Makalah Firda Belian
Makalah Firda Belian
Dosen pengampu:
Disusun Oleh :
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-
Nya, mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan walaupun masih ada
kesalahan.Makalah ini memuat tentang Sejarah Perkembangan Ilmu Akhlak juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah banyak
membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknyaagar
makalah ini dapat menjadi lebih baik.. Terima kasih.
Pemakalah
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kata akhlak (etika) dalam pendekatan bahasa sebenarnya sudah dikenal manusia
di muka bumi ini.Yaitu, yang dikenal dengan istilah adat istiadat atau tradisi yang sangat
dihormati oleh setiap individu, keluarga dan masyarakat.pembahasan akhlak sudah
muncul ketika manusia pertama kali menginjakkan kaki di muka bumi ini. Karena ketika
menciptakan Adam dan menempatkannya di bumi, Allah SWT telah memberinya
pelajaran tentang akhlak, perintah, dan larangan kaitannya dengan interaksi antar sesama.
Dalam kaitan ini pula, Franz Magnis Suseno mengatakan bahwa secara historis
etika, sebagai usaha filsafat yang lahir dari kemerosotan tatanan moral di lingkungan
kebugayaan Yunani 2500 tahun lalu.Karena pandangan-pandangan lama tentang baik dan
buruk tidak lagi di percaya, para filsuf mempertanyakan kembali norma-norma dasar bagi
kelakuan manusia.Pada pembahasan ini kami akan menjelaskan tentang sejarah
perkembangan ilmu akhlak dari zaman Yunani , Pra-Islam, Islam dan setelahnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
3. Untuk mengetahui perkembangan ilmu akhlak masa Moderen.
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu akhlak dapat pula disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya
mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberikan nilai atau hukum kepada
perbuatan tersebut yaitu apakah perbuatan tersebut tergolong baik atau buruk. Ruang
lingkup pembahasan Ilmu Akhlak adalah membahas tentang perbuatan-perbuatan
manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang
baik atau perbuatan yang buruk.[3]
Ilmu akhlak berfungsi memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai
dan menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa perbuatan tersebut
termasuk perbuatan yang baik atau yang buruk. Selanjutnya ilmu akhlak juga berkembang
dari zaman yunani sampai zaman sekarang.
2
ditemukan pandangannya tentang tujuan akhir akhlak atau ukuran yang digunaknan untuk
menilai suatu perbuatan apakah baik atau buruk.Oleh karena itu, tidak heran jika
kemudian bermunculan berbagai pendapat tentang tujuan akhlak walaupun sama-sama
didasarkan pada Socrates.
Diantara ajaran cynics adalah bahwa Tuhan dibersihkan dari segala kebutuhan dan
bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memiliki perangai akhlak ketuhanan. Dengan
akhlak ketuhanan ini, seseorang sedapat mungkin meminimalisasi kebutuhan dan terbiasa
dengan hidup sederhana. Adapun kelompok cyrenaics berpendapat bahwa mencari
kebahagiaan dan menjahui kepedihan adalah satu-satunya tujuan hidup yang benar.
4. Plato
5. Aristoteles
3
c. Keutamaan itu terletak di tengah-tengah, di antara dua keburukan. Dermawan
misalnya adalah ditengah-tengah antara boros dan kikir, keberanian adalah ditengah-
tengah antara membabibuta dan takut dan lain-lain.[4]
a. Manusia tidak dapat tenang karena takut pada dewa-dewa, dan takut kepada
mati dan nasib.
7. Agama Nasrani
Pada akhir abad ketiga Masehi, tersiarlah agama Nasrani di Eropa.Agama itu
dapat mengubah pemikira manusia dan membawa pokok-pokok akhlak yang tercantum
dalam Taurat.Agama memberi pelajaran bahwa Tuhan merupakan sumber segala akhlak
4
sebagai patokan yang harus kita pelihara dalam bentuk interaksi diantara kita dan
Tuhanlah yang menjelaskan baik dan buruk.
Menurut para filsuf yunani pendorong untuk melakukan perbuatan baik adalah
ilmu pengetahuan atau kebijaksanaan, sedangkan menurut agama Nasrani,pendorong
untuk melakukan perbuatan baik adalah cinta kepada Tuhan dan iman kepada-Nya.
Dengan demikian ajaran akhlak yang lahir di Eropa pada abad pertengahan itu
adalah ajaran akhlak yang dibangun dari perpaduan antara ajaran Yunani dan ajaran
Nashrani. Diantara merka yang termasyhur ialah Abelard, sorang ahli filsafat Perancis
(1079-1142) dan Thomas Aquinas, seorang ahli filsafat Agama berkebangsaan Italia
(1226-1274).
5
Corak ajaran akhlak yang sifatnya perpaduan antara pemikiran filsafat Yunani dan
ajaran agama itu, nantinya akan dapat pula dijumpai dalam ajaran akhlak yang terdapat
dalam Islam sebagaimana terlihat pada pemikiran aklhlak yang dikemukakan kaum
Muktazilah.
Bangsa Arab pada Zaman Jahiliyah tidak ada yang menonjol dalam segi filsafat
sebagaimana Bangsa Yunani (Socrates, Plato dan Aristoteles), Tiongkok dan lain-lainnya.
Disebabkan karena penyelidikan akhlak terjadi hanya pada Bangsa yang sudah maju
pengetahuannya. Sekalipun demikian, Bangsa Arab waktu itu ada yang mempunyai ahli-
ahli hikwah yang menghidangkan syair-syair yang mengandung nilai-nilai akhlak.
Adapun sebagian syair dari kalangan Bangsa Arab diantaranya: Zuhair ibn Abi
Salam yang mengatakan: ”barang siapa menepati janji, tidak akan tercela; barang siapa
yang membawa hatinya menunjukkan kebaikan yang menentramkan, tidak akan ragu-
ragu”. Contoh lainnya, perkataan Amir ibnu Dharb Al-Adwany ”pikiran itu tidur dan
nafsu bergejolak. Barang siapa yang mengumpulkan suatu antara hak dan batil tidak akan
mungkin terjadi dan yang batil itu lebih utama buatnya. Sesungguhnya penyelesaian
akibat kebodohan”.
Dapat dipahami bahwa bangsa Arab sebelum Islam telah memiliki kadar
pemikiran yang minimal pada bidang akhlak, pengetahuan tentang berbagai macam
keutamaan dan mengerjakannya, walaupun nilai yang tercetus lewat syair-syairnya belum
sebanding dengan kata-kata hikmah yang diucapkan oleh filosof-filosof Yunani kuno.
Dalam syariat-syariat mereka tersebut saja sudah ada muatan-muatan akhlak.
Memang sebelum Islam, dikalangan bangsa Arab belum diketahui adanya para
ahli filsafat yang mempunyai aliran-aliran tertentu seperti yang kita ketahui pada bangsa
Yunani, seperti Epicurus, Plato, zinon, dan Aristoteles, karena penyelidikan secara ilmiah
tidak ada, kecuali sesudah membesarnya perhatian orang terhadap ilmu kenegaraan.
Setelah sinar Islam memancar, maka berubahlah suasana laksana sinar matahari
menghapuskan kegelapan malam, Bangsa Arab kemudian tampil maju menjadi Bangsa
yang unggul di segala bidang, berkat akhlak karimah yang diajarkan Islam.
6
Firman Allah yang mengungkap tentang “Akhlak” yaitu Surat An-Nahl ayat 90:
Artinya:
Bangsa arab pada zaman jahiliyyah tidak menonjol dalam segi filsafat
sebagaimana bangsa yunani. Hal ini karena penyelidikan terhadap ilmu terjadi hanya pada
bangsa yang sudah maju pengetahuannya. Sekalipun demikian, bangsa arab pada waktu
itu mempunyai ahli-ahli hikmah dan syair-syair yang mengandung nilai-nilai akhlak.
Dapat dipahami bahwa bangsa arab sebelum islam telah memiliki kadar pemikiran yang
minimal pada bidang akhlak, pengetahuan tentang berbagai macam keutamaan dan
mengerjakannya, walupun nilai yang tercetus leqwat syair-syairnya belum sebanding
dengan kata-kata hikmah yang di ucapkan oleh filsuf-filsuf Yunani Kuno. Dalam syariat-
syariat mereka tersebut sudah ada muatan-muatan akhlak. Pada abad pertengahan ke-15
mulailah ahli-ahli pengetahuan menghidup suburkan filsafat Yunani kuno. Itali juga
kemudian berkembang di seluruh Eropa. Kehidupan mereka yang semula terikat pada
dogma kristiani, khayal dan mitos mulai digeser dengan memberikan peran yang lebih
besar kepada kemampuan akal pikiran.
Di antara masalah yang mereka kritik dan dilakukan pembaharuan adalah masalah
akhlak. Akhlak yang mereka bangun didasarkan pada penyelidikan menurut kenyataan
empiric dan tidak mengikuti gambaran-gambaran khayalan, dan hendak melahirkan
kekuatan yang ada pada manusia, dihubungkan dengan praktek hidup di dunia ini.
Pandangan baru ini menghasilkan perubahan dalam menilai keutamaan-keutamaan
kedermawanan umpamanya tidak mempunyai lagi nilai yang tinggi sebagaimana pada
abad-abad pertengahan, dan keadilan social menjadi di perolehnya pada masa yang
lampau. Selanjutnya pandangan akhlak mereka diarahkan pada perbaikan yang bertujuan
agar mereka menjadi anggota masyarakat yang mandiri. Ahli filsafat Perancis yaitu
Desrates (1596-1650 M), termasuk pendiri filsafat baru dalam Ilmu Pengetahuan dan
Filsafat. Ia telah menciptakan dasar-dasar baru, diantaranya:
7
· Tidak menerima sesuatu yang belum diperiksa oleh akal dan nyata
adanya. Dan apa yang didasarkan kepada sangkaan dan apa yang tumbuhnya dari adat
kebiasaan saja, wajib di tolak.
Kemudian lahir pula Bentham (1748-1832) dan John Stoart Mill (1806-1873).
Keduanya berpindah paham dari faham Epicurus ke faham Utilitarianim. Setelah
keadaannya muncul Green (1836-1882) dan Hebbert Spencer (1820-19030, keduanya
mencocokkan faham pertumbuhan dan peningkatan atas akhlak sebagaimana yang kita
ketahui.
Islam datang mengajak manusia untuk percaya kepada Alloh SWT, yang menjadi
sumber segala sesuatu yang ada di seluruh alam. Dengan kekuasaan-Nya segala yang ada
di dunia dan di langit, semuanya berjalan secara beraturan menurut ketentuan-
Nya.Sebagaimana halnya Alloh SWT telah menetapkan aturan yang harus diikuti
manusia, seperti kebenaran dan keadilan, juga menjauhi segala perbuatan yang di larang,
seperti dusta dan kezaliman.Keterangan tersebut di jelaskan dalam firman Alloh SWT,
Qur’an surat an-Nahl ayat 30 yang artinya” sesungguhnya Alloh menyuruh kamu berlaku
adil dan berbuat kebajikan memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang
melakukan perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Dalam Islam, tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi
yang di utus untuk menyempurnakan akhlak. Akan tetapi tokoh pertama yang menulis
8
ilmu akhlak dalam Islam masih diperbincangkan .berikut ini akan dikemukakan beberapa
teori.
1. Ali bin Abi Tholib, berdasarkan sebuah risalah yang di tulis untuk putranya
Al-Hasan, setelah kepulangannya dari perang shiffin. Dan kandungnya terdapat dalam
kitab Nahj Al-Balaghoh.
2. Isma,il bin Mahran Abu An-Nashr As-Saukani pada abad ke-2 H,beliau
menulis kitab Al mukmin wa Al-Fajir.
3. Ja’far bin Ahmad Al-Qummi, penulis kitab Al-Mani’at min Dukhul Al-
Jannah pada abad ke-3H.
5. Ali bin Ahmad Al-Kufi.menulis kitab Al-Adab dan Makarim Al- Akhlak.
Pada akhir abad ke-15 Masehi, Eropa mulai mengalami kebangkitan dalam bidang
filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Segala sesuatu yang selama ini dianggap mapan
mulai diteliti, dikritik dan diperbaharui, hingga akhirnya mereka menerapkan pola
bertindak dan berpikir secara liberal. Diantara masalah yang mereka kritik dan dilakukan
pembaharuan adalah masalah akhlak. Penentuan patokan baik dan buruk yang semula
didasarkan pada dogma greja diganti dengan berdasarkan pandangan ilmu pengetahuan
yang didasarkan pada pengalaman empirik. Banyak tokoh pemikir akhlak yang lahir
pada abad baru ini diantaranya:
1. Descartes (1596-1650)
9
Adalah seorang ahli filsafat prancis yang telah meletakan dasar-dasar baru bagi
ilmu pengetahuan dan filsafat, diantaranya:
a. Tidak menerima sesuatu yang belum diperiksa oleh akal dan penelitian
empiric. Apa yang didasarkan pada sangkaan semata dan tumbuh dari kebiasaan wajib
ditolak.
b. menyelidiki dari hal yang terkecil dan kemudian ke arah yang lebih komplek.
Beliau adalah filsuf Inggris yang hidup pada tahun 1120-1180 M. Jhon of Salibus
terkenal daengan uraiannya yang menjelaskan bahwa kekuatan spiritual berada di atas
kekuatan duniawi. Oleh karena itu , ia menjadi pendukung gereja, berbicaara mewakili
gereja, membela, menyerang kekuasaan dunia dan menggambarkannya sebagai pengikut
spiritual pendapatnya diabadikan pada buku-bukunya. Bukunya yang paling masyhur
berjudul Stateman’s Book. Buku ini membicarakan tentang dua pedang kekuasaan yaitu,
pedang fisik dan pedang spiritual .keduanya bersumber pada gereja dan harus kembali
kepadanya .
10
a. Manusia dapat memahami suatu keadaan yang lebih baik dan dapat
menghendaki ,sebab ia adalah perilaku moral.
b. Manusia dapat melakukan realisi diri karena ia adalah subjek yang sadar diri,
reproduksi dari kesadaran diri yang abadi.
Dalam buku etika yang berjudul Ethica Ordine Geometrico Demonstrata yang
bertujuan untuk mengurangi penderitaan orang-orang yang menganut suatu
keyakinan.Sementara menurut Kant menyakini adanya kesusilaan.Titik berat etikanya
adalah rasa kewajiban (panggilan hati nurani) untuk melakukan sesuatu berpangkang
pada budi.
Sejak mill dan spencer hingga sekarang penelitian tentang akhlak hanya
menjelaskan teori-teori sebagaiman diutarakan di atas. Dengan kata lain belum di
temukan teori-teori lain.[8]
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
2. Sockrates (469-399)
4. Plato (427-347)
5. Aristoteles (9394-322)
7. Agama Nasrani
1. Descartes (1596-1650)
12
6. Victor Cousin (1792-1867), August Comte (1798-1857)
DAFAR PUSTAKA
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta: PT Raja Grafindo
Prasada, 2013
[2] Alwan Khoiri, Tulus Mustofa dkk, Akhlak Tasawuf (Pokja Akademik UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005). Hlm. 6.
[3] H. Abuddin Nata, M.A Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (PT Raja Grfindo
Persada Jakarta, 2013) hlm.6-7
[6] Rison Anwar, Akhlak Tasawuf (CV PUSTAKA SETIA, Bandung 2010)
hlm.56
[8] Rison Anwar, Akhlak Tasawuf (CV PUSTAKA SETIA, Bandung 2010)
hlm.60-65.
13
14