Anda di halaman 1dari 2

Masuknya bangsa Spanyol ke Indonesia

Bangsa Spanyol merupakan bangsa kedua pelopor penjelahan samudera dari Eropa. Kesuksesan
Portugis mendorong Spanyol membiayai ekspedisi Christopher Columbus pada 1492. Sama dengan
bangsa Portugis, tujuan ekspedisi Spanyol adalah menemukan rute alternative ke India. Columbus
berlabuh d Bahama (Benua Amerika), yang dikiranya India, dan lantas menamakan penduduk asli
disana sebagai orang Indian. Jadi Columbus secara tidak sengaja menemukan benua Amerika.

Pada 1493, Columbus kembali dari perjalanannya ke Benua Amerika. Ia kemudian mengunjugi
Portugal dan menceritakan penemuannya kepada raja Dom Joao II. Hal ini memicu konlik antara
Spanyol dan Portugis karena raja Dom Joao II bersikeras bahwa bangsa Portugis merupakan bangsa
yang berhak menjelajahi wiayah benua Amerika. Guna menyelesaikan konflik antara Spanyol dan
Portugis, maka dibuatlah sebuah kesepakatan pada 1494. Kesepakatan tersebut melahirkan Garis
Tordesillas. Bagian barat dari garis itu adalah wilayah Spanyol dan bagian timurnya adalah wilayah
Portugis. Ini berarti bahwa secara garis besar, benua Amerika masuk menjadi wilayah penjelajahan
Spanyol dan Asia masuk wilayah penjelajahan Portugis.

Penjelajahan oleh bangsa Spanyol kemudian dilanjutkan oleh Ferdinand Magellan (1480-1521). Ia
dikenal sebagai orang pertama yang mengelilingi dunia sekitar tahun 1519. Berlayar kearah barat
mengikuti jejak Columbus, rute yang ditempuhnya adalah dari Tanjung Verde di lautan Atlantik,
menyeberang kearah selatan dan mencapai benua Amerika (selat Magellan). Dari tempat ini ia
menyeberangi samudera Pasifik kearah barat dan berhasil berlabuh di pulau Guam. Dari Guam ia
berlayar ke Filipina dan meninggal disana pada 1521 setelah terlibat dalam pertempuran dengan suku
setempat.

Misi ekspedisi Spanyol berikutnya dilanjutkan oleh Juan Sebastian Del Cano (1476-1526) dan berhasil
tiba di Maluku pada tahun 1521. Di Maluku, mereka membeli rempah-rempah dalam jumlah banyak
dan mengangkutnya ke Spanyol. Keberhasilan ini dengan cepat tersiar ke seluruh negeri. Hal ini
kemudian mendorong armada Spanyol silih berganti datang ke Maluku sampai tahun 1534. Selain
mencari rempah-rempah mereka juga menyebarkan agama katolik dibawah pimpinan misionaris
terkenl Fransiskus Xaverius (1506-1552).

Bangsa Spanyol tidak lama berada di Nusantara yaitu hanya sekitar 8 tahun (1521-1529). Armada laut
Spanyol yang tiba di Maluku disambut baik oleh kesultanan Tidore. Sambutan baik ini mengandung
unsur politis. Kesultanan Tidore yang lama terlibat persaingan (khususnya perdagangan rempah-
rempah) dengan kesultanan Ternate memerlukan sekutu. Tujuannya mengimbangi Ternate yang
sudah terlebih dahulu bersekutu dengan bangsa Portugis. Kedatangan Spanyol di Tidore membuat
bangsa Portugis merasa terganggu. Sebab hal ini berarti Spanyol akan terlibat juga dalam aktivitas
perdagangan rempah-rempah yang jelas-jelas akan mengganggu hak monopolinya. Maka terjadilah
konflik diantara kedua negara tersebut. Portugis menuding Spanyol melanggar perjanjian Tordesillas
tahun 149. Sementara itu Spanyol bersikeras, wilayah Maluku itu bagian dari wiayah kekuasaannya
berdasarkan perjanjian yang sama.

Untuk menyelesaikan konflik, Portugis dan Spanyol melakukan perundingan di Saragosa, Spanyol
1529. Hasilnya adalah Perjanjian Saragosa yang ditandatangani pada 22 April di tahun tersebut.
Perjanjian ini menentukan secara lebih tepat batas kearah barat wilayah kekuasaan Spanyol dan batas
kearah timur wilayh kekuasaan Portugis. Akhirnya disepakati bahwa Spanyol harus meninggalkan
Maluku untuk kemudian mendapatkan Filipina. Adapun Portugis tetap berkuasa di kepulauan Maluku.
Perjanjian ini mempertegas perjanjian Tordesillas yang ditandatangani tahun 1494.

Anda mungkin juga menyukai