Filsafat Administrasi
Filsafat Administrasi
BAB 1
Pengetahuan pada hakikatnya lepas dari ingatan manusia karena memang pengetahuan
berada pada ruang bebas, tetapi manusia mempunyai potensi kesadaran untuk berusaha
memiliki pengetahuan. Kaitan antara kemampuan untuk mengetahui sesuatu (knower) dengan
kemampuan menalar atau berfikir (knowing) sesuatu berupa kognitif adalah kemampuan
menalar atau berpikir terhadap sesuatu aksi dan reaksi, afektif adalah kemampuan untuk
meraasakan apa yang telah diketahui, dan konatif adalah kemampuan untuk mencapai apa
yang dirasakan. Apabila keterkaitan ini menciptakan suatu keeratan keutuhan yang bukat,
Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan manusia yang rasional dan kognitif, dengan
disusun secara sistematis dan menggunakan metode tertentu yang dapat dipelajari sehingga
Pandangan ilmu pengetahuan dapat melihat ikatan-ikatan berjanakauan yang lebih jauh,
disamping kurang mendesak dan lebih rapuh dalam ikatan sehingga cepat mengalami
perubahan. Tantangan dan persaingan dalam rangka kepemilikan ilmu pengetahuan dan
teknologi dapat dimenangkan oleh setiap manusia jika manusia memiliki salah satu variabel
penentunya, antara lain seberapa besar ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersemayam
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil penalaran manusia untuk menemukan
kebenaran, sehingga dapat menentukan warna dan derajat dalam pergaulan komunitas
masyarakat manusia. Tetapi penalaran dapat terjadi melalui proses tindakan berfikir
suatu proses ilmiah, dengan p\mengadaptasikannya sesuai dengan kondisi alami yang sedang
berproses itu. Realita alamiah dari setiap disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
selamanya selalu sama, tetapi juga tidak selamanya berbeda tergantung pada posisi
Ilmu administrasi merupakan hasil pemikiran dan penalaran manusia yang disusun
objek forma, yaitu pemikiran untuk menciptakan suatu keteraturan dari berbagai aksi dan
reaksi yang dilakoni oleh manusia dan objek material, yaitu manusia yang melakukan
aktivitas administrasi dalam bentuk kerjasama menuju terwujudnya tujuan tertentu. Esensi
mendasar objek formal dan material administrasi adalah terciptanya hubungan antara
Pengembangan pemikiran dan penalaran manusia yang berdasarkan kaidah dan norma-
norma administrasi tidak hanya dipandang sebagai ilmu pengetahuan, tetapi merupakan
terhadap suatu keterampilan dari berbagai bidang kegiatan dalam memenuhi kehidupan
manusia. Oleh karena itu, administrasi dapat dilihat dari dua sudut pandang yang salig
Ilmu sebagai objek kajian administrasi sepatutnya mengikuti alur pemikiran manusia,
yang pendekatannya dilakukan secara radikal, menyeluruh, rasional, dan objektif. Begitu juga
dari segi pendekatan spekulatif-spekulatif tertentu bahwa administrasi sebagai ilmu berada
pada posisi yang tidak mutlak dan pada tataran kebenaran empirical, di mana terdapat ruang
untuk berspekulatif dalam pengembangan ilmu administrasi itu sendiri. Berpikir dengan nilai
normative ilmu administrasi merupakan suatu kajian yang mendalam di alam nalar manusia
yang dapat menembus cakrawala dunia, ditandai dengan gerak langkah rasionalitas di bidang
dasar (apriori), berakar dari pangkal piker yang dikandung oleh ilmu administrasi itu
sendiri.
rasionalitas melahirkan pandangan yang bercakrawala dan tidak dapat dijangkau sampai
batas akhirnya.
Aksiologism ilmu administrasi akan memberikan makna yang hakiki apabila dapat
dan kelayakan berpikir serta bertindak bagi manusia yang mandalami ilmu administrasi.
Pendalaman ilmu administrasi sebagai suatu kajian teori yang dapat memberikan makna
dan manfaat dalam kecerdasan kehiduapan manusia, maka ketangguhan ilmu administrasi
Grand theory
Reinforcement theory
Grounded theory
Seseorang ketika berpikir untuk menghayati dan berusaha mengerti terhadap sesuatu
permasalahan administrasi, maka orang bersangkutan berpikir tentang rangkaian teori dalam
pengembangan ilmu administrasi. Tetapi ketika seorang berpikir untuk melaksanakan sesuatu
kegiatan yang ada kaitannya dengan administrasi, maka orang itu berpikir dan melaksanakan
profesi atau pekerjaan administrasi. Proses administrasi dimaknai sebagai pola pemikiran dan
rangkaian kegiatan untuk pencapaian suatu hasil tertentu dengan professional sesuai tuntutan
karakteristik manusia yang berbeda antara satu dengan lainnya. Kemampuan seorang
kadang tidak terhindarkan pembagian kerja yang dipaksakan karena dipengaruhi oleh
berbagai variable yang subjektif terhadap administrator yang bersangkutan. Manusia bekerja
Pertama, motif yang mengutamakan hasil yang dicapai dengan mengabaikan nilai-nilai
moralitas walaupun dalam mencapai hasil itu senantiasa mengatasnamakan ajaran moral,
ajaran agama, dan ajaran etika, tetapi setelah mencapai hasil yang diinginkan ajaran agama,
Motif kedua mengutamakan ajaran moralitas, agama, dan etika secara konsisten serta
senantiasa berusaha menghindari biusan jabatan, rupiah, harta, dan semacamnya. Pekerjaan
administrasi dapat diselesaikan secara efektif apabila seluruh pekerja secara berjenjang dapat
memahami struktur pekerjaan masing-masing dalam suatu organisasi. Setiap posisi pekerja
dalam suatu organisasi selalu membutuhkan tehnik dan metode antara posisi pekerjaan yang
Secara etimologis, filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia yang terdiri dari dua
suku kata philos artinya cinta atau suka atau shopia artinya kebijaksanaan. Secara etimologis,
Banyak pemikir filsafat diantaranya adalah aristoteles (382-322 SM), yang menyatakan
bahwa filsafat adalah pengetahuan teoritis yang menelaah peradaban yang abadi, tidak
berubah, dan tidak terpisah dari materi. Plato (428-348) mengembangkan fisafat spekulatif
yang berkaitan dengan dunia ide yang sempurna dan abadi. Galileo Galilei (1564-1642)
sebagai pelopor ilmu modern dan menganut filsafat alam dengan melakukan pengukuran
kecepatan udara dan penimbangan bobot udara pertama kali (The Liang Gie, 1997).
Filsafat administrasi adalah proses berpikir secara matang, berstuktur, dan mendalam
terhadap hakikat dan makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi. Berfilsafat
merupakan rangkaian kegiatan atau aktivitas dengan menggunakan pemikiran dan perasaan
manusia. Pemikiran dan perasaan ini senantiasa bersifat memantul kepada diri sendiri untuk
memenuhi pekerjaan, pikiran dan perasaan tersebut. Pemikiran manusia selalu diarahkan
untuk menelaah fenomena yang dialami manusia sehingga dapat melahirkan pemikiran.
Berfilsafat adalah merenungi fenomena yang dihadapi oleh manusia, kemudian melahirkan
secara universal, dan selalu mencari inti atau pemaknaan yang sangat mendasar dari sesuatu
bahkan mungkin sebagian para ilmuwan administrasi, dari pandangan mitosentris menjadi
Dimana awal pikirannya bahwa kejadian dalam suatu bentuk kerjasama dipengaruhi oleh
yang ada, apakah itu arti ada secara nyata (konkret) ataukah arti ada itu secara maya (abstrak)
hanya ada dalam pikiran yang ada. Sedangkan yang ada itu merupakan dan sekaligus yang
terkenal, tetapi paling sulit dieksplisitkan. Oleh karena itu, ontologi ilmu administrasi pantas
dikatakan sulit, karena sesuatu dalam pengandaian dari seluruh bagian-bagian pemikiran
manusia. Walaupun ontologi ilmu administrasi konkret dan abstrak, tetapi senantiasa juga
dalam perkembangannya tetap menjadi pendorong manusia untuk berpikir dan merenung
tentang hakikat administrasi yang mungkin telah mengalami pergeseran akibat perkembangan
Ontologi ilmu administrasi bergerak antara dua sisi pandang, yaitu pengalaman akan
kenyataan konkret disatu pihak dan pengertian “mengada” dari pernyataan abstrak dalam
refleksi ontologi ilmu administrasi, kedua sisi pandang itu saling memperkuat dalam
baik sebagai ilmu maupun sebagai kegiatan, atau sebagai lapangan pekerjaan manusia.
