Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332222696

4695-9011-1-SM (Integrasi Pendidikan Anti Narkoba)

Article · January 2016

CITATIONS READS

0 531

3 authors, including:

Faisal Pendas
State University of Medan
27 PUBLICATIONS 22 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

CSR PT. Pertamina (Persero) View project

Learning Media Development Based on "Meme" as Efforts to Prevent Miscellanee Drug Abuse in Class VI of Elementary School View project

All content following this page was uploaded by Faisal Pendas on 05 April 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041

INTEGRASI PENDIDIKAN ANTI NARKOBA


DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KURIKULUM 2013
DI SEKOLAH DASAR

Faisal, Farihah, Hodriani, Apiek Gandamana*)


Surel: faisalpendas@gmail.com

ABSTRACK
This article aims to describe the integration of anti-drug education in thematic learning
curriculum, 2013 in SD. The integration of character education is an anti-drug education
program that conceptually allows pasted in the learning process that is already in school.
This program can be done in the form of expansion of existing themes in the curriculum by
using a contextual approach to anti-drug learning. Integration of anti-drug education in
thematic learning, is one of the efforts to create students who have the knowledge,
attitudes, and skills are balanced in accordance with the mandate of the curriculum in
2013.

Kata Kunci: Anti Narkoba, Pembelajaran Tematik, Kurikulum 2013, SD

PENDAHULUAN angka prevalensi dari 0,7% (2010)


enyalahgunaan narkoba di menjadi 0,9% (2015). Angka
P Indonesia dari tahun ke tahun prevalensi kelompok umur 10-19
terus menunjukkan peningkatan tahun relatif tidak ada perbedaan
yang siginifikan. Berdasarkan hasil persentase antara di kota atau
survei Badan Narkotika Nasional kabupaten. Data ini menunjukkan
(BNN) kerja sama dengan Pusat bahwa penyalahgunaan narkoba pada
Penelitian Kesehatan Universitas usia Sekolah Dasar (SD) dan sekolah
Indonesia menunjukkan bahwa menengah masih tinggi dan
penyalahguna narkoba yang berada mengkhawatirkan.
pada kelompok umur 20-29 tahun Adanya penyalahgunaan
cenderung menurun dalam 15 tahun narkoba di kalangan siswa bukan
terakhir (dari 5,1% menjadi 1,8%). tanpa alasan. Alasan yang paling
Akan tetapi, di kelompok umur 10-19 banyak ditemukan terkait dengan
tahun menunjukkan peningkatan penyalahgunaan narkoba di
*
) Faisal, S.Pd., M.Pd. : Dosen Prodi PGSD FIP UNIMED
Dr. Farihah, M.Pd. : Dosen Jurusan. PKK FT UNIMED
Hodriani, S.Sos., M.AP, M.Pd. : Dosen Jurusan. PPKn FIS UNIMED
Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd. : Dosen Prodi PGSD FIP UNIMED
36 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Faisal, Farihah, Hodriani & Apiek Gandamana, Integrasi Pendidikan Anti Narkoba ..., hal. 36 - 45

antaranya: ingin mencoba (65%), wilayah tertentu. Kondisi semacam


diajak/dibujuk teman (55%), dan ini bisa teridentifikasi dari beberapa
bersenang-senang (19%). Untuk lebih hasil survei sebelumnya yang
jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 menemukan tingginya angka
berikut. penyalahgunaan narkoba di beberapa
daerah yang menjadi kantong
peredaran. Berikut diberikan
gambaran opini responden terhadap
kondisi lingkungan tempat tinggal
dalam kaitannya dengan
penyalahgunaan narkoba.

Gambar 1. Alasan Pakai Narkoba


Pertama Kali untuk 3 Kali Survei
(Sumber: Pusat Penelitian Data dan
Informasi BNN 2016)

Berdasarkan alasan-alasan
yang dikemukakan di atas, tingkat
kerawanan penyalahgunaan narkoba
sebenarnya tidak terlepas dari situasi
dan kondisi lingkungan sosial di Gambar 2: Opini Responden terhadap
Kondisi Lingkungan di Tempat
sekitar tempat tinggal siswa. Kondisi Tinggalnya
lingkungan yang kurang kondusif, (Sumber: Pusat Penelitian Data dan
Informasi BNN 2016)
sikap permisif masyarakat terhadap
Merujuk pada gambar 2 di
penyalahgunaan narkoba, dan
atas, tantangan yang paling besar di
terkonsentrasinya suatu daerah
lingkungan siswa sekarang ini adalah
sebagai tempat peredaran narkoba
adanya ancaman narkoba (37%) dan
diprediksi menjadi faktor resiko yang
mempunyai teman/ tetangga/ saudara/
menyebabkan tingginya angka
penyalahgunaan narkoba di suatu
PUSDIBANG – KS UNIMED 37
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041

kerabat pernah memakai/terlibat menyatu dengan materi pembelajaran


narkoba (14%). lain. Telah diketahui bersama bahwa
Oleh sebab itu, perlu dicarikan solusi pendidikan di SD saat ini menerapkan
dalam upaya meminimalisir bahkan kurikulum 2013 dalam pembelajaran.
menghilangkan penyalahgunaan Kurikulum 2013 mengamanatkan
narkoba di kalangan siswa. Pepatah penerapan pembelajaran tematik di
mengatakan bahwa mencegah lebih setiap jenjang kelas, mulai dari kelas I
baik daripada mengobati. Dengan hingga kelas VI SD. Oleh sebab itu,
demikian, upaya pencegahan pendidikan anti narkoba dintegrasikan
penyalahgunaan narkoba sejak dini di langsung pada pembelajaran tematik
kalangan siswa mutlak diperlukan, di SD yang bersesuaian dengan
terutama pada siswa usia SD. kurikulum 2013.
Salah satu upaya pencegahan PEMBAHASAN
penyalahgunaan narkoba sejak dini di A. Pendidikan Anti Narkoba
SD adalah dengan melakukan edukasi Pendidikan anti narkoba
secara terprogram kepada siswa. merupakan usaha sadar dan terencana
Edukasi terprogram ini dikatakan juga untuk mewujudkan suasana belajar
dengan istilah pendidikan anti dan proses pembelajaran agar siswa
narkoba. Mengingat di SD tidak ada secara aktif mengembangkan potensi
kurikulum khusus terkait dengan dirinya untuk memiliki kekuatan
pemahaman tentang narkoba, dapat spiritual keagamaan, pengendalian
dilakukan dengan pengintegrasian diri, menghindari, menolak, melawan,
pendidikan anti narkoba dalam dan mengampanyekan anti narkoba
pembelajaran secara langsung. sehingga bahaya narkoba tidak
Dengan cara yang demikian, meluas ke segenap masyarakat
pembelajaran akan berjalan secara (Machali, 2014:232). Pendidikan anti
efektif dan efisien. narkoba dapat dilakukan secara
Pendidikan anti narkoba tidak terpadu dengan melibatkan setiap
perlu diajarkan secara terpisah dengan unsur yang terkait dan peduli
alokasi waktu tersendiri melainkan
38 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Faisal, Farihah, Hodriani & Apiek Gandamana, Integrasi Pendidikan Anti Narkoba ..., hal. 36 - 45

terhadap usaha preventif bahaya perencanaan, pengimplementasian, dan


narkoba. pengevaluasian dalam upaya
pencegahan dan pengurangan

Terdapat tiga prinsip yang penyalahgunaan narkoba. Kedua,

melandasi pendidikan anti narkoba. sekolah menyediakan lingkungan fisik

Pertama, terpadu yaitu kerja sama dan sosial bagi pengembangan


kesehatan siswa berkaitan dengan
erat antara pihak sekolah dengan
tujuan pendidikan yang ingin dicapai
masyarakat. Tujuannya agar semua
sesuai dengan jenjang pendidikan.
pihak memahami akan bahaya
Ketiga, membantu siswa berperilaku
narkoba dan memperkuat tekad agar
(skills-based drug education) dan
orang yang belum terkena jangan
menciptakan kondisi yang sehat bagi
sampai tertular oleh kecanduan
siswa. Keempat, sekolah berperan
narkoba. Kedua, profesional artinya
dalam membentuk pengetahuan, sikap,
harus disusun progarm-program
dan keterampilan yang diperlukan
pendidikan anti narkoba yang
siswa dalam memilih dan mengambil
sistematis dan sesuai perkembangan
keputusan untuk tidak menggunakan
siswa. Ketiga, kebutuhan artinya narkoba. Oleh sebab itu, pendidikan
program pendidikan anti narkoba anti narkoba di sekolah lebih mudah
hendaknya berdasarkan kebutuhan dilaksanakan kerena dapat diadakan
masyarakat, terutama generasi muda pengawasan secara komprehensif dan
dan keluarga. terpadu.
Merujuk pada pernyataan di B. Ihwal Kurikulum 2013
atas, sekolah merupakan salah satu Kurikulum 2013 mengusung
ujung tombak yang dapat secara adanya keseimbangan antara sikap,
efektif memberikan pendidikan anti pengetahuan, dan keterampilan untuk
narkoba bagi siswa. Hal ini membangun soft-skills dan hard-
diungkapkan karena bersesuaian skills seperti yang terlihat pada
dengan empat komponen penting gambar 3 berikut.
sekolah sebagai institusi atau lembaga
pendidikan. Pertama, sekolah
menyediakan kerangka kerja bagi
PUSDIBANG – KS UNIMED 39
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041

skills dan hard skills pada jenjang PT.


Pada PT ranah knowledge lebih
dominan diajarkan dibandingkan
ranah skills dan attitude.
Pertanyaan yang mungkin
terlontar dari pikiran kita adalah
mengapa harus demikian?
Jawabannya sederhana, untuk apa kita
Gambar 3. Keseimbangan antara Sikap,
menjadi seorang yang hebat dalam
Pengetahuan, dan Keterampilan untuk
Membangun Soft Skills dan Hard Skills aspek pengetahuan, padahal dari
(Sumber: Marzano dan Bruner, dalam
Kemendikbud (2013)) aspek sikap kita masih jauh dari apa
Berdasarkan gambar di atas, yang diharapkan. Pendidikan dasar,
dapat dijelaskan bahwa salah satu katakanlah jenjang SD merupakan
elemen penting dalam kurikulum landasan dasar menuju kesuksesan
2013 adalah adanya keseimbangan belajar pada jenjang pendidikan
antara sikap, pengetahuan, dan selanjutnya.
keterampilan untuk membangun soft Apabila siswa pada jenjang
skills dan hard skills siswa dari mulai SD sudah dibiasakan dengan sikap-
jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan sikap positif, akan dirasakan bahwa
PT seperti yang diungkapkan ketika menduduki jenjang pendidikan
Marzano (1985) dan Bruner (1960). selanjutnya dapat dipastikan akan
Jenjang SD, ranah attitude dapat terus membiasakan sikap positif
(sikap) harus lebih banyak atau lebih yang telah diperolehnya sebelumnya.
dominan dikenalkan, diajarkan, dan Maka dari itu, pada jenjang SD aspek
atau dicontohkan pada siswa, sikap lebih dominan diberikan dalam
kemudian diikuti ranah skill rangka pembentukan sikap dan
(keterampilan), dan ranah knowledge karakter positif bagi siswa demi
(pengetahuan) lebih sedikit diajarkan mencapai kesuksesan pada jenjang
pada siswa. Hal ini berbanding pendidikan selanjutnya. Tidak hanya
terbalik dengan membangun soft itu, hal yang demikian juga dapat
40 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Faisal, Farihah, Hodriani & Apiek Gandamana, Integrasi Pendidikan Anti Narkoba ..., hal. 36 - 45

menjadikan siswa lebih siap dalam Pembelajaran tematik adalah


hidup bermasyarakat di lingkungan pembelajaran terpadu yang
sekitar, karena telah diajarkan menggunakan tema sebagai fokus
bagaimana bersikap yang baik utama. Pembelajaran tersebut
melalui penanaman sikap yang memberikan pengalaman bermakna
diberikan (Faisal, 2014). kepada siswa secara utuh. Dalam
Hubungannya dengan pelaksanaannya, materi yang
pendidikan anti narkoba merupakan diajarkan oleh guru di SD
salah satu wujud nyata usaha diintegrasikan melalui tema-tema
pembentukan sikap dan karakter yang telah dirumuskan
positif yang terprogram bagi siswa (Kemendikbud, 2013). Majid
sesuai dengan amanah kurikulum (2014:85) menyatakan bahwa konsep
2013. Oleh sebab itu, pendidikan anti pembelajaran tematik merupakan
narkoba sejalan dengan amanat yang pengembangan dari pemikiran dua
tertuang dalam kurikulum 2013, di orang tokoh pendidikan, yakni Jacob
mana siswa dibangun dengan (1989) dengan konsep pembelajaran
pengetahuan, sikap, dan keterampilan interdisipliner dan Fogarty (1991)
yang berimbang. Melalui pendidikan dengan konsep pembelajaran terpadu.
anti narkoba, siswa akan paham Pembelajaran tematik merupakan
dengan hal-hal yang berkaitan dengan suatu pendekatan yang secara sengaja
narkoba. Tidak hanya paham, siswa mengaitkan beberapa aspek baik
akan dilatih dan dibina agar selalu dalam intramata pelajaran maupun
mempunyai komitmen untuk antar mata pelajaran. Dengan adanya
menghindari penyalahgunaan pemaduan itu, siswa akan
narkoba. memperoleh pengetahuan dan
C. Pembelajaran Tematik dalam keterampilan secara utuh sehingga
Kurikulum 2013
pembelajaran akan menjadi bermakna
Pelaksanaan Kurikulum 2013 bagi siswa.
di SD dilakukan melalui Seperti yang telah dijelaskan
pembelajaran tematik, mulai dari di atas, pembelajaran tematik
kelas I sampai dengan kelas VI.
PUSDIBANG – KS UNIMED 41
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041

merupakan pendekatan (tut wuri handayani);


pembelajaran yang mengintegrasikan 7. Pembelajaran berlangsung di
berbagai kompetensi dari berbagai rumah, di sekolah, dan di
mata pelajaran ke dalam suatu tema. masyarakat;
Kemendikbud (2013) menjelaskan 8. Pemanfaatan teknologi informasi
bahwa pembelajaran tematik perlu dan komunikasi untuk
memperhatikan prinsip-prinsip dalam meningkatkan efisiensi dan
penerapannya, antara lain: efektivitas pembelajaran; dan
1. Dari siswa diberi tahu menuju 9. Pengakuan atas perbedaan
siswa mencari tahu; individual dan latar belakang
2. Dari pembelajaran berbasis sosial budaya.
konten menuju pembelajaran Merujuk pada prinsip-prinsip
berbasis kompetensi; yang dikemukakan di atas, sasaran
3. Dari pembelajaran verbalisme pendidikan anti narkoba sangat
menuju keterampilan aplikatif; bersesuaian dengan pelaksanaan
4. Peningkatan dan keseimbangan pembelajaran tematik di SD. Muara
antara keterampilan fisikal (hards dari pendidikan anti narkoba di SD
kills) dan keterampilan mental adalah aplikasi sikap dan komitmen
(soft skills); untuk menghindari penyalahgunaan
5. Pembelajaran yang narkoba sejak dini. Dengan demikian,
mengutamakan pembudayaan dan pembelajaran tematik merupakan
pemberdayaan siswa sebagai salah satu upaya pendekatan
pembelajar sepanjang hayat; pembelajaran yang mampu
6. Pembelajaran yang menerapkan membentuk sikap dan komitmen
nilai-nilai dengan memberi siswa dalam menghindari
keteladanan (ing ngarso sung penyalahgunaan narkoba sejak dini.
tulodo), membangun kemauan D. Integrasi Pendidikan Anti
Narkoba dalam Pembelajaran
(ing madyo mangun karso), dan
Tematik Kurikulum 2013
mengembangkan kreativitas
siswa dalam proses pembelajaran
42 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Faisal, Farihah, Hodriani & Apiek Gandamana, Integrasi Pendidikan Anti Narkoba ..., hal. 36 - 45

Integrasi pendidikan anti yakni domain pengetahuan (kognitif),


narkoba adalah program pendidikan sikap dan perilaku (afeksi), dan
anti narkoba yang secara keterampilan (psikomotorik) seperti
konsepsional memungkinkan yang diamanahkan kurikulum 2013.
disisipkan pada proses pembelajaran Ada dua model yang dapat
yang sudah ada di sekolah. Program dilakukan oleh guru dalam
ini dapat dilakukan dalam bentuk mengintegrasi pendidikan anti
perluasan tema yang sudah ada dalam narkoba. Pertama, proses
kurikulum dengan menggunakan pembelajaran harus menumbuhkan
pendekatan kontekstual pada kepedulian sosial-normatif,
pembelajaran anti narkoba. membangun penalaran objektif, dan
Secara umum, tujuan mengembangkan perspektif universal
pendidikan anti narkoba adalah: (1) pada individu. Kedua, pembelajaran
pembentukan pengetahuan dan harus mengarah pada penyemaian
pemahaman mengenai bentuk strategis, yaitu kualitas pribadi
narkoba dan aspek-aspeknya; (2) individu yang konsekuen dan kokoh
pengubahan persepsi dan sikap dalam keterlibatan peran sosial.
terhadap narkoba; dan (3) Upaya mengakomodir kedua model
pembentukan keterampilan dan ini dapat dilakukan dengan
kecakapan baru yang ditujukan untuk pembelajaran tematik. Dalam
melawan narkoba. Sedangkan manajemen pembelajaran semacam
manfaat jangka panjangnya adalah ini dapat dilakukan melalui tema.
menyumbang pada keberlangsungan Integrasi pendidikan anti
sistem integrasi nasional dan program narkoba dalam pembelajaran tematik
anti narkoba pada diri siswa yang dapat dilakukan melalui beberapa
kelak akan menjalankan amanah di tahap, antara lain: (1) persiapan,
dalam sendi-sendi kehidupan meliputi: merumuskan Rencana
(Machali, 2014:242). Dengan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
demikian, pendidikan anti narkoba pembelajaran tematik yang
harus mengintegrasikan tiga domain, terintegrasi pendidikan anti narkoba,

PUSDIBANG – KS UNIMED 43
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041

menyiapkan media penunjang proses Gambar 4. Integrasi Pendidikan Anti


Narkoba dalam Pebelajaran Tematik
pembelajaran, menyiapkan instrumen
Berdasarkan paparan tersebut,
penilaian; (2) pelaksanaan, meliputi:
integrasi pendidikan anti narkoba
mengamati video/gambar yang
dalam pembelajaran tematik akan
menunjukkan fakta ilmiah terkait
menghasilkan siswa yang “cerdas,
dengan pendidikan anti narkoba,
terampil, dan berkarakter”.
mengintegrasikan isi video dengan
PENUTUP
mata pelajaran lain. Kemampuan
Pendidikan di SD merupakan
semacam ini harus didukung dengan
salah satu ujung tombak yang dapat
wawasan, bacaan, pengalaman, dan
secara efektif memberikan pendidikan
literatur yang memadai bagi guru
anti narkoba bagi siswa sejak dini.
yang melekat pada kompetensi
Oleh sebab itu, setiap guru di SD
pedagogik dan profesional; (3)
hendaknya dapat merumuskan proses
penutup, meliputi: guru secara
pembelajaran efektif dalam upaya
bersama-sama menyimpulkan tentang
memberikan pemahaman kepada
sikap atau nilai.
siswa tentang narkoba sehingga dapat
Secara sederhana, integrasi
menghindari penyalahgunaannya.
pendidikan anti narkoba dalam
Integrasi pendidikan anti narkoba
pembelajaran tematik kurikulum 2013
dalam pembelajaran tematik
dapat dilihat pada gambar berikut.
kurikulum 2013 di SD dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif
proses pembelajaran efektif dalam
upaya mencegah penyalahgunaan
Sikap Spritual
narkoba di SD. Dengan
pengintegrasian pendidikan anti
narkoba dalam pembelajaran tematik

Pdd. Anti Narkoba


akan diharapkan mampu
menghasilkan siswa yang “cerdas,
terampil, dan berkarakter”.

44 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041


Faisal, Farihah, Hodriani & Apiek Gandamana, Integrasi Pendidikan Anti Narkoba ..., hal. 36 - 45

Provinsi Tahun 2015. Jakarta:


Puslitdatin-BNN.

DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang Republik Indonesia
Faisal. 2014. Sukses Mengawal Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 di SD (Teori Perubahan Atas Undang-
& Aplikasi). Yogyakarta: undang Nomor 23 Tahun 2002
Diandra Creative. tentang Perlindungan Anak.
Machali, Imam. 2014. “Integrasi Undang-undang Republik Indonesia
Pendidikan Anti Narkoba Nomor 35 Tahun 2009 tentang
dalam Pendidikan Agama Narkotika.
Islam dan Budi Pekerti
Kurikulum 2013.” Nadwa:
Jurnal Pendidikan Islam, Vol.
8, Nomor 2 Oktober 2014.
Majid, Abdul. 2014. Implementasi
Kurikulum 2013 Kajian
Teoritis dan Praktis. Bandung:
Interes.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 54 Tahun
2013 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 65 Tahun
2013 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 103 Tahun
2013 Tentang Pembelajaran
Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.

Pusat Penelitian Data dan Informasi


BNN. 2016. Survei Prevalensi
Penyalahgunaan Narkoba
pada Rumah Tangga di 20
PUSDIBANG – KS UNIMED 45

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai