Anda di halaman 1dari 4

LK. 2.

1 Eksplorasi Alternatif solusi (layanan dasar dan responsif)

Faktor utama penyebab masalah Solusi Yang Direncanakan Alasan Memilih Solusi Tersebut

Layanan dasar Layanan Responsif

Dari hasil analisis penyebab masalah dan ✓ Bimbingan klasikal ✓ Konseling Individual Layanan Dasar
dikuatkan dengan kajian literatur dan beberapa Bimbingan Klasikal adalah salah satu pelayanan
wawancara yang saya lakukan, maka dapat ✓ Metode yang gunakan ✓ Pendekatan : Konseling dasar bimbingan yang dirancang agar konselor untuk
diketahui faktor utama penyebab siswa masih metode PBL (Project based perilaku/behavior therapy melakukan kontak langsung dengan para peserta didik
sering lupa waktu ketika bermain/membuka Learning) dimana siswa dikelas secara terjadwal, konselor memberikan
media sosial adalah : ditugaskan untuk membuat pelayanan bimbingan ini kepada peserta didik
✓ Perasaan bahagia dan puas setelah bermain mind maping mengenai :
media sosial (mendapatkan like dari Faktor-faktor yang Alasan saya memilih bimbingan klasikal karena :
postingannya) menyebabkan siswa lupa ✓ Melihat dari persentase siswa yang mengalami
✓ Menghilangkan jenuh dan stress setelah
waktu ketika bermain masalah sering lupa waktu ketika bermain media
belajar seharian
✓ Mereka bisa bebas mengekspresikan diri media sosial sosial yang cukup tinggi yaitu sebesar 62,1 %
mereka. Dampak postif dan negative ✓ Jam yang diberikan di sekolah hanya 1 JP seminggu
dari media sosial per kelas
Tips agar tidak lupa waktu ✓ Guru BK belum pernah memberikan materi layanan
ketika bermain media sosial ini sebelumnya
✓ Guru BK hanya 1 di sekolah sedangkan siswa
berjumlah kurang lebih 600 siswa

➢ Topik Layanan : Kesadaran Digital

➢ Metode PBL digunakan karena :


✓ Siswa berperan aktif dalam kegiatan
✓ Siswa mampu berkolaborasi dan berpikir kritis
terhadap masalah yang dihadapi
✓ siswa untuk berpikir kreatif dan mencari solusi
inovatif untuk masalah yang mereka hadapi
✓ Metode yang gunakan metode PBL (Project based
Learning) dimana siswa ditugaskan untuk membuat
mind maping mengenai :
Faktor-faktor yang menyebabkan siswa lupa
waktu ketika bermain media sosial
Dampak postif dan negative dari media sosial
Tips agar tidak lupa waktu ketika bermain media
sosial

Layanan Responsif

✓ Menurut Prayitno (1994), konseling individu adalah


proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor)
kepada individu yang sedang mengalami sesuatu
masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi klien. Konseling individual
bertujuan mengentaskan permasalahan klien agar ia
dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya dan
membuat klien menjadi mandiri serta dapat
mengantisipasi permasalahan yang sama sehingga
dapat dicegah. Fungsi konseling individual adalah
dimana koselor dapat memberikan pemahaman kepada
klien tentang permasalahan yang dihadapinya, ketika
klien telah memahami maka permasalahan tersebut
dapat dientaskan dan dicegah dampak dari
permasalahan klien serta kllien juga dapat memelihara
dan mengembangkan potensi agar tetap dalam keadaan
menjadi lebih baik lagi.
➢ Konseling Individu dipilih agar konselor dapat
memantau perkembangan peserta didik dan dapat
mengetahui kendala yang di alami oleh peserta didik
dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang
dihadapi

➢ Pendekatan yang digunakan dalam konseling ini


adalah konseling perilaku/behavior. Pendekatan ini
dipilih karena masalah yang akan dientaskan adalah
masalah perilaku. Sering lupa waktu ketika bermain
media sosial adalah masalah perilaku di mana
seseorang secara berlebihan terlibat dalam penggunaan
media sosial hingga berdampak negatif pada
kehidupan sehari-hari mereka salah satunya
berdampak pada kedisplinan mereka.

➢ Teknik konseling yang dilakukan : Self Management


Pemantauan diri (Self Monitoring) : Disini siswa
mengidentifikasi tanda-tanda kecanduan media
sosial dan memahami dampak negatif yang
mungkin timbul. Kemudian siswa mengenali
bahwa dirinya termasuk orang yang mengalami
kecanduan media sosial.
Pembuatan kontrak (Self Contracting) : Disini
siswa diminta untuk mengemukakan hal-hal yang ia
senangi untuk dijadikan sebuah hadiah ketika
perilaku sasaran telah tercapai dan menentukan hal
– hal yang mereka tidak senangi untuk menjadi
hukuman jika perilaku sasaran tersebut tidak
berhasil dicapai. Lalu siswa diminta untuk mengisi
lembar kontrak perilaku lalu menandatangani
lembar kontrak perilaku tersebut.
Self Control : Hal yang dilakukan dalam tahap self
control ini adalah siswa diminta untuk Menyusun
rencana waktu (harian dan mingguan) yang
mencakup aktivitas-aktivitas produktif dan waktu
yang diizinkan menggunakan media sosial.
Penghargaan diri (Self reward) : siswa diajarkan
untuk memberikan reward kepada dirinya sendiri
dengan memberikan contoh perilaku yaitu dimana
siswa menghadirkan situasi yang kurang
menyenangkan lalu setelah itu menghadirkan
situasi yang menyenangkan misal dimana siswa
terlebih dahulu mengerjakan tugas sekolahnya
sampai selesai lalu memberikan reward ke diri
siswa dengan menghadirkan situasi yang
menyenangkan yaitu bermain media sosial. Setelah
itu siswa dan konselor menetukan penguatan atau
hukuman yang telah menjadi kesepakatan pada
lembar kontrak perilaku. Kemudian, siswa
menetapkan jenis penguatan yang telah ditentukan
yaitu “jika saya mampu mengurangi perilaku
penggunaan media sosial secara berlebihan maka
saya tidak akan kecanduan lagi dan saya mampu
memanajemen diri dari berbagai kegiatan yang
lebih bermanfaat serta saya mampu bertanggung
jawab terhadap tugas dan diri saya”. Siswa
memberikan pujian kepada dirinya bahwa dia
berhasil mengurangi kecanduan media sosial
dengan usahanya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai