Menimbang : a. bahwa klinik dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang bermutu berkualitas dan aman bagi keselamatan pasien wajib menyelenggarakan PPI dalam pelayanan klinik; b. bahwa seluruh petugas pelayanan wajib menyelenggarakan PPI secara terpadu dan berkesinambungan di klinik; c. bahwa berdasakan pertimbangan huruf a dan b, maka perlu menetapkan keputusan penanggungjawab klinik tentang kebijakan penyelenggaraan PPI.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran ; 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik; 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi Fasyankes; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; 6. Keputusan Menteri Kesehatan Repuplik Indonesia Nomor 1457/MENKES/SK/2003 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota. MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN PENANGGUNGJAWAB KLINIK KRIAN MEDIKA
TENTANG KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PPI Kesatu : Kebijakan penyeleggaraan PPI sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahakan dalam keputusan ini. Kedua : Segala biaya yang timbul sebagai akibat dikeluarkannya keputusan ini dibebankan pada dana operasional klinik. Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
PENANGGUNGJAWAB KLINIK KRIAN MEDIKA
dr. JUFRIDA HANIFA
SIP. 551.4.1/ 764/ IP.DU/XII/438.5.2/2022
LAMPIRAN : KEPUTUSAN PENANGGUNGJAWAB KLINIK
KRIAN MEDIKA TENTANG KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PPI Nomor : SK/13/KKM/III/2023 Tanggal : 14 Maret 2023 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PPI DI KLINIK KRIAN MEDIKA
1. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang selanjutnya disingkat PPI adalah
upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar klinik. 2. Infeksi terkait pelayanan kesehatan (Health Care Associated Infections) yang selanjutnya disingkat HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di klinik dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam klinik tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas klinik dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di klinik. 3. Klinik sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus melaksanakan PPI dengan melakukan melakukan surveilans dan pendidikan dan pelatihan PPI. 4. Pelaksanakan PPI dilaksanakan melalui penerapan: a. prinsip kewaspadaan standar dan berdasarkan transmisi; b. penggunaan antimikroba secara bijak; dan c. bundles adalah sekumpulan praktik berbasis bukti sahih yang menghasilkan perbaikan keluaran poses pelayanan kesehatan bila dilakukan secara kolektif dan konsisten. 5. Penerapan PPI dilakukan terhadap infeksi terkait pelayanan HAIs dan infeksi yang bersumber dari masyarakat.