Revisi Ke 6 Dari Pembimbing - Magang Lenggo
Revisi Ke 6 Dari Pembimbing - Magang Lenggo
LAPORAN MAGANG
Oleh:
PUTRI LENGGOGENI
NIM: 1703122
Pembimbing:
Annisa Novita Sary. M. Kes.
Christanti Natalya .SKM
Penulisan laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam
Penulisan laporan magang ini tidak terlepas dari bantuan yang diberikan
oleh berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
2. Drs. H. Hasrinal, A. Md., Kep., Mm. Selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
i
4. Christanty Natalya, SKM selaku Pembimbing Lapangan yang telah
7. Ibu, Suami dan anak anakku tercinta yang menjadi penyemangat dan selalu
disebutkan di atas, mendapat pahala serta balasan dari Allah SWT. Sebagai
laporan ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kesalahan yang harus
diperbaiki. Oleh sebab itu, penulis mohon kritik dan sarannya agar laporan ini
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBARPENGESAHAN...............................................................................i
KATAPENGANTAR........................................................................................iii
DAFTARISI.......................................................................................................vi
DAFTARLAMPIRAN......................................................................................viii
BABIPENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................4
C. Manfaat...................................................................................................4
D. RuangLingkup.........................................................................................5
BAB IITINJAUANPUSTAKA.........................................................................6
A. PengertianSampah...................................................................................6
B. JenisSampah............................................................................................6
C. PengelolaanSampah................................................................................7
D. PengelolaanSampahterpadu....................................................................8
E. KebijakanPengelolaanSampah................................................................9
F. LingkupPengelolaanSampah...................................................................10
G. PelaksanaanPengelolaanSampah.............................................11
H. FungsiManajemen...................................................................11
1. Perencanaan 11
2. PengorganisasianProgramKesehatan................................................14
3. Pelaksanaan.......................................................................................18
4. MonitoringdanEvaluasi.....................................................................20
BAB IIIHASILKEGIATAN.............................................................................27
A. Gambaran Dinas Lingkungan HidupdanKebersihan..............................27
1. GambaranUmum...............................................................................27
2. VisidanMisi 29
3. StrukturOrganisasi.............................................................................30
4. Susunan KepegawaiandanKelengkapan............................................31
iii
5. Struktur Organisasi dan Pengeloaan Program Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
MentawaiTahun2019.........................................................................34
6. Tugas PokokdanFungsi.....................................................................37
B. GambaranBidangKebersihan..................................................................37
C. FokusMagang..........................................................................................38
1. Perencanaan Kegiatan ProgramPengelolaan Sampah.......................38
2. Pengorganisasian Kegiatan ProgramPengelolaanSampah................40
3. Pelaksanaan KegiatanProgramPengelolaanSampah.........................41
D. Monitoring dan Evaluasi KegiatanProgramPengelolaanSampah...........43
BABIVPEMBAHASAN....................................................................................45
A. Perencanaan KegiatanProgramPengelolaanSampah...............................45
B. Pengorganisasian Kegiatan ProgramPengelolaanSampah......................47
C. Pelaksanaan KegiatanProgramPengelolaanSampah...............................47
D. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan ProgramPengelolaanSampah..........48
BABV PENUTUP..............................................................................................50
A. Kesimpulan.............................................................................................50
B. Saran........................................................................................................50
KEPUSTAKAAN..............................................................................................51
LAMPIRAN.......................................................................................................53
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 Dokumentasi.....................................................................................53
v
DAFTAR TABEL
Tabel3.1 Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan MentawaiTahun2019...............31
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar3.1 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan MentawaiTahun2019..............................31
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di
dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, terdapat dalam ruang dimana
manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidupnya serta kesejahteraan
manusia. Lingkungan hidup ialah ruang yang ditempati suatu makhluk hidup
bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya tumbuhan, hewan,
manusia dan jasad renik menempati ruang tertentu (Muhammad Akib, 2014).
Paradigma hidup menjelaskan empat faktor yang mempengaruhi status
kesehatan individu atau kelompok masyarakat. Keempat faktor tersebut bisa
dikaitkan dengan faktor determinan (penentu) timbulnya gangguan kesehatan
pada individu atau kelompok masyarakat. Keempat faktor tersebut adalah faktor
perilaku atau gaya hidup (life style), faktor lingkungan (politik, ekonomi, sosial,
budaya, fisik, kimia, dan sebagainya), faktor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan,
kelengkapan, mutu, dan sebagainya), dan faktor genetik (keturunan). Keempat
faktor saling berinteraksi satu sama lain secara dinamis dan berpengaruh terhadap
kesehatan (well being) perorangan atau kelompok masyarakat. Di antara keempat
faktor tersebut, faktor lingkungan adalah faktor determinan yang terbesar dan
paling sulit ditanggulangi. Faktor berikutnya adalah faktor perilaku atau life style.
Faktor lingkungan dianggap lebih Pengantar Kesehatan Lingkungan dominan
pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat dibandingkan dengan faktor perilaku
karena kompleksnya faktor lingkungan yang bisa mempengaruhi kesehatan
manusia (eksploitasi lingkungan). Munculnya faktor ini juga berkaitan dengan
faktor gaya hidup, perilaku, atau ulah manusia yang merusak lingkungannya
(Muhammad Ikhtiar,2017).
Menurut Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah
B3) adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan, merusak lingkungan hidup, dan/atau dapatmembahayakan
1
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Permasalahan mengenai pengelolaan limbah dapat berdampak pada
pencemaran lingkungan. Proses pencemaran industri limbah B3 terutama di
industri kereta api dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Proses
secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni
sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau
mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak
langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun tanah, sehingga
menyebakan pencemaran. Pencemaran ada yang langsung terasa dampaknya,
misalnya berupa gangguan kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan
dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit kronik). Alam memiliki
kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery), namun alam
memiliki keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemaran akan
berada di alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada
manusia, material, hewan, tumbuhan dan ekosistem (Ginting,2007).
Menurut Riyanto (2013) mengatakan sebuah benda yang berbahaya adalah
material yang boleh jadi menghadirkan bahan berbahaya bagi kehidupan
organisme, matrial, bangunan, atau linkungan karena ledakan atau bahaya
kebakaran, korosi, keracunan bagi organisme, maupun akibat yang
menghancurkan. Limbah berbahaya merupakan substansi/zat berbahaya yang telah
dipisahkan/dibuang, tak diacuhkan, dilepaskan, atau direncanakan sebagai matrial
limbah, atau sesuatu yang bias jadi berhubungan dengan zat lain menjadi
berbahaya.
Salah satu daerah rata-rata kemampuan ekonominya tinggi adalah
Sumatera Barat. Dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan transportasi membuat
sifat konsumtif masyarakat di Sumatera Barat cukup tinggi. Tidak terkecuali
daerah Kepulauan Mentawai. Mentawai merupakan daerah kepulauan yang
sedang berkembang di Sumatera Barat. Transportasi yang semakin mudah menuju
Mentawai menjadi salah satu faktor berkembangnya daerah tersebut. Kabupaten
Kepulauan Mentawai terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan. Kecamatan yang
9
menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah Sipora
Utara. Sipora Utara terdapat 6 (enam) desa, yaitu Desa Tua Pejat, Sipora Jaya,
Sidomakmur, Bukit Pamewa, Goisooinan dan Betumonga. Desa Tua Pejat adalah
Ibu kota Kepulauan Mentawai. Seperti ibu kota pada umumnya Desa Tua Pejat
adalah daerah yang Paling maju di Kepulauan Mentawai (Laporan Tahunan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai,2019).
Sebagai salah satu desa berkembang Tua Pejat juga tidak luput dari
masalah sampah. Dilaporkan pada tahun 2018, sampah rumah tangga di desa Tua
Pejat cukup banyak dan tidak terkelola dengan baik. Hal ini menimbulkan dampak
negatif bagi masyarakat dan lingkungan desa Tua Pejat. Dampak yang
ditimbulkan berupa gangguan bau busuk, merusak estetika pemandangan, serta
menjadi sumber penularan penyakit. Kondisi ini terjadi antara lain karena
kemampuan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai untuk pengadaan sarana prasarana persampahan yang dapat melayani
kebutuhan yang ada masih terbatas (Laporan Tahunan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai,2019).
