
12 2,56 2,45 1,573
13 1,768 2,40 1,872
14 1,278 2,08 1,965
15 0,950 1,715 1,923
16 0,740 1,457 1,831
17 0,612 1,236 1,698
18 0,509 1,049 1,553
19 0,447 0,869 1,399
20 0,40 0,808 1,305

 10 menit ketiga dengan penambahan 30 ml KCl 0,5 M


Menit Tangki I Tangki II Tangki III
21 2,87 2,52 1,687
22 1,358 2,23 2,11
23 0,744 1,539 1,91
24 0,476 1,033 1,523
25 0,352 0,676 1,090
26 0,502 0,475 0,770
27 0,283 0,368 0,574
28 0,270 0,319 0,436
29 0,255 0,279 0,348
30 0,257 0,265 0,306

 10 menit ketiga dengan penambahan 30 ml KCl 0,5 M


Menit Tangki I Tangki II Tangki III
31 2,52 2,23 1,830
32 1,202 1,909 1,707
33 0,654 1,322 1,616
34 0,424 0,873 1,268
35 0,327 0,581 0,950
36 0,286 0,426 0,664
37 0,272 0,339 0,485
38 0,266 0,298 0,391
39 0,246 0,261 0,308
40 0,246 0,251 0,279

VII. Perhitungan
1. Pembuatan Larutan KCl 0,1 M 250 ml
gr = M x V x BM
= 0,1 mol/l x 0,25 L x 74,55 gr/mol
= 1,8637 gr
2. Pembuatan larutan KCl 0,025 M 3000 ml
gr = M x V x BM
= 0,025 mol/l x 3 L x 74,55 gr/mol
= 5,5912 gr
3. Pembuatan larutan KCl 0,5 M 100 ml
gr= M x V x BM
= 0,5 mol/l x 0,1 L x 74,55 gr/mol
= 3,7375gr
4. Kalibrasi alat konduktometer
Temperatur 27,7oC
27,7−7 X−13,37
=
28−27 13,62−13,37

0,175 = X - 13,37
X = 13,54 ms/cm
K tabel 13,54 ms/cm
K tabel 13,54 ms/cm
K= =
K pengukuran 24,6 ms/cm

= 0,5504 ms/cm
5. Kecepatan aliran
v = 100 ml
t = 12,72 s
V
Q=
t
100 ml
=
12,72s

= 7,8616 ml/s
GRAFIK PERCOBAAN

Perubahan Input Secara Bertahap


(Konduktivitas terhadap Waktu)
8

6
Konduktivitas (mS/cm)

4 Tangki 1
Tangki 2
3
Tangki 3
2

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu (menit)

VIII. Analisa Percobaan


Berdasarkan percobaan yang dilakukan mengenai efek yang ditimbulkan akibat
input berulang pada tangki berpengaduk. Fluida yang digunakan adalah KCl 0,025 M
dan aquadest merupakan fluida yang digunakan sebagai fluida pengenceran sedangkan
input atau gangguan yang diberikan berupa larutan KCl 0,5 M sebanyak 30 ml tiap 10
menit pengadukan.
Pada 10 menit pertama di ke tiga tangki terlihat ada penurunan konduktivitas yang
terjadi karena dialirkannya aqudest dari tangki penampung ke dalam tangki
berpengaduk, pada tangki satu penurunan jauh lebih cepat karena aquades yang
dipompakan langsung masuk ke tangki satu, sedangkan pada tangki ke-2 dan ke-3
aquades akan masuk setelah melewati tangki pertama, hal inilah yang menyebabkan
keterlambatan penurunan konduktivitas karena adanya jarak pada tangki. Kemuadian
saat 10 menit pertama diberikan gangguan berupa KCL 0,5 M yang menyebabkan nilai
koduktivitas tidak stabil, yang mulanya konduktivitas menurun dan mulai mendekati
konstan, namun dengan adanya gangguan konduktivitas mengalami lonjakan kembali.
Akan tetapi karena adanya penambahan aquadest yang konstan menggunakan pompa
maka nilai konduktivitas cepat membaik dan normal kembali. Begitu pula yang terjadi
pada tangki kedua dan ketiga.
Perbedaan nilai saat penurunan konduktivitas diakibatkan oleh waktu keterlambatan
yang direspon dari gangguan yang diberikan. Saat tangki pertama mendekati
konduktivitas awal, tangki kedua ikut turun perlahan namun pada tangki ketiga,
konduktivitas berjalan lebih lambat dibandingkan dengan tangki satu dan tangki ke-2
sehingga saat gangguan berikutnya dimasukkan, pada tangki ketiga konduktivitas masih
menurun sedangkan tangki lainnya mulai naik karena gangguan yang diberikan. Hal
tersebut dikarenakan adanya jarak antara masing-masing tangki sehingga ada waktu jeda
antara tangki pertama dengan yang kedua, dan tangki kedua dengan yang ketiga. Karena
itulah terjadi osilasi yang berbeda pada grafik yang disebabkan oleh gangguan, jarak
tangki dan waktu yang diperlukan. Faktor lain yang menyebabkan konduktivitas sulit
stabil yaitu kecepatan pengadukan yang mempengaruhi larutan menjadi homogen
setelah adanya gangguan yang diberikan.

1. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:
- Penambahan larutan KCl 0,5 M pada tangki 1 dapat menyebabkan proses terganggu
dan menjadi tidak stabil.
- Penambahan larutan KCl 0,5 M secara berulang dapat dirasakan langsung pada
tangki 1 dengan perubahan konduktivitas yang meningkat tajam, sedangkan pada
tangki 2 dan tangki 3 gangguan yang dirasakan tidak terlalu berpengaruh karena
faktor jarak
- Penambahan larutan KCl menyebabkan kenaikan nilai konduktivitas pada tangki 1,
2 dan tangki ke-3.
DAFTAR PUSTAKA
Kasie Laboratorium Pengendalian Proses. 2018. Penuntun praktikum pengendalian proses.
Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.
https:// documen.tips/amp/documents/pengpros-efek-perubahan-input-brulang-ds3.html.
(diakses pada 20 Oktober 2018)
https://www.scribd.com/doc/22874774418/pengpros-efek-perubahan-input-brulang-
ds3.html. (diakses pada 21 Oktober 2018)
GAMBAR ALAT

Dynamic Behavior Of Stirred Tank

Dynamic Behavior Of Stirred Tank

Anda mungkin juga menyukai