Anda di halaman 1dari 5

 TUJUAN ASPEK HUKUM DAN LEGALITAS

Secara spesifik analisis aspek hukum pada aspek hukum dan legalitas bertujuan untuk :

• Menganalisis legalitas usaha yang dijalankan

• Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan dilaksanakan

• Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi persyaratan


perizinan

• Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai dengan
pinjaman

 Faktor-faktor pada aspek hukum dan legalitas


1. Pengertian
2. Bentuk Badan Hukum
3. Identitas Pelaksana Bisnis
4. Jenis-Jenis Izin Usaha
5. Contoh Surat Izin

1. Pengertian Hukum Dan Legalitas

Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan dioperasikan, ini
berarti bahwa setiap proyek akan didirikan dan dibangun di wilayah tertentu haruslah memenuhi
hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.

Legalitas suatu badan usaha adalah merupakan unsur yang terpenting, karena legalitas
merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu badan usaha sehingga diakui oleh
masyarakat. Dengan kata lain, legalitas perusahaan harus sah menurut undang-undang dan peraturan,
di mana perusahaan tersebut dilindungi atau dipayungi dengan berbagai dokumen hingga sah di mata
hukum pada pemerintahan yang berkuasa saat itu.

2. Bentuk Badan Hukum

a. Bentuk Badan Hukum

Proyek bisnis yang akan dibangun dapat merupakan suatu bagian atau divisi baru dari suatu
perusahaan, atau dapat juga merupakan suatu perusahaan yang baru berdiri sendiri. Setelah
disesuaikan dengan visi dan misi dan rencana rencana yang akan dilaksanakan, maka bentuk badan
usaha yang legal pun perlu segera ditentukan. Dalam pemilihan bentuk badan usaha faktor
pengawasan harus diperhatikan. Bentuk badan usaha ada kaitannya dengan pengelolaan, pembagian

laba serta pengawasan/kontrol terhadap pelaksanaan, pertanggung jawaban dan


pengawasan proyek.Setelah disesuaikan dengan visi dan misi dari rencana-rencana yang akan
dilaksanakan, maka badan usaha yang dipilih yaitu yayasan.

Yayasan (foundation) adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan

ber-sifat sosial,keagama-an dan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal


yang ditentukan dalam undang-undang
Undang-Undang yang mengatur mengenai pendirian suatu Yayasan adalah Undang-Undang
No 16 Tahun 2001 mengenai Yayasan, yang kemudian diperbarui dengan Undang-Undang No. 28
Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan,
sebagaimana diatur dalam pasal 9 UU No. 16/2001, yang mulai berlaku sejak tanggal 6 Oktober 2004.

Menurut UU No. 16 Tahun 2001, sebagai dasar hukum positif yayasan, pengertian yayasan
adalah badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan
untukmencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Yayasan dapat
melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuan dengan cara mendirikan
badan usaha atau ikut serta dalam suatu badan usaha.

b. Dasar Hukum :

1. Undang – Undang No.28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang No.16 Tahun
2001 tentang Yayasan.
2. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-undang tentang
Yayasan.

c. Tujuan Yayasan

Secara kuantitatif

 pencapaian laba maksimum

 penguasaan pangsa pasar

 pertumbuhan organisasi

 produktifitas

Secara kualitatif

 efensiensi dan efektivitas organisasi

 manajemen organisasi yang tangguh

 moral karyawan yang tinggi

 reputasi organisasi

 stabilitas pelyanan kepada masyarakat

 citra perusahaan

Tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir, titik akhir, atau segala sesuatu yang akan dicapai. Setiap
tujuan kegiatan disebut sebagai “sasaran” atau “target”.

Sumber pembiayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang

dipisahkan dalam bentuk uang atau barang. Selain itu, yayasan juga

memperoleh sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat seperti berupa:

 Wakaf

 Hibah
 Hibah Wasiat

 Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Kedudukan Hukum Yayasan dalam Sistem Hukum Indonesia

Legalisasi badan hukum menurut UU Yayasan adalah saat akta pendiriannya, yang dibuat
dihadapan Notaris, disahkan oleh menteri Hukum dan Perundang-undangan dan HAM.

3. Identitas Pelaksana Bisnis


a. Kewarganegaran

Kewarganegaraan pendiri yayasan perlu diketahui, hal itu ada hubungannya dengan peraturan yang
berbeda antara warga negara dengan negara asing dalam kaitannya dengan pendirian suatu yayasan.

b. Informasi Bank

Keterlibatan debitur pada bank lain. Jika ya, perlu diketahui apakah ada keterlibatan lain misalnya
terdapat kemacetan pembayaran kredit, cek kosong, maupun jaminannya. Karena jumlah kekayaan
awal yayasan berasal dari pemisahan harta kekayaan pribadi pendiri sehingga diperlukan informasi
tersebut.

c. Keterlibatan Pidana

Perlu juga diketahui apakah pembina, pengawas, dan pengurus


terlibat dalam suatu tindakan yang dapat menimbulkan gugatan ataupun tuntutan.

d. Hubungan Keluarga

Jika terdapat hubungan suami-istri atau orang tua-anak sebagai individu-individu yang terlibat dalam
rencana pendirian yayasan , perlu diselidiki bagaimana mengatur kebijakan hartanya.

4. Jenis Izin Usaha

Izin usaha merupakan suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak berwenang atas
penyelenggaraan suatu kegiatan usaha oleh seorang pengusaha atau suatu perusahaan.

Adapun Jenis izin usaha yg dikeluarkan oleh pemerintah yang menyangkut izin usaha

a. Akta Notaris Pendirian Yayasan


b. SK Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia
c. Surat Keterangan Domisili Yayasan dari Kelurahan dan Kecamatan
d. Surat Keterangan Terdaftar/NPWP Yayasan dari kantor Perpajakan
e. Tanda Daftar Yayasan (TDY)
f. Surat Izin Operasional Yayasan
g. Lembaran Berita Negara RI
- Surat Keterangan Domisili

merupakan dokumen legalitas yang menjelaskan alamat dan domisili yayasan. Dokumen ini dapat
diperoleh di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (“PTSP”) kelurahan setempat dimana kantor
sekretariat yayasan akan berdomisili. Jangka waktu pengurusan dokumen ini jika dokumen
persyaratan telah lengkap dan benar adalah maksimal 3 (tiga) hari kerja.

- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


merupakan dokumen legalitas yang berisikan nomor yang diberikan untuk mengidentifikasi
yayasan Anda dalam kapasitasnya sebagai wajib pajak. Dengan mendaftarkan sebagai wajib
pajak, yayasan berkewajiban melakukan pelaporan dan membayar pajak penghasilan badan
secara rutin. Pada saat Anda mengaju-kan permohonan NPWP, Anda juga akan mendapatkan
dokumen legalitas berupa Surat Keterangan Terdaftar Wajib Pajak (SKT).

- Tanda Daftar Yayasan (TDY)


merupakan dokumen legalitas yang menyatakan bahwa yayasan Anda terdaftar. Dokumen ini
dapat diperoleh di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (“PTSP”) kecamatan setempat sesuai
domisili kantor sekretariat yayasan. Jangka waktu pengurusan dokumen ini jika seluruh
persyaratan telah lengkap dan benar adalah sekitar dua hingga tiga minggu.

- Izin Operasional
merupakan dokumen legalitas yang menyatakan bahwa yayasan Anda telah diperkenankan untuk
menjalankan operasional yayasan. Jangka waktu pengurusan Izin Operasional kurang lebih sama
dengan pengurusan Tanda Daftar Yayasan.

Dokumen ini juga diajukan ke Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (“PTSP”) setempat sesuai
domisili kantor sekretariat yayasan sehingga mekanismenya juga kurang lebih sama dengan
Tanda Daftar Yayasan.

- Syarat dan Dokumen yang diperlukan :

 Fotocopy KTP Pendiri/Pengurus

 Fotocopy NPWP Pribadi khusus ketua Yayasan

 Fotocopy bukti kepemilikan kantor yayasan ( berupa sppt pbb/surat perjanjian sewa )

 Alamat lengkap kantor yayasan (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Kota, dan No. Telp Kantor)

 Surat Pengantar RT/RW sesuai domisili Yayasan (jika diperlukan)

 Bukti Berita Acara Rapat Pendirian Yayasan

 Daftar Hadir Rapat Pendirian Yayasan

 Susunan Pengurus Yayasan

 Uraian kegiatan Yayasan dan Jumlah Modal Yayasan.

 Syarat lainnya jika diperlukan


- Mendaftarkan Produk ke Lembaga-Lembaga

Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM)

BPOM berwenang melakukan audit terhadap keamanan produk dipandang dari sisi kesehatan.
Sehingga produk yang telah memiliki izin dari BPOM dapat dipastikan merupakan produk yang aman
untuk digunakan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Sertifikat Halal adalah suatu fatwa tertulis dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyata-kan
kehalalan suatu produk sesuai dengan syari'at Islam. Sertifikat Halal ini merupakan syarat untuk
mendapatkan ijin pencantuman LABEL HALAL pada kemasan produk dari instansi pemerintah yang
berwenang.

Anda mungkin juga menyukai