Laporan Limbah Cair RSUD Telker 2023
Laporan Limbah Cair RSUD Telker 2023
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan sebagai upaya untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut. Rumah sakit sebagai salah satu upaya
peningkatan kesehatan tidak hanya terdiri dari balai pengobatan dan tempat praktik dokter
saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, seperti ruang operasi, laboratorium, farmasi,
administrasi, dapur, laundry, pengelolaan sampah dan limbah, serta penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan. Selain membawa dampak positif bagi masyarakat, yaitu sebagai
tempat menyembuhkan orang sakit, Rumah sakit juga memiliki kemungkinan membawa
dampak negatif. Dampak negatifnya dapat berupa pencemaran dari suatu proses kegiatan,
yaitu bila limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik. (Depkes RI, 2010)
Air limbah yang berasal dari kegiatan Rumah Sakit merupakan salah satu sumber
pencemar air yang sangat potensial. Disebabkan karena air limbah Rumah Sakit mengandung
senyawa organik bersifat Biodegradable yang cukup tinggi, kemungkinan megandung
senyawa-senyawa kimia lain serta mikro organisme patogen yang dapat menyebabkan
penyakit terhadap masyarakat disekitarnya. Oleh karena potensi limbah Rumah Sakit
terhadap kesehatan masyarakat sangat besar, maka setiap Rumah sakit diharuskan mengolah
limbah Rumah Sakit sampai memenuhi persyaratan standar baku mutu yang berlaku
(Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor : Kep-58/MENLH/12/1995 tentang
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kesehatan Rumah Sakit).
Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995, sebagian limbah
rumah sakit berkategori limbah cair yang berbahaya dan beracun sehingga merupakan salah
satu sebab buruknya kondisi sanitasi di lingkungan rumah sakit. Dampak negatif lainnya
sebagai akibat dari limbah rumah sakit yang belum ditangani dengan baik adalah gangguan
kesehatan dan keselamatan kerja personil di rumah sakit. Ini disebabkan oleh
1
komponen infection yang ditunjukkan oleh kandungan mikroba patogen, zat kimia atau
radiasi dengan limbah sebagai media perantaranya.
I.2 Tujuan
Untuk mengetahui sistem pengolahan limbah cair di Rumah Sakit Umum Daerah Teluk
Keramat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah cair adalah cairan yang dianggap tidak lagi bermanfaat bagi pengguna dan
dibuang kembali ke lingkungan air. Secara umum ada kegiatan yang menjadi sumber
limbah cair yaitu antara lain kegiatan penduduk di perkotaan/pedesaan (domestik),
industri, pertanian, dan pertambangan. Limbah cair domestik terdiri dari air limbah yang
berasal dari perumahan dan pusat perdagangan maupun perkantoran, hotel, rumah sakit,
tempat-tempat umum, lalulintas, dll. Limbah RS mengandung bermacam-macam
mikroorganisme bergantung pada jenis RS dan tingkat pengolahannya sebelum dibuang.
Limbah cair yang dihasilkan dari sebuah rumah sakit umumnya banyak
mengandung bakteri, virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat membahayakan
bagi kesehatan masyarakat sekitar rumah sakit tersebut. Dari sekian banyak sumber
limbah di rumah sakit,limbah dari laboratorium paling perlu diwaspadai. Bahan-bahan
kimia yang digunakan dalam proses uji laboratorium tidak bisa diurai hanya dengan
aerasi atau activated sludge. Bahan-bahanitu mengandung logam berat dan infeksius,
sehingga harus disterilisasi atau dinormalkan sebelum ´dilempar´ menjadi limbah tak
berbahaya. Untuk foto rontgen misalnya, ada cairan tertentu yang mengandung radioaktif
yang cukup berbahaya.
3
b. Limbah Cair Non Medis
Limbah cair nonmedis merupakan limbah rumah sakit yang berupa:
1. Kotoran manusia seperti tinja dan air kemih yang berasal dari kloset dan peturasan
di dalam toilet atau kamar mandi.
2. Air bekas cucian yang berasal dari lavatory, kitchen sink, ataufloor drain dari
ruangan-ruangan di rumah sakit.
4. Sistem IPAL
IPAL ialah sistem pengolah yang mampu menurunkan kandungan pencemar air
limbah yang berpotensi mencemari lingkungan sampai batas yang disyaratkan
pemerintah. Tujuannya, mengurangi dampak buruk polutan di dalam air limbah dan
mengendalikan pencemaran lingkungan.
Upaya pembuatan IPAL berlandaskan pada UU No. 20/1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air (pasal 17) yang bunyinya “Setiap orang atau badan yang
membuang limbah cair wajib menaati baku mutu limbah cair sebagaimana ditentukan
dalam izin pembuangan limbah cair yang ditetapkan baginya.” Peraturan lain yang
berkaitan dengan pengelolaan air limbah rumah sakit ialah Undang-Undang Republik
Indonesia No. 23/1992 tentang Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan
No.173/Menkes/Per/VIII/1997, tentang Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air
untuk Berbagai Kegunaan yang Berhubungan dengan Kesehatan, Keputusan Direktur
Jenderal PPM dan PLP No. HK.00.06.6.44 tentang Persyaratan & Petunjuk Teknis
Tatacara Penyehatan Lingkungan. Undang-undang yang mewajibkan rumah sakit
memiliki IPAL adalah UU No. 44/2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes No. 147 tahun
2010 tentang Perizinan Rumah Sakit dan Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
IPAL dan ISO 14001, diterapkan sebagai persyaratan Keamanan Lingkungan.
IPAL adalah instalasi pengolahan air limbah yang merepresentasikan telah terkelolanya
lingkungan yang sehat. Pengelolaan limbah cair saat ini menggunakan berbagai macam
sistem pengolahan (unit proses dan unit operasi). Sistem pengolahan Air limbah yang
digunakan berupa pengolahan secara fisik maupun pengolahan secara biologis. Proses
pengolahan Air limbah secara biologis yang digunakan pada beberapa IPAL tersebut
berupa proses aerob dan anaerob. Sistem pengolahan secara fisik yang telah ada
menggunakan proses penyaringan (filtrasi). Unit operasi dengan proses filtrasi yang telah
4
digunakan berupa membrane clear box unit (MCB), vacuum rotation membrane (VRM),
dan saringan pasir. Proses penyaringan dilakukan dengan media membrane dan pasir.
Sistem pengolahan secara biologis yang telah ada menggunakan proses aerob dan
anaerob. Proses pengolahan Air limbah secara aerob menggunakan unit operasi berupa
tangki aerasi, rotating biological contactor, dan biofilter. Sementara itu, pengolahan
secara anaerob menggunakan unit operasi berupa tangki kontak dan biofilter.
5
BAB III
PEMBAHASAN
1. MAPPING LOKASI
2. HASIL
Informasi yang didapat dari staf Kesling RSUD Teluk Keramat, berupa:
6
5. Ruangan Kebidanan
6. Instalasi Kegawat Daruratan (IGD)
7. Ruangan Rawat Inap
8. Ruangan ICU
9. Ruangan Operasi
10. Kamar Jenazah
11. Ruang Loundry
12. Toilet di Semua Ruangan
7
B. Skema pengolahan limbah cair pada mesin IPAL RSUD Teluk Keramat
BAK KONTROL
LIMBAH DARI
UNIT BAK KONTROL
BAK
PEMANTAU
AN HASIL
OLAHAN
IPAL
MESIN IPAL
RUANGM
R
ESIN
.
BAK AN AIROB
P BAK AN AIROB BAK AKHIR / HASIL
MEDIA FILTER SARANG
A TAWON
N
E
L
Keterangan :
Alur hasil air limbah yang sudah di olah dan siap di buang ke air permukaan
Inlet
Outlet
8
C. Diagram aliran limbah cair Di RSUD Teluk Keramat
Pada diagram di atas menunjukkan aliran limbah cair di RSUD Teluk Keramat
tersebut. di mulai dari limbah cair yag di hasilkan di toilet semua ruangan, kamar
jenazah, laundry, dapur dari ruang gizi, dan semua unit yang melakukan tindakan
medis, yang kemudian diolah berdasrkan alur di atas dan berakhir diproses IPAL.
9
Ga
mbar 3.2 IPAL RSUD Teluk Keramat
Gambar 3.3 Petugas Sanitarian RSUD Teluk Keramat Pengambilan sampel air limbah yang
sudah di olah di IPAL utuk dikirim ke Laboratorium
Gambar 3.4 Sampel Air limbah olahan IPAL Siap dikirim ke Laboratorium untuk
dilakukan pemeriksaan
10
11
Gambar 3.5 Hasil Laboratorium uji Sampel Air limbah olahan IPAL RSUD Teluk Keramat
12
2. Bak control yang tersedia berjumlah dua belas (12) buah, idealnya untuk pengolahan
limbah yang baik di RS sebaiknya di setiap unit penghasil limbah memiliki minimal
satu bak control, agar air limbah dapat terkontrol dan meminimalisir terjadinya
penyumbatan di instalasi perpipaan menuju IPAL.
13
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Limbah cair yang dihasilkan dari rumah sakit umumnya banyak mengandung bakteri,
virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat membahayakan bagi kesehatan
masyarakat sekitar rumah sakit.
Jenis limbah cair rumah sakit yaitu limbah cair medis dan limbah cair non medis.
Limbah cair medis berupa limbah hasil proses kegiatan yang berkaitan dengan zat-zat
kimia seperti laboratorium, instalasi radiologi, instalasi farmasi, ruang kemoterapi,
HCU, ICU, serta IRD. Sedangkan untuk limbah non medis termasuk limbah toilet.
IPAL ialah sistem pengolah yang mampu menurunkan kandungan pencemar air limbah
yang berpotensi mencemari lingkungan sampai batas yang disyaratkan
pemerintah. Tujuannya, mengurangi dampak buruk polutan di dalam air limbah dan
mengendalikan pencemaran lingkungan.
IPAL yang digunakan RSUD Teluk Keramat adalah IPAL Biofilter (IPAL sederhana)
dengan kapasitas 25 M3. Namun, IPAL tersebut belum memenuhi standar karena tidak
memiliki flow meter. Tiap tiga bulan sekali IPAL diperiksa apakah kadar BOD, COS,
TSS, pH memenuhi standar atau tidak.
2 SARAN
1. Untuk pihak RSUD Teluk Keramat agar menambahkan segera flowmeter dan
perangkat-perangkat lainnya yang dibutuhkan pada sistem IPAL agar IPAL tersebut
dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga limbah cair yang dikeluarkan
aman bagi lingkungan.
2. Untuk pihak RSUD Teluk Keramat agar menambahkan bak control air limbah,
idealnya untuk pengolahan limbah yang baik di RS sebaiknya di setiap unit penghasil
limbah memiliki minimal satu bak control, agar air limbah dapat terkontrol dan
meminimalisir terjadinya penyumbatan di instalasi perpipaan menuju IPAL.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://devin.student.umm.ac.id/2010/09/24/pengolahan-limbah-cair-rumah-sakit/
http://gedehace.blogdetik.com/ipal-rumah-sakit/
http://gedehace.blogspot.com/2007/07/anaerobic-reactor-technology.html
http://www.ipalbiofilter.com/about.php
Sub Komite K3 dan KesLing RSUD Teluk Keramat. Teknologi Pengelolaan Limbah di
Rumah Sakit.
15