Sampai saat ini ada tiga program yang sudah dijalankan oleh pihak DLHK
dalam menangani masalah limbah tersebut, yaitu menetapkan lokasi tempat
penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat
pemrosesan akhir sampah. Hanya saja tempat ini masih bersifat sementara. Oleh
sebab itu ke depannya DLHK berharap kerja sama yang baik dengan masyarakat
setempat mengatasi masalah limbah ini demi kebaikan bersama yaitu menemukan
tempat pembuangan akhir yang bersifat permanent. Belum maksimalnya fasilitas
dan anggaran, membuat program ini cukup menyita waktu agar mendapatkan hasil
yang diinginkan dalam hal ini tercapainya lingkungan yang bersih dan sehat.
(Laporan Tahunan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai, 2019).
1
0
Berdasarkan deskrisi di atas penulis merasa penting untuk mengetahui
bagaimana Program Pengelolaan Sampah di Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua Pejat Tahun 2020. Hal
inilah yang menjadi alasan penulis mengambil judul ini”.
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Tujuan dari penulisan laporan magang ini adalah untuk mengetahui
Tinjauan Program Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup
dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua Pejat Tahun 2020.
2. TujuanKhusus
a. Mengetahui perencanaan Program Pengelolaan Sampah di Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua Pejat Tahun
2020.
b. Mengetahui pengorganisasian Program Pengelolaan Sampah di Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua
Pejat Tahun2020.
c. Mengetahui pelaksanaan Program Pengelolaan Sampah di Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua Pejat Tahun
2020.
d. Mengetahui monitoring dan evaluasi Program Pengelolaan Sampah di Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua
Pejat Tahun2020.
C. Manfaat
Adapun maanfaat dari penulisan laporan ini adalah :
1. Bagimahasiswa.
Diperolehnya cara-cara merencanakan, merumuskan dan melaksanakan
berbagai program yang kreatif dan inovatif di institusi.
2. Bagi ProgramStudi.
Sebagai tambahan referensi bagi peningkatan atau perluasan kerjasama
dengan stakeholder.
1
1
3. Bagi institusi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai.
Diharapkan dapat menambah masukan dan bahan pertimbangan dalam
membuat berbagai keputusan dan kebijakan oleh para pejabat/eselon dan
mengimplementasikan khususnya di Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
D. Ruang Lingkup
Pelaksanaan magang dilaksanakan dari tanggal 2 Maret 2020 sampai
dengan 28 Maret 2020 di Bidang Kebersihan Seksi Pengelolaan Sampah dan
Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai. Kegiatan ini diawali dengan mengetahui gambaran Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai, dilanjutkan dengan Tinjauan Program Pengelolaan Sampah
di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai
Tahun 2020. Dengan melihat dari unsur manajemen melalui Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC).
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PengertianSampah
B. Jenis Sampah
Menurut Sejati (2009) sampah dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Sampah organik atau basah
Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti
daun-daunan, sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, sisa buah. Sampah
jenis ini dapat terdegradasi (membususk atau hancur) secara alami.
b. Sampah anorganik atau kering
Sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terdegradasi secara alami.
Contohnya : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, kaca.
c. Sampahberbahaya
Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia. Contohnya : baterai, jarum
suntik bekas, limbah racun kimia, limbah nuklir. Sampah jenis ini memerlukan
penanganan khusus.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah, jenis sampah yang dikelola terdiri atas:
6
a. Sampah rumahtangga
Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak
termasuk tinja dan sampah spesifik.
b. Sampah sejenis sampah rumahtangga
Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ataufasilitas lainnya.
c. Sampahspesifik
Sampah yang mengandung B3, limbah B3, sampah yang timbul akibat
bencana, puing bongkaran bangunan, sampah yang secara teknologi belum dapat
diolah dan atau sampah yang timbul secara tidak periodik
C. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk
menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir (Sejati,
2009). Kegiatan penanganan sampah seperti yang dimaksud dalam Pasal 22
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, meliputi :
a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan atau sifatsampah;
b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampahterpadu;
c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan atau dari
tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan
sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesanakhir;
d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah
sampah;
e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secaraaman.
7
D. Pengelolaan Sampah Terpadu
Menurut Swadaya (2008), konsep dari pengelolaan sampah terpadu terdiri
dari beberapa tahapan, yakni cegah atau reduce (mencegah atau meminimalisir
penggunaannya), reuse (memperpanjang masa pemakaian atau memanfaatkan
kembali), recycle (mendaur ulang sampah menjadi barang baru),energy recovery
(menangkap energi yang ada pada sampah atau menjadikan sampah sebagai
sumber energi alternatif), disposal (membuang sampah merupakan alternatif
terakhir jika memang segala cara yang sudah disebutkan tadi telah dioptimalkan).
Berikut ini merupakan pengolahan sampah terpadu yang dapat dilakukan
masyarakat.
a. Integrated RubbishManaging
Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu merupakan sistem yang
mengkombinasikan berbagai cara pengelolaan sampah seperti daur ulang,
recycling center, pengomposan, perubahan imagepemulung, pembuatan
kerajinan sampah, sampai dengan pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah (Sejati, 2009).
b. Sistem Node, Sub Point, danCentre
Point Sistem ini merupakan inovasi dari sistem pengolahan sampah secara
terpadu dan profesional caranya dengan melakukan pembagian area
berdasarkan centre, sub point, dan node.Pengolahan yang dimaksud di sini
adalah mengubah sampah-sampah organik yang telah dikumpulkan
menjadi bahan daur ulang yang siap dipakai (Sejati, 2009).
c. Pengelolaan Sampah dengan Sistem Mandiri danProduktif
Pengelolaan sampah yang melibatkan peran serta masyarakat untuk
bersama-sama mengelola sampah. Sistem ini menekankan kemandirian
masyarakat dalam mengelola sampah yang mereka hasilkan, dan tidak
harus selamanya bergantung dari Pemerintah. Terkait dengan
pemberdayaan masyarakat maka diperlukan beberapa hal penting
diantaranya menumbuhkan inisiatif lokal, menguatkan partisipasi
masyarakat, membangun kerjasama dengan stakeholders (Sejati, 2009).
8
Selain itu sistem ini menekankan pada pentingnya memilah dari rumah
tangga, yaitu dengan tiga kantong tempat sampah. Setiap rumah tangga
memisahkan sampah sesuai jenisnya, seperti sampah plastik, kertas, dan
kaleng. Sampah bungkus atau sachet dimanfaatkan menjadi produk daur
ulang seperti tas, dompet, tempat koran. Sampah anorganik lainnya bisa
dijual. Sampah organik yang dihasilkan selanjutnya dimasukkan ke dalam
tong atau gentong untuk dijadikan kompos.
d. Pengelolaan Sampah dengan BankSampah
Bank Sampah adalah suatu tempat dimana terjadi kegiatan pelayanan
terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh teller bank sampah.
Ruangan bank sampah dibagi dalam tiga ruang atau loker tempat
menyimpan sampah yang ditabung, sebelum diambil oleh pengepul atau
pihak ketiga (Suwerda, 2012).
Pada prinsipnya pelayanan di bank sampah sama seperti di bank pada
umumnya, bedanya adalah yang ditabung ini adalah sampah. Jadi dari
rumah tangga sudah dipilah sesuai jenisnya lalu dibawa ke bank sampah
untuk ditabung. Bank sampah jugamelakukan pengelolaan sampah dengan
memberdayakan masyarakat. Masyarakat diajarkan mendaur ulang
sampah, membuat kompos sampai sampah tersebut menjadi produk yang
memiliki nilaiekonomi.
E. Kebijakan Pengelolaan Sampah
Menurut Widyatmoko (2002), bahwa kebijakan pengelolaan sampah
meliputi:
a. Penetapan instrumenkebijakan:
1) Instrumen regulasi, penetapan aturan kebijakan (beleidregels) untuk
melaksanakan kebijakan pengelolaansampah;
2) Instrumen ekonomik, penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi
beban penanganan akhir sampah (sistem insentif dandisinsentif)
b. Mendorong pengembangan konsep 4 R, yaitu: upaya mengurangi (Reduce)
memakai kembali (Re-use), mendaur-ulang (Recycling) sampah, dan
mengganti(Replace);
9
c. Pengembangan produk dan kemasan ramahlingkungan
d. Pengembangan teknologi, standart dan prosedur penanganansampah:
1) Penetapan kriteria dan standart minimal penentuan lokasi penanganan
akhirsampah,
2) Penetapan lokasi pengolahan akhirsampah,
3) Luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhirsampah,
4) Penetapan lahan penyangga (bufferzone),
5) Penetapan kriteria dan standar prasarana penanganan sementara sampah
bagi pengembang kawasanpemukiman;
e. Pengembangan program pengelolaan sampah yang meliputi, antaralain:
1) Waste to energy, yaitu pemanfaatan sampah organik sebagai sumber
energi(biogas),
2) Pengembangan produk dan kemasan ramahlingkungan,
3) Pengembangan teknik dan metoda penanganan sampah yang ramah
lingkungan (teknologi tepatguna).
