Anda di halaman 1dari 51

TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM

PENYIMPANAN BARANG MEDIS HABIS PAKAI INSTALASI FARMASI


KABUPATEN KEPULAUANMENTAWAI TAHUN 2019

LAPORAN MAGANG

Di Instalasi Farmasi Kabupaten Kepulauan Mentawai


Penyimpanan Barang Medis Habis Pakai ( BMHP )

Oleh :

Priyono
NIM.1603172

Pembimbing :

Annisa Novita Sari ,M.Kes

Sukijan, SKM, M.Ec,Dev


ROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA
PADANG

TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM


PENYIMPANAN BARANG MEDIS HABIS PAKAI INSTALASI FARMASI
KABUPATEN KEPULAUANMENTAWAI TAHUN 2019

Oleh :

Priyono
NIM.1603172

Laporan Magang ini telah diperiksa oleh


Pembimbing Magang dan telah disetujui untuk diseminarkan

Padang, 2020
Telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Sri Handayani ,M.Kes) ( Sukijan, SKM, M.Ec,Dev )

i
TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM
PENYIMPANAN BARANG MEDIS HABIS PAKAI INSTALASI FARMASI
KABUPATEN KEPULAUANMENTAWAI TAHUN 2019

Oleh :

Priyono
NIM.1603172

Laporan Magang ini telah diseminarkan di depan Tim Penguji Seminar Magang
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Pada tanggal, 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Padang, 2020
Menyetujui
Penguji I Penguji II

( Oktariyani Dasril, M.Kes ) ( Inge Angelia


M,Pd )

Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Sri Handayani ,M.Kes) ( Sukijan, SKM, M.Ec,Dev )


ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah Saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan
laporan MAGANG ini dengan judul ‘PENYIMPANAN OBAT DAN BARANG
MEDIS HABIS PAKAI ( BMHP ) SESUAI DENGAN STANDAR
OPERATION PROSEDUR( SOP )” diwilayah kerja Instalasi Farmasi
Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada
umatnya sampai akhir zaman.

Dalam proses penyusunan laporan ini, Saya mendapatkan banyak sekali


bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, sehingga dalam
kesempatan ini kami juga bermaksud menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syamsul Amar , B.MS Pembina Yayasan Stikes Syedza
Saintika Padang.

2. Bapak Drs. H. Hasrinal, Amd. Kep, M.M Ketua Stikes Syedza Saintika
Padang.

3. Ibu Oktariyani Dasril, SKM, M.Kes. Ketua Prodi Ilmu Kesehatan


Masyarakat Stikes Syedza Saintika Padang.

4. Ibu Anisa Novita Sari,M.Kes. Pembimbing Akademik saya Pengalaman


Belajar Magang ( PBM ) yang telah memberikan bimbingan, pengarahan
dan petunjuk dalam menyelesaikan Laporan Akhir Pengalaman Belajar
Magang (PBM).

5. Bapak Sukijan sebagai pembimbing Lapangan yang telah memberikan


bimbingan, pengarahan dan petunjuk dalam menyelesaikan Laporan Akhir
Pengalaman Belajar Lapangan (PBM).
iii

6. Ibu Loren Tuti,S,Si.Apt Kepala Instalasi Farmasi yang telah memberikan


bimbingan, pengarahan dan petunjuk dalam menyelesaikan Laporan Akhir
Pengalaman Belajar Magang (PBM).

7. Bapak dan Ibu Pegawai Tata Usaha Isntalasi Farmasi yang telah
membantu dalam menyediakan data-data yang diperlukan.

8. Bapak dan Ibu Tenaga Farmasi yang telah membantu dalam menyusun
laporan ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Akhir


Pengalaman Belajar Magang (PBM) ini.

Saya menyadari bahwa Laporan Akhir Pengalaman BelajarMagang (PBM) inimasih


memiliki banyak sekali kekurangan di dalamnya, sehingga dalam kesempatan kali
ini juga kami bermaksud untuk meminta saran dan masukan yang sifatnya
membangun dari semua pihak demi terciptanya Laporan Akhir Pengalaman Belajar
Magang (PBM) yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Kami juga berharap
agar Laporan Akhir Pengalaman Belajar Magang (PBM) yang telah saya susun ini
bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Mentawai, Maret 2020

Penulis
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN MAGANG................................... i


HALAMAN PENGESAHAN OLEH PENGUJI..............................................ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii - iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................v
DAFTAR TABEL .............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Tujuan ................................................................................................3
1.3 Manfaat ..............................................................................................3
1.4 Ruang Lingkup....................................................................................5
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fungsi ................................................................................................6
2.2Penerima Manfaat...............................................................................6
2.2.1Puskesmas .................................................................................6
2.2.2Masyarakat ................................................................................7
2.1.3Dinas Kesehatan Kabupaten .....................................................8
2.3 Teory Manajemen......................................... ....................................8
2.3.1 Pengertian manajemen...............................................................9
2.3.2Pinsip prinsip Manajemen..........................................................9
2.3.3Fungsi Utama dalam Manajemen.............................................10
2.3.4Fungsi Pengarahan dan implementasi......................................11
2.3.5Pengawasan ( Contolling )........................................................12

BAB III HASIL KEGIATAN


3.1 DISKRIPSI UMUM
3.1.1 Gambaran Umum Institusi Magang............................................12
3.1.2 Sumber Daya Instalasi Farmasi..................................................14
3.1.3 Visi dan Misi Isntalasi Farmasi..................................................14
v
4.1 KEGIATAN ISNTALASI FARMASI
4.1.1Perencanaan Pengadaan Obat IFK..............................................16
4.1.2Pengadaan Obat IFK...................................................................17
4.1.3 Penyimpanan Obatn....................................................................18
4.1.3 Pendistribusian Obat...................................................................19
4.1.5Struktur Organisasa....................................................................20

5.1 DISKRIPSI KHUSUS


5.1.1 Gambaran Pelaksanaan Penyimpanan BMHP..........................23
5.1.2 Pengorganisasian BMHP..........................................................26.
5.1.3 Pelaksanaan Program BMHP...................................................28
5.1.4 Monitoring dan Evaluasi BMHP..............................................29

BAB IV PEMBAHASAN
6.1 Perencanaan (Planning)....................................................................29
6.2 Pengorganisasian..............................................................................31
6.3 Pelaksanaan......................................................................................31
6.4 Monitoring dan Evaluasi..................................................................32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 Kesimpulan ......................................................................................34
7.2 Saran.................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sarana Kegiatan InstalasiFarmasi Kabupaten


KepulauanMentawai 2019 ..................................................................17

Tabel 3.2 Data Tenaga Intalasi Farmasi Kabupaten Kepulauan


MentawaiTahun 2019 .........................................................................18
vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. POA

Lampiran 2. Kegiatan Konsul Magang

Lampiran 3. Absen

Lampiran 4. Data Pegawai

Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Magang

Lampiran 6. Dokumentasi
viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Instalasi Farmasi Kesehatan sangatlah berarti karena instalasi ini


memudahkan puskesmas untuk memperoleh perbekalan Farmasi dan Alat
kesehatan untuk pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan
penyakit di wilayah kerja masing masing puskemas.
Sebagai seorang yang menekuni bidang kesehatan khususnya farmasi
hendaklah mengetahui gambaran umum Instalasi Farmasi , Fungsi Instalasi
Farmasi dan Alkes serta tata cara pengelolaan obat di gudang farmasi, hal ini
sangat bermanfaat agar kelak saat kita bekerja di instalasi serupa tidak
mengalami kesulitan - kesulitan dalam melakukan aktifitas maka untuk itu
penyusunan makalah ini di harapkan dapat membantu kita dalam memulai
beraktifitas di instalasi Farmasi dan Alkes.
Instalasifarmasiadalahsaranapelayanankefarmasian tempatpengelolaanob
atpemerintahmeliputi obatdaridanaAPBN, APBD maupun
JKN.Manajemen pebekalan obat dan perbekalan kesehatan meliputi perencan
aan, pengadaan, penerimaan,penyimpanansertapendistribusianobatdanperbek
alankesehatankepuskesmas-puskesmas yang ada di
wilayahkabupatenkepulauanMentawai. Unit
pelaksanaanteknisdaerahintalasifarmasisebagaiUPTD
melaksanakanfungsiperencanaan,penyimpanandanpemeliharaanuntukmenjam
inmutuobatdanalatkesehatandanpelayananpendistribusianobatdanalatkesehata
nkepadapuskesmaskabupaten/
kotadalamrangkapemerataankesehatan.Seorangcalontenagatekniskefarmasian
selainmemilikikemampuandalamaspekpelayanankefarmasianjugadituntutuntu
kmemilikipengatahuandanmanajemenyangbaiksepertimanagemenperencanaa
n, pengadaan, penyimpanan, pendistribusianobatdanperbekalankesehatan.
1

Pengadaanobatadalahsalahsatuaspekpentingdanmenentukandalampengel
olaanobat.PenyimpananObatdiaturberdasarkanUndang-undangRepublik
Indonesia No. 36 tahun 2009 tentangkesehatan, Undang-undangRepublik
Indonesia No.35 tahun 2009 tentangnarkotika, Undang-undangRepublik
Indonesia No. 5 tahun 1997 tentangpsikotropika,Undang-undangRepublik
Indonesia No. 51 tahun 2009 tentangPekerjaanfarmasi.
Tujuanpengadaan obatadalah tersedianya obatdengan jenisdanjumlah
yang cukupsesuaidengankebutuhandenganmutu yang terjaminsertadapat di
perolehpadasaat yang diperlukan.Untukmencapaitujuantersebut, perencanaan
yang
merupakansalahsatufungsidaripengelolaanobatharusdilaksanakansebaikmung
kinsehinggaobatyangtelahdirencanakansesuaidengankebutuhan,
tepatsasarandantepatguna.Untukmendukunghalini,
perencanaanobatsecaraterpaduantaraobatuntukpelayanankesehatandasar deng
anobat programmerupakanlangkah yang harusdilakukan agar
tidakterjaditumpangtindihdalamperencanaandan pengadaanobat di
sectorpublik.KeberadaanInstalasifarmasi
KabupatenKepulauanMentawaisangatlahberartikarena Instalasi
Farmasiinimemudahkanpuskesmas se
KabupatenKepulauanMentawaiuntukmemperolehperbekalanfarmasidanalatke
sehatanuntukpelayanankesehatan, pencegahandanpemberantasanpenyakit di
wilayahkerjamasing-masing Puskesmas.Sebagaiseorang
yangmenekunidibidangkesehatankhususnyafarmasihendaklahmengetahuigam
baranumum. StrukturorganisasitugaspokokdanfungsiInstalasifarmasi
Kab/Kota, agar kelaksaatkitabekerja di
instalasiserupatidakmengalamikesulitan-kesulitandalammelakukanaktifitas.
Kurangnyapengetahuantentangpenyimpanan ObatdanBMHP yang sesuai
Standar Operation Prosedur (SOP)
inikhususnyapetugasGudangFarmasidisebabkankarenakurangnyainformasi
yang didapatnyatentang Standar Operation Prosedur (SOP)
penyimpananobatdan Barang Medis Habis Pakai (BMHP).

Kurangnya Kesadaran Petugas gudang mengisi Kartu Stock Denganalas


antersebutdiatasmakapenulismenyusunRancanganAktualisasiinidengan
judul“Penyimpanan ObatdanBarangMedisHabisPakai
(BMHP)sesuaidenganStandartOperationProsedur (SOP)”. Di Instalasi
Farmasi Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

1.2 TUJUAN MAGANG

1.2.1 TUJUAN UMUM

Tujuan dari penulisan laopran magang ini adalah untuk mengetahui


tinjauan program Manajemen dan pelayanan Instalasi Farmasi di kabupaten
Kepulauan Mentawai.

1.2.2 TUJUAN KHUSUS

a. Mengetahui gambaran umun Instalasi Farmasi

b. Mengetahui gambaran umum Gudang Farmasi

c. Mengetahui Fungsi Instalasi Farmasi dan Alkes

d. Mengetahui tata cara pengelolaan Obat di gudang Farmasi

1.3 MANFAAT MAGANG

Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah untuk

1.3.1 Bagi Mahasiswa


a. Bagi mahasiswa sebagai bahan pengetahuan tentang manajemen
pelayanan di Instalasi Farmasi dan Alkes.

b. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tidak hanya teoritis tetapi


juga praktek dalam kegiatan di lapangan.

c. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi srata


satu arjana Kesehatan Masyarakat.

1.3.2 Bagi Institusi

a. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Stikes Syedza Saintika sebagai


tambahan referensi dan kepustakaan khususnya tentang bagaimana
pelayanan dan pelaksanaan di Instalansi Farmasi dan Alkes.

b. Sebagai sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat


dengan mengubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat.

c. Bagi Instalasi Farmasi di kabupaten Kepulauan Mentawai di harapkan


dapat menambah masukan dan bahan pertimbangan dalam membuat
keputusan dan kebijakan oleh manajemen Instalasi Farmasi.

1.3.3 Bagi Program studi

a. Laporan Magang yang di buat dapat di gunakan sebagai salah satu


bahan audit internal kualitas pengajaran.

b. Melalui mahasiswa dan dosen pembibing, diperoleh umpan balik


sebagai bahan pengayaan materi kuliah dan penyenpurnaan kurikulum.

c. Memperoleh informasi dan masukan untuk meningkatkan dan


perluasan kerjasama dengan stakoholder.
4

1.4 RUANG LINGKUP

Berdasarkan hasil kegiatan selama magang ruang lingkup yang saya


tulis, saya fokuskan pada kegiatan penyimpanan Obat dan Alkes sesuai
dengan Standar Operasional Penyimpanan ( SOP ). di Instalasi Farmasi
kabupaten Kepulauan Mentawai.

pada tanggal 3 Maret 2019 sampai dengan tanggal 28 Maret 2019


dengan menggunakan data primer dan sekunder. Hasil kegiatan magang di
sajikan dalam bentuk gambaran program mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring evaluasi.

Disamping itu kegiatan magang ini juga dapat meningkatkan pengetahuan


tentang penyimpanan Obat dan Alkes sesuia dengan standar operasional
penyimpanan ( SOP ).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang diperbaharui


dengan UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah membawa pengaruh
terhadap bentuk organisasi kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Sebelum penerapan Otonomi Daerah seluruh Kabupaten/Kota mempunyai
organisasi pengelolaan obat yang disebut Gudang Farmasi Kota (GFK).
Dengan adanya PP Nomor 41 Tahun 2007 Organisasi Perangkat Daerah
organisasi pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan sudah
berbentuk UPT. Untuk lebih meningkatkan keberadaan gudang farmasi
Kabupaten/Kota dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik,
di dalam KONAS tahun 2005 disebutkan bahwa keberadaan gudang farmasi
Kabupaten/Kota diubah namanya menjadiInstalasi Farmasi
Kabupaten/Kota ( IFK ).
5
2.1 Fungsi
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan dalam
jumlah dan jenis yang cukup, terutama obat esensial (sesuai dengan
formularium nasional ), terjamin khasiatnya, aman, efektif
dan bermutu.
2. Meningkatnya kerasionalan penggunaan obat, melalui pemilihan obat
yang tepat dengan mengutamakan penyediaan obat esensial
3.Memberikan kemudahan akses bagi seluruh fasilitas pelayanan
kesehatan dasar di Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam
pemenuhan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan.
4.Meningkatnya efisiensi dan efektivitas dalam hal sistem distribusi
obat dan perbekalan kesehatan ke Puskesmas
Keuntungan adanya pola organisasi unit pengelola obat publik dan
perbekalan kesehatan (UPTD Instalasi Farmasi Kesehatan Kabupaten/Kota)
di Kabupaten/Kota antara lain :
1.Ada jaminan profesionalisme dalam pengelolaan obat
2.Ada penanggung jawab dengan latar belakang pendidikan yang sesuai
dengan bidang pekerjaan
3.Potensi untuk terjadinya pemilihan obat maupun pengalokasian dana
yang tidak benar dapat diperkecil.
4.Komunikasi dengan tenaga kesehatan di Puskesmas relatif berjalan
lancar.
5.Jaminan tersedianya informasi mengenai obat dan perbekalan
kesehatan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas.

2.2 Penerima Manfaat


2.2.1 Puskesmas
Sumberutama penyediaan obat diPuskemas berasal dari

6
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota , dimana obatnya dikelola satu
pintu di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. Dengan tersedianyaobat dan
perbekalan yang cukup dapat meningkatkan layanan di Puskesmas.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki 12
Puskesmas, dimana dalam rangka memenuhi kebutuhan obat, BMHP dan
reagensianyadilaksanakan distribusi obat dan perbekalan kesehatan
setiap tiga bulan yang diantarkan langsung oleh Instalasi
FarmasiKabupaten Kepulauan Mentawai kePuskesmas. Selain distribusi
rutin juga ada distribusi insidentil yaitu untuk obat-obat tertentu yang
mengalami kekosongan, dijemput oleh masing-masing Puskesmas atau
dikirim langsung melalui kapal ke Puskesmas yang bersangkutan. Agar
pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan di Puskesmas dan
jaringannya sesuai dengan standar yang berlaku dan terwujudnya
penggunaaan obat secara rasional.
2.2.2 Masyarakat
Pengelolaan obat yang baik melalui penerapan Cara Distribusi Obat
yang Baik di UPTD. Instalasi FarmasiKabupaten/Kota akan berdampak
pada terjaminnya keamanan, khasiat dan mutu obat yang beredar
sehingga dapat memberikan manfaat bagi
kesehatan.MasyarakatKabupatenKepulauan Mentawai yang berobat ke
Puskesmas dapat memperoleh obat esensial dan perbekalan kesehatan
yang terjamin keamanan, mutu dan khasiatnya agar tercapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.

2.2.3 Dinas Kesehatan/ Pemerintah Daerah


Dengan kewenangan dan tanggung jawab yang dimiliki oleh
Instalasi FarmasiKabupaten/Kota maka pemanfaatan dan pengelolaan
dana untuk pengadaan obat dan perbekalan farmasi lebih efektif dan
efisien.

2.3 TEORI MANAJEMEN

2.3.1 Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu proses yang etrdidri dari rangkaian


kegiatan, seperti perencanaan, yang di lakukan untuk menentukan dan
pengendalian atau pengawasan, yang di lakukan untuk menetukan dan
mencapai tujuan yang telah di tetapkan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya.

1. Teori manajemen menurut para ahli adalah sebagai berikut :

a. Menurut Horold Koontz dan cyril O,donnel


Manajeman adalah usaha untuk mencapai satu tujuan tertentu
melalui kegiatan orang lain.

b. Menurut R Teryy

Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari


tindakan - tindakan pertencanaan, pengorganisasian,pengerakan dan
pengendalian yang di lakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran yang telah di tentukan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya yang lain.

c. Menurut Lawrence A.Aplley

Manajemen adalah suatu seni pencapaian tujuan yang di lakukan


melalui usaha orang lain.

d. Menurut James A.F.Stoner

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan


pengunaan sumber daya lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.

2.3.2 PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN

a. Kepemimpinan

Dalam suatu manajemen kepemimpinan memegang peranan


dalam menentukan kasatuan organisasi dan kesatuan arah dan tujuan
organisasi.

b. Pemaksimalan SDM ( Sumber Daya Manusia )

Pemaksimalan SDM merupakan prinsip Manajemen yang


mendorong penempatan seseorang sesuai dengan bidang keilmuannya.

c. Sistim manajemen
Sistim manajemen merupakan sistim yang di susun untuk
mencapai tujuan dan arah organisasi secara efektif dan efesien.

d. Pendekatan proses

Pendekatan proses merupakan kegiata manajemen yang melihat


aktifitas yang di butuhkan untuk mencapai hal yang di inginkan.

e. Perbaikan yang berkelanjutan

Perbaikan yang berkelanjutan merupakan rangkaian dari


kegiatan manajemen yang di lakukan meningkatkan atau
mempertahankan prestasi yang di raih.

f. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan disesuiakan dengan data dan informasi

yang akurat yang di ambil tidak merugikan organisasi.

g. Fokus pada konsumen

Fokus pada konsumen merupakan kegiatan manajemen yang


mempelajari tingkah laku konsumen.

2.3.3 FUNGSI UTAMA DALAM MANAJEMEN

a. Perencanaan ( Planning )

Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan


pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana
dan oleh siapa. Perencanaan adalah proses dasar dimana manajemen
memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Kegiatan dalam fungsi
perencanaan adalah :

1. Mencapai tujuan dan target organisasi

2. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target


organisasi.

3. Menentukan sumber sumber daya yang di tentukan.

4. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian

tujuan dan target organisasi

Ada beberapa faktor yang harus di pertimbangkan dalam perencanaan


yaitu memenuhi SMART yaitu :

1. spesipicartinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang

lingkupnya.

2. Mesurable artinya program kerja atau rencana harus dapat di ukur

tingkat keberhasilannya.

3. Achieveble artinya dapat di capai.

4. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya

yang ada.

5. Time artinya ada batas waktu yang jelas.

10

b. Pengorganisasian ( Organising )

Pengorganisasian merupakan salah satu proses untuk merancang stuktur


formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas - tugas atau
pekerjaan para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat di capai
dengan efisien ( Terry, G.R, 2006 )

Kegiatan dalam fungsi organisasian :

1. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan

prosedur yang diperlukan.

2. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukan adanya garis


kewenangan dan tanggung jawab.

3. Kegiatan perekrutan, penyelesaian, pelatihan, dan pengembangan

sumber daya manusia/ tenaga kerja.

4. Kegiatan sumber daya manusia pada posisi yang tepat.

2.3.4 Fungsi pengarahan dan Implementasi

Proses Implementasi agar program dapat di jalankan oleh seluruh


pihak dalam organisasi serta proses motivasi oleh semua pihak
tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh rasa
kesadaran dan produktifitas yang tinggi.

Kegiatan dalam fungsi pengarahan dan implementasi :

1. Mengimplenmentasikan proses kepemimpinan, pembibingan dan

pemberian motivasi kepada anggotanya.

2. Memberikan tugas dan pengarahan rutin mengenai pekerjaannya.

3. Menjelaskan kebijakan yang di tetapkan.

11

2.3.5 Pengawasan ( Controling )

Pengawasan Manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk


menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan - tujuan perencanaan ,
merancang sistim informasi umpan balik, menbandingkan kegiatan
nyata dengan standar yang telah di terapkan sebelumnya. Serta
mengambil tindakan koreksi yang di perlukan dengan cara yang efektif
dan efesien dalam pencapaian tujuan organisasi.

Kegiatan dan Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :

1. Mengevaluasi keberhasilandalam pencapaian tujuan dan target


sesuai dengan indikator yang telah di tetapkan.
2. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang

mungkin di temukan.

3. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang

terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.


BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1 Deskripsi Umum


3.1.1 Gambaran Umum Instansi
Profil Instalasi Farmasi dan Alat Kesehatan ( IFK ) Kabupaten Kepulauan
Mentawai adalah gambaran tentang ketersediaan / pengadaan obat serta
permasalahan- permasalahan yang dihadapi untuk menjamin ketersediaan obat di
Kabupaten Kepulauan Mentawai selama 18 bulan, juga menjelaskan tentang
kondisi Inatalasi Farmasi dan Alat Kesehatan ( IFKK ) Kabupaten Kepulauan
Mentawai dari segi tenaga, struktur organisasi, sarana & prasarana.Sejak tahun
2013.
12
pengadaan obat sudah berdasarkan e-purchasing, sedangkan penyusunan
obat sudah berdasarkan e-Catalog, untuk item obat dan Barang Medis Habis Pakai
(BMHP) yang akan di adakan kita harus merujuk berdasarkan ketentuan pada e-
Catalog list dan Formularium Nasional ( FORNAS ), dimana item obat yang akan
di adakan berdasarkan obat yang tersedia untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama ( FKTP ) / Puskesmas. Untuk daerah Kepulauan, terluar dan terpencil
seperti Kabupaten Kepulauan Mentawai, banyak sekali kendala yang ditemui
dalam pengadaan obat secara e-Catalog ini, sehingga nantinya akan berpengaruh
terhadap ketersediaan beberapa item obat di Instalasi Farmasi dan Alkes serta
Puskesmas, Pustu, Polindes dan Poskesdes.
InstalasifarmasidanAlatkesehatanKabupaten KepulauanMentawaiterletak
di jalanrayaKm.5.5 tuapejat Kecamatan Sipora
UtaraKabupatenKepulauanMentawai.GedungInstalasiFarmasidanalatkesehatanini
di bangunpadatahun 2012 sampai 2014 yang berasaldari Dana AlokasiKhusus
( DAK )Tahun 2013 / 2014.
Untukdaerahkepulauan,
terluardanterpencilsepertiKabupatenKepulauanMentawai, banyaksekalikendala
yang ditemuidalampengadaandanpenyimpananobat,
sehingganantinyaakanberpengaruhterhadapketersediaanbeberapa item
obatdanpenyimpanannya.

Gambar 1. FotoInstalasiFarmasidanAlatKesehatan

13
3.1.2Sumber Daya Instalasi

Jumlah Pegawai di Instalasi Farmasi dan Alat Kesehatan ( IFK )


Kabupaten Kepulauan Mentawai sebanyak 28 orang yaitu, 10 PNS dan 18
Pegawai Honor / Kontrak dengan rincian sebagai berikut :
a. PNS
- 2 Apoteker
- 6 D3 Farmasi
- 2 SMA
b. Honor / Kontrak
- 1 S1 Sosial
- 1 D3 Farmasi
- 12 SMA sebagai Cleaning Service ( CS )
- 3 SMA sebagai Satpam
- 1 SMA sebagai Supir Mobil

3.1.3 Visi dan Misi


1. Visi
Instalasi Farmasi dan Alat Kesehatan Kabupaten Kepulauan
MentawaiMenjadipelayanyangprima
dalamketersediaanObatdanPerbekalanfarmasipadaPuskesmasdanJaringanya.

2. Misi
a. Menjaga ketersediaan Obat dan Perbekalan di Puskesmas dan
Jaringannya.
b. Memberikan pelayanan prima terhadap Puskesmas dan Jaringannya.
c. Ikut berperan serta dalam mewujudkan masyarakat yang sehat
d. Membantu pembangun koordinasi lintas sector dalam menggerakkan
pembangunan kesehatan di semua wilayah Kabupaten
KepulauanMentawai.
14
Uraian tugas (tupoksi) AA menurut Permenkes RI No.
376/MENKES/PER/V/2009 tentang petunjuk teknis jabatan fungsional, Asisten
Apoteker dan Angka Kreditnya. Tugas Pokok Melaksanakan penyiapan pekerjaan
kefarmasian meliputi; penyiapan rencana kerja, kefarmasian, penyiapan
pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinik.

Uraian Tugas Asisten Apoteker Pelaksana:

1. Mengumpulkan bahan atau data dari bebagai sumber dalam rangka


rencana kegiatan kefarmasian
2. Mengmpulkan data-data dalam rangka perencanaan perbekalan farmasi
3. Menimbang bahan baku dalam rangka produksi sedian farmasi non steril
4. Menerima dan memeriksa perbekalan farmasi
5. Menyimpan perbekalan farmasi
6. Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi resep dan menghitng
harga obat
7. Memilih data dalam rangka penyiapan rencana kegiatan kefarmasian
8. Merekapitulasi data dalam rangka perencanaan perbekalan farmasi
9. Menyiapkan daftar usulan perbekalan farmasi
10. Mengemas dan memberi etiket dalam rangka produksi sediaan farmasi
non steril
11. Menyiapkan obat dan membuat etiket dalam rangka dispensing resep
individual
12. Menyiapkan obat untuk tiap kali pemakaian dalam rangka dispensing
dosis unit
13. Menyusun laporan kegiatan farmasi klinik dalam rangka penyusunan
laporan kegiatan farmasi klinik
14. Melakukan stock opname obat/alkes pada bagian yang telah ditentukan
untuk setiap bulan pada tanggal yang telah ditetapkan apoteker.

15

4.1 Kegiatan Instalasi Farmasi


4.1.1 Perencanaan Pengadaan Obat Instalasi Farmasi dan Alat
Kesehatan
Perencananaan Pengadaan Obat diatur berdasarkan :

a. Undang -Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian.
c. Edaran Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
( LKPP ) No 4 tahun 2015 tentang perencanaan obat untuk
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ( FKTP TK1 ).
Dalam perencanaaan obat untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ( FKTP
TK1 ) harus sesuai dengan prosedur sebagai berikut :
1. Dilakukan perhitungan penggunaan masing-masing obat dan Bahan
Medis Habis Pakai ( BMHP ) per bulan.
2. Untuk perencanaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai ( BMHP )
di adakan untuk 18 bulan yaitu 12 bulan untuk pemakaian dan 6
bulan sebagai buffer stock.
3. Setelah didapatkan perencaana obat untuk 18 bulan, maka
dilakukan cross check dengan anggaran yang tersedia, jika
angggaran tidak mencukupi, maka diadakan revisi perencanaan
kembali.
4. Perencanaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai ( BMHP ) harus
item atau barang yang tercantum pada e-Catalog dan Formularium
Nasinal ( FORNAS ) untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
( FKTP TK1 ) atau Puskesmas.
5. Untuk obat-obatan yang tidak tercantum di e-Catalog, di FORNAS
dan diluar Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ( FKTP TK1 ),
maka harus di usulkan oleh Dokter Puskesmas dan di setujui oleh
Kepala Dinas agar dapat di masukkan ke perencanaan.

16
6. Data perencanaan yang memuat spesifikasi obat, seperti kemasan,
volume, harga, disusun oleh Pejabat Pelaksana Teknisi Kegiatan
( PPTK ) dan disetujui oleh Pejabat Pelaksana Kegiatan ( PPK )
untuk kemudian diserahkan kepada Pejabat Pengadaan untuk
dilakukan proses pembelian ( e-Purchasing ) .

