Anda di halaman 1dari 2

DESKRIPSI KARYA

Rakit Hias Nelayan Sungai dengan ciri khas Budaya Betawi.

Dengan digelarnya Festival Sungai Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023


ini diharapkan masyarakat memahami dan melihat langsung keadaan Sungai
Banjir Kanal Timur. Hal lain yang diharapkan juga timbul rasa cinta terhadap
sungai melalui acara yang dikemas menarik dengan spirit pelestarian budaya,
khususnya budaya Betawi yang menjadi budaya khas kawasan sekitarnya.
Lebih jauh lagi acara ini menjadi ajang untuk mendukung sungai sebagai
salah satu destinasi wisata dan moda transportasi air di Jakarta.

Dalam rangka memperkenalkan dan memberikan informasi tentang sungai


sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan Jakarta Tempo Doloe,
dengan mengangkat kearifan lokal masyarakat di lingkungan sungai, yaitu
berupa Rakit Hias Nelayan Sungai dengan ciri khas Budaya Betawi.

Selain itu untuk mengedukasi masyarakat agar senantiasa menjaga dan


melestarikan sungai demi kelangsungan keanekaragaman hayati dan
ekosistem air, dan untuk mendukung sungai sebagai salah satu destinasi
wisata serta moda transportasi air di Jakarta, Rakit Hias tersebut dilengkapi
dengan Saung atau Rumah Kecil yang berciri khas Budaya Betawi dan
kehidupan Nelayan Sungainya yang berpakaian pangsi dan dilengkapi
dengan peralatan pendukung untuk mencari ikan di sungai seperti Jala,
Seser, Kempis, dan lain sebagainya.

Demi tercapainya Tujuan Kegiatan Festival Sungai PKN 2023 kali ini yang
berlokasi di Banjir Kanal Timur, Kami sebagai Komunitas Ciliwung Bambon
turut serta memeriahkan dan berusaha untuk:

 Mengajak warga untuk melihat dan menghargai sungai sebagai bagian


penting dari keseharian melalui praktek seni budaya.
 Mengembalikan sungai di Jakarta menjadi ruang ekspresi budaya publik.
 Menjadikan sungai sebagai ruang pertukaran pengetahuan budaya.
 Menata Kembali peradaban sungai yang lestari.
 Tidak membuang sampah di sungai.
URAIAN TUGAS
Rakit Hias Nelayan Sungai dengan ciri khas Budaya Betawi.

Dengan rakit ukuran 244cm x 488cm yang sudah disediakan oleh panita,
Kami akan mendekorasinya menjadi Rakit Hias Nelayan Sungai dengan ciri
khas Budaya Betawi. Rakit tersebut akan Kami tambahkan Saung yang
berbentuk Rumah Budaya Betawi yang tiang tiangnya dari bambu berwarna
hijau, atap daun kelapa, papan triplek yang berbentuk gigi balang berwarna
kuning. Di rakitnya juga ada tungku api unggun untuk memasak nasi dengan
panci bulat (kastrol) dan untuk membakar ikan hasil tangkapan jala.

Saung yang akan dibuat 144cm x 188cm berada di bagian depan berjarak
100cm dari anjungan depan rakit dan masing masing 50cm dari kedua sisi
anjungan samping kiri dan kanannya. Di bagian belakangnya, akan dibuat
juga tungku api unggun yang beralaskan spandek dan gedebok pisang
dengan ukuran sesuai kebutuhan menyesuaikan ruang yang ada.

Untuk awaknya memakai pakain Budaya Betawi, yaitu baju dan celana pangsi
dengan dilengkapi peci dan golok dipinggangnya. Dalam berkegiatan mencari
ikan, para nelayannya akan dilengkapi jala untuk menangkap ikan, seser
untuk menyerok ikan, dan kempis untuk menyimpan ikan. Selain itu nelayan
juga dilengkapi dengan ban dalam mobil sebagai alat apung darurat.

Ikan hasil tangkapan nelayan dapat di bakar atau digoreng di atas rakit
tersebut sebagai lauk nasi yang dimasak dengan peralatan yang dibawa.
Tentunya setelah menikmati hasil tangkapan yang dimasak, para nelayan
tersebut bercengkrama sambil minum kopi atau teh di depan tungku api
unggun di atas rakit hias yang mengapung di sungai itu.

Demikian uraian tugas yang dapat Kami buat untuk Rakit Hias Nelayan
Sungai yang berciri khas Budaya Betawi seperti yang dilakukan oleh para
nelayan sungai di kehidupan sehari hari.

Anda mungkin juga menyukai