Anda di halaman 1dari 21

MODUL PELATIHAN

Tentang
Pelatihan Pembuatan Pupuk dari Sampah Organik (Kompos)
Ajarkan Siswa SMK Kartika Padang Peduli Lingkungan

OLEH:
Mirza Salim 2015040011
Evrianti Sihombing 2015040015
Putri Wanda Sucintahati 2015040026
Reska Akta Pira 2015040045
Haniza Pritia Astuti 2015040052

Dosen Pengampu:
Winbaktianur, M.A

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1444 H / 2022 M
A. Latar Belakang

Sampah organik selain dihasilkan dari proses alami juga merupakan


hasil dari adanya aktifitas manusia. Seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk, sangat berpengaruh terhadap jumlah timbulan sampah. Timbulan
sampah yang tidak terkendali akhirnya akan berimbas pada berbagai
pencemaran baik air, tanah dan udara.

Sampah organik bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan


bahkan sampah bisa diolah kembali menjadi suatu yang bermanfaat bila
dikelola dengan tepat. Tetapi sampah bila tidak dikelola dengan benar akan
menimbulkan penyakit dan bau yang kurang sedap hasil dari pembusukan
sampah organik yang cepat.
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah
sampah ini. Kita bisa memulainya dari sektor yang paling sederhana yaitu
sektor rumah tangga dengan prinsip 3R (reuse, recycle, reduce). Reuse
berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk
fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala
sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah
kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang
bermanfaat. Pemanfaatan sampah rumah tangga bisa dilakukan dengan
berbagai cara, tergantung dari jenis sampahnya. Seperti pada sampah
organik bisa didaur ulang menjadi pupuk organik (kompos).
Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sudah ada
sejak lama. Kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami
proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau
bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut. Bahan
organik yang dimaksud pada pengertian kompos adalah rumput, jerami, sisa
ranting dan dahan, kotoran hewan, bunga yang rontok, air kencing hewan
ternak, serta bahan organik lainnya. Semua bahan organik tersebut akan
mengalami pelapukan yang diakibatkan oleh mikroorganisme yang tumbuh
subur pada lingkungan lembap dan basah.
Tujuan proses pengomposan ini yaitu merubah bahan organik yang
menjadi limbah menjadi produk yang mudah dan aman untuk ditangan,
disimpan, diaplikasikan ke lahan pertanian dengan aman tanpa
menimbulkan efek negatif baik pada tanah maupun pada lingkungan.
Pembuatan pupuk organik dari sampah organik bisa didaur ulang dan bisa
menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi.
Pelatihan ini dilakukan pada siswa SMK Kartika Padang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, pelaksana
pelatihan mendapatkan bahwa siswa dan siswi memiliki kesadaran yang
kurang akan lingkungan sekitar. Banyaknya sampah dedaunan yang berada
dilingkungan sekolah tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh siswa
disekolah tersebut. Pelatihan ini diadakan berdasarkan hasil analisis
kebutuhan platihan atau Training Need Analysis (TNA).
Training need analysis adalah tindakan atau Langkah yang
dilakukan sebelum merancang pelatihan untuk memperoleh gambaran
komperensif tentang materi, alokasi waktu tiap materi, dan strategi
pembelajaran yang sebaiknya diterapkan dalam penyelenggaraan pelatihan
agar pelatihan memberikan manfaat yang maksimal kepada peserta
pelatihan. Berdasarkan hasil TNA yang dilakukan pada siswa SMK Kartika
Padang menganai kesadaran terhadap lingkungan sekitar, terdapat beberapa
permasalahn sebagai berikut :
1. Kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sekitar
2. Siswa tidak memahami bahwa sampah organik seperti
dedaunan bisa dimanfaatkan atau dikelola dengan baik
3. Kurangnya pemahaman siswa mengenai cara pengelolahan
sampah
Modul yang berjudul “Pembuatan Pupuk dari sampah organik
(Kompos) ini dirancang sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah
pengelolaan sampah, dan peduli lingkungan khususnya pemanfaatan
sampah organik.
B. Tujuan Pelatihan
1. Siswa mampu memahami pengertian sampah organik dan non-organik
2. Siswa mampu memahami langkah-langkah pembuatan pupuk organic
3. Siswa bisa mempraktikkan mendaur ulang sampah organik menjadi
sebuah pupuk

C. Metode Pelatihan
1. Ceramah,
2. Diskusi
3. Peragaan
4. Latihan/praktek
5. Instruksi kerja

D. Sasaran Pelatihan
Sasaran pelatihan pembuatan pupuk dari sampah organik (kompos)
siswa SMK Kartika Padang berjumlah 30 orang dari kelas 10 sebanyak
sepuluh orang dari kelas 11 sebanyak sepuluh orang dan kelas 12 sepuluh
orang juga.

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


a. Tempat
Aula dan lapangan SMK Kartika Padang, pelatihan dilaksanakan
secara mix (indoor dan autdoor)
b. Waktu
Tanggal : 17 Desember 2022
Pukul : 08.00-15.20

Ruangan yang memiliki fasilitas memadai untuk dilaksanakannya


pelatihan.
Aula SMK Kartika Padang memenuhi kriteria berikut ini :
1. Kursi sebanyak 40 unit
2. Meja Kondisional
3. Proyektor Infocus 1 buah
4. Ruangan berAC
5. Projection Screen atau Layar Proyektor
6. Sound system
7. Mic 2 unit
8. Laptop untuk pemateri
9. Internet
10. Stopkontak
11. Buku registrasi
12. Alat tulis (pena, buku, dll)
13. Camera untuk dokumentasi

Lapangan SMK Kartika Padang :

1. Sampah rumah tangga (sisa makanan dan dedaunan)


2. Air
3. Tanah
4. Arang sekam
5. Kapur
6. Cairan pupuk EMP
7. Karang
8. Sekop
9. Ember
10. Sarung tangan plastic
11. Wadah berukuran besar dengan penutup (tong atau ember)

F. Setting Ruangan
Tata letak ruangan atau model kelas yang digunakan dalam bentuk
formasi bentuk U, meja dan kursi dibentuk dengan formasi U. Formasi
tempat duduk U ialah susunanan tempat duduk yang jika dilihat dari atas
membentuk huruf U. Keunggulan model U, semua peserta pelatihan
berhadapan langsung dengan pemateri dan pembawa acara tanpa ada yang
menghalangi peserta dengan pemateri. Pemateri dapat berinteraksi langsung
dengan peserta sehingga semua peserta mudah memperhatikan pemateri.

Ket :
• Bagian depan pemateri
• Bagian sammping kanan dan kiri serta searah dengan letak
duduk pemateri itu adalah tempat duduk peserta pelatihan

G. Kriteria Fasilitator dan Asisten Fasilitator


Fasilitator pelatihan adalah orang yang memiliki keterampilan
mendengar dan berkomunikasi dengan baik, serta dapat memimpin dan
memandu orang menggunakan serangkaian materi pembelajaran demi
memastikan peserta memperoleh manfaat maksimal dari materi
bersangkutan, memperoleh manfaat dari pengetahuan satu sama lain, dan
membangun kepercayaan diri untuk menggunakan keterampilan dan
pengetahuan baru.
Beberapa kriteria fasilitator untuk pelaksanaan pelatihan pembuatan pupuk
organaik dari sampah organik
1. Memiliki keterampilan mendengar dan berkomunikasi dengan baik
2. Memahami tujuan pelatihan, Rencana pelatihan, semua konten,
materi, kegiatan, dan alat evaluasi pelatihan
3. Menguasai cara pembuatan pupuk dari sampah organik (kompos)
Kriteria asisten fasilitator :
1. Mengusai penggunaan software dan hardware
2. Cepat dan tanggap
3. Mampu berkomunikasi dengan baik dan memiliki keterampilan
dalam mendengarkan
H. Susunan Acara

Rundown Pelatihan Pembuatan Pupuk Sampah Organik

No Waktu Acara Keterangan Metode Peralatan


Durasi Details
10 menit Peserta pelatihan dipersilahkan ⚫ Buku Registrasi
menuju ke meja registrasi ⚫ Pena
1. 08.00-08.30 Registrasi 10 menit Peserta pelatihan melakukan
registrasi
10 menit Menyambut para peserta dan
mengarahkan ke tempat duduk
15 menit Pembawa acara membuka acara dan • Sound Sistem
menyapa peserta pelatihan • Mic
2. 08.30-09.10 Pembukaan 20 menit Pembawa acara menjelaskan tujuan
dari pelatihan
5 menit Do’a oleh perwakilan pelaksana
pelatihan
• Sound Sistem
Materi I Memberi penjelasan tentang
3. 09.10-10.00 Materi Pertama • Mic
50 menit sampah organik dan non-organik Ceramah
• Laptop
serta dampak dari sampah
• Infocus
• Sound Sistem
4. 10.00-10.45 Materi Kedua Materi II Langkah-langkah dalam • Mic
45 menit Ceramah
pembuatan pupuk • Laptop
• Infocus
Mempersilahkan peserta pelatihan • Sound Sistem
5. 10.45-11.05 Sesi Diskusi untuk menanyakan hal-hal yang tidak • Mic
20 menit Diskusi
dimengerti dan menjawab pertanyaan • Laptop
dari peserta pelatihan • Infocus
Memberikan soal kepada peserta • doorprize
pelatihan, dan bagi peserta yang bisa
6. 11.05-11.25 Kuis 20 menit menjawab dipersilahkan kedepan Tanya jawab
untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan dan diberikan doorprize
Peserta Keluar Mengarahkan peserta ke lapangan
11.25-11.40 15 menit
7. ruangan untuk melakukan praktek pembuatan
pupuk
⚫ -Kelipatan Tujuh
8. 11.40-12.10 Ice Breaking 30 menit⚫ -Tepuk Tangan
-Mengingat kata
Peserta pelatihan diberikan waktu
9. 12.10-12.50 Ishoma 40 menit untuk istrirahat, sholat dan makan
⚫ Sampah rumah
tangga (sisa
makanan,
dedaunan dll)
⚫ Tanah
⚫ Air
Instruksi Kerja dan
12.50-14.50 Latihan/Praktek 120 menit Mendemokan cara pembuatan pupuk ⚫ Arang sekam
Peragaan
⚫ Kapur
⚫ Cairan pupuk
10. EMP
⚫ Karung
⚫ Sekop
⚫ Ember
⚫ Sarung tangan
plastik
⚫ Wadah berukuran
besar dengan
penutup (tong atau
ember)
11. Peserta pelatihan diminta untuk • Lembaran kuesioner
Pengisian
25 menit mengisi kuesioner yang telah Pengumpulan data • Pena
14.50-15.15 kuesioner
disiapkan
Pelaksana pelatihan mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak
12. 15.15-15.45 Penutupan 30 menit yang bersangkutan dan menutup
acara pelatihan
ICE BREAKING

1. Kelipatan Tujuh
Mengatur peserta dengan membentuk sebuah lingkaran. Menujuk satu
peserta untuk memulai berhitung mulai dari angka 1, kemudian diikuti oleh
peserta lain secara berurutan. Sampai pada hitungan ke 7, peserta tidak boleh
mengucapkan 7 tetapi diganti dengan tepuk tangan oleh peserta yang
bersangkutan. Setelah tepuk tangan kemudian dilanjutkan oleh teman yang lain
berhitung angka 8, saat angka 14 diganti dengan tepuk tangan dan begitu pula
seterusnya. Angka yg tidak boleh disebutkan yaitu kelipatan 7 seperti : 7, 14,
21, 28, 35 dan seterusnya.

2. Tepuk Nyamuk
Memberikan clue kepada peserta berupa perhatikan dan dengarkan
pertanyaannya. Kemudian penanya menupuk-nepuk tangan seperti sedang
menangkap nyamuk, lalu memberikan pertanyaan ada berapa nyamuk yang
ketangkap, jawabannya lima.

Penjelasannya : tidak perlu menghitung berapa kali penanya menepuk


nyamuk, melainkan hanya perlu menghitung jumlah kata dalam pertanyaan
yang diberikan sesudah menepuk nyamuk.

3. Mengingat kata
Orang pertama mengucapkan kata “saya” kemudian orang kedua
melanjutkan kata “saya membeli”, orang ketiga melanjutkan “saya membeli
sepatu” dan berlanjut sampai peserta selanjutnya. Peserta yang tidak ingat kata
yang disebutkan sebelumnya akan kalah dari game ini. Game akan terasi
semakin sulit jika kata-kata yang perlu diingat semakin banyak.

4. Materi Pelatihan
Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk dari sampah organik (kompos)
dilakukan agar siswa mengetahui dan mempelajari proses pengolahan pupuk
kompos. Pelatihan ini bertujuan agar para siswa bisa mendaur ulang sampah
organik menjadi sebuah pupuk.
Pelatihan pembuatan pupuk dari sampah organik membuat siswa dapat
membedakan sampah organik dan non organik. Sampah yang tidak dikelola
secara tepat dapat menimbulkan bau tidak sedap dan juga berpotensi menjadi
sumber penyakit. Dalam pelatihan ini akan ada praktek di lapangan pembuatan
pupuk dari sampah organik secara langsung yang akan dilakukan oleh peserta
pelatihan yaitu siswa SMK Kartika Padang yang akan diperagakan dan
diintruksi oleh pemateri, bagaimana tahapan dalam pembuatan pupuk organik.
Suasana menyenangkan dalam kegiatan pembuatan kompos akan membuat
para peserta lebih mudah dalam menyerap dan mengaplikasikan pelajaran
dalam kehidupan sehari-hari. Peserta akan tahu dan mengerti bahwa sampah
khususnya sampah organik merupakan sampah yang bisa didaur ulang dan bisa
menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi serta mengajarkan peserta peduli
terhadap lingkungan.
Permasalahan terkait sampah merupakan permasalahan paling banyak
dihadapi masyarakat. Berbagai bentuk upaya mengatasi permasalahan sampah
juga telah dilakukan di masyarakat. Mulai dari penyadaran akan pentingnya
menjaga lingkungan bebas sampah, hingga mengolah sampah menjadi bentuk
lain yang memiliki nilai kebermanfaatan baik secara ekonomis maupun non-
ekonomis. Permasalahan terkait sampah tidak hanya dihadapi oleh masyarakat
umum saja, melainkan juga di lingkungan sekolah. Permasalahan sampah
tersebut terkait kesadaran akan hidup bersih dari sampah dan pengelolaan
sampah.
Kesadaran akan perlunya pengelolaan sampah menjadi penting di
sekolah, dikarenakan sebagai upaya menjaga lingkungan, pembiasaan perilaku
siswa, dan proses manajemen terhadap sampah. Kesadaran dalam pengelolaan
sampah berhubungan erat dengan perilaku masyarakat di dalamnya. Kesadaran
untuk menyelamatkan lingkungan didasari oleh aspek afektif, sedangkan
tindakan untuk menjaga kelestarian lingkungan menggambarkan aspek
psikomotorik (Karlina, Degeng, & Amirudin 2017).
Menurut World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang
yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya
(Chandra 2007). Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008
menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari
proses alam yang berbentuk padat (RI 2008).
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang
oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa
dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar (Nugroho 2013). Secara
sederhana sampah dibagi menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik
yaitu :
1. Sampah organik atau sampah basah merupakan sampah yang
berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur dan
Sampah ini mudah terurai secara alami.
2. Sampah anorganik atau sampah kering merupakan sampah yang
tidak dapat terurai, seperti plastik,karet,kaleng dan logam.
Dampak yang ditimbulkan jika sampah tidak dikelola dengan baik yaitu :
1. Dampak terhadap kesehatan adalah dapat menjadi tempat
berkembang biak organisme yang dapat menimbulkan berbagai
penyakit, meracuni hewan dan tumbuhan yang dikonsumsi oleh
manusia.
2. Dampak terhadap lingkungan dapat menyebabkan mati atau
punahnya flora dan fauna serta menyebabkan kerusakan pada
unsur-unsur alam seperti terumbu karang, tanah, perairan hingga
lapisan ozon.
3. Dampak terhadap sosial ekonomi yaitu menyebabkan timbulnya
bau busuk, pemandangan buruk yang sekaligus berdampak negatif
pada pariwisata seperti bencana banjir (Alex 2011).
Pengolahan sampah erat kaitannya dengan masyarakat karena dari
sampah tersebut akan hidup mikroorganisme penyebab penyakit bakteri,
pathogen, jadi sampah harus betul-betul dapat diolah agar tidak
menimbulkan masalah. Menurut (Nugroho 2013), berbagai cara yang dapat
mengurangi efek negatif dari sampah, salah satunya dengan pengomposan,
cara ini sangat dianjurkan karena berdampak positif dan menghasilkan
barang bermanfaat dari sampah yang berguna bagi lingkungan dan alam.

Beberapa tahapan dalam membuat pupuk organik yaitu :


1. Siapkan sampah rumah tangga yang akan diolah menjadi pupuk
kompos.
2. Pisahkan sampah organik (sisa makanan/dedaunan) dengan
sampah plastik. Sampah organiklah yang nantinya akan digunakan
sebagai pupuk kompos.
3. Siapkan wadah berukuran besar untuk membuat pupuk kompos.
Jangan lupa bahwa wadah harus dilengkapi dengan penutup agar
pupuk yang dibuat tidak akan terkontaminasi.
4. Masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah diisi
dengan sampah organik. Ketebalannya bisa kamu sesuaikan
dengan wadah dan banyaknya sampah organik.
5. Siram permukaan tanah tersebut menggunakan air secukupnya.
6. Masukkan sampah organik yang telah dicampur arang
sekam(optional) dan kapur pertanian ke dalam wadah.
7. Pastikan sampah disimpan secara merata. Sebisa mungkin
ketebalan sampah setara dengan ketebalan tanah
8. Siram dengan air yang telah bercampur EM4
9. Masukkan lagi tanah ke dalam wadah. Kali ini tanah berperan
sebagai penutup sampah.
10. Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar tiga minggu.
11. Pastikan wadah pembuat pupuk kompos tidak terkontaminasi oleh
air hujan dan hewan.
12. Pastikan juga wadah tak terkena paparan sinar matahari.
13. Kalau semuanya sudah dilakukan, kini kita bisa langsung
menggunakan pupuk organik ini untuk memupuk semua jenis
tanaman yang ada dipekarangan rumah.

5. Manfaat dilaksanakan Pelatihan


1. Mendapatkan Ilmu yang berharga dalam pembuatan pupuk
organik
2. Membuat siswa dapat membedakan sampah organik dan non
organik
3. Menambah pemahaman siswa terhadap sampah serta pengolahan
sampah organik menjadi pupuk kompos dengan cara sederhana
4. Mengajarkan kepada siswa peduli terhadap lingkungan
5. Mampu memanfaatkan atau mengolah kembali sampah yang ada
menjadi suatu hal yang bermanfaat bagi kehidupan
KUESIONER

A. KataPengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Kami mahasiswa program Psikologi Islam UIN Imam Bonjol
Padang meminta waktu kepada teman-teman untuk mengisi kuesioner
yang telah kami sediakan. Teman-teman dimohon untuk mengisi
kuesioner dengan sebenar-benarnya, besar harapan kami bahwa teman-
teman bersedia untuk membantu kami. Atas kesediaan dan partisipasinya
dalam pengisian kuesioner ini kami ucapkan terima kasih.
B. Identitas
Nama / Inisial :
Usia :
Kelas :
C. Petunjuk Pengisian
1. Baca dan pahami dengan baik setiap pernyataan berikut, kemudian
jawablah semua pernyataan sesuai dengan perasaan anda yang
sesungguhnya!
2. Pilihlah salah satu jawaban dari empat jawaban yang telah
tersediaSS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS: Sangat Tidak Setuju
3. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang anda pilih
4. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, tidak ada pengaruh dalam
penilaian yang dilakukan dikelas, dan akan dirahasiakan.
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya dapat memahami materi yang diberikan

2.
Penjelasan materi yang diberikan sulit untuk saya
pahami
3. Saya merasa materi yang disampaikan
bermanfaat
4. Saya mendengarkan materi yang diberikan
dengan baik

5. Saya merasa bosan mendengarkan materi yang


diberikan

6. Saya berani bertanya jika saya tidak memahami


materi yang diberikan

7. Saya sulit memahami dan menjawab kuis yang


diberikan

8. Saya mampu menjawab kuis yang diberikan

9. Semua pertanyaan mampu terjawab dengan baik

10. Saya puas akan jawaban yang diberikan oleh


pelaksana pelatihan

11. Saya merasa terhibur saat melakukan ice


breaking
12. Saya merasa bosan disaat ice breaking

13. Saya menyukai sesi ice breaking

14. Saya kesulitan memecahkan gamae yang


diberikan
15. Saya tidak memahami maksud dari game yang
diberikan
16. Saya merasa mudah memahami materi dengan
cara praktek
17. Saya merasa sulit memahami materi dengan cara
praktek
18. Saya bersemangat melakukan praktek yang
diberikan
19. Saya berani maju kedepan untuk menjawab
pertanyaan

20. Pelatihan ini memberikan banyak manfaat untuk


saya
I. Lembar Evaluasi Pelatihan

EVALUASI PELAKSANAAN PELATIHAN

(Diisi peserta di akhir pelaksanaan pelatihan)

Nama/Inisial :

Tanggal pelatihan :

No UNSUR YANG DINILAI Sangat Cukup Baik Sangat


kurang baik
SARANA & PRASARANA
1. Kenyamanan ruang/tempat
pelatihan
2. Perlengkapan pelatihan
3. Pelayanan panitia
4. Ketersedian materi pelatihan
EVALUASI FASILITATOR
NAMA NARASUMBER 1:
1. Penguasaan materi
2. Memberikan materi secara
sistematis dan mudah dipahami?
3. Memberikan contoh yang
menarik dan mudah diingat
4. Mendorong peserta ikut aktif
dalam kelas
Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, R. 2008. Penanganan & Pengolahan Sampah. Bogor. Penebar


Swadaya
Karlina, F., Degeng, I. N. S., & Amirudin, A. (2017). Ecoliteracy Siswa SD
Dalam Kegiatan Pengelolaan Sampah Melalui Investigation
Berbasis Outdoor Study. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan
Pengembangan, 2(7), 991—1002. Retrieved from
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/
Chandra Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.
Peraturan UUD tahun 2008 No 18 Pengelolaan Sampah
Nugroho Panji,2013. Panduan Membuat Kompos Cair. Jakarta: Pustaka
baru Press
Alex. 2011. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik.
Yogyakarta:Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai