Tugas 4 - ALK (A)
Tugas 4 - ALK (A)
Dosen Pengampu :
JURUSAN MANAJEMEN
TAHUN 2022
A. Analisis Horizontal
Laporan Posisi Keuangan (Analisis Horizontal)
➢ Aset
Perseroan mencatatkan penurunan jumlah aset sebesar Rp467,9 miliar atau
7,4%, dari Rp6.319,1 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp5.851,2 miliar pada
tahun 2021. Penurunan ini terutama disebabkan turunnya aset tidak lancar
➢ Aset Lancar
Jumlah aset lancar turun sebesar Rp96,7 miliar atau 6,0% dari Rp1.610,2 miliar
di tahun 2020 menjadi Rp1.513,5 miliar pada tahun 2021. Penurunan ini
terutama disebabkan menurunnya persediaan diakibatkan naiknya penjualan
barang dagangan di akhir tahun dibandingkan tahun sebelumnya
➢ Aset Tidak Lancar
Aset tidak lancar tercatat menurun sebesar Rp371,2 miliar atau 7,9% dari
Rp4.708,9 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp4.337,7 miliar pada tahun 2021.
Penurunan ini terutama karena turunnya aset tetap dan aset hak guna masing-
masing menjadi Rp214,7 miliar dan Rp69,7 miliar, dikarenakan penutupan 11
gerai dan modifikasi sewa selama 2021. Selain itu, terdapat penurunan
penyertaan pada PT Bank Nationalnobu Tbk sebesar Rp83,7 miliar dikarenakan
turunnya nilai wajar dari Rp825 (nilai penuh) per saham di tahun 2020 menjadi
Rp710 (nilai penuh) per saham di tahun 2021
➢ Liabilitas
Jumlah liabilitas menurun sebesar Rp892,8 miliar atau 15,6% dari Rp5.738,0
miliar di tahun 2020 menjadi Rp4.845,2 miliar di tahun 2021. Penurunan
terutama berasal dari pembayaran pinjaman bank.
➢ Liabilitas Lancar
Liabilitas lancar turun sebesar Rp786,3 miliar atau 27,5% dari Rp2.856,3 miliar
di tahun 2020 menjadi Rp2.070,0 miliar di tahun 2021. Penurunan terutama
disebabkan tiadanya pinjaman bank sebesar Rp1.011,0 miliar di tahun 2020 dan
penurunan akrual – bagian jatuh tempo dalam 1 tahun sebesar Rp187,0 miliar.
Seluruh penurunan tersebut dikurangi dengan kenaikan utang usaha sebesar
Rp382,0 miliar.
➢ Liabilitas Tidak Lancar
Liabilitas tidak lancar turun sebesar Rp106,5 miliar atau 3,7%, dari Rp2.881,7
miliar di tahun 2020 menjadi Rp2.775,2 miliar pada tahun 2021. Penurunan
terutama berasal dari kewajiban imbalan kerja jangka panjang menjadi Rp118,1
miliar sebagai hasil dari implementasi Omnibus Law.
➢ Ekuitas
Perseroan mencatatkan ekuitas sebesar Rp1.006,0 miliar pada tahun 2021,
meningkat sebesar 73,1% dari tahun 2020 sebesar Rp581,1 miliar. Peningkatan
ekuitas karena kenaikan laba bersih dibandingkan tahun sebelumnya.
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Kompeherensif Lain (Analisi Horizontal)
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Kompeherensif Lain
31 Desember 2021 31 Desember 2020 Presentase (%) Perubahan Absolut
Penjualan dan pendapatan usaha 5.585.975 4.839.058
15% 746.917
Beban pokok penjualan dan pendapatan (2.006.509) (2.008.706)
-0,1% 2.197
Jumlah laba bruto 3.579.466 2.830.352 26% 749.114
Beban penjualan (422.097) (890.875) -53% 468.778
Beban umum dan administrasi (2.120.317) (2.566.183) -17% 445.866
Pendapatan keuangan 17.232 35.742 -52% -18.510
Beban keuangan (36.713) (81.709) -55% 44.996
Keuntungan (kerugian) selisih kurs mata uang asing (147) 223
-166% -370
Bagian atas laba (rugi) entitas ventura bersama yang 0 (18.400)
dicatat menggunakan metode ekuitas
-890% 57.147
Pendapatan komprehensif lainnya yang akan
direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
-264% -134680
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah (32.995) 44.538
pajak
-174% -77533
Jumlah laba rugi komprehensif 879.859 (828.643) -206% 1.708.502
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang 351 (332)
dilanjutkan
-206% 683
Laba (rugi) per saham dilusian
Laba (rugi) per saham dilusian dari operasi yang 351 (332)
dilanjutkan
-206% 683
➢ Aset
Total Aset pada tahun 2020 sebesar Rp 6.319.074 miliar dan pada tahun 2021
sebesar Rp. 5.851.229 yang terdiri dari :
• Aset Lancar
Jumlah asset lancar pada tahun 2020 sebesar Rp 523.954 miliar dengan
komposisi 8% dari 100% total Aset. Pada tahun 2021sebesar Rp 661.391
miliar dengan komposisi 11% dari 100% total asset
• Piutang usaha
Piutang usaha pihak ketiga pada tahun 2020 sebesar Rp 60.657 miliar
atau 1% dari 100% total asset. Pada tahun 2021 sebesar Rp 25.816 atau
0,44% dari 100% Total Aset
• Piutang Lainnya
Piutang lainnya pihak ketiga pada tahun 2020 sebesar Rp 14.888 miliar
atau 0,2% dari 100% total asset. Pada Tahun 2021 sebesar Rp 12.110
atau 0,2% dari 100% total Aset. Serta piutang lainnya pihak berelasi
pada tahun 2020 sebesar Rp 5.270 miliar atau 0,08% dari 100% total
asset. Pada Tahun 2021 sebesar Rp 3.480 atau 0,06% dari 100% total
Aset
• Aset Non-Keuangan lancar Lainnya
Aset non-keuangan lancar lainnya pada tahun 2020 sebesar Rp 99.547
miliar atau 2% dari 100% total asset tahun 2020. Pada tahun 2021
sebesar Rp 52.860 atau 1% dari 100% Total Aset tahun 2021
• Jumlah Aset Lancar
Jumlah Aset lancar pada tahun 2020 sebesar Rp 1.610.213 miliar atau
25% dari 100% total asset tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp
1.513.483 atau 26% dari 100% Total Aset tahun 2021
• Investasi yang dicatat dengan dengan menggunakan metode ekuitas
Investasi yang dicatat dengan dengan menggunakan metode ekuitas
pada tahun 2020 sebesar Rp 600.600 miliar atau 10% dari 100% total
asset tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp 516.880 atau 9% dari
100% Total Aset tahun 2021
• Uang muka tidak lancar atas pembelian aset tetap
Uang muka tidak lancar atas pembelian asset tetap pada tahun 2020
sebesar Rp 46.641 miliar atau 1% dari 100% total asset tahun 2020. Pada
tahun 2021 sebesar Rp 61.004 atau 1% dari 100% Total Aset tahun 2021
• Aset keuangan tidak lancar dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan tidak lancar dimiliki hingga jatuh tempo pada tahun 2020
sebesar Rp 130.083 miliar atau 2% dari 100% total asset tahun 2020.
Pada tahun 2021 sebesar Rp 115.725 atau 2% dari 100% Total Aset
tahun 2021
• Aset keuangan tidak lancar lainnya
Aset keuangan lancar lainnya pada tahun 2020 sebesar Rp 102.430miliar
atau 2% dari 100% total asset tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp
103.619 atau 2% dari 100% Total Aset tahun 2021
• Aset pajak tangguhan
Aset pajak tangguhan pada tahun 2020 sebesar Rp 103.718 miliar atau
2% dari 100% total asset tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp
99.455 miliar atau 2% dari 100% Total Aset tahun 2021
• Properti investasi
Properti Investasi pada tahun 2020 sebesar Rp 191.500 miliar atau 3%
dari 100% total asset tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp 191.500
miliar atau 3% dari 100% Total Aset tahun 2021
• Aset tetap
Aset tetap pada tahun 2020 sebesar Rp 862.026 miliar atau 14% dari
100% total asset tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp. 647.318
miliar atau 11% dari 100% Total Aset tahun 2021
• Aset takberwujud selain goodwill
Aset tak berwujud selain goodwill pada tahun 2020 sebesar Rp
2.671.863 miliar atau 42% dari 100% total asset tahun 2020. Pada tahun
2021 sebesar Rp. 2.602.245 miliar atau 44% dari 100% Total Aset tahun
2021
• Total Aset Tidak Lancar
Total Aset Tidak Lancar pada tahun 2020 sebesar Rp 4.708.861 miliar
atau 75% dari 100% total asset tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp.
25.851.229 miliar atau 74% dari 100% Total Aset tahun 2021
1% -0,13%
Pendapatan komprehensif lainnya yang akan
direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
-1% 1%
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah (32.995) 44.538
pajak
-1% 0,009203857
Jumlah laba rugi komprehensif 879.859 (828.643) 16% -17%
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang 351 (332)
dilanjutkan
0% -0,007%
Laba (rugi) per saham dilusian
Laba (rugi) per saham dilusian dari operasi yang 351 (332)
dilanjutkan
0% -0,007%
➢ Pada laporan laba rugi penghasilan kompeherensif lain semua akun dibagi
dengan penjualan dan pendapatan usaha. Total penjualan dan pendapatan usaha
pada tahun 2020 sebesar Rp 4.839.058 miliar dan pada tahun 2021 sebesar Rp.
5.585.975 yang terdiri dari :
• Beban pokok penjualan dan pendapatan
Beban pokok penjualan dan pendapatan pada tahun 2020 sebesar Rp
2.008.706 miliar atau 42% dari 100% total penjualan dan pendapatan
usaha tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp. 2.006.509 miliar atau
36% dari 100% Total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2021
• Jumlah laba bruto
Jumlah laba bruto pada tahun 2020 sebesar Rp 2.830.352 miliar atau
58% dari 100% total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2020. Pada
tahun 2021 sebesar Rp. 3.579.466 miliar atau 64% dari 100% Total
penjualan dan pendapatan usaha tahun 2021
• Beban penjualan
Beban penjualan jumlah pada tahun 2020 sebesar Rp 890.875 miliar
atau 18% dari 100% total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2020.
Pada tahun 2021 sebesar Rp. 422.097 miliar atau 8% dari 100% Total
penjualan dan pendapatan usaha tahun 2021
• Beban umum administrasi
Beban umum administrasi pada tahun 2020 sebesar Rp 2.566.183 miliar
atau 53% dari 100% total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2020.
Pada tahun 2021 sebesar Rp. 2.120.317 miliar atau 38% dari 100% Total
penjualan dan pendapatan usaha tahun 2021
• Pendapatan keuangan
Pendapatan keuangan pada tahun 2020 sebesar Rp 35.742 miliar atau
1% dari 100% total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2020. Pada
tahun 2021 sebesar Rp. 17.232 miliar atau 0,31% dari 100% Total
penjualan dan pendapatan usaha tahun 2021
• Beban keuangan
Beban Keuangan pada tahun 2020 sebesar Rp81.709 miliar atau 2% dari
100% total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2020. Pada tahun
2021 sebesar Rp. 36.713 miliar atau 1% dari 100% Total penjualan dan
pendapatan usaha tahun 2021
• Keuntungan (kerugian) selisih kurs mata uang asing
Keuntungan (kerugian) selisih kurs mata uang asing pada tahun 2020
sebesar Rp223 miliar atau 0,0046% dari 100% total penjualan dan
pendapatan usaha tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp. 147 miliar
atau 0% dari 100% Total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2021
• Bagian atas laba (rugi) entitas ventura bersama yang dicatat
menggunakan metode ekuitas
Bagian atas laba (rugi) entitas ventura bersama yang dicatat
menggunakan metode ekuitas pada tahun 2020 sebesar Rp18.400 miliar
atau 0,4% dari 100% total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2020.
Pada tahun 2021 sebesar Rp. 0 atau 0% dari 100% Total penjualan dan
pendapatan usaha tahun 2021
• Pendapatan lainnya
Pendapatan lainnya pada tahun 2020 sebesar Rp 0 atau 0% dari 100%
total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2020. Pada tahun 2021
sebesar Rp. 136.907 miliar atau 2% dari 100% Total penjualan dan
pendapatan usaha tahun 2021
• Beban lainnya
Beban lainnya pada tahun 2020 sebesar Rp 214.440 miliar atau 4,4%
dari 100% total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2020. Pada tahun
2021 sebesar Rp. 0 atau 0 % dari 100% Total penjualan dan pendapatan
usaha tahun 2021
• Keuntungan(kerugian) lainnya
Keuntungan(kerugian) lainnya pada tahun 2020 sebesar Rp 29. 114
miliar atau 0,60% dari 100% total penjualan dan pendapatan usaha tahun
2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp. 51.432 miliar atau 1% dari 100%
Total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2021
• Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan pada tahun 2020 sebesar
Rp 934.404 miliar atau 19% dari 100% total penjualan dan pendapatan
usaha tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp. 1.102.899 miliar atau
20% dari 100% Total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2021
• Pendapatan (beban) pajak
Pendapatan (beban) pajak pada tahun 2020 sebesar Rp 61.223 miliar
atau 1% dari 100% total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2020.
Pada tahun 2021 sebesar Rp. 190.045 miliar atau 3% dari 100% Total
penjualan dan pendapatan usaha tahun 2021
• Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan
Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan pada tahun 2020
sebesar Rp 873.181 miliar atau 18% dari 100% total penjualan dan
pendapatan usaha tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp. 912.854
miliar atau 16% dari 100% Total penjualan dan pendapatan usaha tahun
2021
• Jumlah laba (rugi)
Jumlah Laba (rugi) pada tahun 2020 sebesar Rp 873.181 miliar atau 18%
dari 100% total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2020. Pada tahun
2021 sebesar Rp. 912.854 miliar atau 16% dari 100% Total penjualan
dan pendapatan usaha tahun 2021
• Pendapatan komprehensif lainnya atas pengukuran kembali kewajiban
manfaat pasti, setelah pajak
Pendapatan komprehensif lainnya atas pengukuran kembali kewajiban
manfaat pasti, setelah pajak pada tahun 2020 sebesar Rp 6.422 miliar
atau 0,13% dari 100% total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2020.
Pada tahun 2021 sebesar Rp. 50.725 miliar atau 1% dari 100% Total
penjualan dan pendapatan usaha tahun 2021
• Penyesuaian lainnya atas pendapatan komprehensif lainnya yang akan
direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
Penyesuaian lainnya atas pendapatan komprehensif lainnya yang akan
direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak pada tahun 2020 sebesar Rp
50.960 miliar atau 1% dari 100% total penjualan dan pendapatan usaha
tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp. 83.720 miliar atau 1% dari
100% Total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2021
• Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak pada tahun
2020 sebesar Rp 44.538 miliar atau 0,92% dari 100% total penjualan
dan pendapatan usaha tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp. 32.995
miliar atau 1% dari 100% Total penjualan dan pendapatan usaha tahun
2021
• Jumlah laba rugi komprehensif
Jumlah laba rugi komprehensif pada tahun 2020 sebesar Rp 828.643
miliar atau 17% dari 100% total penjualan dan pendapatan usaha tahun
2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp. 879.859 miliar atau 16% dari 100%
Total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2021
• Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas induk
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas induk pada tahun 2020
sebesar Rp 873.181 miliar atau 18% dari 100% total penjualan dan
pendapatan usaha tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp. 912.854
miliar atau 16% dari 100% Total penjualan dan pendapatan usaha tahun
2021
• Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk pada
tahun 2020 sebesar Rp 828.643 miliar atau 17% dari 100% total
penjualan dan pendapatan usaha tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar
Rp. 879.859 miliar atau 16% dari 100% Total penjualan dan pendapatan
usaha tahun 2021
• Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dilanjutkan
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dilanjutkan pada tahun
2020 sebesar Rp 332 miliar atau 0,01% dari 100% total penjualan dan
pendapatan usaha tahun 2020. Pada tahun 2021 sebesar Rp. 351 miliar
atau 0% dari 100% Total penjualan dan pendapatan usaha tahun 2021
Pada tahun 2021 komposisi asset perusahaan adalah sebesar 26% asset lancar
dari 100% total asset yang terdiri dari; 11% kas dan setara kas, 13% persediaan
lancar lainnya, 1% biaya dibayar dimuka lancar, 1% uang muka lancar. Maka
dapat diketahui jika pada tahun 2021 persediaan lancar lainnya mengalami
penurunan dari tahun 2020 akan tetapi matahari department store masih
mengalami kesulitan dalam melakukan penjualan barang dagang dikarenakan
dampak dari covid-19. Sedangkan pada asset tidak lancar sebesar 74% dari
100% total asset yang terdiri dari; 9% investasi yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas, 1% uang muka tidak lancar, 2% Aset keuangan
tidak lancar dimiliki hingga jatuh tempo, 2% aset keuangan tidak lancar lainnya,
2%aset pajak tangguhan, 3% properti investasi, 11% asset tetap, dan 44% asset
tak berwujud selain goodwill. matahari department store masih mempertahakan
investasi jangka Panjang terlihat dari asset tak berwujud selain goodwill yang
naik menjadi 44% dari tahun 2020, hal ini menunjukkan bahwa matahari
department store pada tahun 2021 mementingkan dan mempertahankan untuk
mengelola operasionalnya seperti hak cipta, dan merek dagang untuk
menghasilkan keuntungan operasional.
➢ Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka Panjang serta ekuitas terhadap
total liabilitas dan ekuitas
Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui struktur pendanaan dari matahari
department store untuk tahun 2020. Dimana struktur pendanaan pada tahun
2020 terdiri dari 45% liabilitas jangka pendek, 46% liabilitas jangka Panjang
dan 9% ekuitas terhadap 100% Total liabilitas dan ekuitas. Dari hasil presentase
tersebut bahwa liabilitas jangka Panjang lebih tinggi dari liabilitas jangka
pendek dan ekuitas. Ini dipicu dengan adanya liabilitas sewa pembiayaan
sebesar 38% atau utang kepada penyedia fasilitas tempat maupun kendaraan
yang digunakan untuk penyediaan barang, dan Kewajiban imbalan pasca kerja
jangka Panjang sebesar 8% karena adanya implementasi Omnibus Law.
Struktur pendanaa pada tahun 2021 dengan total liabilitas sebesar 83% terdiri
dari 35% liabilitas jangka pendek, 47% liabilitas jangka Panjang, dan 17%
ekuitas terhadap 100% total liabilitas dan ekuitas. pada 2021 liabilitas jangka
pendek cenderung didominasi oleh utang usaha pihak ketiga yang belum
dibayar sebesar 12%, dan di liabilitas jangka Panjang didominsasi oleh liabilitas
sewa pembiayaan sebesar 40% dikarenkan pemulihan dari covid-19, Matahari
department store menggunakan penyedia fasilitas kendaraan untuk mengirim
barang siap jual mereka ke setiap gerai yang ada di Indonesia. dari presentse
jumlah liabilitas sebesar 83% dan ekuitas 17% ini menunjukkan bahwa pada
tahun 2021 matahari departement store berada pada posisi jumlah utang
melebihi jumlah modalnya.
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Kompeherensif Lain (Analisis Common Size)
1% -0,13%
Pendapatan komprehensif lainnya yang akan
direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
-1% 1%
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah (32.995) 44.538
pajak
-1% 0,92%
Jumlah laba rugi komprehensif 879.859 (828.643) 16% -17%
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang 351 (332)
dilanjutkan
0% -0,01%
Laba (rugi) per saham dilusian
Laba (rugi) per saham dilusian dari operasi yang 351 (332)
dilanjutkan
0% -0,01%
Berdasarkan analsisi pada tahun 2020 distribusi hasil penjualan pada biaya dan
laba bersih masing-masing sebesar 84% dan 16%. Hal ini mengindikasikan
bahwa kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan masih dapat menghasilkan
laba bersih. Meskipun laba bersihnya kecil (16%) perusahaan masih dapat
memperoleh laba dari kegiatan operasi yang dilakukannya. Pada komposisi
jumlah laba bruto sebesar 64% ini menunjukkan bahwa matahari department
store mengelola operasional bisnisnya dengan efisien untuk memproduksi dan
menjual produk lebih dari satu produk.
pada tahun 2021 distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba bersih yang
dimiliki oleh matahari department store masing masing sebesar 82% dan 18%.
Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan
masih dapat menghasilkan laba bersih. Pada laporan laba rugi dan penghasilan
kompeherensif komposisi laba bruto sangat dominan dengan presentase sebesar
58% ini menunjukkan bahwa matahari department store mengelola operasional
bisnisnya dengan efisien untuk memproduksi dan menjual produk lebih dari
satu produk
D. Analisis Trend
Laporan Posisi Keuangan (Analisis Trend)
laporan Posisi Keuangan analisis Trend
31 Desember 2021 31 Desember 2020 Trend 2021 % trend 2020 (%)
Aset
Aset lancar
Kas dan setara kas 661.391 523.954 126% 100%
Piutang usaha
Piutang usaha pihak 25.816 60.657 43% 100%
ketigalainnya
Piutang
Piutang lainnya pihak 12.110 14.888 81% 100%
ketiga
Piutang lainnya pihak 3.480 5.270 66% 100%
berelasi lancar
Persediaan
Persediaan lancar lainnya 746.771 889.484 84% 100%
Biaya dibayar dimuka lancar 10.883 16.413 66% 100%
Uang muka lancar
Uang muka lancar atas 0 0
pembelian
Pajak dibayar aset tetap
dimuka lancar 13 0
Klaim atas pengembalian 159 0
pajak lancar
Aset non-keuangan lancar 52.860 99.547 53% 100%
lainnya
Jumlah aset lancar 1.513.483 1.610.213 94% 100%
Aset tidak lancar
Investasi yang dicatat 516.880 600.600 86% 100%
dengan
Uang menggunakan
muka tidak lancar
Uang muka tidak lancar 61.004 46.641 131% 100%
Asetatas pembelian
keuangan asetlancar
tidak tetap
Aset keuangan tidak 115.725 130.083 89% 100%
lancarkeuangan
Aset dimiliki hingga
tidak jatuh 103.619 102.430 101% 100%
lancar
Aset pajaklainnya
tangguhan 99.455 103.718 96% 100%
Properti investasi 191.500 191.500 100% 100%
Aset tetap 647.318 862.026 75% 100%
Aset takberwujud selain 2.602.245 2.671.863 97% 100%
goodwill
Jumlah aset tidak lancar 4.337.746 4.708.861 92% 100%
Jumlah aset 5.851.229 6.319.074 93% 100%
Liabilitas dan ekuitas
Liabilitas
Liabilitas jangka pendek
Pinjaman jangka pendek 0 1.011.000 0% 100%
Utang usaha
Utang usaha pihak 730.365 348.369 210% 100%
Utangketiga
lainnya
Utang lainnya pihak 82.275 72.224 114% 100%
Bebanketiga
akrual jangka 397.582 584.546 68% 100%
pendek
Liabilitas imbalan pasca 279.420 333.670 84% 100%
kerja jangka
Utang pajak pendek 97.753 48.105 203% 100%
Pendapatan ditangguhkan 47.126 13.552 348% 100%
jangka pendek
Liabilitas jangka
panjang yang
Liabilitas jatuh
jangka 435.523 444.834 98% 100%
panjang
Jumlah yangjangka
liabilitas jatuh 2.070.044 2.856.300 72% 100%
pendek
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka
panjang setelah
Liabilitas jangka 2.364.932 2.404.695 98% 100%
panjang
Provisi atas liabilitas
jangka panjang
Provisi biaya 51.364 0 100% 0
pembongkaran
Kewajiban imbalan aset
pasca 358.917 476.961 75% 100%
kerja jangka
Jumlah panjang
liabilitas jangka 2.775.213 2.881.656 96% 100%
panjang
Jumlah liabilitas 4.845.257 5.737.956 84% 100%
Ekuitas
Ekuitas yang diatribusikan
kepada
Saham pemilik
biasa entitas 280.461 280.461 100% 100%
Tambahan modal disetor (3.607.955) (3.607.955) 100% 100%
Saham tresuri (200.114) 0 100%
Cadangan perubahan nilai (32.760) 50.960 -64% 100%
wajar asettersedia untuk
keuangan
dijual
Saldo laba (akumulasi
kerugian)
Saldo laba yang telah ditentukan 116.397 116.397 100% 100%
penggunaannya
Saldo laba yang 4.449.943 3.741.255 119% 100%
belum
Jumlah ditentukan
ekuitas yang 1.005.972 581.118 173% 100%
diatribusikan
Jumlah ekuitas kepada 1.005.972 581.118 173% 100%
Jumlah liabilitas dan ekuitas 5.851.229 6.319.074 93% 100%
a) Bagian Aset
➢ Dari analisis tersebut dapat dilihat Total Aset menunjukkan trend pertumbuhan
yang mengalami penurunan sebesar 7% dari tahun 2020
➢ Pada tahun 2021 Matahari Departement store memiliki kas dan setara kas yang
menunjukkan trend pertumbuhan mengalami peningkatan sebesar 26% dari
tahun 2020
➢ Pada tahun 2021 Matahari Departemen store memiliki piutang usaha dan
pituang lainnya yang menunjukkan trend pertumbuhan mengalami penurunan
sebesar 57% piutang usaha pihak ketiga , 19% pituang lainnya pihak ketiga, dan
34%piutang pada pihak berelasi
➢ Pada tahun 2021 Matahari department store memiliki persediaan lancar yang
dimana trend pertumbuhannya mengalami penurunan pada bagian akun
persediaan lancar. Penurunan tersebut sebesar 16% persediaan lancar, dan 34%
biaya dibayar dimuka lancar.
➢ Pada tahun 2021 trend pertumbuhan pada bagian akun asset non keuangan
lancar mengalami penurunan sebesar 47% dari tahun 2020
➢ Total asset lancar Matahari Departemen store pada tahun 2021, trend
pertumbuhannya mengalami penurunan sebesar 6% dari tahun 2020.
➢ Pada tahun 2021 investasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami penurunan sebesar 14% dari
tahun 2020
➢ Pada tahun 2021 uang muka tidak lancar Matahari Departement Store
menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami kenaikan sebesar 31%
➢ Pada tahun 2021 Matahari Departemen store memiliki aset keuangan tidak
lancar dimiliki hingga jatu tempo menunjukkan trend pertumbuhan yang
mengalami penurunan sebesar 11%dari tahun 2020
➢ Pada tahun 2021 Aset keuangan tidak lancar yang dimilki oleh Matahari
Departement store menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami kenaikan
sebesar 1% dari tahun 2020
➢ Aset pajak tangguhan Matahari department store pada tahun 2021 menunjukkan
trend pertumbuhan yang mengalami penurunan sebesar 4% dari tahun 2020
➢ Properti investasi matahari departemen store pada tahun 2021 menujukkan
trend pertumbuhan yang konstan sebesar 100% yang sama dengan tahun 2020
➢ Aset tetap yang dimiliki Matahari Departement store pada tahun 2021
menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami penurunan sebesar 25% dari
tahun 2020
➢ Pada tahun 2021 aset tak berwujud selain goodwill yang dimiliki matahari
departemen store menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami penurunan
sebesar 3% dari tahun 2020
➢ Total asset tidak lancar yang dimiliki oleh Matahari department store pada tahun
2021 menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami penurunan sebesar 8%
dari tahun 2020
-790% 100%
Pendapatan komprehensif lainnya yang akan
direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
-164% 100%
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah (32.995) 44.538
pajak
-74% 100%
Jumlah laba rugi komprehensif 879.859 (828.643) -106% 100%
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang 351 (332)
dilanjutkan
-106% 100%
Laba (rugi) per saham dilusian
Laba (rugi) per saham dilusian dari operasi yang 351 (332)
dilanjutkan
-106% 100%
➢ Pada tahun 2021 penjualan dan pendapatan usaha yang dimiliki oleh Matahri
departemen store menunjukkan pertumbuhan trend yang mengalami kenaikan
sebesar 15% dari tahun 2020.
➢ Pada tahun 2021 beban pokok penjualan dan pendapatan yang dimiliki oleh
matahari departemen store menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami
penurunan sebesar 1% dari tahun 2020.
➢ Jumlah laba bruto yang dimiliki matahari departemen store pada tahun 2021
menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami kenaikan sebesar 26% dari
tahun 2020.
➢ Pada tahun 2021 beban penjualan yang dimiliki oleh matahari department
store menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami penurunan sebesar
53% dari tahun 2020.
➢ Beban umum dan administrasi yang dimiliki oleh Matahari department store
pada tahun 2021 menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami
penurunan sebesar 17% dari tahun 2020.
➢ Pendapatan keuangan yang dimiliki matahari department store pada tahun
2021 menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami penurunan 52% dari
tahun 2020.
➢ Pada tahun 2021 beban keuangan yang dimiliki oleh matahari department
store menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami penurunan sebesar
55% dari tahun 2020.
➢ Pada tahun 2021 keuntungan (kerugian) selisih kurs mata uang asing yang
dimiliki oleh matahari department store menunjukkan trend pertumbuhan
yang mengalami penurunan sebesar 34% dari tahun 2020.
➢ Pada tahun 2021 Bagian atas laba (rugi) entitas ventura bersama yang dicatat
menggunakan metode ekuitas yang dimiliki oleh matahari department store
menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami penurunan sebesar 100%
dari tahun 2020.
➢ Pada tahun 2021 pendapatan lainnya yang dimiliki oleh matahari department
store menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami kenaikan sebesar
100% dari tahun 2020.
➢ Pada tahun 2021 beban lainnya yang dimiliki oleh matahari department store
menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami penurunan sebesar 100%
dari tahun 2020.
➢ Keuntungan (kerugian) yang dimiliki oleh matahari departemen store pada
tahun 2021 menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami kenaikan
sebesar 77%
➢ Pada tahun 2021 Jumlah laba(rugi) sebelum pajak penghasilan yang dimiliki
matahari department store menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami
kenaikan sebesar 18% dari tahun 2020.
➢ Pendapatan (beban) pajak yang dimiliki oleh matahari department store pada
tahun 2021 menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami kenaikan
sebesar 210% dari tahun 2020.
➢ Pada tahun 2021 jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan mengalami
kenaikan sebesar 5% dari tahun 2020.
➢ Jumlah laba rugi yang dimiliki matahari departemen store pada tahun 2021
menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami kenaikan sebesar 5 % dari
tahun 2020.
➢ Pendapatan komprehensif lainnya atas pengukuran kembali kewajiban
manfaat pasti, setelah pajak yang dimiliki oleh matahari department store pada
tahun 2021 menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami kenaikan
sebesar 690% dari tahun 2020
➢ Penyesuaian lainnya atas pendapatan komprehensif lainnya yang akan
direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak pada tahun 2021 mengalami
kenaikan sebesar 64% dari tahun 2020
➢ Jumlah pendapatan komprehensif lainnya setelah pajak pada tahun 2021
menunjukkan trend pertumbuhan yang mengalami penurunan sebesar 26%
dari tahun 2020.
➢ Jumlah laba rugi komprehensif, setelah pajak pada tahun 2021 menunjukkan
trend pertumbuhan yang mengalami kenaikan sebesar 6% dari tahun 2020
➢ Laba rugi yang didapat pada tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 5% dari
tahun 2020
➢ Pada tahun 2021 pada bagian laba rugi yang dapat diatibusikan ke entitas
produk mengalami kenaikan sebesar 5% dari tahun 2020.
➢ Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk pada tahun
2021 mengalami kenaikan sebesar 6% dari tahun 2020
➢ Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dilanjutkan pada tahun 2021
mengalami kenaikan sebesar 6% dari tahun 2020
➢ Laba (rugi) per saham dilusian dari operasi yang dilanjutkan pada tahun 2021
mengalami kenaikan sebesar 6% dari tahun 2020.
Saran
1. dari sisi laporan posisi keuangan pada analisis trend dapat diketahui bahwa aktiva
perusahaan mengalami penurunan sebesar 7% dipicu dengan penjualan matahari
departemen store dengan cara penjualan kredit yang mengakibatkan perusahaan gagal
dalam mengumpulkan pelunasan piutang. Maka usahakan bisnis menawarkan insentif
untuk mendorong pembayaran invoice tepat waktu. Matahari department store harus
menuliskan secara jelas ke dalam kontrak pembayaran insentif, sehingga pelanggan
akan terikat dengan ketentuan pembabayaran yang diinginkan. Ini akan membuat pihak
lain/pelanggan merasa bahwa bisnis matahari departemen store lebih transparan dan
terbuka.
2. dilihat dari analisis common size pada bagian total ekuitas dan total liabilitas yang
dimana total liabilitas pada tahun 2020 sebesar 91% dan tahun 2021 sebesar 83% dan
total ekuitas pada tahun 2020 sebesar 9% dan pada tahun 2021 sebesar 17% maka dapat
disimpulkan bahwa jumlah utang melebihi jumlah modalnya. Jumlah utang yang cukup
besar tersebut kemungkinan disebabkan karena matahari department store melakukan
tambahan aktiva tetap untuk meningkatkan kapasitas produksi. Oleh karena itu apabila
dimasa yang akan datang matahari department store masih membutuhkan tambahan
dana lagi sebaiknya tidak dilakukan dengan menerbitkan surat tanda utang melainkan
dengan cara menerbitkan saham atau menggunakan sebagian dari laba ditahan.
3. Pada tahun 2020 hingga 2021 terjadi pandemic covid 19 yang membuat Matahari
Departement store mengalami kerugian dan penurunan baik itu asset tetap maupun asset
lancar. Maka dari itu untuk memulihkan keadaan matahari department store harus
melakukan upaya negoisasi untuk memperoleh keringanan sewa yang menghasilkan
penurunan beban operasional atau melakukan penutupan gerai-gerai yang berkinerja
kurang baik. Sehingga
4. Matahari Departement store harus melakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban baik utang jangka Panjang maupun
jangka pendek agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam melunasi
kewajibannya pada saat jatuh tempo.
5. Matahari Departement store harus memperhatikan utang jangka pendeknya dilihat dari
analisis common size utang jangka pendek pada tahun 2020 45% dan tahun 2021
sebesar 35% walaupun ada penurunan akan tetapi jumlah utang jangka pendek lebih
besar dari ekuitas. bila utang tersebut masih lebih besar dari ekuitas maka matahari
department store harus menjual asset lancar untuk membayar utang tersebut. matahari
departemen store harus memperhatikan penggunaan utang berdasarkan proposinya.
1. pada analisis common size dapat dilihat dari laporan laba rugi terdapat komposisi beban
pokok penjualan dan pendapatan pada tahun 2020 sebesar 42% dan tahun 2021 sebesar
36%. Artinya matahari department store, pada masa yang akan datang masih perlu
untuk berusaha meningkatkan efisiensi produksinya untuk menekan beban pokok
penjualan dan pendapatan agar menjadi lebih kecil, walaupun dari tahun 2020 ke 2021
sudah mengalami penurunan.
2. Pada analisis trend dari sisi laba rugi, matahari department store berhasil meningkatkan
penjualan dan laba. Akan tetapi peningkatan (pertumbuhan) yang terjadi pada laba
sebesar 5% yang ternyata lebih kecil daripada peningkatan (pertumbuhan) penjualan
sebesar 15%. Hal itu disebabkan karena usaha meningkatkan penjualan tersebut
dilakukan dengan peningkatan biaya operasi khusunya biaya pemasaran dalam jumlah
besar. Maka dari itu matahari department store harus lebih menghindari biaya-biaya
yang seharusnya tidak dikeluarkan. Jika tidak dievaluasi maka tidak menutup
kemungkinan Matahari departemen store mengalami kerugian
3. Peningkatan pendapatan dapat dilakukan dengan cara ekspansi berbasis online.
Matahari departement store memiliki web bernama Mataharimall.com, yang bisa
diperbaiki performance web tersebut sebagai tindakan pemulihan penjualan setelah
terkena dampak pandemi. Penjualan dialihkan ke online karena pada saat ini transaksi
secara online lebih dinikmati, jika dimanfaatkan strategi tersebut akan meningkatkan
pendapatan dengan signifikan secara perlahan.