Anda di halaman 1dari 26

[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.

3 KELAS XII

A. Perkembangan Kehidupan Ekonomi dan Politik Bangsa Indonesia Pada Awal


Kemerdekaan Indonesia
Keadaan kehidupan politik dan pemerintahan Indonesia pada awal kemerdekaan masih
belum stabil.Ketidak setabilan ini di sebebkan oleh factor-faktor berikut :
- Faktor intern antara lain :
1. Adanya persaingan antar partai politik yang berbeda ideologi untuk menjadi partai
yang paling berpengaruh di indonesia.
2. Adanya gangguan-gangguan keamanan dalam negeri.
3. Bangsa Indonesia masih mencari sistem pemerintahan yang cocok sehingga terjadi
perubahansistem pemerintahan.
- Faktor ekstern antara lain :
1. Kedatangan Sekutu (Inggris) yang di boncengi NICA (Belanda) yang ingin kembali
menjajah Indonesia,menimbulkan pertempuran di berbagai daerah.
2. Jepang masih mempertahankan status quo di wilayah Indonesia sampai Sekutu
datang sehingga sering terjadi peperangan antara rakyat Indonesia dan tentara
Jepang.
 Pembentukan Lembaga-Lembaga Kelengkapan Negara
- Pembentukan Lembaga Kementrian (Departemen)
Dalam UUD 1945 telah dicantumkan bahwa pemerintahan Republik
Indonesia dijalankan oleh presiden dan dibantu oleh menteri-menteri yang
bertanggung jawab kepada presiden.Presiden memiliki hak prerogatif di dalam
mengangkat dan memberhentikan para menterinya. Departemen-departemen
yang dibentuk beserta menteri-menteri yang diangkat adalah sebagai berikut:
o Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah
o Menteri Luar Negeri : Mr. Ahmad Subardjo
o Menteri Keuangan : Mr. A.A Maramis
o Menteri Kehakiman : Prof. Mr. Dr. Soepomo
o Menteri Kemakmuran : Ir. Surahman T. Adisurjo
o Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi
o MenteriKesehatan : Dr. Buntaran Martoatmodjo
o MenteriPengajaran : Ki Hajar Dewantara
o MenteriPenerangan : Mr. Amir Syarifuddin
o MenteriSosial : Mr. Iwa Kusumasumantri
o Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Tjokrosujoso
o Menteri Perhubungan (a.i) : Abikusno Tjokrosujoso
o Menteri Negara : K.H. Wachid Hasjim, Dr. M. Amir, Mr. R. M. Sartono, R.
Otto Iskandardinata, Mr. A. A. Maramis
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

 Pembentukan Komite Nasional Indonesia dan Daerah


Dalam rapat KNIP tanggal 16 Oktober 1945, wakil presiden Republik Indonesia
mengeluarkan Keputusan No.X yang isinya memberikan kekuasaan dan wewenang
legislatif kepada KNIP untuk ikut serta untuk menetapkan Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN) sebelum MPR terbentuk dalam pemilihan umum. Dalam rapat
PPKI tanggal 22 Agustus 1945 Hasil yang dicapai adalah sebagai berikut :
- KNI (Komite Nasional Indonesia) berfungsi sebagai dewan perwakilan rakyat
sebelum dilaksanakannya pemilihan umum (pemilu).
- PNI (Partai Nasional Indonesia) dirancang menjadi partai tunggal negara
Republik Indonesia, tetapi dibatalkan.
- BKR (Badan Keamanan Rakyat) berfungsi sebagai penjaga keamanan umum
pada tiap-tiap daerah.
Pada tanggal 03 November 1945 pemerintah mengeluarkan Maklumat Politik
sebagai berikut :
- Pemerintah menghendaki adanya partai-partai politik,karna partai politik itu
dapat membuka jalan buat semua aliran atau paham yang ada dalam masyarakat.
- Pemerintah berharap supaya partai-partai politik itu telah tersusun sebelum di
laksankannya pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat pada bulan Januari
1946.
Akibat dikeluarkannya maklumat pemerintah 3 november 1945, di Indonesia
akhirnya muncul banyak partai politik, seperti :
- Majelis Syuro Muslimin Indonesian (Masyumi), dipimpin oleh Dr.Soekiman
Wirdjosandjodjo.
- Partai Komunis Indonesia , dipimpin oleh Mr. Moh. Yusuf.
- Partai Buruh Indonesia , dipimpin oleh Njono.
- Partai Rakyat jelata , dipimpin oleh Sutan Dewanis .
- Partai Kristen Indonesia , dipimpin oleh Ds. Probowinoto.
- Partai Sosialis Indonesia , dipimpin oleh Mr. Amir Syarifudin.
- Partai Rakyat Sosialis, dipimpin oleh Sutan Syahrir.
- Partai Katolik Indonesia, dipimpin oleh I.J. Kasimo.
- Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia, dipimpin oleh J.B.Assa.
- Partai Nasional Indonesia , dipimpin oleh Sidik Djodjosukarto
 Pembentukan Alat Kelengkapan Keamanan Negara
Panitia kecil itu mengusulkan sebagai berikut :
a) Rencana pembelaan negara dan Badan Penyelidik Usaha usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang mengandung unsur politik perang,
tidak dapat di terima.
b) Tentara PETA pembela tanah air di Jawa dan Bali Laskar Rakyat di Sumatera
dibubarkan Karena merupakan organisasi buatan Jepang yang kedudukannya di
dalam dunia Internasional tidak memiliki ketentuan dan kekuatan hukum.
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

Alat Kelengkapan Keamanan Negara:


- TKR (Tentara Keamannan Rakyat). Yang di pimpin oleh Supriyadi (5
Oktober 1945).
- TKR ( Tentara Keamanan Rakyat) (1 januari 1946)
- TKR ( Tentara Keselamatan Rakyat) (26 januari 1946)
- TNI (Tentara Nasional Indonesia) (7 Juni 1947 )
 Pembentukan Provinsi di Seluruh Wiayah Indonesia
Pada awalnya wilayah Indonesia dibagi 8 provinsi dan mengangkat
Gubernur sebagai kepala daerah. Gubernur-gubenur yang diangkat antara
lain :
Provinsi Sumatra, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa
Tengah, Provinsi Sunda Kecil ( Nusa Tenggara), Provinsi Maluku,
Provinsi Sulawesi, Provinsi Kalimantan.
 Pembentukan Lembaga Pemerintahan di Daerah
- Lembaga Pemerintah Daerah ; Dipimpin oleh kepala daerah dan
tugasnya menjalankan pemerintahan atas daerah yang dikuasainya.
- Lembaga Komite Nasional Daerah (KNI-D); Tuasnya membantu
gubernur menjalankan tugas dan kepengawasan dalam tugas-tugas
gubernur sebelum terbentuknya DPR melalui pemilihan umum.
- Lembaga Teknis Daerah; lembaga ini disubut dengan Dinas, dan terdiri
atas Badan Penelitian dan Pengembangan, Badan Perencanaan, Lembaga
Pengawasan, Badan Pendidikan dan sebagainya.
- Dinas Daerah; lembaga ini merupakan unsure pelaksana dari pemerintah
daerah yang menyeenggarakan urusan-urusan rumah tangga daerah itu
sendiri.
- Wakil Kepala Daerah; merupakan pembantu kepala daerah yang
menjalankan tugas dan wewenangnya sehari-hari.
- Sekretariat Daerah; Tugasnya membatu Kepala Daerah di dalam
menyelenggarakan pemerintahan atas daerah yang di perintahnya.
- Perkembangan kehidupan politik pada masa awal kemerdekaan
Indonesia
1. Keragaman Ideologi Dan Politik:
- Ideologi Partai Nasionalis yaitu berdasarkan faktor kemanusiaan
yang mengutamakan kesatuan bangsa sesuai dengan uud 1945 dan
Pancasila.
- Ideologi Partai Bersifat Agama yang mengutamakan penyebaran
dan penerapan kaidah-kaidah atau hukum-hukum yang berlaku
pada sebuah Agama.
- Ideologi Partai Bersifat Sosialisme-Komunisme bersifat Radikal
dengan tujuan Internasionalisme yang menjunjung doktrin
komunisme tunduk terhadap perintah Moskow sebagai pusat
Komunisme Dunia.
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

2. Pengaruh perbedaan pandangan politik :


- Pertikaian Antar Partai Politk
- Terbentuknya partai Oposisi penentang pihak penguasa
Kedua hal ini menyebabkan sering terjadi pergantian Kabinet dalam
Pemerintahan sehingga setiap rencana yang telah dibuat tidak dapat
dijalankan sepenuhnya.
3. Kabinet yang Berkuasa antara Tahun 1945-1950:
- Kabinet Syahrir (Kabinet pertama), Diketuai oleh Sutan Syahrir
(Sosialis) menjadikan sistem pemerintahan Indonesia dari
Presidensial ke Parlementer, program kabinet Syahrir: 1)
Kesejahteraan Rakyat, 2) Mengatasi Konflik Indonesia dan
Belanda secara damai dengan melakukan perundingan Linggarjati
10 November 1946 namun salah satu hasil perundingan yaitu
“Indonesia diakui secara de-facto dibawah pimpinan Ratu
Belanda” ditentang oleh banyak pihak dan menandakan
berakhirnya kabinet Syahrir.
- Kabinet Amir Syarifuddin (Sosialis), mengusahakan Kesejahteraan
Rakyat dan menyelesaikan pertikaian Indonesia dan Belanda
secara damai dengan melakukan perjanjian Renville 8 Desember
1947 yang ditentang banyak pihak karena isi perjanjian
menguntungkan pihak belanda, berakhirnya kabinet Amir
Syarifuddin dengan diserahkannya mandat kepada Presiden 23
Januari 1948.
- Kabinet Hatta, program kerja hampir sama dengan kabinet
sebelumnya, pada masa kabinet Hatta terjadi penyerahan
Kedaulatan RI melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) dibelanda
27 Desember 1949 dan Belanda mengakui Indonesia sebagai
Negara yang berdaulat.
4. Politik Luar Negeri
Pada awal kemerdekaan, politik luar negeri Indonesia difokuskan
pada bagaimana memperoleh pengakuan dari negara lain atas
kemerdekaannya. Pada tanggal 18 Agustus 1945 Undang-Undang
Dasar 1945 disahkan.Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat berbunyi
“....melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Kemudian mencetuskan politik Bebas Aktif.Bebas yang berarti
bahwa Indonesia bebas untuk bertindak menurut dirinya sendiri dan
tidak dipengaruhi oleh pihak manapun dan aktif dimana Indonesia aktif
menjaga perdamaian dunia.
 Perkembangan Kehidupan Ekonomi Bangsa Indonesia Masa Awal
Kemerdekaan Indonesia
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

Tatanan perekonomian bangsa Indonesia pada masa awal


kemerdekaan Indonesia sebagai akibat dari peralihan kekuasaan dari
tangan Jepang menyisakan keadaan yang sangat buruk.
Faktor-faktor yang menyebabkan memburuknya keadaan ekonomi-
keuangan pada masa awal kemerdekaan Indonesia antara lain:
a. Terjadinya inflasi yang tinggi (hiper-inflasi)
Inflasi tersebut dapat terjadi disebabakan karena :
o Beredarnya mata uang Jepang di masyarakat dalam jumlah yang
tak terkendali (pada bulan Agustus 1945 mencapai 1,6 Milyar
yang beredar di Jawa sedangkan secara umum uang yang beredar
di masyarakat mencapai 4 milyar).
o Beredarnya mata uang cadangan yang dikeluarkan oleh pasukan
Sekutu dari bank-bank yang berhasil dikuasainya untuk biaya
operasi dan gaji pegawai yang jumlahnya mencapai 2,3 milyar.
o Repubik Indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri
sehingga pemerintah tidak dapat menyatakan bahwa mata uang
pendudukan Jepang tidak berlaku.
Inflasi terjadi karena di satu sisi tidak terkendalinya peredaran uang
yang dikeluarkan pemerintah Jepang di sisi lain ketersediaan barang
menipis bahkan langka di beberapa daerah. Kelangkaan ini terjadi
akibat adanya blokade ekonomi oleh Belanda.Uang Jepang yang
beredarsangat tinggi sedangkan kemampuan ekonomi untuk
menyerap uang tersebut masih sangat rendah.
Karena inflasi ini kelompok yang paling menderita adalah para petani
sebab pada masa pendudukan Jepang petani merupakan produsen
yang paling banyak menyimpan mata uang Jepang.Hasil pertanian
mereka tidak dapat dijual, sementara nilai tukar mata uang yang
mereka miliki sangat rendah.
Pemerintah Indonesia yang baru saja berdiri tidak mampu
mengendalikan dan menghentikan peredaran mata uang Jepang
tersebut sebab Indonesia belum memiliki mata uang baru sebagai
penggantinya. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk sementara
waktu menyatakan ada 3 mata uang yang berlaku diwilayah RI, yaitu:
o Mata uang De Javasche Bank
o Mata uang pemerintah Hindia Belanda
o Mata uang pendudukan Jepang.
Keadaan tersebut diperparah dengan diberlakukannya uang NICA di
daerah yang diduduki sekutu pada tanggal 6 Maret 1946 oleh
Panglima AFNEI yang baru (Letnan Jenderal Sir Montagu
Stopford).Uang NICA ini dimaksudkan untuk menggantikan uang
Jepang yang nilainya sudah sangat turun saat itu.Upaya sekutu
tersebut merupakan salah satu bentuk pelanggaran kesepakatan yaitu
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

bahwa selama belum ada penyelesaian politik mengenai status


Indonesia, maka tidak ada mata uang baru.Karena tindakan sekutu
tersebut maka pemerintah Indonesiapun mengeluarkan uang kertas
baru yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI)sebagaipengganti uang
Jepang.
b. Adanya blokade ekonomi dari Belanda
Blokade oleh Belanda ini dilakukan dengan menutup (memblokir)
pintu keluar-masuk perdagangan RI terutama melalui jalur laut dan
pelabuhan-pelabuhan penting.Blokade ini dilakukan mulai bulan
November 1945. Adapun alasan dari pemerintah Belanda melakukan
blokade ini adalah :
 Mencegah masuknya senjata dan peralatan militer ke Indonesia.
 Mencegah kelurnya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan
milik asing lainnya.
 Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh bangsa lain.
Dengan adanya blokade tersebut menyebabakan:
 Barang-barang ekspor RI terlambat terkirim.
 Barang-barang dagangan milik Indonesia tidak dapat di ekspor
bahkan banyak barang-barang ekspor Indonesia yang dibumi
hanguskan.
 Indonesia kekurangan barang-barang import yang sangat
dibutuhkan.
 Inflasi semakin tak terkendali sehingga rakyat menjadi gelisah.
Tujuan/harapan Belanda dengan blokade ini adalah
 Agar ekonomi Indonesia mengalami kekacauan
 Agar terjadi kerusuhan sosial karena rakyat tidak percaya kepada
pemerintah Indonesia, sehingga pemerintah Belanda dapat
dengan mudah mengembalikan eksistensinya.
 Untuk menekan Indonesia dengan harapan bisa dikuasai kembali
oleh Belanda.
c. Kekosongan kas Negara
Kas Negara mengalami kekosongan karena pajak dan bea masuk
lainnya belum ada sementara pengeluaran negara semakin bertambah.
Penghasilan pemerintah hanya bergantung kepada produksi
pertanian.Karena dukungan dari bidang pertanian inilah pemerintah
Indonesia masih bertahan, sekalipun keadaan ekonomi sangat buruk.
Usaha Menembus Blokade Ekonomi
1) Usaha bersifat politis, yaitu Diplomasi Beras ke India
Pemerintah Indonesia bersedia untuk membantu pemerintah India
yang sedang ditimpa bahaya kelaparan dengan mengirimkan 500.000
ton beras dengan harga sangat rendah. Pemerintah melakukan hal ini
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

sebab akibat blokade oleh Belanda maka hasil panen Indonesia yang
melimpah tidak dapat dijual keluar negeri sehingga pemerintah berani
memperkirakan bahwa pada pada musim panen 1946 akan diperoleh
suplai hasil panen sebesar 200.000 sampai 400.000 ton. Sebagai
imbalannya pemerintah India bersedia mengirimkan bahan pakaian
yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia pada saat itu. Saat itu
Indonesia tidak memikirkan harga karena yang penting adalah
dukungan dari negara lain yang sangat diperlukan dalam perjuangan
diplomatik dalam forum internasional. Adapun keuntungan politis
yang diperoleh Indonesia dengan adanya kerjasama dengan India ini
adalah Indonesia mendapatkan dukungan aktif dari India secara
diplomatik atas perjuangan Indonesia di forum internasional.
2) Mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri
Membuka hubungan dagang langsung ke luar negeri dilakukan oleh
pihak pemerintah maupun pihak swasta. Usaha tersebut antara
lain :Mengadakan kontak dagang dengan perusahaan swasta Amerika
(Isbrantsen Inc.). Tujuan dari kontak ini adalah membuka jalur
diplomatis ke berbagai negara. Dimana usaha tersebut dirintis oleh
BTC (Banking and Trading Corporation) atau Perseroan Bank dan
Perdagangan, suatu badan perdagangan semi-pemerintah yang
membantu usaha ekonomi pemerintah, dipimpin oleh Sumitro
Djojohadikusumo dan Ong Eng Die. Hasil transaksi pertama dari
kerjasama tersebut adalah Amerika bersedia membeli barang-barang
ekspor Indonesia seperti gula, karet, teh, dan lain-lain. Tetapi
selanjutnya kapal Amerika yang mengangkut barang pesanan RI dan
akan memuat barang ekspor dari RI dicegat dan seluruh muatannya
disita oleh kapal Angkatan Laut Belanda.
Karena blokade Belanda di Jawa terlalu kuat maka usaha diarahkan
untuk menembus blokade ekonomi Belanda di Sumatera dengan
tujuan Malaysia dan Singapura.Usaha tersebut dilakukan sejak 1946
sampai akhir masa perang kemerdekaan.Pelaksanaan ini dibantu oleh
Angkatan laut RI serta pemerintah daerah penghasil barang-barang
ekspor.Karena perairan di Sumatra sangatlah luas, maka pihak
Belanda tidak mampu melakukan pengawasan secara ketat.Hasilnya
Indonesia berhasil menyelundupkan karet yang mencapai puluhan
ribu ton dari Sumatera ke luar negeri, terutama ke Singapura. Dan
Indonesia berhasil memperoleh senjata , obat-obatan dan barang-
barang lain yang dibutuhkan.
Pemerintah RI pada 1947 membentuk perwakilan resmi di Singapura
yang diberi nama Indonesian Office (Indoff). Secra resmi badan ini
merupakan badan yang memperjuangkan kepentingan politik di luar
negeri, namun secara rahasia berusaha menembus blokade ekonomi
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

Belanda dengan melakukan perdagangan barter.Diharapkan dengan


upaya ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.Selain
itu juga berperan sebagai perantara dengan pedagang Singapura dan
mengusahakan pengadaan kapal-kapal yang diperlukan.
Dibentuk perwakilan kemetrian pertahanan di luar negeri yaitu
Kementrian Pertahanan Urusan Luar Negeri (KPULN) yang dipimpin
oleh Ali Jayengprawiro.Tugas pokok badan ini adalah membeli
senjata dan perlengkapan angkatan perang.
Kebijakan Pemerintah Dalam Menghadapi Buruknya Ekonomi
Bangsa Indonesia
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kondisi ekonominya
mulai dilakukan sejak Februari 1946, adalah sebagai berikut:
Konferensi Ekonomi Februari 1946
Konferensi ini dihadiri oleh para cendekiawan, gubernur, dan pejabat
lainnya yang bertanggungjawab langsung mengenai masalah ekonomi
di Jawa, yang dipimpin oleh Menteri Kemakmuran (Darmawan
Mangunkusumo). Tujuan Konferensi ini adalah untuk memperoleh
kesepakatan dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang
mendesak, seperti :
 Masalah produksi dan distribusi makanan
Tercapai kesepakatan bahwa sistem autarki lokal sebagai
kelanjutan dari sistem ekonomi perang Jepang, secara berangsur-
angsur akan dihapukan dan diganti dengan sistem desentralisasi.
 Masalah sandang
Disepakati bahwa Badan Pengawasan Makanan Rakyat diganti
dengan Badan Persediaan dan Pembagian Makanan (BPPM)
yang bertujuan untuk mengatasi kesengsaraan rakyat Indonesia.
Badan ini dipimpin oleh Sudarsono dibawah pengawasan
Kementrian Kemakmuran. BPPM dapat dianggap sebagai awal
dari terbentuknya Badan Urusan Logistik (Bulog). Sementara itu
tujuan dibentuk Bulog (Februari 1946) untuk melarang
pengiriman bahan makanan antar karisidenan
 Status dan Administrasi perkebunan-perkebunan
Keputusannya adalah semua perkebunan dikuasai oleh negara
dengan sistem sentralisasi di bawah kementrian
Kemakmuran.Sehingga diharapkan pendapatan negara dapat
bertambah secara signifikan dengan nasionalisasi pabrik gula dan
perkebunan tebu.Konferensi kedua di Solo, 6 Mei 1946
membahas mengenai masalah program ekonomi pemerintah,
masalah keuangan negara, pengendalian harga, distribusi, dan
alokasi tenaga manusia. Wapres Moh. Hatta mengusulkan
mengenai rehabilitasi pabrik gula, dimana gula merupakan bahan
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

ekspor penting sehingga harus dikuasai oleh negara.Untuk


merealisasikan keinginan tersebut maka pada 6 Juni 1946
dibentuk Perusahaan Perkebunan Negara (PPN).
Pinjaman Nasional
Program ini dilaksanakan oleh Menteri Keuangan (Surachman)
dengan persetujuan BP-KNIP.Untuk mendukung program tersebut
maka dibuat Bank Tabungan Pos, bank ini berguna untuk penyaluran
pinjaman nasional untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat
Indonesia kepada pemerintahan.Selain itu, pemerintah juga menunjuk
rumah gadai untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan
jangka waktu pengembalian selama 40 tahun. Tujuannya untuk
mengumpulkan dana masyarakat bagi kepentingan perjuangan,
sekaligus untuk menanamkan kepercayaan rakyat pada pemerintah
RI. Rakyat dapat meminjam jika rakyat mau menyetor uang ke Bank
Tabungan Pos dan rumah-rumah pegadaian. Usaha ini mendapat
respon yang besar dari rakyat terbukti dengan besar pinjaman yang
ditawarkan pada bulan Juli 1946 sebesar Rp. 1.000.000.000,00 , pada
tahun pertama berhasil dikumpulkan uang sejumlah Rp.
500.000.000,00. Kesuksesan yang dicapai menunjukkan besarnya
dukungan dan kepercayaan rakyat kepada Pemerintah RI.
Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19
Januari 1947.
Badan ini dibentuk atas usul dari menetri kemakmuran
AK.Gani.Badan ini merupakan badan tetap yang bertugas membuat
rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu 2 sampai 3 tahun
yang akhirnya disepakatiRencana Pembangunan Sepuluh
Tahun.Rencana Pembangunan 10 tahun tersebut adalah sebagai
berikut.
 Semua bangunan umum, perkebunan, dan industri yang telah ada
sebelum perang menjadi milik negara, yang baru terlaksana tahun
1957.
 Bangunan umum vital milik asing dinasionalisasikan dengan
pembayaran ganti rugi
 Perusahaan milik Jepang akan disita sebagai ganti rugi terhadap
RI.
 Perusahaan modal asing lainnya dikembalikan kepada yang berhak
sesudah diadakan perjanjian Republik Indonesia dengan Belanda.
Badan ini bertujuan untuk menasionalisasikan semua cabang produksi
yang telah ada dengan mengubah ke dalam bentuk badan hukum.Hal
ini dilakukan dengan harapan agar Indonesia dapat menggunakan
semua cabang produksi secara maksimal dan kuat di mata hukum
internasional.Pendanaan untuk Rencana Pembangunan ini terbuka
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

baik bagi pemodal dalam negeri maupun pemodal asing.Inti rencana


ini adalah agar Indonesia membuka diri terhadap penanaman modal
asing dan melakukan pinjaman baik ke dalam maupun ke luar
negeri.Untuk membiayai rencana pembangunan ekonomi tersebut
pemerintah membuka diri terhadap penanaman modal asing,
mengerahkan dana masyarakat melalui pinjaman nasional, melalui
tabungan masyarakat, serta melibatkan badan-badan swasta dalam
pembangunan ekonomi. Dan untuk menampung dana tersebut
dibentuk Bank Pembangunan. Perusahaan patungan (merger)
diperkenankan berdiri sementara itu tanah partikelir
dihapuskan.Perkembangannya April 1947 badan ini diperluas
menjadi Panitia Pemikir Siasat Ekonomi yang bertugas mempelajari,
mengumpulkan data, dan memberikan saran kepada pemerintah
dalam merencanakan pembangunan ekonomi dan dalam rangka
melakukan perundingan dengan pihak Belanda.Rencana tersebut
belum berhasil dilaksanakan dengan baik karena situasi politik dan
militer yang tidak memungkinkan, yaitu Agresi Militer Belanda I dan
Perjanjian Linggarjati yang menyebabkan sebagian besar wilayah
Indonesia yang memiliki potensi ekonomi jatuh ke tangan Belanda
dan yang tersisa sebagian besar tergolong sebagai daerah miskin dan
berpenduduk padat (Sumatera dan Jawa).Hal tersebut ditambah
dengan adanya Pemberontakan PKI dan Agresi mIliter Belanda II
yang mengakibatkan kesulitan ekonomi semakin memuncak.
Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948.
Program ini bertujuan untuk mengurangi beban negara dalam bidang
ekonomi, selain meningkatkan efisiensi.Rasionalisasi meliputi
penyempurnaan administrasi negara, angkatan perang, dan aparat
ekonomi.Sejumlah angkatan perang dikurangi secara drastis untuk
mengurangi beban negara di bidang ekonomi dan meningkatkan
effisiensi angkatan perang dengan menyalurkan para bekas prajurit
pada bidang-bidang produktif dan diurus oleh kementrian
Pembangunan dan Pemuda.Rasionalisasi yang diusulkan oleh
Mohammad Hatta diikuti dengan intensifikasi pertanian, penanaman
bibit unggul, dan peningkatan peternakan.
Rencana Kasimo (Kasimo Plan)
Program ini disusun oleh Menteri Urusan Bahan Makanan
I.J.Kasimo.Program ini berupa Rencana Produksi Tiga tahun (1948-
1950) mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa
petunjuk pelaksanaan yang praktis.Inti dari Kasimo Plan adalah untuk
meningkatkan kehidupan rakyat dengan menigkatkan produksi bahan
pangan. Rencana Kasimo ini adalah :
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

 Menanami tanah kosong (tidak terurus) di Sumatera Timur seluas


281.277 HA
 Melakukan intensifikasi di Jawa dengan menanam bibit unggul
 Pencegahan penyembelihan hewan-hewan yang berperan penting
bagi produksi pangan.
 Di setiap desa dibentuk kebun-kebun bibit
 Transmigrasi bagi 20 juta penduduk Pulau Jawa dipindahkan ke
Sumatera dalam jangka waktu 10-15 tahun.
Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE)
Organisasi yang dipimpin B.R Motik ini bertujuan untuk :
 Menggiatkan kembali partisipasi pengusaha swasta, agar
pengusaha swasta memperkuat persatuan dan mengembangkan
perekonomian nasional.
 Menggalang dan Melenyapkan individualisasi di kalangan
organisasi pedagang sehingga dapat memperkokoh ketahanan
ekonomi bangsa Indonesia.
Meskipun usaha PTE didukung pemerintah dan melibatkan dukungan
dari pemerintah daerah namun perkembangannya PTE tidak dapat
berjalan baik dan hanya mampu didirikan Bank PTE di Yogyakarta
dengan modal awal Rp. 5.000.000,00. Kegiatan ini semakin
mengalami kemunduran akibat Agresi Militer Belanda.Selain PTE,
perdagangan swasta lainnya juga membantu usaha ekonomi
pemerintah adalah Banking and Trading Corporation (Perseroan
Bank dan Perdagangan).Mengaktifkan kembali Gabungan Perusahaan
Perindustrian dan Perusahaan Penting, Pusat Tembakau Indonesia,
Gabungan Saudagar Indonesia Daerah Aceh (GASIDA) dalam rangka
memperbaiki ekonomi Indonesia.
Oeang Republik Indonesia (ORI)
Melarang digunakan mata uang NICA dan yang lainnya serta hanya
boleh menggunakan Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) dikeluarkan
oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan UU No. 17 tahun
1946 yang dikeluarkan pada tanggal 1 Oktober 1946. Mengenai
pertukaran uang Rupiah Jepang diatur berdasarkan UU No. 19 tahun
1946 tanggal 25 Oktober 1946.Tanggal 25 Oktober selanjutnya
dijadikan sebagai hari keuangan. Adapun kebijakan penyetaraan
mata uang adalah sebagai berikut:
1) Lima puluh rupiah uang Jepang disamakan dengan satu rupiah
ORI
2) Di luar Jawa dan Madura, seratus rupiah uang Jepang sama
dengan satu rupiah ORI
Selain ketentuan tersebut, UU Nomor 19 tahun 1946 khususnya pasal
1 juga menentukan bahwa setiap sepuluh rupiah ORI bernilai sama
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

dengan emas murni seberat 5 gram.

B. Perkembangan Kehidupan Ekonomi dan Politik Bangsa Indonesia Pada


Awal Kemerdekaan Indonesia

Konsep Demokrasi Indonesia


Pengertian Demokrasi
Pengertian demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang
berarti rakyat dan cratos yang berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan
sebagai pemerintahan rakyat.Atau bisa disebut dengan pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyatdan untuk rakyat.Pilar demokrasi yang biasa kita kenal
adalah prinsip trias politica, dimana membagi ketiga kekuasaan politik negara
yaitu eksekutif, yudikatif dan legislatif.

Berikut pengertian demokrasi menurut para ahli :


 Aristoteles
Pengertian demokrasi adalah sebagai kebebasan, dimana karena hanya
lewat kebebasan setiap warga negara dapat saling berbagi kekuasaan. Dia
menambahkan bahwa seseorang yang hidup tanpa bebas memilih cara
hidupnya sama saja seprti budak.
 Kraneburg
Kraneburg mengartikan demokrasi sesuai dengan arti dasarnya yaitu cara
memerintah rakyat.
 Abraham Lincoln
Mantan presiden Amerika ini berpendapat bahwa demokrasi adalah
pemerintah dari, oleh, dan untuk rakyat.
 Koentjoro Poerbopranoto
Dia mengatakan bahwa demokrasi adalah sebuah sistem dimana rakyat ikut
berpartisipasi secara aktif dalam pemerintahan negara.
Pada intinya demokrasi terbagi menjadi dua :
1) Demokrasi langsung (Direct Democracy) yaitu demokrasi yang
mengambil arti demokrasi sebagai pengambilan keputusan secara
langsung tiap warga negara yang tanpa diwakili oleh siapapun.
2) Demokrasi tidak langsung yaitu demokrasi yang mengambil arti
demokrasi sebagai pengambilan keputusan oleh perwakilan warga
Negara
Konsep Demokrasi Menurut Moh. Hatta
Menurut Hatta, nilai-nila kedaulatan rakyat, termasuk kekuasaan di
tangan rakyat, sudah ada dalam masyarakat tua Indonesia. Jauh sebelum
kedatangan kolonialisme, bangsa Indonesia sudah mengenal satu jenis
demokrasi, yakni demokrasi desa.Mengapa disebut Demokrasi desa, itu karena
demokrasi itu hanya hadir dalam pemerintahan di desa-desa.demokrasi desa
ini berakar dari masyarakat komunal bangsa Indonesia. Konsep ini sudah eksis
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

jauh sebelum kedatangan pengaruh luar: India, Tiongkok, dan Islam. Begitu
pengaruh India masuk, yang juga membawa sistem sosial hierarkinya, yakni
feodalisme, maka sistem demokrasi ini tersingkir ke desa-desa. Hatta
kemudian menyimpulkan dalam Demokrasi asli terdapat lima hal penting,
yaitu musyawarah, mufakat, Gotong royong, hak mengadakan protes bersama,
dan hak untuk menyingkir dari kekuasaan raja. Kelima hal penting ini pula
yang kemudian menjadi dasar yang kuat bagi tokoh peregerakan Nasional
Indonesia untuk menjadikan Demokrasai sebagai landasan sistem
pemerintahan di Indonesia ketika telah mencapai kemerdekaan.

Masa Demokrasi Liberal


Masa demokrasi liberal ditandai dengan diberlakukannya UUDS 1950 pasca
pengakuan kedaulatan. Berlakunya UUD 1950 kemudian mengubah tatanan
pemerintahan Republik Indonesia. Sistem ekonomi dan politik pun bergeser
kearah sistem liberal.
a) Sistem Politik
Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi menjadi 10 propinsi yang
memiliki otonomi. Selama berlakunya UUDS 1950 (1950-1959), NKRI
diwarnai dengan pergantian tujuh kabinet. Ketujuh kabinet tersebut antara
lain :
1. Kabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951)
2. Kabinet Sukiman (27 April 1951 –3 April 1952)
3. Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni 1953)
4. Kabinet Ali Sastroamidjoyo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)
6. Kabinet Ali Sastroamidjoyo II (20 Maret 1956 – 4 Maret 1957)
7. Kabinet Djuanda (9 April 1957 – 5 Juli 1959)
Kabinet-Kabinet Masa Demokrasi Liberal
Kabinet Natsir (6 September 1950- 21 Maret 1951)
Merupakan kabinet koalisi yang dipimpin oleh partai Masyumi.Dipimpin
Oleh :Muhammad Natsir
Program :
 Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman.
 Mencapai konsolidasidan menyempurnakan susunan
pemerintahan
 Menyempurnakanorganisasi Angkatan Perang.
 Mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat.
 Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat.
Hasil :
Berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda untuk
pertama kalinya mengenai masalah Irian Barat.
Kendala/ Masalah yang dihadapi :
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

- Upaya memperjuangkan masalah Irian Barat dengan Belanda


mengalami jalan buntu (kegagalan).
- Timbul masalah keamanan dalam negeri yaitu terjadi
pemberontakan hampir di seluruh wilayah Indonesia, seperti
Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, Gerakan APRA,
Gerakan RMS.
Berakhirnya kekuasaan kabinet :
Adanya mosi tidak percaya dari PNI menyangkut pencabutan
Peraturan Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. PNI
menganggap peraturan pemerintah No. 39 th 1950 mengenai
DPRD terlalu menguntungkan Masyumi. Mosi tersebut disetujui
parlemen sehingga Natsir harus mengembalikan mandatnya
kepada Presiden.
Kabinet Sukiman (27 April 1951 – 3 April 1952)
Merupakan kabinet koalisi antara Masyumi dan PNI.Dipimpin Oleh:
Sukiman Wiryosanjoyo
Program :
- Menjamin keamanan dan ketentraman
- Mengusahakan kemakmuran rakyat dan memperbaharui
hukum agraria agar sesuai dengan kepentingan petani.
- Mempercepat persiapan pemilihan umum.
- Menjalankan politik luar negeri secara bebas aktif serta
memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secepatnya.
Hasil :
- Tidak terlalu berarti sebab programnya melanjtkan program
Natsir hanya saja terjadi perubahan skala prioritas dalam
pelaksanaan programnya, seperti awalnya program
Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman selanjutnya
diprioritaskan untuk menjamin keamanan dan ketentraman
Kendala/ Masalah yang dihadapi :
- Adanya Pertukaran Nota Keuangan antara Mentri Luar
Negeri Indonesia Soebardjo dengan Duta Besar Amerika
Serikat Merle Cochran. Mengenai pemberian bantuan
ekonomi dan militer dari pemerintah Amerika kepada
Indonesia berdasarkan ikatan Mutual Security Act (MSA).
Dimana dalam MSA terdapat pembatasan kebebasan politik
luar negeri RI karena RI diwajibkan memperhatiakan
kepentingan Amerika.Tindakan Sukiman tersebut dipandang
telah melanggar politik luar negara Indonesia yang bebas
aktif karena lebih condong ke blok barat bahkan dinilai telah
memasukkan Indonesia ke dalam blok barat.
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

- Adanya krisis moral yang ditandai dengan munculnya


korupsi yang terjadi pada setiap lembaga pemerintahan dan
kegemaran akan barang-barang mewah.
- Masalah Irian barat belum juga teratasi.
- Hubungan Sukiman dengan militer kurang baik tampak
dengan kurang tegasnya tindakan pemerintah menghadapi
pemberontakan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi
Selatan.
Berakhirnya kekuasaan kabinet :
Muncul pertentangan dari Masyumi dan PNI atas tindakan
Sukiman sehingga mereka menarik dukungannya pada kabinet
tersebut.DPR akhirnya menggugat Sukiman dan terpaksa
Sukiman harus mengembalikan mandatnya kepada presiden.
Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni 1953)
Kabinet ini merupakan zaken kabinet yaitu kabinet yang terdiri dari para
pakar yang ahli dalam biangnya.Dipimpin Oleh : Mr. Wilopo
Program :
- Program dalam negeri : Menyelenggarakan pemilihan
umum (konstituante, DPR, dan DPRD), meningkatkan
kemakmuran rakyat, meningkatkan pendidikan rakyat, dan
pemulihan keamanan.
- Program luar negeri : Penyelesaian masalah hubungan
Indonesia-Belanda, Pengembalian Irian Barat ke pangkuan
Indonesia, serta menjalankan politik luar negeri yang bebas-
aktif.
Hasil : -
Kendala/ Masalah yang dihadapi :

 Adanya kondisi krisis ekonomi yang disebabkan karena


jatuhnya harga barang-barang eksport Indonesia sementara
kebutuhan impor terus meningkat.
 Terjadi defisit kas negara karena penerimaan negara yang
berkurang banyak terlebih setelah terjadi penurunana hasil
panen sehingga membutuhkan biaya besar untuk mengimport
beras.
 Munculnya gerakan sparatisme dan sikap provinsialisme yang
mengancam keutuhan bangsa. Semua itu disebabkan karena
rasa ketidakpuasan akibat alokasi dana dari pusat ke daerah
yang tidak seimbang.
 Terjadi peristiwa 17 Oktober 1952. Merupakan upaya
pemerintah untuk menempatkan TNI sebagai alat sipil
sehingga muncul sikap tidak senang dikalangan partai politik
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

sebab dipandang akan membahayakan kedudukannya.


Peristiwa ini diperkuat dengan munculnya masalah intern
dalam TNI sendiri yang berhubungan dengan kebijakan
KSAD A.H Nasution yang ditentang oleh Kolonel Bambang
Supeno sehingga ia mengirim petisi mengenai penggantian
KSAD kepada menteri pertahanan yang dikirim ke seksi
pertahanan parlemen sehingga menimbulkan perdebatan
dalam parlemen. Konflik semakin diperparah dengan adanya
surat yang menjelekkan kebijakan Kolonel Gatot Subroto
dalam memulihkan keamanana di Sulawesi Selatan.Keadaan
ini menyebabkan muncul demonstrasi di berbagai daerah
menuntut dibubarkannya parlemen. Sementara itu TNI-AD
yang dipimpin Nasution menghadap presiden dan
menyarankan agar parlemen dibubarkan. Tetapi saran tersebut
ditolak.Muncullah mosi tidak percaya dan menuntut diadakan
reformasi dan reorganisasi angkatan perang dan mengecam
kebijakan KSAD.Inti peristiwa ini adalah gerakan sejumlah
perwira angkatan darat guna menekan Sukarno agar
membubarkan kabinet.
 Munculnya peristiwa Tanjung Morawa mengenai persoalan
tanah perkebunan di Sumatera Timur (Deli). Sesuai dengan
perjanjian KMB pemerintah mengizinkan pengusaha asing
untuk kembali ke Indonesia dan memiliki tanah-tanah
perkebunan. Tanah perkebunan di Deli yang telah ditinggalkan
pemiliknya selama masa Jepang telah digarap oleh para petani
di Sumatera Utara dan dianggap miliknya. Sehingga pada
tanggal 16 Maret 1953 muncullah aksi kekerasan untuk
mengusir para petani liar Indonesia yang dianggap telah
mengerjakan tanah tanpa izin tersebut. Para petani tidak mau
pergi sebab telah dihasut oleh PKI. Akibatnya terjadi
bentrokan senjata dan beberapa petani terbunuh.Intinya
peristiwa Tanjung Morawa merupakan peristiwa bentrokan
antara aparat kepolisian dengan para petani liar mengenai
persoalan tanah perkebunan di Sumatera Timur (Deli).

Berakhirnya kekuasaan kabinet :


Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya
dari Serikat Tani Indonesia terhadap kabinet Wilopo.Sehingga
Wilopo harus mengembalikan mandatnya pada presiden.

Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)


[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

Kabinet ini merupakan koalisi antara PNI dan NU.Dipimpin Oleh : Mr.
Ali Sastroamijoyo
Program :
 Meningkatkan keamanan dan kemakmuran serta segera
menyelenggarakan Pemilu.
 Pembebasan Irian Barat secepatnya.
 Pelaksanaan politik bebas-aktif dan peninjauan kembali
persetujuan KMB.
 Penyelesaian Pertikaian politik
Hasil :

 Persiapan Pemilihan Umum untuk memilih anggota


parlemen yang akan diselenggarakan pada 29 September
1955.
 Menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.

Kendala/ Masalah yang dihadapi :

 Menghadapi masalah keamanan di daerah yang belum juga


dapat terselesaikan, seperti DI/TII di Jawa Barat, Sulawesi
Selatan, dan Aceh.
 Terjadi peristiwa 27 Juni 1955 suatu peristiwa yang
menunjukkan adanya kemelut dalam tubuh TNI-AD.
Masalah TNI –AD yang merupakan kelanjutan dari
Peristiwa 17 Oktober 1952. Bambang Sugeng sebagai
Kepala Staf AD mengajukan permohonan berhenti dan
disetujui oleh kabinet. Sebagai gantinya mentri pertahanan
menunjuk Kolonel Bambang Utoyo tetapi panglima AD
menolak pemimpin baru tersebut karena proses
pengangkatannya dianggap tidak menghiraukan norma-
norma yang berlaku di lingkungan TNI-AD. Bahkan ketika
terjadi upacara pelantikan pada 27 Juni 1955 tidak
seorangpun panglima tinggi yang hadir meskipun mereka
berada di Jakarta. Wakil KSAD-pun menolak melakukan
serah terima dengan KSAD baru.
 Keadaan ekonomi yang semakin memburuk, maraknya
korupsi, dan inflasi yang menunjukkan gejala
membahayakan.
 Memudarnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.
 Munculnya konflik antara PNI dan NU yang
menyebabkkan, NU memutuskan untuk menarik kembali
menteri-mentrinya pada tanggal 20 Juli 1955 yang diikuti
oleh partai lainnya.
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

Berakhirnya kekuasaan kabinet :


Nu menarik dukungan dan menterinya dari kabinet sehingga
keretakan dalam kabinetnya inilah yang memaksa Ali harus
mengembalikan mandatnya pada presiden.
Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)
Dipimpin Oleh : Burhanuddin Harahap
Program :
 Mengembalikan kewibawaan pemerintah, yaitu
mengembalikan kepercayaan Angkatan Darat dan
masyarakat kepada pemerintah.
 Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah
ditetapkan dan mempercepat terbentuknya parlemen baru
 Masalah desentralisasi, inflasi, pemberantasan korupsi
 Perjuangan pengembalian Irian Barat
 Politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan politik luar
negeri bebas aktif.
Hasil :
 Penyelenggaraan pemilu pertama yang demokratis pada 29
September 1955 (memilih anggota DPR) dan 15 Desember
1955 (memilih konstituante). Terdapat 70 partai politik yang
mendaftar tetapi hanya 27 partai yang lolos seleksi.
Menghasilkan 4 partai politik besar yang memperoleh suara
terbanyak, yaitu PNI, NU, Masyumi, dan PKI.
 Perjuangan Diplomasi Menyelesaikan masalah Irian Barat
dengan pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
 Pemberantasan korupsi dengan menangkap para pejabat
tinggi yang dilakukan oleh polisi militer.
 Terbinanya hubungan antara Angkatan Darat dengan Kabinet
Burhanuddin.
 Menyelesaikan masalah peristiwa 27 Juni 1955 dengan
mengangkat Kolonel AH Nasution sebagai Staf Angkatan
Darat pada 28 Oktober 1955.
Kendala/ Masalah yang dihadapi :
Banyaknya mutasi dalam lingkungan pemerintahan dianggap
menimbulkan ketidaktenangan.
Berakhirnya kekuasaan kabinet :
Dengan berakhirnya pemilu maka tugas kabinet Burhanuddin
dianggap selesai.Pemilu tidak menghasilkan dukungan yang
cukup terhadap kabinet sehingga kabinetpun jatuh.Akan dibentuk
kabinet baru yang harus bertanggungjawab pada parlemen yang
baru pula.
Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956 – 4 Maret 1957)
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

Kabinet ini merupakan hasil koalisi 3 partai yaitu PNI, Masyumi, dan
NU.Dipimpin Oleh : Ali Sastroamijoyo
Program :
Program kabinet ini disebut Rencana Pembangunan Lima
Tahun yang memuat program jangka panjang, sebagai berikut.
 Perjuangan pengembalian Irian Barat
 Pembentukan daerah-daerah otonomi dan mempercepat
terbentuknya anggota-anggota DPRD.
 Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.
 Menyehatkan perimbangan keuangan negara.
 Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi
nasional berdasarkan kepentingan rakyat.
Selain itu program pokoknya adalah,

 Pembatalan KMB,
 Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan lima
tahun, menjalankan politik luar negeri bebas aktif,
 Melaksanakan keputusan KAA.

Hasil :
Mendapat dukungan penuh dari presiden dan dianggap sebagai
titik tolak dari periode planning and investment, hasilnya adalah
Pembatalan seluruh perjanjian KMB.
Kendala/ Masalah yang dihadapi :
- Berkobarnya semangat anti Cina di masyarakat.
- Muncul pergolakan/kekacauan di daerah yang semakin
menguat dan mengarah pada gerakan sparatisme dengan
pembentukan dewan militer seperti Dewan Banteng di
Sumatera Tengah, Dewan Gajah di Sumatera Utara,
Dewan Garuda di Sumatra Selatan, Dewan Lambung
Mangkurat di Kalimantan Selatan, dan Dewan Manguni
di Sulawesi Utara.
- Memuncaknya krisis di berbagai daerah karena
pemerintah pusat dianggap mengabaikan pembangunan di
daerahnya.
- Pembatalan KMB oleh presiden menimbulkan masalah
baru khususnya mengenai nasib modal pengusaha
Belanda di Indonesia. Banyak pengusaha Belanda yang
menjual perusahaannya pada orang Cina karena memang
merekalah yang kuat ekonominya. Muncullah peraturan
yang dapat melindungi pengusaha nasional.
- Timbulnya perpecahan antara Masyumi dan PNI.
Masyumi menghendaki agar Ali Sastroamijoyo
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

menyerahkan mandatnya sesuai tuntutan daerah,


sedangkan PNI berpendapat bahwa mengembalikan
mandat berarti meninggalkan asas demokrasi dan
parlementer.
-
Berakhirnya kekuasaan kabinet :
Mundurnya sejumlah menteri dari Masyumi membuat kabinet
hasil Pemilu I ini jatuh dan menyerahkan mandatnya pada
presiden.

Kabinet Djuanda ( 9 April 1957- 5 Juli 1959 )


Kabinet ini merupakan zaken kabinet yaitu kabinet yang terdiri
dari para pakar yang ahli dalam bidangnya.Dibentuk karena Kegagalan
konstituante dalam menyusun Undang-undang Dasar pengganti UUDS
1950.Serta terjadinya perebutan kekuasaan antara partai politik.Dipimpin
Oleh : Ir. Juanda
Program :
Programnya disebut Panca Karya sehingga sering juga disebut
sebagai Kabinet Karya, programnya yaitu :

 Membentuk Dewan Nasional


 Normalisasi keadaan Republik Indonesia
 Melancarkan pelaksanaan Pembatalan KMB
 Perjuangan pengembalian Irian Jaya
 Mempergiat/mempercepat proses Pembangunan

Semua itu dilakukan untuk menghadapi pergolakan yang terjadi


di daerah, perjuangan pengembalian Irian Barat, menghadapi
masalah ekonomi serta keuangan yang sangat buruk.
Hasil :
 Mengatur kembali batas perairan nasional Indonesia
melalui Deklarasi Djuanda, yang mengatur mengenai
laut pedalaman dan laut teritorial. Melalui deklarasi ini
menunjukkan telah terciptanya Kesatuan Wilayah
Indonesia dimana lautan dan daratan merupakan satu
kesatuan yang utuh dan bulat.
 Terbentuknya Dewan Nasional sebagai badan yang
bertujuan menampung dan menyalurkan pertumbuhan
kekuatan yang ada dalam masyarakat dengan presiden
sebagai ketuanya. Sebagai titik tolak untuk menegakkan
sistem demokrasi terpimpin.
 Mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk
meredakan pergolakan di berbagai daerah. Musyawarah
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

ini membahas masalah pembangunan nasional dan


daerah, pembangunan angkatan perang, dan pembagian
wilayah RI.
 Diadakan Musyawarah Nasional Pembangunan untuk
mengatasi masalah krisis dalam negeri tetapi tidak
berhasil dengan baik.
Kendala/ Masalah yang dihadapi :
- Kegagalan Menghadapi pergolakan di daerah sebab
pergolakan di daerah semakin meningkat. Hal ini
menyebabkan hubungan pusat dan daerah menjadi
terhambat. Munculnya pemberontakan seperti
PRRI/Permesta.
- Keadaan ekonomi dan keuangan yang semakin buruk
sehingga program pemerintah sulit dilaksanakan. Krisis
demokrasi liberal mencapai puncaknya.
- Terjadi peristiwa Cikini, yaitu peristiwa percobaan
pembunuhan terhadap Presiden Sukarno di depan
Perguruan Cikini saat sedang menghadir pesta sekolah
tempat putra-purinya bersekolah pada tanggal 30
November 1957. Peristiwa ini menyebabkan keadaan
negara semakin memburuk karena mengancam kesatuan
negara.
Berakhirnya kekuasaan kabinet :
Berakhir saat presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5
Juli 1959 dan mulailah babak baru sejarah RI yaitu Demokrasi
Terpimpin.

b) Sistem Ekonomi
Keadaan ekonomi bangsa Indonesia pada masa demokrasi liberal
dipengaruhi oleh ketidakstabilan politik bangsa Indonesia pada saat itu.
- Kondisi ekonomi bangsa Indonesia pada masa demokrasi Liberal :
1. Setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda pada tanggal 27
Desember 1949, bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi
dan keuangan seperti yang telah ditetapkan dalam KMB. Beban
tersebut berupa hutang luar negeri sebesar 1,5 Triliun rupiah dan
utang dalam negeri sejumlah 2,8 Triliun rupiah.
2. Defisit yang harus ditanggung oleh Pemerintah pada waktu itu
sebesar 5,1 Miliar.
3. Indonesia hanya mengandalkan satu jenis ekspor terutama hasil
bumi yaitu pertanian dan perkebunan sehingga apabila permintaan
ekspor dari sektor itu berkurang akan memukul perekonomian
Indonesia.
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

4. Politik keuangan Pemerintah Indonesia tidak di buat di Indonesia


melainkan dirancang oleh Belanda.
5. Pemerintah Belanda tidak mewarisi nilai-nilai yang cukup untuk
mengubah sistem ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi
nasional.
6. Belum memiliki pengalaman untuk menata ekonomi secara baik,
belum memiliki tenaga ahli dan dana yang diperlukan secara
memadai.
7. Situasi keamanan dalam negeri yang tidak menguntungkan
berhubung banyaknya pemberontakan dan gerakan sparatisisme di
berbagai daerah di wilayah Indonesia.
8. Tidak stabilnya situasi politik dalam negeri mengakibatkan
pengeluaran pemerintah untuk operasi-operasi keamanan semakin
meningkat.
9. Kabinet terlalu sering berganti menyebabakan program-program
kabinet yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan,
sementara program baru mulai dirancang.
10. Angka pertumbuhan jumlah penduduk yang besar.
Masalah jangka pendek yang harus dihadapi pemerintah adalah :
- Mengurangi jumlah uang yang beredar
- Mengatasi Kenaikan biaya hidup.
Sementara masalah jangka panjang yang harus dihadapi adalah
Pertambahan penduduk dan tingkat kesejahteraan penduduk yang
rendah.
- Usaha Untuk Memperbaiki Ekonomi
Beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki
ekonomi masa demokrasi liberal adalah :

a. Gunting Syafruddin
Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai uang (sanering). Caranya
memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga
nilainya tinggal setengahnya.Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri
Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada masa pemerintahan
RIS.Tindakan ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 1950
berdasarkan SK Menteri Nomor 1 PU tanggal 19 Maret 1950.
Tujuannya untuk menanggulangi defisit anggaran sebesar Rp. 5,1
Miliar.Dampaknya rakyat kecil tidak dirugikan karena yang
memiliki uang Rp. 2,50 ke atas hanya orang-orang kelas
menengah dan kelas atas. Dengan kebijakan ini dapat mengurangi
jumlah uang yang beredar dan pemerintah mendapat kepercayaan
dari pemerintah Belanda dengan mendapat pinjaman sebesar Rp.
200 juta.
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

b. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng


Sistem ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah
Republik Indonesia untuk mengubah struktur ekonomi yang berat
sebelah yang dilakukan pada masa Kabinet Natsir yang
direncanakan oleh Sumitro Joyohadikusumo (menteri
perdagangan).Program ini bertujuan untuk mengubah struktur
ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional
(pembangunan ekonomi Indonesia).
Programnya adalah Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan
bangsa Indonesia. Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah
perlu diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan
ekonomi nasional.
Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing
dan diberikan bantuan kredit. Para pengusaha pribumi diharapkan
secara bertahapakan berkembang menjadi maju.Gagasan Sumitro
ini dituangkan dalam program Kabinet Natsir dan Program
Gerakan Benteng dimulai pada April 1950.Hasilnya selama 3
tahun (1950-1953) lebih kurang 700 perusahaan bangsa Indonesia
menerima bantuan kredit dari program ini.Tetapi tujuan program
ini tidak dapat tercapai dengan baik meskipun beban keuangan
pemerintah semakin besar.Kegagalan program ini disebabkan
karena Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan
pengusaha non pribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal.
Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung
konsumtif.
Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah.
Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.
Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan
menikmati cara hidup mewah.Para pengusaha menyalahgunakan
kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat dari kredit
yang mereka peroleh.Dampaknya program ini menjadi salah satu
sumber defisit keuangan. Beban defisit anggaran Belanja pada
1952 sebanyak 3 Miliar rupiah ditambah sisa defisit anggaran
tahun sebelumnya sebesar 1,7 miliar rupiah. Sehingga menteri
keuangan Jusuf Wibisono memberikan bantuan kredit khususnya
pada pengusaha dan pedagang nasional dari golongan ekonomi
lemah sehingga masih terdapat para pengusaha pribumi sebagai
produsen yang dapat menghemat devisa dengan mengurangi
volume impor.
c. Nasionalisasi De Javasche Bank
Seiring meningkatnya rasa nasionalisme maka pada akhir tahun
1951 pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi De Javasche
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

Bank menjadi Bank Indonesia.Awalnya terdapat peraturan bahwa


mengenai pemberian kredi tharus dikonsultasikan pada pemerintah
Belanda.Hal ini menghambat pemerintah dalam menjalankan
kebijakan ekonomi dan moneter.Tujuannya adalah untuk
menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta
melakukan penghematan secara drastis.Perubahan mengenai
nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia sebagai
bank sentral dan bank sirkulasi diumumkan pada tanggal 15
Desember 1951 berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1951.
d. Sistem Ekonomi Ali-Baba
Sistem ekonomi Ali-Baba diprakarsai oleh Iskaq Tjokrohadisurjo
(menteri perekonomian kabinet Ali I).
Tujuan dari program ini adalah
- Untuk memajukan pengusaha pribumi.
- Agar para pengusaha pribumi Bekerjasama memajukan
ekonomi nasional.
- Pertumbuhan dan perkembangan pengusaha swasta nasional
pribumi dalam rangka merombak ekonomi kolonial menjadi
ekonomi nasional.
- Memajukan ekonomi Indonesia perlu adanya kerjasama antara
pengusaha pribumi dan non pribumi.
Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi sedangkan Baba
digambarkan sebagai pengusaha non pribumi khususnya
Cina.Pelaksanaan kebijakan Ali-Baba, Pengusaha pribumi
diwajibkan untuk memberikan latihan-latihan dan tanggung jawab
kepada tenaga-tenaga bangsa Indonesia agar dapat menduduki
jabatan-jabatan staf.Pemerintah menyediakan kredit dan lisensi
bagi usaha-usaha swasta nasional, Pemerintah memberikan
perlindungan agar mampu bersaing dengan perusahaan-
perusahaan asing yang ada.Program ini tidak dapat berjalan
dengan baik sebab Pengusaha pribumi kurang pengalaman
sehingga hanya dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan kredit
dari pemerintah.Sedangkan pengusaha non pribumi lebih
berpengalaman dalam memperoleh bantuan kredit.Indonesia
menerapkan sistem Liberal sehingga lebih mengutamakan
persaingan bebas.Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing
dalam pasar bebas.
e. Persaingan Finansial Ekonomi (Finek)
Pada masa Kabinet Burhanudin Harahap dikirim delegasi ke
Jenewa untuk merundingkan masalah finansial-ekonomi antara
pihak Indonesia dengan pihak Belanda.Misi ini dipimpin oleh
Anak Agung Gede Agung.Pada tanggal 7 Januari 1956 dicapai
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

kesepakatan rencana persetujuan Finek, yang berisiPersetujuan


Finek hasil KMB dibubarkan.
Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan
bilateral.
Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional, tidak
boleh diikat oleh perjanjian lain antara kedua belah pihak.Hasilnya
pemerintah Belanda tidak mau menandatangani, sehingga
Indonesia mengambil langkah secara sepihak.Tanggal 13
Februari1956, Kabinet Burhanuddin Harahap melakukan
pembubaran Uni Indonesia-Belanda secara sepihak. Tujuannya
untuk melepaskan diri dari keterikatan ekonomi dengan
Belanda.Sehingga, tanggal 3 Mei 1956, akhirnya Presiden
Sukarno menandatangani undang-undang pembatalan
KMB.Dampaknya banyak pengusaha Belanda yang menjual
perusahaannya, sedangkan pengusaha pribumi belum mampu
mengambil alih perusahaan Belanda tersebut.
f. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
Masa kerja kabinet pada masa liberal yang sangat singkat dan
program yang silih berganti menimbulkan ketidakstabilan politik
dan ekonomi yang menyebabkan terjadinya kemerosotan ekonomi,
inflasi, dan lambatnya pelaksanaan pembangunan. Program yang
dilaksanakan umumnya merupakan program jangka pendek, tetapi
pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintahan membentuk
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang disebut Biro
Perancang Negara.Tugas biro ini merancang pembangunan jangka
panjang.Ir. Juanda diangkat sebagai menteri perancang nasional.
Biro ini berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun
(RPLT) yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956-
1961 dan disetujui DPR pada tanggal 11 November 1958. Tahun
1957 sasaran dan prioritas RPLT diubah melalui Musyawarah
Nasional Pembangunan (Munap). Pembiayaan RPLT diperkirakan
12,5 miliar rupiah. RPLT tidak dapat berjalan dengan baik
disebabkan karena :
- Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat
pada akhir tahun 1957 dan awal tahun 1958 mengakibatkan
ekspor dan pendapatan negara merosot.
- Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan
nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia
menimbulkan gejolak ekonomi.
- Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak
daerah yang melaksanakan kebijakan ekonominya masing-
masing.
[ INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL] KD 3.3 KELAS XII

g. Muyawarah Nasional Pembangunan


Masa kabinet Juanda terjadi ketegangan hubungan antara pusat
dan daerah.Masalah tersebut untuk sementara waktu dapat teratasi
dengan Musayawaraah Nasional Pembangunan (Munap).Tujuan
diadakan Munap adalah untuk mengubah rencana pembangunan
agar dapat dihasilkan rencana pembangunan yang menyeluruh
untuk jangka panjang. Tetapi tetap saja rencana pembangunan
tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena :
- adanya kesulitan dalam menentukan skala prioritas.
- terjadi ketegangan politik yang tak dapat diredakan.
- timbul pemberontakan PRRI/Permesta dan Membutuhkan
biaya besar untuk menumpas pemberontakan PRRI/ Permesta
sehingga meningkatkan defisit Indonesia.
- Memuncaknya ketegangan politik Indonesia- Belanda
menyangkut masalah Irian Barat mencapai konfrontasi
bersenjata.

Anda mungkin juga menyukai