Anda di halaman 1dari 15

HISTORISITAS DAN DINAMIKA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

Kasron Nasution
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate, Kota Medan, Sumatera Utara
email: katsronmuhsin@gmail.com
Abstract: This study aims to analyze the historicity and dynamics of Islamic
education institutions in Indonesia starting from the classical period,
colonialism period, and pre- and post-independence periods. This research
uses library research method. Data analysis using analytical descriptive
analysis techniques. The results of the study show that Islamic education in
Indonesia is the same age as the existence of Islam in the archipelago.
Broadly speaking, the history of Islamic educational institutions in Indonesia
can be divided into three periods. First, the classical period of the 13th - 16th
century, namely since the entry of Islam in Indonesia, the establishment of
the Islamic empire, the era of the Islamic empire until the entry of colonizers
into Indonesia. Several institutions during this period were mosques, Islamic
boarding schools, menasah, rangkang and dayah, surau. Second, the colonial
period until the independence period (1600 - 1945). At this time it was
divided into two, namely during the Dutch colonial period, there were several
institutions namely Elementary Education, Latin Schools, Seminarium
Theologicum, Academie der Marine, Chinese Schools. During the Japanese
occupation there were several institutions, namely Basic Education
(Kokumin Gakko), Advanced Education, consisting of Shoto Chu Gakko,
Vocational Education, Higher Education. Third, the period of the
independence era (1945-present). There are several institutions, namely
pesantren, madrasah, schools, PTKI.
Keywords: Historical, Dynamics, Islamic Education Institute, Indonesia

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis historisitas dan


dinamika lembaga pendidikan Islam di Indonesia mulai dari periode klasik,
periode kolonialisme, dan priode kemerdekaan. Penelitian ini menggunakan
metode library research. Analisis data menggunakan teknik analisis deksriptif
analitik. Hasil penelitian menujukkan bahwa pendidikan Islam di Indonesia
seumuran dengan eksistensi Islam di Nusantara. Secara garis besar, sejarah
lembaga pendidikan Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga periode.
Pertama, periode klasik abad ke-13 - 16 M yaitu sejak masuknya Islam di
Indonesia, berdirinya kerajaan Islam, era kerajaan Islam hingga masuknya
penjajah ke Indonesia. Beberapa lembaga pada periode ini masjid, pesantren,
menasah, rangkang dan dayah, surau. Kedua, masa penjajahan sampai masa
kemerdekaan (1600 - 1945). Pada masa ini terbagi menjadi dua yakni pada
masa penjajahan belanda, terdapat beberapa lembaga yakni Pendidikan
Dasar, Sekolah latin, Seminarium Theologicum, Academie der Marine, Sekolah
Cina. Pada penjajahan Jepang terdapat beberapa lembaga yakni Pendidikan
Dasar (Kokumin Gakko), Pendidikan Lanjutan, terdiri dari Shoto Chu Gakko,
Pendidikan Kejuruan, Pendidikan Tinggi. Ketiga, periode era kemerdekaan
(1945-sekarang). Terdapat beberapa lembaga yakni pesantren, madrasah,
sekolah, PTKI.
Kata Kunci: Historisitas, Dinamika, Lembaga Pendidikan Islam, Indonesia

66
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397

PENDAHULUAN memberikan spektrum tersendiri dalam


Pendidikan adalah suatu usaha membuka wawasan dan dinamika
membentuk manusia agar memiliki intelektual umat Islam. (5) Lembaga
peradaban. Pendidikan memegang pendidikan Islam telah mengalami
peranan paling mendasar dan strategis perjalanan sejarah yang cukup panjang.
sebagai usaha menyiapkan sumber daya Berbicara tentang lembaga pendidikan
manusia berkualitas. Agama Islam telah Islam, maka tidak bisa dipisahkan dengan
mewajibkan umatnya agar melaksanakan sejarah pendidikan Islam. Pendidikan
pendidikan. Pendidikan dapat terlaksana Islam di Indonesia sama usianya dengan
apabila terpenuhinya aspek-aspek eksistensi agama Islam di kepulauan
pendidikan, di antaranya adalah aspek nusantara.
lembaga pendidikan. (Harahap, 2019). Secara garis besar sejarah lembaga
Lembaga pendidikan Islam pendidikan Islam di Indonesia. dapat
merupakan wadah atau tempat dibagi kepada tiga priode Pertama,
berlangsungnya proses pendidikan Islam periode klasik abad 13 M. – 16 M., yaitu
guna menanamkan nilai-nilai agama, sejak mulai masuknya Islam di Indonesia,
sains dan budaya agar tetap lestari dan berdiri kerajaan Islam, zaman kerajaan
dapat mengangkat derjat dan martabat Islam sampai masuknya kolonialis ke
kehidupan manusia. Para ahli sejarah Indonesia. Kedua, Periode konialisme
pendidikan berbeda pendapat dalam sampai zaman kemerdekaan (1600 -
mengklasifikasikan lembaga pendidikan 1945). Ketiga, Periode zaman
Islam. (Bafadhol, 2017). kemerdekaan (1945-sekarang). (Daulay &
Membicarakan sejarah lembaga Tobroni, 2017).
Pendidikan Islam di Indonesia, adalah Tulisan ini bertujuan untuk
suatu persoalan yang sangat menarik. Hal membahas ketiga hal tersebut, yakni
ini disebabkan oleh empat faktor, antara sejarah dan perkembangan lembaga
lain: (1) lembaga pendidikan merupakan pendidikan Islam pada periode klasik,
sarana strategis bagi peroses terjadinya pada periode kolonialisme, dan periode
transformasi nilai dan budaya pada suatu orde baru. Tulisan ini diharapkan menjadi
komunitas sosial. (2) Pelacakan eksistensi kontribusi pengantar sejarah lembaga
lembaga pendidikan Islam tidak bisa pendidikan Islam di Indonesia
dilepaskan dari proses masuknya Islam di
Indonesia. (3) kemunculan lembaga METODE PENELITIAN
pendidikan Islam dalam sebuah Penelitian ini menggunakan
komunitas tidak mengalami ruang hampa, metode penelitian kualitatif berbasis studi
tetapi senantiasa dinamis, baik dari fungsi kepustakaan. Dimana buku-buku, dan
maupun pembelajarannya. (4) kehadiran jurnal yang menjadi sumber utama dalam
lembaga pendidikan Islam telah penelitian ini. Analisis data menggunakan

Kasron Nasution | 67
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397

teknik analisis konten. Dimana peneliti muslim, mullah (ulama) secara simultan
menganalisis isi dari data yang dirujuk, mampu memperkenalkan nila-nilai Islam
Kemudian memberikan interpretasi terutama tentang hukum Islam mengenai
terhadap temuan data yang diperoleh perdagangan. Tentang siapa
tersebut, tanpa berisifat subjektif. pribadi/orang yang membawa agama
Islam, tentu tidak dapat di identifikasikan
HASIL DAN PEMBAHASAN namanya secara jelas. (Maghfuri &
Lembaga Pendidikan Islam Periode Rasmuin, 2019).
Klasik Dari Komunitas Muslim inilah
Mengkaji pertumbuhan dan lama-kelamaan muncul kerajaan Islam,
perkembangan lembaga pendidikan Islam maka raja mengangkat ulama sebagai
di masa ini, tidak dapat dipisahkan dengan penasehat dan mendudukkan ulama pada
mengkaji awal datangnya Islam di posisi terhormat. Contoh, Syekh
Indonesia. Ilmuwan sejarah menggunakan Samsuddin as-Sumatrani dan Syeikh
teori yang berbeda dalam memprediksi Nuruddin ar-Raniry adalah ulama yang
awal masuknya Islam dan dengan alasan diangkat menjadi mufti pada kerajaan
yang berbeda pula. Teori-teori tersebut Aceh Darussalam. (Yatim, 2016).
didasarkan pada kontak dagang antara Demikian juga para Walisongo sangat
dunia Arab dengan dunia Timur (Asia besar peranannya dalam mendirikan
Tenggara). Diperkirakan kontak dagang kerajaan Islam di Jawa, di antaranya
tersebut sudah berlangsung sejak abad ke adalah Kerajaan Islam Demak. Kedudukan
7 H (13 M). (Daulay, 2019). yang strategis pada pusat kekuasaan
Sangat sulit dipastikan di mana memudahkan para ulama dalam
Islam pertama sekali masuk. Ada yang menyebarkan agama Islam. Salah satu
mengatakan di Jawa, dan ada yang cara ulama dalam menyebarkan agama
mengatakan di Sumatera Utara lebih Islam adalah mendirikan lembaga
tepatnya di pantai Barus wilayah Sibolga pendidikan pesantren sebagai tempat
Tapanuli Tengah. Namun demikian ahli mendidik ulama, dan setelah ulama
sejarah sependapat bahwa Islam masuk tersebut tamat, maka kembali ke
ke Indonesia melalui pesisir sumatera daerahnya dan mendirikan pesantren
(Indonesia bagian barat/Aceh). Para pula.
pedagang Islam transit di pesisir pantai Berdasarkan pendapat Haidar, ada
sumatera untuk beberapa lama guna beberapa jenis lembaga pendidikan Islam
menurunkan muatan, mengisi kapal periode klasik di Indonesia. (Daulay,
dengan barang lokal kemudian berlayar. 2018).
Rutinitas demikian, berlangsung terus Pertama, Masjid, Kata “Masjid”
menerus sehingga membentuk komunitas menurut kamus bahasa Arab-Indonesia,
muslim dan suatu pemukiman. Di mana berarti: tempat shalat. (Yunus, 1995).
pada masa awal, saudagar-saudagar Masjid, fungsi utamanya adalah untuk

68 | Historisitas dan Dinamika Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia


Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397

tempat shalat fardhu, ditambah shalat Pada masa kaum penjajah


Jumat sepekan sekali juga sebagai tempat (kolonial) berkuasa, peranan pesantren
untuk melaksanakan berbagai kegiatan sebagai lembaga pendidikan Islam
keIslaman lainnya. Selain masjid ada juga semakin kokoh. Lembaga pendidikan
tempat ibadah lain yang disebut mushalla Pesantren sangat kontras sekali dengan
yang berarti tempat shalat. Mushalla pendidikan sekolah-sekolah umum yang
disebut juga Langgar (bahasa Jawa) didirikan oleh Belanda. Pesantren hanya
ataupun Surau (bahasa Minang) yang semata-mata mengajarkan agama lewat
berarti masjid kecil. Selain dari fungsinya, kitab-kitab klasik, sedangkan sekolah
masjid dan langgar juga berfungsi sebagai Belanda sama sekali tidak mengajarkan
tempat pendidikan. Ilmu-ilmu ke-Islaman agama, dengan menerapkan budaya Barat.
baik bagi anak-anak maupun orang Pesantren merupakan lembaga
dewasa. pendidikan yang reaksional terhadap
Kedua, Pesantren, berdasarkan penjajah.
pengamatan sejarah, belum ditemukan Ketiga, Menasah, Rangkang dan
data, kapan pertama sekali pesantren Dayah. Secara Etimologi, “Meunasah”
didirikan. Diperkirakan, pesantren berasal dari kata “Madrasah”. Bagi
pertama sekali muncul di Jawa, didirikan masyarakat Aceh meunasah tidak semata-
oleh Syaikh Maulana Malik Ibrahim atau mata tempat belajar, tetapi memiliki
lebih dikenal Syaikh Maulana Maghribi (w. berbagai fungsi. Sebagai mana masjid,
12 Rabiul awal 822 H/ 8 April 1419 M). maka fungsi meunasah adalah sama
Sebelum Islam datang telah ada lembaga ditambah sebagai tempat menginap
pendidikan Jawa kuno yang melaksanakan malam hari bagi anak laki-laki dewasa,
praktek pengajarannya sama dengan juga bagi musafir yang kemalaman.
model pesantren. Lembaga pendidikan Sedang fungsi pendidikannya, meunasah
Jawa kuno itu bernama Pawiyatan, di adalah lembaga pendidikan awal bagi
lembaga tersebut tinggal Ki Ajar dengan anak-anak yang dapat disamakan dengan
Cantrik. Ki Ajar orang yang mengajar dan pendidikan tingkat dasar. Di meunasah
Cantrik orang yang diajar. Fungsi utama para murid diajar menulis dan membaca
lembaga pesantren adalah mentransfer huruf Arab dan ilmu agama dalam bahasa
ilmu-ilmu agama dan membina sikap Jawi (Melayu), dan pelajaran akhlak.
beragama warganya. Pada tingkat dasar (Hasjmy, 1983). Rangkang adalah tempat
anak didik diajar mengenal dasar-dasar tinggal murid yang dibangun di sekitar
agama dan al-Quranul Karim. Setelah masjid. Di samping itu juga dipakai
berlangsung beberapa lama dan santri sebagai tempat belajar. Sistem pendidikan
telah menguasai kecerdasan tertentu, di rangkang sama dengan di pesantren.
maka mulailah diajarkan kitab klasik. Murid duduk membentuk halaqah dan si
Kitab-kitab klasik ini juga diklasifikasikan guru menerangkan pelajaran.
kepada dasar, menengah dan tinggi.

Kasron Nasution | 69
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397

Selanjutnya Lembaga pendidikan pertama kali dianggap sebagai lembaga


berikutnya yang populer di Aceh adalah pendidikan adalah surau yang didirikan
“Dayah”. Dayah berasal dari bahasa Arab oleh Syeikh Burhanuddin (1646-1691),
“Zawiyah” yang berarti satu sudut murid syekh Abdurrauf bin Ali. (Yunus,
ruangan di masjid yang dijadikan sebagai 1995). Dari segi besar kecilnya surau,
tempat belajar agama. Lebih lanjut dibagi kepada tiga kategori kategori yaitu:
Hasymi menjelaskan, dayah adalah sebuah pertama, surau kecil memuat sekitar 20
lembaga pendidikan yang mengajarkan pelajar digunakan untuk tempat mengaji
mata pelajaran agama yang bersumber al-Quran dan salat lima waktu. Kedua,
dari bahasa Arab, misalnya fiqh, bahasa surau menengah berisi 80 pelajar, dan
Arab, tauhid, tasauf dan lain-lain. Tingkat surau besar 100-1000 pelajar tidak hanya
pendidikan dayah adalah sama dengan berfungsi sebagai tempat mengaji dan
tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Atas shalat tetapi mempunyai fungsi yang lebih
(SLTA). luas yaitu pendidikan yang lebih
Keempat, Surau yang merupakan sistematis. Surau-surau tersebut juga
lembaga Pendidikan Islam tradisional di memiliki kekhususannya masing-masing.
Sumatera Barat disebut “Surau”. Istilah Ada surau yang khusus mengkaji ilmu alat,
surau lelah digunakan sebelum datangnya seperti surau Kamang, khusus mengkaji
Islam. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, ilmu mantiq, ma’ani, yaitu surau Koto
surau diartikan tempat umat Islam Gedang dan surau khusus mengkaji ilmu
melakukan ibadahnya (sembahyang, tafsir dan faraid adalah surau Sumanik,
mengaji dan sebagainya). Di Sumatera sedang surau yang mengkaji ilmu nahwu
barat, pengertian surau tidak hanya adalah surau Talang
terbatas untuk tempat belajar agama, Lembaga pendidian tersebut di
tetapi juga berfungsi sebagai tempat atas merupakan lembaga pendidikan
mensosialisakan budaya. Islam yang diakui sangat besar
Christine Dobbin memberikan peranannya untuk mengajarkan nilai-nilai
pengertian bahwa surau adalah rumah keIslaman bahkan dalam mencetak
yang didiami oleh pemuda setelah aqil intlektual muslim nusantara.
baligh, terpisah dari rumah keluarganya Lembaga Pendidikan Islam Periode
yang menjadi tempat tinggal wanita dan Kolonialisme
anak-anak. (Dobbin, 1992). Surau pertama Indonesia termasuk negara yang
sekali dibangun oleh Raja Aditiyawarman dijajah oleh beberapa negara, oleh karena
di sekitar bukit Gombak untuk tempat itu pembahasannya didasarkan hal
ibadah orang-orang Hindu- Budha. Setelah tersebut:
Islam masuk ke Minang Kabau, surau 1. Masa Kolonial (VOC dan Kerajaan
mengalami proses Islamisasi memiliki Belanda)
fungsi lebih luas lagi yaitu sebagai Pendikan masa kolonial dapat
lembaga pendidikan Islam. Surau yang dipetakan ke dalam 2 (dua) periode besar,

70 | Historisitas dan Dinamika Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia


Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397

yaitu pada masa berperannya VOC menjadi 3 buah dan pada tahun 1706
(Vereenigde Oost-indische Compagnie) dan telah ada 34 guru dan 4837 murid.
masa pemerintah Hindia Belanda Sekolah-sekolah ini terbuka bagi semua
(Nederlands Indiesh). Pada masa VOC, anak tanpa perbedaan kebangsaan.
yang merupakan sebuah kongsi Membagi kepada kelas-kelas, dan hanya
(perusahaan) dagang, kondisi pendidikan mengajarkan agama kristen protestan.
di Indonesia dapat dikatakan tidak lepas Lebih jelasnya sistem pendidikan masa
dari maksud dan kepentingan komersial VOC adalah sebagai berikut (Daulay, 2001):
VOC. Kondisi pendidikan di zaman VOC - Pendidikan Dasar
juga tidak melebihi perkembangan Berdasarkan peraturan tahun
pendidikan di zaman Portugis atau 1778, pendidikan dasar dibagi
Spanyol. Pendidikan diadakan untuk kedalam 3 kelas berdasar
memenuhi kebutuhan para pegawai VOC rankingnya. Kelas 1 (tertinggi)
dan keluarganya. diberi pelajaran membaca, menulis,
Selain untuk memenuhi kebutuhan agama, menyanyi dan berhitung.
tenaga kerja murah terlatih dari kalangan Kelas 2 mata pelajarannya tidak
penduduk pribumi. VOC memang termasuk berhitung. Sedangkan
mendirikan sekolah-sekolah baru selain kelas 3 (terendah) materi pelajaran
mengambil alih lembaga-lembaga fokus pada alphabet dan mengeja
pendidikan yang sebelumnya berstatus kata-kata. Contoh pendidikan dasar
milik penguasa kolonial Portugis atau ini antara lain Batavische school
gereja Katholik Roma. Sebagai bahan (Sekolah Betawi, berdiri tahun
perbandingan antara lembaga pendidikan 1622); Burgerschool (Sekolah
yang dibentuk VOC dan perhatiannya Warga-negara, berdiri tahun 1630)
terhadap lembaga pendidikan Islam, maka dll
secara umum sistem pendidikan pada - Sekolah Latin
masa VOC adalah sebagai berikut: Diawali dengan sistem numpang-
Menurut S. Nasution, sekolah tinggal (in de kost) di rumah
pertama sekali didirikan di Ambon pada pendeta tahun 1642. Sesuai
tahun 1607, untuk anak-anak Indonesia, namanya, selain bahasa Belanda
karena pada waktu itu belum ada anak dan materi agama, mata pelajaran
Belanda. Tujuan utama sekolah ini adalah utamanya adalah bahasa Latin.
untuk melenyapkan agama Katolik dengan - Seminarium Theologicum (Sekolah
menyebarkan agama Protestan, Seminari)
Calvinisme. (Nasution, 1983). Sekolah Sekolah untuk mendidik calon-
pertama di Jakarta dibuka pada tahun calon pendeta.
1630 untuk mendidik anak Belanda dan - Academie der Marine (Akademi
Jawa agar menjadi pekerja yang kompeten Pelayaran) Berdiri tahun 1743.
pada VOC. Pada tahun 1636 jumlahnya

Kasron Nasution | 71
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397

- Sekolah Cina didirikan tahun 1737, tidak ada apa yang disebut politik Etis di
untuk keturunan Cina yang miskin. tanah jajahan, karena tujuan politik
Pada tahun 1900-1920 timbul kolonial ialah eksploitasi bangsa yang
kesadaran bangsa Belanda untuk terbelakang, walaupun sebenarnya sering
mensejahterakan bangsa Indonesia dan disembunyikan di belakang kata-kata
menentang politik eksploitasi materialis indah”.
yang dikenal sebagai Politik Etis Pada awal abad ke-18, setelah VOC
dikemukakan oleh Van Deventer. Menurut mengalami kebangkrutan, Indonesia
S. Nasution: Van Deventer menganjurkan akhirnya diserahkan kepada pemerintah
program yang ambisius untuk memajukan kerajaan Belanda (1816). Berbeda pada
kesejahteraan rakyat. Ia ingin pada masa VOC, Kerajaan Belanda mulai
memperbaiki irigasi agar meningkatkan memberikan perhatian sedikit lebih
produksi pertanian, menganjurkan serius.
transmigrasi dari pulau Jawa yang Beberapa prinsip pemerintah
terlampau padat penduduknya. Akan Belanda sebagai dasar kebijakannya di
tetapi semua usaha perbaikan akan sia-sia bidang pendidikan antara lain pemerintah
tanpa pendidikan massa. Pendidikan dan Belanda sebagai dasar kebijakannya di
emansipasi bangsa secara berangsur- bidang pendidikan antara lain: (1)
angsur itulah inti Politik Etis. Sekolah Menjaga jarak atau tidak memihak salah
rendah meningkat cepat, sekolah-sekolah satu agama tertentu, (2) Memperhatikan
berorientasi Barat diciptakan baik bagi keselarasan dengan lingkungan sehingga
orang Cina maupun orang Indonesia. anak didik kelak mampu mandiri atau
Pendidikan juga berkembang secara mencari penghidupan guna mendukung
vertikal dengan didirikannya Meer kepentingan kolonial, (3) Sistem
Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) dan pendidikan diatur menurut pembedaan
Algemene Middelbare School (AMS) yang lapisan sosial, khususnya yang ada di
lebih terbuka bagi anak-anak Indonesia Jawa, (4) Pendidikan diukur dan
daripada Hogere Burger School (HBS) bagi diarahkan untuk melahirkan kelas elit
anak Belanda untuk melanjutkan masyarakat yang dapat dimanfaatkan
pendidikan ke Universitas. sebagai pendukung supremasi politik dan
Namun, Politik Etis tidak ekonomi pemerintah kolonial. Jadi secara
berlangsung lama, melainkan hanya dua tidak langsung, Belanda telah
dekade. Walaupun seluruh pemerintah memanfaatkan kelas aristokrat pribumi
Belanda dan partai-partai politik, liberal untuk melanggengkan status quo
maupun konservatif, sepakat tentang kekuasaan kolonial di Indonesia. (Huda,
kewajiban moral mereka di Indonesia, 2015).
Politik Etis yang murni sesungguhnya Sementara itu dalam bidang
hanya dilaksanakan oleh segelintir orang. pendidikan agama pemerintah Belanda,
Van Kol mengeluh bahwa: “sesungguhnya mempunyai sikap netral terhadap

72 | Historisitas dan Dinamika Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia


Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397

pendidikan agama di sekolah-sekolah dan guru-guru Islam, dengan menetapkan


umum, sesuai dengan pasal 179 (2) I.S ordonansi guru (1905), yaitu pesantren
(Indische Staatsregeling), dan dalam maupun guru harus memiliki izin
beberapa ordonansi yang secara singkat kegiatannya. Dalam masalan pemberian
bunyinya sebagai berikut: Pengajaran danapun terjadi diskriminasi yang sangat
umum adalah netral, artinya bahwa mencolok, dibandingkan dengan dana
pengajaran itu diberikan dengan untuk sekolah-sekolah agama Kristen
menghormati keyakinan agama masing- Protestan. Jadi sangat kelihatan sikap
masing. Pengajaran Agama hanya boleh kolonial Belanda yang tidak mendukung
berlaku di luar jam sekolah. terhadap pendidikan Islam, tentunya
Namun usaha VOC dan Kerajaan sesuai dengan kebijakan mereka terhadap
Belanda dalam usahanya mendirikan Islam. Sehingga memunculkan
lembaga pendidikan di Indonesia maka perlawanan dari umat Islam, seperti
tidak ada kelihatan upaya Kolonial perang Padri (1821-1827), Perang
tersebut untuk mendirikan lembaga Diponegoro (1825-1830). Perang Aceh
pendidikan Islam. VOC dan kerajaan (1873-1903).
Belanda, tidak ikut campur mengurusi 2. Masa Kolonial Jepang (1942-1945).
atau mengatur pendidikan Islam. Pada Pebruari 1942 Jepang
Lembaga pendidikan Islam hanya menyerang Sumatera Selatan, selanjutnya
dilakukan berdasarkan swadaya menyerang Jawa dan akhirnya memaksa
masyarakat, melalui lembaga-lembaga Belanda menyerah pada Maret 1942.
pendidikan pesantren. Malah alumni Sejak itulah Jepang kemudian menerapkan
Pesantren tidak dapat diterima bekerja di beberapa kebijakan terkait pendidikan
pemerintahan. Pesantren dan sekolah yang memiliki implikasi luas terutama
seolah-olah dua lembaga pendidikan yang bagi sistem pendidikan di era
saling bermusuhan dan bertolak belakang. kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara
Berkenaan dengan itu, memang kedua lain: (1) Dijadikannya Bahasa Indonesia
lembaga ini memiliki dasar filosofi yang sebagai bahasa resmi pengantar
berbeda sekaligus melahirkan out put pendidikan menggantikan Bahasa
yang berbeda pula. Pada waktu itu Belanda, (2) Adanya integrasi sistem
muncullah perbedaan yang tajam antara pendidikan dengan dihapuskannya sistem
ilmu agama dan ilmu umum, maka pendidikan berdasarkan kelas sosial di era
muncullah sistem pendidikan agama dan penjajahan Belanda.
sistem pendidikan umum pada fase Sistem pendidikan pada masa
terakhir abad ke 19, serta dilanjutkan dan pendudukan Jepang itu kemudian dapat
diperkuat abad 20. diikhtisarkan sebagai berikut: (1)
Selain kondisi diatas, VOC dan Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko/
Kolonial Belanda, melakukan usaha yang Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun.
mempersempit ruang gerak pesantren Termasuk sekolah rakat adalah Sekolah

Kasron Nasution | 73
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397

Pertama yang merupakan konversi nama Jepang) untuk menanamkan ideologi yang
dari Sekolah Dasar 3 atau 5 tahun bagi diharapkan dapat menghancurkan
pribumi di masa Hindia Belanda. (2) ideologi Indonesia Raya.
Pendidikan Lanjutan, terdiri dari Shoto Jepang juga memandang perlu
Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) melatih guru-guru agar memiliki
dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu keseragaman pengertian tentang maksud
Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dan tujuan pemerintahannya. Materi
dengan lama studi 3 tahun. (3) Pendidikan pokok dalam latihan tersebut antara lain:
Kejuruan, mencakup sekolah lanjutan (1) Indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu; (2)
bersifat vokasional antara lain di bidang Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran
pertukangan, pelayaran, pendidikan, dan semangat Jepang; (3) Bahasa, sejarah
teknik, dan pertanian. (4) Pendidikan dan adat-istiadat Jepang; (4) Ilmu bumi
Tinggi. dengan perspektif geopolitis; serta (5)
Guna memperoleh dukungan tokoh Olaharaga dan nyanyian Jepang.
pribumi, Jepang mengawalinya dengan Sementara untuk pembinaan kesiswaan,
menawarkan konsep Pusat Tenaga Rakyat Jepang mewajibkan bagi setiap murid
di bawah pimpinan Soekarno, M. Hatta, Ki sekolah untuk rutin melakukan beberapa
Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas Mansur aktivitas berikut ini: (1) Menyanyikan lagi
pada Maret 1943. Konsep ini dirumuskan kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pagi;
setelah kegagalan The Triple Movement (2) Mengibarkan bendera Jepang,
yang tidak menyertakan wakil tokoh Hinomura dan menghormat Kaisar Jepang,
pribumi. Tetapi PTR akhirnya mengalami Tenno Heika setiap pagi; (3) setiap pagi
nasib serupa setahun kemudian. Pasca ini, mereka juga harus melakukan Dai Toa,
Jepang tetap merekrut Ki Hajar bersumpah setia kepada cita-cita Asia
Dewantoro sebagai penasehat bidang Raya; (4) Setiap pagi mereka juga
pendidikan mereka. Upaya Jepang diwajibkan melakukan Taiso, senam
mengambil tenaga pribumi ini Jepang; (5) Melakukan latihan-latihan fisik
dilatarbelakangi pengalaman kegagalan dan militer; (7) Menjadikan bahasa
sistem pendidikan mereka di Manchuria Indonesia sebagai pengantar dalam
dan China yang menerapkan sistem pendidikan. Bahasa Jepang menjadi
Nipponize (Jepangisasi). Karena itulah, di bahasa yang juga wajib diajarkan.(Dhofier,
Indonesia mereka mencobakan format 1992b).
pendidikan yang mengakomodasi Sementara itu terhadap pendidikan
kurikulum berorientasi lokal. Sekalipun Islam, Jepang mengambil beberapa
patut dicatat bahwa pada menjelang akhir kebijakan antara lain: (1) Mengubah
masa pendudukannya, ada indikasi kuat Kantor Voor Islamistische Zaken pada
Jepang untuk menerapkan sistem masa Belanda yang dipimpin kaum
Nipponize kembali, yakni dengan orientalis menjadi Sumubi yang dipimpin
dikerahkannya Sendenbu (propagator tokoh Islam sendiri, yakni K.H. Hasyim

74 | Historisitas dan Dinamika Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia


Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397

Asy’ari. Di daerah-daerah dibentuk Pembahasan ini di bagi menjadi


Sumuka; (2) Pondok pesantren sering dua bagian yakni pendidikan Islam pada
mendapat kunjungan dan bantuan masa orde lama dan pada masa orde baru,
pemerintah Jepang; (3) Mengizinkan penjelasan lengkapnya sebagai berikut:
pembentukan barisan Hizbullah yang 1. Pendidikan Islam Pada Masa Orde
mengajarkan latihan dasar seni Lama
kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah Setelah Republik Indonesia
pimpinan K.H. Zainal Arifin; (4) merdeka, pendidkan Islam pesantren dan
Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi madrasah mulai mendapatkan perhatian
Islam (STI) di Jakarta di bawah asuhan dan pembinaan dari pemerintah Republik
K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Indonesia. Pemerintah pada masa Orde
Bung Hatta; (4) Diizinkannya ulama dan Lama (1950 – 1966) diberi tugas oleh
pemimpin nasionalis membentuk barisan Undang-Undang Dasar 1945 untuk
Pembela Tanah Air (PETA) yang mengusahakan agar terbentuknya suatu
belakangan menjadi cikal-bakal TNI di sistem pendidikan dan pengajaran yang
zaman kemerdekaan. (Saputra, 2020). bersifat nasional. Oleh karena itu, pastilah
Berdasarkan survei yang dilakukan sejarah mencatat bagaimana pemerintah
Shumubu (Departemen Urusan Agama Orde Lama memberikan sumbangsih yang
Pemerintahan Militer Jepang di Jawa signifikan terhadap perkembangan
pendidikan Islam.
tahun 1942, keberadaan lembaga
Perkembangan pendidikan Islam
pendidikan Islam dapat dilihat tabel
pada masa Orde Lama sangat terkait
berikut: dengan peran Departemen Agama yang
Tabel 1. Lembaga Pendidikan Islam pada mulai resmi berdiri 3 Januari 1946.
pemerintahan militer Jepang tahun 1942
lembaga ini secara intensif
Data Jakarta Jawa Jawa Jawa
Barat Tengah Timur memperjuangkan politik pendidikan Islam
Penduduk di Indonesia. Secara lebih spesifik, usaha
pribumi 11. 039. 350 15. 040. 042 14. 811. 701
ini ditangani oleh suatu bagian khusus
Pesantren
dan 167 1.046 351 307
yang mengurusi masalah pendidikan
madrasah agama.
Ulama 7. 652. 4. 466 6. 150.
dan
Dalam salah satu nota Islamic
21. 957 32. 931
Pelajar
14. 573 69. 954
education in Indonesia yang disusun oleh
bagian pendidikan Departemen Agama
Sumber: Dhofier dalam Sekolah Al-Qur'an
pada tanggal 1 September 1956, tugas
dan Pendidikan Islam di Indonesia.
(Dhofier, 1992a). bagian pendidikan agama ada tiga, yaitu
memberi pengajaran agama di sekolah
Lembaga Pendidikan Islam Pasca negeri dan partikulir, memberi
Kemerdekaan pengetahuan umum di Madrasah, dan
mengadakan Pendidikan Guru Agama

Kasron Nasution | 75
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397

serta Pendidikan Hakim Islam Negeri. Peraturan Menteri Agama No. 7 Thn 1952.
Tugas pertama dan kedua dimaksudkan (Kosim, 2007).
untuk upaya konvergensi pendidikan Di dalam peraturan tersebut
dualistis, sedangkan tugas yang ketiga dicantumkan bahwa yang dinamakan
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan Madrasah adalah: Tempat pendidikan
pegawai Departemen Agama itu sendiri. yang diatur sebagai sekolah dan membuat
Berdasarkan keterangan di atas, ada dua pendidikan dan ilmu pengetahuan agama
hal yang penting berkaitan dengan Islam menjadi pokok pengajaran.
pendidikan Islam pada masa Orde Lama, Menurut ketentuan ini juga jenjang
yaitu pengembangan dan pembinaan pendidikan madrasah terdiri dari:
madrasah dan pendidikan tinggi Islam. - Madrasah Rendah, disebut
(Rahman, 2018). Madrasah Ibtidaiyah.
a. Perkembangan Madrasah - Madrasah Lanjutan Tingkat
Mempelajari perkembangan Pertama, disebut Madrasah
madrasah terkait erat dengan peran Tsanawiyah.
Departemen Agama sebagai andalan - Madrasah Lanjutan Atas, disebut
politis yang dapat mengangkat posisi Madraah Aliyah.
madrasah sehingga memperoleh Madrasah sebagai lembaga
perhatian yang terus menerus dari penyelenggara pendidikan diakui oleh
kalangan pengambil kebijakan. Tentunya, negara secara formal pada tahun 1950.
tidak juga melupakan usaha-usaha keras Undang-Undang No. 4 1950 tentang dasar-
yang sudah dirintis oleh sejumlah tokoh dasar Pendidikan dan Pengajaran di
seperti Ahmad Dahlan, Hasyim Asy’ari dan sekolah pasal 10 menyatakan: bahwa
Mahmud Yunus. Dalam hal ini, belajar di sekolah agama yang telah
Departemen Agama secara lebih tajam mendapat pengakuan Departemen Agama,
mengembangkan program-program sudah dianggap memenuhi kewajiban
perluasan dan peningkatan mutu belajar. Untuk mendapat pengakuan dari
madrasah. Departemen Agama, madrasah harus
Dalam rangka upaya memberikan pelajaran agama sebagai
meningkatkan madrasah maka mata pelajaran pokok paling sedikit enam
pemerintah melalui Kementerian Agama jam seminggu secara teratur disamping
memberikan bantuan kepada madrasah mata pelajaran umum. (Masykur, 2018).
dalam bentuk materil dan bimbingan, Perkembangan madrasah yang
untuk itu Kementerian Agama cukup penting pada masa Orde Lama
mengeluarkan Peraturan Menteri Agama adalah berdirinya madrasah Pendidikan
No. I Thn 1946 dan disempurnakan Guru Agama (PGA) dan Pendidikan Hakim
dengan Peraturan Menteri Agama No. I Islam Negeri (PHIN). Tujuan pendiriannya
Thn 1946 dan disempurnakan dengan untuk mencetak tenaga-tenaga
profesional yang siap mengembangkan

76 | Historisitas dan Dinamika Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia


Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397

madrasah sekaligus ahli keagamaan yang tersebut terdiri dari dua fakultas, yaitu:
profesional. PGA pada dasarnya telah ada Syariat/Agama dan Pendidikan Bahasa
sejak masa sebelum kemerdekaan. Arab. khusus terdiri dari fakultas-fakultas
Khususnya di wilayah Minangkabau, keagamaan mulai mendapat perhatian
tetapi pendiriannya oleh Departemen pada tahun 1950. Pada tanggal 12 Agustus
Agama menjadi jaminan strategis bagi 1950, fakultas agama UII dipisahkan dan
kelanjutan madrasah di Indonesia. diambil alih oleh pemerintah. Pada
Dalam sejarah perkembangan tanggal 26 September 1951 secara resmi
madrasah tercatat pula bahwa pemerintah dibuka perguruan tinggi baru dengan
pernah mendirikan Madrasah Wajib nama PTAIN (Perguruan Tinggi Agama
Belajar (MWB) didirikan tahun 1958. Islam Negeri) dengan PP No. 34 Thn 1950,
MWB ini dimaksudkan oleh pemerintah dibawah pengawasan Kementerian
sebagai usaha awal untuk bantuan dan Agama. Pada tahun 1957, di Jakarta
pembinaan dalam rangka didirikan Akademi Dinas Ilmu Agama
menyeragamkan kurikulum dan sistem (ADIA). Akademi ini bertujuan sebagai
penyelenggaraannya dengan madrasah- sekolah latihan bagi para pejabat yang
madrasah yang dikelola msyarakat. berdinas di pemerintahan ( Kementerian
Madrasah ini lama belajarnya 8 tahun Agama) dan untuk pengajaran agama di
komposisi kurikulumnya 25% pelajaran sekolah. Pada tahun 1960 PTAIN dan
agama dan 75% pelajaran umum ADIA disatukan menjadi IAIN. (Rukiati &
(keterampilan dalam lapangan ekonomi, Himawati, 2006). Perkembangan lembaga
industri dan transmigrasi). (Asrohah, pendidikan tinggi Islam sampai saat ini
1999). Tujuan dari madrasah ini adalah berkembang dengan pesat, membuka
agar setamat dari madrasah anak didik program pascasarjana, bahkan beberapa
kembali ke desa untuk berproduksi atau IAIN telah berkembang menjadi
bertransmigrasi dengan swadaya dan Universitas Islam Negeri (UIN).
keterampilan yang diperoleh selama 8 2. Lembaga Pendidikan Islam Era Orde
tahun di Madrasah. Dalam kenyataannya Baru
konsepsi MWB tidak berjalan a. Madrasah SKB Tiga Menteri
sebagaimana yang diprogramkan, ada juga Dalam Surat Keputusan Bersama
madrasah yang menamakan dirinya (SKB) Tiga Menteri tahun 1975, bab I
dengan MWB tapi kegiatannya tidak pasal I menyebutkan: “Yang dimaksud
sesuai dengan kurikulum MWB. dengan Madrasah dalam Keputusan
b. Perkembangan Lembaga pendidikan Bersama ini ialah: Lembaga Pendidikan
tinggi Islam yang menjadikam mata pelajaran agama
Menurut Mahmud Yunus, Islamic Islam sebagai dasar yang diberikan
College pertama telah didirikan 9 sekurang-kurangnya 30%, di samping
Desember 1940 di Padang, (Yunus, 1995). mata pelajaran umum”.
di bawah pimpinannya sendiri. Lembaga

Kasron Nasution | 77
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397

Sebelum lahirnya SKB Tiga Menteri PP tersebut serta diikuti Surat Keputusan
1975 terlihat, adanya perbedaan yang Menteri Agama No. 370 Thn 1993 tentang
mendasar antara lulusan madrasah kurikulum MA dan Surat Keputusan No.
dibandingkan dengan sekolah umum. 374 Thn 1993 tentang kurikulum
Perbedaan tersebut ada dua hal. Pertama, Madrasah Aliyah Keagamaan, serta Surat
di dalam kesempatan melanjutkan studi Keputusan Menteri Pendidikan No.
ke universitas umum negeri, alumni 0489/U/1992, tentang Sekolah Menengah
madrasah tidak memiliki kesempatan. Umum, dapat diketahui bahwa madrasah
Kedua, dari segi kesempatan kerja. adalah Sekolah yang berciri khas agama
Sebelum lahirnya SKB Tiga Menteri, Islam. Berkenaan dengan ini maka MIN,
kesempatan untuk menjadi pegawai MTSN, dan MAN memiliki kurikulum yang
negeri maupun swasta, bagi alumni sama dengan sekolah di bawah
madrasah hanya terbatas dalam Departemen Pendidikan Nasional, di
lingkungan Departemen Agama atau tambah dengan ciri khas keIslamannya
lembaga –lembaga keagamaan saja. Tetapi yang tertuang dalam kurikulum, yaitu
dengan adanya SKB Tiga menteri memiliki mata pelajaran agama yang lebih
Kesempatan terbuka sangat luas. banyak dari sekolah umum.
b. Madrasah Pasca Undang-Undang Khusus mengenai Madrasah Aliyah
No. 2 THN 1989 Keagamaan perkembangannya hingga
Periode ini adalah periode dimana saat sekarang belum menunjukkan
madrasah telah berada dibawah UU perkembangan yang berarti. Data ini
Sistem Pendidikan Nasional, dan diatur dapat di lihat pada tabel berikut:
pula oleh PP No.28 dan 29. Berdasarkan

Tabel 2. Statistik Madrasah Tingkat Dasar, Menengah Negeri, Swasta


Tahun 1991 (Dhofier, 1992a)
Jumlah Jumlah Siswa
No. Tingkat
Lembaga LK PR Total
I. Negeri
1. MIN 442 73.588 79. 266 15. 2854
2. MTSN 452 128. 618 159. 767 28. 8385
3. MAN 381 79. 711 18.1601
Sub Total: 1275 281.917 340. 923 622. 840
II. Swasta
1. MIS 21. 320 1.254. 988 1622. 577 2. 877.565
2. MTSS 6.329 332. 007 437. 699 2.769. 706
3. MAS 2. 027 89. 804 97.762 3.187. 566
4. Pesantren 6. 795 625. 529 1.004.210 1.629. 739
5. Diniyah 16.680 1. 120. 670 1. 358. 902 2.479. 572
Sub. Total: Negeri 53. 151 3. 422. 998 4. 521.150 7.944. 148
dan Swasta 54. 426 3. 704. 915 4.862. 073 8.566. 988

78 | Historisitas dan Dinamika Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia


Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397

SIMPULAN pendidikan yang telah tumbuh sejak masa


Berdasarkan paparan di atas, kolonial. Sistem pendidikan agama dirasa
dapatlah diambil kesimpulan bahwa: semakin mempunyai peran yang luas di
Pendidikan agama khususnya Islam sejak masa orde baru sehingga kurikulum
zaman penjajahan Portugis, Spanyol, dan pendidikan agama diperluas dan tidak
Belanda selalu dihalang-halangi, melulu mengajarkan pendidikan agama
dimarjinalkan serta tidak diberi bantuan semata, malah dengan kebijaksanaan
apapun oleh pihak penjajah dan dicurigai pemerintah melalui kebijakan SKB 3
pihak penjajah sebaga basis perlawanan menteri kuriklum pendidikan madrasah
terhadap penajahan, sehingga madrasah diformat menjadi dua model. Yang satu
selalu diawasi dan ditekan agar tidak berorientasi pada pendidikan Islam
berkembang degan leluasa. Namun pada sehingga kurikulum pendidikan Islam
era penjajahan Jepang sedikit agak dibuat 70 % dan pendidikan umum hanya
berbeda, Pendidikan madrasah di jaman 30 %, dan sebaliknya model yang kedua
Jepang sepertinya mendapat dukungan yaitu kurikulum pendidikan agama hanya
pihak Jepang karena Jepang ingin 30 % saja, sementara kurikulum
mengambil hati masyarakat pribumi pendidikan umum 70 %.
dengan bersimpati dan memberi ruang
gerak yang lebih baik untuk DAFTAR PUSTAKA
perkembangan agama Islam, sehingga Asrohah, H. (1999). Sejarah Pendidikan
para ‘Ulama waktu itu berusaha Islam (Jakarta. Logos.
mengembangkan pendidikan Islam
Bafadhol, I. (2017). Lembaga Pendidikan
melalui sarana pendidikan model Islam di Indonesia. Edukasi Islami:
Pesantren yang berbasisi pendidikan Jurnal Pendidikan Islam, 6(11), 14.
dasar dan menengah untuk memperdalam Dalimunthe, R. A. (2021). Pesantren:
pendidikan agama Islam. Pendidikan Dinamika dan Perkembangan. Al-
Islam pada masa Kemerdekaan terutama Fikru: Jurnal Ilmiah, 13(1), 11–19.
http://jurnal.staiserdanglubukpakam
padamasa Orde Lama terfokus kedalam .ac.id/index.php/alfikru/article/view
dua hal: Perkembangan dan peningkatan /23
mutu madrasah sehingga diharapkan
Daulay, H. P. (2001). Historisitas dan
mampu sejajar dengan sekolah umum dan eksistensi: Pesantren sekolah dan
memperluas jangkauan pengajaran madrasah. Tiara Wacana Yogya.
agama, tidak terbatas pada madrasah, Daulay, H. P. (2018). Sejarah Pertumbuhan
tetapi menjangkau sekolah umum bahkan & Pembaruan Pendidikan Islam di
perguruan tinggi umum. Kedua hal ini Indonesia. Kencana.
terkait erat dengan upaya pemerintah Daulay, H. P. (2019). Pendidikan Islam di
dalam hal ini diwakili oleh Departemen Indonesia: historis dan eksistensinya.
Prenada Media.
Agama melakukan konvergensi dualisme

Kasron Nasution | 79
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397

Daulay, H. P., & Tobroni, T. (2017). Islamic Lembaga Pendidikan Islam di


Education in Indonesia: A Historical Indonesia. Tarbiyatuna: Kajian
Analysis of Development and Pendidikan Islam, 2(1), 1–14.
Dynamics. British Journal of
Education, 5(13), 109–126. Rukiati, E. K., & Himawati, F. (2006).
Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia.
Dhofier, Z. (1992a). Sekolah Al-Qur’an dan Pustaka Setia.
Pendidikan Islam di Indonesia. Jurnal
Ulumul Qur’an, 3(4). Saputra, F. (2020). Sejarah Pertumbuhan
Dan Perkembangan Pendidikan Islam
Dhofier, Z. (1992b). The intellectualization Di Indonesia. Al-Hikmah (Jurnal
of Islamic studies in Indonesia. Pendidikan dan Pendidikan Agama
Indonesia Circle, 20(58), 19–31. Islam), 3(1), 98–108.

Dobbin, C. E. (1992). Kebangkitan Islam Yatim, B. (2016). Sejarah Peradaban Islam:


dalam ekonomi petani yang sedang Dirasah Islamiyah II. PT RajaGrafindo
berubah: Sumatra Tengah, 1784-1847. Persada.
Inis.
Yunus, M. (1995). Sejarah pendidikan di
Harahap, R. M. (2019). Pendidikan dan Indonesia. Mutiara.
peradaban dalam narasi sejarah
Islam klasik: korelasi dan koneksi.
Idrak: Journal of Islamic Education,
2(1).

Hasjmy, A. (1983). Kebudayaan Aceh


dalam sejarah. Monash University.

Huda, N. (2015). Perkembangan Institusi


Sosial-Politik Islam Indonesia Sampai
Awal Abad XX. Addin, 9(2).

Kosim, M. (2007). Madrasah di Indonesia


(Pertumbuhan dan perkembangan).
TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam, 2(1).

Maghfuri, A., & Rasmuin, R. (2019).


Dinamika Kurikulum Madrasah
Berbasis Pesantren Pada Abad Ke 20
(Analisis Historis Implementasi
Kurikulum Madrasah). Tadbir: Jurnal
Studi Manajemen Pendidikan, 3(1), 1–
16.

Masykur, M. R. (2018). Sejarah


Perkembangan Madrasah Di
Indonesia. Jurnal Al-Makrifat Vol,
3(2).

Nasution, S. (1983). Sejarah Pendidikan


Indonesia. Jemmars.

Rahman, K. (2018). Perkembangan

80 | Historisitas dan Dinamika Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai