Anda di halaman 1dari 6

ANIS WAHYU NINGSIH

ULFA MEILA ANGGRIANI

5 Perbedaan Jurusan Teknik Kimia dan Kimia Murni, Sudah Tahu?

1. Berada di bawah fakultas berbedaPertama, bedakan dulu fakultas yang menaungi kedua prodi ini.
Teknik kimia berada di bawah fakultas teknik, sementara kimia murni termasuk dalam fakultas MIPA.
Beberapa kampus kini menyebut MIPA sebagai FSM, Fakultas Sains dan Matematika.

2. Teknis vs analitik
Dari namanya saja sudah nampak satu perbedaan mencolok. Belajar di prodi teknik kimia lebih
menitikberatkan proses kimiawi secara teknis. Kompetensi lulusannya memiliki wawasan cukup luas
tentang proses-proses dalam industri kimia. Sementara prodi kimia murni lebih bersifat analitik.
Menganalisa suatu proses kimiawi hingga unsur terkecil. Kegiatannya didominasi pengujian-
pengujian di laboratorium.

3. Merumuskan produk vs merancang proses. Simpelnya, teknik kimia mengarah pada proses
industri, sementara kimia murni lebih fokus pada pengembangan produk. Dalam dunia industri,
lulusan dari kedua prodi ini akan bekerja sama untuk meningkatkan hasil. Lulusan teknik kimia
merancang prosesnya, berurusan dengan sistem kerja mesin dan tahap-tahap produksi. Sementara
anak kimia murni merancang produknya. Memastikan kualitas bahan baku, melakukan uji coba, lalu
merumuskan reaksi yang terjadi dalam proses. Hasilnya, kualitas dan kuantitas produk terjamin
dengan baik. Nilai ekonomisnya pun diperhitungkan tanpa mengesampingkan tingkat kualitas.

4. Porsi ilmu kimia yang berbeda Meski sama-sama mempelajari kimia, porsinya dalam kedua prodi
ini berbeda. Di kimia murni, dari semester awal hingga akhir didominasi ilmu kimia dan aplikasinya
di kehidupan sehari-hari. Ilmu eksak lain seperti fisika, matematika, dan biologi hanya berperan
sebagai penunjang. Dipelajari dasar-dasarnya saja yang dapat dikaitkan dengan ilmu kimia.
Sedangkan di prodi teknik kimia, porsinya lebih kecil ketimbang kimia murni. Ilmu kimia diimbangi
dengan fisika terapan dan dasar-dasar teknik industri. Bisa dibilang, teknik kimia lebih bersifat
aplikatif. Rumusan teori reaksi kimia diaplikasikan langsung dalam proses skala besar. Atau kita lebih
mudah menyebutnya sebagai industri.

5. Makro vs mikro
Secara garis besar, perbedaan paling mencolok dari teknik kimia vs kimia murni adalah makro vs
mikro. Hal-hal yang dipelajari di teknik kimia bersifat makro. Mempertimbangkan aspek lain
sehingga rumusan teori bisa diwujudkan dalam sebuah proses. Sementara kimia murni bersifat mikro.
Menganalisa fenomena atau reaksi kimiawi dengan cara menguraikan. Sehingga bisa diamati hingga
bagian yang terkecil atau terdalam. Meski memiliki beberapa perbedaan, dua ilmu ini tidak bisa
dipisahkan dalam prosesnya. Masing-masing saling mendukung untuk menghasilkan produk yang
lebih baik.

Informasi Umum
Teknik Kimia merupakan program studi yang mempelajari teknologi perancangan pabrik. Pabrik yang dirancang dapat
berupa pabrik kimia, bioproses, makanan, dan masih banyak yang lainnya. Hampir seluruh pabrik yang ada di dunia
dirancang oleh sarjana Teknik Kimia. Perancangan pabrik yang dimaksud disini adalah merancang proses-proses
yang terjadi dalam pabrik, seperti perancangan reaksi dalam reaktor untuk menghasilkan produk yang diharapkan,
sistem penggunaan sumber daya yang ada di pabrik, pengendalian proses, dan lain sebagainya.
Bukan hanya perancangan pabrik, di sini teman-teman juga akan mempelajari bagaimana membuat proses kimia
atau biologis yang terjadi baik dalam pabrik maupun luar pabrik menjadi lebih cepat dan efisien agar sesuai dengan
yang diharapkan. Contoh sederhana yang sering ditemui dalam kehidupan kita sehari-hari adalah proses fermentasi,
seperti pembuatan yoghurt, roti, keju, kecap dan lainnya. Contoh lainnya adalah pemurnian minyak bumi dan gas
alam, proses produksi bensin, solar, biofuel.
Mulai tahun 2003, program studi Teknik Kimia membuka jalur studi baru, sehingga menjadikan program studi Teknik
Kimia terdiri atas tiga jalur studi baru, yaitu TKU (Teknologi Kimia Umum), BP (Bioproses), dan TP (Teknologi
Pangan). Program studi Teknik Kimia membutuhkan kemampuan dasar berupa pengetahuan fisika, kimia,
matematika dan biologi (khusus untuk jalur studi bioproses dan teknologi pangan).
Saat ini, kebutuhan dunia akan industri akan terus meningkat, sehingga kemampuan seorang sarjana Teknik Kimia
untuk menangani masalah industri sangatlah luas. Adanya isu industrialisasi yang bersih membuat tantangan baru
bagi seorang sarjana Teknik Kimia, tetapi hal itu justru makin memperluas cakupan bidang Teknik Kimia karena pada
program studi Teknik Kimia juga dipelajari materi tentang mewujudkan pembangunan berkelanjutan (sustainable
development).
Seorang sarjana Teknik Kimia pada prakteknya akan diminta untuk merancang proses pabrik yang baru ataupun
memperbaiki proses yang telah ada. Pada awalnya, sarjana Teknik Kimia memulai pekerjaan dengan perancangan
neraca massa yang terjadi dalam proses suatu pabrik. Pada tahap ini, dapat dicari kapasitas produksi, berapa bahan
baku yang dibutuhkan, hingga akhirnya berapa jumlah produksi barang yang dihasilkan. Dalam perancangan proses
industri, sudah tentu harus diperhatikan faktor-faktor lainnya, seperti keandalan proses produksi, apakah terlalu mahal
atau sudah cukup murah, juga faktor keamanan pabrik, agar tidak terjadi kecelakaan dalam pabrik, seperti ledakan
dan sebagainya. Pada tahap selanjutnya, dilakukan perancangan (bio)reaktor, perancangan sistem perpipaan,
penentuan sistem penggunaan sumber daya dan pengendalian proses. Jika proses produksi menghasilkan limbah,
seorang sarjana Teknik Kimia harus merancang sistem pengolahan limbah agar tidak merugikan lingkungan. Selain
itu, seorang sarjana Teknik Kimia kuga dapat ditugaskan untuk melakukan peningkatan kapasitas produksi pabrik,
misalnya dari 500 ton/tahun menjadi 1000 ton/tahun.

Prospek Kerja
Seorang alumni Teknik Kimia dapat memiliki prospek kerja yang cukup luas, seperti pada industri atau bidang sebagai
berikut :

 Industri Proses Kimia (misal Industri pupuk, pengolahan minyak bumi, kertas, polimer, gas, logam, makanan,
obat-obatan, dll)
 Pabrik Pengelolaan Proses Kimia
 Jasa Rekayasa (Perancangan proses kimia, pengadaan peralatan pabrik, pengadaan bahan konstruksi,
pembangunan pabrik kimia)
 Instansi Pemerintah
 Instansi Pendidikan
 Instansi / lembaga penelitian
 Bank
 Wirausaha
Tabel 1.2 Struktur proyek

Process Research
1. Process Evaluation
The objective is to evaluate the technical, economic, and financial feasibility of
a process.
a) Construct a preliminary process flow diagram
b) Approximate equipment sizing
c) Economic evaluation
d) Locate areas requiring research
2. Bench Scale Studies
The objective is to obtain additional design data for process evaluation.
a) Plan experiments d) Revise flow diagram
b) Design experimental setup e) Revise economic evaluation
c) Correlate data f) Locate areas requiring
development
Process Development
Objective: To obtain more design data and possibly product for market research.
a) Plan development program e) Correlate data
b) Design pilot plant f) Revise flow diagram
c) Supervise pilot-plant construction g) Revise economic evaluation
d) Supervise pilot-plant operations
Process Design
Objective: To establish process and equipment specifications.
a) Construct flow diagram f) Conduct economic studies
b) Perform mass and energy balances g) Conduct optimization studies
c) Consider alternative process designs h) Evaluate safety and health
d) Size equipment i) Conduct environmental impact
e) Design control systems studies
Plant Design and Construction
Objective: To implement the process design.
a) Specify equipment
b) Design vessels (mechanical design of reactors, separators, tanks)
c) Design structures
d) Design process piping system
e) Design data acquisition and control system
f) Design electric-power distribution system
g) Design steam-distribution system
h) Design cooling-water distribution system
i) Purchase equipment
j) Coordinate and schedule project
k) Monitor progress

Plant Operations
Objective: To produce the product.
a) Plant startup d) Production
b) Trouble shooting e) Plant engineering
c) Process improvement
Marketing
Objective: To sell the product.
a) Market research
b) Product sales
c) Technical customer service
d) Product development
Tabel 1.2. Struktur Proyek
Proses Penelitian
1. Evaluasi Proses Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kelayakan teknis, ekonomi, dan keuangan suatu
proses
a. Membangun diagram alir proses awal
b. Perkiraan ukuran peralatan
c. Evaluasi ekonomi
d. Mencari lokasi yang membutuhkan penelitian ulang

2. Studi Skala Bench Tujuannya adalah untuk mendapatkan data desain tambahan untuk evaluasi proses.
a. Rencanakan eksperimen
b. Rancang pengaturan eksperimental
c. Korelasikan data
d. Revisi diagram alir
e. Revisi evaluasi ekonomi
f. Cari area yang membutuhkan pengembangan

Proses Pengembangan
Tujuan: Untuk mendapatkan lebih banyak data desain dan kemungkinan produk untuk riset pasar.
a. Merencanakan program pengembangan
b. Merancang pilot plant
c. Mengawasi pembangunan pilot plant
d. Mengawasi operasi pilot plant
e. Mengkorelasikan data
f. Merevisi diagram alir
g. Merevisi evaluasi ekonomi

Perancangan Proses
Tujuan: Untuk menetapkan spesifikasi proses dan peralatan.
a. Membangun diagram alir
b. Membuat neraca massa dan neraca energi
c. Mempertimbangkan desain proses alternative
d. Peralatan pengukuran
e. Sistem kontrol desain
f. Melakukan studi ekonomi
g. Melakukan studi optimasi
h. Mengevaluasi keselamatan dan kesehatan
i. Melakukan studi dampak lingkungan

Desain dan Konstruksi Pabrik


Tujuan: Untuk mengimplementasikan desain proses.
a. Menentukan peralatan
b. Desain vessel/bejana (desain mekanik reaktor, pemisah, tangki)
c. Desain struktur
d. Desain proses sistem perpipaan
e. Desain akuisisi data dan sistem kontrol
f. Desain sistem distribusi daya listrik
g. Desain distribusi uap sistem
h. Desain sistem distribusi air pendingin
i. Membeli peralatan
j. Mengkoordinasikan dan menjadwalkan proyek
k. Memantau kemajuan
Operasi Pabrik
Tujuan: Untuk menghasilkan produet.
a. Startup pabrik (memulai pabrik)
b. Pemecahan masalah
c. Peningkatan proses
d. Produksi
e. Rekayasa pabrik

Pemasaran
Tujuan: Untuk menjual produk.
a. Riset pasar
b. Penjualan produk
c. Teknik pelayanan pelanggan
d. Pengembangan produk
sebelum menyelesaikan pembangunan pabrik. Biasanya, dari awal hingga waktu pabrik mencapai kapasitas
desain dapat memakan waktu antara tiga hingga empat tahun.. Bahkan setelah pabrik telah berhasil dimulai,
perlu diperhatikan terus-menerus agar tetap beroperasi dengan lancar dan juga untuk meningkatkan
operasinya. Ini adalah tanggung jawab insinyur proses. Banyak keterampilan yang digunakan oleh insinyur
proses-desain juga digunakan oleh engineer proses. Kegiatan utama dari engineer proses adalah studi
"debottlenecking 'untuk meningkatkan kapasitas pabrik di mana proses dianalisis untuk menentukan unit
proses apa yang membatasi kapasitas pabrik. Ketika unit ini ditemukan, engineer proses akan
mempertimbangkan desain alternatif untuk meningkatkan kapasitas pabrik

Anda mungkin juga menyukai