Anda di halaman 1dari 65

TINJAUAN PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH

DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI TAHUN 2020

LAPORAN MAGANG

Di Dinas Lingkungan Hidup dan Kesehatan


Kabupaten Kepulauan Mentawai

Oleh:

PUTRI LENGGOGENI
NIM: 1703122

Pembimbing:
Annisa Novita Sary. M. Kes.
Christanti Natalya .SKM

PROGRAM STUDI KESEHATAN


MASYARAKAT STIKES SYEDZA SAINTIKA
PADANG
PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan yang

berjudul “Program Pengelolaan Sampah di Dinas Lingkungan Hidup dan

Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua Pejat Tahun 2020”.

Penulisan laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam

jenjang perkuliahan Strata I Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) SYEDZA

SAINTIKA Padang SumateraBarat.

Penulisan laporan magang ini tidak terlepas dari bantuan yang diberikan

oleh berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada pembimbing Annisa Novita Sary, M. Kes. karena telah

membimbing dan mengarahkan penulis hingga dapat menyelesaikan laporan ini

dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Syamsul Amar, B. Ms. Selaku pembina Yayasan Pembangunan

Sumber Daya Manusia SumateraBarat.

2. Drs. H. Hasrinal, A. Md., Kep., Mm. Selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) SYEDZA SAINTIKA Padang.

3. Oktariyani Dasril, S.K.M., M. Kes. Selaku Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) SYEDZA SAINTIKA Padang

Sumatera Barat yang telah membimbing dan mengarahkan penulis hingga

dapat menyelesaikan laporan ini dengansebaik-baiknya.

i
4. Christanty Natalya, SKM selaku Pembimbing Lapangan yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk dalam melaksanakan

magang di DLHK Kabupaten KepulauanMentawai.

5. Ruslianus, S. Pd., M. Sc. Selaku sekretaris perwakilan DLHK Kabupaten

Kepulauan Mentawai yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan

petunjuk dalam melaksanakan magang.

6. Seluruh staf DLHK Kabupaten KepulauanMentawai.

7. Ibu, Suami dan anak anakku tercinta yang menjadi penyemangat dan selalu

memberikan dukungan setiapsaat.

8. Teman-teman yang telah meluangkan waktunya memberikan semangat, kritik

dan saran kepadapenulis.

Mudah-mudahan segala amal dan bantuan dari pihak-pihak yang telah

disebutkan di atas, mendapat pahala serta balasan dari Allah SWT. Sebagai

manusia biasa, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan

laporan ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kesalahan yang harus

diperbaiki. Oleh sebab itu, penulis mohon kritik dan sarannya agar laporan ini

bermanfaat untuk pembaca.

Padang, Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBARPENGESAHAN...............................................................................i
KATAPENGANTAR........................................................................................iii
DAFTARISI.......................................................................................................vi
DAFTARLAMPIRAN......................................................................................viii
BABIPENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................4
C. Manfaat...................................................................................................4
D. RuangLingkup.........................................................................................5

BAB IITINJAUANPUSTAKA.........................................................................6
A. PengertianSampah...................................................................................6
B. JenisSampah............................................................................................6
C. PengelolaanSampah................................................................................7
D. PengelolaanSampahterpadu....................................................................8
E. KebijakanPengelolaanSampah................................................................9
F. LingkupPengelolaanSampah...................................................................10
G. PelaksanaanPengelolaanSampah.............................................11
H. FungsiManajemen...................................................................11
1. Perencanaan 11
2. PengorganisasianProgramKesehatan................................................14
3. Pelaksanaan.......................................................................................18
4. MonitoringdanEvaluasi.....................................................................20

BAB IIIHASILKEGIATAN.............................................................................27
A. Gambaran Dinas Lingkungan HidupdanKebersihan..............................27
1. GambaranUmum...............................................................................27
2. VisidanMisi 29
3. StrukturOrganisasi.............................................................................30
4. Susunan KepegawaiandanKelengkapan............................................31
iii
5. Struktur Organisasi dan Pengeloaan Program Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
MentawaiTahun2019.........................................................................34
6. Tugas PokokdanFungsi.....................................................................37
B. GambaranBidangKebersihan..................................................................37
C. FokusMagang..........................................................................................38
1. Perencanaan Kegiatan ProgramPengelolaan Sampah.......................38
2. Pengorganisasian Kegiatan ProgramPengelolaanSampah................40
3. Pelaksanaan KegiatanProgramPengelolaanSampah.........................41
D. Monitoring dan Evaluasi KegiatanProgramPengelolaanSampah...........43
BABIVPEMBAHASAN....................................................................................45
A. Perencanaan KegiatanProgramPengelolaanSampah...............................45
B. Pengorganisasian Kegiatan ProgramPengelolaanSampah......................47
C. Pelaksanaan KegiatanProgramPengelolaanSampah...............................47
D. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan ProgramPengelolaanSampah..........48
BABV PENUTUP..............................................................................................50
A. Kesimpulan.............................................................................................50
B. Saran........................................................................................................50

KEPUSTAKAAN..............................................................................................51

LAMPIRAN.......................................................................................................53

iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 Dokumentasi.....................................................................................53

v
DAFTAR TABEL
Tabel3.1 Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan MentawaiTahun2019...............31

Tabel3.2 Sarana Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten


Kepulauan MentawaiTahun2019.....................................................34

Tabel3.3 Struktur Organisasi dan Pengeloaan Program Dinas Lingkungan


Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun
2019..................................................................................................34

Tabel3.4 Planning Of Action (POA) Kegiatan Program Pengelolaan


Sampah di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan MentawaiTahun2019.....................................................39

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar3.1 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan MentawaiTahun2019..............................31

Gambar3.2 Pengorganisasian Kegiatan ProgramPengelolaan Sampah..........40

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang

Lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di
dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, terdapat dalam ruang dimana
manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidupnya serta kesejahteraan
manusia. Lingkungan hidup ialah ruang yang ditempati suatu makhluk hidup
bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya tumbuhan, hewan,
manusia dan jasad renik menempati ruang tertentu (Muhammad Akib, 2014).
Paradigma hidup menjelaskan empat faktor yang mempengaruhi status
kesehatan individu atau kelompok masyarakat. Keempat faktor tersebut bisa
dikaitkan dengan faktor determinan (penentu) timbulnya gangguan kesehatan
pada individu atau kelompok masyarakat. Keempat faktor tersebut adalah faktor
perilaku atau gaya hidup (life style), faktor lingkungan (politik, ekonomi, sosial,
budaya, fisik, kimia, dan sebagainya), faktor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan,
kelengkapan, mutu, dan sebagainya), dan faktor genetik (keturunan). Keempat
faktor saling berinteraksi satu sama lain secara dinamis dan berpengaruh terhadap
kesehatan (well being) perorangan atau kelompok masyarakat. Di antara keempat
faktor tersebut, faktor lingkungan adalah faktor determinan yang terbesar dan
paling sulit ditanggulangi. Faktor berikutnya adalah faktor perilaku atau life style.
Faktor lingkungan dianggap lebih Pengantar Kesehatan Lingkungan dominan
pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat dibandingkan dengan faktor perilaku
karena kompleksnya faktor lingkungan yang bisa mempengaruhi kesehatan
manusia (eksploitasi lingkungan). Munculnya faktor ini juga berkaitan dengan
faktor gaya hidup, perilaku, atau ulah manusia yang merusak lingkungannya
(Muhammad Ikhtiar,2017).
Menurut Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah
B3) adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan, merusak lingkungan hidup, dan/atau dapatmembahayakan
1
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Permasalahan mengenai pengelolaan limbah dapat berdampak pada
pencemaran lingkungan. Proses pencemaran industri limbah B3 terutama di
industri kereta api dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Proses
secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni
sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau
mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak
langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun tanah, sehingga
menyebakan pencemaran. Pencemaran ada yang langsung terasa dampaknya,
misalnya berupa gangguan kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan
dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit kronik). Alam memiliki
kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery), namun alam
memiliki keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemaran akan
berada di alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada
manusia, material, hewan, tumbuhan dan ekosistem (Ginting,2007).
Menurut Riyanto (2013) mengatakan sebuah benda yang berbahaya adalah
material yang boleh jadi menghadirkan bahan berbahaya bagi kehidupan
organisme, matrial, bangunan, atau linkungan karena ledakan atau bahaya
kebakaran, korosi, keracunan bagi organisme, maupun akibat yang
menghancurkan. Limbah berbahaya merupakan substansi/zat berbahaya yang telah
dipisahkan/dibuang, tak diacuhkan, dilepaskan, atau direncanakan sebagai matrial
limbah, atau sesuatu yang bias jadi berhubungan dengan zat lain menjadi
berbahaya.
Salah satu daerah rata-rata kemampuan ekonominya tinggi adalah
Sumatera Barat. Dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan transportasi membuat
sifat konsumtif masyarakat di Sumatera Barat cukup tinggi. Tidak terkecuali
daerah Kepulauan Mentawai. Mentawai merupakan daerah kepulauan yang
sedang berkembang di Sumatera Barat. Transportasi yang semakin mudah menuju
Mentawai menjadi salah satu faktor berkembangnya daerah tersebut. Kabupaten
Kepulauan Mentawai terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan. Kecamatan yang
9
menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah Sipora
Utara. Sipora Utara terdapat 6 (enam) desa, yaitu Desa Tua Pejat, Sipora Jaya,
Sidomakmur, Bukit Pamewa, Goisooinan dan Betumonga. Desa Tua Pejat adalah
Ibu kota Kepulauan Mentawai. Seperti ibu kota pada umumnya Desa Tua Pejat
adalah daerah yang Paling maju di Kepulauan Mentawai (Laporan Tahunan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai,2019).
Sebagai salah satu desa berkembang Tua Pejat juga tidak luput dari
masalah sampah. Dilaporkan pada tahun 2018, sampah rumah tangga di desa Tua
Pejat cukup banyak dan tidak terkelola dengan baik. Hal ini menimbulkan dampak
negatif bagi masyarakat dan lingkungan desa Tua Pejat. Dampak yang
ditimbulkan berupa gangguan bau busuk, merusak estetika pemandangan, serta
menjadi sumber penularan penyakit. Kondisi ini terjadi antara lain karena
kemampuan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai untuk pengadaan sarana prasarana persampahan yang dapat melayani
kebutuhan yang ada masih terbatas (Laporan Tahunan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai,2019).
Sampai saat ini ada tiga program yang sudah dijalankan oleh pihak DLHK
dalam menangani masalah limbah tersebut, yaitu menetapkan lokasi tempat
penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat
pemrosesan akhir sampah. Hanya saja tempat ini masih bersifat sementara. Oleh
sebab itu ke depannya DLHK berharap kerja sama yang baik dengan masyarakat
setempat mengatasi masalah limbah ini demi kebaikan bersama yaitu menemukan
tempat pembuangan akhir yang bersifat permanent. Belum maksimalnya fasilitas
dan anggaran, membuat program ini cukup menyita waktu agar mendapatkan hasil
yang diinginkan dalam hal ini tercapainya lingkungan yang bersih dan sehat.
(Laporan Tahunan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai, 2019).

1
0
Berdasarkan deskrisi di atas penulis merasa penting untuk mengetahui
bagaimana Program Pengelolaan Sampah di Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua Pejat Tahun 2020. Hal
inilah yang menjadi alasan penulis mengambil judul ini”.

B. Tujuan
1. TujuanUmum
Tujuan dari penulisan laporan magang ini adalah untuk mengetahui
Tinjauan Program Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup
dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua Pejat Tahun 2020.

2. TujuanKhusus
a. Mengetahui perencanaan Program Pengelolaan Sampah di Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua Pejat Tahun
2020.
b. Mengetahui pengorganisasian Program Pengelolaan Sampah di Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua
Pejat Tahun2020.
c. Mengetahui pelaksanaan Program Pengelolaan Sampah di Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua Pejat Tahun
2020.
d. Mengetahui monitoring dan evaluasi Program Pengelolaan Sampah di Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua
Pejat Tahun2020.
C. Manfaat
Adapun maanfaat dari penulisan laporan ini adalah :
1. Bagimahasiswa.
Diperolehnya cara-cara merencanakan, merumuskan dan melaksanakan
berbagai program yang kreatif dan inovatif di institusi.
2. Bagi ProgramStudi.
Sebagai tambahan referensi bagi peningkatan atau perluasan kerjasama
dengan stakeholder.
1
1
3. Bagi institusi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai.
Diharapkan dapat menambah masukan dan bahan pertimbangan dalam
membuat berbagai keputusan dan kebijakan oleh para pejabat/eselon dan
mengimplementasikan khususnya di Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

D. Ruang Lingkup
Pelaksanaan magang dilaksanakan dari tanggal 2 Maret 2020 sampai
dengan 28 Maret 2020 di Bidang Kebersihan Seksi Pengelolaan Sampah dan
Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai. Kegiatan ini diawali dengan mengetahui gambaran Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai, dilanjutkan dengan Tinjauan Program Pengelolaan Sampah
di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai
Tahun 2020. Dengan melihat dari unsur manajemen melalui Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC).

1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PengertianSampah

Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga,


pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, puingan
bahan bangunan dan besi-besi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah merupakan
hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah terpakai (Sucipto, 2012).
Menurut Azwar (2010), semakin maju tingkat budaya masyarakat maka
semakin komplek sumber sampah dan dalam kehidupan sehari-hari dikenal
beberapa sumber sampah yaitu dari rumah tangga, daerah pemukiman, daerah
perdagangan daerah industri, daerah peternakan, daerah pertanian, daerah
pertambangan dan dari jalan. Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak
terpakaidan dibuang oleh pemilik / pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian
orang masih bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar (Panji
Nugroho,2013).

B. Jenis Sampah
Menurut Sejati (2009) sampah dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Sampah organik atau basah
Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti
daun-daunan, sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, sisa buah. Sampah
jenis ini dapat terdegradasi (membususk atau hancur) secara alami.
b. Sampah anorganik atau kering
Sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terdegradasi secara alami.
Contohnya : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, kaca.
c. Sampahberbahaya
Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia. Contohnya : baterai, jarum
suntik bekas, limbah racun kimia, limbah nuklir. Sampah jenis ini memerlukan
penanganan khusus.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah, jenis sampah yang dikelola terdiri atas:

6
a. Sampah rumahtangga
Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak
termasuk tinja dan sampah spesifik.
b. Sampah sejenis sampah rumahtangga
Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ataufasilitas lainnya.
c. Sampahspesifik
Sampah yang mengandung B3, limbah B3, sampah yang timbul akibat
bencana, puing bongkaran bangunan, sampah yang secara teknologi belum dapat
diolah dan atau sampah yang timbul secara tidak periodik
C. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk
menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir (Sejati,
2009). Kegiatan penanganan sampah seperti yang dimaksud dalam Pasal 22
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, meliputi :
a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan atau sifatsampah;
b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampahterpadu;
c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan atau dari
tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan
sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesanakhir;
d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah
sampah;
e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secaraaman.

7
D. Pengelolaan Sampah Terpadu
Menurut Swadaya (2008), konsep dari pengelolaan sampah terpadu terdiri
dari beberapa tahapan, yakni cegah atau reduce (mencegah atau meminimalisir
penggunaannya), reuse (memperpanjang masa pemakaian atau memanfaatkan
kembali), recycle (mendaur ulang sampah menjadi barang baru),energy recovery
(menangkap energi yang ada pada sampah atau menjadikan sampah sebagai
sumber energi alternatif), disposal (membuang sampah merupakan alternatif
terakhir jika memang segala cara yang sudah disebutkan tadi telah dioptimalkan).
Berikut ini merupakan pengolahan sampah terpadu yang dapat dilakukan
masyarakat.
a. Integrated RubbishManaging
Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu merupakan sistem yang
mengkombinasikan berbagai cara pengelolaan sampah seperti daur ulang,
recycling center, pengomposan, perubahan imagepemulung, pembuatan
kerajinan sampah, sampai dengan pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah (Sejati, 2009).
b. Sistem Node, Sub Point, danCentre
Point Sistem ini merupakan inovasi dari sistem pengolahan sampah secara
terpadu dan profesional caranya dengan melakukan pembagian area
berdasarkan centre, sub point, dan node.Pengolahan yang dimaksud di sini
adalah mengubah sampah-sampah organik yang telah dikumpulkan
menjadi bahan daur ulang yang siap dipakai (Sejati, 2009).
c. Pengelolaan Sampah dengan Sistem Mandiri danProduktif
Pengelolaan sampah yang melibatkan peran serta masyarakat untuk
bersama-sama mengelola sampah. Sistem ini menekankan kemandirian
masyarakat dalam mengelola sampah yang mereka hasilkan, dan tidak
harus selamanya bergantung dari Pemerintah. Terkait dengan
pemberdayaan masyarakat maka diperlukan beberapa hal penting
diantaranya menumbuhkan inisiatif lokal, menguatkan partisipasi
masyarakat, membangun kerjasama dengan stakeholders (Sejati, 2009).

8
Selain itu sistem ini menekankan pada pentingnya memilah dari rumah
tangga, yaitu dengan tiga kantong tempat sampah. Setiap rumah tangga
memisahkan sampah sesuai jenisnya, seperti sampah plastik, kertas, dan
kaleng. Sampah bungkus atau sachet dimanfaatkan menjadi produk daur
ulang seperti tas, dompet, tempat koran. Sampah anorganik lainnya bisa
dijual. Sampah organik yang dihasilkan selanjutnya dimasukkan ke dalam
tong atau gentong untuk dijadikan kompos.
d. Pengelolaan Sampah dengan BankSampah
Bank Sampah adalah suatu tempat dimana terjadi kegiatan pelayanan
terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh teller bank sampah.
Ruangan bank sampah dibagi dalam tiga ruang atau loker tempat
menyimpan sampah yang ditabung, sebelum diambil oleh pengepul atau
pihak ketiga (Suwerda, 2012).
Pada prinsipnya pelayanan di bank sampah sama seperti di bank pada
umumnya, bedanya adalah yang ditabung ini adalah sampah. Jadi dari
rumah tangga sudah dipilah sesuai jenisnya lalu dibawa ke bank sampah
untuk ditabung. Bank sampah jugamelakukan pengelolaan sampah dengan
memberdayakan masyarakat. Masyarakat diajarkan mendaur ulang
sampah, membuat kompos sampai sampah tersebut menjadi produk yang
memiliki nilaiekonomi.
E. Kebijakan Pengelolaan Sampah
Menurut Widyatmoko (2002), bahwa kebijakan pengelolaan sampah
meliputi:
a. Penetapan instrumenkebijakan:
1) Instrumen regulasi, penetapan aturan kebijakan (beleidregels) untuk
melaksanakan kebijakan pengelolaansampah;
2) Instrumen ekonomik, penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi
beban penanganan akhir sampah (sistem insentif dandisinsentif)
b. Mendorong pengembangan konsep 4 R, yaitu: upaya mengurangi (Reduce)
memakai kembali (Re-use), mendaur-ulang (Recycling) sampah, dan
mengganti(Replace);
9
c. Pengembangan produk dan kemasan ramahlingkungan
d. Pengembangan teknologi, standart dan prosedur penanganansampah:
1) Penetapan kriteria dan standart minimal penentuan lokasi penanganan
akhirsampah,
2) Penetapan lokasi pengolahan akhirsampah,
3) Luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhirsampah,
4) Penetapan lahan penyangga (bufferzone),
5) Penetapan kriteria dan standar prasarana penanganan sementara sampah
bagi pengembang kawasanpemukiman;
e. Pengembangan program pengelolaan sampah yang meliputi, antaralain:
1) Waste to energy, yaitu pemanfaatan sampah organik sebagai sumber
energi(biogas),
2) Pengembangan produk dan kemasan ramahlingkungan,
3) Pengembangan teknik dan metoda penanganan sampah yang ramah
lingkungan (teknologi tepatguna).
F. Lingkup Pengelolaan Sampah
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008, BAB I, Bagian Kedua, pasal II,
menjelaskan tentang Pengelolaan Sampah dalah sebagai berikut:
1. Sampah yang dikelola berdasarkan Undang-Undang ini terdiriatas:
a. sampah rumahtangga;
b. sampah sejenis sampah rumah tangga;dan
c. sampahspesifik.
2. Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja
dan sampahspesifik.
3. Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud padaayat
(1) huruf b berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
4. Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cmeliputi:
a. sampah yang mengandung bahan berbahaya danberacun;
b. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya danberacun;
10
c. sampah yang timbul akibatbencana;
d. puing bongkaranbangunan;
e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau
f. sampah yang timbul secara tidakperiodik.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis sampah spesifik di luar ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan peraturan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkunganhidup.

G. Pelaksanaan PengelolaanSampah
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 18 Tahun 2008
Tentang Pengolahan Sampah, BAB III, bagian ke empat, pasal 9: Pelaksanaan
pengelolaan sampah di daerah adalah wewenang Pemerintah Kabupaten/ Kota
yang meliputi: (1) Penetapan lokasi tempat penanganan akhir sampah dengan
mengacu kriteria dan standart minimal lokasi penanganan akhir sampah. (2)
Rencana lokasi tempat pengolahan akhir sampah harus dicantumkan dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/ kota. (3) Penetapan lokasi
tempat penanganan akhir sampah dalam Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang
Daerah. (4) Menetapkan tarif retribusi sampah.

H. Fungsi Manajemen
Ada empat fungsi dari manajemen kesehatan, yaitu Perencanaan,
Pengorganisasian, Pelaksanaan, Monitoring dan evaluasi. Berikut penjelasannya
di bawahini.

1. Perencanaan
Menurut Goodwin dan Wright (2004), SMART merupakan salah satu
varian dari Multi Attribute Utility Theory (MAUT). Metode ini merupakan metode
perbandingan kuantitatif yang digunakan untuk mengkombinasikan
ketidaksamaan pengukuran dari biaya, ancaman dana keuntungan berdasarkan
masing – masing persepsi dari individual atau stakeholder. SMART merupakan
model SPPK jenis optimisasi dengan rumus analitis. Metode SMART mempunyai
makna sebagai berikut. Specific (Spesifik/Khusus) artinya memiliki targetyang

11
spesifik. Measurable (Terukur). Setelah menentukan tujuan secara spesifik, maka
langkah selanjutnya adalah mengukur progress dari tujuan spesifik yang sudah
dibuat. Achievable (Dapat tercapai). Pada poin ini perlu mengetahui bahwa target
yang telah ditentukan tersebut dapat dicapai (Achievable) artinya target ini tidak
boleh terlalu mudah, tetapi juga tidak boleh terlalu sulit. Relevant (Sesuai).
Memilih target yang relevan artinya jika target tersebut tercapai, target
tersebut tentu akan memiliki dampak. Timebound (Batas Waktu). Menetapkan
batas waktu dalam mencapai tujuan. Batas waktu ini diperlukan agar dapat
terfokus dan dapat mempersiapkan sumber dana yang diperlukan sedinimungkin.
a. PengertianPerencanaan
Batasan atau pengertian perencanaan bermacam-macam sesuai dengan
pendapat para ahli manajemen. Menurut Syamsul (2016), Pada dasarnya yang
dimaksud dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why) dan
bagaimana (how). Jadi, perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan
pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program
yangdilakukan.
Menurut Syamsul (2016), perencanaan diartikan sebagai perhitungan dan
penentuan tentang hal yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan
tertentu, dimana menyangkut tempat, oleh siapa pelaku itu atau pelaksana dan
sebagaimana tata cara mencapai itu.
b. Manfaat Perencanaan(Planning)
Menurut Syamsul (2016), perencanaan mempunyai 3 manfaat, yaitu (1)
Perencanaan dipakai sebagai alat pengawasan dan pengendalian kegiatan sehari-
hari perusahaan. Perencanaan yang telah disusun dengan baik akan memudahkan
para pelaksana untuk mengetahui bahwa tindakan tersebut menyimpang atau telah
sesuai dengan rencana. (2) Perencanaan dengan adanya perencanaan yang disusun
(tentunya sebelum suatu kegiatan dilakukan) dengan cermat dapatlah dipilih dan
ditetapkan kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan mana yang tidak. (3)

12
Perencanaan dengan adanya rencana, segala kegiatan dapat dilakukan secara tertib
dan teratur sesuai dengan tahap-tahap yang semestinya.
c. Aspek-aspekPerencanaan
Menurut Syamsul (2016), perencanaan menggunakan beberapa aspek
yakni: 1. Penentuan tujuan yang akan dicapai. 2. Memilih dan menentukan cara
yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan atas dasar alternatif yang dipilih. 3.
Usaha-usaha atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan atas
dasar alternative yang dipilih.
d. Macam-macam Perencanaan dalamOrganisasi
Menurut Syamsul (2016), menjelaskan bahwa perencanaan dapat dipecah
menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Menurut JangkaWaktunya
Menurut jangka waktunya, perencanaan dapat dikelompokkan menjadi: a.
Perencanaan menengah: jangka waktu 1-2 tahun. b. Perencanaan jangka
pendek: jangka waktu 1 tahun atau kurang. c. Perencanaan jangka panjang.
jangka waktu 5 tahun atau lebih.
2) Menurut RuangLingkupnya
Menurut ruang lingkupnya, perencanaan dapat dibagi menjadi 3 macam: (a)
Perencanaan fisik, (b) Perencanaan fungsional, (c) Perencanaan menyeluruh.
Sejalan dengan pendapat Syamsul, (2016), mengklasifikasikan perencanaan
menjadi tiga jenis, yakni perencanaan strategis, taktis, dan operasional
e. Unsur-unsurPerencanaan
Menurut Syamsul (2016), Perencanaan yang baik harus dapat menjawab 6
pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan, yaitu: (1) Tindakan
apa yang harus dilakukan. (2) Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan.
(3) Dimana tindakan tersebut dilakukan. (4) Kapan tindakan tersebut dilakukan.
(5) Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut. (6) Bagaimana cara
melaksanakan tindakantersebut.
f. Langkah-Langkah Menyusun Perencanaan(Planning)
Menurut Syamsul (2016), langkah-langkah dalam menyusun perencanaan
(planning) adalah sebagai berikut:
13
1) MenetapkanSasaran
Kegiatan perencanaan dimulai dengan menetapkan apa saja yang ingin
dicapai oleh organisasi, tanpa dasar yang jelas, sumber daya yang ada akan
meluas menyebar dengan menetapkan prioritas dan merinci serta mengkalkulasi
sasaran secara jelas maka organisasi dapat mengarahkan sumber daya yang lebih
efektif dan efisien serta tepat guna dan tepatsasaran.
2) Merumuskan PosisiOrganisasi
Posisi organisasi saat ini, pemimpin harus mengetahui posisi organisasinya
saat ini, misalnya sumber daya yang dimiliki organisasinya saat ini. Kemudian,
rencana baru dapat disusun setelah diketahui posisi organisasinya, kekuatan-
kekuatan yang akan melaksanakan dari apa-apa yang telah direncanakan.
3) Mengidentifikasi BerbagaiFaktor
Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat selanjutnya perlu
diketahui faktor-faktor balik dari dalam maupun yang datang dari luar yang
diperkirakan dapat membantu dan mendukung serta yang menghambat organisasi
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
4) Menyusun Langkah-langkah Untuk Mencapai Sasaran
Langkah terakhir dalam menyusun perencanaan adalah mengembangkan
berbagai kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan, mengevaluasi alternatif ini dengan memilih mana
yang baik yang dianggap cocok dan memuaskan.
2. Pengorganisasian ProgramKesehatan
Pada pengorganisasian program kesehatan ini akan dibahas beberapa hal
mengenai (1) Pengertian pengorganisasian, (2) Prinsip pokok organisasi, (3)
Manfaat Pengorganisasian, dan (4) Langkah-langkah pengorganisasian
a. PengertianPengorganisasian
Menurut Syamsul (2016) pengorganisasian adalah keseluruhan proses
pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab atau wewenang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai
satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan batasan
tersebut diatas, pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan (sinkronisasi)
14
semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material, dan tata cara dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui fungsi pengorganisasian
dapat diketahui
b. Prinsip Pokok Organisasi
Menurut Syamsul (2016), prinsip-prinsip organisasi terbagi menjadi
beberapa bagian, yaitu:
1) PembagianKerja
Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja untuk meraih tujuan
bersama. Namun, pada dasarnya, sebuah organisasi terdiri atas bagian-bagian
tertentu yang masingmasing memiliki tanggung jawab. Oleh karena itu, harus
ada pembagian kerja yang jelas antara tiap-tiap bagian. Prinsip-prinsip
organisasi berupa pembagian kerja akan memberi pengaruh positif pada
efisiensi dan efektivitas organisasi. Pembagian itu menghindarkan sekelompok
orang terkonsentrasi pada pekerjaan tertentu, sementara pekerjaan yang lain
terbengkalai.
2) PendelegasianWewenang
Pendelegasian wewenang sangat penting agar setiap elemen dalam
organisasi memiliki rasa tanggung jawab. Prinsipprinsip organisasi ini di satu
sisi merupakan bagian dari pembagian kerja dan di sisi lain merupakan
pelimpahan tanggung jawab. Di samping itu, pendelegasian wewenang sangat
penting fungsinya dalam komando.
3) Disiplin
Setiap organisasi pasti memiliki tata tertib dan peraturanperaturan
menyangkut sistem kerja. Namun, semua tata tertib dan peraturan itu menjadi
tidak ada artinya jika tidak ditunjang dengan kedisiplinan para pelaksananya.
Oleh karena itu, disiplin dalam suatu organisasi adalah prinsip-prinsip
organisasi yang sangat mendasar yang mempengaruhi kinerja organisasi
secara keseluruhan.
4) KesatuanKomando
Komando dalam hal ini adalah kepemimpinan dalam menjalankan visi
dan misi organisasi. Dalam pelaksanaan lapangan, komando dan wewenang
15
bisa didelegasikan kepada struktur di bawahnya. Namun, hakikatnya,
komando tetap harus tunggal. Adanya lebih dari satu komando akan membuat
organisasi bergerak tidak fokus padatujuan.
5) KesatuanTujuan
Organisasi tanpa tujuan yang jelas adalah omong kosong. Tujuan
organisasi harus tergambar dengan jelas dalam visi dan misi organisasi
tersebut. Sebab, tujuan organisasi ini menjadi acuan gerak dan program kerja.
Kesatuan tujuan dari seluruh jenjang organisasi merupakan kunci pokok
keberhasilan organisasi tersebut dalam mengorganisasi elemen-elemennya.
6) Prioritas
Setiap anggota organisasi pasti memiliki kepentingan masing-masing.
Kadang-kadang, kepentingan individu itu berjalan selaras dengan kepentingan
organisasi. Namun, saat kepentingan tersebut bertentangan, setiap anggota
organisasi semestinya mendahulukan kepentingan organisasinya. Inilah
prinsip-prinsip organisasi.
7) Penghargaan atas Prestasi dan SanksiKesalahan
Penghargaan dan sanksi adalah semacam stimulasi bagi setiap anggota
organisasi. Ini merupakan bentuk apresiasi. Bentuknya tidak harus selalu uang
atau nilai-nilai nominal. Tiap-tiap organisasi perlu menerapkan penghargaan
dan sanksi ini dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan organisasi tersebut.
Prinsip-prinsip organisasi ini juga sangat penting diterapkan.
8) Sentralisasi dan Desentralisasi PengambilanKeputusan
Sentralisasi dan desentralisasi dalam pengambilan keputusan sangat
erat hubungannya dengan efektivitas dan efisiensi organisasi. Organisasi yang
baik menerapkan prinsipprinsip organisasi ini secara proporsional. Ada hal-hal
yang tidak bisa disentralisasikan kepada pemimpin manajemen dan begitu
juga sebaliknya. Tidak semua keputusan harus diambil dengan musyawarah
yang melibatkan seluruh elemen. Tingkat-tingkat keputusan itu dikembangkan
sesuai jenjang dan kapasitasmasing-masing.

16
9) Wewenang
Garis wewenang dari atas sampai ke bawah merupakan rujukan dalam
pelaksanaan program. Setiap elemen organisasi harus memahami garis
wewenang sehingga tidak terjadi kelambatan birokratis atau sebaliknya.
Prinsipprinsip organisasi berupa garis wewenang ini juga berfungsi
menegaskan kembali kesatuan komando.
10) TataTertib
Tata tertib dalam organisasi berfungsi untuk meletakkan orang yang
tepat pada posisi yang tepat. Dengan demikian, kinerja organisasi akan
berjalan dengan optimal.
11) Keadilan danKejujuran
Keadilan dalam segala elemen merupakan syarat mutlak dalam
organisasi. Di samping itu, jenjang atas harus jujur dan terbuka kepada
jenjang-jenjang di bawahnya sampai level akar rumput. Kejujuran ini akan
membawa dampak pada kepercayaan bawahan kepada atasan.
12) Stabilitas danRegulasi
Harus diperhatikan masa kerja yang efektif dan efisien, mengatur
perputaran dan peralihan tugas untuk menghindari kejenuhan dan merangsang
pembaruan-pembaruan. Namun, di sisi lain, harus dipikirkan agar regulasi
tersebut tidak menjadi beban bagi organisasi. Sebab, perputaran dan
pergantian jabatan yang terlalu tinggi pun berpengaruh buruk pada efektivitas
kerja dan efisiensibiaya.
13) Inisiatif
Organisasi yang baik harus mampu menumbuhkan inisiatif anggotanya
dalam pengelolaan organisasi. Iklim organisasi juga harus dibangun
sedemikian rupa agar mampu menstimulasi munculnya ide dan inisiatif
anggota dari berbagai jenjang. Inisiatif adalah prinsip-prinsip organisasi yang
juga sangat penting.
14) Keselarasan danPersatuan
Hubungan interpersonal antaranggota organisasi memiliki pengaruh
sangat besar dalam kinerja anggota. Tanpa hubungan yang baik dan selaras,
17
organisasi tidak akan berjalan baik. Di samping itu, keselarasan tersebut
sangat penting perannya dalam memelihara persatuan dan kesatuananggota.
15) ManfaatPengorganisasian
Alam syamsul (2016) mengatakan ada empat manfaat pengorganisasian,
yaitu:
a) Organisasi sebagai penuntun pencapaiantujuan.
b) Organisasi dapat mengubah kehidupanmasyarakat.
c) Organisasi menawarkankarier.
d) Organisasi sebagai cagar ilmupengetahuan.
16) Langkah-langkahPengorganisasian
Secara garis besar, langkah-langkah pengorganisasian dimulai dari
merencanakan, melaksanakan, dan memantau kerja organisasi. Secara garis besar
adalah sebagai berikut: (1) Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan
organisasi agar sesuai dengan misi dan visinya. (2) Membagi beban kerja ke
dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang. (3) Mengkombinasikan pekerjaan anggota
organisasi dengan cara yang logis dan efisien. (4) Menetapkan mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang
harmonis. (5). Memantau efektivitas organisasi dna mengambil langkahlangkah
penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas (Umar dalam
Syamsul,2016)

3. Pelaksanaan
Tujuan Fungsi Aktuasi Aktuasi adalah kata lain dari direction (bimbingan)
dan merupakan fungi manajemen yang tidak dapat dilepaskan dari beberapa
fungsi manajemen lainnya, serta saling berhubungan erat. Aktuasi, direction,
motivating, dan influencing disepakati untuk mempunyai pengertian yang sama
yaitu gerak pelaksaan yang diarahkan untuk mewujudkan tujuan organisasi. Jadi,
actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya
atau dengan kesadaran secara bersamasama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif (syamsul,2016).

18
Menurut (Syamsul, 2016) fungsi aktuasi / pelaksaan merupakan usaha
untuk menciptakan iklim kerja sama di antara staf pelaksana program sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi aktuasi tidak
terlepas dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi penggerak dan pelaksanaan dalam
istilah lainnya yaitu actuating (memberi bimbingan), motivating (membangkitkan
motivasi), directing (memberikan arah), influencing (mempengaruhi) dan
commanding (memberikan komando atau perintah). Jadi, penggerakkan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, menggerakkan,
mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan sesuatu
kegiatan usaha. Penggerakkan dapat dilakukan dengan cara persuasif atau bujukan
dan instruktif, tergantung bagaimana cara yang paling efektif. Penggerakkan dapat
dikatakan efektif, jika dipersiapkan dan dikerjakan dengan baik serta benar oleh
karyawan yang ditugasi untuk itu
Syamsul (2016), juga menambahkan bahwa pada dasarnya ruang lingkup
pelaksanaan fungsi aktuasi berpusat pada pengelolaan sumber daya manusia.
Tujuan utama dilakukannya aktuasi adalah untuk terciptanya kerjasama yang lebih
efisien, berkembangnya kemampuan, dan keterampilan anggota serta timbulnya
perasaan untuk menyukai pekerjaan yang dilakukan. Semua ini ditentukan dan
sangat tergantung pada kemampuan dari para menajer. Para manajer harus
menunjukkan, dalam tingkah laku maupun melalui keputusan-keputusan yang
ditetapkan, bahwa manajer memberi perhatian yang besar terhadap anggotannya.
Selain memperhatikan kepentingan anggotanya manajer dituntut mampu
menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan para anggota, menciptakan, dan
memelihara suasana serta lingkungan kerja yang memuaskan dan menyadarkan
para anggota mengenai pentingnya peranan mereka masingmasing dalam usaha
mencapai tujuan. Untuk menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia
dalam organisasi, peranan kepemimpinan (leadership), motivasi staf, kerja sama
dan komunikasi antar staf merupakan hal pokok yang perlu mendapat perhatian
paramanajer organisasi.
Syamsul (2016) juga menjelaskan bahawa tujuan fungsi aktuasi lainnya
adalah: (1). Menciptakan kerja sama yang lebih efisien. (2) Mengembangkan
19
kemampuan dan keterampilan staf. (3) Menumbuhkan rasa memiliki dan
menyukai pekerjaan. (4) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang
meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf. (5) Membuat organisasi
berkembang secaradinamis.

4. Monitoring danEvaluasi
Keberhasilan sebuah program dapat dilihat dari apa yang direncanakan
dengan apa yang dilakukan, apakah hasil yang diperoleh berkesesuaian dengan
hasil perencanaan yang dilakukan. Untuk dapat memperoleh implementasi
rencana yang sesuai dengan apa yang direncanakan manajemen harus menyiapkan
sebuah program yaitu monitoring, monitoring ditujukan untuk memperoleh fakta,
data dan informasi tentang pelaksanaan program, apakah proses pelaksanaan
kegiatan dilakukan seusai dengan apa yang telah direncakan (Syamsul, 2016).
Selanjutnya temuan-temuan hasil monitoring adalah informasi untuk proses
evaluasi sehingga hasilnya apakah program yang ditetapkan dan dilaksanakan
memperoleh hasil yang berkesuaian atau tidak (Syamsul,2016).
Menurut Syamsul (2016). Monitoring lebih menekankan pada pemantauan
proses pelaksanaan. Monitoring juga lebih ditekankan untuk tujuan supervisi.
Proses dasar dalam monitoring ini meliputi tiga tahap yaitu: (1) menetapkan
standar pelaksanaan; (2) pengukuran pelaksanaan; (3) menentukan kesenjangan
(deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.
Selanjutnya (Syamsul, 2016) juga menjelaskan bahawa monitoring
mempunya empat fungsi, yaitu:
1) Ketaatan(compliance).
Monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan
semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telahditetapkan.
2) Pemeriksaan(auditing).
Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang
diperuntukkan bagi pihak tertentu bagi pihak tertentu (target) telah mencapai
mereka.
3) Laporan(accounting).

20
Monitoring menghasilkan informasi yang membantu “menghitung”
hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi
kebijaksanaan sesudah periode waktu tertentu.
4) Penjelasan(explanation).
Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan
bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan
pelaksanaannya tidak cocok.
Penilaian (evaluasi) merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan
kegiatan monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang
disediakan melalui kegiatan monitoring. Dalam merencanakan suatu kegiatan
hendaknya evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan, sehingga dapat
dikatakan sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi diarahkan untuk
mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan. Evaluasi berhubungan
dengan hasil informasi tentang nilai serta memberikan gambaran tentang manfaat
suatu kebijakan. Istilah evaluasi ini berdekatan dengan penafsiran, pemberian
angka dan penilaian. Evaluasi dapat menjawab pertanyaan “Apa pebedaan yang
dibuat”. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai
sasaran yang diharapkan atau tidak, evaluasi lebih menekankan pada aspek hasil
yang dicapai (ouput). Evaluasi baru bisa dilakukan jika program itu telah berjalan
dalam suatu periode, sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis program yang
dibuat dan dilaksanakan, misalnya disekolah, untuk satu caturwulan atau enam
bulan atau satu tahun pelajaran (Syamsul,2016).

a. Prinsip-Prinsip Monitoring danEvaluasi


Menurut Syamsul (2016), prinsip-prinsip monitoring adalah sebagai
berikut:
1) Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus.
2) Monitoring harus menjadi umpan terhadap perbaikan kegiatan program
organisasi.
3) Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap organisasi maupun
terhadap pengguna produk atau layanan.

21
4) Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk
berprestasi.
5) Monitoring harus berorientasi pada peraturan yangberlaku.
6) Monitoring harusobyektif.
7) Monitoring harus berorientasi pada tujuanprogram.
b. Manfaat Monitoring danEvaluasi
Monitoring dan evaluasi merupkan bagian terpenting dalam suatu siklus
pengelolaan program, seperti planning, actuating, dan organizing. Tujuan
monitoring dan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian dan
kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dalam perencanaan program
dengan hasil yang dicapai melalui kegiatan dan atau program secara berkala.
Apabila dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi ditemukan masalah atau
penyimpangan, maka secara langsung dapat dilakukan bimbingan, saran-saran dan
cara mengatasinya serta melaporkannya secara berkala kepada pemangku
kepentingan.
Menurut Syamsul (2016), manfaat dari monitoring dan evaluasi,yaitu: (1)
Mengetahui proses dan hasil terhadap penyelenggaraan program. (2) Alat
manajemen untuk proses belajar dari pengalaman. (3) Untuk membuat
perencanaan dan melaksanakan rencana dengan lebih baik di masa mendatang. (4)
Dapat diketahui berbagai hal yang ebrkaitan dengan tingkat pencapaian tujuan
(keberhasilan), ketidakberhasilan, hambatan, tantangan, dan ancaman tertentu
dalam mengelola program. (5) Sebagai alat untuk mengukur kemajuan dan
pencapaianprogram.
Syamsul (2016) mengatakan hasil monitoring dan evaluasi dapat
digunakan sebagai: (1) Bahan untuk melaksanakan perbaikan program dimasa
yang akan datang. (2) Media untuk pembelajaran dan pemikiran strategik bagi
pemimpin dan staf serta stakholer yang terlibat dalam program. (3) Membantu
organisasi untuk membuat keputusan sesuai dengan visi dan misiorganisasi.

22
c. Proses Monitoring danEvaluasi
Syamsul (2016) menjelaskan monitoring dan evaluasi dilaksanakan
dengan mengikuti langkah langkah sebagaiberikut.
1) TahapPerencanaan
Persiapan dilaksanakan dengan mengidentifikasi hal-hal yang akan
dimonitor, variabel apa yang akan dimonitor serta menggunakan indikator
mana yang sesuai dengan tujuan program. Rincian tentang variabel yang
dimonitor harus jelas dulu, serta pasti mengenai batasannya dan definisinya
2) TahapPelaksanaan
Monitoring ini untuk mengukur keterampilan seseorang dalam
menggunakan suatu tugasnya. Setelah memastikan definisi yang tepat tentang
variabel yang dimonitor serta indikatornya, maka laksanakan monitoring
tersebut.
3) TahapPelaporan
Pada langkah ketiga, yaitu menentukan apakah prestasi kerja itu
memenuhi standar yang sudah ditentukan dan di sini terdapat tahapan
evaluasi, yaitu mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan standar yang
harus dicapai. Selanjutnya temuan-temuan tersebut ditindaklanjuti dan
hasilnya menjadi laporan tentangprogram.

d. Cara Mendapatkan Data Pada Saat Monitoring danEvaluasi


Menurut Syamsul (2016), masalah penelitian menentukan jenis data yang
diperlukan, dan jenis data ini memandu pemilihan metode atau cara pengumpulan
data. Pada monitoring dan evaluasi metode pengumpulan data yang digunakan
adalah survei, observasi, dokumentasi, dan wawancara. Berikut penjelasannya di
bawah ini.
1) Survei
Metode survei adalah cara pengumpulan data dimana responden
menjawab pertanyaan (kuesioner) yang telah disusun sebelumnya, dengan
menggunakan alat yang berupa daftar pertanyaan atau kuesioner. Dengan
metode ini dapat dikumpulkan data yang banyak dalam relatif cepat.

23
2) Observasi
Pengamatan atau observasi adalah teknik pengumpulan data dimana
peneliti mengumpulkan data dengan mengamati secara langsung pada
kejadian atau proses di lapangan. Jenis informasi yang diperoleh dapat berupa
karakteristik benda, proses interaksi benda, atau perilaku manusia baik
interaksinya dengan benda/alat maupun interaksinya dengan manusialain.
3) Wawancara
Wawancara (interview) merupakan proses untuk memperleh data
dalam suatu penelitian dengan mengadakan tanyajawab antara peneliti dengan
responden dengan bertatapmuka langsung. Wawancara terjadi jika ada
interaksi antara pewawancara dengan responden. Keberhasilan pelaksanaan
wawancara ini tergantung pada proses interaksi yang terjadi. Unsur yang
menentukan proses interaksi ini adalah wawasan dan pengertian (insight) yang
dimiliki oleh pewawancara. Faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya
interaksi antara pewawancara dan responden adalah situasi wawancara dan isi
pertanyaan yang ditanyakan. Isi pertanyaan yang ditanyakan merupakan factor
yang dapat mempengaruhi situasi wawancara, juga dapat berpengaruh pada
kenyamanan pewawancara dan responden. Terkait dengan hal ini, diperlukan
suatu keterampilan yang dapat menciptakan situasi yang kondusif agar dapat
menggugah responden untuk mengungkapkan keadaan yang sebenarnya,
sebagai data yang diinginkan dalampenelitian.
4) Dokumentasi
Dalam suatu penelitian, kadang-kadang peneliti tidak perlu
melaksanakan pengumpulan/penjaringan data secara langsung dari responden.
Untuk suatu tujuan penelitian tertentu, peneliti menggnakan data sekunder.
Data sekunder ini merupakan data yang telah ada, atau data yang telah
dikumpulkan oleh peneliti lain ataupun hal-hal yang telah dilakukan oleh
oranglain.
e. Jenis Monitoring danEvaluasi
Syamsul (2016) menjelaskan bahwa jenis monitoring adalah sebagai
berikut:
24
1) Aspek masukan (input) proyek antara lain mencakup: tenaga manusia,
dana, bahan, peralatan, jam kerja, data, kebijakan, manajemen dsb. yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatanproyek.
2) Aspek proses /aktivitas yaitu aspek dari proyek yang mencerminkan suatu
proses kegiatan, seperti penelitian, pelatihan, proses produksi, pemberian
bantuan dansebagainya.
3) Aspek keluaran (ouput), yaitu aspek proyek yang mencakup hasil dari
proses yang terutama berkaitan dengan kuantitas(jumlah).
Sedangkan, jenis evaluasi adalah sebagai berikut:
1) Evaluasi awal kegiatan, yaitu penilaian terhadap kesiapan program atau
mendeteksi kelayakanprogram.
2) Evaluasi formatif, yaitu penilaian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai
selama proses kegiatan program dilaksanakan. Waktu pelaksanaan
dilaksanakan secara rutin (per bulan, triwulan, semester dan atau tahunan)
sesuai dengan kebutuhan informasi hasil penilaian. Evaluasi formatif
bersifat internal berfungsi untuk meningkatkan kinerja lembaga,
mengembangkan program/personal, bertujuan untuk mengetahui
perkembangan program yang sedang berjalan (in-progress). Monitoring
dan supervisi, termasuk dalam kategori evaluasi formatif, dilakukan
selama kegiatan program sedang berlangsung, dan akan menjawab
berbagai pertanyaan: (a) Apakah program berjalan sesuai rencana? (b)
Apakah semua komponen berfungsi sesuai dengan tugasmasing-masing?
(c) Jika tidak apakah perlu revisi, modifikasi?
3) Evaluasi sumatif, yaitu penilaian hasil-hasil yang telah dicapai secara
keseluruhan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Waktu pelaksanaan
pada saat akhir program sesuai dengan jangka waktu program
dilaksanakan. Untuk program yang memiliki jangka waktu enam bulan,
maka evaluasi sumatif dilaksanakan menjelang akhir bulan keenam. Untuk
evaluasi yang menilai dampak program, dapat dilaksanakan setelah
program berakhir dan diperhitungkan dampaknya sudah terlihat nyata.
Evaluasi sumatif, dilakukan pada akhir program, bertujuanuntuk
25
mengetahui keberhasilan program yang telah dilaksanakan, memberikan
pertanggung-jawaban atas tugasnya, memberikan rekomendasi untuk
melanjutkan atau menghentikan program pada tahun berikutnya. Evaluasi
akan dapat menjawab pertanyaan: (a) Sejauh mana tujuan program
tercapai? (b) Perubahan apa yang terjadi setelah program selesai? (c)
Apakah program telah dapat menyelesaikan masalah? (d) Perubahan
perilaku apa yang dapat ditampilkan, dilihat dan dirasakan setelah selesai
mengikuti pelatihan? (Syamsul, 2016).

26
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Gambaran Dinas Lingkungan Hidup danKebersihan


1. GambaranUmum
Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai terletak di Jalan raya Tuapejat KM 2,5 Kecamatan Sipora Utara
Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai ini termasuk ke dalam Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) tipe C menurut PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah. Artinya kegiatan DLHK Kabupaten Kepulauan Mentawai berkaitan
dengan urusan pemerintahan namun tidak berkaitan dengan pelayanan dasar
(Profil Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai,2019).
DLHK Kabupaten Kepulauan Mentawai berstatus DinasLingkungan Hidup
dan Kebersihan dengan fungsi lebih dititik beratkan pada fungsi teknis pada tahun
2017. Fungsi tersebut terbagi menjadi dua bidang yaitu Lingkungan Hidup dan
Kebersihan.Bidang Lingkungan Hidup ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Seksi Perizinan dan Kajian DampakLingkungan
b. Seksi Peningkatan Kapasitas Masyarakat HukumAdat
c. Seksi Pengendalian, Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan
Sedangkan Bidang Kebersihan juga terbagi menjadi tiga bagian,yaitu:
a. Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun Berbahaya
b. Seksi Pengendalian Pencemaran dan KerusakanLingkungan
c. Seksi Pemeliharaan LingkunganHidup

Pada akhir tahun 2017 Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kepulauan


Mentawai, berstatus sebagai dinas. Hal ini menambah fungsi kerja dari dinas
tersebut tidak hanya dibebankan sebagai fungsi teknis saja dinas kemudian juga
merangkap melaksanakan fungsi koordinasi. Hal itu dilakukan sebagai
pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

27
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah, serta rujukan dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat
Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota yang melaksanakan Urusan Pemerintahan
Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan maka melalui Peraturan Daerah
Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Kepulauan Mentawai Nomor 47
Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah serta
Peraturan Bupati Kepulauan Mentawai Nomor 31 Tahun 2017 Tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai, nomenklatur urusan lingkungan hidup di Kabupaten
Kepulauan Mentawai menjadi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan bidang tata kelola urusan bidang
lingkungan hidup, dan Kebersihan. (Laporan Tahunan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai,2019).
Selain itu, urusan kebersihan langsung menjadi urusan Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan. Bersama dengan komprehensifnya tugas dan fungsi Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai tersebut
diharapkan dapat mengakomodir semua lingkup fungsi perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup mulai dari perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan dan penegakan hukum dengan efisien sebagaimana
amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Profil Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2019).
Organisasi Perangkat Daerah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari 2 (dua) bidang urusan yaitu Bidang
Urusan Lingkungan Hidup dan Bidang Kebersihan. Bidang Urusan Lingkungan
Hidup ini mengelola urusan perencanaan lingkungan seperti:
a. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
b. Daya Dukung dan Daya Tampung LingkunganHidup

28
c. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup(SPPLH)
d. kajian perencanaan lingkungan hiduplainnya
e. penyusunan regulasi lingkunganhidup.
Bidang Urusan Lingkungan Hidup juga mengelola urusan pengaduan
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, dan penyelesaian sengketa
lingkungan hidup dan penegakan hukum lingkungan.
Sedangkan Bidang Kebersihan mengelola urusan pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan pemantauan kualitas lingkungan
dan melakukan penanggulangan dan pemulihan pencemaran dan perusakan
lingkungan yang didukung oleh Laboratorium selaku dukungan teknis penyediaan
data kualitas lingkungan, pengawasan lingkungan, pemeliharaan lingkungan,
persampahan dan limbah B3 (Profil Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai,2019).
2. Visi danMisi
a. Visi
Bertitik tolak pada Visi dan Misi Kabupaten Kepulauan Mentawai
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2017-2022 Kabupaten Kepulauan Mentawai
maka Visi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai adalah : “Mewujudkan Kabupaten Kepulauan Mentawai Yang Peduli
Lingkungan”. (Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai 2017-2022).
Melalui Visi tersebut diharapkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
menjadi unit kerja yang mampu menggerakkan pengelolaan kelestarian
lingkungan khususnya lingkungan pelayanan (pelayanan wisata, perdagangan dan
jasa, pendidikan dankesehatan).

b. Misi
Untuk mewujudkan cita-cita sebagaimana tertuang dalam Visi tersebut,
maka ditetapkan 4 (empat) Misi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai. Misi tersebut adalah penjabaran dari Visi, yang

29
merupakan acuan perencanaan strategis dalam pembangunan bidang lingkungan
hidup untuk 5 (lima) tahun yang akan datang.
Untuk mencapai Visi tersebut telah ditetapkan Misi sebagai berikut :
1) Meningkatkan pelayanan pengelolaaan sampah yang didukung infrastruktur
yang terintegrasi melalui prasarana dan sarana yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan;
2) Menyusun kerangka regulasi pengelolaan persampahan yang komprehensif,
solutif, dan berkeadilan;.
3) Mengembangkan kelembagaan dan pembiayaan pengelolaaan sampah
Kabupaten Kepulauan Mentawai yang efektif danefisien;
4) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan kehidupan
masyarakat. (Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai2017-2022).
3. StrukturOrganisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 12
tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Kepulauan Mentawai, maka susunan organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan terdiri dari : (Profil Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2019)
1) Kepala Dinas;
2) Sekretaris;
3) Sub Bagian Umum danKepegawaian;
4) Sub Bagian Program danKeuangan;
5) Bidang LingkunganHidup;
6) Seksi Perizinan dan Kajian DampakLingkungan;
7) Seksi Peningkatan Kapasitas Masyarakat HukumAdat;
8) Seksi Pengendalian, Pengawasan dan Penegakan HukumLingkungan;
9) BiangKebersihan;
10) Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan BeracunBerbahaya;
11) Seksi Pengendalian Pencemaran dan KerusakanLingkungan;
30
12) Seksi Pemeliharaan LingkunganHidup;
13) Kelompok JabatanFungsional.
Bagan Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai adalah seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.1: Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan


Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019

4. Susunan Kepegawaian danKelengkapan


Jumlah pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai pada tahun 2019 sebanyak 54 Pegawai. Pegawai itu terdiri
dari 25 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 29 orang pegawai harian/tenaga
honorer. Berkut daftar Pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2019 seperti terlihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 3.1 Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Dinas Lingkungan Hidup
dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019

31
NO NAMA PANGKAT/GOL JABATAN

Ir. YUSI RIO, M.Si


1 Pembina Utama, IV/c KEPALA DINAS

2 RUSLIANUS A.Pd., M.Sc. Pembina Tk I / IV.b SEKRETARIS

3 SIHOL SIMANIHURUK, SP Pembina, IV/a KABID LINGKUNGAN HIDUP

4 YANTI OKTAVIA HUTAPEA, SE Penata Tk I, III/d KABID KEBERSIHAN

5 IMANUEL SAKERENGAN, S.Th. Pembina, IV/a KASI PEMBINAAN HUTAN ADAT

6 KASUDI, S.Sos. Penata Tk I, III/d KASI PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH B3

KASI PERIZINAN DAN PENGKAJIAN DAMPAK


7 HARSAYADI, ST Penata Tk I, III/d
LINGKUNGAN

8 AIRIN RAFAEL, SKM Penata Tk I, III/d KASUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN

KASI PELAYANAN DAN PEMELIHARAAN


9 NGENAIBARA, S.Sos. I Penata, III/c
KEBERSIAHAN

10 RIFAI, STTP. PAR Penata, III/c KEPALA TATA USAHA UPTD LABOR LINGKUNGAN

SOVIA SERANIRAYA, S.Kom,


11 Penata, III/c KASUBAG PROGRAM DAN KEUANGAN
MEc. Dev

12 NURABNI, S.IP Penata, III/c KASI SARANA DAN PRASARANA KEBERSIHAN

13 HORMA BILSAN, S.Sos. Penata Muda Tk.I , III/b KASUBAG TATA USAHA UPT LABOR LINGKUNGAN

CHRISTANTI NATALYA, KASI PENGENDALIAN, PENGAWASAN DAN


14 Penata Muda Tk.I , III/b
Amd.Keb PENEGAKAN HUKUMLINGKUNGAN

15 ILMI, S.T. Pembina, IV/a STAF

PUTRI LENGGO GENI, A. Md.


16 Penata Muda , III/a STAF
Keb

17 HENDRI DONDRA Pengatur Tk I, II/d STAF

18 HERLINA Pengatur Tk I, II/d STAF

19 DARKON Pengatur, II/c STAF

20 SISKA MARLINA Pengatur, II/c STAF

ESMEIMAN PUTRA SATRIA


21 Pengatur, II/c STAF
TELAUMBANUA

22 KUSTRI YATMO Pengatur, II/c STAF

23 GUNTUR PRASETYO NUGROHO Pengatur Muda Tk.I , III/b -

24 ADLIS Pengatur Muda , II/a STAF

25 JOMAR Juru Tk I, I/d STAF

26 KRISTOFER, SE - TENAGA KONTRAK TEKNIS

27 MAULANA ISHAK, S.Pd - TENAGA KONTRAK TEKNIS

32
28 RETNO MEIZALI R, SH TENAGA KONTRAK TEKNIS

29 YULIANUS YAHYA DAELI, ST TENAGA KONTRAK TEKNIS

30 DEWI KURNIATI, S.Si TENAGA KONTRAK TEKNIS

ALDO KRISTIAN SAKOIKOI,


31 TENAGA KONTRAK TEKNIS
S.Si

32 JULMIAR ERIDA, S. Pd. TENAGA KONTRAK TEKNIS

33 RIZKI YANI, Amd TENAGA KONTRAK TEKNIS

34 NURHALIMAH TENAGA KONTRAK TEKNIS

35 MUTIARA JONNEFI TENAGA KONTRAK TEKNIS

36 REVA DWI SUSANTI TENAGA KONTRAK TEKNIS

37 PRISKA NENGSIH FLORENSIA TENAGA KONTRAK TEKNIS

38 ASMINAR SARUBEI TENAGA KONTRAK TEKNIS

39 YASHINTA REIJI SAMALELET TENAGA KONTRAK TEKNIS

40 RESTINA TENAGA KONTRAK TEKNIS

41 MULTIKA RAHAYU TENAGA KONTRAK TEKNIS

42 MARISTI SANAMBALIU TENAGA KONTRAK TEKNIS

43 ERMA SURIYANI TENAGA KONTRAK TEKNIS

44 BERLIANDI TENAGA KONTRAK TEKNIS

45 SUTRISNO TENAGA KONTRAK TEKNIS

46 RAHMI HAYATI TENAGA KONTRAK TEKNIS

47 RESKI NANDA PUTRA TENAGA KONTRAK TEKNIS

48 NANANG KHOSIM SATPAM

49 YUSTINUS SANGONG SATPAM

50 HASWIYANTO SATPAM

51 ITRA JULIS MARDANI TENAGA KEBERSIHAN KANTOR

52 ADRYANA TENAGA KEBERSIHAN KANTOR

53 YENTINA SAOGO TENAGA KEBERSIHAN KANTOR

54 SURATNA SUPIR PIMPINAN

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019

33
Kondisi sarana dan prasarana Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai belum memenuhi kebutuhan optimal pelayanan
minimal di bidang lingkungan hidup. Kondisi Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai seperti terlihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3.2 Sarana Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019

Kondisi
No Jenis Sarana Jumlah Rusak Rusak
Baik Keterangan
Ringan Berat
1 Gedung Laboratorium 1 1
2 Kendaraan Dinas R-4 1 1
3 Kendaraan Dinas R-2 5 3 2
4 Mesin Boat 2 2
Pengangkut
5 Kendaraan R-3 11 5 6
sampah
6 Perahu Sampan 2 2
7 Peralatan Laboratorium 294 289 5
8 Listrik 1 1
9 Telephone 1 1
10 Jaringan Akses Internet 1 pkt 1
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019

5. Struktur Organisasi dan Pengeloaan Program Dinas Lingkungan Hidup


dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun2019

Tabel 3.3 Struktur Organisasi dan Pengeloaan Program Dinas Lingkungan


Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019

NO JABATAN NAMA
I KEPALA DINAS Ir. YUSI RIO, M.Si

II SEKRETARIS RUSLIANUS A.Pd., M.Sc.

A KASUBAG. UMUM DAN KEPEGAWAIAN AIRIN RAFAEL, SKM

- PENGADMINISTRASIAN UMUM JOMAR

MUTIARA JONNEFI

- PENGEMUDI SURATNA

ASRIL

34
- PETUGAS KEAMANAN NANANG KHOSIM

YUSTINUS SANGONG

HASWIYANTO

- PENATA TEKNOLOGI INFORMASIKOMPUTER KRITOPER, SE

RETNO MEIZALI, SH

- PRAMUKEBERSIHAN ITRA JULIS MARDANI

YENTINA SAOGO

- PENGADMINISTRASIKEPEGAWAIAN ADRYANA

YASHINTA REIJI SAMALAET

- PENGADMINISTRASIPERSURATAN ASMINAR SARUBEI

ERMA SURYANI

- PENGELOLA PEMANFAATAN BARANG MILIKDAERAH ESMEIMAN PUTRA SATRIA. T

SOVIA SERANIRAYA, S.Kom,


B KASUBAG. PROGRAM DAN KEUANGAN MEc. Dev
- PENGELOLAAN BAHANPERENCANAAN MARISTI SANAMBALIU
- PENYUSUNAN PROGRAM ANGGARAN DAN MAULANA ISHAK, S.Pd
PELAPORAN
- BENDAHARA SISKA MARLINA

- PENGELOLA GAJI DARKON

III KEPALA BIDANG LINGKUNGAN HIDUP ATRIA YANRIFA, SP., MM

KEPALA SEKSI PERIZINAN DAN PENGKAJIAN DAMPAK


A DESRI ANTONI, SKM
LINGKUNGAN
- PENGADMINISTRASIPERIZINAN CHRISTANTY NATALYA, SKM

RESTINA

NURHALIMAH

KEPALA SEKSI PENGAWASAN DAN PENEGAK HUKUM


B LINGKUNGAN
- PENGELOLA DATA PENYUSUNAN BAHANPEMBINAAN
MULTIKA RAHAYU
TEKNIS PENGUKURAN DAN PEMETAAN

IMMANUEL SAKERENGAN, S.
C KEPALA SEKSI KAPASITAS MASYARAKAT HUKUM ADAT Th.
- PENGADMINISTRASIUMUM HERLINA
- PEMERIKSAAN BAHAN PEMBINAAN LEMBAGA
JULMIAR ERIDA, S. Pd.
SERTIFIKASI PROFESI

IV KEPALA BIDANG KEBERSIHAN ILMI, ST.

35
KEPALA SEKSI PERSAMPAHAN DAN LIMBAH BAHAN
A KASUDI, S. Sos.
BERACUN DAN BERBAHAYA
- PENGELOLA PENATAANSAMPAH PRISKA NEGSIH FLORENSIA

- JURU PUNGUTKEBERSIHAN ADLIS

B KEPALA SEKSI PELAYANAN PERSAMPAHAN NGENAIBARA, S. Sos. I

- ANALISIS LINGKUNGANHIDUP YULIANUS YAHYA DAELI, ST


- PENGAWAS LAPANGAN PETUGAS KEBERSIHAN
KUSTRI YATMO
JALAN, SALURAN, DAN SELOKAN
ERTONIUS

MISNADI

ENDRIZAL

R. HASIM

SUTRINO

ENGKELMAN

JONO
NELSON RICO
SIMANUNGKALIT
IRFAN SAPUTRA

RAJAYA

HERMAN SAKALETUK

AHMAD ANTO SAKUBOU

TRI PERJAN YENDI

DONISMAN

ARIFIN

ROBERTIUS SABABALAT

ANTONI PARDANITA

RASUM

C KEPALA SEKSI SARANA DAN PRASARANA KEBERSIHAN NURABNI, S. IP.

- ANALIS PENGAMANANLINGKUNGAN RIZKI YANI, A. Md.

KEPALA UNIT PELAYANAN TERKECIL LABORATORIUM


V RIFAI, SST. Par.
LINGKUNGAN

A KEPALA TATA USAHA HORMAN BILSAN, S. Sos.

- PENGELOLA LABORATORIUM AL AMIN MOURBAS, A. Mkl.

RAHMI HAYATI

RESKI NANDA PUTRA

- PENGELOLA SAMPELPENGUJIAN HENDRI DONDRA

36
DEWI KURNIATI, S. Si.

ALDO KRISTIAN. S, S. Si

SUTRINO
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019
6. Tugas Pokok danFungsi
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 31 tahun 2017 tentang Tugas Pokok
dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai adalah melaksanakan penyusunan dan melaksanakan kebijakan daerah
dibidang lingkungan hidup. Berikut Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai: (Profil Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai,2019)
a. Perumusan kebijakan Daerah urusan lingkungan hidup dankebersihan;
b. Pelaksanaan kebijakan Urusan lingkungan hidup dankebersihan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Urusan lingkungan hidup dankebersihan;
d. Pelaksanaan administrasi urusan lingkungan hidup dan kebersihan;dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.

B. Gambaran Bidang Kebersihan


Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai
adalah Organisasi Perangkat Daerah tipe C dengan 2 (dua) bidang yaitu :
1. Bidang Lingkungan Hidup
2. Bidang Kebersihan
Bidang Kebersihan terdiri dari 3 (tiga) seksi sebagai berikut :
1. Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya(B3)
2. Seksi Pengendalian Pencemaran dan KerusakanLingkungan
3. Seksi Pemeliharaan LingkunganHidup
Kegiatan di Bidang Kebersihan Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah
B3 Tahun 2019 adalah:
1. Penyediaan Sarana dan Prasarana Persampahan
a. Keluaran : Pengadaan becak motor, pengadaan baksampah,
pencacah sampah, sumur resapan danpengadaan

37
tanaman
b. Indikator Kinerja : Terpenuhinya peralatan dan perlengkapan
pengelolaan sampah
c. Target Kinerja : Tersedianya becak motor, pengadaan bak sampah,
pencacah sampah, sumur resapan dan pengadaan
tanaman.
2. Operasional PenangananPersampahan
a. Keluaran : Terlaksananya pembuangan sampah
b. Indikator Kinerja : Meningkatnya kinerja pengelolaan sampah
c. Target Kinerja : Terkelolanya sampah

C. Fokus Magang
Fokus magang adalah Program Pengelolaan Sampah di Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua Pejat Tahun
2020 di Bidang Kebersihan Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3. Dalam
pelaksanaan kegiatan nantinya penulis akan berpatokan pada unsur planing,
organizing, actuating, dan controling (POAC). Magang ini dilaksanakan dari
tanggal 2 Maret 2020 sampai dengan 28 Maret 2020 di Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Kepulauan Mentawai. Data didapatkan dari data sekunder DLHK
Kabupaten Kepulauan Mentawai dan data primer melalui wawancara kepada
pegawai DLHK.
1. Perencanaan Kegiatan Program PengelolaanSampah
Ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan oleh DLHK dalam menangani
masalah limbah ini. Selain pengadaan sarana dan prasarana diharapkan petugas
juga memberikan pembinaan dilapangan. Berikut penjelesannya di bawah ini
a. Kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan
Perencanaan Kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan yaitu :
1. Menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan
kebijakan nasional danprovinsi

38
2. Menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupaten/kota sesuai
dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh
Pemerintah
3. Menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan
sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhirsampah
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi secaraberkala.
b. Upaya pengadaanTPA
c. Kegiatan Operasional Penanganan Persampahan
Perencanaan Kegiatan Operasional Penanganan Persampahan yaitu:
1. Melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaansampah
2. Melakukan pemantauan dan evaluasi secaraberkala.
Tabel 3.4 Planning Of Action (POA) Kegiatan Program Pengelolaan Sampah
di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai Tahun 2019

No Kegiatan Sasaran Biaya Tempat Waktu


1. Penyediaan Masyarakat Dokumen Kecamatan Januari sd
Prasarana dan Kecamatan Pelaksanaan Sipora Desember
Sarana Sipora Utara Anggaran Dinas Utara 2019
Persampahan Lingkungan Hidup
dan Kebersihan
Kabupaten
Kepulauan
Mentawai Tahun
Anggaran 2019

2. Operasional Dinas Dokumen Dinas Januari sd


Penanganan Lingkungan Pelaksanaan Lingkungan Desember
Persampaha Hidup dan Anggaran Dinas Hidup dan 2019
n Kebersihan Lingkungan Hidup Kebersihan
Kabupaten dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Kabupaten Kepulauan
Mentawai Kepulauan Mentawai
Mentawai Tahun
Anggaran 2019

39
2. Pengorganisasian Kegiatan Program PengelolaanSampah
Dalam Pengelolaan Sampah di Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai kegiatan
difokuskan di Bidang Kebersihan dengan tipe organisasi lini dan staf.
Maksudnya staf dituntut untuk tidak terfokus pada pemberian nasehat tetapi
juga diberikan tanggung jawab melaksanakan kegiatan tertentu di lapangan.
Struktur organisasi Kegiatan Program Pengelolaan Sampah seperti terlihat pada
gambar dibawah ini:

KEPALA DINAS

Ir. Yusi Rio, M. Si

KABID KEBERSIHAN

Yanti Oktavia Hutapea,S.tH

KASI PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH B3

Kasudi , S. Sos

STAF PENGELOLA KEGIATAN (SPK) PETUGAS KEBERSIHAN

1. SUPIR TRUK AMRROLL


KUSTRI YATMO
2. PENGENDARA BETOR
ERTONIUS
3. PENYAPUJALAN
MISNALDI

Gambar 3.2 Pengorganisasian Kegiatan Program Pengelolaan Sampah

40
3. Pelaksanaan Kegiatan Program PengelolaanSampah
a. Kegiatan Penyediaan Prasarana dan SaranaPersampahan
Sarana dan Prasarana Persampahan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019 :
1) Untuk membantu dalam pengelolaan sampah di Mentawai, DLHK sedang
mengupayakan UPT Laboratorium Lingkungan ataupun UPT Pengelolaan
Sampah dan Limbah B3. Hal ini telah direncanakan pada penyusunan
APBD Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tahun2019.
2) Saat ini DLHK belum memiliki TPS terpadu. TPS yang ada masih
mencampur sampah organik dan non organik. Proses pembuangan sampah
pada TPS adalah dengan cara mengumpulkan semua sampah dari tempat-
tempat sampah yang terpisah dan dari gantungan-gantungan sampah lalu
sampah tersebut dibuang secara bersama tanpa dilakukan pemisahan
terlebihdahulu.
Berikut konsep pengelolaan sampah yang akan dikembangkan di
Kabupaten Kepulauan Mentawai;
1) Sistem Pewadahan, yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap
rumah maupun bangunan sarana, dengan ukuran 40 - 100liter.
2) Sistem Pengumpulan, yang proses pengumpulan sampahnya dapat
dilakukan baik secara individual maupun secara komunal melalui bak-bak
penampungan yang disediakan di setiap unit lingkungan perumahan
maupun pada unit kegiatan komersial danpemerintahan/perkantoran.
3) Sistem Pemindahan dan Pengangkutan, yaitu kontainer sampah maupun
sampah dari tiap lokasi TPS atau Transfer Depo diangkut oleh kendaraan
truk sampah maupun arm roll truck / dump truck ke lokasi tempat
pemrosesan akhir (TPA) yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.
4) Sistem Pembuangan yaitu sistem pengolahan sampah yang dilakukan di
TPS dengan cara sistem opendumping.

41
b. Upaya pengadaanTPA
Saat ini Mentawai masih belum memiliki TPA (Tempat Pemrosesan
Akhir) Sampah. Namun, pada tahun 2017 telah dilakukan mediasi dengan
masyarakat setempat. Dari mediasi yang dilakukan diperoleh hibah lahan/tanah
untuk pembangunan TPA dari masyarakat setempat dengan memberikan syarat
yaitu agar segera dilakukan pembangunan terhadap TPA tersebut dalam kurun
waktu 3 (tiga) tahun sejak lahan dihibahkan. Masyarakat setempat juga
meminta untuk dapat segera dibangun jalan kabupaten menuju TPA dan
perkampungan masyarakat penghibah lahan tersebut.
Untuk proses pembangunan TPA Dinas Perumahan dan Pemukiman lah
yang akan diberi tanggungjawab dengan sumber dana dari Kementerian
Perumahan dan Pemukiman. Bukti pemerintah serius dengan hal ini Pada
Tahun 2018 telah diusulkan untuk Pembuatan DED (Detail Engineering
Design) dan Land Clearing Lahan TPA. Dinas Lingkungan Hidup juga
mengusulkan anggaran belanja untuk Penyusunan Izin Lingkungan
Pembangunan TPA tersebut.
Kegiatan Penyediaan Sarana Persampahan Dinas Lingkungan Hidup
dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2019 adalah
pengadaan peralatan dan mesin terdiri dari:
1) Pengadaan Truk ArmRoll
2) Pengadaan KontainerSampah
Kegiatan Penyediaan Sarana Persampahan dilaksanakan dengan cara E–
Purchasing, yaitu tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem Katalog
elektronik. Katalog elektronik (E-Catalogue) adalah sistem informasi elektronik
yang memuat daftar , jenis, spesifikasi teknis dan harga barang/jasa tertentu dari
berbagai penyedia barang/jasa pemerintah (Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa pemerintah Nomor 14, 2015).
Tata Cara Katalog Elektronik yaitu :
a. Penyampaian usulan pencantuman barang/jasa pada Katalog Elektronik
yang dilakukan oleh institusi Dinas Lingkungan Hidup danKebersihan

42
b. Proses pemilihan penyedia barang/jasa yang dicantumkan dalam Katalog
Elektronik
c. Penetapan
d. Kontrakkatalog
e. Penayangan katalogelektronik.

c. Kegiatan Operasional Penanganan Persampahan


Kegiatan Operasional Penanganan Persampahan dilaksanakan untuk
meningkatkan kinerja pengelolaan sampah di pusat kabupaten. Adapun
kegiatannya adalah sebagai berikut :
1) Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih seperti sapu lidi,
keranjang sampah, cangkul, sekop, garu sampah, karungsampah
2) Belanja bahan bakar minyak, perawatan kendaraan becak bermotor (betor)
dan suku cadang yangrusak
3) Belanja pakaian kerja lapangan petugas pengangkut sampah (Alat Pelindung
Diri/APD) seperti pakaian lapangan dan topi, sepatu, lapangan, masker, jas
hujan/mantel, dan sarungtangan
4) Honorarium pegawai honor/tidak tetap petugas pengangkutsampah
5) Honorarium koordinator petugassampah.
Kegiatan Belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih, belanja
bahan bakar minyak, perawatan kendaraan becak bermotor (betor) dan suku
cadang yang rusak serta belanja pakaian kerja lapangan petugas pengangkut
sampah (Alat Pelindung Diri/APD) dilaksanakan dengan proses pembelian
langsung oleh Panitia Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

4. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Program PengelolaanSampah


1) Kegiatan Penyediaan Sarana dan PrasaranaPersampahan
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana
Persampahan dilakukan di setiap langkah proses pengadaan barang/jasa yang
dalam hal ini adalah pengadaan atau penyediaan Truk Arm Roll dan kontainer
sampah. Setiap akhir tahun kegiatan ini tetap dimonitoring dan dievaluasi guna
keberlanjutan program di waktu yang akan datang dengan pertimbangan bahwa
43
kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan memperhatikan kecukupan
anggaran serta memperhatikan kemampuan tempat untuk menyimpan
bahan/alat yang dibeli secara baik dan aman.
Hasil dari Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Persampahan
adalah tersedianya Truk Arm Roll dan kontainer sampah untuk proses
pengangkutan sampah ke TPS. Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh Kepala
Bidang Kebersihan dan Kasi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 serta semua
tim yang terlibat dalam pengadaan / penyediaan sarana dan prasarana
persampahan.
2) Kegiatan Operasional PenangananPersampahan
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Operasional Penanganan Persampahan
dilaksanakan setiap hari oleh Kasi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 dibantu
koordinator petugas sampah yang ditunjuk langsung oleh Kepala Dinas untuk
mengevaluasi kinerja petugas pengangkut sampah dalam pelaksanaan Kegiatan
Program Pengelolaan Sampah.

44
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Perencanaan Kegiatan Program PengelolaanSampah


Menurut Goodwin dan Wright (2004), SMART merupakan salah satu
varian dari Multi Attribute Utility Theory (MAUT). Metode ini merupakan metode
perbandingan kuantitatif dalam hal ini membandingankan teori dengan hasil
dilapangan mengenai Program Pengelolaan Sampah di Dinas Lingkungan Hidup
dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Seperti yang sudah dijelaskan
pada bab II metode SMART terbagi menjadi beberapa tahapan untuk mencapai
tujuan.
Specific (Spesifik/Khusus) artinya memiliki target yang spesifik. Saat
magang di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan
Mentawai ditemukan Target spesifik dari DLHK adalah Pengelolaan Sampah di
Kepulauan Mentawai. Untuk mencapai tujuan tersebut ada tiga buah Perencanaan
Program Pengelolaan Sampah yang disiapkan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu: (1) Penyediaan Prasarana dan
Sarana Persampahan; (2) Upaya Pengadaan TPA; (3) Operasional Penanganan
Persampahan.
Measurable (Terukur). Setelah menentukan tujuan secara spesifik, maka
langkah selanjutnya adalah mengukur progress dari tujuan spesifik yang sudah
dibuat. Pengukuran progres ini dapat dilihat dalam lampiran laporan.
Achievable (Dapat tercapai). Pada poin ini perlu mengetahui bahwa target
yang telah ditentukan tersebut dapat dicapai (Achievable) artinya target ini tidak
boleh terlalu mudah, tetapi juga tidak boleh terlalu sulit. Langkah nyata pencapai
target agar sampah di Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat dikelola secara
baik sudah dilakukan DLHK dengan mediasi bersama masyarakat setempat. Dari
mediasi yang dilakukan diperoleh hibah lahan/tanah untuk pembangunan TPA
dari masyarakat setempat dengan memberikan syarat yaitu agar segera dilakukan
pembangunan terhadap TPA tersebut dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun sejak
lahandihibahkan.

45
Relevant (Sesuai). Memilih target yang relevan artinya jika target tersebut
tercapai, target tersebut tentu akan memiliki dampak. Dampak setelah mendapat
tanah hibah untuk penangan sampah di Kabupaten Kepulauan Mentawai jelas
terasa karena dengan sudah ditentukan TPA. DLHK dan masyarakat di
Kabupaten Kepulauan Mentawai menjadi tidak pusing lagi membuang sampah
yang ada di sana karena lokasi yang sudah jelas. DLHK juga mengharapkan
kedisiplinan dan kerja sama dari masyarakat agar terwujudnya lingkungan yang
sehat dengan membuang sampah pada tempat yang sudahditetukan.
Timebound (Batas Waktu). Menetapkan batas waktu dalam mencapai
tujuan. Batas waktu ini diperlukan agar dapat terfokus dan dapat mempersiapkan
sumber dana yang diperlukan sedini mungkin. Seperti yang sudah dijelaskan di
atas setelah mendapatkan hibah tanah dari masyarakat setempat pihak DLHK
diberikan waktu 3 tahun agar dapat membangun TPA yang layak. Hal ini
dilakukan agar sampah tidak hanya dibuang begitu saja dan menumpuk.
Dari penjelasan diatas Perencanaan Kegiatan Penyediaan Prasarana dan
Sarana Persampahan Kegiatan Operasional Penanganan Persampahan di Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai cukup
terlaksana dengan baik sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang PengelolaanSampah.
Dalam pelaksanaan kegiatan Program Pengelolaan Sampah di Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desa Tua
Pejat Tahun 2020 di Bidang Kebersihan Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah
B3 unsur planing, organizing, actuating, dan controling (POAC) sudah terpenuhi.
Meskipun banyak terjadi kendala dilapangan, namun teori yang ada sudah sesuai
dengan perencanaan. Saat dilapangan ditemukan bagaimana mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dan
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi sehingga fungsi-fungsi
manajemen lain yaitu pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan bisa
dijalankan.

46
B. Pengorganisasian Kegiatan Program PengelolaanSampah
Pengorganisasian adalah pengelompokan berbagai kegiatan yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan memuaskan (Azwar, 2010).
Pengorganisasian Program pengelolaan sampah di Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai menerapkan pengorganisasian lini
dan staf. Hal ini membuat peranan staf menjadi dua yaitu pemberian nasehat dan
tanggung jawab melaksanakan kegiatan tertentu.
Pengorganisasian program pengelolaan sampah di Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai ini sudah sesuai dengan
teori yang ada. Pengorganisasian DLHK dengan jelas telah mengidentifikasi dan
mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan. Setelah itu menentukan dan
mendelegasikan tanggung jawab, wewenang. Kemudian mengadakan kegiatan
dengan tujuan memungkinkan orang-orang bekerja secara efektif dan bersama
mencapai tujuan.
Berkaitan dengan SDM di program tersebut sebenarnya pihak DLHK
masih kekurangan SDM untuk mencapai hasil maksimal. Hal ini dikarenakan
kurangnya tenaga khusus ahli yg bekerja di bidang ini,misalnya seperti tenaga
labor dan tenaga kesling dan karna sering terjadi mutasi di lingkungan pemda
setempat mengakibatkan SDM yang sudah berkompeten dibidangnya terpaksa
diganti lagi sehingga membuat program berjalan lambat,seharusnya Hal ini tidak
dilakukan demi mencapai hasil yang maksimal demi tercapainya lingkungan yang
sehat.

C. Pelaksanaan Kegiatan Program PengelolaanSampah


1. Kegiatan Penyediaan Prasarana dan SaranaPersampahan
Upaya untuk Pelaksanaan Program Pengelolaan Sampah belum mencapai
hasil maksimal karena di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai belum didukung oleh UPT Laboratorium Lingkungan
ataupun UPT Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, belum memiliki TPS terpadu,
belum memiliki TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah. Hal ini terjadi karena

47
bangunan itu masih dalam perencanaan. Konsep pengelolaan sampah juga cukup
sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2008 tentang PengelolaanSampah.

2. Upaya PengadaanTPA
Saat ini Mentawai belum memiliki TPA (Tempat Pemrosesan Akhir)
Sampah. Namun, pada tahun 2017 telah dilakukan mediasi dengan masyarakat
setempat. Dari mediasi yang dilakukan diperoleh hibah lahan/tanah untuk
pembangunan TPA dari masyarakat setempat dengan memberikan syarat yaitu
agar segera dilakukan pembangunan terhadap TPA tersebut dalam kurun waktu 3
(tiga) tahun sejak lahan dihibahkan. Masyarakat setempat juga meminta untuk
dapat segera dibangun jalan kabupaten menuju TPA dan perkampungan
masyarakat penghibah lahantersebut.

3. Kegiatan Operasional PenangananPersampahan


Pelaksanaan Kegiatan Operasional Penanganan Persampahan sudah terlaksana
dengan baik dimana semua kegiatan perbelanjaan untuk operasional penanganan
persampahan dilaksanakan dengan pembelian langsung oleh PPTK.

D. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Program PengelolaanSampah


Evaluasi dilaksanakan setelah monitoring dilakukan. Keberhasilan sebuah
program dapat dilihat dari apa yang direncanakan dengan apa yang dilakukan,
apakah hasil yang diperoleh berkesesuaian dengan hasil perencanaan yang
dilakukan. Untuk dapat memperoleh implementasi rencana yang sesuai dengan
apa yang direncanakan manajemen harus menyiapkan sebuah program yaitu
monitoring, monitoring ditujukan untuk memperoleh fakta, data dan informasi
tentang pelaksanaan program, apakah proses pelaksanaan kegiatan dilakukan
seusai dengan apa yang telah direncakan. Selanjutnya temuan-temuan hasil
monitoring adalah informasi untuk proses evaluasi sehingga hasilnya apakah
program yang ditetapkan dan dilaksanakan memperoleh hasil yang berkesuaian
atautidak(Syamsul,2016).SejalandanganSamsulmenurutNotoatmodjo(2007)

48
monitoring adalah kegiatan untuk memantau proses atau jalannya suatu program
atau kegiatan,
Kegiatan evaluasi ini sudah dilakukan oleh DLHK. Dari hasil evaluasi ini
nantinya DLHK dapat mencari solusi dari masalah yang terjadi dilapangan.
Diharapkan nantinya kegiatan ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk
perencanaan yang lebih matang pada tahun anggaranberikutnya.

49
BAB V
PENUTU
P

A. Kesimpulan
1. Penyusunan Perencanaan Kegiatan Program Pengelolaan Sampah di DLHK
Kabupaten Kepulauan Mentawai di Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah
B3 telah sesuai dengan tujuan yang specific, measurable, achievable, realistic,
dan timebound.
2. Pengorganisasian Kegiatan Program Pengelolaan Sampah di DLHK
Kabupaten Kepulauan Mentawai di Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah
B3 sudah memiliki tugas dan tanggung jawab yangjelas.
3. Pelaksanaan Kegiatan Program Pengelolaan Sampah belum maksimal karena
beberapafaktor.
4. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pengelolaan Sampah di Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah terlaksana
dengan baik dan diharapkan dapat menjadi acuan untuk perencanaan yang
lebih baik pada tahunberikutnya
B. Saran
1. Diharapkan kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Kepulauan Mentawai menambah Sumber Daya Manusia(SDM).
2. DLHK diharapkan dapat dengan segera mencari TPA yang baru sebelum masa
TPA yang sekarang habis masahibahnya.
3. Koordinasi antar para staf lebih ditingkatkan ada beberapa masalah kerena
kurangnya komunikasi yang membuat keadaan dilapangan kurangkondusif.

50
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta: Sekretariat Negara.

Azwar. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Tanggerang: Binarupa Aksara.

DLHK Mentawai. 2019. Struktur Organisasi Perwakilan DLHK Mentawai.

Mentawai: DLHK Mentawai.

DLHK Mentawai. 2019. Profil DLHK. Mentawai: DLHK Mentawai.

Ginting, Perdana. 2007. Sistim Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri.

Cetakan Pertama. Bandung: Yrama Widya

Goodwin and Wright (1998). Decision Analysis For Management Judment. West

Sussex: J Willey.

Ikhtiar, Muhammad. 2017. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Makassar: CV.

Social Politic Genius (SIGn).

Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho Panji, 2013. Panduan Membuat Kompos Cair. Jakarta: Pustaka baru

PressKuncoro

Penebar Swadaya, 2008. Seri Panduan Lengkap Karet. Penebar Swadaya. Jakarta.

Riyanto, 2013. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Yogyakarta: CV BUDI

UTAMA.

Sejati. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta: Kanisius

Suwerda, Bambang. 2012. Bank Sampah. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Sucipto, 2012. Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah. Yogyakarta: Gosyen

Publishing.

51
52

Syamsul, dkk. 2016. Buku Ajar (Dasar-dasar Manajemen Kesehatan).

Banjarmasin: Pustaka Banua.

Widyatmoko, H. 2002. Menghindari, Mengolah, dan Menyingkirkan Sampah.

Jakarta: Abdi Tandur.


53
DOKUMENTASI KEGIATAN

Truk sedang membuang sampah di lokasi Pemantauan lokasi TPS oleh Dinas DLHK
TPS Kab.Kep.Mentawai

Pemantauan Dilokasi TPS Proses Pembuangan sampaholeh petugas


sampah di lokasi TPS

Proses pemembuanggan sampah di lokasi Proses pemembuanggan sampah di lokasi


TPS TPS

54
Pembuatan tempat istirahat sementara Truk sedang membuang sampah di lokasi
petugas kebersihan di lokasi TPS TPS

Bentor pengangkut sampah rumah tangga Jalan menuju lokasi TPS

Proses pelebaran TPS Proses pelebaran TPS

55
Proses penimbunan jalan menuju TPS Proses penimbunan jalan menuju TPS
Truk sedang membuang sampah di lokasi

Proses penimbunan jalan menuju TPS Proses penimbunan jalan menuju TPS
Truk sedang membuang sampah di lokasi Truk sedang membuang sampah di lokasi

56
57

Anda mungkin juga menyukai