Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH GEOMETRI ANALITIK BIDANG

PERSAMAAN GARIS LURUS

Dosen Pengampu : Nina Agustyaningrum, M.Pd

Disusun oleh:

1. C. Alya Puntawin Kurniasih (2210306022)


2. Wimala Hettha Puri S (2220306076)
3. Annisa Nurul ‘Aini (2220306078)
4. Madiyatu Zulfa (2220306098)

Pendidikan Matematika/01

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN UNIVERSITAS TIDAR

2023
A. Persamaan Garis Lurus

Dalam setiap garis lurus, tentunya memiliki suatu persamaan linear dalam x
dan y. Sebaliknya, untuk setiap persamaan linear dalam x dan y merupakan
suatu garis lurus. Persamaan garis lurus merupakan persamaan yang apabila
digambarkan dalam bidang kartesius akan membentuk suatu garis lurus. Dalam
persamaan garis lurus kita juga akan mengenal kemiringan suatu garis yang
biasa kita sebut sebagai gradien, disimbolkan dengan m. Terdapat dua bentuk
umum persamaan garis lurus yakni bentuk implisit dan bentuk eksplisit.
1. Bentuk implisit

𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0

Keterangan:
A, B, dan C merupakan bilangan-bilangan nyata/riil
x dan y merupakan variabel
C merupakan konstanta
A dan B tidak bersama-sama
nol Contoh:
a. 5𝑥 + 2𝑦 − 10 = 0
Keterangan : 𝐴 = 5, 𝐵 = 2, 𝑑𝑎𝑛 𝐶 = −10
2. Bentuk eksplisit
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
Keterangan:
x dan y merupakan variabel
m merupakan gradien atau kemiringan garis
c merupakan konstanta
Contoh:
a. 𝑦 = 6𝑥 + 8

Keterangan: m=6 dan c=8

Dalam menentukan persamaan garis terdapat beberapa keadaan, yakni


1. Persamaan Garis Lurus yang Melalui Sebuah Titik
Misalkan akan dicari suatu persamaan garis yang melalui sebuah titik
yakni 𝑃(𝑥1, 𝑦1). Akan digunakan persamaan umum y = mx + c; dengan m dan c
merupakan variabel. Karena garis ini melalui 𝑃(𝑥1, 𝑦1), maka berlaku 𝑦1 =
𝑚𝑥1 + 𝑐 atau 𝑐 = 𝑦1 − 𝑚𝑥1.Dengan nilai 𝑐 = 𝑦1 − 𝑚𝑥1 pada
𝑝e𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑢𝑚𝑢𝑚 y = mx + c maka akan didapatkan 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑦1 − 𝑚𝑥1
atau kita dapat menuliskannya menjadi 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚𝑥 − 𝑚𝑥1 akan lebih
sederhananya menjadi 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1). Dari peryataan tersebut maka kita
mendapatkan suatu persamaan garis yang bergradien m dan melewati garis
𝑃(𝑥1, 𝑦1), yakni

𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1)

2. Persamaan Garis yang Melalui Dua Titik


Kita dapat mencari persamaan garis lurus apabila diketahui garis 𝐴 =
(𝑥1, 𝑦1) dan 𝐵 = (𝑥2, 𝑦2). Sebelumnya kita telah mengetahui bahwa apabila
suatu garis melewati satu titik maka persamaan garis dapat dicari dengan
menggunakan rumus 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1). Apabila garis tersebut melewati dua
titik maka kita dapat mencari juga persamaan garis lurus tersebut. Maka akan
diperoleh 𝑦2 −
𝑦1 = 𝑚(𝑥2 − 𝑥1). Maka dari itu kita akan mendapatkan 𝑚 = 𝑦2 −𝑦1
, apabila
𝑥 2 − 𝑥1

kita subsitusikan nilai m tersebut kedalam persamaan 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1)


maka akan didapatkan 𝑦 − 𝑦1 = 𝑦2 −𝑦1
(𝑥 − 𝑥 1). Ketika disederhanakan
𝑥 2 − 𝑥1
𝑦−𝑦1
kembali persamaan akan menjadi
𝑦2−𝑦1 = 𝑥−𝑥1
. Maka dari itu, kita dapat mencari
𝑥2−𝑥1

persamaan garis lurus apabila diketahui dua titik yakni 𝐴 = (𝑥1, 𝑦1) dan 𝐵 =
(𝑥2, 𝑦2) dengan menggunakan rumus
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
𝑦2 − 𝑦1 = 𝑥2 − 𝑥1

Contoh:
1. Tentukan persamaan garis yang melalui titik (−1,3) dan memiliki
kemiringan 3!
Penyelesaian:
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1)
𝑦 − 3 = 3(𝑥 − (−1))
𝑦 − 3 = 3(𝑥 + 1)
𝑦 − 3 = 3𝑥 + 3
𝑦 = 3𝑥 + 3 + 3
𝑦 = 3𝑥 + 6

B. Persamaan Normal Garis

Suatu garis dapat dinyatakan persamaannya apabila diketahui panjang


normalnya dan sudut yang diapit oleh normal itu dengan sumbu x. Normal suatu
garis adalah ruas garis yang melalui titik pusat koordinat dan tegak lurus garis
tersebut.

Berdasarkan gambar di atas kita tahu bahwa titik 𝑇(𝑥1, 𝑦1) terletaj pada garis g.
Dan di mana titik 𝑇1 merupakan proyeksi dari titik T pada sumbu x dan
begotupun dengan titik 𝑇2 yang merupakan proyeksi dari titik 𝑇2 pada normal
garis ON. Maka kita akan memperoleh sebuah hubungan yakni
𝑂𝑁 = 𝑂𝑇1 + 𝑇2𝑁 ⟺ 𝑂𝑇1𝑐o𝑠𝛼 + 𝑇1𝑇 𝑠i𝑛𝛼
- 𝑛 = 𝑥1𝑐o𝑠 𝛼 + 𝑦1𝑠i𝑛 𝛼
Hubungan di atas berlaku untuk setiap titik yang terletak pada garis g. Maka dari
itu kita dapat menentukan persamaan normal dengan menggunakan rumus
𝛼 𝑥 𝑐o𝑠 𝛼 + 𝑦 𝑠i𝑛 𝛼 = 𝑛 atau 𝑥 𝑐o𝑠 𝛼 + 𝑦 𝑠i𝑛 − 𝑛 = 0
Kaitannya dengan persamaan garis lurus umu dengan persamaan normal
garis, kita dapat mengubah persamaan umum ke dalam persamaan normal dan
begitupun sebaliknya.
Misalkan kita memiliki persamaan garis g yakni 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0, kemudian
kita mengalikan kedua ruas dengan bilangan k. Maka akan diperoleh:
𝑘𝐴𝑥 + 𝑘𝐵𝑦 + 𝑘𝐶 = 0
Kemudian harga k akan dipilih sedemikian sehingga akan memenuhi
𝑘𝐴 = 𝑐o𝑠 𝛼 atau 𝑘2𝐴2 = 𝑐o𝑠2𝛼
𝑘𝐵 = 𝑠i𝑛 𝛼 atau 𝑘2𝐵2 = 𝑠i𝑛2𝛼
Apabila persamaan 𝑘2𝐴2 = 𝑐o𝑠2𝛼 dan 𝑘2𝐵2 = 𝑠i𝑛2𝛼 dieleminasi maka akan
didapatkan 𝑘2(𝐴2 + 𝐵2) = 1. Kemudian kita akan mendapatkan 𝑘 = ± 1
.
√Æ2 +𝐵2

Sehingga apabila kita mensubstitusikan nilai k di atas ke dalam persamaan garis


𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 akan diperoleh
𝐴 𝐵 𝐶
𝑥+ 𝑦+ =0
±√𝐴2 + 𝐵2 ±√𝐴2 + 𝐵2 ±√𝐴2+ 𝐵2
Perlu diperhatikan bahwa tanda positif atau negatif ini dipillih
Contoh:

60°
Tentukan persamaan normal suatu garis lurus dengan panjang normal 10 satuan!
Penyelesaian:
𝑥 𝑐o𝑠 𝛼 + 𝑦 𝑠i𝑛 𝛼 − 𝑛 = 0
𝑥 𝑐o𝑠 60° + 𝑦 𝑠i𝑛 60° − 10 = 0
1 1
𝑥 + 𝑦 √3 − 10 = 0
2 2
1 1
𝑥 + 𝑦 − 10 = 0
2 2

C. Jarak antara titik dan garis


Diketahui garis 𝑔 ≡ 𝑥 𝑐o𝑠 𝛼 + 𝛾 sin 𝛼 − 𝑛 = 0 dan titik 𝑇(𝑥1, 𝑦1) yang
mempunyai jarak 𝑑 dari garis tersebut. Garis 𝑔1 yang melalui titik 𝑇(𝑥1, 𝑦1) dan
sejajar 𝑔 mempunyai persamaan 𝑔1 ≡ 𝑥 𝑐o𝑠 𝛼 + 𝛾 sin 𝛼 − (𝑛 + 𝑑) = 0. Karena
𝑔1 melalui 𝑇(𝑥1, 𝑦1), maka diperoleh
𝑥1 cos 𝛼 + 𝑦1 sin 𝛼 − (𝑛 + 𝑑) = 0

Sehingga, jarak T ke garis g, adalah

𝑑 = |𝑥1 cos 𝛼 + 𝑦1 sin 𝛼 − 𝑛|

Jika titik 𝑇 terletak pada posisi lain dari garis g yaitu di sebelah kiri, maka nilai
ruas kiri akan berbeda tandanya, dapat positif maupun negative. Tapi, karena
jarak harus positif, maka rumus tersebut diberi tanda harga mutlak. Persamaan
garis normal dari 𝑔 ≡ 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0, yaitu

𝐴 𝐵 𝐶
𝑥+ 𝑦+ =0
±√𝐴2 + 𝐵 2
±√𝐴2 + 𝐵2 ±√𝐴2 + 𝐵2

Sehingga jarak 𝑇(𝑥1, 𝑦1) ke 𝑔 ≡ 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0, adalah


𝐴𝑥1 + 𝐵𝑦1 + 𝐶
𝑑=| |
√𝐴2 + 𝐵2

Persamaan garis 𝑔 ≡ 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛 dapat dinyatakan dengan 𝑔 ≡ 𝑚𝑥 − 𝑦 + 𝑛 =


0 dengan syarat jika nilai C negatif maka yang diambil hasilnya adalah yang
bernilai positif bagitupun sebaliknya jika nilai C positif maka yang diambil
adalah hasil yang negatif.

Sehingga jarak titik 𝑇(𝑥1, 𝑦1) ke garis 𝑔 ≡ 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛 adalah


𝑚𝑥1 − 𝑦1 + 𝑛
𝑑=| |
√𝑚2 + 1
Contoh :

Tentukan jarak titik (3, −2) ke garis 3𝑥 + 𝑦 − 9 = 0

Penyelesaian :

Dengan rumus

𝑚𝑥1 − 𝑦1 + 𝑛
𝑑=| |
√𝑚2 + 1

Maka,

3.3 − (−2) + (−9)


𝑑=| √32 + 1 |

9+2−9
=| |
√9 + 1
9+2−9
=| |
√9 + 1
2
=| |
√10
1
= √10
5

D. Kedudukan Antara Dua Garis Lurus

Diketahui persamaan dua garis, yaitu

𝑔1 ≡ 𝐴1𝑥 + 𝐵1𝑦 + 𝐶1 = 0

𝑔2 ≡ 𝐴2𝑥 + 𝐵2𝑦 + 𝐶2 = 0

Dua persamaan bentuk umum ini diubah menjadi


𝐴𝑥 𝐶
1 1
𝑔 :𝑦 = −
1
𝐵 𝐵1
1
𝐴𝑥 𝐶
2 2
𝑔 :𝑦 = −
2
𝐵2 𝐵2

Ditinjau dari posisi dua garis tersebut, didapatkan beberapa kemungkinan, yaitu:

1) Kedua garis itu berpotongan


2) Kedua garis itu sejajar
3) Kedua garis itu berimpit

Hal tersebut dijelaskan

1) Jika Æ1 G 𝐵1 G 𝐶1 , maka dua persamaan tersebut independent, sehingga


Æ2 𝐵2 𝐶2

persamaan (1) dan (2) mempunyai satu pasang nilai 𝑥 dan 𝑦 yang nyata
(real) berhingga. Dapat dikatakan, garis 𝑔1dan 𝑔2 mempunyai titik potong.
Koordinat titik potong ini dapat dicari dengan metode substitusi, eliminasi,
atau dapat menggunakan aturan Cramer.

Æ1
2) = 𝐵1 = 𝐶1 , maka dua persamaan tersebut dependent. Sehingga
Æ2 𝐵2 𝐶2

mempunyai tak berhingga pasang nilai 𝑥 dan 𝑦. Dapat dikatakan bahwa garis
𝑔1dan 𝑔2 tersebut berimpit.
Æ1
3) = 𝐵1 G 𝐶1 , maka dua garis tersebut mempunyai gradien yang sama, yaitu
Æ2 𝐵2 𝐶2
Æ1
= 𝐵1
. Hal ini, karena Æ1 = 𝐵1 ⇔ Æ1
= Æ2. Sehingga dua garis tersebut
Æ2 𝐵2 Æ2 𝐵1 𝐵2
𝐵2

sejajar.

Contoh

Garis-garis berikut ini, manakah yang berpotongan, sejajar atau berimpit.

𝑔1 ≡ 3𝑥 − 2𝑦 + 6 = 0

𝑔2 ≡ 𝑥 + 2𝑦 − 6 = 0

𝑔3 ≡ 9𝑥 − 6𝑦 + 11 = 0

𝑔4 ≡ 3𝑥 + 6𝑦 + 12 = 0

Penyelesaian :

Persamaan-persamaan garis tersebut diubah menjadi


3𝑥
𝑔 :𝑦 = +3
1
2

1𝑥
𝑔2 : 𝑦 = +3
−2
3𝑥 11
𝑔 :𝑦 = +
3
2 6

Tampak bahwa tanjakan-tanjakan garis 𝑔1 dan 𝑔2 berbeda, maka 𝑔1 dan 𝑔2


berpotongan. Tanjakan garis 𝑔1 = 𝑔3 dan titik potong garis 𝑔1 dengan sumbu Y,
yaitu (0,3) tidak sama dengan titik potong garis g dengan sumbu Y, yaitu (0, 11).
6

Jadi garis 𝑔1 sejajar dengan garis 𝑔3.

E. Sudut antara dua garis

MIsalkan ada dua persamaan garis 𝑙1 ≡ 𝑦 = 𝑚1𝑥 + 𝑛1 dan 𝑙2 ≡ 𝑦 =


𝑚2𝑥 + 𝑛2, akan ditentukan ukuran sudut anatara dua garis tersebut. Gradien
𝑙1 dan 𝑙2 adalah 𝑚1 = tan 𝛼 dan 𝑚2 = tan 𝛽. Jika 𝜃 adalah sudut 𝑙1 dan 𝑙2 , maka
𝜃 = 𝛼 − 𝛽, sehingga ukuran sudut garis 𝑙1 ≡ 𝑦 = 𝑚1 + 𝑛1 dan 𝑙2 ≡ 𝑦 =
𝑚2 + 𝑛2 dirumuskan sebagai berikut

tan 𝜃 = tan(𝛼 − 𝛽) = tan 𝛼−tan 𝛽


1+tan 𝛼 tan 𝛽 𝑚1−𝑚2 diperoleh tan 𝜃 = 𝑚1−𝑚2
= 1+𝑚1𝑚2 1+𝑚1𝑚2

a. Jika 𝑙1 || 𝑙2 , maka ukuran sudut kedua garis itu adalah 𝜃 = 0° = 0. Akibatnya,


𝑚1 + 𝑚2 = 0 atau 𝑚1 = 𝑚2. Jadi, syarat agar dua garis sejajar, gradiennya
harus sama.

b. Jika 𝑙1 ⊥ 𝑙2 , maka 𝜃 = 90°, sehingga diperoleh hubungan tan 90° =


│ 𝑚1−𝑚2 │. Dengan demikian haruslah 1 + 𝑚 1𝑚 2= 0 atau 𝑚 1𝑚 2 = −1. Jadi,
1+𝑚1𝑚2

agar dua garis saling tegak lurus, hasil kali gradien kedua garis itu adalah -1.

Contoh :

Tentukan sudut dari persamaan garis 2𝑥 − 𝑦 + 8 = 0 dan 6𝑥 − 3𝑦 + 9 = 0

Penyelesaian :

2𝑥 − 𝑦 + 8 = 0 → 𝑦 = 2𝑥 + 8
Sehingga memiliki gradien 𝑚1 = 2

6𝑥 − 3𝑦 + 9 = 0 → 3𝑦 = 6𝑥 + 9

Sehingga memiliki gradien 𝑚2 = 2


𝑚 −𝑚
1 2
tan 𝜃 =
1 + 𝑚1𝑚2
2−2
tan 𝜃 =
1 + 2.2

tan 𝜃 = 0

𝜃 = 0°

F. Persamaan parameter

Setelah kita mempelajari persamaan dua variabel yang berpangkat satu


atau lebih.Menurut suatu ilmu ukur menjelaskan bahwa setiap persamaan
tersebut akan menunjukkan suatu persamaan garis lurus atau lengkung. Jika
variabel- variabel ini adalah x dan y, persamaan tersebut menunjukkan
hubungan antara x dan y. Hal tersebut dapat menimbulkan kemungkinan dalam
merepresentasikan hubungan antara x dan y dengan menggunakan variabel
ketiga atau variabel bantu yang biasa disebut sebagai parameter. Misalnya:

𝑥 = −3 + 𝑡

𝑦 = 1 + 6𝑡

Dari persamaan diatas, kita lihat bahwa jika terdapat nilai 𝑡 yang memenuhi
maka akan terdapat nilai 𝑥 dan 𝑦. Sehingga persamaan diatas dapat
menunjukkan persamaan suatu garis, misalkan 𝑡 yang diambil adalah 1, maka

 𝑥 = −3 + 1

𝑥 = −2

 𝑦 = 1 + 6(1)
𝑦=7
Dari nilai x dan y tersebut akan membentuk (−2,7) dan seterusnya.
Kemudian jika nilai x yang ditentukan, maka nilai dari t pada persamaan
pertama akan didapatkan serta nilai y pada persamaan kedua jika
memsubtitusikan hasil nilai t pada persamaan pertama tadi. Misalnya 𝑥 =
2, 𝑚𝑎𝑘𝑎:

 2 = −3 + 𝑡

𝑡 = 5

 𝑦 = 1 + 6(5)
𝑦 = 31

Dari nilai x dan y tersebut akan membentuk (5,31).

Kita juga dapat mencari suatu persamaan dengan menggunakan t yang


didapatkan dari persamaan pertama, kemudian disubtitusikan pada persamaan
kedua seperti berikut:

 𝑥 = −3 + 𝑡

𝑡=𝑥 + 3

 𝑦 = 1 + 6(𝑥 + 3)
𝑦 = 1 + 6𝑥 + 18
𝑦 = 6𝑥 + 19
Sehingga diperoleh persamaan garis 𝑦 = 6𝑥 + 19.
Jika dalam suatu persamaan garis untuk menyatakan hubungan antara x dan y
dengan menggunakan variabel ketiga, misalnya 𝑥 = ƒ1(𝑡), 𝑦 = ƒ2 (𝑡), maka
variabel ketiga ini (dalam contoh diatas ialah t), disebut parameter dan
persamaannya disebut persamaan parameter dari garis tersebut. Mencari relasi
antara x dan y dengan menghilangkan parameter disebut mengeliminasi
parameter parameter dari persamaan.
Kemudian untuk menentukan persamaan paraameter dan persamaan vektor
garis lurus pada bidang dapat menggunakan langkah-langkah seperti berikut:
1. Buatlah suatu garis g yang melalui titik 𝑃1(𝑥1, 𝑦1) dan 𝑃2(𝑥2, 𝑦2) dengan
𝑥1 G 𝑥2 atau 𝑦1 G 𝑦2
2. Kemudian ambil sembarang titik 𝑄(𝑥, 𝑦) yang terletak pada garis g sehingga
dapat kita peroleh panjang̅𝑃̅1̅𝑄̅⃗, panjang 𝑃̅ 1̅ 𝑃̅ 2⃗,, ̅𝑄̅⃗ dan ̅𝑃̅1⃗
panjang 𝑂 panjang

3. Dari langkah 2, untuk setiap titik sebarang 𝑄(𝑥, 𝑦) pada garis g maka
berlaku
𝑃̅1̅𝑄̅⃗ = 𝜆 𝑃̅ 1̅ 𝑃̅ 2⃗, dimana λ adalah suatu parameter, yaitu bilangan
yang berubah-ubah.

Contoh soal :
Suatu garis lengkung memiliki persamaan
𝑥 = 𝑟 𝑐o𝑠 𝜃

𝑦 = 𝑟 𝑠i𝑛 𝜃

Dengan cara mengeliminasi 𝜃 untuk mendapatkan persamaan garis tersebut,


yaitu:
𝑥
= 𝑐o𝑠 𝜃 → 𝑐o𝑠2 2
𝑟 𝜃 = 𝑥
𝑟2
𝑦
= 𝑠i𝑛 𝜃 → 𝑠i𝑛2 2
𝑟 𝜃 = 𝑦
𝑟2
2 2
Sehingga 𝑥 + 𝑦
= 1 atau 𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2
𝑟2 𝑟2

Dapat disimpulkan bahwa persamaan garis lengkung tersebut adalah lingkaran.

G. Latihan soal dan pembahasan

1. Tentukan persamaan garis yang melalui titik (−2,5) dan (3, −4) dengan
gradien 2!
2. Ubahlah persamaan parametrik di bawah ini ke dalam bentuk kartesian atau
persamaan garis!
𝑥 = 𝑡−1

𝑦 = 𝑡2

3. Tentukan persamaan parameter dari garis yang dibentuk dari dua titik yaitu
(1,8) 𝑑𝑎𝑛 (6,2) !
4. Rubahlah persamaan garis −3𝑥 − 4𝑦 + 10 = 0 dalam bentuk persamaan
normal Hesse
5. Tentukan persamaan normal garis 3x + 4y +12 = 0 .
6. Tentukan apakah garis-garis berikut ini berhimpit, berpotongan, atau sejajar !

𝑙1 ≡ 2𝑥 − 3𝑦 + 6

𝑙2 ≡ 4𝑥 − 6𝑦 + 20
DAFTAR PUSTAKA

Marshadi. (2015). Geometri. Edisi 2. Pekanbaru : Unri PRESS

Sukirman. (2009). Geometri Analitik Bidang dan Ruang. Jakarta: Penerbit Universitas
Terbuka.

Yunita, A., & Hamdunah. (2017). Geometri Analitik. Padang: Penerbit Erka.

Anda mungkin juga menyukai