Anda di halaman 1dari 11

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

PSIKOLOGI FORENSIK
Fitri Pebrian Hasibuan, Ade Irma Suryani, Zakiah
1
Program Studi Psikologi Islam, 2 Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, Universitas Islam
Negeri Imam Bonjol Padang
E-mail: fitripebrianhasibuan@gmail.com, ade001960@gmail.com,
ssakiyah63@gmail.com

Abstrak

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia yang berupa


manifestasi kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui pengamatan tingkah laku manusia lalu
dapat dimengerti secara hukum, kriminal dan Autopsi. forensik merupakan bidang ilmu
pengetahuan yang mempelajari proses penegakan keadilan melalui proses penerapan ilmu
atau sains. Psikologi forensik adalah aplikasi berbagai ilmu pengetahuan untuk menjawab
sistem hukum yang berhubungan dengan tindak pidana. Ruang lingkup ilmu forensik
diantaranya ilmu kedokteran, farmasi, kimia, biologi, fisika, dan psikologi.Pendapat
Sampurna (2000), cabang Ilmu forensik adalah lainnya adalah kedokteran forensik,
toksikologi forensik, odontologi forensik, psikiatri forensik, entomologi forensik, antrofologi
forensik, balistik forensik, fotografi forensik, dan serologi/biologi molekuler forensik yang
dikenal dengan "DNA-forensic".

Kata kunci:Psikologi, Psikologi forensik, Ruang Lingkup Psikologi Forensik.

Abstract

Psychology is a science that studies human behavior in the form of cognitive and
affective manifestations. and psychomotor through observing human behavior and then it can
be understood legally, criminally and forensic autopsy is a field of science that studies the
process of upholding justice through the process of applying knowledge or science. Forensic
psychology is the application of various sciences to answer the legal system related to
criminal acts. The scope of forensic science includes medicine, pharmacy, chemistry, biology,
physics, and psychology Opinion Sampurna (2000), other branches of forensic science are
forensic medicine, forensic toxicology, forensic odontology, forensic psychiatry, forensic
entomology, forensic anthropology, forensic ballistics, forensic photography , and forensic
molecular biology/ serology known as "DNA- forensic"

Keywords: Psychology, Forensic Psychology, Scope of Forensic Psychology

PENDAHULUAN
Psikologi forensik merupakan kognitif, afektif, dan perilaku terhadap
penelitian dan teori psikologi yang proses hukum. Proses pidana atau hukum
berhubungan dengan efek-efek dari faktor ialah membantu saat pemeriksaan di

1
kepolisian, di kejaksaan, di peradilan menjamin hak-hak psikologi korban
maupun ketika terpidana berada di (Tangahu, H. E. 2015).
lembaga permasyarakatan. Gerak psikolog Praktik psikologi forensik sering
dalam peradilan terbatas dibanding dengan kali ditemukan dalam proses pengusutan
ahli hukum. Psikolog dapat masuk dalam dan pengolahan kasus-kasus hukum dan
peradilan sebagai ahli disebutkan dalam tindak kejahatan. Beberapa akibat dari
ketentuan pasal 20 ayat (1) dan pasal 133 kekhilafan manusia yang mempengaruhi
ayat (1) Undang-Undang Republik berbagai aspek dalam bidang hukum
Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang adalah penilaian berat yang keliru, dan
KUHAP. Berdasarkan hal tersebut ketergantungan pada stereotip, ingatan
diperlukan promosi kepada bidang hukum yang keliru, dan keputusan yang salah atau
akan pentingnya psikolog dalam tidak adil (Sulmustakim, A. 2021).
permasalah hukum sehingga dalam kasus- Contohnya pembunuhan, penyiksaan,
kasus pidana, ahli hukum mengundang pemerkosaan, moneylaundering, dan
Psikolog (Darma dan Nikijuluw, (2019). lainnya. Para praktisi psikologi forensik
Dilihat dari segi hukum kita di Indonesia biasanya dilibatkan dalam tim detektif atau
hal psikologi merupakan juga hak dari kepolisian agar membantu menyelidiki dan
warga negara sehingga perlu adanya melakukan asesmen terhadap perilaku para
penjaminan dari sisi psikologi apalagi tersangka, pelaku, dan juga perilaku
dalam hal pidana penting dalam memenuhi korban (apabila masih hidup), agar proses
hak psikologi dari pada terpidana oleh hukum dapat berjalan secara lancar dan
karena trauma setelah melakukan menghasilkan keputusan peradilan yang
perbuatan pidana tetapi hal yang lebih seutuhnya (Jaenuddin, 2017). Psikologi
penting di saat ini yang pada umumnya Forensik penerapan ilmu psikologi pada
tidak terpenuhi yakni hak psikologi dari sistem peradilan pidana atau tindak pidana,
pada korban mengingat dengan definisi orang yang mempelajari psikiatri adalah
hukum adalah memberikan setiap orang psikiater, salah satu tugas psikiater
apa yang menjadi haknya, apa yang adil Indonesia cukup berat, yaitu bertindak
harus dijalankan dan apa yang tidak adil sebagai ahli di muka pengadilan. sesuatu
harus dihindari, sudah barang tentu definisi tugas yang dalam ilmu medis universal
ini dapat menunjukkan bahwa pemenuhan dicoba oleh seseorang pakar ilmu medis
dari pada hak-hak psikologi korban dalam Kehakiman. (Abdillah, M. F., & Santoso,
hal ini hukum pidana seharusnya I. 2022).
pemerintah memiliki kewajiban untuk
2
Dalam praktik psikologi forensik, yang sesuai dengan tindak kejahatan
para pakar psikologi forensik melakukan pelaku. 4) pemenjaraan, pada tahap ini
pengkajian terhadap motif para pelaku psikolog memberikan pendampingan pada
dengan melakukan berbagai tes psikologi, pelaku kejahatan yang telah ditempatkan
seperti tes-tes yang menggunakan prinsip dilembanga pemasyarakatan (Agung,
neuropsikologi untuk mengetahui 2015). (Sofyani Dan Edwina 2021). Dalam
kerusakan otak, retardasi mental, fungsi psikologi forensik bidang psikologi yang
intelektual, gangguan mental, atau trauma. secara mendasar digunakan dalam
Selain itu, tes kepribadian juga merupakan praktiknya adalah psikologi klinis.
tes dasar yang pakai dalam psikologi Seiring dengan perkembangan
forensik yang tujuannya mengetahui zaman dan tekanan sosial yang semakin
karakteristik dasar seseorang yang terlibat kompleks, dengan semakin meningkat
dalam sebuah kasus hukum.Psikologi kasus hukum yang terjadi akibatkan oleh
forensik merupakanpenerapan metode, tekanan psikis dan mental, hal ini
teori, serta konsep-konsep psikologi dalam menuntut peran para psikolog untuk
sistem hukum. Setting dan kliennya dilibatkan sebagai saksi ahli dalam bidang
beragam, meliputi anak-anak dan orang hukum, baik ranah pidana, ranah perdata,
dewasa. Semua jenis institusi, meliputi ranah hukum keluarga, dan ranah hukum
korporasi, lembaga pemerintah, tata usaha. Di samping itu, psikolog
universitas, rumah sakit danklinik, serta forensik juga berperan sebagai konsultan
lembaga pemasyarakatan, dapat terkait bagi berbagai lembaga dan individu dalam
sebagai klien atau objek kesaksian dalam sistem hukum (Jaenuddin, 2017).Psikologi
berbagai kasus hukum. Pada prakteknya, forensik adalah bidang ilmu psikologi
psikologi forensik berperan dalam empat yang mengutamakan penerapan metode
tahap penegakan hukum, 1) Pencegahan, dan konsep psikologis pada sistem hukum.
pada tahap ini psikolog membantu aparat Psikologi forensik yaitupaduan dari bidang
hukum dalam memberikan sosialisasi psikologi klinis, psikologi perkembangan,
tentang cara pencegahan perilaku criminal. psikologi sosial, dan psikologi kognitif.
2) penanganan, psikolog membantu aparat Seseorang yang berada dalam psikologi
hukum dalam mengidentifikasi motif forensik menjadi dua adalah ilmuwan
pelaku. 3)pemidanaan, dalam tahap ini psikologi forensik dan yang kedua adalah
psikolog memberikan penjelasan tentang praktisi psikologi forensik. Lebih
kondisi psikologis dari pelaku sehingga spesifiknya, psikologi forensik mempunyai
aparat hukum bisa memberikan hukuman peran dalamtahapan penegakan hukum
3
yaitu, tahap pencegahan, tahap pemikiran, pengetahuan, spekulasi tentang
penanganan, tahap pemidanaan, dan tahap jiwa itu tersebut karena ilmu jiwa itu
pemenjaraan. Ruang lingkup belum tentu psikologi, tetapi psikologi itu
operasionalnya, psikolog forensik selalu ilmu jiwa, serta dalam mengkaji
mempunyai tugas untuk melakukan psikologi haruslah dari sudut pandang
autopsi psikologi, wawancara investigasi ilmu(Jaenuddin, 2017).
pelaku, wawancara saksi, dan melakukan Sependapatdengan Morgan dkk.
criminal profiling (Sopyani & Edwina, (Walgito, 1997) bahwa psikologi
2021). Dalam hukum pidana psikolog merupakan ilmu yang dipakai dengan
forensik memiliki kontribusi sebagai saksi pendekatan ilmiah yang dilakukan secara
ahli, sebagai pemberi nasehat ahli diluar sistematis berdasarkan data empiris. Kata
persidangan, sebagai hakim, dan sebagai forensik berasal dari bahasa Yunani, yaitu
pendidik para pelaku penegakan hukum. forensis yang artinya debat atau
Meskipun mempunyaiberbagai manfaat perdebatan. Forensik di sini merupakan
dalam membantutindakan hukum, tetapi bidang ilmu pengetahuan yang pakai untuk
psikolog forensik mempunyai keterbatasan membantu proses penegakan keadilan
ruang dalam pengaplikasiannya. Menurut melalui proses penerapan ilmu atau sains.
hukum di Indonesia, psikolog forensik Xena (2007) berpendapat bahwa forensik
tidak memiliki kewenangan untuk ikut merupakanaplikasi dari bermacam ilmu
berpartisipasi dalam suatu kasus pidana pengetahuan untuk menjawab pertanyaan-
apabila tidak dimintai pendapatnya oleh pertanyaan yang penting untuk sebuah
aparat hukum yang berwenang(Sopyani & sistem hukum yang mungkin terkait
Edwina, 2021). dengan tindak pidana(Jaenuddin, 2017).
Psikologi forensik adalah bagian dari
PEMBAHASAN sains forensik (forensic science) yang
A. Pengertian Psikologi Forensik semakin berpengaruh dalam proses
Psikologi berasal dari bahasa Yunani, penegakan hukum. Tetapi di Indonesia
yaitu psyke yang berarti jiwa dan logos peranan dari ilmu ini belum begitu
yaitu ilmu pengetahuan. Sedangkan, berkembang. Psikologi forensik mampu
menurut Walgito (1997), para ahli berbeda mengungkap bukti-bukti yang
pendapat dengan definisi psikologi berhubungan dengan alasan seseorang
tersebut sama dengan ilmu jiwa.' Ilmu jiwa melakukan kejahatan dari perspektif ilmu
di sini, pendapat Gerungan (Walgito, perilaku. Kontribusi psikologi dalam
1997), merupakan ilmu jiwa yang berupa bidang forensik meliputi area kajian yang
4
luas termasuk membuat kajian tentang kepada personel legal sehingga dapat di
profil para pelaku kejahatan, mengungkap pahami. Oleh dari itu, ahli psikologi
dasar-dasar neuropsikologik, genetik, dan forensik harusnya dapat menerjemahkan
proses perkembangan perilaku, saksi mata, informasi psikologi ke dalam kerangka
deteksi kebohongan, menguji kewarasan legal(Sulmustakim, 2021).
kekerasan domestik(Syam et al., 2017).
Kata forensik (forensic) dalam ilmu B. Ruang Lingkup Psikologi
(sains) ataupun dapatdiaplikasikan selalu Forensik
berkaitan dengan hal pencarian alat bukti
Kontribusi psikologi dalam bidang
kejahatan yang akan digunakan dalam
forensik memiliki cakupan area kajian
proses di pengadilan.Forensikadalah
yang sangat luas, mulai dari membuat
sebuah proses mulai terjadi ketika sebuah
kajian mengenai profil pelaku kejahatan,
kejahatan yang diungkap, buktinya
saksi mata, soal perwalian anak,
dikumpulkan, dan hal yang berhubungan
mendeteksi kebohongan, menguji
dengan kejahatan tersebut bisa
kewarasan mental, soal penyalahgunaan
terungkap(Muluk, 2013). Psikologi
obat dan zat adiktif, mengungkap dasar
forensik merupakan penelitian dan teori
neuropsikologik, genetik, dan proses
psikologi yang berhubungan dengan efek-
perkembangan pelaku, kekerasan
efek dari faktor kognitif, afektif, dan
domestik, kekerasan seksual dan juga soal
perilaku pada proses hukum. Ada beberapa
rehabilitasi psikologis di penjara.Selain
akibat dari kesalahan manusia yang
itu, dalam persidangan, seorang psikolog
mempengaruhi berbagai aspek dalam
forensik akan berperan sebagai saksi ahli,
bidang hukum adalah penilaian berat yang
memberi nasihat di luar persidangan,
keliru, dan ketergantungan pada stereotip,
sebagai hakim ad-hoc dan pendidik pada
ingatan yang keliru, dan keputusan yang
calon hakim.[8] Psikologi forensik
salah atau tidak adil. Sebab adanya kaitan
menunjukkan penyediaan lansung
antara psikologi dan hukum. Para
informasi psikologi untuk pengadilan-
psikologi sering diminta bantuannya
pengadilan yang dinamakan psychology in
sebagai saksi ahli dan konsultan ruang
the courts, di mana seorang terdakwa tidak
sidang. Aspek utama dari psikologi
dapat dipidana karena tidak waras atau
forensik yaitukemampuan untuk mengetes
pikirannya terganggu oleh suatu penyakit
di pengadilan, reformulasi, penemuan
sehingga tidak bisa
psikologi ke dalam bahasa legal dalam
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
pengadilan, dan menyediakan informasi
5
Artinya, pendekatan ini membebaskan adalah penerapan atau pemanfaatan
terdakwa dari hukuman karena kondisi ilmu -kedokteran untuk
psikologisnya. Beberapa pembahasan yang kepentingan penegakan hukum dan
termasuk dalam Psikologi Forensik antara pengadilan. Kedokteran forensik
lain penilaian forensik pidana dan perdata, mempelajari hal ihwal manusia
instrument penilaian forensik dan penilaian atau organ manusia yang berkaitan
forensic gejala penyakit(Jaenuddin, 2017). dengan peristiwa kejahatan.
Dalam praktiknya,
Ruang lingkup ilmu forensik, yaitu
kedokteran forensik tidak dapat
ilmu kedokteran, farmasi, kimia, biologi,
dipisahkan dengan bidang ilmu
fisika, dan psikologi. Menurut Sampurna
lain, seperti toksikologi forensik,
(2000), kriminalistik merupakan cabang
serologi/biologi molekuler
dari ilmu forensik. Selain kriminalistik,
forensik, odontologi forensik, dan
cabang-cabang ilmu forensik adalah:
bidang ilmu lainnya.
kedokteran forensik, toksikologi forensik,
c. Toksikologi Forensik
odontologi forensik, psikiatri forensik,
Toksikologi menelaah kerja
entomologi forensik, antrofologi forensik,
dan efek berbahaya zat kimia
balistik forensik, fotografi forensik, dan
(racun) terhadap mekanisme
serologi/biologi molekuler forensik yang
biologi. Racun adalah senyawa
dikenal dengan "DNA-
yang berpotensial memberikan efek
forensic"(Jaenuddin, 2017).
berbahaya terhadap organisme.
a. Kriminalistik Sifat racun dari suatu senyawa
Menurut Sampurna (2000), ditentukan oleh dosis, konsentrasi
kriminalistik merupakan penerapan racun pada reseptor, sifat zat
atau pemanfaatan ilmu-ilmu alam tersebut, kondisi bioorganisme atau
pada pengenalan, pengumpulan/ sistem bioorganisme, paparan
pengambilan, identifikasi, terhadap organisme, dan bentuk
individualisasi, dan evaluasi dari efek yang ditimbulkan. Lebih
bukti fisik, dengan menggunakan khusus, toksikologi mempelajari
metode/teknik ilmu alam di dalam sifat fisika kimia dari racun, efek
atau untuk kepentingan hukum atau psikologi yang ditimbulkannya
peradilan. pada organisme, metode analisis
b. Kedokteran forensik racun, baik kualitatif maupun
kuantitatif dari materi biologik atau
6
nonbiologik, serta mempelajari gambaran sikap (profile) dari
tindakan-tindakan pencegahan pelaku dan dapat menjadi petunjuk
bahaya keracunan. bagi penyidik.
Toksikologi forensik Pada kasus pembunuhan,
mencakup terapan ilmu alam dalam ada kalanya diperlukan autopsi
analisis racunsebagai bukti dalam psikologi yang dilakukan oleh
tindak kriminal. Toksikologi psikiater, psikolog, dan patolog
forensik merupakangabungan forensik untuk menelaah ulang
antara kimia analisis dan prinsip tingkah laku, kejadian seseorang
dasar toksikologi. sebelum melakukan tindak
d. Odontologi Forensik kriminal atau sebelum melakukan
Perkembangan odontologi bunuh diri. Masalah psikologi
forensik ini berdasarkan (jiwa) dapat berpengaruh atau
kenyataannya bahwa gigi, memberikan dorongan bagi
perbaikan gigi (dental restoration), seseorang untuk melakukan tindak
dental protese (penggantian gigi kejahatan atau perbuatan bunuh
yang rusak), struktur rongga rahang diri.
atas-sinus maxillaris, rahang, f. Entomologi Forensik
struktur tulang palatal (langit-langit Entomologi adalah ilmu
keras di atas lidah), pola tulang tentang serangga yang mempelajari
trabekula, pola penumpukan kerak jenis- jenis serangga yang hidup
gigi, tengkuk, keriput pada bibir, dalam fase waktu tertentu pada
bentuk anatomi dari keseluruhan suatu jenazah di tempat terbuka.
mulut dan penampilan morfologi Berdasarkan jenis-jenis serangga
muka adalah stabil atau konstan yang ada di sekitar jenazah,
pada setiap individu. seorang entomolog forensik dapat
e. Psikiatri Forensik menduga sejak kapan mayat
Psikiatri forensik tersebut telah berada di tempat
bermanfaat dalam berbagai kejadian perkara (TKP).
pemecahan masalah tindak g. Antropologi Forensik
kriminal. Psikogram dapat Antrofologi forensik
digunakan untuk mendiagnosis berfungsi mengidentifikasi sisa-
perilaku, kepribadian, dan masalah sisa tulang, tengkorak, dan mumi.
psikis sehingga dapat memberikan Hasil penyidikannya dapat
7
menunjukkan informasi tentang Contoh tugas yang dilakukan oleh
jenis kelamin, ras, perkiraan umur, psikolog forensik yaitu:
dan waktu kematian. Antrofologi 1. Menilai kapasitas mental individu
forensik juga dapat mendukung untuk memahami proses hukum
dalam penyidikan kasus orang dan membuat keputusan yang sah.
hidup, seperti identifikasi bentuk 2. Mengevaluasi kredibilitas saksi
tengkorak bayi pada kasus atau terdakwa dalam kasus seperti
tertukarya anak di rumah bersalin. perceraian.
h. Balistik Forensik 3. Mengevaluasi korban atau pelaku
Seorang balistik forensik untuk melihat tingkat trauma atau
berperan dalam melakukan resiko yang dialami korban atau
penyidikan kasus tindak kriminal pelaku.
dengan senjata api dan bahan 4. Memberikan saran atau hukuman
peledak la meneliti senjata yang yang sesuai untuk para pelaku
telah digunakan dalam kejahatan kejahatan dengan melakukan
tersebut, jarak dan arah analisis persepsi risiko dan
penembakan tersebut, meneliti rehabilitas.
fungsi senjata yang digunakan 5. Memberikan layanan seperti
dalam tindak kejahatan, yaitu dapat bantuan konseling atau terapi untuk
beroperasi dengan baik atau tidak, korban, pelaku kejahatan, atau
dan meneliti senjata yang telah keluarga yang terlibat dalam kasus
digunakan dalam tindak hukum.
kriminal(Jaenuddin, 2017).
Psikologi forensik melakukan tugas
Psikologi forensik menjadi cabang dari
tugasnya dengan menggunakan teknik-
psikologi yang menyatukan ilmu psikologi
teknik psikologi, seperti tes kepribadian,
dengan hukum untuk mengevaluasi dan
analisis, wawancara, dan pengamatan
memberikan saran tentang aspek-aspek
dinamis dalam memeriksa individu yang
psikologi dari kasus-kasus hukum.
terlibat dalam kasus
Psikologi forensik dapat berkerjasama
hukum(Rosmasindawidya, 2023).
dengan pengacara, hakim dan juri dalam
Seorang psikologi forensik akan
berbagai tahap proses hukum:termasuk
bersinggungan dengan pihak-pihak berikut
investigasi, pengadilan, dan penegakan
1. Pelaku
hukum(Rosmasindawidya, 2023).

8
Teknik penyelidikan dalam usaha wawancara kognitif yang bertujuan
mengungkapkan kejahatan. Dalam proses retrieval atau mendapatkan
teknik ini, tersangka hanya kembali yang akan meningkatkan
terpaksa mengaku akibat tidak kualitas informasi dengan cara
tahan terhadap penyiksaan fisik mengondisikan saksi sehingga
yang diterima. merasa rileks dan kooperatif.
Psikologi forensik dapat membantu Ada juga teknik hipotesis yang
pelatihan penyelidikan digunakan penyelidik terhadap
menggunakan prinsip psikologi saksi yang emosional, pemarah dan
dengan teknik maksimalisasi dan pemalu, serta untuk menghilangkan
minimalisasi. memorinya. Dengan teknik
Criminalprofilinyatau profil hipotesis, saksi yang bersangkutan
kriminal dapat disusun dengan akan merasa bebas dan dapat
bantuan teori psikologi. Dengan ini memunculkan ingatannya kembali.
psikologi forensik dapat melacak 4. Advokat
pelaku. Psikologi forensik dapat membantu
2. Korban advokat Dengan memberi masukan
Contohnya anak dan wanita berkaitan dengan jawaban-jawaban
menjadi korban kekerasan. Dan yang harus disampaikan kliennya
menolak untuk menceritakan dengan meyakinkan klien.
kejadian yang dialami. Psikologi 5. Lembaga pemasyarakatan
forensik dapat membantu Banyak kasus psikis yang menimpa
penyelidikan untuk melakukan narapidana dan petugasnya.
penggalian informasi yang sangat Kehadiran psikolog forensik sangat
diperlukan terhadap korban. Dalam Diperlukan sehingga petugas dapat
hal ini dibutuhkan pemahaman mengurangi perilaku negatif
psikologi perkembangan, psikologi narapidana. Sangat dibutuhkan dan
kognitif, keterampilan dan diperlukan kemampuan terapi
kesabaran agar korban merasa (psikologi klinis) yang khusus
nyaman dan bisa terbuka kepada permasalahan kriminal dalam
penyelidik. rangka melakukan asesmen dan
3. Saksi intervensi psikis terhadap
Ronfisher& Edward Geiselman narapidana(Rosmasindawidya,
tahun 1992 menciptakan teknik 2023).
9
KESIMPULAN mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Psikologi forensik adalah bagian dari Artinya, pendekatan ini membebaskan
sains forensik (forensic science) yang terdakwa dari hukuman karena kondisi
semakin berpengaruh dalam proses psikologisnya. Beberapa pembahasan yang
penegakan hukum. Tetapi di Indonesia termasuk dalam Psikologi Forensik antara
peranan dari ilmu ini belum begitu lain penilaian forensik pidana dan perdata,
berkembang. Psikologi forensik mampu instrument penilaian forensik dan penilaian
mengungkap bukti-bukti yang forensic gejala penyakit
berhubungan dengan alasan seseorang Psikologi forensik menjadi cabang
melakukan kejahatan dari perspektif ilmu dari psikologi yang menyatukan ilmu
perilaku. Kontribusi psikologi dalam psikologi dengan hukum untuk
bidang forensik meliputi area kajian yang mengevaluasi dan memberikan saran
luas termasuk membuat kajian tentang tentang aspek-aspek psikologi dari kasus-
profil para pelaku kejahatan, mengungkap kasus hukum. Psikologi forensik dapat
dasar-dasar neuropsikologik, genetik, dan berkerjasama dengan pengacara, hakim
proses perkembangan perilaku, saksi mata, dan juri dalam berbagai tahap proses
deteksi kebohongan, menguji kewarasan hukum
kekerasan domestik(Syam et al., 2017) Psikologi forensik melakukan tugas
Psikologi forensik menunjukkan tugasnya dengan menggunakan teknik-
penyediaan lansung informasi psikologi teknik psikologi, seperti tes kepribadian,
untuk pengadilan-pengadilan yang analisis, wawancara, dan pengamatan
dinamakan psychology in the courts, di dinamis dalam memeriksa individu yang
mana seorang terdakwa tidak dapat terlibat dalam kasus hukum. Jadi
dipidana karena tidak waras atau kesimpulannya Psikologi Forensik adalah
pikirannya terganggu oleh suatu penyakit suatu cabang ilmu psikologi yang
sehingga tidak bisa berhubungan dengan hukum

DAFTAR PUSTAKA jurnal sosioteknologi. Jurnal


Sosioteknologi, 388–391.
Jaenuddin, U. (2017). Psikologi Rosmasindawidya, A. (2023). Psikologi
Forensik.Pdf (B. Saebani (ed.)). Hukum. Malang: CV.Literasi
Nusantara Abadi.
Penerbit Pustaka Setia Bandung.
Sopyani, F. M., & Edwina, T. N. (2021).
Muluk, H. (2013). Kajian dan aplikasi
Peranan Psikologi Forensik dalam
forensik dalam persfektif psikologi
10
Hukum di Indonesia. Jurnal Psikologi FORENSIK DALAM
Forensik Indonesia, 1(1), 46–49. MENGUNGKAPKAN KASUS-
https://doi.org/https://journal.apsifor.o KASUS PEMBUNUHAN
r.id/files/46-49-Sopyani.pdf BERENCANA (RELEVANSI
Sulmustakim, A. (2021). KEDUDUKAN “METODE LIE DETECTION”
PSIKOLOGI FORENSIK DALAM DALAM SISTEM PEMBUKTIAN
PENANGANAN PELAKU TINDAK MENURUT KUHAP).
PIDANA PEMBUNUHAN DIPONEGORO LAW JOURNAL,
DENGAN KEKERASAN 6(4), 1–15.
TERHADAP ANAK. Journal of Law https://doi.org/https://ejournal3.undip.
(Jurnal Ilmu Hukum), 6(1), 2. ac.id/index.php/dlr/article/view/19775
Syam, D. R., Baskoro, B. D., & Sukinta.
(2017). PERANAN PSIKOLOGI

Abdillah, M. F., & Santoso, I. (2022). PSIKIATER DALAM RANAH HUKUM


PERADILAN PIDANA. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 10(1), 98-
117.
Sofyani Melati F. Dan Edwina Noor T. (2021). Peranan Psikologi Forensik dalam Hukum di
Indonesia. Jurnal Psikologi Forensik Indonesia. Volume 1, (Halaman 46 - 49)
Darma Wirya dan Nikijuluw Benyamin. (2019). Psikolog Forensik Sebagai Salah Satu Proses
Pemidanaan. Jurnal Binamulia Hukum. Vol. 8(185)
Tangahu, H. E. (2015). Peranan Psikiater Kriminal terhadap Korban Tindak Pidana dalam
Proses Penyidikan. Lex Crimen, 4(8).
Sulmustakim, A. (2021). KEDUDUKAN PSIKOLOGI FORENSIK DALAM
PENANGANAN PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DENGAN
KEKERASAN TERHADAP ANAK. Journal of Law (Jurnal Ilmu Hukum), 6(1), 86-
98.

11

Anda mungkin juga menyukai