Laporan Magang Yeeeeeeeessssssss
Laporan Magang Yeeeeeeeessssssss
LAPORAN MAGANG
Oleh :
Priyono
NIM.1603172
Pembimbing :
Oleh :
Priyono
NIM.1603172
Padang, 2020
Telah disetujui oleh :
i
TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM
PENYIMPANAN BARANG MEDIS HABIS PAKAI INSTALASI FARMASI
KABUPATEN KEPULAUANMENTAWAI TAHUN 2019
Oleh :
Priyono
NIM.1603172
Laporan Magang ini telah diseminarkan di depan Tim Penguji Seminar Magang
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Pada tanggal, 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Padang, 2020
Menyetujui
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan
1. Bapak Prof. Dr. Syamsul Amar , B.MS Pembina Yayasan Stikes Syedza
Saintika Padang.
2. Bapak Drs. H. Hasrinal, Amd. Kep, M.M Ketua Stikes Syedza Saintika
Padang.
7. Bapak dan Ibu Pegawai Tata Usaha Isntalasi Farmasi yang telah
membantu dalam menyediakan data-data yang diperlukan.
8. Bapak dan Ibu Tenaga Farmasi yang telah membantu dalam menyusun
laporan ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB IV PEMBAHASAN
6.1 Perencanaan (Planning)....................................................................29
6.2 Pengorganisasian..............................................................................31
6.3 Pelaksanaan......................................................................................31
6.4 Monitoring dan Evaluasi..................................................................32
Lampiran 1. POA
Lampiran 3. Absen
Lampiran 6. Dokumentasi
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pengadaanobatadalahsalahsatuaspekpentingdanmenentukandalampengel
olaanobat.PenyimpananObatdiaturberdasarkanUndang-undangRepublik
Indonesia No. 36 tahun 2009 tentangkesehatan, Undang-undangRepublik
Indonesia No.35 tahun 2009 tentangnarkotika, Undang-undangRepublik
Indonesia No. 5 tahun 1997 tentangpsikotropika,Undang-undangRepublik
Indonesia No. 51 tahun 2009 tentangPekerjaanfarmasi.
Tujuanpengadaan obatadalah tersedianya obatdengan jenisdanjumlah
yang cukupsesuaidengankebutuhandenganmutu yang terjaminsertadapat di
perolehpadasaat yang diperlukan.Untukmencapaitujuantersebut, perencanaan
yang
merupakansalahsatufungsidaripengelolaanobatharusdilaksanakansebaikmung
kinsehinggaobatyangtelahdirencanakansesuaidengankebutuhan,
tepatsasarandantepatguna.Untukmendukunghalini,
perencanaanobatsecaraterpaduantaraobatuntukpelayanankesehatandasar deng
anobat programmerupakanlangkah yang harusdilakukan agar
tidakterjaditumpangtindihdalamperencanaandan pengadaanobat di
sectorpublik.KeberadaanInstalasifarmasi
KabupatenKepulauanMentawaisangatlahberartikarena Instalasi
Farmasiinimemudahkanpuskesmas se
KabupatenKepulauanMentawaiuntukmemperolehperbekalanfarmasidanalatke
sehatanuntukpelayanankesehatan, pencegahandanpemberantasanpenyakit di
wilayahkerjamasing-masing Puskesmas.Sebagaiseorang
yangmenekunidibidangkesehatankhususnyafarmasihendaklahmengetahuigam
baranumum. StrukturorganisasitugaspokokdanfungsiInstalasifarmasi
Kab/Kota, agar kelaksaatkitabekerja di
instalasiserupatidakmengalamikesulitan-kesulitandalammelakukanaktifitas.
Kurangnyapengetahuantentangpenyimpanan ObatdanBMHP yang sesuai
Standar Operation Prosedur (SOP)
inikhususnyapetugasGudangFarmasidisebabkankarenakurangnyainformasi
yang didapatnyatentang Standar Operation Prosedur (SOP)
penyimpananobatdan Barang Medis Habis Pakai (BMHP).
TINJAUAN PUSTAKA
6
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota , dimana obatnya dikelola satu
pintu di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota. Dengan tersedianyaobat dan
perbekalan yang cukup dapat meningkatkan layanan di Puskesmas.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki 12
Puskesmas, dimana dalam rangka memenuhi kebutuhan obat, BMHP dan
reagensianyadilaksanakan distribusi obat dan perbekalan kesehatan
setiap tiga bulan yang diantarkan langsung oleh Instalasi
FarmasiKabupaten Kepulauan Mentawai kePuskesmas. Selain distribusi
rutin juga ada distribusi insidentil yaitu untuk obat-obat tertentu yang
mengalami kekosongan, dijemput oleh masing-masing Puskesmas atau
dikirim langsung melalui kapal ke Puskesmas yang bersangkutan. Agar
pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan di Puskesmas dan
jaringannya sesuai dengan standar yang berlaku dan terwujudnya
penggunaaan obat secara rasional.
2.2.2 Masyarakat
Pengelolaan obat yang baik melalui penerapan Cara Distribusi Obat
yang Baik di UPTD. Instalasi FarmasiKabupaten/Kota akan berdampak
pada terjaminnya keamanan, khasiat dan mutu obat yang beredar
sehingga dapat memberikan manfaat bagi
kesehatan.MasyarakatKabupatenKepulauan Mentawai yang berobat ke
Puskesmas dapat memperoleh obat esensial dan perbekalan kesehatan
yang terjamin keamanan, mutu dan khasiatnya agar tercapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
b. Menurut R Teryy
a. Kepemimpinan
c. Sistim manajemen
Sistim manajemen merupakan sistim yang di susun untuk
mencapai tujuan dan arah organisasi secara efektif dan efesien.
d. Pendekatan proses
f. Pengambilan keputusan
a. Perencanaan ( Planning )
lingkupnya.
tingkat keberhasilannya.
yang ada.
10
b. Pengorganisasian ( Organising )
11
mungkin di temukan.
Gambar 1. FotoInstalasiFarmasidanAlatKesehatan
13
3.1.2Sumber Daya Instalasi
2. Misi
a. Menjaga ketersediaan Obat dan Perbekalan di Puskesmas dan
Jaringannya.
b. Memberikan pelayanan prima terhadap Puskesmas dan Jaringannya.
c. Ikut berperan serta dalam mewujudkan masyarakat yang sehat
d. Membantu pembangun koordinasi lintas sector dalam menggerakkan
pembangunan kesehatan di semua wilayah Kabupaten
KepulauanMentawai.
14
Uraian tugas (tupoksi) AA menurut Permenkes RI No.
376/MENKES/PER/V/2009 tentang petunjuk teknis jabatan fungsional, Asisten
Apoteker dan Angka Kreditnya. Tugas Pokok Melaksanakan penyiapan pekerjaan
kefarmasian meliputi; penyiapan rencana kerja, kefarmasian, penyiapan
pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinik.
15
16
6. Data perencanaan yang memuat spesifikasi obat, seperti kemasan,
volume, harga, disusun oleh Pejabat Pelaksana Teknisi Kegiatan
( PPTK ) dan disetujui oleh Pejabat Pelaksana Kegiatan ( PPK )
untuk kemudian diserahkan kepada Pejabat Pengadaan untuk
dilakukan proses pembelian ( e-Purchasing ) .
18
20
Tugas Pokok dan Fungsi :
a. Kepala Instalasi Farmasi
Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengadaan ,
penyimpanan, dan pendistribusian obat ke puskesmas dan
jaringannya.
b. Tata Usaha
Melaksanakan koordinasi dan pelayanan administrasi di Instalasi
Farmasi yang meliputi pengelolaan administrasi surat menyurat,
kearsipan kepegawaian, dan melaksanakan tugas lain.
21
TATA USAHA
HANNARIA,Amd.Farm
BENDAHARA
RONI
22
D. Fokus magang
Fokus mangang di sini adalah di bidang penyimpanan barang medis habis
pakai dengan kegiatan tentang penyimpanan barang medis habis pakai dan juga
Alat -alat kesehatan .program ini di kelola oleh penanggung jawab penyimpanan
obat dan Alkes di Instalasi Farmasi.
23
membuat rician kegiatan dari awal tahun januari 2019 sampai dengan
desember 2019 rumukan kegiatan di sampaikan di lokmin bulanan dan di
ajukan pimpinan dan bendahara, semua kegiatan di rekap dan di bahas di loka
karya mini lintas sektor.setelah mencapai kesepakatan POA tersebut di kirim
ke dinas kesehatan dandi setujui dan di sahkan oleh satuan kerja dinas
kesehatan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan program penyimpanan BMHP,
Obat dan juga alat kesehatan di Instalasi Farmasi.sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan program penyimpanan tahun 2019 ,
b. Analisasituasi
24
25
Tabel 2.6POA Program Intalasi Farmasi Tahun 2019
26
Struktur Organisasi Penyimpanan BMHP, Obat dan alkes
Instalasi Farmasi Kepulauan Mentawai sebagai berikut :
HANNARIA,Amd.Farm
BENDAHARA
ANGGOTA
AMBAR WIRATMI,S.Si,Apt
27
Tugas Pokok dan Fungsi :
a. Kepala Instalasi Farmasi
Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengadaan ,
penyimpanan, dan pendistribusian obat ke puskesmas dan
jaringannya.
b. Tata Usaha
Melaksanakan koordinasi dan pelayanan administrasi di Instalasi
Farmasi yang meliputi pengelolaan administrasi surat menyurat,
kearsipan kepegawaian, dan melaksanakan tugas lain.
c. Penanggung Jawab Penyimpanan
Bertanggung jawab dalam hal penerimaan dan penyimpanan obat
dan BMHP yang masuk maupun keluar dari Instalasi Farmasi.
28
b. Penyususnan Obat : menyusun BMHP dan obat serta Alkes
sesuai dengan fungsinya serta memisahkan obat gol
Psikotropika dan narkotik.
BAB IV
PEMBAHASAN
29
sebagai suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup keputusan-
keputusan atau pilihan- [ilihan berbbagai altrnatif penggunaan sumber
daya untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu pada masa yang akan datang.
Untuk mencapai kegiatan yang bermutu dan berkualitas maka kita perlu
mengadakan perencanaan dalam melkukan kegiatan ( Fathoni, 2010).
Berdasrkan pembahasan diatas, perencanaan yang baik merupakan
perencanaan yang memiliki sifat memilih kegiatan yang tepat untuk
dilakukan, memperhatikan sumbr daya, memiliki tujuan dan waktunya
jelas atau bersifat SMART ( Sepesific, Measurable, Achicyable, realistic
and Timely).
30
3. Achievable ( tujuan yang jelas )
Tujuan dari kegaitan ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan petugas farmasi tentang pengelolaan Obat dan barang
medis habis pakai yang benar:
4. Realistic (memperhatikan sumber daya )
Reliistic yang dimaksud yaitu sanggup dilakukan dan memamfaatkan
sumber daya yang ada, Sumber daya disini mencakup sumber daya
manusia dan sumber daya keuangan.
5. Timely ( waktu yang jelas )
Pada Perncanaan telah ditentukan waktu pelakasanan kegiatan
program penyimpanan BMHP dengan baik, tetapi belum spesific.
Perencanaan ini memiliki kelemahan yaitu jadwal tertulis hanya bulan
sehinngga pelaksanaan perencanaan kurang teratur
31
Proses Implemantasi program dalam pelaksanaan kegiatan
lapangan program penyimpanan BMHP,petugas melibatkan program
lain diantaranya pendistribusian, penerimaan dan jugapetugas farmasi
puskesmas serta tenaga medis di puskesmas.Tim ini turun kelapangan
secara bersama dan melaksanakan kegiatan sesuai bidangnya yang
berhubungan dengan penyimpanan BMHP,Obat dan juga alkes. Semua
kegiatan yang direncanakan telah dapat dilaksankan sesuai dengan
perncananan , seperti berikut :
a. Stok opname : untuk mengetahui stok dan ketersediaan obat
dan BMHP serta alkes di instalasi farmasi.
b. Penyususnan Obat : menyusun BMHP dan obat serta Alkes
sesuai dengan fungsinya serta memisahkan obat gol
Psikotropika dan narkotik.
c. Bon Obat : melayani petugas farmasi puskesmas dalam
pengambilan obat ke instalasi farmasi seseuai dengan
permintaan petugas puskesmas.
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Sebaiknya Instalansi Farmasi dan Alat Kesehatan ( INFALKES ) di wilayah
masing - masing pada bagian gudang penyimpanan sediaan farmasi dan Alkes
lebih di tingkatkan kebersihan agar kesehatan terjaga.
2. Menambah luas Instalasi Farmasi dan Alat Kesehatan Kabupaten Kepulauan
Mentawai sehingga tempat penyimpanan lebih efisien.
34
DAFTAR PUSTAKA
Pharmacopeia USP., 2007, The National Formulary, Edition 30, United States
ofPharmacopeial Convention, Page.1321-1322.
....
Pratiwi, Melinda dan Lannie Hadisoewignyo., 2010,Optimasi formula tablet
lepaslambat Captopril menggunakan metode desain
factorial,MajalahFarmasi Indonesia, 21(4), 285 – 295, 2010
Rahardja T., 2002, Obat-Obat Penting Edisi V, Jakarta: Gramedia
Rahman, L., Prajapati, B.G., Patel,H.V., & Patel, K.M., 2007, Design and
TabletLepas Lambat Teofilin ang Dibuat dengan Sistem Mengapung
dan Mengambang, Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol 13(3), 61-
63
Raini, Mariana, Daroham Mutiatikum, Pudji Lastari., 2010,Uji Disolusi
DanPenetapan Kadar Tablet Loratadin Inovator Dan Generik
Bermerek,Media Litbang Kesehatan Volume XX Nomor 2 Tahun
2010
Rhoihana, D, 2008,Perbandingan Availibilitas In Vitro Tablet
MetronidazolProduk Generik dan Produk Dagang, Universitas
MuhammadiyahSurakarta, Surakarta, Skripsi.
Shargel, L., Yu., 1988, Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan,
diterjemahkan oleh Fasich, Siti Sjamsiah, Edisi 2, Surabaya:
Airlangga University Press.
Shargel, L., Yu, A., and Wu, S., 2005, Applied Biopharmacuetics
andPharmakokinetics, 5th Ed, 453-491, Mc. Graw. Hill, Singapore.
SKOOG, D.A., and D.M., WEST. 1971, Principles of instrumental analysis,Holt,
Rinehart and Winston, Inc, New York.
Syamsuni, A.H., 2007, Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Halaman 61.
Syukri, Y., 2002, Biofarmasetika, UII Press: Jogjakarta.
The United States of Pharmacopeia XXXIV, The National Formulary 23.,2005
United States of Pharmacopeial Convention Inc., Mack
PublishingCo., Easton
Undang-Undang No.14 Tahun 2001, Tentang Paten
USP 32 – NF 27, 2009, United States Pharmacopeia and The NationalFormulary,
Rockville (MD): The United States PharmacopeialConvention.
6