Anda di halaman 1dari 4

Makalah

Tafsir Tentang Whudu dan Mandi Junub


Dosen Pengampu :
Muhammad Amri Amin M.Pd.I

Penyusun :
Muhamad Iqbal Hamdani
Fakultas Agama Islam
UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN
MATARAM
2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al Quran adalah sumber pertama dalam menentukan hukum. Didalam Al
Quran ada ayat muhkamat dan mutasyabihat. Diantara ayat yang muhkamat adalah
ayat tentang whudu dan mandi junub. Beriikut kami akan menjelaskan sedikit tentang
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ayat tentang whudu dan mandi junub ?
2. Apakah asbabun nuzulnya ayat itu ?
3. Apakah penjelasan whudu dan mandi junub ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetshui ayat tentang whudu dan mandi junub !
2. Untuk mengetahui asbabun nuzul ayat itu !
3. Untuk mengetahui apa itu whudu dan mandi junub ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Ayat tentang whudu dan mandi junub
a) Al Quran surah Al Maidah ayat : 6

ٰٓ ‫َاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ُقْم ُتْم ِاَلى الَّص ٰل وِة َفاْغ ِس ُلْو ا ُوُجْو َهُك ْم َو َاْيِدَيُك ْم ِاَلى اْلَم َر اِف َو اْمَس ُحْو ا ُرُءْو ِس ُك ْم‬
‫ِب‬ ‫ِق‬
‫َو َاْر ُج َلُك ْم ِاَلى اْلَكْع َبْيِۗن َوِاْن ُكْنُتْم ُج ُنًبا َفاَّطَّهُرْو ۗا َو ِاْن ُكْنُتْم َّم ْر ٰٓض ى َاْو َع ٰل ى َس َفٍر َاْو َج ۤا َء َاَح ٌد ِّم ْنُك ْم ِّم َن اْلَغ ۤا ِٕىِط‬
‫َاْو ٰل َم ْس ُتُم الِّنَس ۤا َء َفَلْم َتِج ُد ْو ا َم ۤا ًء َفَتَيَّمُم ْو ا َصِع ْيًدا َطِّيًبا َفاْمَس ُحْو ا ِبُوُجْو ِهُك ْم َو َاْيِد ْيُك ْم ِّم ْنُهۗ َم ا ُيِر ْيُد ُهّٰللا ِلَيْج َعَل‬
‫َع َلْيُك ْم ِّم ْن َحَر ٍج َّو ٰل ِكْن ُّيِر ْيُد ِلُيَطِّهَر ُك ْم َو ِلُيِتَّم ِنْع َم َتٗه َع َلْيُك ْم َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُرْو َن‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak


melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku,
dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki.
Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan
atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka
jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik
(suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur

 Mufrodat

 ‫ ِاَذ ا ُقْم ُتْم‬: artinya ketika kamu mau melaksanakan shalat


 ‫ فاغسلوا‬: artinya mengalirkan air terhadap sesuatu untuk menghilangkan
kotoran yang ada padanya
 ‫ وجوهكم‬: dari ‫ المواجه‬Batasan panjangnya adalah dari atas dahi sampai
bawah janggot atau dagu batasan lebarnya antara daun telinga dengan
daun telinga
 ‫ الى الكعبين‬: artinya dua tulang yang muncul dismping kanan kirinya
kaki1

 : Artinya

b) Al Quran surah An Nisa’ ayat : 43

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْقَر ُبوا الَّص ٰل وَة َو َاْنُتْم ُس ٰك ٰر ى َح ّٰت ى َتْع َلُم ْو ا َم ا َتُقْو ُلْو َن َو اَل ُج ُنًبا ِااَّل َعاِبِر ْي َس ِبْيٍل َح ّٰت ى‬
‫َتْغ َتِس ُلْو اۗ َو ِاْن ُكْنُتْم َّم ْر ٰٓض ى َاْو َع ٰل ى َس َفٍر َاْو َج ۤا َء َاَح ٌد ِّم ْنُك ْم ِّم َن اْلَغ ۤا ِٕىِط َاْو ٰل َم ْس ُتُم الِّنَس ۤا َء َفَلْم َتِج ُد ْو ا َم ۤا ًء‬
‫َفَتَيَّمُم ْو ا َصِع ْيًدا َطِّيًبا َفاْمَس ُحْو ا ِبُوُجْو ِهُك ْم َو َاْيِد ْيُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن َع ُفًّو ا َغ ُفْو ًرا‬

Artinya : Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu


mendekati salat ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa
yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu)
dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu
mandi (mandi junub). Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan
atau sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan
kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik
(suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah
Maha Pemaaf, Maha Pengampun.
B. Asbabun Nuzul
Rasulullah Saw pergi bersama para sahabatnya guna berperang. Kepergian
beliau ditemani oleh Aisyah ra. Hingga ketika sampai di daerah Baida', Aisyah
merasa kehilangan kalungnya. Kalung itu milik Asma' binti Abi Bakar yang dipinjam.
Rasulullah Saw kemudian berhenti guna mencari kalung tersebut. Sahabat-sahabat
turut berusaha mencari di mana kalung Aisyah terjatuh. Sayangnya tempat
pemberhentian itu lokasinya tidak ada air sama sekali. Para sahabat juga tidak
memiliki cukup bekal air. Tentu hal ini sangat menyulitkan bagi para sahabat.

Para sahabat itu lalu melapor kepada Abu Bakar. Mereka sedikit protes
karena gara-gara kalung Aisyah putri Abu Bakar itu, mereka terpaksa berhenti di
tempat yang tidak mengenakkan. Mereka berkata: "Apakah kamu melihat apa yang
diperbuat oleh Aisyah. Dia memberhentikan Rasulullah Saw dan para sahabat,
padahal di sini tidak air. Pun para sahabat juga tidak membawa cukup bekal Air?"
sindir mereka.

Abu Bakar kemudian menghampiri Aisyah. Rasulullah Saw sendiri sedang


tidur meletakkan kepalanya di pangkuan Aisyah. Abu Bakar berbicara kepada Aisyah

1
(Asobuni, 2015)
menegurnya: "kamu telah menahan perjalanan Rasulullah Saw dan para sahabat di
tempat tidak air dan para sahabat juga tidak punya cukup bekal air. Abu Bakar terus
berbicara menegur sembari menusukkan jari tangannya ke pelipis Aisyah karena
marah hingga Aisyah merasa kesakitan. Abu Bakar merasa jengkel karena sebab
anaknya itu. Rasulullah Saw yang tampak lelah harus beristirahat di tempat yang
kurang memadai. Alangkah letihnya, sebab perjalanan itu sehabis melakukan
peperangan.
Aisyah hanya bisa terdiam. Dia khawatir Rasulullah Saw akan terjaga apabila
dirinya bergerak. Rasulullah Saw kemudian bangun di waktu subuh. Beliau kemudian
mencari air guna bersuci untuk mengerjakan salat. Sayangnya air tidak ada. Lalu
turunlah ayat yang menjelaskan hukum tayamum. Rasulullah Saw dan para sahabat
kemudian melakukan tayamum. Kalung Aisyah yang hilang itu kemudian di temukan
di bawah hewan tunggang ketika diberdirikan.

Para ulama silang pendapat apakah ayat yang turun pada kisah tersebut
adalah surat al-Maidah ayat 6 atau surat an-Nisa' ayat 43. Hal ini terjadi sebab di
hadis yang diriwayatkan Aisyah hanya menyebutkan kemudian turunlah ayat yang
menjelaskan tayamum tanpa dibarengi oleh teks Al-Quran. Adapun riwayat yang
mencantumkan teks Al-Quran diduga kuat hanya asumsi (wahm) dari perawi,
Mengingat teks lafal pada surat al-Maidah dan an-Nisa' memiliki kemiripan.

Ulama juga silang pendapat apakah perang yang dihadiri Nabi itu Perang
Bani Mustalik atau perang Dzati Riqa Perbedaan pendapat juga terjadi apakah kisah
ini masih ada hubungannya dengan kisah hoax Aisyah (haditsul ifk) atau memang
kisah tersendiri sehingga Aisyah pernah dua kali kehilangan kalungnya Perbedaan
ulama begitu panjang dan kesimpulan ulama (takhrij) berbeda-beda. Dalam
pembahasan ini tidak akan dijelaskan koreksi dan kajian para ulama karena akan
sangat begitu panjang2

C. Pembahasan whudu dan mandi junub


a. Whudu
b. Mandi Junub

2
(Nasrulloh, 2020)

Anda mungkin juga menyukai