Solat Tasbih Rizki Saiyah
Solat Tasbih Rizki Saiyah
SHOLAT TASBIH
Penyusun :
1. Muh. Ali Rizki
2. Sa’iyah Jamil
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami dengan senang hati menerima segala saran dan
masukan yg bersifat membangun. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.
I
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar………………………..…………………….……I
Daftar Isi………………………………………………...…….…II
BAB I PENDAHULUAN…………………………………..……1
A. Latar Belakang Masalah………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………...2
C. Tujuan……………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………….3
A. Pengertian Sholat Tasbih………………………3
B. Dalil Perintah Sholat…………………………...4
C. Tata Cara Sholat Tasbih………………………..5
D. Tujuan Sholat Tasbih…………………………..8
BAB III PENUTUP……………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat secara etimologis adalah do’a. Sedangkan secara
terminologis shalat adalah ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbiratul ikhram, diakhiri dengan salam dan disertai dengan syarat-
syarat yang ditentukan.1
Tasbih, kata tasbih adalah bentuk masdar dari sabbaha-
yusabbihu-tasbihan, yang berasal dari kata sabh. Menurut Ibnu Faris,
asal makna kata sabbaha ada dua. Pertama sejenis ibadah. Kedua,
sejenis perjalanan cepat. Pengertian kata Tasbih berasal dari
pengertian pertama, yaitu menyucikan Allah SWT dari setiap yang
jelek (tanzihullahi min kulli su’in), sedangkan kata tanzih berarti
tab'id (menjauhkan). Jadi, secara terminologi makna tasbih adalah
mensucikan Allah SWT dari keburukan dan dari segala perbuatan
ataupun sifat yang tidak sesuai dengan keagungan, kemuliaan, kasih
sayang, dan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu. Sementara itu, kata
subbuhun adalah suatu sifat bagi Allah, yang berarti Allah Maha suci
dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya. Begitu juga menurut
Ar-Ragib Al-Asfihani dalam mengartikan kata as-sabh sebagai
“berlari cepat di dalam air (berenang) atau di udara (terbang)”. Kata
itu dapat dipergunakan untuk perjalanan bintang dilangit, atau lari
kuda yang cepat, atau kecepatan beramal. Dinamakan tasbih karena
segera pergi untuk beramal dalam rangka menyembah Allah.Kata ini
berlaku untuk melakukan kebaikan atau menjauhi kejahatan.
Tasbih adalah bacaan singkat dan sederhana namun bermakna
luas. Secara harfiah berarti pujian dan secara makna yaitu dengan
mengucapkan kata Subhanallah yang berarti maha suci Allah. Tasbih
1
M. Nasiruddin Al bani, sifat-sifat sholat nabi, (Yogyakarta: Media HIdayat, 2001)
Hlm. 3
1
adalah satu bacaan dzikir kepada Allah SWT yang ringan untuk
dilakukan tapi berat dalam timbangannya.2
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
2
Ibid hlm. 4
2
BAB. II
PEMBAHASAN
Istilah shalat tasbih terdiri dari dua kata, yakni “shalat” dan
“tasbih”. Asal makna shalat menurut bahasa Arab ialah “do’a”, tetapi
yang dimaksud di sini ialah “ibadat” yang tersusun dari beberapa
perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan
salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan.3 Kata “shalat”
pada dasarnya berakar dari kata berasal dari kata kerja. Kata “shalat”
menurut bahaha arab mengandung dua pengertian yaitu, “berdoa” dan
“bershalawat”. Ini berarti bahwa ungkapan “saya shalat” dapat berarti
“saya berdoa” atau “saya bershalawat”. Berdoa yang dimaksud dalam
pengertian ialah berdoa atau memohon hal-hal yang baik, nikmat dan
rezeki.
Sedangkan “bershalawat” berarti meminta keselamatan,
kedamaian, keamanan, dan pelimpahan rahmat Allah swt. Shalat
dalam pengertian di atas adalah doa yang dilakukan untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt. Untuk meminta pengampunan
dari segala dosa, untuk mensyukuri nikmat dan karunia Allah swt.
Untuk menolak kezaliman, dan untuk menegakkan suatu kewajiban
ibadah dalam agama.
Sedangkan kata “tasbih” merupakan bentuk dasar (masdar)
dari kata kerja يسبح- سبحyang artinya mensucikan dengan
mengucapkan lafal tasbih, atau menafikan Allah dari paan dengan
semua makhluk dari segala bentuk kekurangan, dengan ucapan
subhanallah (maha suci Allah). 4 Lafal tasbih sering kali diucapkan
atau digandengkan dengan lafal-lafal tahmid tahlil dan takbir. Jadi
3
Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 2011), hlm. 53
4
Ahmad Warson Al Munawwir, Kamus Arab Indonesia (Cet. XIV, Surabya: Pustaka
Progresif, 1997), hlm. 209
3
shalat tasbih adalah suatu shalat yang dalam setiap perpindahan dari
satu gerakan kepada gerakan lainnya mengandung pujian (tasbih,
zikir) Allah swt yang berbunyi:
سبحان هللا والحمد هلل وال اله اال هللا
(Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah dan
Allah Maha Besar).
Adapun perintah-perintah untuk bertasbih terdapat dalam Al-
Qur'an, ddiantaranya :
1. QS.Al-Hijr(15):98
ِّ سبِّح بِّ َحم ِّد َربِّكَ َو ُكن مِّ نَ الس
ََّاجدِّين َ َف.
“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau di
antara orang yang bersujud (salat)”
5
Ibid hlm. 511
4
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, karena sesungguhnya shalat itu
mencegah kita dari fahsya dan munkar (pekerjaan yang buruk dan
keji).”(Q.S.29, Al-Ankabut: 45).
ِّ َّ ِّ ط ٰى َوقُو ُموا
َّلل قَانِّتِّين َ ص َلةِّ ال ُوس ِّ صلَ َوا
َّ ت َوال َّ علَى ال ُ َِّحاف
َ ظوا
Artinya: “Periharalah benar-benar segala shalatmu dan shlat wustha
(yang paling baik), dan berdirilah tegak untuk Allah dalam keadaan
tetap khusyuk kepada-Nya.” (Q.S.2, Al-Baqarah: 238)
6
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqieqy, Pedoman Sholat, (Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 2001), hlm.42
7
Abi Daud Sulayman bin Al-Asy’as Al-Sijistani, Sunan Abi Daud.
8
Abi ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Sawrah, hlm. 350
5
Adapun cara mengerjakan shalat tasbih adalah sebagai berikut:
9
Abu Daud, Kitab As-Sholat bab Sholat At-Tasbih, hlm. 483-484
6
6. Kemudian duduk diantara dua sujud dengan membaca tasbih
sebanyak sepuluh kali
10
Abi Daud Sulayman bin Al-Asy’as Al-Sijistani, hlm. 483-484
11
Abi ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Sawrah, hlm. 350
7
D. Tujuan Shalat Tasbih
Tujuan dari shalat adalah pengakuan hati bahwa Allah swt
sebagai pencipta yang Maha Besar dan pernyataan patuh kepada-Nya
serta tunduk atas kebesaran dan kemuliaan-Nya yang kekal dan abadi.
Bagi seseorang yang telah melaksanakan shalat dengan penuh rasa
taqwa dan keimanan kepada penciptanya, hubungannya dengan Allah
swt akan kuat, istiqomah, teguh dalam beribadah kepada-Nya, dan
menjaga ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh-Nya.12
Shalat yang dilaksanakan dengan hati yang penuh taqwa dan
mengharap keridhoan Allah swt akan mempunyai pengaruh yang
mendalam dalam jiwa dan menopang manusia untuk berakhlak mulia.
Dengan demikian shalat dapat berperan sebagai alat penangkal yang
dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar
sebagaimana yang telah disebutkan Qs. Al-Ankabut (29): 45:
12
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam, Jilid IV (Cet. IV, Jakarta:
Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), hlm. 208
8
mempunyai dampak positif bagi yang melaksanakannya. Dampak
tersebut antara lain adalah selalu terjadinya hubungan yang kuat
antara seorang hamba dan pencipta yang membawa kenikmatan,
keamanan, ketenangan, dan keselamatan yang di wujudkan dalam
entuk pernyataan diri dan penghambaan diri kepada Allah swt. Shalat
juga sebagai sarana untuk mencapai kemenangan, keberuntungan, dan
shalat yang dilakukan lima kali sehari semalam dapat menghapus
dosa.13
Dengan shalat akan tercipta hubungan yang amat dekat antara
pelaku dan Allah swt. Sehingga terasa adanya pengawasan dari Allah
swt terhadap segala tindakan yang pada akhirnya akan memberikan
ketenangan yang besar dalam jiwa dan menjauhkan dari kelalaian
yang dapat memalingkan seseorang dari ketentuannya kepada Allah
swt.
13
Lihat Qs. Al-Mukminun (23): 1, Qs. Al-Ma’arij (70):19
9
BAB III
PENUTUP
10
DAFTAR PUSTAKA