Secara spesifik analisis aspek hukum pada aspek hukum dan legalitas bertujuan untuk :
• Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan dilaksanakan
• Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai dengan
pinjaman
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan dioperasikan, ini
berarti bahwa setiap proyek akan didirikan dan dibangun di wilayah tertentu haruslah memenuhi
hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.
Legalitas suatu badan usaha adalah merupakan unsur yang terpenting, karena legalitas
merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu badan usaha sehingga diakui oleh
masyarakat. Dengan kata lain, legalitas perusahaan harus sah menurut undang-undang dan peraturan,
di mana perusahaan tersebut dilindungi atau dipayungi dengan berbagai dokumen hingga sah di mata
hukum pada pemerintahan yang berkuasa saat itu.
Proyek bisnis yang akan dibangun dapat merupakan suatu bagian atau divisi baru dari suatu
perusahaan, atau dapat juga merupakan suatu perusahaan yang baru berdiri sendiri. Setelah
disesuaikan dengan visi dan misi dan rencana rencana yang akan dilaksanakan, maka bentuk badan
usaha yang legal pun perlu segera ditentukan. Dalam pemilihan bentuk badan usaha faktor
pengawasan harus diperhatikan. Bentuk badan usaha ada kaitannya dengan pengelolaan, pembagian
Yayasan (foundation) adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan
Menurut UU No. 16 Tahun 2001, sebagai dasar hukum positif yayasan, pengertian yayasan
adalah badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan
untukmencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Yayasan dapat
melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuan dengan cara mendirikan
badan usaha atau ikut serta dalam suatu badan usaha.
b. Dasar Hukum :
1. Undang – Undang No.28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang No.16 Tahun
2001 tentang Yayasan.
2. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-undang tentang
Yayasan.
c. Tujuan Yayasan
Secara kuantitatif
pertumbuhan organisasi
produktifitas
Secara kualitatif
reputasi organisasi
citra perusahaan
Tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir, titik akhir, atau segala sesuatu yang akan dicapai. Setiap
tujuan kegiatan disebut sebagai “sasaran” atau “target”.
dipisahkan dalam bentuk uang atau barang. Selain itu, yayasan juga
Wakaf
Hibah
Hibah Wasiat
Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Legalisasi badan hukum menurut UU Yayasan adalah saat akta pendiriannya, yang dibuat
dihadapan Notaris, disahkan oleh menteri Hukum dan Perundang-undangan dan HAM.
Kewarganegaraan pendiri yayasan perlu diketahui, hal itu ada hubungannya dengan peraturan yang
berbeda antara warga negara dengan negara asing dalam kaitannya dengan pendirian suatu yayasan.
b. Informasi Bank
Keterlibatan debitur pada bank lain. Jika ya, perlu diketahui apakah ada keterlibatan lain misalnya
terdapat kemacetan pembayaran kredit, cek kosong, maupun jaminannya. Karena jumlah kekayaan
awal yayasan berasal dari pemisahan harta kekayaan pribadi pendiri sehingga diperlukan informasi
tersebut.
c. Keterlibatan Pidana
d. Hubungan Keluarga
Jika terdapat hubungan suami-istri atau orang tua-anak sebagai individu-individu yang terlibat dalam
rencana pendirian yayasan , perlu diselidiki bagaimana mengatur kebijakan hartanya.
Izin usaha merupakan suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak berwenang atas
penyelenggaraan suatu kegiatan usaha oleh seorang pengusaha atau suatu perusahaan.
Adapun Jenis izin usaha yg dikeluarkan oleh pemerintah yang menyangkut izin usaha
merupakan dokumen legalitas yang menjelaskan alamat dan domisili yayasan. Dokumen ini dapat
diperoleh di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (“PTSP”) kelurahan setempat dimana kantor
sekretariat yayasan akan berdomisili. Jangka waktu pengurusan dokumen ini jika dokumen
persyaratan telah lengkap dan benar adalah maksimal 3 (tiga) hari kerja.
- Izin Operasional
merupakan dokumen legalitas yang menyatakan bahwa yayasan Anda telah diperkenankan untuk
menjalankan operasional yayasan. Jangka waktu pengurusan Izin Operasional kurang lebih sama
dengan pengurusan Tanda Daftar Yayasan.
Dokumen ini juga diajukan ke Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (“PTSP”) setempat sesuai
domisili kantor sekretariat yayasan sehingga mekanismenya juga kurang lebih sama dengan
Tanda Daftar Yayasan.
Fotocopy bukti kepemilikan kantor yayasan ( berupa sppt pbb/surat perjanjian sewa )
Alamat lengkap kantor yayasan (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Kota, dan No. Telp Kantor)
BPOM berwenang melakukan audit terhadap keamanan produk dipandang dari sisi kesehatan.
Sehingga produk yang telah memiliki izin dari BPOM dapat dipastikan merupakan produk yang aman
untuk digunakan.
Sertifikat Halal adalah suatu fatwa tertulis dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyata-kan
kehalalan suatu produk sesuai dengan syari'at Islam. Sertifikat Halal ini merupakan syarat untuk
mendapatkan ijin pencantuman LABEL HALAL pada kemasan produk dari instansi pemerintah yang
berwenang.