terhadap isi dunia ini. Persoalannya, apakah manusia memiliki kemampuan dalam berpikir
dan bertindak untuk menciptakan pengaturan dan keteraturan isi dunia. Segala jenis
bipolaritas yang mensyaratkan terciptanya pengaturan dan keteratuan dalam ilmu
administrasi menunjukkan adanya kemungkinan, dan bahkan keinginan akan integritas secara
maksimal.
kebenaran transidental dan kebenaran empirikal, terletak kepada struktur penalaran setiap
ilmuwan administrasi.
empirikal sesungguhnya dapat dibedakan dua aspek utama yaitu, pertama kebenaran adalah
keharmonisan dan sistesis yang maksimal dalam hal pemberian pengertiaan dan pemahaman
terhadap ontologi ilmu administrasi dan kedua, kebaikan adalah keharmonisan dalam hal
Kebenaran dan kebaikan, baik yang bermakna transidental maupun empirikal, bukanlah
sifat-sifat tambahan dan bipolaritas melainkan suatu proses penghayatan dan pengamalan
secara harmonis dalam struktur pemberian pengertian dan pemahaman, serta penilaian
terhadap kandungan ontologi ilmu administrasi sebagai salah satu ilmu sosial yang
C. POSITIVISME ADMINISTRASI
positivisme yang memposisikan kajiannya adalah pemikiran atau tindakan positif, terutama
yang berkaitan tentang administrasi, baik dipandang sebagai ilmu maupun sebagai profesi.
Kedudukan aliran positivisme administrasi lebih banyak mengandalkan hati nurani, jika hati
adalah kenyataan yang sesungguhnya. Jadi, kebenaran Ilmu Administrasi adalah kenyataan
yang sesungguhnya.
Pengukuran terhadap jenis kebenaran ilmu administrasi, bila dikaitkan dengan ilmu
administrasi:
diungkapkan oleh manusia dengan apa yang sesungguhnya dicantumkan dalam materi
2. Kebenaran koherensi adalah adanya hubungan antara dua pernyataan yang memiliki
persamaan objek.
3. Kebenaran pragmatis adalah kebenaran yang hanya ada satu konsekuensi saja.
4. Kebenaran logika adalah memberikan kebenaran yang sesuai pikiran yang sebenarnya
1. Penelitian;
4. Kekuasaan;
5. Petunjuk dari yang Maha Kuasa karena suatu kebenaran bersumber dari Maha Kuasa.
D. RASIONALISME ADMINISTRASI
bidang administrasi, baik secara keilmuan maupun secara keprofesionalannya dan suatu
metode untuk memperoleh pengetahuan. Kedudukan aliran ini banyak mengendalikan akal,
Pemikiran rasional mempunyai tiga fungsi, yaitu pertama menjadi kerangka persepsi
yang menciptakan alam pikiran menjadi alam realita, kedua menjadi pedoman terhadap
tindakan penalaran dari suatu stimulus dan ketiga menjadi alat memberikan alat pembenaran
dari pengembangan seluruh aspek kehidupan manusia yang dimotori oleh pelaku bidang
suatu bangsa atau negara. Administrasi adalah pengaturan dan keraturan dalam
mengimplementasikan suatu bentuk kekuasaan. Oleh sebab itu, pemikiran administrasi tidak
dapat melepaskan diri dari persoalan-persoalan ekonomi, politik, hukum, sosial, pemerintah,
dan lain sebagainya, dimana kesemuanya ini membutuhkan pengaturan dan keteraturan yang
Batasan ilmu administrasi terdiri atas dua jenis dan dua bagian utama. Pertama,
Administrasi Negara yang dewasa ini berkembang dalam istilah Administrasi Publik, dan
kedua, Administrasi Bisnis. Batasan imu administrasi sering juga diistilahkan dengan
boundary, dengan menggunakan ruang tertentu sesuai dengan pokok kajian. Batasan adalah
suatu garis yang memisahkan dua kutub yang berbeda seluruh makna dan hakikat yang
dimiliki masing-masing. Dan apabila terjadi penyeberangan dari salah satunya akan terjadi
pelanggaran normatif atas ketentuan yang dilahirkan oleh garis pemisah itu.
Manusia adalah potensi yang penting dalam ilmu administrasi karena manusia sebagai
pemikir dan pelaksana dalam rangka membangun atau mengembangkan ilmu administrasi,
dan dalam pengertian “mengada” ilmu administrasi ada dalam pikiran manusia. Tetapi juga
potensi ilmu administrasi yang bukan bersumber dari manusia itu sangat penting dapat
mempengaruhi dan mungkin menentukan terwujudnya bangunan dasar ilmu pengetahuan dan
dimanfaatkan, baik untuk pengembangan bangunan dasar ilmu admnistrasi maupun dalam
Epistemologi berasal dari kata Yunani, episteme dan logos. Episteme biasa diartikan
pengetahuan atau kebenaran, dan logos diartikan pikiran, kata, atau teori. Epistemologi secara
etimologi dapat diartikan teori pengetahuan yang dalam bahasa Inggrisnya menjadi theory of
knowledge.
Ilmu pengetahuan di bidang administrasi adalah suatu pernyataan terhadap materi atau
konten, bentuk atau form, serta objek formal dan materiilnya. Secara epistemologi, ilmu
administrasi cenderung untuk membatasi diri pada hal-hal tentang persepsi dan pemahaman
peristiwa kesadaran diri dari seluruh pemaknaan yang dikandung ilmu administrasi itu
sendiri.
1. Objektivisme Administrasi
apriori (kebenaran dasar) sebagai realita fundamnetal dan tidak relatif, sedangkan kebenaran
realita yang telah mengalami perubahan dari nilai dasar dan kebenaran relatif tertuang dalam
hakikat aposteriori. Berpikir apriori dalam ilmu administrasi merupakan salah satu kajian dari
mengalami tiga tahapan proses berpikir manusia dalam bidang ilmu administrasi. Pertama,
kesadaran objek administrasi itu sendiri. Kedua, kesadaran bahwa adanya perbedaan
penalaran terhadap objek administrasi. Ketiga, pemahaman terhadap hubungan yang terjadi
Penelusuran objektivitas pemikiran dalam administrasi dapat dilihat dari dua sudut
pandang. Pertama, dari sudut pandang objek materialnya, adalah sesuatu yang menjadi
sasaran perhatian secara detail tentang makna kandungan penalaran dalam pemikiran manusia
yang mempelajari ilmu administrasi. Kedua, dari sudut pandang objek formalnya, bahwa
ilmu administrasi memiliki ruang lingkup kajian dengan metode yang jelas.
2. Subjektivisme Administrasi
ketidakadilan. Karl Marx memberikan argumentasi tentang rasa keadilan dengan pembagian
menurut kebutuhannya”.
3. Skeptisisme Administrasi
Skeptisisme adalah suatu kondisi atau perasaan yang dialami seseorang akibat tidak
menunjukan jenis kepastian tertentu yang tidak dimiliki oleh para birokrasi bersangkutan
sebagai pengelola administrasi negara yang berdampak negatif , dimana kepercayaan publik
1. Etika Administrasi
suatu pemahaman, penglihatan, dan pandangan yang tajam terhadap suatu realita
yang serba sulit. Etika administrasi berangkat dari berpikir secara baik dan benar
sampai kepada tindakan atau perbuatan yang baik dan benar pula. Etika ilmu
administrasi bersumber kepada fakta bahwa kaidah dan aturan dalam suatu
kehidupan komunitas masyarakat manusia tertentu antara satu sama lain, mengalami
2. Moralitas Administrasi
sedangkan etika cenderung lebih mengarah pada produk rekayasa untuk menciptakan
pengaturan dan keteraturan hidup manusia. Oleh sebab itu, dalam rangka
pelaksanaan aktivitas admnistrasi, baik wujud dari pemikiran ( mind) maupun wujud
konsep dengan sasaran utamanya menarasi nalar manusia, sehingga di dapat suatu
Konsep ilmu administrasi merupakan produk dari suatu kesadaran yang sifatnya
sangat fundamental dan terdiri atas dua jenis. Pertama, kesadaran yang berkaitan
dengan content atau objek, dan kedua, keasdaran yang berkaitan dengan kegiatan
atau kenyataan.
administrasi merupakan salah satu bagian dari filsafat ilmu, maka tidak heran begitu banyak
pertanyaan yang dapat dimunculkan karena memang filsafat mencari hakikat kandungan
Ada dua jenis pengaturan dan keteraturan dalam aksiologi ilmu administrasi.
Aksiologi ilmu administrasi adalah rangka pemanfaatan, atau dengan kata lain,
Tanda-tanda ilmuan administrasi di era moderalisasi deewasa ini dapat dicatat sebagai
berikut:
1. Tindakan Rasionalitas
4. Sifat universal
5. Otonomi keilmuan
B. Kebenaran Ilmu Administrasi
Ada pandangan sebagian ilmuan administrasi yang menyebutkan bahwa hanya sebagian
kecil kebenaran administrasi yang dapat dilaksankan, dan sebagian besar kebenaran
Kebenaran Asal Mula, Dikatakan bahwa asal mula kebenaran ilmu administrasi adalah dari
o Kebenaran mengungkap.
o Kebenaran memandang.
o Kebenaran bentuk.
o Kebenaran isi.
administrasi pada dunia profesional dengan dunia keilmuan sangat berbeda. Kebenaran Teori,
ilmu dan administrasi bersumber dari teori, kemudian ilmu dan teknologi administrasi
melahirkan teori. .
Dalam pencarian kebenaran keilmuan dewasa ini, metode yang paling banyak
digunakan adalah penelitian (research) dalam dunia sasarannya terdiri atas dua jenis. Yaitu:
Pertama untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang diistilahkan penelitian
ilmiah (scientific research). Kedua penelitian untuk ketetapan pelaksanaan sesuatu profesi.
Metode adalah suatu cara bertindak menggunakan akal pikiran untuk mencapai hasil,
dengan mempertimbangkan risiko terkecil. Jadi metode penelitian ilmu dan teknologi
administrasi adalah suatu cara berfikir atau bertindak untuk mencari kebenaran ilmu
1. Bertujuan untuk menemukan teori baru dalam ilmu dan teknologi administrasi.
2. Bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang dikandung teori-teori dalam ilmu dan
teknologi administrasi.
D. Paradigma Administrasi
penjelasan tentang nilai kebenaran, sesuai dengan prinsip-prinsip umum empiris. Fokus
utama ilmu administrasi adalah persoalan tentang manusia, terutama yang berkaitan dengan
Paradigma adalah suatu pandangan yang disepakati dari seluruh anggota organisasi, jika
paradigmanya organisasi. Paradigma administrasi merupakan suatu teori dasar, yang juga
sering diistilahkan ontologi, dengan cara pandang yang relatif fundamental dari nilai-nilai
Paradigma atau pandangan lama tentang ilmu dan teknologi administrasi adalah nilai
kebenaran yang mulai tergeser pemaknaannya dari persepsi berbagai kalangan ilmu
administrasi itu sendiri, dimana dalam kondisi semacam itu para ilmuan saling
mempertahankan pendapat dan pola pikirnya serta menganggap bahwa pendapat atau pola
Paradigma baru adalah suatu kondisi atau proses perkembangan ilmu dan teknologi
pergeseran kebenaran lama menjadi kebnaran baru dari makna ilmu dan teknologi
administrasi.
Dalam perkembangan paradigma administrasi, sebagaimana dikemukakan oleh Nicholas
2. Prinsip-prinsip administrasi;
4. Administrasi negara;
1. Birokrasi Klasik;
3. Kelembagaan;
4. Hubungan kemanusiaan;
5. Pilihan publik;
PERSEPSI ORGANISASI
A. Pengertian Persepsi
Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin perceptioyang berarti menerima atau
mengambil. Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir,
Menurut Stephen P. Robbins (1998), persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan
pemaknaan terhadap kesan-kesan sensori untuk memberi arti pada lingkungannya. Menurut
Fred Luthans (1992) mengatakan proses persepsi dapat didefinisikan sebagai interaksi yang
Milton (1981) mengatakan persepsi adalah proses seleksi, organisasi dan interpretasi stimulus
penglihatan dan sasaran yang diterima dan dimana situasi persepsi terjadi
1. Sikap
Sikap yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan yang akan diberikan
seseorang.
2. Motivasi
Motif merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari sikap tindakan yang
dilakukannya.
3. Minat
Merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang terhadap suatu hal atau
tersebut.
Dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita biasanya akan menarik kesimpulan
5. Harapan
menolak gagasan, ajakan, atau tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang kita
harapkan.
6. Sasaran
7. Situasi
Situasi atau keadaan disekita kita atau disekitar sasaran yang kita lihat akan turut
mempengaruhi persepsi. Sasaran atau benda yang sama yang kita lihat dalam situasi
C. Proses Persepsi
1) Proses Fisis
2) Proses Fisiologis
Stimulus yang diterima alat indera kemudian dilanjutkan oleh saraf sensoris ke otak.
3) Proses Psikologis
Terjadi proses pengolahan otak, sehingga individu menyadari tentang apa yang ia
terima dengan alat indera sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterima.
D. Persepsi Konsumen
kesan dari panca indera dalam tujuan untuk memberi arti dalam lingkungan mereka (Robbins,
1998) . persepsi konsumen ini sangat penting dipelajari karena perilaku konsumen karena
perilaku konsumen didasarkan oleh persepsi mereka tentang apa itu kenyataan dan bukan
kenyataan itu sendiri. Menurut shiffman dan kanuk (1997) persepsi akan sesuatu berasal dari
1. Faktor stimulus, yaitu karakteristik secara fisik seperti ukuran, berat, warna atau bentuk.
Tampilan suatu produk baik kemasan maupun karakteristik akan mampu menciptakan
suatu rangsangan pada indra manusian, sehingga mampu menciptakan sesuatu persepsi
2. Faktor individu, yang termasuk proses didalamnya bukan hanya pada panca indra akan
tetapi juga pada proses pengalaman yang serupa dan dorongan utama serta harapan dari
Dalam persepsi seseorang juga melalui proses seleksi. Seleksi adalah proses seseorang
memilih dan menentukan marketing stimuli karena tiap individu adalah unik dalam
kebutuhan, keinginan dan pengalaman, sikap dan karakter pribadi masing-masing orang.
Menurut Shiffman dan Kanuk (2000) dalam seleksi ada proses yang disebut selective
1. Selective Exposure
Konsumen secara efektif mencari pesan menemukan kesenangan atau simpati mereka
secara aktif menghindari kesakitan atau ancaman disisi lainnya. Mereka secara efektif
membuka diri mereka kepada iklan-ikaln yang menentramkan hati mereka mengenai
2. Selective Attention
mereka berikan pada rangsangan komersial. Mereka mempunyai kesadaran tinggi terhadap
rangsangan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Jadi konsumen mungkin untuk
mengingat iklan untuk prodek yang dapat memuaskan kebutuhan mereka dan mengabaikan
3. Perceptual Defense
Konsumen secara bawah sadar menyaring rangsangan yang mereka temukan ancaman
psikological, meskipun telah terdapat pembukaan. Jadi ancaman atau sebaliknya rangsangan
yang merusak mungkin lebih sedikit diterima secara sadar daripada rangsangan netral pada
4. Perceptual Blocking
Menurut Robbins (1998) persepsi dapat dipengaruhi oleh karakter seseorang. Karakter
1. Attitudes
Dua individu yang sama, tetapi mengartikan sesuatu yang dilihat itu berbeda satu
2. Motives
Kebutuhan yang tidak terpuaskan yang mendorong individu dan mungkin memiliki
Fokus dari perhatian kita sepertinya dipengaruhi oleh minat kita, karena minat
seseorang berbeda satu dengan yang lain. Apa yang diperhatikan oleh seseorang dalam suatu
situasi bisa berbeda satu dengan yang lain. Apa yang diperhatikan seseorang dalam suatu
situasi bisa berbeda dari apa yang dirasakan oleh orang lain.
4. Experiences
Fokus dari karakter individu yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu seperti
minat atau interest individu. Seseorang individu merasakan pengalaman masa lalu pada
sesuatu yang individu tersebut hubungkan dengan hal yang terjadi sekarang.
5. Expectations
Ekspektasi bisa mengubah persepsi individu dimana individu tersebut bisa melihat apa
Sukses atau tidaknya suatu produk dipasaran, sangat dipengaruhi oleh bagaimana
produk diterima oleh konsumen. Tentunya produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen
Menurut Husein Umar (2003) pengertian perilaku konsumen adalah tindakan yang
terlibat dalam mendapatkan mengkomsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk
proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan. Sedangkan menurut Peter J. Paul
dan Olson (2000) mendefinisikan perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara
pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian sekitar kita dimana manusia melakukan aspek
pertukaran dalam hidup mereka. Menurut Bilson Simamora (2004) perilaku konsumen adalah
bervariatif, yaitu:
komunikasi kata melalui mulut atau yang biasa disebut dengan word of mouth, bail dari
teman, keluarga, orang lain, tenaga penjual, dan dari media umum. Mereka menyimpan lebih
banyak waktu untuk berpikir tentang pilihan mereka dan mencari lebih banyak informasi
tentang alternatif produk ketika mereka menghubungkan tingkat resiko yang tinggi dengan
pembelian.
Konsumen menghindari resiko dengan tetap setia pada satu merek baru atau merek-
merek yang belum pernah mereka coba. Penerima resiko yang tinggi mungkin menjadi lebih
setia pada merek-merek lama dan mungkin sedikit untuk membeli produk-produk baru yang
diperkenalkan.
3. Konsumen memilih melalui kesan terhadap merek (Consumers Select by Brand Image)
Konsumen sering berpikir bahwa merek yang terkenal lebih baik dan cukup baik
sebagai jaminan secara tidak langsung mengani kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan
hasil dan pelayanannya. Usaha promosi pemasar menambah kualitas yang diterima dari
produk-produk mereka dapat menolong untuk membangun dan menyokong kesan merek
yang baik.
Jika konsumen tidak memiliki informasi lain tentang produk, mereka sering percaya
pada penilaian terhadap pembeli barang dagangan dari toko yang mempunyai nama baik dan
bergantung ada merek untuk membuat keputusan-keputusan yang hati-hati dalam memilih
produk untuk dijual kembali. Kesan toko juga memberi implikasi dari percobaan produk dan
jaminan pelayanan, hak pengembalian dan penyesuaian diri dalam kasus ketidakpuasaan.
5. Konsumen membeli produk yang paling mahal (Consumers buy the most expensive
model)
Ketika dalam keragu-raguan, konsumen dapat merasa kalua produk yang paling mahal
mungkin yang terbaik dalam hubungannya dengan kualitas, yaitu mereka menyamakan harga
dengan kualitas.
Konsumen yang tidak tahu dalam membuat keputusan dalam memilih produk
cenderung untuk mencari kepastian melalui garansi uang kembali, pemerintah dan hasil tes
laboraturium sendiri.
Menurut Dowling (1986) (dalam Ferrinadewi 2008) persepsi terhadap resiko (perceived
risk) adalah persepsi negatif konsumen atas sejumlah akitivitas yang didasarkan pada hasil
yang negatif dan memungkinkan bahwa hasil tersebut menjadi nyata. Hal ini merupakan
masalah yang senantiasa dihadapi konsumen dan menciptakan suatu kondisi yang tidak pasti
misalkan ketika konsumen menentukan pembelian produk baru. Berbagai penelitian berhasil
dilakukan oleh beberapa ahli dan hasilnya dirangkum oleh Mowen dan Minor (2001):
1) Resiko keuangan, resiko yang hasilnya akan merugikan konsumen secara keuangan.
2) Resiko kinerja, resiko bahwa produk tidak akan memberika kinerja yang diharapkan.
3) Resiko fisik, resiko bahwa produk secara fisik akan melukai konsumen.
4) Resiko psikologis, resiko bahwa produk akan menurunkan citra diri konsumen.
5) Resiko sosial, resiko bahwa lingkungan sekitar akan mengejek pembelian produk.
6) Resiko waktu, resiko bahwa sebuah keputusan akan menghabiskan banyak waktu.
7) Opportunity Loss, resiko bahwa dengan melakukan sebuah tindakan konsumen akan
merasa rugi jika melakukan hal lin yang benar-benar ingin ia lakukan.
c) Ancaman fisik, psikologi, maupun sosial yang besr akibat pemakaian produk
e) Hasil pemakaian masih belum dapat terbukti maka konsumen akan memiliki persepsi
Keputusan adalah suatu pemutusan atau pengakhiran dari pada suatu proses pemikiran
tentang suatu masalah atau problem, untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat
guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjadikan pilihan pada salah satu alternative
Setelah pengertian keputusan disampaikan, perlu pula diikuti dengan pengertian tentang
beberapa buku :
1. Pengambilan keputusan yaitu hal yang dilakukan oleh ketua dalam suatu kegiatan
yang dilakukan dalam organisasi untuk mengambil suatu tindakan atau pilihan yang harus
dilakukan yang akan menghasilkan keputusan untuk kebaikan bersama (Stephen P.Robbins:
manajemen).
2. pengambilan keputusan yaitu proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai situasi. Proses itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah
organisasi. Mengambil keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali.
Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternatif yang
tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit dalam mengambil
keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Ada keputusan
yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat
(program decision) melibatkan masalah-masalah yang sederhana, umum, dan kerap terjadi
dimana solusinya telah ditentukan sebelumnya. dan keputusan yang tidak diprogramkan
(non-programmed decision) masalah-masalah lain yang lebih rumit.Louis E Boone dan David
bersifat rutin.
dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil
keputusan.
3. Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penangananya rumit, karena tidak
A. Letak posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision
B. Tingkatan posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan,
2. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan,
3. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain,
dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang
A. Faktor-faktor yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah
B. Faktor-faktor yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang sifatnya
4. Kondisi
daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan
organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan
yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.
BAB VI
Sekitar tahun 80-an berkembang konsep yang berlabel baru untuk memberdayakan
konsep ilmu administrasi publik. Konsep tersebut antara lain ada yang menyebut New Public
Administration (Bellone, 1980), The New Science of Organizations (Ramos, 1981), dan
terakhir sekitar 90-an muncul konsep disebut New Public Management (Ferlie, 1996). Ini
publik serta meningkatkan responsibilitas kebijkan terhadap kebutuhan publik, dan juga
Peran administrasi publik dalam suatu negara sangat vital sehingga Karl Polangi
mengatakan bahwa kondisi ekonomi suatu negara sangat tergantung pada dinamika
administrasi publik.
B. Teori
Gray (1989) menjelaskan peran administrasi publik dalam masyarakat adalah (1)
secara berkeadilan, (2) melindungi hak-hak rakyat atas kepemilikan kekayaan, serta
menjamin kebebasan bagi rakyat untuk melaksanakan tanggung jawab atas diri mereka, (3)
Dimock & Dimock membagi empat komponen administrasi publik yaitu: (1) apa yang
kerjasama, (4) bagaimana pemerintah tetap bertanggung jawab baik pengawasan eksekutif,
Ruang lingkup administrasi publik adalah (1) kebijakna publik, (2) birokrasi publik, (3)
C. PARADIGMA
mengartikan paradigma adalah sebagai “teori dasar “ atau cara pandang fundamental,
dilandasi nilai-nilai tertentu, berisikan teori pokok, konsep, metodologi atau cara pendekatan
yang dapat dipergunakan para teoritisasi dan praktisi dalam menanggapi suatu permasalahan
baik dalam kaitan pengembangan ilmu maupun dalam upaya pemecahan permasalahan bagi
Cara kita memandang sesuatu (point of view), sudut pandang, atau keyakinan
(believe).
Paradigma seperti ‘peta’ atau ‘kompas’ di kepala. Kita melihat atau memahami segala
Serangkaian asumsi, konsep, nilai-nilai, dan praktek-praktek yang diyakini oleh suatu
komunitas dan menjadi cara pandang suatu realitas ( A set of assumptions, concepts,
and values, and practices that constitutes a way of viewing reality for the community
Thomas Kuhn :
Paradigma adalah suatu cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar, atau
cara memecahkan sesuatu masalah, yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada masa
tertentu.
Fokus ilmu administrasi negara hanya terbatas pada masalah organisasi, kepegawaian,
dan penyusunan anggaran dalam birokrasi pemerintah.
2. Paradigma Prinsip-Prinsip Administrasi
Prinsip-prinsip administrasi dipandang dapat berlaku universal pada setiap bentuk dari
Dikotomi antara politik dan administrasi tidak realistis dan prinsip administrasi tidak
Fokus utama paradigma ini adalah pada teori organisasi untuk memahami perilaku
Paradigma ini mengidentifikasi diri dengan masalah dan kepentingan publik sebagai
lokus, dan teori organisasi, ilmu manajemen, dan kebijakan publik sebagai fokus.
pembuatan kebijakan adalah proses politik sedangkan pelaksanaan kebijakan adalah proses
administrasi. Istilah publik dalam Administrasi Negara Lama diartikan sebagai negara
sehinggga membuat administrasi negara hanya terfokus pada organisasi dan manajemen
Administrasi Negara adalah ilmu sosial yang dinamis, setiap saat dapat mengalami
perubahan sesuai dengan perubahan zaman, peradaban dan teknologi. Berbagai aspek
administrasi sebenarnya telah ada dan dijalankan semenjak peradaban manusia mulai
terstruktur.
Muncul pada tahun 1970-an, konsep ini merupakan kritik terhadap konsep paradigma
administrasi negara lama. Pada dasarnya administrasi publik baru itu ingin mengetengahkan
bahwa administrasi tidak boleh bebas nilai dan harus menghayati, memperhatikan, serta
masyarakat. Frederickson (1971), seorang pelopor gerakan ini lebih tegas lagi menyatakan
bahwa administrasi publik harus memasukkan aspek pemerataan dan keadilan sosial (social
equity) ke dalam konsep administrasi. Ia bahkan menegaskan bahwa administrasi tidak dapat
netral. Dengan begitu, tiga administrasi publik harus mengubah pola pikir yang selama ini
Mulai tahun 1990-an ilmu administrasi publik mengenalkan paradigma baru yang
sering disebut New Public Management (Hood, 1991). Walaupun juga disebut dengan nama
(Osborne dan Gaebler, 1992), tetapi secara umum disebut New Public Management karena
berawal dari gagasan Christopher Hood sebagai awal mula paradigma alternatif. Prinsip dasar
menggerakkan sektor bisnis (run government like a business atau market as solution to the
Ide atau prinsip dasar paradigma New Public Management (Dernhart dan Dernhart,
2003) adalah :
baru yang inovatif untuk mencapai hasil atau memprivatisasi fungsi-fungsi yang
4. ”steer not row” artinya birokrat tidak mesti menjalankan sendiri tugas pelayanan
publik, apabila dimungkinkan fungsi itu dapat dilimpahkan ke pihak lain melalui
Paradigma New Public Service merupakan konsep yang dimunculkan melalui tulisan
Janet V.Dernhart dan Robert B.Dernhart berjudul “The New Public Service : Serving, not
Steering” yang terbit tahun 2003. Menurut paradigma New Public Service, menjalankan
pemerintahan yang demokratis. Misi organisasi publik tidak sekedar memuaskan pengguna
jasa (customer) tapi juga menyediakan pelayanan barang dan jasa sebagai pemenuhan hak
Denhardt dan Denhardt merumuskan prinsip-prinsip New Public Service yang memiliki
diferensiasi dengan prinsip-prinsip New Public Management. Ide atau prinsip dasar
1. Melayani masyarakat sebagai warga negara, bukan pelanggan; melalui pajak yang
mereka bayarkan maka warga negara adalah pemilik sah (legitimate) negara.
4. Berpikir strategis dan bertindak demokratis; pemerintah harus mampu bertindak cepat
sulit dan terukur sehingga harus dilakukan dengan metode yang tepat.
6. Melayani bukan mengarahkan; fungsi utama pemerintah adalah melayani warga
Administrasi dan manajemen sebagai proses kerja telah ada sejak dahulu kala, karena
manusia. Perkembangan administrasi dan manajemen sebagai seni itu penting untuk
Perkembangan Administrasi dan Manajemen sebagai seni dapat di bagi menjadi tiga
Fase, yaitu :
3. Fase Modern yang dimulai pada tahun l886 dan masih berlangsung hingga sekarang
ini.
Bukti-bukti sejarah menunjukan dengan jelas bahwa pada Fase pra sejarah Administrasi
dan Manajemen sudah berkembang dengan baik. Meskipun mungkin secara tidak sadar
administrasi dan manajemen yang diketahui oleh manusia sekarang terutama dibidang
administrasi dibidang teknologi, terbukti dengan adanya taman tergantung yang sampai saat
Mesir Kuno, Agak bebeda dengan kedua zaman di atas, pengetahuan tentang
perkembangan administrasi dan manajemen pada zaman mesir kuno lebih banyak karena
peninggalan sejarahnya lebih banyak, juga tulisan Mesir kuno masih banyak dapat digali.
tentang administrasi, perkembangan administrasi dan manajemen yang belum pernah terjadi
pada zaman sebelumnya ialah bahwa masyarakat dan pemerintahan Tiongkok kuno telah
berhasil menciptakan suatu sistem administrasi kepegawaian yang sangat baik, yang
Chow) yang merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pegawai negeri
yaitu :
1. Kejujuran
2. Kecakapan
memerintah daerah yang sangat luas yang meliputi seluruh bagian dunia yang telah mereka
ketahui pada waktu itu melalui apa yang sekarang dikenal dengan istilah "Sistem
demokrasi. Walaupun harus diakui bahwa konsep demokrasi yang dikembangkan dan
berlaku di Yunani kuno itu berbeda dengan konsep yang kini umum berlaku di dunia.
Yunani kuno telah berhasil menciptakan parlemen pertama di dunia yang pada waktu itu
2. Fase Sejarah.
Gelapnya sejarah dunia pada umumnya selama 15 abad pertama dari sejarah dunia
modern, bidang administrasi dan manajemenpun turut mengalami kegelapan sehingga kita
kurun waktu 15 abad tersebut. Gereja Katholik Roma mempunyai pengaruh besar
terhadap perkembangan administrasi dan manajemen pada waktu itu, sususnan pola dasar
strukur organisasi yang diciptakan oleh gereja Katholik Roma ditiru oleh hampir semua
Pada era ini ada tiga kelompok sarjana di Eropa yang terdapat di tiga negara yang
berbeda pada waktu hampir bersamaan mempunyai pandangan yang sama, inti tiori
mereka ialah "bahwa perekonomian dari pada suatu negara hanya akan bisa kuat
Orang mengira ketiga kelompok ini adalah ahli-ahli ekonomi, padahal sesungguhnya
mereka adalah pelopor manajemen ilmiah, akan tetapi manajemen ilmiah belum dikenal
pada waktu itu hingga mereka digolongkan ke dalam golongan ahli ekonomi.
3. Zaman Modern.
Setelah kita lihat analisis historis yang amat singkat di atas, Fase terakhir daripada
oleh Frederick W. Tay/or, di Amerika Serikat, gerakan manajemen Ilmiah ini lahir pada
melihat efesiensi perusahaan tidak terlalu tinggi clan produktifitasnya rendah, hingga
Taylor melakukan suatu study yang disebut dengan "Time and motion study" untuk
mempelajarai penggunaan waktu oleh kaum buruh clan serta gerakgerik mereka dalam
melaksanakan tugas, penyelidikan Taylor diUtamakan pada kaum buruh clan manajemen
tingkat bawahan.
Sementara Taylor sibuk dengan penyelidikanya, muncul pula di Perancis seorang ahli
pertambangan yang bernama Henri Fayol yang bekerja pada salah satu perusahaan tambag
yang terancam oleh kehancuran. Fayol mencari sebab kegagalan perusahaan itu dalam
mencapai tujuanya, ia menemukan suatu teori yang diberi nama ( General and Industri
Taylor yang menyoroti para pelaksana dan pimpinan tingkat rendah sementara
Fayol yang menyoroti golongan pimpinan tingkat atas dari suatu organisasi. Hasil pemikiran
kedua tokoh Administrasi dan Manajemen ini telah saling isi mengisi clan melengkapi
tanpa diketahui oleh satu sama lain, mereka memberikan sumbangan yang sangat besar
PENGETAHUAN.
ilmu pengetahuan, tepatnya ilmu pengetahuan sosial. Ilmu Pengetahuan ialah "Suatu obyek
illmiah yang memiliki sekelompok prinsip, dalil dan rumus yang melalui percobaan-
percobaan, yang sistematis dilakukan berulang kali telah teruji kebenaranya, prinsip-prinsip,
dalam statusnya sebagai seni maupun sebagai ilmu pengetahuan. Dengan kata lain
ilmu pengetahuan sesuatu obyek ilmiah itu harus diperjuangkan dan dikembangkan oleh para
Ilmu administrasi tergolong kedalam ilmu sosial dan bisa dikatakan sebagai
cabang terbaru dari ilmu sosial, karena kemanfaatanya hanya ada bila prinsip-prinsip,
1. Tahap Survival.
Tahap pertama (1886-1930), sebagai tahun lahirnya Ilmu Administrasi karena pada
tahun ini "Gerakan Manajemen Ilmiah" dimulai oleh Frederick Winslow Taylor. Dalam
waktu yang cukup panjang ini para ahli yang mensepesialisasikan dirinya dalam bidang
Tahap kedua (1930-1945), sebagai tahap konsolidasi dan penyempurnaan karena dalam
jangka waktu inilah prinsip-prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalil Ilmu Administrasi dan
Tahap ke tiga (1945-1959), yang disebut tahap human relations, karena setelah
perhatian para ahli dan sarjana mulai beralih kepada faktor manusia serta hubungan
formal dan informal apa yang perlu diciptakan , dibina an di kembangkan oleh dan antar
peranan manusia dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan mengakibatkan
para ahli dan sarjana memusatkan penyelidikanya dalam masalah manusia kerja ini.
Karena pada hakekatnya tahap terakhir ini masih meruakan sorotan perhatian bukan lagi
kepribadian, tujuan, cita-cita serta keinginan yang khas, akan tetapi sudah meningkat
mengapa manusia itu bertindak sedemikian. Jika tindakan itu merugikan organisasi,
diselidiki bagaimana caranya agar tindakan yang merugikan itu dapat dirubah menjadi
menguntungkan organisasi maka diselidiki pula cara-cara yang dapat ditempuh untuk
lebih meningkatkan kegiatan yang demikian demi tercapainya tujuan organisasi dengan
Sebagai suatu Ilmu Pengetahuan, Administrasi dan Manajemen tidak terlepas dari
Ilmu-ilmu Sosial lainya. Secara subtansif dan taxonornis, terdapat kaitan yang erat antara
Ilmu Administrasi dengan Ilmu-ilmu yang lain. Adapun ilmu Sosial yang mempunyai
1. Ilmu Hukum, yaitu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari norma-norma dan
kaidah-kaidah yang hidup di dalam masyarakat . Kelangsungan hidup yang teratur serta
perkembangan yang dinamis dari administrasi hanya dapat di jamin apabila taat pada
2. Ilmu Ekonomi, suatu ilmu yang mempelajari kebutuhan manusia yang selalu tidak
sumbersumber yang tersedia selalu terbatas. Ditinjau dari tujuan dan alat, antara ilmu
ekonomi dan ilmu administrasi perbedaanya hanya dari segi objeknya aja.
3. Ilmu Po/itik, suatu ilmu yang mempelajari percaturan kekuatan dan kekuasaan dalam
masyarakat. Pada dasarnya administrasi adalah policy execution. Policy yang dimaksud di
sini adalah kebijaksanaan dari pihak penguasa yang dirumuskan sesuai dengan kondisi
politik yang dihadapi. Administrasi harus melekatkan dirinya kepada politik karena yang
4. Ilmu Sejarah, yang menyelidiki dari keseluruhan tindakan manusia dimasa yang
lalu. Parasarjana admnistrasi dan manajemen hanya akan berhasil melaksanakan tugasnya
apabila mereka mengetahuai sejarah secara mendalam guna menarik pelajaran dan
pengalaman masyarakat, bangsa dan pemerintahan yang lalu agar segi-segi positifnya
5. Ilmu Sosiolgi, yaitu ilmu yang mempelajari tata bermasyarakat yang sangat erat
hubunganya dengan kegiatan administrasi dan manajemen, baik masyarakat kecil dalam
merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi dalam rangka usaha pencapaian tujuan,
hingga secara logis jelas adanya persamaan objek kedua ilmu pengetahuan ini
7. Ilmu Ethnologi, Ilmu yang mempelajari sifat, kebudayaan clan adat istiadat sesuatu
bangsa perlu juga diketahui oleh ahli administrasi terutama mereka yang berkecimpung
digerakkan dengan baik bila administrator yang menjadi atasanya mengenal jiwa seseorang
tersebut.
9. Ilmu Statistik, Ilmu tentang data dan angka-angka, salah satu tugas dari administrator
dan atau manajer adalah mengambil keputusan yang tepat, praktis dan dapat dilaksanakan,
atau manajer perlu memiliki data clan informasi yang lengkap, sementara pengumpulan,
pengolahan, dan penyimpanan data dan informasi yang demikian itu hanya dapat dilakukan
melaui statistik. Seorang administrator/manajer yang baik apabila ia memiliki paling sedikit
pengetahuan dasar tentang ilmu pengetahan di atas, karena seorang administrator dan manajer
yang luas terhadap masyarakat yang harus dilayani oleh administrasi, dan akan semakin
ADMINISTRASI NIAGA
Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan ilmu administrasi mempunyai sekelompok
prinsip-prinsip, rumus-rumus, dan dalil-dalil yang bersifat universal. Karena prinsip, rumus
dan dalil universal, maka pada hakikatnya tidak ada perbedaan hakiki alam penerapan
prinsip, rumus dan dalil itu dalam kegiatan sehari-hari. Dengan perkataan lain, prinsip,
rumus, dan dalil itu dalam kegiatan sehari-hari. Meskipun demikian, dalam perwujudan
nyata, terdapat perbedaan-perbedaan penerapan prinsip, rumus, dan dalil administrasi itu jika
keniagaan.
1. Faktor tujuan
karena terlepas dari sistem politik dan perekonomian yang dianut oleh suatu negara,
semua negara modern mengatakan bahwa negara itu adalah welfare state.
2. Faktor motif
yang seefisien, seekonomis, dan seefektif munkin kepada setiap warga negara yang
harus dilayaninya.
b. Administrasi niaga dalam operasinya bermotifkan keuntungan yang wajar atas modal
yang telah ditanam karena keuntungan yang wajar itu berarti bahwa :
3. Sifat pelayanan
a. Administrasi negara dalam hal ini aparatur pemerintah berkewajiban melayani semua
warga negara dengan perlakuan yang sama karena warga negara itu di mata hukum
berkedudukan sama.
4. Wilayah yuridiksi
a. Administrasi negara mempunyai wilayah kekuasaan yang sama luasnya dengan wilayah
kekuasaan negara.
b. Administrasi niaga, atau organisasi niaga dalam arti mikro, tidak mempunyai wilayah
kekuasaan.
5. Kekuasaan
perwakilan karena dalam suatu negara yang demokratis rakyatlah merupakan sumber
terletak pada besarnya modal, keterampilan teknis dan manajerial yang dimiliki, serta
kemampuan untuk memanfaatkan hasil-hasil kemajuan dibidang teknologi lebih dahulu
dari kompetitornya.
6. Orientasi politik
a. Administrasi negara dan seluruh aparat dan personilnya sebagai abdi dari rakyat
kehidupan organisasi.
7. Cara bekerja
a. Pada umumnya jalannya proses administrasi negara lebih lamban dibandingkan dengan
administrasi niaga.
b. Oleh karena dihadapkan kepada kompetisi yang sering sangat berat maka dalam proses
universal, dan meskipun perbedaan-perbedaan yang prinsipil antara kedua bidang utama dari
administrasi tidak ada, terlihat adanya fakktor-faktor teknis yang membedakan sifat kedua
bidang tersebut.
antara administrasi dan manajemen yang sudah bersifat keilmuan serta administrasi dan
3. Metode kerja
4. Cara kerja
BAB IX
MANAJEMEN
Pemimpin ialah setiap orang yang mempunyai bawahan. Tugas kepemimpinannya tidak
terutama ditentukan oleh tingkat keterampilan teknis (technical skills) yang dimilikinya akan
tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahlian menggerakan orang lain untuk bekerja dengan
1. Top managemen yang juga sering disebut dengan istilah “administrative management”.
3. Kelompok pemimpin tingkat bawahan yang dikenal dengan istilah “lower managment”,
Pada tingkat apapun pemimpin bekerja selalu memerlukan dua macam keterampilan
(skills), yaitu :
1. Technical skills.
2. Managerial skills.
Dalam melaksanakan tugasnya dengan baik seorang pemimpin arus mempunyai cirri-
3. Mempunyai keyakinan bahwa organisasi ia pimpin akan berjalan dengan baik dan
4. Mengetahui dengan jelas sifat hakikidan kompleksitas dan dari pada tujuan yang
hendak dicapai.
5. Memiliki stamina dan entusiasmeyam besar.
7. Objektif dalam arti menguasai emosi dan lebih banyak mempergunakan rasio.
11. Dapat dan mampu bertindak sebagai penasehat, guru dan kepala terhadap bawahan
Para pemimpin dalam berbagai organisasi dapat digolongkan kepada lima golongan
yakni :
1. Tipe Otokratis
2. Tipe Militeristis
3. Tipe Paternalistis
4. Tipe Kharismatis
Bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dank arena
pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut
itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin
tersebut.
5. Tipe Demokratis
a. Bertitik tolak bahwa sesungguhnya manusia itu adalah mahluk trmulia didunia
Telah tergambar bahwa tipe pemimpin yang ideal adalah tipe demokratis tetapi untuk
menjadi seperti diatas sangat tidak mudah. Alangkah baiknya jika seorang pemimpin
Leaders are bron and not made berarti bahwa para penganut teori ini mengetengahkan
pendapat yang mengetengahkan bahwa seorang pemimpin akan menjadi seorang pemimpin
karena ia telah dilahirka untuk menjadi seorang pemimpin. Tergolong pandangan yang
2. Teori social
Teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan setiap orang bisa jadi pemimpin
3. Teori ekologis
Seseorang akan menjadi pemimpin yang baik apabila waktu lahirnya telah memiliki
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
terhadap suatu masalah yang dihadapi. Pengertian diatas menunjukan lebih jelas beberapa
1. Dalam prose pengambilan keputusan tidaka ada hal yang bterjadi secara kebetulan.
2. Pengabilan keputusan tidak dapat dilakukan secara "asal jadi" karena cara pendekatan
3. Bahwa sebelum suatu masalah dapat dipecahkan dengan baik, hakikat masalah itu
4. Bahwa pemecahan tidak dapat dilakukan dengan hanya mencari "ilham" dengan intuisi.
5. Bahawa keputusan yang diambil adalah keputusan yang dipilih dari berbagai alternatif
6.
Suatu keputusan diambil untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan.
a) Dinamika Individu
b) Dinamika Kelompok
c) Dinamika Lingkungan
3. Sebagai "kritikus"
Adanya suatu-termasuk adanya fakta ialah karena suatu itu mempunyai ciri-ciri tertentu,
seperti ciri-ciri fisik (beratnya, kondisinya, warnanya, umumnya, dan esesuatu itu dengan
suatu yang lain. Baik hubungan rill maupun hubungan potensial serta fungsi.
Dalam menilai seorang ahli ada enam hal yang perlu diteliti, yaitu sebagai berikut.
b. Jika sumber informasi tentang keahlian seseorang itu adalah pihak lain, perlu adanya
kepastian bahwa sumber informasi itu adalah ahli pula dalam bidang yang dibicarakan.
c. Mengadakan vertifikasi tentang informasi yang diperoleh dari sumber yang lebih luas
lagi.
d. Sumber informasi itu harus bebas dari perhitungan-perhitungan pribadi yang akan
e. Kapasitas kerjanya dimasa lalu daalam bidang yang sama seperti yang dihadapi
1. Pembuatan laporan.
3. Penyimpanan.
A. Pembuatan Laporan
Sering banyak laporan yang tidak ada gunanya karena berbagai faktor seperti berikut:
2. Terlalu banyak kata-kata yang dipergunakan (padahal lebih baik jika bagan, kurva dan
Suatu laporan dikatakan tidak baik apabila laporan itu mempunyai gejala-gejala sebagai
berikut.
harus memilih informasi mana yang berguna baginya dalam pengambilan keputusan.
2. Meskipun banyak informasi yang diberikan, didalamnya tidak dapat data yang justru
3. Data-data yang terkandung dalam laporan tidak ada hubungannya dengan tujuan dan
bidang perhatian manajemen yang menunjukan bahwa laporan dibuat tanpa arah atau
dipihak pembuat laporan tidak ada pengertian tentang kebutuhan manajemen akan
informasi.
4. Data yang terdapat dalam laporan tidak ada hubungannya dengan dasar berbadingan
7. Tidak ada integrasi antara laporan satu unit dengan laporan dari unit yang lain.
8. Laporan hanya mengandung hal-hal yang positif (untuk memberikan kesan bahwa
B. Sirkulasi Laporan
Beberapa pedoman yang dapat dipergunakan dalam menentukan sirkulasi laporan ialah
sebagai berikut.
1. Berikanlah laporan hanya kepada mereka yang karena tugasnya mutlak membaca
laporan tersebut.
2. Laporan diberikan kepada pihak-pihak yang menjadi sumber informasi yang dimuat
dalam laporan.
3. Laporan diberikan kepada mereka yang akan menjadi pelaksana keputusan yang akan
diambil.
C. Penyimpanan Informasi
Ditinjau dari segi kegunaan informasi bagi suatu organisasi, informasi dapat
Tentunya syukur untuk mengadakan suatu pola umum tentang klasifikasi dari informasi
yang dikategorika kepada empat golongan di atas, karena klasifikasi itu sangat dipengaruhi
3. Besar/kecilnya organisasi.
Seperti telah berurang kali dikatakan, informasi hanya berguna apabila informasi itu
terletak hubungan erat antara sistem penyimpanan informasi dan dengan teknik penelusuran
informasi itu. Dengan sistem penyimpanan yang baik, akan mudah diketahui dimana
MANAJEMEN
Para ahli organisasi dan manajemen telah berusaha mengemukakan berbagai definisi
tentang organisasi dan manajemen. Banyaknya aneka ragam definisi tersebut sering
mengakibatkan kebingungan antara mereka yang ingin dan memang berusaha mendalami
penelaahan yang lebih mendalam, berbagai definisi yang beraneka ragam itu pada hakikatnya
Seirama dengan semakin kompleknya kebutuhan manusia dewasa ini diperlukan pula
organisasi-organisasi yang bentuk, struktur, dan kegiatannya. Semakin rumit pula agar dapat
yang semakin rumit itu. Denagan demikian, organisasi-organisasi modern pada umumnya
2. Semakin besarnya organisasi ditinjau dari segi jumlah tenaga yang dipekerjakan dan
yang diperoleh dalam bidang ilmu pengetahuan dan bidang tekhnologi yang
mempengaruhi seluruh aspek organisasi seperti proses produksi, distribusi, pemasaran
dan administari.
7. Semakin meningkatnya kesadaran bahwa pada analisis terakhir faktor manusialah yang
Dimuka telah ditekankan bahwa dalam organisasi yang berbentuk line and staff terdapat
dua kelompok karyawan, yaitu disatu pihak terdapat mereka yang tugas utamanya adalah
sedangkan dipihak lain terdapat mereka yang tugasnya adalah untuk melakukan kegiatan-
Kenyataan yang demikian ini menuntut agar setiap keputusan yang diambil, terutama
1. Staff bertanggung jawab dalam setiap organisasi untuk mencari pemecahan terhadap
nantinya yang akan disetujui atau tidak disetujui oleh pimpinan organisasi dalam
harus dilakukan.
staff work .
4. Konsep-konsep yang diajukan kepada atasan harus sudah lengkap dan matang
sehingga atasan hanaya akan memutuskan menerima atau menolak konsep tersebut.
Doktrin completed staff work telah dikemukakan oleh seseoarang manajer yang baik
dalam satu organisasi yang berjalan dengan lancar. Di Indonesia pun doktrin completed staff
work perlu semaakin disadari dan diterapkan dalam suatu organisasi, apa pun orientasinya,
dimana pun ia bernaung dan siapa pun yang memimpinnya. Oleh karena itu, perlu mengutip
keseluryhan doktrin completed staff work tersebut dalam bahasa aslinya (Inggris) agar
semakin banyak orang yang mengtahui arti dan maknanya. Penerapan prinsip-prinsip doktrin
completed staff work yang secara singkat akan meningkatkan efisiensi kerja organisasi,
bagaimana pun strukturnya dan apa pun tujuannya yang hendak dicapainya.
BAB XII
antara orang-orang di dalam organisasi sendiri yang bersifat internal dan dengan pihak-pihak
Filsafat administrasi dan manajemen modern didasarkan atas dan berorientasi pada
manusia sebagai unsur yang terpenting. Human relations merupakan inti dari kepemimpinan
karena cara penggerakan bawahan sekarang ini memang didasarkan kepada pendapat bahwa
Definisi human relations ialah “Keseluruhan hubungan baik yang formal maupun
informal yang perlu diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu teamwork yang intim dan harmonis dalam rangkah pencapaian tujuan yang
telah ditentukan.
a. Harus ada sinkornisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan-tujuan individu di dalam
organisasi tersebut
i. “The right man on the right place”. Setiap orang harus ditempatkan menurut keahlian
dan kecakapannya
prinsip human relations dengan baik atau tidak, ia dapat menggunakan kriteria sebagai
berikut:
penerapan prinsip-prinsip human relations itu dalam rangka pencapaian tujuan dengan efisien
dan ekonomis.
B. Peranan Public Relations dalam Porses Administrasi
Public relations adalah “keseluruhan kegiatan yang dijalankan oleh suatu organisasi
terhadap pihak-pihak lain dalam rangka pembinaan pengertian dan memperoleh dukungan
pihak lain itu demi tercapainya tujuan organisasi dengan sebaik-baiknya”. Tujuan utama
kepada pihak lain itu mengenai semua segi aktivitas organisasi agar pihak-pihak lain
mempunyai gambaran yang tepat serta pengertian yang benar tentang organisasi sehingga
pihak-pihak itu dengan sukarela memberikan dukungan terhadap organisasi serta kegiatan-
kegiatannya.
Kegiatan-kegiatan public relations dapat digolongkan kepada dua golongan besar, yaitu
sebagai berikut :
suatu organisasi. Pada hakikatnya kegiatan ini bersifat informasi kepada pihak luar tentang
saja, maka sangat disayangkan apakah masyarakat dan pihak-pihak luar memperoleh
kegiatan public relations yang bersifat informal memegang pula peranan yang sangat penting.
Public Relations, ada dua kelompok masyarakat yang selalu dihadapi oleh suatu
organiasi. Yang pertama disebut special public; yang kedua disebut general public.
Special Public (masyarakat khusus) ialah orang-orang, badan-badan dan pihak-pihak
tertentu yang mempunyai hubungan erat dan kepentingan langsung dengan organisasi.
Termasuk kepada kelompok khusus ini adalah pemerintah, pelanggan dalam arti pembeli dan
supplier, distributor dan delers. General public ialah semua pihak yang tergolong kepada
Ada syarat-syarat khusus yang perlu dimiliki oleh seorang pejabat yang diserahi tugas,
kegiatan public relations dari pimpinan organisasi dan melaksanakan sehari-hari. Syarat-
c. Mengetahui dengan jelas latar belekang perumusan kebijakan yang telah selesai
dirumuskan
organisasi
e. Menguasai secara mendalam sistem, prosedur, dan metode kerja dari setiap unit kerja
dalam organisasi
f. Harus dapat berkomunikasi dengan pihak luar secara efektif, baik secara tertulis
maupun lisan
g. Harus sabar dan tabah menghadapi pihak luar, terutama pihak-pihak yang bersifat
antagonistis
internal maupun yang bersifat eksternal harus diciptakan, dikembangkan, dan dibinda.
Kegagalan menciptakan, mengembangkan, dan membina kedua macam hubungan itu lambat
atau cepat dapat berakibat pada kegagalan pimpinan organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
BAB XIII
dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijakan umum yang telah
dan berlaku bagi seluruh organisasi, pada tingkat manajemen fungsi-fungsi itu bersifat
1. Kondisi masyarakat serta taraf kemajuannya dalam suasana para sarjana tertentu
menulis.
1. Fungsi Organik.
2. Fungsi pelengkap.
1. Fungsi Organik
Adalah semua fungsi yang mutlak harus dijalankan oleh administrasi dan manajemen.
cepat-matinya organisasi.
2. Fungsi Pelengkap
Adalah fungsi yang tidak mutlak dijalankan oleh organisasi, sebaiknya dilaksanakan
juga dengan baik karena pelaksanaan fungsi-fungsi itu akan meningkatkan efesiensi dalam
pelaksanaan kegiatan, memperlancar usaha pencapaian tujuan dengan efisien, ekonomis dan
efektif.
1. Henry Fayol, dalam bukunya berjudul General and Industrial Management. Fayol
a. Planning (perencanaan),
b. Organizing (pengorganisasian),
d. Coordinating (pengkoordinasian),
e. Controling (pengawasan).
Fayol berpendapat bahwa fungsi terpenting dari rangkaian diatas adalah Commanding.
a. Planning (perencanaan),
b. Organizing (pengorganisasian),
e. Coordinating (pengkoordinasian),
f. Reporting (pelaporan),
g. Budgeting (penganggaran).
a. Planning (perencanaan),
b. Organizing (pengorganisasian),
e. Controlling (pengawasan).
a. Planning (perencanaan),
b. Organizing (pengorganisasian),
c. Actuating (penggerakkan),
d. Controlling (pengawasan).
6. John F. Mee, Profesor Mee adalah guru besar dalam ilmu manajemen di Universitas
Indiana.
a. Planning (perencanaan),
b. Organizing (pengorganisasian),
d. Controlling (pengawasan).
: - Bobot M
Alokasi Waktu : Tatap muka 14 x 135 menit, termasuk belajar mandiri, dan online
Capaian Pembelajaran : 1. Mahasiswa mampu memahami hakekat Filsafat Administrasi dan men
karya tulis ilmiah.
2. Mahasiswa mampu memahami konsep logika deduktif maupun induk
cara berpikir logis dan ilmiah
3
SESI PROSE- BEN- SEKOR > 77 SEKOR > 65 SEKOR > 60 SEKOR > 45
DUR TUK
( A / A-) (B- / B / B+ ) (C / C+ ) (D)
SESI PROSE- BEN- SEKOR > 77 SEKOR > 65 SEKOR > 60 SEKOR > 45
DUR TUK
( A / A-) (B- / B / B+ ) (C / C+ ) (D)
SESI PROSE- BEN- SEKOR > 77 SEKOR > 65 SEKOR > 60 SEKOR > 45
DUR TUK
( A / A-) (B- / B / B+ ) (C / C+ ) (D)
SESI PROSE- BEN- SEKOR > 77 SEKOR > 65 SEKOR > 60 SEKOR > 45
DUR TUK
( A / A-) (B- / B / B+ ) (C / C+ ) (D)
SESI PROSE- BEN- SEKOR > 77 SEKOR > 65 SEKOR > 60 SEKOR > 45
DUR TUK
( A / A-) (B- / B / B+ ) (C / C+ ) (D)
Komponen penilaian :
1. Kehadiran = 20 %
2. Tugas = 20 %
3. UTS = 30 %
4. UAS = 30 %
Makassar,
2020
Dosen
Pengampu,
Dr. H.
Aras Solong, M.Si
NIDN:
0014086210
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PRODI ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
Mata Kuliah : Filsafat Administrasi
Tugas Kelompok I : Membuat Makalah
Peserta : Mahasiswa Smester Ganjil Kls Reguler/Non Reguler
Judul : Menguraikan pengertian Filsafat Administrasi
Pokok Bahasan : 1. Pengertian Filsafat Administrasi berdasarkan sudut
pandang Ontology
2. Pengertian Filsafat Administrasi berdasarkan sudut
pandang Efistemology
3. Pengertian Filsafat Administrasi berdasarkan sudut
pandang Axiology
Batas Penyetoran Tugas : Pertemuan ke 10
Persyaratan Tulisan :
1. Makalah ini dibuat minimal 15 halaman, diketik dengan spasi 1,5 (satu koma
lima), dengan menggunakan huruf Times New Roman 12 (duabelas) dengan
margin tulisan samping kiri dan atas: 4-4 sedangkan samping kanan dan bawah:
3-3.
2. Struktur tulisan makalah dimulai Halaman Judul, Nama anggota kelompok,
Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar tabel/gambar (kalau ada) sedangkan isi
makalah terdiri dari:
A. RINGKASAN TULISAN
B. BAB I. PENDAHULUAN
C. BABII. LATAR BELAKANG
D. BAB III. POKOK BAHASAN
E. BAB IV. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
3. Selanjutnya, sampul makalah pada bagian atas ditulis Judul Makalah kemudian
dibawahnya Logo UIM, kemudian nama anggota kelompok, dan paling bawah
ditulis Program Studi, Fakulfas, Tahun Ajaran 2020/2021 Universitas Islam
Makassar dikirim ke email arassolong@gmail.com atau WhotsApp
085299254380
4. Kriteria Penilaian
a. Ringkasan tulisan, memuat gambaran umum isi makalah (20%)
b. Estetika dan struktur penulisan yang dilengkapi dengan grafik, gambar-
gambar dan foto dokumen lainnya (30%)
c. Kesesuaian isi makalah dengan pokok bahasan (30%)
d. Sumber rujukan dalam kutipan Daftar Pustaka (20%)
5. Daftar Rujukan: 1. Makmur, 2015. Filsafat Administrasi. Bumi Aksara. Jakarta
2. SP Siagian, 2011. Filsafat Administrasi. Bumi Aksara.
Jakarta
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PRODI ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
Mata Kuliah : Filsafat Administrasi
Tugas Kelompok II : Membuat Makalah
Peserta : Mahasiswa Smester Ganjil Kls Reguler/Non Reguler
Judul : Hakekat logika sebagai ilmu untuk mendapatkan
pengetahuan dan metoda untuk meneliti penalaran
Pokok Bahasan : 1. Pengertian Logika dan metoda berpikir
2. Pengertian Penalaran
3. Menguraikan jenis-jenis penalaran
Soal
Selamat Bekerja