Makalah Presentasi Mikdas Protozoa - Kel 5 2023 Fiks
Makalah Presentasi Mikdas Protozoa - Kel 5 2023 Fiks
PROTOZOA
Dosen Pengampu:
Hefti Salis Yufidasari, SPi., MP.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan lancar. Dengan disusunnya makalah ini, kami berharap dapat
mengeksplorasi dan menjadi jembatan ilmu untuk memahami lebih dalam mengenai materi
pokok mikrobiologi dasar.
Makalah ini berisikan mengenai uraian dan cangkupan diskusi mengenai protozoa,
sebuah topik yang memiliki relevansi signifikan dalam konteks keilmuan bidang mikrobiologi
dasar. Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
protozoa kepada pembaca serta memberikan kontribusi positif dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Proses penyusunan makalah ini berdasarkan sumber yang akurat serta kolaborasi
antar penyusun. Tentunya tanpa kontribusi bersama makalah ini tidak akan menjadi kenyataan.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna dan kami sangat menghargai setiap
saran, kritik atau masukan yang dapat memperbaiki isi makalah ini. Semua masukan
konstruktif dari pembaca sangat berharga bagi kami. Demikian yang dapat kami sampaikan,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi salah satu sumber pengetahuan
yang bermanfaat bagi pembaca. Kami berharap makalah ini dapat membantu memperluas
pemahaman kita tentang pembelajaran protozoa serta memberikan inspirasi untuk penelitian
dan pemikiran lebih lanjut dalam bidang ini. Terima kasih atas perhatian dan waktu yang anda
luangkan untuk membaca makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………….... i
Daftar Isi…………………………………………………………………………….….. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….... 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….….. 1
1.4 Manfaat………………………………………………………………….…… 1
BAB II ISI ……………………………………………………………………………… 2
2.1 Definisi……………………………………………………………………... 2
2.2 Karakteristik………………………………………………………………… 2
2.3 Struktur……………………………………………………………………… 2
2.4 Jenis-jenis.…………………………………………………....…………….. 2
2.5 Klasifikasi berdasarkan alat gerak…..…………………………………….... 2
2.6 Reproduksi………………………………………………………………….. 2
2.7 Peranan……………………………………………………….……………... 2
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….…… 3
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….. …... 3
BAB IV LAMPIRAN…………………………………………………………………... 4
4.1 Pertanyaan…………………………………………………………………… 4
4.2 Daftar Pustaka……………………………………………………………….. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Sebagai referensi dan wawasan baru yang akurat bagi pembaca mengenai studi
ilmiah mengenai protozoa yang lebih spesifik.
2. Sebagai bahan dasar dalam melakukan penelitian terbaru untuk pengembangan
ilmu-ilmu pengetahuan dan hasil karya lainnya.
3. Sebagai jawaban atas permasalan yang ada.
BAB II
ISI
2.1 Definisi
Protozoa merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduksi
seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif). Protozoa memiliki banyak jenis, antara
25.000 hingga 60.000 spesies yang masih ada. Organisme ini hidupnya tanpa membran
tunggal yakni melalui permukaan volume rasio. Biasanya ditemukan dalam lingkungan
lembap dan biasanya dalam bentuk cairan dan gas. Protozoa (protos = pertama; zoo =
hidup) merupakan hewan mikroskopik yang terdapat pada semua lingkungan dimana
kehidupan dapat terjadi. Mereka tersebar secara luas di seluruh dunia, di antaranya dari
mereka banyak yang membentuk sista (cyst), atau membuat semacam cangkang yang
menutupi seluruh badannya sehingga mereka dapat hidup pada kondisi yang kering
sekali, yang tidak memungkinkan mahkluk lain hidup.Protozoa memiliki habitat hidup
berupa tempat yang basah atau berair. Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak
menguntungkan maka protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang disebut
dengan kista. Jika kondisi di sekitarnya membaik, maka kista akan pecah dan protozoa
akan kembali hidup secara aktif. Dan Ilmu yang mengkaji tentang hewan bersel satu
yang hidup sebagai parasit pada manusia disebut protozoologi. (Yanuhar, U., 2018).
2.2 Karakteristik
2.3 Struktur
1. Rhizopoda
Rhizopoda atau Sarxodina (Rhizoid = akar, podos = kaki yaitu protozoa yang bergerak
dengan menggunakan pseudupodia (kaki semu) yang merupakan penjuluran dari sitoplasma
contohnya pada amoeba hewan mikroskopis yang hidup sebagai massa kecil bersifat amorf
atau dapat berubah-ubah bentuknya. Dari kelas rhizopoda ini dapat dibagi menjadi 5 ordo:
● Habitat dari rizhopodia adalah tempat perairan dengan banyak kandungan zat
organik di dalamnya.
● Proses reproduksi secara aseksual dengan melakukan cara pembelahan biner.
● Mempunyai bagian tubuh yang digunakan sebagai alat gerak yang disebut
dengan kaki semu.
● Bentuk tubuh secara fisik seringkali berubah-ubah atau pun tidak tetap (flexibel).
● Sebagian besar dari bagian tubuhnya terbentuk karena adanya ektoplasma dan
endoplasma.
● Protozoa merupakan hewan yang mempunyai sel satu.
● Struktur tubuhnya terdapat bagian nucleus, vacuola makanan, sitoplasma dan
lainnya. Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil (Vakuola kontraktil
terdapat pada semua rhizopoda air tawar), sementara hewan parasit tidak ada.
Vakuola kontraktil berfungsi sebagai osmoregulator atau pengatur keseimbangan
air tapi dapat juga berfungsi sebagai alat ekskresi.
a. Entamoeba histolytica
Entamoeba histolytica adalah protozoa yang menyebabkan amebiasis usus serta
manifestasi ekstra-intestinal. Meskipun 90 persen infeksi E. histolytica tidak menunjukkan
gejala, hampir 50 juta orang mengalami gejala, dengan sekitar 100.000 kematian setiap
tahunnya. Parasit ini menyebar di seluruh dunia, tetapi lebih dominan pada daerah tropis dan
subtropis. Ada dua bentuk Emtamoeba histolytica: bentuk kista, yang dapat bertahan hidup di
lingkungan dalam jangka waktu lama, dan tahap trofozoit, yaitu bentuk aktif dan invasif.
Setelah bentuk kista tertelan, trofozoit dapat terbentuk, yang dapat menyerang dan menembus
mukosa usus, menghancurkan sel epitel dan sel inflamasi.
● Hospes
Parasit ini terjadi pada manusia dan kera. Bahkan di Cina, anjing dan tikus liar
merupakan sumber infeksi bagi manusia. Penyakit yang disebabkannya disebut amebiasis.
b. Entamoeba coli
Amoeba ini ditemukan kosmopolit. Di Indonesia frekuensinya antara 8 – 18 %. Amoeba
ini hidup sebagai komensal di rongga usus besar. Dalam daur hidupnya terdapat bentuk
vegetatif dan bentuk kista. Infeksi terjadi dengan menelan kista matang. Entamoeba coli , mirip
dengan spesifikasi Entamoeba lainnya, memiliki tiga bentuk morfologi yang berbeda:
trofozoit, tahap pra-kistik, dan tahap kistik. Bentuk trofozoit, yang berukuran 20 hingga 25
μm, memiliki mobilitas minimal. Inti trofozoit berbentuk agak lonjong dengan inti dikelilingi
membran tebal. Di dalam membran ini, butiran kromatin mengelilingi kariosom yang besar,
eksentrik, dan tidak beraturan. Sitoplasma mengandung vakuola besar dan biasanya berbentuk
granular dengan ektoplasma dan endoplasma yang mudah dibedakan. Amuba menghasilkan
pseudopoda pendek dan tumpul, yang merupakan proyeksi dari sitoplasma granular, sehingga
memungkinkan mobilitas terbatas. Ketika mereka mengelilingi bakteri dan partikel makanan,
pseudopoda ini menelannya dan membentuk fagosom melalui fagositosis. Pada tahap ini, sel
darah merah dan bakteri serta parasit lainnya dapat ditemukan di amuba. Penelanan sel darah
merah oleh Entamoeba coli jarang terjadi tetapi mungkin terlihat. Entamoeba coli dapat
menelan organisme lain, seperti Giardia lamblia , yang mungkin bersaing untuk mendapatkan
sumber makanannya. Ada kasus hiperparasitisasi dengan spora jamur spesies Sphaerita .
Spesies Sphaerita muncul sebagai kelompok padat di dalam sitoplasma, berukuran sekitar 0,5
hingga 1,0 μm yang menghasilkan perubahan degeneratif pada protoplasma inang, terutama
pada nukleus.
Bentuk pra-kista dimulai ketika trofozoit mulai sedikit berubah bentuk, menjadi lebih
bulat dan mengandung dua inti. Kista biasanya berdiameter 10 hingga 35 μm dan berbentuk
bola tidak berwarna. Sitoplasmanya masih granular, tetapi vakuolanya tidak ada. Dalam
keadaan binukleat, vakuola glikogen terbentuk. Ciri yang paling membedakan Entamoeba coli
adalah inti delapan inti, yang berkembang seiring dengan mulai matangnya kista. Dalam bentuk
kistik oktonukleat, vakuola glikogen diserap kembali. Kadang-kadang, inti dapat bereplikasi
hingga memiliki total 16 inti. Kista dewasa kaya akan glikogen dengan dinding yang tahan api.
Kolonisasi inang pertama kali dimulai dengan tertelannya kista matang melalui sumber
makanan dan air yang terkontaminasi, biasanya melalui kontaminasi fecal-oral. Kista ini keras
karena dinding selnya yang kuat dan dapat bertahan hingga berminggu-minggu di lingkungan
luar, dan kualitas ini memungkinkannya bertahan dalam lingkungan asam lambung. Kista
melepaskan trofozoit di usus kecil membentuk trofozoit anak yang memiliki mobilitas minimal
dan bermigrasi ke usus besar. Entamoebaspesies, seperti kebanyakan protozoa, berkembang
biak dengan pembelahan biner untuk membentuk dua sel anak. Trofozoit di usus besar
berkembang biak dengan menjalani pembelahan biner dan secara perlahan mengecil
ukurannya, mula-mula bertransformasi menjadi fase pra-kista dan kemudian ke fase kista.
Kista ini mengalami mitosis hingga menjadi beroktonukleasi atau kadang-kadang berkembang
menjadi 16 inti. Kotoran inang mengeluarkan kista oktonukleat Entamoeba coli yang matang .
Trofozoit yang ditemukan dalam tinja di luar tubuh akan cepat hancur, dan jika tertelan, tidak
akan bertahan jika terpapar lingkungan lambung. (NURMA, Y. 2021).
2. Flagellata
Parasit dari kelas ini merupakan protozoa yang mempunyai satu atau lebih flagel yang
mempunyai kekuatan untuk bergerak. Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti bulu
cambuk. Jadi, organisme yang termasuk fillum Flagellata semuanya memiliki bulu cambuk.
Fillum flagellata disebut juga mastigophora (mastix : bulu cambuk dan phoros : membawa).
Flagel atau bulu cambuk selain sebagai alat gerak juga berfungsi untuk alat peraba dan alat
penangkap makanan. Flagel juga berfungsi sebagai alat indera. Kelompok flagellata
merupakan kelompok protozoa yang unik. Beberapa anggotanya memiliki klorofil sehingga
ada yang mengelompokkannya ke dalam alga. Berdasarkan ada tidaknya klorofil, flagellata
dibagi menjadi fitoflagellata dan zooflagellata. Memiliki dinding tubuh yang berupa pellicle,
sehingga bentuknya relatif tetap dengan ukuran lebih kurang 0,1 mm. Memiliki inti dan pada
beberapa species memiliki kloroplas dengan klorofilnya yang berfungsi untuk fotosintesis yaitu
yang termasuk pada golongan phytonagellata:
● Golongan phytonagellata, misalnya Euglena viridis, Volvax globator (punya
kemampuan asimilasi dengan karbon),Noctiluca millaris.
● Golongan Zooflagellata,misalnya Trypanosoma gambiense, Trypanosoma
rhodesiense, Trypanosoma cruze, Trypanosoma evansi, Trichomonas vaginalis
Bagi anggota kelas mastigophora yang hidup bebas memiliki vakuola kontraktil, sementara
yang berupa hewan parasit tidak memiliki. Respirasi dan ekskresinya dilakukan secara difusi
oleh permukaan tubuh. Ciri-ciri dari flagelata adalah sebagai berikut :
a. Rhizopoda (Sarcodina)
Rhizopoda adalah protozoa yang bergerak dengan pseudopodia atau kaki semua. Ia merupakan
organisme heterotrof yang mendapatkan makanan dengan cara memakan organisme lain. Rhizopoda
bisa hidup sebagai parasit atau hidup bebas. Sebagai parasit, rhizopoda dapat menyebabkan penyakit
pada organisme yang ditumpanginya. Contoh-contoh rhizopoda adalah amoeba, actinopoda, dan
foraminifera. Rhizopoda bereproduksi secara aseksual. Misalnya, cara amoeba berkembang biak adalah
dengan membelah diri, sel tubuhnya membelah menjadi dua sel anak yang baru. Rhizopoda ini bergerak
dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air
tawar, air laut, tempat-tempat basah dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau
manusia. Jenis yang paling mudah diamati adalah amoeba. (Nurcahyo, W. 2018).
Gambar 2.5 Flagellata (Mastigophora)
Sumber : (Materi.Co.ID., 2023)
b. Flagellata (Mastigophora)
Flagellata (zoomastigophora) adalah protozoa mirip hewan yang bergerak dengan flagelata.
Sebagian besar flagellata hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan, sedangkan flagellata yang
hidup bebas dapat ditemukan di air tawar dan laut. Contoh-contoh flagellata adalah Trypanosoma
evansi, Trypanosoma cruzi, Trypanosoma gambiense, Trypanosoma rhodesiense, Trypanosoma lewisi,
Trypanosoma brucei, Trichomonas vaginalis, Giardia lamblia, Leishmania donovani, dan Leishmania
tropica. Bergerak dengan falgel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan
alat bantu untuk menangkap makanan. Dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
● Fitoflagellata, flagellata autotrofik (berkloroplas) dapat berfotosintesis. Contohnya
; noctiluca milliaris, volvox globator, zooflagellata, euglena viridis
● Flagellata heterotrofik (tidak berkloroplas). Contohnya ; trypanosoma gambiens
dan leishmania.
c. Ciliata (Ciliophora)
Ciliata atau ciliophora adalah protozoa Bentuk tubuh ciliata sangat beragam, ada yang berbentuk
seperti terompet, ada pula yang berbentuk seperti lonceng yang bergerak menggunakan silia atau rambut
getar. Selain sebagai alat gerak, silia juga berfungsi sebagai alat untuk mencari makan.
Ukuran silia lebih pendek jika dibandingkan dengan flagel. Memiliki dua inti sel (nukleus)
yaitu makronukleus (inti besar) dan mikronukleus (inti kecil). Kelas ciliata banyak
ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contohnya : paramaecium caudatum
dan balantidium coli.
Gambar 2.5 Ciliata (Ciliophora)
Sumber : (Materi.Co.ID., 2023)
d. Sporozoa
Sporozoa atau apicomplexa adalah protozoa mirip hewan yang tidak memiliki alat
gerak. Sporozoa memilikii bentuk seperti spora. Hewan ini bergerak dengan cara mengubah
kedudukan tubuhnya. Sehingga hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Jenis-jenisnya
antara lain : plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium malariae,
plasmodium ovale dimana semua parasit ini yang menyebabkan terjadinya penyakit
malaria.
2.6 Reproduksi
Reproduksi pada protozoa ada dua jenis yaitu seksual (generatif) dan aseksual
(vegetatif). Pembiakan aseksual dan seksual bergantian. Cara ini dapat terjadi pada
sporozoa. (Sudariah, Y. P et al., 2021).
a. Reproduksi seksual (generatif)
Pada pembiakan seksual dibentuk sel kelamin yaitu makrogametosit dan mikrogamet
yang setelah belah reduksi menjadi makrogamet dan mikrogamet. Setelah terbentuk zigot
(zygosis= menjadi satu) lalu membentuk ookinet lalu menjadi ookista yang didalamnya
terbentuk sporozoit, proses ini disebut sporogoni. Perkembangbiakan secara seksual
(generatif) pada Protozoa dengan cara :
● Konjugasi, yaitu peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat
kelaminnya. Pada paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan
melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
● Peleburan gamet sporozoa (apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan
dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung didalam tubuh nyamuk.
b. Reproduksi aseksual (vegetatif)
● Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan
pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma kemudian menghasilkan dua
sel baru. Pembelahan biner terjadi pada amoeba. Paramaecium membelah secara
membujur atau memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi. Euglena
membelah secara membujur atau memanjang (longitudinal).
● Spora, perkembangbiakan aseksual pada kelas sporozoa (Apicomplexa) dengan
membentuk spora melalui proses sporulasi didalam tubuh nyamuk anopheles.
Spora yang dihasilkan disebut sporozoid.
2.8 Peranan
Peranan protozoa antara lain mengatur jumlah bakteri di alam karena protozoa adalah
predator bakteri. Peran menguntungkan protozoa bagi kehidupan manusia antara lain
adalah sebagai berikut :
● Entamoeba coli, membantu membusukkan sisa makanan dan penyusun vitamin K.
● Foraminifera, sebagai petunjuk adanya tambang minyak bumi.
● Radiolaria, membentuk tanah radiolaria yang penting untuk bahan gosok.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini telah dibahas secara mendalam mengenai protozoa. Protozoa
memiliki peranan menguntungkan dalam kehidupan karena dapat mengontrol jumlah populasi
bakteri. Pada ekosistem air, protozoa menjadi konsumen tingkat pertama yang menjadi
penunjuk sumber daya minyak bumi. Selain itu juga terdapat protozoa alga yang dapat diolah
menjadi agar-agar.
Namun juga terdapat kerugian pada protozoa karena dapat menjadi penyebab penyakit
pada makhluk hidup lain. Malaria dan diare juga dapat disebabkan oleh protozoa jenis
plasmodium dengan bantuan nyamuk anopheles betina.
Kesimpulan dari kami mengenai protozoa ialah pemahaman yang lebih baik tentang
protozoa sangat penting dalam konteks ilmiah dan aplikatif. Penelitian lanjutan terhadap
mikroorganisme ini akan meningkatkan kesadaran lebih terhadap protozoa. Dengan
mengetahui lebih dalam mengenai protozoa kita dapat memahami manfaat dan kerugian yang
didapat dari protozoa bagi makhluk hidup dan lingkungan.
BAB IV
LAMPIRAN
Daftar Pustaka
Firdausi, A. P., Rahman, R., Mahadhika, R., & Sumadikarta, A. (2020). Protozoa Ektoparasitik
pada Ikan Koi Cyprinus carpio di Daerah Sukabumi. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 8(1),
50-57.
McHardy, I. H., Wu, M., et., al (2014). Detection of intestinal protozoa in the clinical
laboratory. Journal of clinical microbiology, 52(3), 712-720.
Putri, G. I. Identifikasi Morfologi Protozoa dan Alga dari Air Sungai dan Kolam. PENUNTUN
PRAKTIKUM BIOSISTEMATIKA MIKROBA BM-3106, 18.
1. Flagela: Flagela adalah struktur panjang dan tipis yang biasanya berbentuk seperti
cambuk. Mereka digunakan oleh beberapa organisme, seperti bakteri dan beberapa
jenis protista, untuk bergerak. Biasanya, organisme yang memiliki flagela memiliki
hanya beberapa flagela yang panjang. Flagela bergerak dengan gerakan berputar atau
berayun yang memungkinkan organisme itu bergerak maju.
2. Silia: Silia adalah struktur yang lebih pendek dan lebih banyak jumlahnya daripada
flagela. Mereka juga memiliki bentuk cambuk. Silia terdapat pada berbagai organisme,
termasuk manusia. Dalam tubuh manusia, silia terdapat dipermukaan sel-sel yang
melapisisaluran pernapasan dan berperan dalam membersihkan lendir dan partikel dari
saluran pernapasan dengan gerakan berdenyut bersama.
8. Balantidiasis: Penyakit ini disebabkan oleh protozoa coli dan dapat memengaruhi
usus manusia.Gejala meliputi diare, perut kembung, dan mual. Penyakit-penyakit ini
dapat memiliki berbagai gejala dan tingkat keparahan, dan pengobatan seringkali
diperlukan untuk mengatasi infeksi protozoa ini.