F. Lingkup Pengelolaan Sampah
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008, BAB I, Bagian Kedua, pasal II,
menjelaskan tentang Pengelolaan Sampah dalah sebagai berikut:
1. Sampah yang dikelola berdasarkan Undang-Undang ini terdiriatas:
a. sampah rumahtangga;
b. sampah sejenis sampah rumah tangga;dan
c. sampahspesifik.
2. Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja
dan sampahspesifik.
3. Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud padaayat
(1) huruf b berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
4. Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cmeliputi:
a. sampah yang mengandung bahan berbahaya danberacun;
b. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya danberacun;
10
c. sampah yang timbul akibatbencana;
d. puing bongkaranbangunan;
e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau
f. sampah yang timbul secara tidakperiodik.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis sampah spesifik di luar ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan peraturan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkunganhidup.
G. Pelaksanaan PengelolaanSampah
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 18 Tahun 2008
Tentang Pengolahan Sampah, BAB III, bagian ke empat, pasal 9: Pelaksanaan
pengelolaan sampah di daerah adalah wewenang Pemerintah Kabupaten/ Kota
yang meliputi: (1) Penetapan lokasi tempat penanganan akhir sampah dengan
mengacu kriteria dan standart minimal lokasi penanganan akhir sampah. (2)
Rencana lokasi tempat pengolahan akhir sampah harus dicantumkan dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/ kota. (3) Penetapan lokasi
tempat penanganan akhir sampah dalam Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang
Daerah. (4) Menetapkan tarif retribusi sampah.
H. Fungsi Manajemen
Ada empat fungsi dari manajemen kesehatan, yaitu Perencanaan,
Pengorganisasian, Pelaksanaan, Monitoring dan evaluasi. Berikut penjelasannya
di bawahini.
1. Perencanaan
Menurut Goodwin dan Wright (2004), SMART merupakan salah satu
varian dari Multi Attribute Utility Theory (MAUT). Metode ini merupakan metode
perbandingan kuantitatif yang digunakan untuk mengkombinasikan
ketidaksamaan pengukuran dari biaya, ancaman dana keuntungan berdasarkan
masing – masing persepsi dari individual atau stakeholder. SMART merupakan
model SPPK jenis optimisasi dengan rumus analitis. Metode SMART mempunyai
makna sebagai berikut. Specific (Spesifik/Khusus) artinya memiliki targetyang
11
spesifik. Measurable (Terukur). Setelah menentukan tujuan secara spesifik, maka
langkah selanjutnya adalah mengukur progress dari tujuan spesifik yang sudah
dibuat. Achievable (Dapat tercapai). Pada poin ini perlu mengetahui bahwa target
yang telah ditentukan tersebut dapat dicapai (Achievable) artinya target ini tidak
boleh terlalu mudah, tetapi juga tidak boleh terlalu sulit. Relevant (Sesuai).
Memilih target yang relevan artinya jika target tersebut tercapai, target
tersebut tentu akan memiliki dampak. Timebound (Batas Waktu). Menetapkan
batas waktu dalam mencapai tujuan. Batas waktu ini diperlukan agar dapat
terfokus dan dapat mempersiapkan sumber dana yang diperlukan sedinimungkin.
a. PengertianPerencanaan
Batasan atau pengertian perencanaan bermacam-macam sesuai dengan
pendapat para ahli manajemen. Menurut Syamsul (2016), Pada dasarnya yang
dimaksud dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why) dan
bagaimana (how). Jadi, perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan
pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program
yangdilakukan.
Menurut Syamsul (2016), perencanaan diartikan sebagai perhitungan dan
penentuan tentang hal yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan
tertentu, dimana menyangkut tempat, oleh siapa pelaku itu atau pelaksana dan
sebagaimana tata cara mencapai itu.
b. Manfaat Perencanaan(Planning)
Menurut Syamsul (2016), perencanaan mempunyai 3 manfaat, yaitu (1)
Perencanaan dipakai sebagai alat pengawasan dan pengendalian kegiatan sehari-
hari perusahaan. Perencanaan yang telah disusun dengan baik akan memudahkan
para pelaksana untuk mengetahui bahwa tindakan tersebut menyimpang atau telah
sesuai dengan rencana. (2) Perencanaan dengan adanya perencanaan yang disusun
(tentunya sebelum suatu kegiatan dilakukan) dengan cermat dapatlah dipilih dan
ditetapkan kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan mana yang tidak. (3)
12
Perencanaan dengan adanya rencana, segala kegiatan dapat dilakukan secara tertib
dan teratur sesuai dengan tahap-tahap yang semestinya.
c. Aspek-aspekPerencanaan
Menurut Syamsul (2016), perencanaan menggunakan beberapa aspek
yakni: 1. Penentuan tujuan yang akan dicapai. 2. Memilih dan menentukan cara
yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan atas dasar alternatif yang dipilih. 3.
Usaha-usaha atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan atas
dasar alternative yang dipilih.
d. Macam-macam Perencanaan dalamOrganisasi
Menurut Syamsul (2016), menjelaskan bahwa perencanaan dapat dipecah
menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Menurut JangkaWaktunya
Menurut jangka waktunya, perencanaan dapat dikelompokkan menjadi: a.
Perencanaan menengah: jangka waktu 1-2 tahun. b. Perencanaan jangka
pendek: jangka waktu 1 tahun atau kurang. c. Perencanaan jangka panjang.
jangka waktu 5 tahun atau lebih.
2) Menurut RuangLingkupnya
Menurut ruang lingkupnya, perencanaan dapat dibagi menjadi 3 macam: (a)
Perencanaan fisik, (b) Perencanaan fungsional, (c) Perencanaan menyeluruh.
Sejalan dengan pendapat Syamsul, (2016), mengklasifikasikan perencanaan
menjadi tiga jenis, yakni perencanaan strategis, taktis, dan operasional
e. Unsur-unsurPerencanaan
Menurut Syamsul (2016), Perencanaan yang baik harus dapat menjawab 6
pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan, yaitu: (1) Tindakan
apa yang harus dilakukan. (2) Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan.
(3) Dimana tindakan tersebut dilakukan. (4) Kapan tindakan tersebut dilakukan.
(5) Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut. (6) Bagaimana cara
melaksanakan tindakantersebut.
f. Langkah-Langkah Menyusun Perencanaan(Planning)
Menurut Syamsul (2016), langkah-langkah dalam menyusun perencanaan
(planning) adalah sebagai berikut:
13
1) MenetapkanSasaran
Kegiatan perencanaan dimulai dengan menetapkan apa saja yang ingin
dicapai oleh organisasi, tanpa dasar yang jelas, sumber daya yang ada akan
meluas menyebar dengan menetapkan prioritas dan merinci serta mengkalkulasi
sasaran secara jelas maka organisasi dapat mengarahkan sumber daya yang lebih
efektif dan efisien serta tepat guna dan tepatsasaran.
2) Merumuskan PosisiOrganisasi
Posisi organisasi saat ini, pemimpin harus mengetahui posisi organisasinya
saat ini, misalnya sumber daya yang dimiliki organisasinya saat ini. Kemudian,
rencana baru dapat disusun setelah diketahui posisi organisasinya, kekuatan-
kekuatan yang akan melaksanakan dari apa-apa yang telah direncanakan.
3) Mengidentifikasi BerbagaiFaktor
Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat selanjutnya perlu
diketahui faktor-faktor balik dari dalam maupun yang datang dari luar yang
diperkirakan dapat membantu dan mendukung serta yang menghambat organisasi
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
4) Menyusun Langkah-langkah Untuk Mencapai Sasaran
Langkah terakhir dalam menyusun perencanaan adalah mengembangkan
berbagai kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan, mengevaluasi alternatif ini dengan memilih mana
yang baik yang dianggap cocok dan memuaskan.
2. Pengorganisasian ProgramKesehatan
Pada pengorganisasian program kesehatan ini akan dibahas beberapa hal
mengenai (1) Pengertian pengorganisasian, (2) Prinsip pokok organisasi, (3)
Manfaat Pengorganisasian, dan (4) Langkah-langkah pengorganisasian
a. PengertianPengorganisasian
Menurut Syamsul (2016) pengorganisasian adalah keseluruhan proses
pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab atau wewenang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai
satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan batasan
tersebut diatas, pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan (sinkronisasi)
14
semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material, dan tata cara dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui fungsi pengorganisasian
dapat diketahui
b. Prinsip Pokok Organisasi
Menurut Syamsul (2016), prinsip-prinsip organisasi terbagi menjadi
beberapa bagian, yaitu:
1) PembagianKerja
Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja untuk meraih tujuan
bersama. Namun, pada dasarnya, sebuah organisasi terdiri atas bagian-bagian
tertentu yang masingmasing memiliki tanggung jawab. Oleh karena itu, harus
ada pembagian kerja yang jelas antara tiap-tiap bagian. Prinsip-prinsip
organisasi berupa pembagian kerja akan memberi pengaruh positif pada
efisiensi dan efektivitas organisasi. Pembagian itu menghindarkan sekelompok
orang terkonsentrasi pada pekerjaan tertentu, sementara pekerjaan yang lain
terbengkalai.
2) PendelegasianWewenang
Pendelegasian wewenang sangat penting agar setiap elemen dalam
organisasi memiliki rasa tanggung jawab. Prinsipprinsip organisasi ini di satu
sisi merupakan bagian dari pembagian kerja dan di sisi lain merupakan
pelimpahan tanggung jawab. Di samping itu, pendelegasian wewenang sangat
penting fungsinya dalam komando.
3) Disiplin
Setiap organisasi pasti memiliki tata tertib dan peraturanperaturan
menyangkut sistem kerja. Namun, semua tata tertib dan peraturan itu menjadi
tidak ada artinya jika tidak ditunjang dengan kedisiplinan para pelaksananya.
Oleh karena itu, disiplin dalam suatu organisasi adalah prinsip-prinsip
organisasi yang sangat mendasar yang mempengaruhi kinerja organisasi
secara keseluruhan.
4) KesatuanKomando
Komando dalam hal ini adalah kepemimpinan dalam menjalankan visi
dan misi organisasi. Dalam pelaksanaan lapangan, komando dan wewenang
15
bisa didelegasikan kepada struktur di bawahnya. Namun, hakikatnya,
komando tetap harus tunggal. Adanya lebih dari satu komando akan membuat
organisasi bergerak tidak fokus padatujuan.
5) KesatuanTujuan
Organisasi tanpa tujuan yang jelas adalah omong kosong. Tujuan
organisasi harus tergambar dengan jelas dalam visi dan misi organisasi
tersebut. Sebab, tujuan organisasi ini menjadi acuan gerak dan program kerja.
Kesatuan tujuan dari seluruh jenjang organisasi merupakan kunci pokok
keberhasilan organisasi tersebut dalam mengorganisasi elemen-elemennya.
6) Prioritas
Setiap anggota organisasi pasti memiliki kepentingan masing-masing.
Kadang-kadang, kepentingan individu itu berjalan selaras dengan kepentingan
organisasi. Namun, saat kepentingan tersebut bertentangan, setiap anggota
organisasi semestinya mendahulukan kepentingan organisasinya. Inilah
prinsip-prinsip organisasi.
7) Penghargaan atas Prestasi dan SanksiKesalahan
Penghargaan dan sanksi adalah semacam stimulasi bagi setiap anggota
organisasi. Ini merupakan bentuk apresiasi. Bentuknya tidak harus selalu uang
atau nilai-nilai nominal. Tiap-tiap organisasi perlu menerapkan penghargaan
dan sanksi ini dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan organisasi tersebut.
Prinsip-prinsip organisasi ini juga sangat penting diterapkan.
8) Sentralisasi dan Desentralisasi PengambilanKeputusan
Sentralisasi dan desentralisasi dalam pengambilan keputusan sangat
erat hubungannya dengan efektivitas dan efisiensi organisasi. Organisasi yang
baik menerapkan prinsipprinsip organisasi ini secara proporsional. Ada hal-hal
yang tidak bisa disentralisasikan kepada pemimpin manajemen dan begitu
juga sebaliknya. Tidak semua keputusan harus diambil dengan musyawarah
yang melibatkan seluruh elemen. Tingkat-tingkat keputusan itu dikembangkan
sesuai jenjang dan kapasitasmasing-masing.
16
9) Wewenang
Garis wewenang dari atas sampai ke bawah merupakan rujukan dalam
pelaksanaan program. Setiap elemen organisasi harus memahami garis
wewenang sehingga tidak terjadi kelambatan birokratis atau sebaliknya.
Prinsipprinsip organisasi berupa garis wewenang ini juga berfungsi
menegaskan kembali kesatuan komando.
10) TataTertib
Tata tertib dalam organisasi berfungsi untuk meletakkan orang yang
tepat pada posisi yang tepat. Dengan demikian, kinerja organisasi akan
berjalan dengan optimal.
11) Keadilan danKejujuran
Keadilan dalam segala elemen merupakan syarat mutlak dalam
organisasi. Di samping itu, jenjang atas harus jujur dan terbuka kepada
jenjang-jenjang di bawahnya sampai level akar rumput. Kejujuran ini akan
membawa dampak pada kepercayaan bawahan kepada atasan.
12) Stabilitas danRegulasi
Harus diperhatikan masa kerja yang efektif dan efisien, mengatur
perputaran dan peralihan tugas untuk menghindari kejenuhan dan merangsang
pembaruan-pembaruan. Namun, di sisi lain, harus dipikirkan agar regulasi
tersebut tidak menjadi beban bagi organisasi. Sebab, perputaran dan
pergantian jabatan yang terlalu tinggi pun berpengaruh buruk pada efektivitas
kerja dan efisiensibiaya.
13) Inisiatif
Organisasi yang baik harus mampu menumbuhkan inisiatif anggotanya
dalam pengelolaan organisasi. Iklim organisasi juga harus dibangun
sedemikian rupa agar mampu menstimulasi munculnya ide dan inisiatif
anggota dari berbagai jenjang. Inisiatif adalah prinsip-prinsip organisasi yang
juga sangat penting.
14) Keselarasan danPersatuan
Hubungan interpersonal antaranggota organisasi memiliki pengaruh
sangat besar dalam kinerja anggota. Tanpa hubungan yang baik dan selaras,
17
organisasi tidak akan berjalan baik. Di samping itu, keselarasan tersebut
sangat penting perannya dalam memelihara persatuan dan kesatuananggota.
15) ManfaatPengorganisasian
Alam syamsul (2016) mengatakan ada empat manfaat pengorganisasian,
yaitu:
a) Organisasi sebagai penuntun pencapaiantujuan.
b) Organisasi dapat mengubah kehidupanmasyarakat.
c) Organisasi menawarkankarier.
d) Organisasi sebagai cagar ilmupengetahuan.
16) Langkah-langkahPengorganisasian
Secara garis besar, langkah-langkah pengorganisasian dimulai dari
merencanakan, melaksanakan, dan memantau kerja organisasi. Secara garis besar
adalah sebagai berikut: (1) Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan
organisasi agar sesuai dengan misi dan visinya. (2) Membagi beban kerja ke
dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang. (3) Mengkombinasikan pekerjaan anggota
organisasi dengan cara yang logis dan efisien. (4) Menetapkan mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang
harmonis. (5). Memantau efektivitas organisasi dna mengambil langkahlangkah
penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas (Umar dalam
Syamsul,2016)
3. Pelaksanaan
Tujuan Fungsi Aktuasi Aktuasi adalah kata lain dari direction (bimbingan)
dan merupakan fungi manajemen yang tidak dapat dilepaskan dari beberapa
fungsi manajemen lainnya, serta saling berhubungan erat. Aktuasi, direction,
motivating, dan influencing disepakati untuk mempunyai pengertian yang sama
yaitu gerak pelaksaan yang diarahkan untuk mewujudkan tujuan organisasi. Jadi,
actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya
atau dengan kesadaran secara bersamasama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif (syamsul,2016).
18
Menurut (Syamsul, 2016) fungsi aktuasi / pelaksaan merupakan usaha
untuk menciptakan iklim kerja sama di antara staf pelaksana program sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi aktuasi tidak
terlepas dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi penggerak dan pelaksanaan dalam
istilah lainnya yaitu actuating (memberi bimbingan), motivating (membangkitkan
motivasi), directing (memberikan arah), influencing (mempengaruhi) dan
commanding (memberikan komando atau perintah). Jadi, penggerakkan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, menggerakkan,
mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan sesuatu
kegiatan usaha. Penggerakkan dapat dilakukan dengan cara persuasif atau bujukan
dan instruktif, tergantung bagaimana cara yang paling efektif. Penggerakkan dapat
dikatakan efektif, jika dipersiapkan dan dikerjakan dengan baik serta benar oleh
karyawan yang ditugasi untuk itu
Syamsul (2016), juga menambahkan bahwa pada dasarnya ruang lingkup
pelaksanaan fungsi aktuasi berpusat pada pengelolaan sumber daya manusia.
Tujuan utama dilakukannya aktuasi adalah untuk terciptanya kerjasama yang lebih
efisien, berkembangnya kemampuan, dan keterampilan anggota serta timbulnya
perasaan untuk menyukai pekerjaan yang dilakukan. Semua ini ditentukan dan
sangat tergantung pada kemampuan dari para menajer. Para manajer harus
menunjukkan, dalam tingkah laku maupun melalui keputusan-keputusan yang
ditetapkan, bahwa manajer memberi perhatian yang besar terhadap anggotannya.
Selain memperhatikan kepentingan anggotanya manajer dituntut mampu
menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan para anggota, menciptakan, dan
memelihara suasana serta lingkungan kerja yang memuaskan dan menyadarkan
para anggota mengenai pentingnya peranan mereka masingmasing dalam usaha
mencapai tujuan. Untuk menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia
dalam organisasi, peranan kepemimpinan (leadership), motivasi staf, kerja sama
dan komunikasi antar staf merupakan hal pokok yang perlu mendapat perhatian
paramanajer organisasi.
Syamsul (2016) juga menjelaskan bahawa tujuan fungsi aktuasi lainnya
adalah: (1). Menciptakan kerja sama yang lebih efisien. (2) Mengembangkan
19
kemampuan dan keterampilan staf. (3) Menumbuhkan rasa memiliki dan
menyukai pekerjaan. (4) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang
meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf. (5) Membuat organisasi
berkembang secaradinamis.
4. Monitoring danEvaluasi
Keberhasilan sebuah program dapat dilihat dari apa yang direncanakan
dengan apa yang dilakukan, apakah hasil yang diperoleh berkesesuaian dengan
hasil perencanaan yang dilakukan. Untuk dapat memperoleh implementasi
rencana yang sesuai dengan apa yang direncanakan manajemen harus menyiapkan
sebuah program yaitu monitoring, monitoring ditujukan untuk memperoleh fakta,
data dan informasi tentang pelaksanaan program, apakah proses pelaksanaan
kegiatan dilakukan seusai dengan apa yang telah direncakan (Syamsul, 2016).
Selanjutnya temuan-temuan hasil monitoring adalah informasi untuk proses
evaluasi sehingga hasilnya apakah program yang ditetapkan dan dilaksanakan
memperoleh hasil yang berkesuaian atau tidak (Syamsul,2016).
Menurut Syamsul (2016). Monitoring lebih menekankan pada pemantauan
proses pelaksanaan. Monitoring juga lebih ditekankan untuk tujuan supervisi.
Proses dasar dalam monitoring ini meliputi tiga tahap yaitu: (1) menetapkan
standar pelaksanaan; (2) pengukuran pelaksanaan; (3) menentukan kesenjangan
(deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.
Selanjutnya (Syamsul, 2016) juga menjelaskan bahawa monitoring
mempunya empat fungsi, yaitu:
1) Ketaatan(compliance).
Monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan
semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telahditetapkan.
2) Pemeriksaan(auditing).
Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang
diperuntukkan bagi pihak tertentu bagi pihak tertentu (target) telah mencapai
mereka.
3) Laporan(accounting).
20
Monitoring menghasilkan informasi yang membantu “menghitung”
hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi
kebijaksanaan sesudah periode waktu tertentu.
4) Penjelasan(explanation).
Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan
bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan
pelaksanaannya tidak cocok.
Penilaian (evaluasi) merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan
kegiatan monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang
disediakan melalui kegiatan monitoring. Dalam merencanakan suatu kegiatan
hendaknya evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan, sehingga dapat
dikatakan sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi diarahkan untuk
mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan. Evaluasi berhubungan
dengan hasil informasi tentang nilai serta memberikan gambaran tentang manfaat
suatu kebijakan. Istilah evaluasi ini berdekatan dengan penafsiran, pemberian
angka dan penilaian. Evaluasi dapat menjawab pertanyaan “Apa pebedaan yang
dibuat”. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai
sasaran yang diharapkan atau tidak, evaluasi lebih menekankan pada aspek hasil
yang dicapai (ouput). Evaluasi baru bisa dilakukan jika program itu telah berjalan
dalam suatu periode, sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis program yang
dibuat dan dilaksanakan, misalnya disekolah, untuk satu caturwulan atau enam
bulan atau satu tahun pelajaran (Syamsul,2016).
21
4) Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk
berprestasi.
5) Monitoring harus berorientasi pada peraturan yangberlaku.
6) Monitoring harusobyektif.
7) Monitoring harus berorientasi pada tujuanprogram.
b. Manfaat Monitoring danEvaluasi
Monitoring dan evaluasi merupkan bagian terpenting dalam suatu siklus
pengelolaan program, seperti planning, actuating, dan organizing. Tujuan
monitoring dan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian dan
kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dalam perencanaan program
dengan hasil yang dicapai melalui kegiatan dan atau program secara berkala.
Apabila dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi ditemukan masalah atau
penyimpangan, maka secara langsung dapat dilakukan bimbingan, saran-saran dan
cara mengatasinya serta melaporkannya secara berkala kepada pemangku
kepentingan.
Menurut Syamsul (2016), manfaat dari monitoring dan evaluasi,yaitu: (1)
Mengetahui proses dan hasil terhadap penyelenggaraan program. (2) Alat
manajemen untuk proses belajar dari pengalaman. (3) Untuk membuat
perencanaan dan melaksanakan rencana dengan lebih baik di masa mendatang. (4)
Dapat diketahui berbagai hal yang ebrkaitan dengan tingkat pencapaian tujuan
(keberhasilan), ketidakberhasilan, hambatan, tantangan, dan ancaman tertentu
dalam mengelola program. (5) Sebagai alat untuk mengukur kemajuan dan
pencapaianprogram.
Syamsul (2016) mengatakan hasil monitoring dan evaluasi dapat
digunakan sebagai: (1) Bahan untuk melaksanakan perbaikan program dimasa
yang akan datang. (2) Media untuk pembelajaran dan pemikiran strategik bagi
pemimpin dan staf serta stakholer yang terlibat dalam program. (3) Membantu
organisasi untuk membuat keputusan sesuai dengan visi dan misiorganisasi.
22
c. Proses Monitoring danEvaluasi
Syamsul (2016) menjelaskan monitoring dan evaluasi dilaksanakan
dengan mengikuti langkah langkah sebagaiberikut.
1) TahapPerencanaan
Persiapan dilaksanakan dengan mengidentifikasi hal-hal yang akan
dimonitor, variabel apa yang akan dimonitor serta menggunakan indikator
mana yang sesuai dengan tujuan program. Rincian tentang variabel yang
dimonitor harus jelas dulu, serta pasti mengenai batasannya dan definisinya
2) TahapPelaksanaan
Monitoring ini untuk mengukur keterampilan seseorang dalam
menggunakan suatu tugasnya. Setelah memastikan definisi yang tepat tentang
variabel yang dimonitor serta indikatornya, maka laksanakan monitoring
tersebut.
3) TahapPelaporan
Pada langkah ketiga, yaitu menentukan apakah prestasi kerja itu
memenuhi standar yang sudah ditentukan dan di sini terdapat tahapan
evaluasi, yaitu mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan standar yang
harus dicapai. Selanjutnya temuan-temuan tersebut ditindaklanjuti dan
hasilnya menjadi laporan tentangprogram.
23
2) Observasi
Pengamatan atau observasi adalah teknik pengumpulan data dimana
peneliti mengumpulkan data dengan mengamati secara langsung pada
kejadian atau proses di lapangan. Jenis informasi yang diperoleh dapat berupa
karakteristik benda, proses interaksi benda, atau perilaku manusia baik
interaksinya dengan benda/alat maupun interaksinya dengan manusialain.
3) Wawancara
Wawancara (interview) merupakan proses untuk memperleh data
dalam suatu penelitian dengan mengadakan tanyajawab antara peneliti dengan
responden dengan bertatapmuka langsung. Wawancara terjadi jika ada
interaksi antara pewawancara dengan responden. Keberhasilan pelaksanaan
wawancara ini tergantung pada proses interaksi yang terjadi. Unsur yang
menentukan proses interaksi ini adalah wawasan dan pengertian (insight) yang
dimiliki oleh pewawancara. Faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya
interaksi antara pewawancara dan responden adalah situasi wawancara dan isi
pertanyaan yang ditanyakan. Isi pertanyaan yang ditanyakan merupakan factor
yang dapat mempengaruhi situasi wawancara, juga dapat berpengaruh pada
kenyamanan pewawancara dan responden. Terkait dengan hal ini, diperlukan
suatu keterampilan yang dapat menciptakan situasi yang kondusif agar dapat
menggugah responden untuk mengungkapkan keadaan yang sebenarnya,
sebagai data yang diinginkan dalampenelitian.
4) Dokumentasi
Dalam suatu penelitian, kadang-kadang peneliti tidak perlu
melaksanakan pengumpulan/penjaringan data secara langsung dari responden.
Untuk suatu tujuan penelitian tertentu, peneliti menggnakan data sekunder.
Data sekunder ini merupakan data yang telah ada, atau data yang telah
dikumpulkan oleh peneliti lain ataupun hal-hal yang telah dilakukan oleh
oranglain.
e. Jenis Monitoring danEvaluasi
Syamsul (2016) menjelaskan bahwa jenis monitoring adalah sebagai
berikut:
24
1) Aspek masukan (input) proyek antara lain mencakup: tenaga manusia,
dana, bahan, peralatan, jam kerja, data, kebijakan, manajemen dsb. yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatanproyek.
2) Aspek proses /aktivitas yaitu aspek dari proyek yang mencerminkan suatu
proses kegiatan, seperti penelitian, pelatihan, proses produksi, pemberian
bantuan dansebagainya.
3) Aspek keluaran (ouput), yaitu aspek proyek yang mencakup hasil dari
proses yang terutama berkaitan dengan kuantitas(jumlah).
Sedangkan, jenis evaluasi adalah sebagai berikut:
1) Evaluasi awal kegiatan, yaitu penilaian terhadap kesiapan program atau
mendeteksi kelayakanprogram.
2) Evaluasi formatif, yaitu penilaian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai
selama proses kegiatan program dilaksanakan. Waktu pelaksanaan
dilaksanakan secara rutin (per bulan, triwulan, semester dan atau tahunan)
sesuai dengan kebutuhan informasi hasil penilaian. Evaluasi formatif
bersifat internal berfungsi untuk meningkatkan kinerja lembaga,
mengembangkan program/personal, bertujuan untuk mengetahui
perkembangan program yang sedang berjalan (in-progress). Monitoring
dan supervisi, termasuk dalam kategori evaluasi formatif, dilakukan
selama kegiatan program sedang berlangsung, dan akan menjawab
berbagai pertanyaan: (a) Apakah program berjalan sesuai rencana? (b)
Apakah semua komponen berfungsi sesuai dengan tugasmasing-masing?
(c) Jika tidak apakah perlu revisi, modifikasi?
3) Evaluasi sumatif, yaitu penilaian hasil-hasil yang telah dicapai secara
keseluruhan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Waktu pelaksanaan
pada saat akhir program sesuai dengan jangka waktu program
dilaksanakan. Untuk program yang memiliki jangka waktu enam bulan,
maka evaluasi sumatif dilaksanakan menjelang akhir bulan keenam. Untuk
evaluasi yang menilai dampak program, dapat dilaksanakan setelah
program berakhir dan diperhitungkan dampaknya sudah terlihat nyata.
Evaluasi sumatif, dilakukan pada akhir program, bertujuanuntuk
25
mengetahui keberhasilan program yang telah dilaksanakan, memberikan
pertanggung-jawaban atas tugasnya, memberikan rekomendasi untuk
melanjutkan atau menghentikan program pada tahun berikutnya. Evaluasi
akan dapat menjawab pertanyaan: (a) Sejauh mana tujuan program
tercapai? (b) Perubahan apa yang terjadi setelah program selesai? (c)
Apakah program telah dapat menyelesaikan masalah? (d) Perubahan
perilaku apa yang dapat ditampilkan, dilihat dan dirasakan setelah selesai
mengikuti pelatihan? (Syamsul, 2016).
26
BAB III
HASIL KEGIATAN
27
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah, serta rujukan dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat
Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota yang melaksanakan Urusan Pemerintahan
Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan maka melalui Peraturan Daerah
Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Kepulauan Mentawai Nomor 47
Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah serta
Peraturan Bupati Kepulauan Mentawai Nomor 31 Tahun 2017 Tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai, nomenklatur urusan lingkungan hidup di Kabupaten
Kepulauan Mentawai menjadi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan bidang tata kelola urusan bidang
lingkungan hidup, dan Kebersihan. (Laporan Tahunan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai,2019).
Selain itu, urusan kebersihan langsung menjadi urusan Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan. Bersama dengan komprehensifnya tugas dan fungsi Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai tersebut
diharapkan dapat mengakomodir semua lingkup fungsi perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup mulai dari perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan dan penegakan hukum dengan efisien sebagaimana
amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Profil Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2019).
Organisasi Perangkat Daerah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari 2 (dua) bidang urusan yaitu Bidang
Urusan Lingkungan Hidup dan Bidang Kebersihan. Bidang Urusan Lingkungan
Hidup ini mengelola urusan perencanaan lingkungan seperti:
a. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
b. Daya Dukung dan Daya Tampung LingkunganHidup
28
c. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup(SPPLH)
d. kajian perencanaan lingkungan hiduplainnya
e. penyusunan regulasi lingkunganhidup.
Bidang Urusan Lingkungan Hidup juga mengelola urusan pengaduan
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, dan penyelesaian sengketa
lingkungan hidup dan penegakan hukum lingkungan.
Sedangkan Bidang Kebersihan mengelola urusan pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan pemantauan kualitas lingkungan
dan melakukan penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan perusakan
lingkungan yang didukung oleh Laboratorium selaku dukungan teknis penyediaan
data kualitas lingkungan, pengawasan lingkungan, pemeliharaan lingkungan,
persampahan dan limbah B3 (Profil Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai,2019).
2. Visi danMisi
a. Visi
Bertitik tolak pada Visi dan Misi Kabupaten Kepulauan Mentawai
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2017-2022 Kabupaten Kepulauan Mentawai
maka Visi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai adalah : “Mewujudkan Kabupaten Kepulauan Mentawai Yang Peduli
Lingkungan”. (Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai 2017-2022).
Melalui Visi tersebut diharapkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
menjadi unit kerja yang mampu menggerakkan pengelolaan kelestarian
lingkungan khususnya lingkungan pelayanan (pelayanan wisata, perdagangan dan
jasa, pendidikan dankesehatan).
b. Misi
Untuk mewujudkan cita-cita sebagaimana tertuang dalam Visi tersebut,
maka ditetapkan 4 (empat) Misi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai. Misi tersebut adalah penjabaran dari Visi, yang
29
merupakan acuan perencanaan strategis dalam pembangunan bidang lingkungan
hidup untuk 5 (lima) tahun yang akan datang.
Untuk mencapai Visi tersebut telah ditetapkan Misi sebagai berikut :
1) Meningkatkan pelayanan pengelolaaan sampah yang didukung infrastruktur
yang terintegrasi melalui prasarana dan sarana yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan;
2) Menyusun kerangka regulasi pengelolaan persampahan yang komprehensif,
solutif, dan berkeadilan;.
3) Mengembangkan kelembagaan dan pembiayaan pengelolaaan sampah
Kabupaten Kepulauan Mentawai yang efektif danefisien;
4) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan kehidupan
masyarakat. (Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai2017-2022).
3. StrukturOrganisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 12
tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Kepulauan Mentawai, maka susunan organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan terdiri dari : (Profil Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2019)
1) Kepala Dinas;
2) Sekretaris;
3) Sub Bagian Umum danKepegawaian;
4) Sub Bagian Program danKeuangan;
5) Bidang LingkunganHidup;
6) Seksi Perizinan dan Kajian DampakLingkungan;
7) Seksi Peningkatan Kapasitas Masyarakat HukumAdat;
8) Seksi Pengendalian, Pengawasan dan Penegakan HukumLingkungan;
9) BiangKebersihan;
10) Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan BeracunBerbahaya;
11) Seksi Pengendalian Pencemaran dan KerusakanLingkungan;
30
12) Seksi Pemeliharaan LingkunganHidup;
13) Kelompok JabatanFungsional.
Bagan Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai adalah seperti terlihat pada gambar dibawah ini:
31
NO NAMA PANGKAT/GOL JABATAN
10 RIFAI, STTP. PAR Penata, III/c KEPALA TATA USAHA UPTD LABOR LINGKUNGAN
13 HORMA BILSAN, S.Sos. Penata Muda Tk.I , III/b KASUBAG TATA USAHA UPT LABOR LINGKUNGAN
32
28 RETNO MEIZALI R, SH TENAGA KONTRAK TEKNIS
50 HASWIYANTO SATPAM
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019
33
Kondisi sarana dan prasarana Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai belum memenuhi kebutuhan optimal pelayanan
minimal di bidang lingkungan hidup. Kondisi Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai seperti terlihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3.2 Sarana Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019
Kondisi
No Jenis Sarana Jumlah Rusak Rusak
Baik Keterangan
Ringan Berat
1 Gedung Laboratorium 1 1
2 Kendaraan Dinas R-4 1 1
3 Kendaraan Dinas R-2 5 3 2
4 Mesin Boat 2 2
Pengangkut
5 Kendaraan R-3 11 5 6
sampah
6 Perahu Sampan 2 2
7 Peralatan Laboratorium 294 289 5
8 Listrik 1 1
9 Telephone 1 1
10 Jaringan Akses Internet 1 pkt 1
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019
NO JABATAN NAMA
I KEPALA DINAS Ir. YUSI RIO, M.Si
MUTIARA JONNEFI
- PENGEMUDI SURATNA
ASRIL
34
- PETUGAS KEAMANAN NANANG KHOSIM
YUSTINUS SANGONG
HASWIYANTO
RETNO MEIZALI, SH
YENTINA SAOGO
- PENGADMINISTRASIKEPEGAWAIAN ADRYANA
ERMA SURYANI
RESTINA
NURHALIMAH
IMMANUEL SAKERENGAN, S.
C KEPALA SEKSI KAPASITAS MASYARAKAT HUKUM ADAT Th.
- PENGADMINISTRASIUMUM HERLINA
- PEMERIKSAAN BAHAN PEMBINAAN LEMBAGA
JULMIAR ERIDA, S. Pd.
SERTIFIKASI PROFESI
35
KEPALA SEKSI PERSAMPAHAN DAN LIMBAH BAHAN
A KASUDI, S. Sos.
BERACUN DAN BERBAHAYA
- PENGELOLA PENATAANSAMPAH PRISKA NEGSIH FLORENSIA
MISNADI
ENDRIZAL
R. HASIM
SUTRINO
ENGKELMAN
JONO
NELSON RICO
SIMANUNGKALIT
IRFAN SAPUTRA
RAJAYA
HERMAN SAKALETUK
DONISMAN
ARIFIN
ROBERTIUS SABABALAT
ANTONI PARDANITA
RASUM
RAHMI HAYATI
36
DEWI KURNIATI, S. Si.
ALDO KRISTIAN. S, S. Si
SUTRINO
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019
6. Tugas Pokok danFungsi
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 31 tahun 2017 tentang Tugas Pokok
dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai adalah melaksanakan penyusunan dan melaksanakan kebijakan daerah
dibidang lingkungan hidup. Berikut Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai: (Profil Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai,2019)
a. Perumusan kebijakan Daerah urusan lingkungan hidup dankebersihan;
b. Pelaksanaan kebijakan Urusan lingkungan hidup dankebersihan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Urusan lingkungan hidup dankebersihan;
d. Pelaksanaan administrasi urusan lingkungan hidup dan kebersihan;dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.
37
tanaman
b. Indikator Kinerja : Terpenuhinya peralatan dan perlengkapan
pengelolaan sampah
c. Target Kinerja : Tersedianya becak motor, pengadaan bak sampah,
pencacah sampah, sumur resapan dan pengadaan
tanaman.
2. Operasional PenangananPersampahan
a. Keluaran : Terlaksananya pembuangan sampah
b. Indikator Kinerja : Meningkatnya kinerja pengelolaan sampah
c. Target Kinerja : Terkelolanya sampah
C. Fokus Magang
Fokus magang adalah Program Pengelolaan Sampah di Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua Pejat Tahun
2020 di Bidang Kebersihan Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3. Dalam
pelaksanaan kegiatan nantinya penulis akan berpatokan pada unsur planing,
organizing, actuating, dan controling (POAC). Magang ini dilaksanakan dari
tanggal 2 Maret 2020 sampai dengan 28 Maret 2020 di Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Kepulauan Mentawai. Data didapatkan dari data sekunder DLHK
Kabupaten Kepulauan Mentawai dan data primer melalui wawancara kepada
pegawai DLHK.
1. Perencanaan Kegiatan Program PengelolaanSampah
Ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan oleh DLHK dalam menangani
masalah limbah ini. Selain pengadaan sarana dan prasarana diharapkan petugas
juga memberikan pembinaan dilapangan. Berikut penjelesannya di bawah ini
a. Kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan
Perencanaan Kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan yaitu :
1. Menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan
kebijakan nasional danprovinsi
38
2. Menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupaten/kota sesuai
dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh
Pemerintah
3. Menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan
sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhirsampah
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi secaraberkala.
b. Upaya pengadaanTPA
c. Kegiatan Operasional Penanganan Persampahan
Perencanaan Kegiatan Operasional Penanganan Persampahan yaitu:
1. Melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaansampah
2. Melakukan pemantauan dan evaluasi secaraberkala.
Tabel 3.4 Planning Of Action (POA) Kegiatan Program Pengelolaan Sampah
di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai Tahun 2019
39
2. Pengorganisasian Kegiatan Program PengelolaanSampah
Dalam Pengelolaan Sampah di Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai kegiatan
difokuskan di Bidang Kebersihan dengan tipe organisasi lini dan staf.
Maksudnya staf dituntut untuk tidak terfokus pada pemberian nasehat tetapi
juga diberikan tanggung jawab melaksanakan kegiatan tertentu di lapangan.
Struktur organisasi Kegiatan Program Pengelolaan Sampah seperti terlihat pada
gambar dibawah ini:
KEPALA DINAS
KABID KEBERSIHAN
Kasudi , S. Sos
40
3. Pelaksanaan Kegiatan Program PengelolaanSampah
a. Kegiatan Penyediaan Prasarana dan SaranaPersampahan
Sarana dan Prasarana Persampahan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019 :
1) Untuk membantu dalam pengelolaan sampah di Mentawai, DLHK sedang
mengupayakan UPT Laboratorium Lingkungan ataupun UPT Pengelolaan
Sampah dan Limbah B3. Hal ini telah direncanakan pada penyusunan
APBD Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tahun2019.
2) Saat ini DLHK belum memiliki TPS terpadu. TPS yang ada masih
mencampur sampah organik dan non organik. Proses pembuangan sampah
pada TPS adalah dengan cara mengumpulkan semua sampah dari tempat-
tempat sampah yang terpisah dan dari gantungan-gantungan sampah lalu
sampah tersebut dibuang secara bersama tanpa dilakukan pemisahan
terlebihdahulu.
Berikut konsep pengelolaan sampah yang akan dikembangkan di
Kabupaten Kepulauan Mentawai;
1) Sistem Pewadahan, yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap
rumah maupun bangunan sarana, dengan ukuran 40 - 100liter.
2) Sistem Pengumpulan, yang proses pengumpulan sampahnya dapat
dilakukan baik secara individual maupun secara komunal melalui bak-bak
penampungan yang disediakan di setiap unit lingkungan perumahan
maupun pada unit kegiatan komersial danpemerintahan/perkantoran.
3) Sistem Pemindahan dan Pengangkutan, yaitu kontainer sampah maupun
sampah dari tiap lokasi TPS atau Transfer Depo diangkut oleh kendaraan
truk sampah maupun arm roll truck / dump truck ke lokasi tempat
pemrosesan akhir (TPA) yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.
4) Sistem Pembuangan yaitu sistem pengolahan sampah yang dilakukan di
TPS dengan cara sistem opendumping.
41
b. Upaya pengadaanTPA
Saat ini Mentawai masih belum memiliki TPA (Tempat Pemrosesan
Akhir) Sampah. Namun, pada tahun 2017 telah dilakukan mediasi dengan
masyarakat setempat. Dari mediasi yang dilakukan diperoleh hibah lahan/tanah
untuk pembangunan TPA dari masyarakat setempat dengan memberikan syarat
yaitu agar segera dilakukan pembangunan terhadap TPA tersebut dalam kurun
waktu 3 (tiga) tahun sejak lahan dihibahkan. Masyarakat setempat juga
meminta untuk dapat segera dibangun jalan kabupaten menuju TPA dan
perkampungan masyarakat penghibah lahan tersebut.
Untuk proses pembangunan TPA Dinas Perumahan dan Pemukiman lah
yang akan diberi tanggungjawab dengan sumber dana dari Kementerian
Perumahan dan Pemukiman. Bukti pemerintah serius dengan hal ini Pada
Tahun 2018 telah diusulkan untuk Pembuatan DED (Detail Engineering
Design) dan Land Clearing Lahan TPA. Dinas Lingkungan Hidup juga
mengusulkan anggaran belanja untuk Penyusunan Izin Lingkungan
Pembangunan TPA tersebut.
Kegiatan Penyediaan Sarana Persampahan Dinas Lingkungan Hidup
dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019 adalah
pengadaan peralatan dan mesin terdiri dari:
1) Pengadaan Truk ArmRoll
2) Pengadaan KontainerSampah
Kegiatan Penyediaan Sarana Persampahan dilaksanakan dengan cara E–
Purchasing, yaitu tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem Katalog
elektronik. Katalog elektronik (E-Catalogue) adalah sistem informasi elektronik
yang memuat daftar , jenis, spesifikasi teknis dan harga barang/jasa tertentu dari
berbagai penyedia barang/jasa pemerintah (Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa pemerintah Nomor 14, 2015).
Tata Cara Katalog Elektronik yaitu :
a. Penyampaian usulan pencantuman barang/jasa pada Katalog Elektronik
yang dilakukan oleh institusi Dinas Lingkungan Hidup danKebersihan
42
b. Proses pemilihan penyedia barang/jasa yang dicantumkan dalam Katalog
Elektronik
c. Penetapan
d. Kontrakkatalog
e. Penayangan katalogelektronik.
44
BAB IV
PEMBAHASAN
45
Relevant (Sesuai). Memilih target yang relevan artinya jika target tersebut
tercapai, target tersebut tentu akan memiliki dampak. Dampak setelah mendapat
tanah hibah untuk penangan sampah di Kabupaten Kepulauan Mentawai jelas
terasa karena dengan sudah ditentukan TPA. DLHK dan masyarakat di
Kabupaten Kepulauan Mentawai menjadi tidak pusing lagi membuang sampah
yang ada di sana karena lokasi yang sudah jelas. DLHK juga mengharapkan
kedisiplinan dan kerja sama dari masyarakat agar terwujudnya lingkungan yang
sehat dengan membuang sampah pada tempat yang sudahditetukan.
Timebound (Batas Waktu). Menetapkan batas waktu dalam mencapai
tujuan. Batas waktu ini diperlukan agar dapat terfokus dan dapat mempersiapkan
sumber dana yang diperlukan sedini mungkin. Seperti yang sudah dijelaskan di
atas setelah mendapatkan hibah tanah dari masyarakat setempat pihak DLHK
diberikan waktu 3 tahun agar dapat membangun TPA yang layak. Hal ini
dilakukan agar sampah tidak hanya dibuang begitu saja dan menumpuk.
Dari penjelasan diatas Perencanaan Kegiatan Penyediaan Prasarana dan
Sarana Persampahan Kegiatan Operasional Penanganan Persampahan di Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai cukup
terlaksana dengan baik sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang PengelolaanSampah.
Dalam pelaksanaan kegiatan Program Pengelolaan Sampah di Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua
Pejat Tahun 2020 di Bidang Kebersihan Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah
B3 unsur planing, organizing, actuating, dan controling (POAC) sudah terpenuhi.
Meskipun banyak terjadi kendala dilapangan, namun teori yang ada sudah sesuai
dengan perencanaan. Saat dilapangan ditemukan bagaimana mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dan
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi sehingga fungsi-fungsi
manajemen lain yaitu pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan bisa
dijalankan.
46
B. Pengorganisasian Kegiatan Program PengelolaanSampah
Pengorganisasian adalah pengelompokan berbagai kegiatan yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan memuaskan (Azwar, 2010).
Pengorganisasian Program pengelolaan sampah di Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai menerapkan pengorganisasian lini
dan staf. Hal ini membuat peranan staf menjadi dua yaitu pemberian nasehat dan
tanggung jawab melaksanakan kegiatan tertentu.
Pengorganisasian program pengelolaan sampah di Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai ini sudah sesuai dengan
teori yang ada. Pengorganisasian DLHK dengan jelas telah mengidentifikasi dan
mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan. Setelah itu menentukan dan
mendelegasikan tanggung jawab, wewenang. Kemudian mengadakan kegiatan
dengan tujuan memungkinkan orang-orang bekerja secara efektif dan bersama
mencapai tujuan.
Berkaitan dengan SDM di program tersebut sebenarnya pihak DLHK
masih kekurangan SDM untuk mencapai hasil maksimal. Hal ini dikarenakan
kurangnya tenaga khusus ahli yg bekerja di bidang ini,misalnya seperti tenaga
labor dan tenaga kesling dan karna sering terjadi mutasi di lingkungan pemda
setempat mengakibatkan SDM yang sudah berkompeten dibidangnya terpaksa
diganti lagi sehingga membuat program berjalan lambat,seharusnya Hal ini tidak
dilakukan demi mencapai hasil yang maksimal demi tercapainya lingkungan yang
sehat.
47
bangunan itu masih dalam perencanaan. Konsep pengelolaan sampah juga cukup
sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2008 tentang PengelolaanSampah.
2. Upaya PengadaanTPA
Saat ini Mentawai belum memiliki TPA (Tempat Pemrosesan Akhir)
Sampah. Namun, pada tahun 2017 telah dilakukan mediasi dengan masyarakat
setempat. Dari mediasi yang dilakukan diperoleh hibah lahan/tanah untuk
pembangunan TPA dari masyarakat setempat dengan memberikan syarat yaitu
agar segera dilakukan pembangunan terhadap TPA tersebut dalam kurun waktu 3
(tiga) tahun sejak lahan dihibahkan. Masyarakat setempat juga meminta untuk
dapat segera dibangun jalan kabupaten menuju TPA dan perkampungan
masyarakat penghibah lahantersebut.
48
monitoring adalah kegiatan untuk memantau proses atau jalannya suatu program
atau kegiatan,
Kegiatan evaluasi ini sudah dilakukan oleh DLHK. Dari hasil evaluasi ini
nantinya DLHK dapat mencari solusi dari masalah yang terjadi dilapangan.
Diharapkan nantinya kegiatan ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk
perencanaan yang lebih matang pada tahun anggaranberikutnya.
49
BAB V
PENUTU
P
A. Kesimpulan
1. Penyusunan Perencanaan Kegiatan Program Pengelolaan Sampah di DLHK
Kabupaten Kepulauan Mentawai di Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah
B3 telah sesuai dengan tujuan yang specific, measurable, achievable, realistic,
dan timebound.
2. Pengorganisasian Kegiatan Program Pengelolaan Sampah di DLHK
Kabupaten Kepulauan Mentawai di Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah
B3 sudah memiliki tugas dan tanggung jawab yangjelas.
3. Pelaksanaan Kegiatan Program Pengelolaan Sampah belum maksimal karena
beberapafaktor.
4. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pengelolaan Sampah di Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah terlaksana
dengan baik dan diharapkan dapat menjadi acuan untuk perencanaan yang
lebih baik pada tahunberikutnya
B. Saran
1. Diharapkan kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai menambah Sumber Daya Manusia(SDM).
2. DLHK diharapkan dapat dengan segera mencari TPA yang baru sebelum masa
TPA yang sekarang habis masahibahnya.
3. Koordinasi antar para staf lebih ditingkatkan ada beberapa masalah kerena
kurangnya komunikasi yang membuat keadaan dilapangan kurangkondusif.
50
DAFTAR PUSTAKA
Goodwin and Wright (1998). Decision Analysis For Management Judment. West
Sussex: J Willey.
Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho Panji, 2013. Panduan Membuat Kompos Cair. Jakarta: Pustaka baru
PressKuncoro
Penebar Swadaya, 2008. Seri Panduan Lengkap Karet. Penebar Swadaya. Jakarta.
UTAMA.
Publishing.
51
52
Truk sedang membuang sampah di lokasi Pemantauan lokasi TPS oleh Dinas DLHK
TPS Kab.Kep.Mentawai
54
Pembuatan tempat istirahat sementara Truk sedang membuang sampah di lokasi
petugas kebersihan di lokasi TPS TPS
55
Proses penimbunan jalan menuju TPS Proses penimbunan jalan menuju TPS
Truk sedang membuang sampah di lokasi
Proses penimbunan jalan menuju TPS Proses penimbunan jalan menuju TPS
Truk sedang membuang sampah di lokasi Truk sedang membuang sampah di lokasi
56
57