Fikru123, 07 Production Kasron
Fikru123, 07 Production Kasron
Kasron Nasution
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate, Kota Medan, Sumatera Utara
email: katsronmuhsin@gmail.com
Abstract: This study aims to analyze the historicity and dynamics of Islamic
education institutions in Indonesia starting from the classical period,
colonialism period, and pre- and post-independence periods. This research
uses library research method. Data analysis using analytical descriptive
analysis techniques. The results of the study show that Islamic education in
Indonesia is the same age as the existence of Islam in the archipelago.
Broadly speaking, the history of Islamic educational institutions in Indonesia
can be divided into three periods. First, the classical period of the 13th - 16th
century, namely since the entry of Islam in Indonesia, the establishment of
the Islamic empire, the era of the Islamic empire until the entry of colonizers
into Indonesia. Several institutions during this period were mosques, Islamic
boarding schools, menasah, rangkang and dayah, surau. Second, the colonial
period until the independence period (1600 - 1945). At this time it was
divided into two, namely during the Dutch colonial period, there were several
institutions namely Elementary Education, Latin Schools, Seminarium
Theologicum, Academie der Marine, Chinese Schools. During the Japanese
occupation there were several institutions, namely Basic Education
(Kokumin Gakko), Advanced Education, consisting of Shoto Chu Gakko,
Vocational Education, Higher Education. Third, the period of the
independence era (1945-present). There are several institutions, namely
pesantren, madrasah, schools, PTKI.
Keywords: Historical, Dynamics, Islamic Education Institute, Indonesia
66
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397
Kasron Nasution | 67
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397
teknik analisis konten. Dimana peneliti muslim, mullah (ulama) secara simultan
menganalisis isi dari data yang dirujuk, mampu memperkenalkan nila-nilai Islam
Kemudian memberikan interpretasi terutama tentang hukum Islam mengenai
terhadap temuan data yang diperoleh perdagangan. Tentang siapa
tersebut, tanpa berisifat subjektif. pribadi/orang yang membawa agama
Islam, tentu tidak dapat di identifikasikan
HASIL DAN PEMBAHASAN namanya secara jelas. (Maghfuri &
Lembaga Pendidikan Islam Periode Rasmuin, 2019).
Klasik Dari Komunitas Muslim inilah
Mengkaji pertumbuhan dan lama-kelamaan muncul kerajaan Islam,
perkembangan lembaga pendidikan Islam maka raja mengangkat ulama sebagai
di masa ini, tidak dapat dipisahkan dengan penasehat dan mendudukkan ulama pada
mengkaji awal datangnya Islam di posisi terhormat. Contoh, Syekh
Indonesia. Ilmuwan sejarah menggunakan Samsuddin as-Sumatrani dan Syeikh
teori yang berbeda dalam memprediksi Nuruddin ar-Raniry adalah ulama yang
awal masuknya Islam dan dengan alasan diangkat menjadi mufti pada kerajaan
yang berbeda pula. Teori-teori tersebut Aceh Darussalam. (Yatim, 2016).
didasarkan pada kontak dagang antara Demikian juga para Walisongo sangat
dunia Arab dengan dunia Timur (Asia besar peranannya dalam mendirikan
Tenggara). Diperkirakan kontak dagang kerajaan Islam di Jawa, di antaranya
tersebut sudah berlangsung sejak abad ke adalah Kerajaan Islam Demak. Kedudukan
7 H (13 M). (Daulay, 2019). yang strategis pada pusat kekuasaan
Sangat sulit dipastikan di mana memudahkan para ulama dalam
Islam pertama sekali masuk. Ada yang menyebarkan agama Islam. Salah satu
mengatakan di Jawa, dan ada yang cara ulama dalam menyebarkan agama
mengatakan di Sumatera Utara lebih Islam adalah mendirikan lembaga
tepatnya di pantai Barus wilayah Sibolga pendidikan pesantren sebagai tempat
Tapanuli Tengah. Namun demikian ahli mendidik ulama, dan setelah ulama
sejarah sependapat bahwa Islam masuk tersebut tamat, maka kembali ke
ke Indonesia melalui pesisir sumatera daerahnya dan mendirikan pesantren
(Indonesia bagian barat/Aceh). Para pula.
pedagang Islam transit di pesisir pantai Berdasarkan pendapat Haidar, ada
sumatera untuk beberapa lama guna beberapa jenis lembaga pendidikan Islam
menurunkan muatan, mengisi kapal periode klasik di Indonesia. (Daulay,
dengan barang lokal kemudian berlayar. 2018).
Rutinitas demikian, berlangsung terus Pertama, Masjid, Kata “Masjid”
menerus sehingga membentuk komunitas menurut kamus bahasa Arab-Indonesia,
muslim dan suatu pemukiman. Di mana berarti: tempat shalat. (Yunus, 1995).
pada masa awal, saudagar-saudagar Masjid, fungsi utamanya adalah untuk
Kasron Nasution | 69
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397
yaitu pada masa berperannya VOC menjadi 3 buah dan pada tahun 1706
(Vereenigde Oost-indische Compagnie) dan telah ada 34 guru dan 4837 murid.
masa pemerintah Hindia Belanda Sekolah-sekolah ini terbuka bagi semua
(Nederlands Indiesh). Pada masa VOC, anak tanpa perbedaan kebangsaan.
yang merupakan sebuah kongsi Membagi kepada kelas-kelas, dan hanya
(perusahaan) dagang, kondisi pendidikan mengajarkan agama kristen protestan.
di Indonesia dapat dikatakan tidak lepas Lebih jelasnya sistem pendidikan masa
dari maksud dan kepentingan komersial VOC adalah sebagai berikut (Daulay, 2001):
VOC. Kondisi pendidikan di zaman VOC - Pendidikan Dasar
juga tidak melebihi perkembangan Berdasarkan peraturan tahun
pendidikan di zaman Portugis atau 1778, pendidikan dasar dibagi
Spanyol. Pendidikan diadakan untuk kedalam 3 kelas berdasar
memenuhi kebutuhan para pegawai VOC rankingnya. Kelas 1 (tertinggi)
dan keluarganya. diberi pelajaran membaca, menulis,
Selain untuk memenuhi kebutuhan agama, menyanyi dan berhitung.
tenaga kerja murah terlatih dari kalangan Kelas 2 mata pelajarannya tidak
penduduk pribumi. VOC memang termasuk berhitung. Sedangkan
mendirikan sekolah-sekolah baru selain kelas 3 (terendah) materi pelajaran
mengambil alih lembaga-lembaga fokus pada alphabet dan mengeja
pendidikan yang sebelumnya berstatus kata-kata. Contoh pendidikan dasar
milik penguasa kolonial Portugis atau ini antara lain Batavische school
gereja Katholik Roma. Sebagai bahan (Sekolah Betawi, berdiri tahun
perbandingan antara lembaga pendidikan 1622); Burgerschool (Sekolah
yang dibentuk VOC dan perhatiannya Warga-negara, berdiri tahun 1630)
terhadap lembaga pendidikan Islam, maka dll
secara umum sistem pendidikan pada - Sekolah Latin
masa VOC adalah sebagai berikut: Diawali dengan sistem numpang-
Menurut S. Nasution, sekolah tinggal (in de kost) di rumah
pertama sekali didirikan di Ambon pada pendeta tahun 1642. Sesuai
tahun 1607, untuk anak-anak Indonesia, namanya, selain bahasa Belanda
karena pada waktu itu belum ada anak dan materi agama, mata pelajaran
Belanda. Tujuan utama sekolah ini adalah utamanya adalah bahasa Latin.
untuk melenyapkan agama Katolik dengan - Seminarium Theologicum (Sekolah
menyebarkan agama Protestan, Seminari)
Calvinisme. (Nasution, 1983). Sekolah Sekolah untuk mendidik calon-
pertama di Jakarta dibuka pada tahun calon pendeta.
1630 untuk mendidik anak Belanda dan - Academie der Marine (Akademi
Jawa agar menjadi pekerja yang kompeten Pelayaran) Berdiri tahun 1743.
pada VOC. Pada tahun 1636 jumlahnya
Kasron Nasution | 71
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397
- Sekolah Cina didirikan tahun 1737, tidak ada apa yang disebut politik Etis di
untuk keturunan Cina yang miskin. tanah jajahan, karena tujuan politik
Pada tahun 1900-1920 timbul kolonial ialah eksploitasi bangsa yang
kesadaran bangsa Belanda untuk terbelakang, walaupun sebenarnya sering
mensejahterakan bangsa Indonesia dan disembunyikan di belakang kata-kata
menentang politik eksploitasi materialis indah”.
yang dikenal sebagai Politik Etis Pada awal abad ke-18, setelah VOC
dikemukakan oleh Van Deventer. Menurut mengalami kebangkrutan, Indonesia
S. Nasution: Van Deventer menganjurkan akhirnya diserahkan kepada pemerintah
program yang ambisius untuk memajukan kerajaan Belanda (1816). Berbeda pada
kesejahteraan rakyat. Ia ingin pada masa VOC, Kerajaan Belanda mulai
memperbaiki irigasi agar meningkatkan memberikan perhatian sedikit lebih
produksi pertanian, menganjurkan serius.
transmigrasi dari pulau Jawa yang Beberapa prinsip pemerintah
terlampau padat penduduknya. Akan Belanda sebagai dasar kebijakannya di
tetapi semua usaha perbaikan akan sia-sia bidang pendidikan antara lain pemerintah
tanpa pendidikan massa. Pendidikan dan Belanda sebagai dasar kebijakannya di
emansipasi bangsa secara berangsur- bidang pendidikan antara lain: (1)
angsur itulah inti Politik Etis. Sekolah Menjaga jarak atau tidak memihak salah
rendah meningkat cepat, sekolah-sekolah satu agama tertentu, (2) Memperhatikan
berorientasi Barat diciptakan baik bagi keselarasan dengan lingkungan sehingga
orang Cina maupun orang Indonesia. anak didik kelak mampu mandiri atau
Pendidikan juga berkembang secara mencari penghidupan guna mendukung
vertikal dengan didirikannya Meer kepentingan kolonial, (3) Sistem
Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) dan pendidikan diatur menurut pembedaan
Algemene Middelbare School (AMS) yang lapisan sosial, khususnya yang ada di
lebih terbuka bagi anak-anak Indonesia Jawa, (4) Pendidikan diukur dan
daripada Hogere Burger School (HBS) bagi diarahkan untuk melahirkan kelas elit
anak Belanda untuk melanjutkan masyarakat yang dapat dimanfaatkan
pendidikan ke Universitas. sebagai pendukung supremasi politik dan
Namun, Politik Etis tidak ekonomi pemerintah kolonial. Jadi secara
berlangsung lama, melainkan hanya dua tidak langsung, Belanda telah
dekade. Walaupun seluruh pemerintah memanfaatkan kelas aristokrat pribumi
Belanda dan partai-partai politik, liberal untuk melanggengkan status quo
maupun konservatif, sepakat tentang kekuasaan kolonial di Indonesia. (Huda,
kewajiban moral mereka di Indonesia, 2015).
Politik Etis yang murni sesungguhnya Sementara itu dalam bidang
hanya dilaksanakan oleh segelintir orang. pendidikan agama pemerintah Belanda,
Van Kol mengeluh bahwa: “sesungguhnya mempunyai sikap netral terhadap
Kasron Nasution | 73
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397
Pertama yang merupakan konversi nama Jepang) untuk menanamkan ideologi yang
dari Sekolah Dasar 3 atau 5 tahun bagi diharapkan dapat menghancurkan
pribumi di masa Hindia Belanda. (2) ideologi Indonesia Raya.
Pendidikan Lanjutan, terdiri dari Shoto Jepang juga memandang perlu
Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) melatih guru-guru agar memiliki
dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu keseragaman pengertian tentang maksud
Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dan tujuan pemerintahannya. Materi
dengan lama studi 3 tahun. (3) Pendidikan pokok dalam latihan tersebut antara lain:
Kejuruan, mencakup sekolah lanjutan (1) Indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu; (2)
bersifat vokasional antara lain di bidang Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran
pertukangan, pelayaran, pendidikan, dan semangat Jepang; (3) Bahasa, sejarah
teknik, dan pertanian. (4) Pendidikan dan adat-istiadat Jepang; (4) Ilmu bumi
Tinggi. dengan perspektif geopolitis; serta (5)
Guna memperoleh dukungan tokoh Olaharaga dan nyanyian Jepang.
pribumi, Jepang mengawalinya dengan Sementara untuk pembinaan kesiswaan,
menawarkan konsep Pusat Tenaga Rakyat Jepang mewajibkan bagi setiap murid
di bawah pimpinan Soekarno, M. Hatta, Ki sekolah untuk rutin melakukan beberapa
Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas Mansur aktivitas berikut ini: (1) Menyanyikan lagi
pada Maret 1943. Konsep ini dirumuskan kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pagi;
setelah kegagalan The Triple Movement (2) Mengibarkan bendera Jepang,
yang tidak menyertakan wakil tokoh Hinomura dan menghormat Kaisar Jepang,
pribumi. Tetapi PTR akhirnya mengalami Tenno Heika setiap pagi; (3) setiap pagi
nasib serupa setahun kemudian. Pasca ini, mereka juga harus melakukan Dai Toa,
Jepang tetap merekrut Ki Hajar bersumpah setia kepada cita-cita Asia
Dewantoro sebagai penasehat bidang Raya; (4) Setiap pagi mereka juga
pendidikan mereka. Upaya Jepang diwajibkan melakukan Taiso, senam
mengambil tenaga pribumi ini Jepang; (5) Melakukan latihan-latihan fisik
dilatarbelakangi pengalaman kegagalan dan militer; (7) Menjadikan bahasa
sistem pendidikan mereka di Manchuria Indonesia sebagai pengantar dalam
dan China yang menerapkan sistem pendidikan. Bahasa Jepang menjadi
Nipponize (Jepangisasi). Karena itulah, di bahasa yang juga wajib diajarkan.(Dhofier,
Indonesia mereka mencobakan format 1992b).
pendidikan yang mengakomodasi Sementara itu terhadap pendidikan
kurikulum berorientasi lokal. Sekalipun Islam, Jepang mengambil beberapa
patut dicatat bahwa pada menjelang akhir kebijakan antara lain: (1) Mengubah
masa pendudukannya, ada indikasi kuat Kantor Voor Islamistische Zaken pada
Jepang untuk menerapkan sistem masa Belanda yang dipimpin kaum
Nipponize kembali, yakni dengan orientalis menjadi Sumubi yang dipimpin
dikerahkannya Sendenbu (propagator tokoh Islam sendiri, yakni K.H. Hasyim
Kasron Nasution | 75
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397
serta Pendidikan Hakim Islam Negeri. Peraturan Menteri Agama No. 7 Thn 1952.
Tugas pertama dan kedua dimaksudkan (Kosim, 2007).
untuk upaya konvergensi pendidikan Di dalam peraturan tersebut
dualistis, sedangkan tugas yang ketiga dicantumkan bahwa yang dinamakan
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan Madrasah adalah: Tempat pendidikan
pegawai Departemen Agama itu sendiri. yang diatur sebagai sekolah dan membuat
Berdasarkan keterangan di atas, ada dua pendidikan dan ilmu pengetahuan agama
hal yang penting berkaitan dengan Islam menjadi pokok pengajaran.
pendidikan Islam pada masa Orde Lama, Menurut ketentuan ini juga jenjang
yaitu pengembangan dan pembinaan pendidikan madrasah terdiri dari:
madrasah dan pendidikan tinggi Islam. - Madrasah Rendah, disebut
(Rahman, 2018). Madrasah Ibtidaiyah.
a. Perkembangan Madrasah - Madrasah Lanjutan Tingkat
Mempelajari perkembangan Pertama, disebut Madrasah
madrasah terkait erat dengan peran Tsanawiyah.
Departemen Agama sebagai andalan - Madrasah Lanjutan Atas, disebut
politis yang dapat mengangkat posisi Madraah Aliyah.
madrasah sehingga memperoleh Madrasah sebagai lembaga
perhatian yang terus menerus dari penyelenggara pendidikan diakui oleh
kalangan pengambil kebijakan. Tentunya, negara secara formal pada tahun 1950.
tidak juga melupakan usaha-usaha keras Undang-Undang No. 4 1950 tentang dasar-
yang sudah dirintis oleh sejumlah tokoh dasar Pendidikan dan Pengajaran di
seperti Ahmad Dahlan, Hasyim Asy’ari dan sekolah pasal 10 menyatakan: bahwa
Mahmud Yunus. Dalam hal ini, belajar di sekolah agama yang telah
Departemen Agama secara lebih tajam mendapat pengakuan Departemen Agama,
mengembangkan program-program sudah dianggap memenuhi kewajiban
perluasan dan peningkatan mutu belajar. Untuk mendapat pengakuan dari
madrasah. Departemen Agama, madrasah harus
Dalam rangka upaya memberikan pelajaran agama sebagai
meningkatkan madrasah maka mata pelajaran pokok paling sedikit enam
pemerintah melalui Kementerian Agama jam seminggu secara teratur disamping
memberikan bantuan kepada madrasah mata pelajaran umum. (Masykur, 2018).
dalam bentuk materil dan bimbingan, Perkembangan madrasah yang
untuk itu Kementerian Agama cukup penting pada masa Orde Lama
mengeluarkan Peraturan Menteri Agama adalah berdirinya madrasah Pendidikan
No. I Thn 1946 dan disempurnakan Guru Agama (PGA) dan Pendidikan Hakim
dengan Peraturan Menteri Agama No. I Islam Negeri (PHIN). Tujuan pendiriannya
Thn 1946 dan disempurnakan dengan untuk mencetak tenaga-tenaga
profesional yang siap mengembangkan
madrasah sekaligus ahli keagamaan yang tersebut terdiri dari dua fakultas, yaitu:
profesional. PGA pada dasarnya telah ada Syariat/Agama dan Pendidikan Bahasa
sejak masa sebelum kemerdekaan. Arab. khusus terdiri dari fakultas-fakultas
Khususnya di wilayah Minangkabau, keagamaan mulai mendapat perhatian
tetapi pendiriannya oleh Departemen pada tahun 1950. Pada tanggal 12 Agustus
Agama menjadi jaminan strategis bagi 1950, fakultas agama UII dipisahkan dan
kelanjutan madrasah di Indonesia. diambil alih oleh pemerintah. Pada
Dalam sejarah perkembangan tanggal 26 September 1951 secara resmi
madrasah tercatat pula bahwa pemerintah dibuka perguruan tinggi baru dengan
pernah mendirikan Madrasah Wajib nama PTAIN (Perguruan Tinggi Agama
Belajar (MWB) didirikan tahun 1958. Islam Negeri) dengan PP No. 34 Thn 1950,
MWB ini dimaksudkan oleh pemerintah dibawah pengawasan Kementerian
sebagai usaha awal untuk bantuan dan Agama. Pada tahun 1957, di Jakarta
pembinaan dalam rangka didirikan Akademi Dinas Ilmu Agama
menyeragamkan kurikulum dan sistem (ADIA). Akademi ini bertujuan sebagai
penyelenggaraannya dengan madrasah- sekolah latihan bagi para pejabat yang
madrasah yang dikelola msyarakat. berdinas di pemerintahan ( Kementerian
Madrasah ini lama belajarnya 8 tahun Agama) dan untuk pengajaran agama di
komposisi kurikulumnya 25% pelajaran sekolah. Pada tahun 1960 PTAIN dan
agama dan 75% pelajaran umum ADIA disatukan menjadi IAIN. (Rukiati &
(keterampilan dalam lapangan ekonomi, Himawati, 2006). Perkembangan lembaga
industri dan transmigrasi). (Asrohah, pendidikan tinggi Islam sampai saat ini
1999). Tujuan dari madrasah ini adalah berkembang dengan pesat, membuka
agar setamat dari madrasah anak didik program pascasarjana, bahkan beberapa
kembali ke desa untuk berproduksi atau IAIN telah berkembang menjadi
bertransmigrasi dengan swadaya dan Universitas Islam Negeri (UIN).
keterampilan yang diperoleh selama 8 2. Lembaga Pendidikan Islam Era Orde
tahun di Madrasah. Dalam kenyataannya Baru
konsepsi MWB tidak berjalan a. Madrasah SKB Tiga Menteri
sebagaimana yang diprogramkan, ada juga Dalam Surat Keputusan Bersama
madrasah yang menamakan dirinya (SKB) Tiga Menteri tahun 1975, bab I
dengan MWB tapi kegiatannya tidak pasal I menyebutkan: “Yang dimaksud
sesuai dengan kurikulum MWB. dengan Madrasah dalam Keputusan
b. Perkembangan Lembaga pendidikan Bersama ini ialah: Lembaga Pendidikan
tinggi Islam yang menjadikam mata pelajaran agama
Menurut Mahmud Yunus, Islamic Islam sebagai dasar yang diberikan
College pertama telah didirikan 9 sekurang-kurangnya 30%, di samping
Desember 1940 di Padang, (Yunus, 1995). mata pelajaran umum”.
di bawah pimpinannya sendiri. Lembaga
Kasron Nasution | 77
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397
Sebelum lahirnya SKB Tiga Menteri PP tersebut serta diikuti Surat Keputusan
1975 terlihat, adanya perbedaan yang Menteri Agama No. 370 Thn 1993 tentang
mendasar antara lulusan madrasah kurikulum MA dan Surat Keputusan No.
dibandingkan dengan sekolah umum. 374 Thn 1993 tentang kurikulum
Perbedaan tersebut ada dua hal. Pertama, Madrasah Aliyah Keagamaan, serta Surat
di dalam kesempatan melanjutkan studi Keputusan Menteri Pendidikan No.
ke universitas umum negeri, alumni 0489/U/1992, tentang Sekolah Menengah
madrasah tidak memiliki kesempatan. Umum, dapat diketahui bahwa madrasah
Kedua, dari segi kesempatan kerja. adalah Sekolah yang berciri khas agama
Sebelum lahirnya SKB Tiga Menteri, Islam. Berkenaan dengan ini maka MIN,
kesempatan untuk menjadi pegawai MTSN, dan MAN memiliki kurikulum yang
negeri maupun swasta, bagi alumni sama dengan sekolah di bawah
madrasah hanya terbatas dalam Departemen Pendidikan Nasional, di
lingkungan Departemen Agama atau tambah dengan ciri khas keIslamannya
lembaga –lembaga keagamaan saja. Tetapi yang tertuang dalam kurikulum, yaitu
dengan adanya SKB Tiga menteri memiliki mata pelajaran agama yang lebih
Kesempatan terbuka sangat luas. banyak dari sekolah umum.
b. Madrasah Pasca Undang-Undang Khusus mengenai Madrasah Aliyah
No. 2 THN 1989 Keagamaan perkembangannya hingga
Periode ini adalah periode dimana saat sekarang belum menunjukkan
madrasah telah berada dibawah UU perkembangan yang berarti. Data ini
Sistem Pendidikan Nasional, dan diatur dapat di lihat pada tabel berikut:
pula oleh PP No.28 dan 29. Berdasarkan
Kasron Nasution | 79
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020 • p-ISSN: 1978-1326 • e-ISSN: 2721-4397