Modul Pelatihan
Modul Pelatihan
Tentang
Pelatihan Pembuatan Pupuk dari Sampah Organik (Kompos)
Ajarkan Siswa SMK Kartika Padang Peduli Lingkungan
OLEH:
Mirza Salim 2015040011
Evrianti Sihombing 2015040015
Putri Wanda Sucintahati 2015040026
Reska Akta Pira 2015040045
Haniza Pritia Astuti 2015040052
Dosen Pengampu:
Winbaktianur, M.A
C. Metode Pelatihan
1. Ceramah,
2. Diskusi
3. Peragaan
4. Latihan/praktek
5. Instruksi kerja
D. Sasaran Pelatihan
Sasaran pelatihan pembuatan pupuk dari sampah organik (kompos)
siswa SMK Kartika Padang berjumlah 30 orang dari kelas 10 sebanyak
sepuluh orang dari kelas 11 sebanyak sepuluh orang dan kelas 12 sepuluh
orang juga.
F. Setting Ruangan
Tata letak ruangan atau model kelas yang digunakan dalam bentuk
formasi bentuk U, meja dan kursi dibentuk dengan formasi U. Formasi
tempat duduk U ialah susunanan tempat duduk yang jika dilihat dari atas
membentuk huruf U. Keunggulan model U, semua peserta pelatihan
berhadapan langsung dengan pemateri dan pembawa acara tanpa ada yang
menghalangi peserta dengan pemateri. Pemateri dapat berinteraksi langsung
dengan peserta sehingga semua peserta mudah memperhatikan pemateri.
Ket :
• Bagian depan pemateri
• Bagian sammping kanan dan kiri serta searah dengan letak
duduk pemateri itu adalah tempat duduk peserta pelatihan
1. Kelipatan Tujuh
Mengatur peserta dengan membentuk sebuah lingkaran. Menujuk satu
peserta untuk memulai berhitung mulai dari angka 1, kemudian diikuti oleh
peserta lain secara berurutan. Sampai pada hitungan ke 7, peserta tidak boleh
mengucapkan 7 tetapi diganti dengan tepuk tangan oleh peserta yang
bersangkutan. Setelah tepuk tangan kemudian dilanjutkan oleh teman yang lain
berhitung angka 8, saat angka 14 diganti dengan tepuk tangan dan begitu pula
seterusnya. Angka yg tidak boleh disebutkan yaitu kelipatan 7 seperti : 7, 14,
21, 28, 35 dan seterusnya.
2. Tepuk Nyamuk
Memberikan clue kepada peserta berupa perhatikan dan dengarkan
pertanyaannya. Kemudian penanya menupuk-nepuk tangan seperti sedang
menangkap nyamuk, lalu memberikan pertanyaan ada berapa nyamuk yang
ketangkap, jawabannya lima.
3. Mengingat kata
Orang pertama mengucapkan kata “saya” kemudian orang kedua
melanjutkan kata “saya membeli”, orang ketiga melanjutkan “saya membeli
sepatu” dan berlanjut sampai peserta selanjutnya. Peserta yang tidak ingat kata
yang disebutkan sebelumnya akan kalah dari game ini. Game akan terasi
semakin sulit jika kata-kata yang perlu diingat semakin banyak.
4. Materi Pelatihan
Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk dari sampah organik (kompos)
dilakukan agar siswa mengetahui dan mempelajari proses pengolahan pupuk
kompos. Pelatihan ini bertujuan agar para siswa bisa mendaur ulang sampah
organik menjadi sebuah pupuk.
Pelatihan pembuatan pupuk dari sampah organik membuat siswa dapat
membedakan sampah organik dan non organik. Sampah yang tidak dikelola
secara tepat dapat menimbulkan bau tidak sedap dan juga berpotensi menjadi
sumber penyakit. Dalam pelatihan ini akan ada praktek di lapangan pembuatan
pupuk dari sampah organik secara langsung yang akan dilakukan oleh peserta
pelatihan yaitu siswa SMK Kartika Padang yang akan diperagakan dan
diintruksi oleh pemateri, bagaimana tahapan dalam pembuatan pupuk organik.
Suasana menyenangkan dalam kegiatan pembuatan kompos akan membuat
para peserta lebih mudah dalam menyerap dan mengaplikasikan pelajaran
dalam kehidupan sehari-hari. Peserta akan tahu dan mengerti bahwa sampah
khususnya sampah organik merupakan sampah yang bisa didaur ulang dan bisa
menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi serta mengajarkan peserta peduli
terhadap lingkungan.
Permasalahan terkait sampah merupakan permasalahan paling banyak
dihadapi masyarakat. Berbagai bentuk upaya mengatasi permasalahan sampah
juga telah dilakukan di masyarakat. Mulai dari penyadaran akan pentingnya
menjaga lingkungan bebas sampah, hingga mengolah sampah menjadi bentuk
lain yang memiliki nilai kebermanfaatan baik secara ekonomis maupun non-
ekonomis. Permasalahan terkait sampah tidak hanya dihadapi oleh masyarakat
umum saja, melainkan juga di lingkungan sekolah. Permasalahan sampah
tersebut terkait kesadaran akan hidup bersih dari sampah dan pengelolaan
sampah.
Kesadaran akan perlunya pengelolaan sampah menjadi penting di
sekolah, dikarenakan sebagai upaya menjaga lingkungan, pembiasaan perilaku
siswa, dan proses manajemen terhadap sampah. Kesadaran dalam pengelolaan
sampah berhubungan erat dengan perilaku masyarakat di dalamnya. Kesadaran
untuk menyelamatkan lingkungan didasari oleh aspek afektif, sedangkan
tindakan untuk menjaga kelestarian lingkungan menggambarkan aspek
psikomotorik (Karlina, Degeng, & Amirudin 2017).
Menurut World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang
yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya
(Chandra 2007). Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008
menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari
proses alam yang berbentuk padat (RI 2008).
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang
oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa
dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar (Nugroho 2013). Secara
sederhana sampah dibagi menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik
yaitu :
1. Sampah organik atau sampah basah merupakan sampah yang
berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur dan
Sampah ini mudah terurai secara alami.
2. Sampah anorganik atau sampah kering merupakan sampah yang
tidak dapat terurai, seperti plastik,karet,kaleng dan logam.
Dampak yang ditimbulkan jika sampah tidak dikelola dengan baik yaitu :
1. Dampak terhadap kesehatan adalah dapat menjadi tempat
berkembang biak organisme yang dapat menimbulkan berbagai
penyakit, meracuni hewan dan tumbuhan yang dikonsumsi oleh
manusia.
2. Dampak terhadap lingkungan dapat menyebabkan mati atau
punahnya flora dan fauna serta menyebabkan kerusakan pada
unsur-unsur alam seperti terumbu karang, tanah, perairan hingga
lapisan ozon.
3. Dampak terhadap sosial ekonomi yaitu menyebabkan timbulnya
bau busuk, pemandangan buruk yang sekaligus berdampak negatif
pada pariwisata seperti bencana banjir (Alex 2011).
Pengolahan sampah erat kaitannya dengan masyarakat karena dari
sampah tersebut akan hidup mikroorganisme penyebab penyakit bakteri,
pathogen, jadi sampah harus betul-betul dapat diolah agar tidak
menimbulkan masalah. Menurut (Nugroho 2013), berbagai cara yang dapat
mengurangi efek negatif dari sampah, salah satunya dengan pengomposan,
cara ini sangat dianjurkan karena berdampak positif dan menghasilkan
barang bermanfaat dari sampah yang berguna bagi lingkungan dan alam.
A. KataPengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Kami mahasiswa program Psikologi Islam UIN Imam Bonjol
Padang meminta waktu kepada teman-teman untuk mengisi kuesioner
yang telah kami sediakan. Teman-teman dimohon untuk mengisi
kuesioner dengan sebenar-benarnya, besar harapan kami bahwa teman-
teman bersedia untuk membantu kami. Atas kesediaan dan partisipasinya
dalam pengisian kuesioner ini kami ucapkan terima kasih.
B. Identitas
Nama / Inisial :
Usia :
Kelas :
C. Petunjuk Pengisian
1. Baca dan pahami dengan baik setiap pernyataan berikut, kemudian
jawablah semua pernyataan sesuai dengan perasaan anda yang
sesungguhnya!
2. Pilihlah salah satu jawaban dari empat jawaban yang telah
tersediaSS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS: Sangat Tidak Setuju
3. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang anda pilih
4. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, tidak ada pengaruh dalam
penilaian yang dilakukan dikelas, dan akan dirahasiakan.
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya dapat memahami materi yang diberikan
2.
Penjelasan materi yang diberikan sulit untuk saya
pahami
3. Saya merasa materi yang disampaikan
bermanfaat
4. Saya mendengarkan materi yang diberikan
dengan baik
Nama/Inisial :
Tanggal pelatihan :