Anda di halaman 1dari 3

IBRAHIM IBN ABBAS IBN MUHAMMAD ASHOULI

Dia adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Abbas bin Muhammad bin Shouli, seorang penulis
dan penyair dari Irak. As-Shouli lahir di Baghdad, di sebuah rumah penulisan dan
retorika.
Ibrahim Ibn Abbas Ibn Muhammad Ashouli lahir pada 176 Hijriyyah, beberapa
sumber mengatakan pada tahun 167 Hijriyyah. Ibunya adalah saudari dari Abbas bin
Ahnaf, seorang sastrawan dan penyair terkenal dimasa itu. Ash-Shouli tumbuh dan
besar di “Baitul Kitabah wa Al-Balaghoh”. Disanalah kemudian As-Shouli
mendapatkan berbagai ilmu dan menekuninya dari para penghuni dan para imam
dizaman tersebut.
Ash-Shouli merupakan rakyat Turki yang kemudian berkelana ke daerah Jurjan dan
Persia. Diterangkan oleh Syauqi dhoif, Kakeknya adalah orang turki yang membenci
majusi dan menghormati Persia.
Ash-Shouli mengucapkan syahadat dalam bimbingan Yazid bin Muhlab, yang
merupakan seseorang yang ikut menaklukan daerah Jurjan pada masa Umayyah dan
penguasa Khurasan kala itu. Setelah kematian Yazid, keduanya pindah ke Al-Fadl
yang merupakan seorang wazir atau menteri dari Al-Ma’mun, khalifah Abbasiyyah
saat itu.
Selama hidupnya, Ash-Shouli pernah menjadi bagian dari kantor-kantor
pemerintahan Abbasiyyah. Hal itu terjadi setelah khalifah Al-Ma’mun memberikan
kuasa pada Al-Fadl bin Sahl untuk mengurus adminitrasi pemerintah.
Sejak saat itu Ash-Shouli bekerja di kantor pemerintahan. Sampai akhir hidupnya, ia
bekerja di salah satu kantor khalifah Al-Mutawakkil, yaitu kantor pengeluaran dan
keuangan. Ia meninggal pada tahun 242 Hijriyyah, sumber lain mengatakan 243 H,
tidak banyak yang diketahui dari kematiannya. Dikatakan bahwa kematian Ash-
Shouli dirahasiakan oleh beberapa bangsawan dan pihak lainnya. Ia wafat di Syabban
pada umur ke tujuh puluh.
Dia adalah seorang penyair yang terampil, dan merupakan salah satu dari penulis di
berbagai dunia pada masa itu. Dan dikenal sebagai “Penulis Irak”. Ash-Shouli
menghabiskan masa mudanya dalam kesibukan dengan berbagai sya’ir dan
penulisannya. Karena kegigihan dan keuletannya, ia menjadi seseorang yang unggul
dalam pembuatan sya’ir dan bait-bait lainnya. Al-Mash’udi berkata “ dia adalah
seorang penulis yang baligh dan penyair yang agung”.
Sebagai seorang penyair yang terampil, Ash-Shouli memiliki berbagai karya terutama
puisi atau “sya’ir” dan prosa. Berbagai karyanya menjadi contoh dan panutan untuk
berbagai generasi, setelahnya maupun yang hidup dimasa itu. Hal ini dikarenakan
dalam karya-karyanya, Ash-Shouli selalu menggunakan susunan dan gaya bahasa
yang inovatif dalam penulisannya. Bahkan karya-karya tersebut dapat menandingi
dan menyamai berbagai karya termashur kala itu.
Ash-Shouli juga merupakan salah satu sastrawan yang menyelipkan paham dualisme
dalam tulisannya, dan juga salah satu tokoh termashur dalam ucapan belasungkawa.
Puisinya selalu ditulis dengan sangat kreatif, sedangkan prosanya selalu unik.
Beberapa puisinya terdiri dari tiga sampai sepuluh bait.
Ash-Shouli banyak menuliskan berbagai prosa ataupun risalah seumur hidupnya.
Karyanya tersebut ditujukan kepada para penguasa maupun atas permintaan
seseorang. Prosa-prosa pendek juga tercakup dalam kumpulan karyanya dna lebih
menjurus pada wasiat ataupun nasehat. Ia juga menulis risalah untuk para prajurit atas
perintah khalifah Al-Mutawakil.
Ash-Shouli juga sering membuat bait-bait puisi yang menggambarkan kepribadian
seseorang. Terutama para tokoh dan bangsawan, sperti para khalifah.
Ash-Shouli menggambarkan seorang Abu Al-Abbas (As-Saffah) yaitu khalifah
pertama bani Abbasiyyah juga pendiri dan pelopornya sebagai seorang yang sangat
dermawan. Tidak pernah sama sekali dia menunda apa yang telah dia janjikan, dan
tidak pernah bangun dari tempat duduknya sebelum dia memberi apa yang telah dia
janjikan. Abdullah bin Hasan Marrah suatu saat pernah berkata “Saya pernah
mendengar jumlah sejuta dirham, namun saya tidak pernah melihatnya sama sekali.”
Kemudian As-Saffah memerintahkan orangnya untuk mengambil uang sebanyak itu
dan dihadirkan di hadapan Abdullah bin Hasan.
Karya dari Ash-Shouli terkenal dengan balagohnya, ia juga selalu berhati-hati dalam
memadukan kata dan gaya sehingga menjadi sebuah makna yang dan mengandung
arti yang berharga atau bernilai. Ash-Shouli sangat terkenal dengan ucapan
belasungkawa. Ia banyak menuliskan ucapan-ucapan dan risalah sebagai
belasungkawa terhadap seseorang terutama pada penguasa saat itu, begitu pula sya’ir
dan baitnya.
Ia selalu menyiratkan berbagai pelajaran dan kata mutiara yang terbungkus rapi
dalam susunan bahasa dan balaghohnya. Dalam risalahnya, kita dapat mengambil
intisari ataupun nasehat akan kehidupan. Ia juga menjadi penulis bagi beberapa
khalifah Abbasiyyah dan mentri-mentrinya, seperti Al-Ma’mun dan Al-Mutawakkil.
Imam Thabari mengisahkan bahwa dikala terjadinya peristiwa mihnah oleh Al-
Ma’mun terhadap ulama dan ilmuwan di masanya, Al-Ma’mun mengirimkan surat
kepada Ishaq bin Ibrahim. Surat itu adalah perintah mihnah dan interogasi para
ilmuwan dan ulama.
Tak hanya di era Al-Ma’mun, Ash-Shouli juga menjadi penulis berbagai risalah dan
ucapan beberapa khalifah Abbasiyyah, yaitu Al-Mutawakkil. Terkadang Ash-Shouli
menerima perintah dalam menulisakn suatu prosa atas khalifah maupun menerima
surat atau titah dari para khalifah.
Begitulah Ash-Shouli, ia bekerja pada administrasi Abbasiyyah. Sampai sebelum
akhir hidupnya ia masih berada pada salah satu kantor Abbasyiah. Kemudian
meninggal di masa Al-Mutawakkil. Dan masih menjadi bagian dari kantor
pengeluaran dan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai