Anda di halaman 1dari 2

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006 adalah Pedoman


Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah. Peraturan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kesehatan lingkungan di sekolah. Beberapa poin penting dalam peraturan ini meliputi persyaratan
kesehatan lingkungan, tatalaksana pemeliharaan ruang bangunan, pencahayaan, ventilasi, fasilitas
sanitasi, kantin/warung sekolah, bebas jentik nyamuk, dan promosi hygiene dan sanitasi sekolah.
Persyaratan kesehatan lingkungan mencakup lokasi bangunan sekolah yang tidak terletak di daerah
rawan bencana atau bekas tempat pembuangan sampah. Konstruksi bangunan harus memenuhi standar
kekuatan dan kebersihan, termasuk atap yang tidak bocor, talang yang tidak bocor, dinding yang bersih,
dan lantai yang kuat dan mudah dibersihkan. Ventilasi dan pencahayaan ruang harus memadai, dengan
ventilasi alami atau mekanis yang baik, serta pencahayaan yang cukup dan tidak silau. Fasilitas sanitasi
sekolah meliputi toilet yang bersih dan terpisah antara laki-laki dan perempuan, sarana pembuangan air
limbah yang tertutup dan tidak mencemari lingkungan, serta sarana pembuangan sampah yang teratur.
Kantin/warung sekolah harus menjaga kebersihan dan kualitas makanan yang dijual. Lingkungan sekolah
juga harus bebas dari jentik nyamuk dan asap rokok.

Tatalaksana pemeliharaan ruang bangunan meliputi pembersihan rutin, pencahayaan yang memadai,
ventilasi yang baik, serta pemeliharaan fasilitas sanitasi. Promosi hygiene dan sanitasi sekolah dapat
dilakukan melalui pendekatan langsung atau menggunakan media cetak dan elektronik.

Peraturan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, bersih, nyaman, dan bebas
dari ancaman penyakit

Dalam Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah, terdapat beberapa nilai ambang
batas yang harus dipenuhi untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, bersih, nyaman, dan
bebas dari ancaman penyakit. Berikut adalah beberapa nilai ambang batas yang harus dipenuhi:

1. Lokasi: Bangunan sekolah harus berada dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
Selain itu, tidak boleh terletak di daerah rawan bencana, bekas tempat pembuangan akhir sampah, atau
dekat dengan jaringan listrik tegangan tinggi.

2. Konstruksi Bangunan: Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan tikus.
Talang harus tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk. Dinding harus bersih, tidak
lembab, dan berwarna terang. Lantai harus kuat, tidak retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan. Tangga
harus memenuhi standar keamanan dengan lebar anak tangga minimal 30 cm dan tinggi anak tangga
maksimal 20 cm.

3. Fasilitas Sanitasi Sekolah: Toilet harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak berbau. Jumlah toilet
harus sesuai dengan jumlah siswa, dengan proporsi 1 we/urinoir untuk 40 siswa dan 1 wc untuk 25 siswi.
Sarana pembuangan air limbah harus tertutup dan tidak mencemari lingkungan. Sarana pembuangan
sampah harus tersedia dan teratur.

4. Pencahayaan: Intensitas pencahayaan di setiap ruang harus sesuai dengan peruntukannya. Misalnya,
ruang kelas, ruang guru, dan ruang bimbingan & konseling harus memiliki intensitas pencahayaan antara
200-300 lux.
5. Ventilasi: Ventilasi dalam ruang sekolah harus memadai. Ruang yang menggunakan AC harus memiliki
jendela yang dapat dibuka untuk penyegaran udara. Ruang-ruang lainnya harus memiliki ventilasi yang
sesuai dengan jenis dan peruntukannya.

6. Kebisingan: Kebisingan di sekolah tidak boleh melebihi 45 dB(A).

7. Bebas Jentik Nyamuk: Lingkungan sekolah harus bebas dari jentik nyamuk Aedes Aegypti. Kerja bakti
rutin harus dilakukan untuk pemberantasan sarang nyamuk.

8. Bebas Asap Rokok: Merokok dilarang di lingkungan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai