Anda di halaman 1dari 2

Press Release

1332 Pohon Plastik dan Timbulan sampah Liar Tebar Pencemaran Mikroplastik Ciliwung
Ancaman Serius Bahan Baku PDAM PAM JAYA 2023
Temuan Komunitas Ciliwung dan Ekspedisi Sungai Nusantara

Kegiatan Susur sungai Ciliwung Minggu pagi, 15/Mei/2022 di Gelar oleh 3 Komunitas Ciliwung
bersama Tim Ekspedisi Sungai Nusantara dan Water Witness temukan 1332 Pohon terlilit
sampah plastik “Komunitas Ciliwung Saung Bambon, Ciliwung Institute dan Komunitas
Ciliwung Kedung Sahong bersama tim Ekspedisi Sungai Nusantara dan Water Witness
menginisiasi kegiatan ekspedisi Susur Ciliwung sepanjang 12 Kilometer untuk mengidentifikasi
sumber-sumber kontaminasi mikroplastik yang mencemari Ciliwung,” Ungkap Asun Sudirman,
lebih lanjut peneliti Senior Ciliwung Institut ini menyatakan bahwa temuan Lembaga Kajian
Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (ecoton ) pada tahun 2021 menyebutkan kontaminasi
Mikroplastik sebanyak 146 Partikel Mikroplastik dalam setiap 100 liter air Ciliwung, namun
tidak dijelaskan sumber-sumber yang menyebabkan timbulnya mikroplastik di Ciliwung. “
ekpedisi susur Ciliwung hari ini (Minggu, 15/Mei/2022) selain untuk mengetahui sumber
mikroplastik juga mengukur kualitas air Ciliwung,” jelas Asun Sudirman. Mikroplastik adalah
serpihan atau remah-remah plastik berukuran lebih kecil dari 5 mm yang berasal dari proses
fragmentasi atau pecahnya plastik-plastik ukuran besar seperti tas kresek, sedotan, Styrofoam,
popok sekali pakai, botol air minum dan sachet. Mikroplastik berbahaya bagi lingkungan dan
kesehatan manusia. (keterangan pada lampiran)
Tabel Kontaminasi Mikroplasti di Sungai Ciliwung Pada 2021
Jenis Mikroplastik
No Lokasi Sampling Fibe
r Fragmen Filamen Granula Foam Total
Lapangan Sempur,
1 Bogor 54 12 30 0 0 96
2 Yasmin, Bogor 215 12 41 0 0 268
3 Depok 28 2 7 1 0 38
4 Pintu Air Manggarai 122 19 64 0 0 205
5 BNI City 59 11 12 4 0 86
6 Benhill 133 17 33 0 0 183
Dengan menggunakan 2 perahu karet dan 12 orang personel melakukan penyusuran Ciliwung
Titik Nol Kota Jakarta dimulai dari Saung Bambon Riverside Jl Gardun Dalam RT 2/RW 2,
Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan sepanjang 12 km berakhir di jembatan
TB Simatupang ditempu dalam waktu 4 Jam.
Tim ekspedisi menemukan plastik-plastik terlilit dan menumpuk di dahan-dahan bambu, pohon
loh atau loa, pohon cempedak, Pohon jambu kopo, Rengas dan semak-semak alang-alang
disepajang bantaran ciliwung.
“Ciliwung adalah Sungai Nasional yang melintasi 2 provinsi, Bersumber di Jawa Barat dan
Bermuara di DKI Jakarta. Menyandang status Sungai Nasional Seharusnya Ciliwung
mendapatkan penanganan dan pengelolaan kelas satu atau VIR, very Important River. Namun
sepanjang penyusuran Ciliwung seolah menjadi tempat buangan sampah plastik dan buangan
limbah rumah tangga dan toilet sehingga sebagian besar sungainya menimbulkan bau kotoran
manusia,” Ungkap Daru Setyorini, lebih lanjut Alumni Ilmu lingkungan Universitas Indonesia
ini menjelaskan kondisi kerusakan Ciliwung menunjukkan Pemerintah belum serius dan tidak
memperhatikan pengendalian pencemaran sungai dan pengelolaan kualitas air Ciliwung.
“Tahun 2023 PAM Jaya akan menggunakan Ciliwung sebagai bahan baku PDAM, ancaman
Mikroplastik, logam berat dan Senyawa pengganggu hormone, limbah pertanian dan obat-obatan
akan menjadi ancaman serius jika Pemerintah tidak mengendalian sumber-sumber pencemaran
yang saat ini tidak terkontrol”
“Sama seperti kota-kota besar di Dunia yang masih memprioritaskan pertumbuhan ekonomi,
Pendidikan dan kesehatan, Indonesia masih mengabaikan penanganan problem sungai sehingga
kita bisa melihat sungai di ibukota Indonesia ini masih kotor dan penuh dengan sampah plastik,”
Ungkap Nick Hepworth, lebih lanjut Managing Director Water Witness yang berkantor di
Edinburg Inggris ini merasa prihatin melihat kondisi sungai Ciliwung yang menyedihkan.

Sampah Sachet
“temuan sampah plastik yang paling mendominasi adalah tas kresek, pakaian bekas, Styrofoam
dan sachet,” ungkap Daru Setyorini, lebih lanjut Peneliti Ecoton ini menyebutkan bahwa jenis
sampah sachet yang ditemukan dihasilkan oleh brand-brand multinasional seperti Unilever,
Danone, Nestle dan Unicharm serta produk local seperti Wings, Mayora, Garudafood, orangtua,
siantar top dan brand-brand local yang memproduksi personal care dan household product.
“selain tanggungjawab pemerintah untuk memprioritaskan pengendalian sampah yang masuk ke
badan air, Produsen yang menghasilkan sampah sulit didaur ulang harus ikut membersihkan
sampah yang mereka hasilkan dan mencemari Ciliwung, mereka punya kewajiban EPR atau
extended Producer Responsibility yang diatur dalam undang-undang pengelolaan sampah Nomer
18 tahun 2008 pasal 15,” ungkap Daru.
Sampah jenis sachet termasuk dalam kategori sampah residu karena packaging multilayer ini
tidak bisa didaur ulang karena bahannya dari beragam jenis plastik sehingga sulit didaur ulang. “
umumnya sampah sachet akan berakhir di sungai mengalir kelaut atau dibakar, padahal
membakar plastik akan menimbulkan dioksin dan furan yang bersifat karsinogen” ujar Daru
Setyorini.

Tindakan Pemerintah Melawan Hukum


Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI harus membersihkan sampah-sampah yang ada dibantaran
Ciliwung karena dalam lampiran PP 22/2021 tentang baku mutu air sungai menyebutkan bahwa
sungai di Indonesia harus Nihil Sampah. “ jika tidak ada tindakan Pemerintah Pusat dan
Pemprov DKI untuk membersihkan sampah-sampah yang melilit pohon di bantaran Ciliwung
maka pemerintah telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan membiarkan sumber-
sumber pencemaran dan tidak mematuhi amanat PP 22/2021 yang mensyaratkan sungai
Ciliwung harus bebas dari sampah plastik, temuan 1332 pohon terlilit sampah plastik adalah
bukti tidak seriusnya Pemerintah dalam menjaga kelestarian dan kualitas air Ciliwung,” ungkap
Prigi Arisandi, lebih lanjut Direktur eksekutif ecoton ini menjelaskan bahwa ecoton akan
mengajukan Somasi pada Presiden Indonesia dan Gubernur DKI Jakarta dan Jawa Barat atas
pembiaran timbulan sampah liar di Ciliwung.

Anda mungkin juga menyukai