Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PROTOZOA

Disusun Untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi Dasar

Dosen Pengampu:
Hefti Salis Yufidasari, SPi., MP.

Oleh Kelompok 5 (T02) :

Nurhayati D. Sibarani 235080300111059


Regina Titisya Nur Cahyani 235080307111055
Nabila Calisa Nurazizah 235080307111057

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan lancar. Dengan disusunnya makalah ini, kami berharap dapat
mengeksplorasi dan menjadi jembatan ilmu untuk memahami lebih dalam mengenai materi
pokok mikrobiologi dasar.
Makalah ini berisikan mengenai uraian dan cangkupan diskusi mengenai protozoa,
sebuah topik yang memiliki relevansi signifikan dalam konteks keilmuan bidang mikrobiologi
dasar. Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
protozoa kepada pembaca serta memberikan kontribusi positif dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Proses penyusunan makalah ini berdasarkan sumber yang akurat serta kolaborasi
antar penyusun. Tentunya tanpa kontribusi bersama makalah ini tidak akan menjadi kenyataan.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna dan kami sangat menghargai setiap
saran, kritik atau masukan yang dapat memperbaiki isi makalah ini. Semua masukan
konstruktif dari pembaca sangat berharga bagi kami. Demikian yang dapat kami sampaikan,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi salah satu sumber pengetahuan
yang bermanfaat bagi pembaca. Kami berharap makalah ini dapat membantu memperluas
pemahaman kita tentang pembelajaran protozoa serta memberikan inspirasi untuk penelitian
dan pemikiran lebih lanjut dalam bidang ini. Terima kasih atas perhatian dan waktu yang anda
luangkan untuk membaca makalah ini.

Malang, 07 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………….... i
Daftar Isi…………………………………………………………………………….….. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….... 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….….. 1
1.4 Manfaat………………………………………………………………….…… 1
BAB II ISI ……………………………………………………………………………… 2
2.1 Definisi……………………………………………………………………... 2
2.2 Karakteristik………………………………………………………………… 2
2.3 Struktur……………………………………………………………………… 2
2.4 Jenis-jenis.…………………………………………………....…………….. 2
2.5 Klasifikasi berdasarkan alat gerak…..…………………………………….... 2
2.6 Reproduksi………………………………………………………………….. 2
2.7 Peranan……………………………………………………….……………... 2
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….…… 3
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….. …... 3
BAB IV LAMPIRAN…………………………………………………………………... 4
4.1 Pertanyaan…………………………………………………………………… 4
4.2 Daftar Pustaka……………………………………………………………….. 4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protozoa merupakan suatu organisme yang bersel tunggal yang mempunyai


ukuran 10μm yang mempunyai lebih dari satu inti atau nukleus. Protozoa memiliki
banyak jenis, antara 25.000 hingga 60.000 spesies yang masih ada. Organisme ini
hidupnya tanpa membran tunggal yakni melalui permukaan volume rasio. Biasanya
ditemukan dalam lingkungan lembap dan biasanya dalam bentuk cairan dan gas.
Protozoa (protos = pertama; zoo = hidup) merupakan hewan mikroskopik yang terdapat
pada semua lingkungan dimana kehidupan dapat terjadi. Mereka tersebar secara luas di
seluruh dunia, di antaranya dari mereka banyak yang membentuk sista (cyst), atau
membuat semacam cangkang yang menutupi seluruh badannya sehingga mereka dapat
hidup pada kondisi yang kering sekali, yang tidak memungkinkan mahkluk lain hidup.
Sifat utama protozoa adalah terdiri dari satu sel, menurut habitatnya protozoa
dikelompokkan menjadi dua, yaitu hidup di dalam air atau tempat- tempat lembap
(protozoa hidup bebas), dan protozoa lain adalah yang hidup di dalam atau pada hewan
dan tanaman lain (protozoa parasitik) Kelompok parasit ini dapat dipisahkan dengan
mudah, karena semua hewan parasitik dan tidak memiliki cara untuk berjalan sendiri
habitatnya terbatas, dan dipisahkan dalam 2 kelompok, yakni mereka yang hidup di
dalam saluran pencernaan makan (protozoa usus) dan mereka yang hidup di dalam
darah (protozoa penghuni darah). (Yanuhar, U., 2018).

Pada dasarnya protozoa memiliki beberapa kelas salah satunya adalah


Rhizophoda. Pada kelas Rhizophoda terdapat entamoeba histolityca, entamoeba coli,
entamoeba gingivalis, entamoeba nana, serta entamoeba fragilis. Organisme-
organisme tersebut tumbuh di dalam usus manusia dan beberapa jenis parasit dapat
menyebabkan penyakit amebiasis. Amoebiasis adalah suatu keadaan usus manusia
terkontaminasi oleh organisme entamoeba histolytica sehingga mengakibatkan
dysentry amoeba) Penyebaran entamoeba histolytica terjadi diakibatkan oleh buruknya
sistem sanitasi dan juga kebersihan lingkungan. Organisme tersebut masuk ke dalam
tubuh manusia melalui makanan dan juga air minum yang tidak bersih. Perkembangan
organisme ini paling banyak ditemukan di negara berkembang seperti Indonesia.
Penyakit amebiasis merupakan salah satu jenis penyakit yang sulit untuk dideteksi
penyebabnya. Organisme entamoeba histolytica yang berkembang di dalam usus
manusia secara morfologi memiliki kemiripan dengan beberapa parasit lain yang
berkembang didalam usus seperti Entamoeba coli. Oleh karena itu, ketelitian yang
tinggi dalam mendeteksi parasit diperlukan supaya tidak terjadi kesalahan dalam
menegakkan diagnosis penyakit. Selanjutnya untuk menghindari kesalahan-kesalahan
diagnosis oleh manusia diperlukan sebuah sistem deteksi yang akurat untuk
membedakan E histolytica sebagai penyebab penyakit amebiasis dengan organisme
lainnya yang memiliki kemiripan seperti E coli. Dan mengenai identifikasi organisme
protozoa dengan tujuan sebagai wawasan baru bagi kita semua untuk mengetahui secara
pasti perbedaannya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi protozoa ?


2. Bagaimana karakteristik protozoa ?
3. Apa saja struktur protozoa ?
4. Apa saja jenis-jenis protozoa ?
5. Bagaimana klasifikasi protozoa berdasarkan alat gerak ?
6. bagaimana proses reproduksi pada protozoa?
7. apa peranan protozoa bagi kehidupan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami definisi protozoa


2. Memahami karakteristik protozoa
3. Mengetahui struktur protozoa
4. Memahami jenis-jenis protozoa
5. Mengetahui klasifikasi protozoa berdasarkan alat gerak
6. Memahami proses reproduksi pada protozoa
7. Mengetahui peranan protozoa bagi kehidupan

1.4 Manfaat

1. Sebagai referensi dan wawasan baru yang akurat bagi pembaca mengenai studi
ilmiah mengenai protozoa yang lebih spesifik.
2. Sebagai bahan dasar dalam melakukan penelitian terbaru untuk pengembangan
ilmu-ilmu pengetahuan dan hasil karya lainnya.
3. Sebagai jawaban atas permasalan yang ada.
BAB II
ISI

2.1 Definisi

Protozoa merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduksi
seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif). Protozoa memiliki banyak jenis, antara
25.000 hingga 60.000 spesies yang masih ada. Organisme ini hidupnya tanpa membran
tunggal yakni melalui permukaan volume rasio. Biasanya ditemukan dalam lingkungan
lembap dan biasanya dalam bentuk cairan dan gas. Protozoa (protos = pertama; zoo =
hidup) merupakan hewan mikroskopik yang terdapat pada semua lingkungan dimana
kehidupan dapat terjadi. Mereka tersebar secara luas di seluruh dunia, di antaranya dari
mereka banyak yang membentuk sista (cyst), atau membuat semacam cangkang yang
menutupi seluruh badannya sehingga mereka dapat hidup pada kondisi yang kering
sekali, yang tidak memungkinkan mahkluk lain hidup.Protozoa memiliki habitat hidup
berupa tempat yang basah atau berair. Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak
menguntungkan maka protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang disebut
dengan kista. Jika kondisi di sekitarnya membaik, maka kista akan pecah dan protozoa
akan kembali hidup secara aktif. Dan Ilmu yang mengkaji tentang hewan bersel satu
yang hidup sebagai parasit pada manusia disebut protozoologi. (Yanuhar, U., 2018).

2.2 Karakteristik

Pada umumnya protozoa memiliki karakteristik sebagai berikut :


a. Organisme uniseluler (bersel tunggal)
b. Eukariotik (memiliki membran nukleus)
c. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
d. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
e. Hidup bebas, saprofit atau parasit
f. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
g. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella

2.3 Struktur

Struktur protozoa tersusun sebagai berikut :


1. Sitoplasma
Sitoplasma terdiri dari ; ektoplasma dan endoplasma. Sel protozoa yang khas
terbungkus oleh membran sitoplasma. Banyak yang dilengkapi dengan lapisan luar
sitoplasma yaitu, ektoplasma yang dapat dibedakan dari sitoplasma bagian dalam atau
endoplasma. Kebanyakan struktur selular terdapat dalam endoplasma.
2. Nukleus
Nukleus atau inti adalah bagian terpenting yang diperlukan untuk mempertahankan
hidup dan untuk reproduksi serta untuk mengatur metabolisme. Nukleus terdiri dari
membran inti (selaput inti) yang meliputi serabut inti (retikulum) halus yang berisi cairan
dan kariosom. Dalam nukleus yang berbentuk vesikel, butir-butir kromatin berkumpul
membentuk butiran tunggal. Struktur inti, terutama susunan kromatin dan kariosom
berperan dalam membedakan spesies dari protozoa
2.4 Jenis-jenis

1. Rhizopoda
Rhizopoda atau Sarxodina (Rhizoid = akar, podos = kaki yaitu protozoa yang bergerak
dengan menggunakan pseudupodia (kaki semu) yang merupakan penjuluran dari sitoplasma
contohnya pada amoeba hewan mikroskopis yang hidup sebagai massa kecil bersifat amorf
atau dapat berubah-ubah bentuknya. Dari kelas rhizopoda ini dapat dibagi menjadi 5 ordo:

● Ordo Lobosa: Mempunyai pseudopodia pendek dan tumpul serta terdapat


perbedaan yang jelas antara ektoplasma serta endoplasma.
● Ordo Filose: Mempunyai pseudopodia halus seperti benang dan becabang-
cabang.
● Ordo Foraminifera: Mempunyai pseudopodia panjang dah halus.
● Ordo Helioza: Mempunyai pseudopodia berbentuk benang yang radien dan
antarfilamen tidak pernah bersatu membentuk jala atau anyaman.
● Ordo Radiolarian: Mempunyai pseudopodia berupa benang-benang halus yang
tersusun radier dan bercabang-cabang membentuk jala (anyaman).

Ciri-ciri dari rizhopodia adalah sebagai berikut:

● Habitat dari rizhopodia adalah tempat perairan dengan banyak kandungan zat
organik di dalamnya.
● Proses reproduksi secara aseksual dengan melakukan cara pembelahan biner.
● Mempunyai bagian tubuh yang digunakan sebagai alat gerak yang disebut
dengan kaki semu.
● Bentuk tubuh secara fisik seringkali berubah-ubah atau pun tidak tetap (flexibel).
● Sebagian besar dari bagian tubuhnya terbentuk karena adanya ektoplasma dan
endoplasma.
● Protozoa merupakan hewan yang mempunyai sel satu.
● Struktur tubuhnya terdapat bagian nucleus, vacuola makanan, sitoplasma dan
lainnya. Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil (Vakuola kontraktil
terdapat pada semua rhizopoda air tawar), sementara hewan parasit tidak ada.
Vakuola kontraktil berfungsi sebagai osmoregulator atau pengatur keseimbangan
air tapi dapat juga berfungsi sebagai alat ekskresi.

Gambar 2.4 Protozoa Rhizopoda


Sumber : Kompas.com., (2023)

a. Entamoeba histolytica
Entamoeba histolytica adalah protozoa yang menyebabkan amebiasis usus serta
manifestasi ekstra-intestinal. Meskipun 90 persen infeksi E. histolytica tidak menunjukkan
gejala, hampir 50 juta orang mengalami gejala, dengan sekitar 100.000 kematian setiap
tahunnya. Parasit ini menyebar di seluruh dunia, tetapi lebih dominan pada daerah tropis dan
subtropis. Ada dua bentuk Emtamoeba histolytica: bentuk kista, yang dapat bertahan hidup di
lingkungan dalam jangka waktu lama, dan tahap trofozoit, yaitu bentuk aktif dan invasif.
Setelah bentuk kista tertelan, trofozoit dapat terbentuk, yang dapat menyerang dan menembus
mukosa usus, menghancurkan sel epitel dan sel inflamasi.

Gambar 2.4 Protozoa Entamoeba Histolytica


Sumber : Shuttershock., (2023)

● Hospes
Parasit ini terjadi pada manusia dan kera. Bahkan di Cina, anjing dan tikus liar
merupakan sumber infeksi bagi manusia. Penyakit yang disebabkannya disebut amebiasis.

Gambar 2.4 Protozoa Hospes


Sumber : DocPlayer.info., (2023)
● Epidemiologi
Terdapat diseluruh dunia, terutama daerah tropis yang sanitasi dan sosial ekonominya
kurang baik. Emebiasis ditularkan melalui air, makanan, sayuran, dan lalat.

Gambar 2.4 Protozoa Epidemiologi


Sumber : Deepublish.store., (2023)

b. Entamoeba coli
Amoeba ini ditemukan kosmopolit. Di Indonesia frekuensinya antara 8 – 18 %. Amoeba
ini hidup sebagai komensal di rongga usus besar. Dalam daur hidupnya terdapat bentuk
vegetatif dan bentuk kista. Infeksi terjadi dengan menelan kista matang. Entamoeba coli , mirip
dengan spesifikasi Entamoeba lainnya, memiliki tiga bentuk morfologi yang berbeda:
trofozoit, tahap pra-kistik, dan tahap kistik. Bentuk trofozoit, yang berukuran 20 hingga 25
μm, memiliki mobilitas minimal. Inti trofozoit berbentuk agak lonjong dengan inti dikelilingi
membran tebal. Di dalam membran ini, butiran kromatin mengelilingi kariosom yang besar,
eksentrik, dan tidak beraturan. Sitoplasma mengandung vakuola besar dan biasanya berbentuk
granular dengan ektoplasma dan endoplasma yang mudah dibedakan. Amuba menghasilkan
pseudopoda pendek dan tumpul, yang merupakan proyeksi dari sitoplasma granular, sehingga
memungkinkan mobilitas terbatas. Ketika mereka mengelilingi bakteri dan partikel makanan,
pseudopoda ini menelannya dan membentuk fagosom melalui fagositosis. Pada tahap ini, sel
darah merah dan bakteri serta parasit lainnya dapat ditemukan di amuba. Penelanan sel darah
merah oleh Entamoeba coli jarang terjadi tetapi mungkin terlihat. Entamoeba coli dapat
menelan organisme lain, seperti Giardia lamblia , yang mungkin bersaing untuk mendapatkan
sumber makanannya. Ada kasus hiperparasitisasi dengan spora jamur spesies Sphaerita .
Spesies Sphaerita muncul sebagai kelompok padat di dalam sitoplasma, berukuran sekitar 0,5
hingga 1,0 μm yang menghasilkan perubahan degeneratif pada protoplasma inang, terutama
pada nukleus.
Bentuk pra-kista dimulai ketika trofozoit mulai sedikit berubah bentuk, menjadi lebih
bulat dan mengandung dua inti. Kista biasanya berdiameter 10 hingga 35 μm dan berbentuk
bola tidak berwarna. Sitoplasmanya masih granular, tetapi vakuolanya tidak ada. Dalam
keadaan binukleat, vakuola glikogen terbentuk. Ciri yang paling membedakan Entamoeba coli
adalah inti delapan inti, yang berkembang seiring dengan mulai matangnya kista. Dalam bentuk
kistik oktonukleat, vakuola glikogen diserap kembali. Kadang-kadang, inti dapat bereplikasi
hingga memiliki total 16 inti. Kista dewasa kaya akan glikogen dengan dinding yang tahan api.
Kolonisasi inang pertama kali dimulai dengan tertelannya kista matang melalui sumber
makanan dan air yang terkontaminasi, biasanya melalui kontaminasi fecal-oral. Kista ini keras
karena dinding selnya yang kuat dan dapat bertahan hingga berminggu-minggu di lingkungan
luar, dan kualitas ini memungkinkannya bertahan dalam lingkungan asam lambung. Kista
melepaskan trofozoit di usus kecil membentuk trofozoit anak yang memiliki mobilitas minimal
dan bermigrasi ke usus besar. Entamoebaspesies, seperti kebanyakan protozoa, berkembang
biak dengan pembelahan biner untuk membentuk dua sel anak. Trofozoit di usus besar
berkembang biak dengan menjalani pembelahan biner dan secara perlahan mengecil
ukurannya, mula-mula bertransformasi menjadi fase pra-kista dan kemudian ke fase kista.
Kista ini mengalami mitosis hingga menjadi beroktonukleasi atau kadang-kadang berkembang
menjadi 16 inti. Kotoran inang mengeluarkan kista oktonukleat Entamoeba coli yang matang .
Trofozoit yang ditemukan dalam tinja di luar tubuh akan cepat hancur, dan jika tertelan, tidak
akan bertahan jika terpapar lingkungan lambung. (NURMA, Y. 2021).

Gambar 2.4 Protozoa Entamoeba coli


Sumber : Science Photo LIbrary.,(2023)

2. Flagellata
Parasit dari kelas ini merupakan protozoa yang mempunyai satu atau lebih flagel yang
mempunyai kekuatan untuk bergerak. Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti bulu
cambuk. Jadi, organisme yang termasuk fillum Flagellata semuanya memiliki bulu cambuk.
Fillum flagellata disebut juga mastigophora (mastix : bulu cambuk dan phoros : membawa).
Flagel atau bulu cambuk selain sebagai alat gerak juga berfungsi untuk alat peraba dan alat
penangkap makanan. Flagel juga berfungsi sebagai alat indera. Kelompok flagellata
merupakan kelompok protozoa yang unik. Beberapa anggotanya memiliki klorofil sehingga
ada yang mengelompokkannya ke dalam alga. Berdasarkan ada tidaknya klorofil, flagellata
dibagi menjadi fitoflagellata dan zooflagellata. Memiliki dinding tubuh yang berupa pellicle,
sehingga bentuknya relatif tetap dengan ukuran lebih kurang 0,1 mm. Memiliki inti dan pada
beberapa species memiliki kloroplas dengan klorofilnya yang berfungsi untuk fotosintesis yaitu
yang termasuk pada golongan phytonagellata:
● Golongan phytonagellata, misalnya Euglena viridis, Volvax globator (punya
kemampuan asimilasi dengan karbon),Noctiluca millaris.
● Golongan Zooflagellata,misalnya Trypanosoma gambiense, Trypanosoma
rhodesiense, Trypanosoma cruze, Trypanosoma evansi, Trichomonas vaginalis
Bagi anggota kelas mastigophora yang hidup bebas memiliki vakuola kontraktil, sementara
yang berupa hewan parasit tidak memiliki. Respirasi dan ekskresinya dilakukan secara difusi
oleh permukaan tubuh. Ciri-ciri dari flagelata adalah sebagai berikut :

● Mempunyai sifat autotrof.


● Untuk bertahan hidup flagelata memakan zat organik yang terdiri dari larutan.
● Pembelahan diri dilakukan dalam bentuk memanjang.
● Cara reproduksi mastigophora yaitu : Vegetatif: pembelahan biner, secara
longitudinal. ContohnyaEuglena viridis Generatif: terjadi pada flagellata
berkoloni, misalnya Volvox sp.
● Ukuran secara fisik berkisar antara 35 sampai 60 um.
● Alat yang digunakan untuk bergerak ialah flagel.
● Bagian tubuh dari flagelata tersusun tanpa adanya rangka.
● Sel yang ada, tidak mempunyai bentuk yang tetap, artinya bisa berubah-ubah.
● Habitatnya berada di daerah perairan air tawar.
● Mempunyai sel satu.
● Jika dilihat secara umum mempunyai bagian kloroplas.

Gambar 2.4 Protozoa Flagellata (Mastigophora)


Sumber : Guru.Pendidikan.com.,(2023)

2.5 Klasifikasi berdasarkan alat gerak

a. Rhizopoda (Sarcodina)
Rhizopoda adalah protozoa yang bergerak dengan pseudopodia atau kaki semua. Ia merupakan
organisme heterotrof yang mendapatkan makanan dengan cara memakan organisme lain. Rhizopoda
bisa hidup sebagai parasit atau hidup bebas. Sebagai parasit, rhizopoda dapat menyebabkan penyakit
pada organisme yang ditumpanginya. Contoh-contoh rhizopoda adalah amoeba, actinopoda, dan
foraminifera. Rhizopoda bereproduksi secara aseksual. Misalnya, cara amoeba berkembang biak adalah
dengan membelah diri, sel tubuhnya membelah menjadi dua sel anak yang baru. Rhizopoda ini bergerak
dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air
tawar, air laut, tempat-tempat basah dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau
manusia. Jenis yang paling mudah diamati adalah amoeba. (Nurcahyo, W. 2018).
Gambar 2.5 Flagellata (Mastigophora)
Sumber : (Materi.Co.ID., 2023)

b. Flagellata (Mastigophora)
Flagellata (zoomastigophora) adalah protozoa mirip hewan yang bergerak dengan flagelata.
Sebagian besar flagellata hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan, sedangkan flagellata yang
hidup bebas dapat ditemukan di air tawar dan laut. Contoh-contoh flagellata adalah Trypanosoma
evansi, Trypanosoma cruzi, Trypanosoma gambiense, Trypanosoma rhodesiense, Trypanosoma lewisi,
Trypanosoma brucei, Trichomonas vaginalis, Giardia lamblia, Leishmania donovani, dan Leishmania
tropica. Bergerak dengan falgel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan
alat bantu untuk menangkap makanan. Dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
● Fitoflagellata, flagellata autotrofik (berkloroplas) dapat berfotosintesis. Contohnya
; noctiluca milliaris, volvox globator, zooflagellata, euglena viridis
● Flagellata heterotrofik (tidak berkloroplas). Contohnya ; trypanosoma gambiens
dan leishmania.

Gambar 2.5 Flagellata (Mastigophora)


Sumber : (DosenPendidikan.Com., 2023)

c. Ciliata (Ciliophora)
Ciliata atau ciliophora adalah protozoa Bentuk tubuh ciliata sangat beragam, ada yang berbentuk
seperti terompet, ada pula yang berbentuk seperti lonceng yang bergerak menggunakan silia atau rambut
getar. Selain sebagai alat gerak, silia juga berfungsi sebagai alat untuk mencari makan.
Ukuran silia lebih pendek jika dibandingkan dengan flagel. Memiliki dua inti sel (nukleus)
yaitu makronukleus (inti besar) dan mikronukleus (inti kecil). Kelas ciliata banyak
ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contohnya : paramaecium caudatum
dan balantidium coli.
Gambar 2.5 Ciliata (Ciliophora)
Sumber : (Materi.Co.ID., 2023)

d. Sporozoa
Sporozoa atau apicomplexa adalah protozoa mirip hewan yang tidak memiliki alat
gerak. Sporozoa memilikii bentuk seperti spora. Hewan ini bergerak dengan cara mengubah
kedudukan tubuhnya. Sehingga hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Jenis-jenisnya
antara lain : plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium malariae,
plasmodium ovale dimana semua parasit ini yang menyebabkan terjadinya penyakit
malaria.

Gambar 2.5 Sporozoa


Sumber : (Pijar Belajar., 2023)

2.6 Reproduksi

Reproduksi pada protozoa ada dua jenis yaitu seksual (generatif) dan aseksual
(vegetatif). Pembiakan aseksual dan seksual bergantian. Cara ini dapat terjadi pada
sporozoa. (Sudariah, Y. P et al., 2021).
a. Reproduksi seksual (generatif)
Pada pembiakan seksual dibentuk sel kelamin yaitu makrogametosit dan mikrogamet
yang setelah belah reduksi menjadi makrogamet dan mikrogamet. Setelah terbentuk zigot
(zygosis= menjadi satu) lalu membentuk ookinet lalu menjadi ookista yang didalamnya
terbentuk sporozoit, proses ini disebut sporogoni. Perkembangbiakan secara seksual
(generatif) pada Protozoa dengan cara :
● Konjugasi, yaitu peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat
kelaminnya. Pada paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan
melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
● Peleburan gamet sporozoa (apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan
dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung didalam tubuh nyamuk.
b. Reproduksi aseksual (vegetatif)
● Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan
pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma kemudian menghasilkan dua
sel baru. Pembelahan biner terjadi pada amoeba. Paramaecium membelah secara
membujur atau memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi. Euglena
membelah secara membujur atau memanjang (longitudinal).
● Spora, perkembangbiakan aseksual pada kelas sporozoa (Apicomplexa) dengan
membentuk spora melalui proses sporulasi didalam tubuh nyamuk anopheles.
Spora yang dihasilkan disebut sporozoid.

2.7 Dampak Negatif


Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme kosmopolit. Oleh
karena itu, beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena dapat
menyebabkan penyakit. Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit antara
lain:

● Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis;


● Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria;
● Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit
tidur;
● Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar;
● Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin wanita;
● Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.

2.8 Peranan

Peranan protozoa antara lain mengatur jumlah bakteri di alam karena protozoa adalah
predator bakteri. Peran menguntungkan protozoa bagi kehidupan manusia antara lain
adalah sebagai berikut :
● Entamoeba coli, membantu membusukkan sisa makanan dan penyusun vitamin K.
● Foraminifera, sebagai petunjuk adanya tambang minyak bumi.
● Radiolaria, membentuk tanah radiolaria yang penting untuk bahan gosok.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini telah dibahas secara mendalam mengenai protozoa. Protozoa
memiliki peranan menguntungkan dalam kehidupan karena dapat mengontrol jumlah populasi
bakteri. Pada ekosistem air, protozoa menjadi konsumen tingkat pertama yang menjadi
penunjuk sumber daya minyak bumi. Selain itu juga terdapat protozoa alga yang dapat diolah
menjadi agar-agar.
Namun juga terdapat kerugian pada protozoa karena dapat menjadi penyebab penyakit
pada makhluk hidup lain. Malaria dan diare juga dapat disebabkan oleh protozoa jenis
plasmodium dengan bantuan nyamuk anopheles betina.
Kesimpulan dari kami mengenai protozoa ialah pemahaman yang lebih baik tentang
protozoa sangat penting dalam konteks ilmiah dan aplikatif. Penelitian lanjutan terhadap
mikroorganisme ini akan meningkatkan kesadaran lebih terhadap protozoa. Dengan
mengetahui lebih dalam mengenai protozoa kita dapat memahami manfaat dan kerugian yang
didapat dari protozoa bagi makhluk hidup dan lingkungan.
BAB IV
LAMPIRAN

Daftar Pustaka

De Souza, W., & Barrias, E. S. (2020). Membrane-bound extracellular vesicles secreted by


parasitic protozoa: cellular structures involved in the communication between cells.
Parasitology research, 119, 2005-2023.

Firdausi, A. P., Rahman, R., Mahadhika, R., & Sumadikarta, A. (2020). Protozoa Ektoparasitik
pada Ikan Koi Cyprinus carpio di Daerah Sukabumi. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 8(1),
50-57.

McHardy, I. H., Wu, M., et., al (2014). Detection of intestinal protozoa in the clinical
laboratory. Journal of clinical microbiology, 52(3), 712-720.

Nurcahyo, W. (2018). Parasit pada ikan. UGM PRESS.

NURMA, Y. (2021). MODUL TAKSONOMI INVERTEBRATA (Doctoral dissertation,


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG).

Putri, G. I. Identifikasi Morfologi Protozoa dan Alga dari Air Sungai dan Kolam. PENUNTUN
PRAKTIKUM BIOSISTEMATIKA MIKROBA BM-3106, 18.

Ramadhani, R. (2019). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR e-BOOK MENGGUNAKAN 3D


PAGEFLIP PADA MATERI PROTISTA (PROTOZOA) DI KELAS X IPA SMA NEGERI
KOTA JAMBI. Jurnal Pendidikan Biologi, 1-30.

Sudariah, Y. P., & Arsyad, M. (2021). Mikrobiologi. Guepedia.

Yanuhar, U. (2018). Avertebrata. Universitas Brawijaya Press.


PERTANYAAN

Q : Apakah protozoa dapat menyebabkan diare ?


A : Protozoa dapat menyebabkan diare padamanusia dan hewan. Beberapa protozoa
yang dapat menyebabkan diare termasuk :
1. Giardia lamblia: Giardia adalah protozoa yang dapat menginfeksi usus manusia dan
hewan. Infeksi oleh Giardia, yang dikenal sebagai giardiasis, dapat menyebabkandiare,
perut kembung, mual, dan gejala pencernaan lainnya.
2. Entamoeba histolytica: Protozoa iniadalah penyebab amoebiasis, yang dapat
mengakibatkan diare berdarah, peradangan usus, dan gangguan pencernaan lainnya.
3. Cryptosporidium: Cryptosporidium adalah protozoa yang dapatmenginfeksi saluran
pencernaan manusia dan hewan. Infeksi oleh Cryptosporidium, yang dikenal sebagai
kriptosporidiosis, seringkali menyebabkan diare yang parah terutama pada individu
dengan sistem kekebalan yang lemah.
4. Balantidium coli: Protozoa ini dapat menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai
balantidiasis, yang termasuk diare, perut kembung, dan gejala pencernaan lainnya.
Infeksi protozoa seperti ini sering terjadi melalui konsumsi air atau makanan yang
terkontaminasi oleh kista atau bentuk resisten lainnya dari protozoa tersebut.
Kebersihan pribadi yang baik, konsumsi air bersih, dan makanan yang aman adalah
langkah-langkah penting untuk mencegah infeksi oleh protozoa penyebab diare. Jika
seseorangmengalami diare yang parah atau berkepanjangan, penting untuk
berkonsultasi dengan tenaga medis untuk diagnosis dan pengobatan yang sesuai.

Q : Perbedaan alat gerak flagela, silia, pesudopia


A : Flagela, silia, dan pseudopodia adalah struktur yang digunakan oleh beberapa
organisme untuk pergerakan. Berikut adalah perbedaan antara ketiganya:

1. Flagela: Flagela adalah struktur panjang dan tipis yang biasanya berbentuk seperti
cambuk. Mereka digunakan oleh beberapa organisme, seperti bakteri dan beberapa
jenis protista, untuk bergerak. Biasanya, organisme yang memiliki flagela memiliki
hanya beberapa flagela yang panjang. Flagela bergerak dengan gerakan berputar atau
berayun yang memungkinkan organisme itu bergerak maju.

2. Silia: Silia adalah struktur yang lebih pendek dan lebih banyak jumlahnya daripada
flagela. Mereka juga memiliki bentuk cambuk. Silia terdapat pada berbagai organisme,
termasuk manusia. Dalam tubuh manusia, silia terdapat dipermukaan sel-sel yang
melapisisaluran pernapasan dan berperan dalam membersihkan lendir dan partikel dari
saluran pernapasan dengan gerakan berdenyut bersama.

3. Pseudopodia: Pseudopodia adalah perubahan bentuk yang bisa dimiliki oleh


beberapa jenis protista, terutama amoeba. Mereka bukan struktur fisik yang tetap,
melainkan perubahan bentuk membran sel yang memungkinkan protista tersebut untuk
meraih dan menarik diri mereka ke arah yang diinginkan. Pseudopodia mirip dengan
"kaki palsu yang digunakan oleh amoeba untuk bergerak dan menangkap makanan.
Jadi, perbedaan utama adalah dalam bentuk, jumlah, dan cara penggunaan struktur ini
oleh berbagai organisme.Flagela dan silia adalah struktur fisik yang tetap dengan
gerakan yang terkoordinasi, sedangkan pseudopodia adalah perubahan bentuk
membran sel yang digunakan oleh amoeba untuk bergerak
Q : Penyakit apa saja yang di sebabkan protozoa ?

A : Protozoa adalah organisme uniseluler yang dapat menyebabkan berbagai penyakit


pada manusia dan hewan. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh protozoa termasuk:

1. Malaria: Penyebabnya adalah parasit protozoa Plasmodium yang ditularkan melalui


gigitan nyamuk Anopheles. Malaria dapat menjadi penyakit yang sangat serius dan
bahkan fatal jika tidak diobati.

2. Amoebiasis: Disebabkan oleh protozoa Entamoeba histolytica, amoebiasis dapat


menginfeksi usus besar dan menyebabkan gejala seperti diare berdarah dan peradangan
usus.
3. Giardiasis: Protozoa Giardia lamblia menyebabkan giardiasis, yang merupakan
penyakit yang sering terjadi akibat konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi
oleh kista Giardia. Gejalanya meliputi diare, perut kembung, dan kram.

4. Toxoplasmosis: Disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii, penyakit ini dapat


menular melalui kontak dengan tinja kucing atau melalui makanan yang
terkontaminasi. Biasanya, gejala toksoplasmosis ringan pada orang dengan sistem
kekebalan yang sehat, tetapi bisa menjadi serius pada individu dengan system
kekebalan yang lemah.

5. Leishmaniasis: Penyakit ini disebabkan oleh protozoa Leishmania dan ditularkan


melalui gigitan lalat pasir. Leishmaniasis dapat berkisar dari bentuk ringan dengan luka
kulit hingga bentuk berat yang memengaruhi organ dalam.

6. Trypanosomiasis: Ada dua jenis trypanosomiasis utama. Trypanosoma brucei


menyebabkan penyakit tidur Afrika (African sleeping sickness), sementara
Trypanosoma cruzi menyebabkan penyakit Chagas. Kedua penyakit ini dapat memiliki
konsekuensi serius jika tidak diobati.

7. Trichomoniasis: Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis, penyakit ini


adalah infeksi menular seksual yang memengaruhi saluran reproduksi. Pada wanita, itu
dapat menyebabkan keputihan dan iritasi.

8. Balantidiasis: Penyakit ini disebabkan oleh protozoa coli dan dapat memengaruhi
usus manusia.Gejala meliputi diare, perut kembung, dan mual. Penyakit-penyakit ini
dapat memiliki berbagai gejala dan tingkat keparahan, dan pengobatan seringkali
diperlukan untuk mengatasi infeksi protozoa ini.

Q ; Jelaskan perbedaan protozoa yang hidup secara soliter dan berkoloni,dan


berikan contohnya
A : Protozoa adalah mikroorganisme eukariotik uniseluler yang termasuk dalam
kelompok protista. Mereka dapat hidup secara soliter atau membentuk koloni,
tergantung pada spesiesnya. Berikut adalah perbedaan antara protozoa yang hidup
soliter dan yang membentuk koloni beserta contohnya:Protozoa Soliter:Protozoa soliter
hidup secara tunggal, artinya mereka ada sebagai individu yang independen.Mereka
biasanya bergerak dengan menggunakan flagela, silia, atau pseudopodia untuk bergerak
dan mendapatkan makanan.Contoh protozoa soliter adalah Amoeba, yang bergerak
dengan pseudopodia dan dapat ditemukan di air tawar.Protozoa Berkoloni:Protozoa
yang membentuk koloni hidup bersama-sama dalam kelompok yang terdiri dari
beberapa individu yang serupa.Mereka sering memiliki tugas yang terbagi dalam
koloni, seperti reproduksi, pertahanan, atau pencarian makanan.Contoh protozoa
berkoloni adalah Volvox, sebuah alga yang membentuk bola-bola koloni yang terdiri
dari banyak sel bersilia yang bekerja sama untuk bergerak dan menghasilkan
makanan.Perlu diingat bahwa dalam dunia mikroorganisme, ada banyak jenis protozoa
yang berbeda, dan beberapa mungkin memiliki gaya hidup soliter sementara yang lain
membentuk koloni. Contoh-contoh di atas hanya mencakup beberapa contoh umum.

Q : Apa saja faktor yang dapt mempengaruhi penyebaran penyakit menular


dilingkungan yang kurang baik?
A : Kebiasaan buruk manusia seperti membuang sampah atau kotoran sembarangan
dapat menjadi sumber penyebaran penyakit. Selain itu, mobilitas manusia yang tinggi
ke negara-negara terjangkit juga dapat meningkatkan risiko importasi penyakit.
Faktor lingkungan : Lingkungan yang tidak higienis, seperti kurangnya akses air bersih
dan sanitasi yang buruk, dapat mempermudah penyebaran penyakit menular. Agen
kimia yang berada di lingkungan juga dapat memberikan efek kepada manusia, baik
efek menguntungkan maupun merugikan
Faktor agen penyakit : Agen penyakit yang dapat bertahan lama di lingkungan, seperti
virus atau bakteri, dapat lebih mudah menyebar di lingkungan yang kurang baik. Selain
itu, adanya perubahan lingkungan yang disebabkan oleh faktor manusia, seperti
deforestasi atau urbanisasi, juga dapat mempengaruhi penyebaran penyakit

Anda mungkin juga menyukai