4.1.2 Pengadaan Obat Instalasi Farmasi dan Alat Kesehatan

Pengadaan Obat diatur berdasarkan :


a. Undang -Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian.
c. Edaran Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
( LKPP ) No 4 tahun 2015 tentang perencanaan obat untuk
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ( FKTP TK1 ).
d. Peraturan Pemerintah Nomor 70 tahun 2010 tentang pengadaan
barang dan jasa

Untuk pengadaan obat-obatan harus sesuai prosedur sebagai berikut :


1. Pengadaan obat-obatan dan Bahan Medis Habis Pakai ( BMHP )
disusun berdasarkan e-Catalog obat dan BMHP, selanjutnya
dilakukan pembelian secara e-Purchasing oleh pejabat pengadaan.
2. Setelah dilakukan proses e-Purchasing oleh pejabat pengadaan dan
disetujui oleh Pabrik obat pemenang yang tercantum di e-Catalog,
maka hasil e-Purchasing tersebut dicetak untuk dilakukan
klarifikasi ke masing-masing distributor untuk pembuatan kontrak.
3. Untuk obat-obatan dan BMHP yang tidak terdaftar di e-Catalog,
tetapi dibutuhkan oleh puskesmas, maka harus di usulkan oleh
Dokter Puskesmas dan di setujui oleh Kepala Dinas, kemudian
disusun Harga Perkiraan Sementara ( HPS ) oleh Pejabat Pelaksana
17
4. Teknisi Kegiatan ( PPTK ) dan diadakan sesuai Peraturan
Pemerintah tentang pengadaan barang dan jasa.
5. Untuk obat-obatan dan BMHP yang telah dilakukan proses e-
Purchasing dan sudah disetujui oleh Pabrik, ternyata diakhir
kontrak obat tersebut tidak datang , maka boleh diadakan dengan
cara sesuai dengan Peraturan Pemerintah setelah dilakukan
penyusunan HPS berdasarkan harga reguler.

4.1.3 Penyimpanan Obat Instalasi Farmasi dan Alat Kesehatan

Penyimpanan Obat diatur berdasarkan :


a. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
b. Undang-Undang Republik Indonesia No 35 tahun 2009 tentang
Narkotika
c. Undang-Undang Republik Indonesia No 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika
d. Undang-Undang Republik Indonesia No 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian

Gambar 2 obat-obat disusun di rak pallet

18

Untuk penyimpanan obat harus sesuai prosedur sebagai berikut :


1. Setelah obat datang dari distributor secara Ekspedisi, dilakukan
Pemeriksaan oleh Pejabat Pemeriksa Barang.
2. Penyimpan Obat sesuai dengan spesifikasi obat tersebut atau suhu
dan kelembapannya untukmenjamin stabilitas obat.
3. Obat disimpan dan disusun sedemikian rupa sehingga
mempermudah proses pengambilan obat.
4. Penataan obat dapat dilakukan dengan penggolongan berdasarkan
Kelas Terapi, bentuk Sediaan, Alfabetis, dll.
5. Penyimpanan Khusus yaitu Lemari pedingin dan Lemari Khusus.
Lemari pedingin untuk obat stabilitas pada suhu yang dingin
seperti Suppositoria, Vaksin, Serum, dll. Dan Lemari Khusus
untuk obat Narkotika dan Psikotropika.
6. Dan Penyimpanan pun disusun secara Metode FIFO dan FEFO
yaitu disusun sesuai dengan obat yang harus dikeluarkan paling
cepat sesuai kadaluarsanya.

4.1.4 Pendistribusian Obat Instalasi Farmasi dan Alat Kesehatan

Pendistribusian Obat diatur berdasarkan :


a. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
b. Undang-Undang Republik Indonesia No 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian

Untuk penditribusian obat sesuai prosedur sebagai berikut:


1. Setiap obat BMHP yang keluar dari Depo Farmasi harus dicatat di
Kartu Stok dan dilakukan rekap pengeluaran di setiap akhir bulan.
2. Pendistribusian dilakukan per 3 bulan ke puskesmas berdasarkan
permintaan puskesmas dan di sesuaikan dengan stok obat pada Depo
Farmasi.
19
3. Petugas Instalasi Farmasi melakukan proses pengambilan item obat
dan BMHP sesuai yang tertera pada Surat Bukti Barang Keluar
( SBBK ) Puskesmas yang akan di distribusikan.
4. Obat di distribusikan oleh petugas Instalasi Farmasi ke masing-
masing Puskesmas, di puskesmas obat di hitung ulang antara
petugas Instalasi Farmasi dan petugas Apotik Puskesmas.
5. Setelah itu baru Surat Bukti Barang Keluar ( SBBK ) ditanda tangani
oleh pihak yang menyerahkan dan menerima.
6. Untuk obat yang menipis atau kosong stoknya pada puskesmas
sebelum waktu Pendistribusian Instalasi Farmasi, petugas Apotik
Puskesmas dapat melakukan permintaan berupa bon.
7. Pengeluaran obat juga dilakukan untuk Pelayanan Kesehatan Daerah
Terpencil ( YANCIL ).
8. Pengeluaran obat juga untuk :
a. Acara Baksos
b. Acara Pramuka (Jambore)
c. Sunatan Massal, MTQ
d. Pengobatan Massal, dll

4.1.5 Struktur OrganisasiInstalasi Farmasi dan Alat Kesehatan

Struktur Organisasi Instalasi Farmasi dan Alat Kesehatan ( IFK )


Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai berikut:
a. Kepala Instalasi Farmasi
b. Tata Usaha
c. Penanggung Jawab Penyimpanan
d. Penanggung Jawab Pendistribusian
e. Penanggung Jawab Vaksin

20
Tugas Pokok dan Fungsi :
a. Kepala Instalasi Farmasi
Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengadaan ,
penyimpanan, dan pendistribusian obat ke puskesmas dan
jaringannya.

b. Tata Usaha
Melaksanakan koordinasi dan pelayanan administrasi di Instalasi
Farmasi yang meliputi pengelolaan administrasi surat menyurat,
kearsipan kepegawaian, dan melaksanakan tugas lain.

c. Penanggung Jawab Penyimpanan


Bertanggung jawab dalam hal penerimaan dan penyimpanan obat
dan BMHP yang masuk maupun keluar dari Instalasi Farmasi.

d. Penanggung Jawab Pendistribusian


Bertanggung jawab dalam hal pendistribusian Obat dan BMHP di
mulai dari proses pengepakan sampai distribusi ke puskesmas.

e. Penanggung Jawab Vaksin


Bertanggung jawab dalam hal ketersedian vaksin, baik menjemput
vaksin dari Dinas Kesehatan Provinsi maupun penyiapan vaksin untuk
ke Puskesmas–Puskesmas.

21

4.1.5. Struktur OrganisasiInstalasi Farmasi dan Alat Kesehatan

Struktur OrganisasiInstalasi Farmasi dan Alat Kesehatan (IFK)


Kepulauan Mentawai sebagai berikut :

KEPALA INSTALASI FARMASI

LOREN TUTI, SSI.APT

TATA USAHA

HANNARIA,Amd.Farm
BENDAHARA

RONI

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB


PENYIMPANAN PENDISTRIBUSIAN VAKSIN

ELVI SYAM, AMF JON RINI,Amd.Farm

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA


AMBAR WIRATMI,S.Si,Apt PRIYONO HERY AGUS SALIM

22

5.1 Deskripsi Khusus

5.1.1. Gambaran pelaksanaan Program Penyimpanan Barang Medis Habis


Pakai ( BMHP ) di Instalasi Farmasi :

Berdasarkan Informasi dari penanggung jawab Program Penyimpanan


Barang Medis Habis Pakai ( BMHP ) dengan berpedoman pada :

a. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan
b. Undang-Undang Republik Indonesia No 35 tahun 2009 tentang
Narkotika
c. Undang-Undang Republik Indonesia No 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika
d. Undang-Undang Republik Indonesia No 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian.Penyimpanan barang harus di laksanakan
sesuai dengan standar operasional penyimpana barang dan alkes

D. Fokus magang
Fokus mangang di sini adalah di bidang penyimpanan barang medis habis
pakai dengan kegiatan tentang penyimpanan barang medis habis pakai dan juga
Alat -alat kesehatan .program ini di kelola oleh penanggung jawab penyimpanan
obat dan Alkes di Instalasi Farmasi.

1. Perencanaan program penyimpanan BMHP :

Penyinpanan barang medis habis pakai dan obat serta Alat


kesehatan di awalib dengan usulan kegiatan di awal tahun pemegang program
penyimpanan kepada TIM perencana di Instalasi Farmasi berdasarkan
Evaluasi dan Monitoring dari tahun sebelumnya kemudian di masukan ke
RUK setelah selesai di RUK baru pemegang program membuat POA dengan

23
membuat rician kegiatan dari awal tahun januari 2019 sampai dengan
desember 2019 rumukan kegiatan di sampaikan di lokmin bulanan dan di
ajukan pimpinan dan bendahara, semua kegiatan di rekap dan di bahas di loka
karya mini lintas sektor.setelah mencapai kesepakatan POA tersebut di kirim
ke dinas kesehatan dandi setujui dan di sahkan oleh satuan kerja dinas
kesehatan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan program penyimpanan BMHP,
Obat dan juga alat kesehatan di Instalasi Farmasi.sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan program penyimpanan tahun 2019 ,

a. Pengumpulan data, yangmeliputi:


1. Data Umum, yaitu data geografi dan demografi (penduduk, pendidikan,
sosial budaya, ekonomi) serta data lainnya (jumlah fasilitas kesehatan,
organisasi masyarakat). Data ini diperlukan untuk menetapkan target,
sasaran dan strategi operasional lainnya yang sangat dipengaruhi oleh
kondisi masyarakat.
2. Data Program, yang meliputi data tentang penrencanaan,
penerimaan,penyimpanan dan juga pendistribusian BMHP,Obat dan juga
Alkes. Data ini diperlukan untuk dapat menilai apa yang sedang terjadi,
sampaidi mana kemajuan program, masalah apa yang dihadapi dan
rencana apa yang akandilakukan.
3. Data Sumber Daya, yang meliputi data tentang tenaga (man), dana
(money), logistik (material), dan metodologi yang digunakan (method).
Data ini diperlukan untuk mengidentifikasikan sumber- sumber yang
dapat dimobilisasi sehingga dapat menyusun program secara rasional,
sesuai dengan kemampuantiap-tiapdaerah.Disampinguntuk
perencanaan data tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal
seperti advokasi, diseminasi informasi dan umpan balik.

b. Analisasituasi

Analisis situasi dapat meliputi analisis terhadap lingkungan internal

24

program (kekuatan dan kelemahan) dan analisis lingkungan eksternal


program (peluang dan ancaman). Dari analisis ini kita dapat menyusun
isu-isu strategis, termasuk di dalamnya identifikasi masalah. Identifikasi
masalah dimulai dengan melihat adanya kesenjangan antara pencapaian
dengan target/tujuan yang ditetapkan. Dari kesenjangan yang ditemukan,
dicari masalah dan penyebabnya. Untuk memudahkan, masalah tersebut
dikelompokkan dalam input dan proses, agar tidak ada yang tertinggal
dan mempermudah penetapan prioritas masalah dengan berbagai metode
yang ada seperti metode “tulang ikan” (fish bone analysis), pohon masalah
dan log frame. Komponen yang dianalisis terdiri dari 5M (man, money,
material, method, dan market).

c. Menetapkan masalah prioritas dan pemecahannya.


Setiap awal tahun perencanaan Instalasi Farmasi disusun oleh tim
Perencanaan Tingkat instalasi dengan cara mengumpul rencana kerja setiap
program untuk disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Disamping data
dari program, juga dikumpul data dari kotak saran yang direkap sebulan
sekali, keluhan umpan balik pelanggan dan tatap muka petugas farmasi di
puskesmas..
Dalam menetapkan prioritas masalah di Instalasi Farmasi dengan
menggunakan metode USG (Urgensi, Serious,Grouth) dengan melihat dan
menilai dengan menggunakan skor satu sampai lima. Skor tertinggi akan
dijadikan sebagai prioritas dalam penyusunan Planning Of Action (POA).
Namun setiap rencana program tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya
karena anggaran yang masih terbatas dan Juknis yang menghambat atau
membatasi penggunaan anggaran tersebut.

25
Tabel 2.6POA Program Intalasi Farmasi Tahun 2019

NO Jenis kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu Sumber


Pelaksanaan Dana
1 Persentase Mengetahui Masyarakat 15 Januari - DAK
ketersediaan ketersediaan Puskesmas desember
Obat, BMHP dan stok 2019
alkes
2 Pendistribusian Mencukupi Puskesmas 3 bulan Februari, DAK
Obat, BMHP dan Ketersedian sekali mei, agustus,
alkes atau stok nopember
3 Pelatihan petugas Peningkatan Petugas 15 Mei&agustus DAK
farmasi pengetahuan farmasi puskesmas
puskesmas petugas farmasi puskesmas
puskesmas
4 Evaluasi dan Mengetahui Petugas 15 Jan-Des DAK
monitoring keberhasilan farmasi puskesmas
dan kelemahan puskesmas

5.1.2 Pengorganisasian Program penyimpanan BMHP


Sruktur organisasi Pelaksana teknis penyimpanan obat dan BMHP serta
alkes di instalasi Farmasi, Setiap awal tahun bagian admin instalasi Farmasi
menyusun Struktur Organisasi dan Tata Kerja satu tahun kedepan. Hal ini
bertujuan untuk memberikan tugas dan tanggung jawab kepada semua
pegawai terdiri dari :

26
Struktur Organisasi Penyimpanan BMHP, Obat dan alkes
Instalasi Farmasi Kepulauan Mentawai sebagai berikut :

KEPALA INSTALASI FARMASI

LOREN TUTI, SSI.APT


TATA USAHA

HANNARIA,Amd.Farm

BENDAHARA

RONI PENANGGUNG JAWAB


PENYIMPANAN

ELVI SYAM, AMF

ANGGOTA

AMBAR WIRATMI,S.Si,Apt

Struktur Organisasi Penyimpanan BMHP< oabat dan Alkes Instalasi


Farmasi Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai berikut:
a. Kepala Instalasi Farmasi
b. Tata Usaha
c. Bendahara
d. Penanggung Jawab Penyimpanan

27
Tugas Pokok dan Fungsi :
a. Kepala Instalasi Farmasi
Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengadaan ,
penyimpanan, dan pendistribusian obat ke puskesmas dan
jaringannya.
b. Tata Usaha
Melaksanakan koordinasi dan pelayanan administrasi di Instalasi
Farmasi yang meliputi pengelolaan administrasi surat menyurat,
kearsipan kepegawaian, dan melaksanakan tugas lain.
c. Penanggung Jawab Penyimpanan
Bertanggung jawab dalam hal penerimaan dan penyimpanan obat
dan BMHP yang masuk maupun keluar dari Instalasi Farmasi.

5.1.3 Pelaksanaan program Penyimpanan BMHP


Pelaksanaann program Penyimpanan ini sangat pentinng di
instalasi farmasi, Meskipun belum sempurna karena sarana dan
prasarana yang kurang. Penyempurnaan dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan. Kegiatan penyimpanan di dalam dan luar gedung
perlu ditingkatkan yang lebih baik lagi.
Pada Pelaksanaan kegiatan penyimpanan BMHP ini dilakukan
denagn cara menyusun BMHP yang benar dan rapi dengan faktor
pendukung seperti, rak obat, lemari obat dan vallet , dan juga AC
untuk pengaturan suhu agar nan. Kemudian pelaksanaannya melalului
pemmfaatan kader di lapangan untuk barang tidak rusak serta tidak
kalah pentingnya adalah luas ruangan penyimpanan harus cukup.
Berdasarkan penelaahan pada saat magang, pelaksanaan kegiatan
program penyimpanan BMHP di Instalasi Farmasi adalah sebagai
barikut :
a. Stok opname : untuk mengetahui stok dan ketersediaan obat
dan BMHP serta alkes di instalasi farmasi.

28
b. Penyususnan Obat : menyusun BMHP dan obat serta Alkes
sesuai dengan fungsinya serta memisahkan obat gol
Psikotropika dan narkotik.

c. Bon Obat : melayani petugas farmasi puskesmas dalam


pengambilan obat ke instalasi farmasi seseuai dengan
permintaan petugas puskesmas.

5.1.4 Monitoring dan Evaluasi program penyimpanan BMHP

Kegiatan Monitoring dan evaluasi yang bertujuan untuk memantau dan


menganalisis kegiatan yang telah dilakukan oleh Kepala InstalasiFarmasi
dan Stafnya dengan cara pengecekan langsung dari laporan yang
disesuaikan dengan perencanaan yang sudah di tetapkan. Monitoring
Program di lakukan awal bulan setiap Bulannya di rapat bulanan puskemas.
Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan program selesai, evaluasi
dilakukan awal bulan Setiap Bulannnya oleh koordinator penyimpanan
BMHP kemudian hasilnya di sampaikan ke :
a. Laporan pemegang program ke kepala Instalasi Farmasi
b. Laporan Puskemas Ke isntalasi Farmasi Kabupaten
c. Laporan Instalasi Farmasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten.
d. Pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten ke Dinas kesehatan Provinsi

BAB IV
PEMBAHASAN

6.1 Perencanaan Program penyimpanan BMHP

Menurut Coyers dan Hill tahun 1994 mendefinisikan perencanaan

29
sebagai suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup keputusan-
keputusan atau pilihan- [ilihan berbbagai altrnatif penggunaan sumber
daya untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu pada masa yang akan datang.
Untuk mencapai kegiatan yang bermutu dan berkualitas maka kita perlu
mengadakan perencanaan dalam melkukan kegiatan ( Fathoni, 2010).
Berdasrkan pembahasan diatas, perencanaan yang baik merupakan
perencanaan yang memiliki sifat memilih kegiatan yang tepat untuk
dilakukan, memperhatikan sumbr daya, memiliki tujuan dan waktunya
jelas atau bersifat SMART ( Sepesific, Measurable, Achicyable, realistic
and Timely).

1. Specific ( memilih kegiatan yang tepat )


Perencanaan Kegiatan dalam program penyimpanan obat dan barang
medis habis pakai ( BMHP ) oleh Pemegang program Instalasi
Farmasi sudah spesific, dimana adanya perencanaan waktu,
pendanaan dan pengorganisasian,. Contohnya perencanaan setiap
kegiatan sudah ada target, waktu, dana, tetapi belum spesific karena
tidak ada plot waktu atau jadwal yag pasti untuk setiap bulannya

2. Meansurable ( dapat di ukur tingkat kebehasilannnya )


Program penyimpanan obat dan barang medis habis pakai ( BMHP )
merupakan kegiatan yang dapat di ukur keberhasilannya, yaitu dalam
bnetuk :
a) Penyimpanan yang sesuia dengan SOP
b) Akuratnya data antara obat yang masuk dan juga obat yang
keluar ( kartu stok )
c) Adanya Peingkatan pengetahuan Petugas Instalasi Farmasi

30
3. Achievable ( tujuan yang jelas )
Tujuan dari kegaitan ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan petugas farmasi tentang pengelolaan Obat dan barang
medis habis pakai yang benar:
4. Realistic (memperhatikan sumber daya )
Reliistic yang dimaksud yaitu sanggup dilakukan dan memamfaatkan
sumber daya yang ada, Sumber daya disini mencakup sumber daya
manusia dan sumber daya keuangan.
5. Timely ( waktu yang jelas )
Pada Perncanaan telah ditentukan waktu pelakasanan kegiatan
program penyimpanan BMHP dengan baik, tetapi belum spesific.
Perencanaan ini memiliki kelemahan yaitu jadwal tertulis hanya bulan
sehinngga pelaksanaan perencanaan kurang teratur

6.2 Pengorganisasian Program penyimpanan BMHP


Pengorganisasian merupakan proses penyusunan stuktur
ogranisasi yangs sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang di
milikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.Tengaga kesehatan
yang memegang program penyimpanan ini tidak sesuai dengan
kompetens di bidangnya.sehingga tujuan memungkinkna bekerja
secara efektif dalam mencapai tujuan terlaksana dengan baik,.

6.3 Pelaksanaan Program BMHP


Perencanaan dan pengorganisasian tidak akan berarti bila
tidak didikuti dengaan pelaksanaan kerja. Berdasarkan informasi dari
petugas penyimpanan isntalasi farmasi bahwa pelaksanaan kegiatan
dilapangan mengacu kepada rencana pelaksanaan kegiatan yang telah
disusun pada RPK. Pada tahun 2019 sampai bulan Desember 2019
pelaksanaan program berjalan sesuai RPK yang disusun pada awal
tahun .

31
Proses Implemantasi program dalam pelaksanaan kegiatan
lapangan program penyimpanan BMHP,petugas melibatkan program
lain diantaranya pendistribusian, penerimaan dan jugapetugas farmasi
puskesmas serta tenaga medis di puskesmas.Tim ini turun kelapangan
secara bersama dan melaksanakan kegiatan sesuai bidangnya yang
berhubungan dengan penyimpanan BMHP,Obat dan juga alkes. Semua
kegiatan yang direncanakan telah dapat dilaksankan sesuai dengan
perncananan , seperti berikut :
a. Stok opname : untuk mengetahui stok dan ketersediaan obat
dan BMHP serta alkes di instalasi farmasi.
b. Penyususnan Obat : menyusun BMHP dan obat serta Alkes
sesuai dengan fungsinya serta memisahkan obat gol
Psikotropika dan narkotik.
c. Bon Obat : melayani petugas farmasi puskesmas dalam
pengambilan obat ke instalasi farmasi seseuai dengan
permintaan petugas puskesmas.

6.4 Monitoring dan Evaluasi Program BMHP

Pemantauan dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen


untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program (Notoatmodjo,
2007). Pemantauan dilaksanakan secara berkala dan terus menerus,
untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam pelaksanaan
kegiatan yang telah direncanakan, supaya dapat dilakukantindakan
perbaikan segera. Evaluasi dilakukan setelah suatu jarak- waktu
(interval) lebih lama, biasanya setiap 6 bulan sampai dengan 1 tahun.
Dengan evaluasi dapat dinilai sejauh mana tujuan dan target yang telah
ditetapkan sebelumnya dicapai. Dalam mengukur keberhasilan
tersebut diperlukan indikator. Hasil evaluasi sangat berguna untuk
kepentingan perencanaan dan pengembangan program(Kemenkes RI,
2011).
32
Masing-masing tingkat pelaksana program (fasyankes,
Kabupaten/Kota, Propinsi, dan Pusat) bertanggung jawab
melaksanakan pemantauan kegiatan pada wilayahnya masing-masing.
Seluruh kegiatan harus dimonitor baik dari aspek masukan (input),
proses, maupun keluaran (output). Cara pemantauan dilakukan dengan
melaksanakan menelaah laporan, pengamatan langsung dan
wawancara dengan petugas pelaksana maupun dengan masyarakat
sasaran (Kemenkes RI, 2011).
InstalasiFarmasi melakukan monitoring dan evaluasi
dilaksanakan setiap 3 bulan oleh ke puskesmas yang ada di kabupaten
kepulauan mentawai, sekaligus melakukan kegiatan pendistribusian
obat,BMHP dan juga alkes ke puskesmas.
Monitoring Berdasarkan hasil kegiatan yang dikirim atau
dilaporkan per 1 ( satu ) bulan sekali yaitu :
a. Laporan pemegang farmasi puskesmas ke instalasi Farmasi
Kabupaten
b. Laporan Instalasi Farmasi ke dinas Kesehatan kabuaten
c. Pelaporan Dinas Kesehatan Ke Dinas Kesehatan provinsi

33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

PENUTUP
A. Kesimpulan

Instalansi Farmasi dan Alat Kesehatan ( INFALKES ) adalah tempat yang


di gunakan untuk menyimpan, mendistribusikan sediaan Farmasi ke
Instansi - instansi Kesehatan milik pemerintah. Tugas pokok Instalansi
Farmasi dan Alat Kesehatan yaitu melaksanakan pengelolaan, penerimaan,
penyimpanan dan pendistribusian perbekalan Farmasi dan peralatan
kesehatan yang di perlukan dalam rangka pelayanan
kesehatan ,pencegahan dan pemberantasan penyakit, di Puskesmas/ RS.

B. Saran
1. Sebaiknya Instalansi Farmasi dan Alat Kesehatan ( INFALKES ) di wilayah
masing - masing pada bagian gudang penyimpanan sediaan farmasi dan Alkes
lebih di tingkatkan kebersihan agar kesehatan terjaga.
2. Menambah luas Instalasi Farmasi dan Alat Kesehatan Kabupaten Kepulauan
Mentawai sehingga tempat penyimpanan lebih efisien.

34
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,


Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Sulaiman, T. N. S., 2007, Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet, 197-
215Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Sulistyaningrum, Indriyati Hadi, M. Djatmiko, dan Sugiyono., 2012,
Uji SifatFisik Dan Disolusi Tablet Isosorbid Dinitrat 5 Mg Sediaan
Generik Dan Sediaan Dengan Nama Dagang Yang Beredar Di
Pasaran,Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16, No. 1 – Maret
2012, hlm. 21 – 30.
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia., 1979, Farmakope Indonesia EdisiIII,
Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indoesia.
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia., 1995, Farmakope Indonesia EdisiIV,
Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indoesia 336-368
Brahim, R., 2002, Kajian Penggunaan Obat Generik Berlogo, Jurnal Farmasi
Indonesia Tahun I, I, hal 38-40
Alegantina , Sukmayati., Ani Isnawati., 2015, Profil Disolusi Tablet
Amlodipindan Perbandingan Kadar Dua Produk Generik dengan Produk
Inovator,Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol.5 No.1-Feb., 2015:11-18.p-
ISSN: 2085-675X.e-ISSN: 2354-8770
Anonim., 2004, Pedoman Uji Bioavailabilitas, (online),
(http://www.POM.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/HK.0005.3.1 81
8.pdf.BPOM RI, Jakarta, diakses 25 november 2015).
Anonim., 2006, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi, Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik., Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta.
Fadholi, Achmad., 2013, Disolusi Dan Pelepasan Obat In Vitro, Pustaka Pelajar :
Yogyakarta, Hal 2-4
Gandjar, I.G. dan Rohman, A., (2007), Kimia Farmasi Analisis, Cetakan II.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar, Hal. 246
Goodman LS, Gilman A., 2007, Dasar Farmakologi Terapi Ed.10 Vol.2.
Jakarta: EGC.
Hadisoewignyo, L., Fudholi, A., 2013, Sediaan Solida, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Harianto, Sabarijah W., Fitri Transitawuri., 2006, Perbandingan Mutu Dan
HargaTablet Amoksisilin 500 Mg Generik Dengan Non Generik Yang
Beredar Di Pasaran,Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No.
3,Desember 2006, 127 – 142,ISSN : 1693-98
Hosiana, V., M.H Mukhtar, N. Wahid., Ujicoba antimikroba secara invivo
danstudi farmakokinetik amoksisilin generic dan merek dagang,
JurnalSains dan Teknologi Farmasi Vol. 5, No 1, 2000, hal 5
Irawan, E.D dan Fudholi, A., 2009, Optimasi Chitosan, Natrium Karboksi
MetilSeulose dan MagnesiumStearat sebagaiMuchoadhesive Tablet
Captopril, Majalah Farmasi Indonesia, 20 (4), 231-238.
Katzung, G.B., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, buku 1, 269-271, Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Salemba
Medika, Jakarta.
Katzung, Bertram G., 1998, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi VI, Jakarta:
EGC.
Khan K., A., 1975, The Concept of Dissolution Efficiency, J.Pharmacy
Pharmacology, Vol 27.
Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerjemah A.Saptoraharjo.,
Cetakan Pertama, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Hal. 216-217.
Lacey, L., A., and Kaya H., K., 2000, Field Manual of Techniques
inIntervetebrate Pathology. 1st Edition. USA: Springer Sciences
+Business Media, B.V.
Martin, A., Swarbriek,J., Cammarata,A.,1983, Farmasi Fisik, Dasar-Dasar
KimiaFisika Dalam Ilmu Farmasetik, diterjemahkan oleh Yoshita,
ed.3,Universitas Indonesia Press, Jakarta. Hal. 845-848
Moffat AC, Osselton MD, Widdop B., 2004, Clarke’s Asnslysis of Drug
andPoisons.3th ed.London: Pharmaceutical Press.
Parinduri, Fatimah, 2009, Penetapan Kadar Kaptopril dalam Sediaan
Tabletdengan Nama Dagang dan Generik Secara Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi, Universitas Sumatera Utara, Medan, Skripsi.

Pharmacopeia USP., 2007, The National Formulary, Edition 30, United States
ofPharmacopeial Convention, Page.1321-1322.
....
Pratiwi, Melinda dan Lannie Hadisoewignyo., 2010,Optimasi formula tablet
lepaslambat Captopril menggunakan metode desain
factorial,MajalahFarmasi Indonesia, 21(4), 285 – 295, 2010
Rahardja T., 2002, Obat-Obat Penting Edisi V, Jakarta: Gramedia
Rahman, L., Prajapati, B.G., Patel,H.V., & Patel, K.M., 2007, Design and
TabletLepas Lambat Teofilin ang Dibuat dengan Sistem Mengapung
dan Mengambang, Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol 13(3), 61-
63
Raini, Mariana, Daroham Mutiatikum, Pudji Lastari., 2010,Uji Disolusi
DanPenetapan Kadar Tablet Loratadin Inovator Dan Generik
Bermerek,Media Litbang Kesehatan Volume XX Nomor 2 Tahun
2010
Rhoihana, D, 2008,Perbandingan Availibilitas In Vitro Tablet
MetronidazolProduk Generik dan Produk Dagang, Universitas
MuhammadiyahSurakarta, Surakarta, Skripsi.
Shargel, L., Yu., 1988, Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan,
diterjemahkan oleh Fasich, Siti Sjamsiah, Edisi 2, Surabaya:
Airlangga University Press.
Shargel, L., Yu, A., and Wu, S., 2005, Applied Biopharmacuetics
andPharmakokinetics, 5th Ed, 453-491, Mc. Graw. Hill, Singapore.
SKOOG, D.A., and D.M., WEST. 1971, Principles of instrumental analysis,Holt,
Rinehart and Winston, Inc, New York.
Syamsuni, A.H., 2007, Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Halaman 61.
Syukri, Y., 2002, Biofarmasetika, UII Press: Jogjakarta.
The United States of Pharmacopeia XXXIV, The National Formulary 23.,2005
United States of Pharmacopeial Convention Inc., Mack
PublishingCo., Easton
Undang-Undang No.14 Tahun 2001, Tentang Paten
USP 32 – NF 27, 2009, United States Pharmacopeia and The NationalFormulary,
Rockville (MD): The United States PharmacopeialConvention.
6

Anda mungkin juga menyukai