Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SHOLAT TASBIH

Dosen Pembimbing : Muhammad Amri Amin, M.Pd.I

Penyusun :
1. Muh. Ali Rizki
2. Sa’iyah Jamil

Prodi Ilmu Al-qur’an Dan Tafsir


Fakultas Agama Islam
Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, yang telah memberikan kita
begitu banyak macam nikmat terutama nikmat Iman wal Islam, serta
nikmat kesehatan sehingga kami bisa menyelesikan makalah
“ Sholat Tasbih” ini. Yang kedua Sholawat beriring salam atas baginda
Rasul Shollallahu ‘alaihi Wasallam yang telah mendidik kita dari
kebodohan menjadi kecerdasan.

Dengan rasa kesungguhan, penyusunan makalah ini dihadapkan pada


pengetahuan dan kemampuan serta waktu terbatas. Sehingga kami sadar
bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami dengan senang hati menerima segala saran dan
masukan yg bersifat membangun. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.

I
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar………………………..…………………….……I
Daftar Isi………………………………………………...…….…II
BAB I PENDAHULUAN…………………………………..……1
A. Latar Belakang Masalah………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………...2
C. Tujuan……………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………….3
A. Pengertian Sholat Tasbih………………………3
B. Dalil Perintah Sholat…………………………...4
C. Tata Cara Sholat Tasbih………………………..5
D. Tujuan Sholat Tasbih…………………………..8
BAB III PENUTUP……………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Shalat secara etimologis adalah do’a. Sedangkan secara
terminologis shalat adalah ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbiratul ikhram, diakhiri dengan salam dan disertai dengan syarat-
syarat yang ditentukan.1
Tasbih, kata tasbih adalah bentuk masdar dari sabbaha-
yusabbihu-tasbihan, yang berasal dari kata sabh. Menurut Ibnu Faris,
asal makna kata sabbaha ada dua. Pertama sejenis ibadah. Kedua,
sejenis perjalanan cepat. Pengertian kata Tasbih berasal dari
pengertian pertama, yaitu menyucikan Allah SWT dari setiap yang
jelek (tanzihullahi min kulli su’in), sedangkan kata tanzih berarti
tab'id (menjauhkan). Jadi, secara terminologi makna tasbih adalah
mensucikan Allah SWT dari keburukan dan dari segala perbuatan
ataupun sifat yang tidak sesuai dengan keagungan, kemuliaan, kasih
sayang, dan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu. Sementara itu, kata
subbuhun adalah suatu sifat bagi Allah, yang berarti Allah Maha suci
dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya. Begitu juga menurut
Ar-Ragib Al-Asfihani dalam mengartikan kata as-sabh sebagai
“berlari cepat di dalam air (berenang) atau di udara (terbang)”. Kata
itu dapat dipergunakan untuk perjalanan bintang dilangit, atau lari
kuda yang cepat, atau kecepatan beramal. Dinamakan tasbih karena
segera pergi untuk beramal dalam rangka menyembah Allah.Kata ini
berlaku untuk melakukan kebaikan atau menjauhi kejahatan.
Tasbih adalah bacaan singkat dan sederhana namun bermakna
luas. Secara harfiah berarti pujian dan secara makna yaitu dengan
mengucapkan kata Subhanallah yang berarti maha suci Allah. Tasbih

1
M. Nasiruddin Al bani, sifat-sifat sholat nabi, (Yogyakarta: Media HIdayat, 2001)
Hlm. 3

1
adalah satu bacaan dzikir kepada Allah SWT yang ringan untuk
dilakukan tapi berat dalam timbangannya.2

B.Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dari Sholat Tasbih?


2. Apa dalil yang menganjurkan kita melaksanakan sholat tasbih?
3. Bagaimana cara kita melaksanakan sholat tasbih?
4. Apa tujuannya kita melakukan sholat tasbih?

C.Tujuan

1. Agar kita memahami dan mengetahui apa pengertian atau definisi


dari sholat tasbih baik secara bahasa atau istilah
2. Agar kita mengetahui dalilnya dari Al-Qur’an ataupun hadis
Rasulullah saw
3. Agar kita mengerti dan mengetahui cara melaksanakan sholat
tasbih
4. Agar kita mengetahui kelebihan dari kita mengerjakan sholat
tasbih

2
Ibid hlm. 4

2
BAB. II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat Tasbih

Istilah shalat tasbih terdiri dari dua kata, yakni “shalat” dan
“tasbih”. Asal makna shalat menurut bahasa Arab ialah “do’a”, tetapi
yang dimaksud di sini ialah “ibadat” yang tersusun dari beberapa
perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan
salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan.3 Kata “shalat”
pada dasarnya berakar dari kata berasal dari kata kerja. Kata “shalat”
menurut bahaha arab mengandung dua pengertian yaitu, “berdoa” dan
“bershalawat”. Ini berarti bahwa ungkapan “saya shalat” dapat berarti
“saya berdoa” atau “saya bershalawat”. Berdoa yang dimaksud dalam
pengertian ialah berdoa atau memohon hal-hal yang baik, nikmat dan
rezeki.
Sedangkan “bershalawat” berarti meminta keselamatan,
kedamaian, keamanan, dan pelimpahan rahmat Allah swt. Shalat
dalam pengertian di atas adalah doa yang dilakukan untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt. Untuk meminta pengampunan
dari segala dosa, untuk mensyukuri nikmat dan karunia Allah swt.
Untuk menolak kezaliman, dan untuk menegakkan suatu kewajiban
ibadah dalam agama.
Sedangkan kata “tasbih” merupakan bentuk dasar (masdar)
dari kata kerja ‫ يسبح‬- ‫ سبح‬yang artinya mensucikan dengan
mengucapkan lafal tasbih, atau menafikan Allah dari paan dengan
semua makhluk dari segala bentuk kekurangan, dengan ucapan
subhanallah (maha suci Allah). 4 Lafal tasbih sering kali diucapkan
atau digandengkan dengan lafal-lafal tahmid tahlil dan takbir. Jadi
3
Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 2011), hlm. 53
4
Ahmad Warson Al Munawwir, Kamus Arab Indonesia (Cet. XIV, Surabya: Pustaka
Progresif, 1997), hlm. 209

3
shalat tasbih adalah suatu shalat yang dalam setiap perpindahan dari
satu gerakan kepada gerakan lainnya mengandung pujian (tasbih,
zikir) Allah swt yang berbunyi:
‫سبحان هللا والحمد هلل وال اله اال هللا‬
(Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah dan
Allah Maha Besar).
Adapun perintah-perintah untuk bertasbih terdapat dalam Al-
Qur'an, ddiantaranya :

1. QS.Al-Hijr(15):98
ِّ ‫سبِّح بِّ َحم ِّد َربِّكَ َو ُكن مِّ نَ الس‬
َ‫َّاجدِّين‬ َ َ‫ف‬.
“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau di
antara orang yang bersujud (salat)”

2. Qs. Al- Fath (48): 9


‫صيل‬ َ ُ ‫سولِّه َوت ُ َع ِّز ُروهُ َوت ُ َوق ُِّروهُ َوت‬
ِّ َ ‫س ِّب ُحوهُ بُك َرة َّوا‬ ِّ ٰ ‫ ِّلتُؤمِّ نُوا ِّب‬.
ُ ‫اّلل َو َر‬
“Agar kamu semua beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,
menguatkan (agama)-Nya, membesarkan-Nya, dan bertasbih kepada-
Nya pagi dan petang.”5

B. Dalil Perintah Shalat


Firman Allah swt:
َّ ٰ ‫ٱلزك َٰوة َ َوٱر َكعُوا َم َع‬
َ‫ٱلر ِّكعِّين‬ َّ ‫َوأَقِّي ُموا ٱل‬
َّ ‫صلَ ٰوة َ َو َءاتُوا‬
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, berikanlah zakat dan rukuklah kamu
beserta orang-orang yang rukuk.” (Q.S.2,Al-Baqarah:43).

‫شآءِّ َوٱل ُمنك َِّر‬ َ ‫صلَ ٰوة َ ت َن َه ٰى‬


َ ‫ع ِّن ٱلفَح‬ َّ ‫َوأَق ِِّّم ٱل‬
َّ ‫صلَ ٰوة َ إِّ َّن ٱل‬

5
Ibid hlm. 511

4
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, karena sesungguhnya shalat itu
mencegah kita dari fahsya dan munkar (pekerjaan yang buruk dan
keji).”(Q.S.29, Al-Ankabut: 45).

ِّ َّ ِّ ‫ط ٰى َوقُو ُموا‬
َ‫ّلل قَانِّتِّين‬ َ ‫ص َلةِّ ال ُوس‬ ِّ ‫صلَ َوا‬
َّ ‫ت َوال‬ َّ ‫علَى ال‬ ُ ِّ‫َحاف‬
َ ‫ظوا‬
Artinya: “Periharalah benar-benar segala shalatmu dan shlat wustha
(yang paling baik), dan berdirilah tegak untuk Allah dalam keadaan
tetap khusyuk kepada-Nya.” (Q.S.2, Al-Baqarah: 238)

Ayat-ayat Allah swt memerintahkan kita para umat


mendirikan shalat,menyuruh kita mengerjakan shalat bersama-sama,
berkaum-kaum, menyatakan bahwa shalat itu menghalangi kita dari
fahsya‟ dan munkar memerintahkan kita memelihara shalat dengan
cara yang paling sempurna, paling baik, menyuruh kita nenegakkan
shalat di waktu-waktu yang telah ditentukan.6

C. Tata Cara Shalat Tasbih


Shalat tasbih semua riwayat sepakat dengan empat rakaat, 7
Jika pada siang hari dengan satu kali salam (langsung niat empat
rakaat) , sedang di malam hari dua rakaat-dua rakaat dengan dua kali
salam (dua kali shalat dengan masing-masing 2 rakaat) dengan tasbih
sebanyak 75 kali tiap rakaatnya.
Jadi, keseluruhan bacaan tasbih dalam shalat tasbih 4 rakaat tersebut
300 kali tasbih.8 Secara umum, shalat tasbih sama dengan tata cara
shalat yang lain, halnya saja ada tambahan bacaan tasbih.

6
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqieqy, Pedoman Sholat, (Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 2001), hlm.42
7
Abi Daud Sulayman bin Al-Asy’as Al-Sijistani, Sunan Abi Daud.
8
Abi ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Sawrah, hlm. 350

5
Adapun cara mengerjakan shalat tasbih adalah sebagai berikut:

1. Berdiri tegak menghadap kiblat, lalu mengucapkan niatnya.


Lafadz niat shalat tasbih bila dikerjakan dua rakaat-dua rakaat :
“Saya niat shalat tasbih dua rakaat karena Allah ta’ala”
Lafadz shalat tasbih dikerjakan empat rakaat:
“Saya niat shalat tasbih empat rakaat karena Allah ta’ala”.

2. Setelah niat lalu membaca do’a iftitah


Setelah selesai membaca do’a iftitah, kemudian dilanjutkan
dengan membaca Surat Al-Fatihah dan surah yang lain. Setelah itu
bacalah tasbih sebanyak lima belas kali, yaitu:
‫سبحان هللا والحمد هلل وال اله اال هللا وهللا اكبر‬
Bacaan tasbih tersebut dapat pula ditambah dengan:9
‫والحول وال قوة اال باهلل‬

3. Kemudian rukuk dengan membaca tasbih sebanyak sepuluh kali,


yaitu:
‫والحول وال قوة اال باهلل سبحان هللا والحمد هلل وال اله اال هللا وهللا اكبر‬

4. Kemudian iktidal dengan membaca tahmid iktidal


Setelah berdiri tegak lalu membaca tasbih sepuluh kali, tasbih yg
sama ketika rukuk.

5. Kemudian sujud dengan membaca tasbih sebanyak sepuluh kali

9
Abu Daud, Kitab As-Sholat bab Sholat At-Tasbih, hlm. 483-484

6
6. Kemudian duduk diantara dua sujud dengan membaca tasbih
sebanyak sepuluh kali

7. Kemudian sujud kedua dengan membaca tasbih sebanyak sepuluh


kali.
Sebelum berdiri untuk rakaat kedua hendaknya “duduk
istirahat” sambil membaca tasbih seperti tersebut di atas sepuluh kali.
Sedangkan, pada rakaat terakhir setelah sujud kedua dan
membaca tasbih sebanyak sepuluh kali, maka selanjutnya adalah
membaca tahiyat.

8. Terakhir adalah salam


Dikerjakan pada rakaat pertama, yang bila dihitung seluruh
bacaan tasbihnya berjumlah tujuh puluh lima kali tasbih. Jadi apabila
dikerjakan dalam empat rakaat berarti bacaan tasbihnya berjumlah
tiga ratus tasbih. 10 Apabila seseorang lupa mengerjakan salah satu
gerakan di dalam shalat tasbih, lalu ia melaksanakan sujud sahwi
(sujud karena lupa), maka ia tidak dianjurkan untuk membaca tasbih
di atas pada sujud sahwi tersebut. Akan tetapi jika lupa membaca
tasbih di dalam salah satu gerakan shalatnya, maka ia
menyempurnakannya pada gerakan yang lain selain pada waktu
iktidal. Karena iktidal adalah rukun shalat yang singkat waktunya,
sehingga jumlah bacaan tasbihnya secara keseluruhan tetap berjumlah
tiga ratus kali.11
Demikian tata cara pelaksanaan shalat tasbih yang dipahami
oleh masyarakat.

10
Abi Daud Sulayman bin Al-Asy’as Al-Sijistani, hlm. 483-484
11
Abi ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Sawrah, hlm. 350

7
D. Tujuan Shalat Tasbih
Tujuan dari shalat adalah pengakuan hati bahwa Allah swt
sebagai pencipta yang Maha Besar dan pernyataan patuh kepada-Nya
serta tunduk atas kebesaran dan kemuliaan-Nya yang kekal dan abadi.
Bagi seseorang yang telah melaksanakan shalat dengan penuh rasa
taqwa dan keimanan kepada penciptanya, hubungannya dengan Allah
swt akan kuat, istiqomah, teguh dalam beribadah kepada-Nya, dan
menjaga ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh-Nya.12
Shalat yang dilaksanakan dengan hati yang penuh taqwa dan
mengharap keridhoan Allah swt akan mempunyai pengaruh yang
mendalam dalam jiwa dan menopang manusia untuk berakhlak mulia.
Dengan demikian shalat dapat berperan sebagai alat penangkal yang
dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar
sebagaimana yang telah disebutkan Qs. Al-Ankabut (29): 45:

‫شآءِّ َوٱل ُمنك َِّر‬ َ ‫صلَ ٰوة َ تَن َه ٰى‬


َ ‫ع ِّن ٱلفَح‬ َّ ‫صلَ ٰوة َ ۖ إِّ َّن ٱل‬ ِّ َ‫ى إِّلَيكَ مِّ نَ ٱل ِّك ٰت‬
َّ ‫ب َوأَق ِِّّم ٱل‬ ُ
َ ِّ‫ٱت ُل َما ٓ أوح‬
َ‫ٱّللُ يَعلَ ُم َما ت َصنَعُون‬ َّ ‫ٱّلل أَكبَ ُر َو‬
ِّ َّ ‫َولَذِّك ُر‬
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-
Kitab, (al-Qur‟an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar, dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain) dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan .”

Shalat tidak hanya merupakan perwujudan dan rasa terima


kasih terhadap nikmat yang dianugerahkan Allah swt, tetapi juga

12
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam, Jilid IV (Cet. IV, Jakarta:
Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), hlm. 208

8
mempunyai dampak positif bagi yang melaksanakannya. Dampak
tersebut antara lain adalah selalu terjadinya hubungan yang kuat
antara seorang hamba dan pencipta yang membawa kenikmatan,
keamanan, ketenangan, dan keselamatan yang di wujudkan dalam
entuk pernyataan diri dan penghambaan diri kepada Allah swt. Shalat
juga sebagai sarana untuk mencapai kemenangan, keberuntungan, dan
shalat yang dilakukan lima kali sehari semalam dapat menghapus
dosa.13
Dengan shalat akan tercipta hubungan yang amat dekat antara
pelaku dan Allah swt. Sehingga terasa adanya pengawasan dari Allah
swt terhadap segala tindakan yang pada akhirnya akan memberikan
ketenangan yang besar dalam jiwa dan menjauhkan dari kelalaian
yang dapat memalingkan seseorang dari ketentuannya kepada Allah
swt.

13
Lihat Qs. Al-Mukminun (23): 1, Qs. Al-Ma’arij (70):19

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan dan Saran


Shalat secara etimologis adalah do‟a. Sedangkan secara
terminologis shalat adalah ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbiratul ikhram, diakhiri dengan salam dan disertai dengan syarat-
syarat yang ditentukan.“Tasbih, kata tasbih adalah bentuk masdar dari
sabbaha-yusabbihu-tasbihan, yang berasal dari kata sabh. Menurut
Ibnu Faris, asal makna kata sabbaha adadua. Pertama sejenis ibadah.
Kedua, sejenis perjalanan cepat. Pengertian kata tasbih berasal dari
pengertian pertama, yaitu menyucikan Allah SWT dari setiap yang
jelek (tanzihullahi min kulli su’in), sedangkan kata tanzih berarti
tab‟id(menjauhkan). Jadi, secara terminologi makna tasbih adalah
mensucikan Allah SWT dari keburukan dan dari segala perbuatan
ataupun sifat yang tidak sesuai dengan keagungan, kemuliaan, kasih
sayang, dan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu.Dan tujuan dari sholat
tasbih semata-mata untuk mendekatkan diri dengan Allah Swt.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya
untuk penyusun. Dan penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan sarannya agar makalah yang kami susun
kedepannya jauh lebih baik lagi

10
DAFTAR PUSTAKA

Al Bani, M. Nasiruddin, sifat-sifat sholat nabi, (Yogyakarta: Media


HIdayat, 2001)
Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 2011)
Ahmad Warson Al Munawwir, Kamus Arab Indonesia (Cet. XIV,
Surabaya: Pustaka Progresif, 1997)
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqieqy, Pedoman Sholat,
(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001)
Abi Daud Sulayman bin Al-Asy’as Al-Sijistani, Sunan Abi Daud.
Abi ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Sawrah
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam, Jilid IV (Cet.
IV, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997)

Anda mungkin juga menyukai