Anda di halaman 1dari 41

PERAN KEPEMIMPINAN LURAH DI KANTOR

KELURAHAN BENAI KECAMATAN BENAI KABUPATEN

KUANTAN SINGINGI

PROPOSAL

Disusun dan diajukan untuk melengkapi dan memenuhi

Syarat mencapai Gelar Sarjana Sosial

Program Pendidikan Strata Satu Program Studi

Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

DWI PUTRI MARLIS

NPM : 200411006
FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI

TELUK KUANTAN

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Dengan mengucapkan Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan

atas kehadirat Allah SWT rasa karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah

sehinggga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul

“PERAN KEPEMIMPINAN LURAH DI KANTOR KELURAHAN BENAI

KECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI"

Banyak hambatan yang di hadapi dalam penyusunannya namun berkat kehendak-

nyalah sehingga penulis berhasil menyelesaikan proposal penelitian ini. Proposal

ini sengaja di tulis dengan tujuan untuk di seminarkan sebagai acuan untuk

melakukan penelitian nantinya.

Namun tidak lepas dari semua dari semua itu,saya meyadari sepenuhnya

bahwa ada kekurangan dan keterbatasan baik dari segi penyusunan

bahasanya,pengetahuan,pengalaman maupun dari segi lainnya sehingga pedoman

belum sempurna,oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis

membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi kritik dan saran

kepada penulis sehingga penulis dapat memperbaiki proposal ini.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................
2.1 Kajian Pustaka............................................................................
2.1.1 Teori/Konsep Administrasi Negara ...................................
2.1.2 Teori/Konsep Organisasi....................................................
2.1.3 Teori/Konsep Kepemimpinan.............................................
2.1.4 Teori/Konsep Kelurahan.....................................................
2.1.5 Teori/Konsep Peran............................................................
2.1.6 Teori/Konsep Manajemen Sumber
Daya Manusia....................................................................
2.1.9 Teori/Konsep Manajemen..................................................
2.2 Kerangka Pemikiran.....................................................................
2.4 Defenisi Operasional....................................................................
BAB III METODE PENELITIAN......................................................
3.1 Jenis Penelitian..........................................................................
3.2 Informan....................................................................................
3.3 Sumber Data..............................................................................
3.4 Fokus Penelitian........................................................................
3.5 Lokasi Penelitian.......................................................................
3.6 Metode Pengumpulan Data.......................................................
3.7 Metode Analisis Data................................................................
3.8 Jadeal kegiatan penelitian..........................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Sumber daya manusia (SDM) memiliki peran yang penting dalam suatu

organisasi. Baik buruknya suatu organisasi tergantung dari para pengelola

organisasi tersebut. Arti penting dari sumber daya manusia terletak pada

kemampuanya secara sukarela dan positif sasaran – sasaran pelaksanaan pekerjaan

serta kemampuan yang diperoleh untuk mencapai kepuasan terhadap hasil

kerjanya sehingga sehingga dapat memberika kinerja yang optimal untuk

pencapaian tujuan organisasi. Dalam pelaksanaannya sumberdaya manusia dan

organisasi merupakan dua hal yang saling membutuhkan jika pegawai berhasil

mencapai tujuan maka dapat memberikan kemajuan bagi instansi tersebut dan

bagi pegawai keberhasilan merupakam potensi diri dan peluang untuk memenuhi

kebutuhan hidup bagi organisasi di masa yang akan datang. Semua potensi

sumber daya tersebut sangat berpengaruh terhadap organisasi dalam pencapaian

tujuan kerja yang tinggi.

Peran pemimpin sangat mempengaruhi proses pencapaian kerja.Dalam

sebuah organisasi pegawai merupakan sumber daya penggerak dan komponen

paling penting dalam menghidupkan dan mewujudkan tujuan – tujuan organisasi.

Untuk mencapai kinerja yang baik di perlukan disiplin kerja yang merupakan

salah satu faktor pendukung kinerja sumber daya berkualitas. Kualitas kerja

sangat penting untuk mempertahankan kinerja agar tujuan dapat tercapai dengan

maksimal. Jika kualitas kinerja buruk maka proses kerja organisasi tidak akan
terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan serta membawa dampak negatif

sehingga akan berpengaruh terhadap hasil kerja yang diberikan.

Pemimpin adalah salah satu unsur atau bagian penting dari perusahan ataupun

instansi pemerintahan, diharapkan mampu mempunyai kerja yang tinggi guna

keberhasilan suatu organisasi. Perbuatan atau tingkah laku ini mengharuskan

seseorang untuk mengikitutinya dengan baik, tingkah laku atau perbuatan tentu

harus dengan perbuatan dan kesadaran dalam diri seseorang itu sendiri, agar dapat

menghasikan sesuatu sesuai dengan standarnya. Aturan yang telah di tetapkan

sebagai aturan yang harus di patuhi agar mencapai suatu tujuan.

Kerja pegawai dapat dicapai jika di dukung oleh para pemimpin yang

mengawasi kerjanya oleh sebab itu, dengan pengawasan masing - masing individu

atau pengawasan dari pimpinannya itu merupakan hal yang sangat penting demi

kelancaran pekerjaannya. Selain itu pemimpin juga berfungsi sebagai pengawas

dalam sebuah instansi atau organisasi dalam hal disiplin yang timbul dari diri

sendiri atas dasar kerelaan dan kesadaran dalam diri seorang pegawai. Kinerja

pegawai merupakan hasil kerja yang di capai seseorang dalam melaksanakan

tugas – tugas yang dibebankan kepadanya. Pegawai dapat bekerja dengan baik

apalila memiliki kinerja yang tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik.

Kepemimpinan dalam organisasi sangat penting dalam meningkatkan

disiplin kerja. Pemimpin yang baik akan memberikan contoh yang baik kepada

anggota organisasinya untuk taat dan patuh terhadap peraturan yang telah

diterapkan agar terciptanya pegawai yang mempunyai disiplin yang tinggi. Selain
itu motivasi juga sangat diharapkan dalam peningkatan disiplin kinerja pegawai.

Karena dengan adanya motivasi maka pegawai akan lebih semangat dalam

menjalankan tugas dalam sebuah organisasi.

Peran kepemimpinan lurah mempunyai tujuan yang harus dicapai. Namun

untuk mencapai hal tersebut perlu adanya arahan agar pegawai bisa menjalankan

tugasnya dengan baik. Agar organisasi pemerintah berjalan dengan baik maka

perlu adanya pegawai yang disiplin dalam bekerja. Kedisiplinan sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan atau tidaknya suatu organisasi perlu adana

kesadaran dari setiap individu untuk melaksanakan peraturan - peraturan yang

ada dalam suatu organisasi karena hal tersebut mencerminkan kedisiplinan

pegawai dalam bekerja. Jika peraturan dalam organisasi tersebut tidak

dilaksanakan dengan baik, maka akan merugikan organisasi dan individu. Dalam

kerja pegawai di perlukan suatu kebijakan dari instansi sehingga kerja pegawai

kantor lurah bisa di laksanakan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Peraturan yang telah dibuat wajib dipatuhi dan dilaksanakan sesuai

ketentuannya oleh setiap pegawai khususnya pada kantor Kelurahan Benai

Kecematan Benai Kabupaten Kuantan Singing.

Salah satu permasalahan pada peran kepemimpinan lurah dalam

meningkakan kinerja aparatur sipil negara dikantor kelurahan benai kecematan

Benai kabupaten Kuantan Singingi disebabkan oleh kurangnya pengawasan oleh

pimpinan sehingga tingkat disiplinnya rendah. Kurangnya motivasi dari pimpinan,

motivasi ini sangat penting untuk medorong seseorang dalam bekerja untuk lebih

baik dan lebih semangat untuk bekerja.


Berdasarkan hal diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul yang sesuai dengan permasalah yang terjadi di kantor kelurahan

Benai kecematan Benai kabupaten Kuantan Singingi “PERAN KEPEMIMPINAN

LURAH DI KANTOR KELURAHAN BENAI KECAMATAN BENAI

KABUPATEN KUANTAN SINGINGI “

Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu

permasalahannya yang ingin diteliti pada penelitian ini adalah : Bagaimanakah

peran kepemimpinan lurah dalam meningkatkan kinerja aparatur sipil negara di

kantor kelurahan Benai kecematan Benai kabupaten Kuantan Singingi?

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peran

kepemimpinan lurah dalam meningkatkan kinerja aparatur sipil negara di

kantor kelurahan Benai kecematan Benai kabupaten Kuantan Singingi

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat bagi penulis dapat menambah ilmu pengetahuan dalam

menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

b. Manfaat teoritis : untuk dapat memperkaya konsep atau teori yang

membantu perkemabangan ilmu pengetahuan. Supaya dapat dijadikan

sebagai bahan perbandingan, referensi dan sumber informasi bagi seorang

peneliti berikutnya.
c. manfaat praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan

atau konsep pemimpin lurah dan aparatur sipil negara khususnya dalam

pemerintahan dan kepada masyarakat dalam meningkatkan ilmu

pengetahuan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Konsep Administrasi Negara

Administrasi diartikan sebagai suatu proses pengorganisasian sumber-

sumber sehingga tugas pekerjaan dalam organisasi tingkat apa pun dapat

dilaksanakan dengan baik. Proses administrasi akan melaksanakan tiga fungsi

utama yang berhubungan erat dengan tiga tingkatan umum dalam hierarki formal.

Di tingkat atas, yaitu fungsi pengarahan organisasi, terutama berkaitan dengan

proses perencanaan jangka panjang dari suatu tujuan yang akan dicapai. Di tingkat

menengah, yaitu fungsi manajemen organisasi, terutama berkaitan dengan upaya

mempertahankan organisasi sebagai suatu pekerjaan yang terus berlangsung lama,

ilim yang diperlukan oleh staf teknis atau profesional yang terlibat dalam proses

produksi (hasil). Di tingkat bawah adalah fungsi pengawas. Dalam kontak

langsung dengan pekerja-pekerja profesional dan teknis, fungsi pengawasan

mengarahkan penggunaan sumber-sumber serta menjalin agar kegiatan-kegiatan

profesional dan teknis dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Ketiga tingkatan ini saling berkaitan, memiliki derajat saling hubungan

secara positif dan mempunyai fungsi yang berbeda-beda, seperti beragamnya

organisasi dari berbagai jensi dan ukuran. Misalnya dalam suatu pabrik atau

dalam suatu bagian pelayanan sosial medik, fungsi-fungsi pengarahan,

manajemen dan pengawasan dapat tertanam hanya pada satu orang. Walaupun
demikian, yang terpenting adalah administrasi didefinsikan sebagai proses umum

yang pengarahan, manajemen, dan pengawasan merupakan

Selanjutnya untuk memudahkan pemahaman, berikut disajikan definsi kerja

dari beberapa istilah yang berkaitan dengan administarsi.

1. Administrasi adalah proses yang keseluruhan kegiatan organisasi diarakan

pada pencapaian tujuan antara dan tujuan akhir (Goals and objective)

2. Administrator adalah anggota organisasi yang tugas utamanya

melancarkan proses pencapaian tujuan organisasi. Petugas lembaga publik

(walaupun tugasnya dapat meliputi unsur adminsitrasi), bukan

administraor dan bukan pula pegawai biasa, tetapi pegawai senior yang

merupakan administrator atau pejabat organisasi.

Menurut Henry Fayol (dalam Muhammad, 2019:2) berpendapat bahwa

pengertian “administrasi (Peradminstration) yang umum berlaku di daratan Eropa

(Eropa Kontinental), dikalangan bangsa Italia, Spanyol, Prancis, jerman, Belgia,

Belanda dan sebagainya. Adapun di Inggris dan negara negara bekas jajahan

Inggris, termasuk Amerika Serikat, pengertian semacam itu tidak ada. Yang mirip-

mirip adalah “ Manajemen” Oleh karena itu, buka Henri Fayol “ Administration

Industrielle at “ Industrial and general management”, suatu terjemahan yang jelas

bagi orang Inggris, tetapi membingungkan bagi kita di Indonesia yang menganut

pandangan Eropa Kontinental sebagai bekas jajahan Belanda.

Menurut Gerald Caiden (dalam Juharni, 2015:3) berpendapat bahwa

administrasi negara merupakan fungsi dari perbuatan keputusan, perencanaan,


perumusan tujuan, dan sasaran, penggalangan kerjasama dengan DPR dan

organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memperoleh jika perlu perubahan

organisasi, pengarahan dan pengawasan pegawai, kepemimpinan, komunikasi,

pengendalian dan lain-lain fungsi yang dijalankan oleh Lembaga eksekutif dan

lembaga pemerintahan lainnya.

Menurut Sondang P. Siagian (dalam Muhammad Sawir, 2021:9) administrasi

dalam pengertian luas adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau

lebih yang di dasar kan atas rasianalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang tela

di tentukan sebelumnya.

Menurut Nawawi (dalam Muhammad Sawir,2021:10) administrasi adalah

kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kerjasama

kelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

Menurut soewarno handayaninggrat (dalam sugiyono, 2023:25) membedakan

antara admimistrasi negara dan niaga terlihat adanya perbedaan mendasar antara

administrasi negara dengan adminitrasiaga. Administrasi negara lebi menekankan

pada ke gitan pelayanan dan kesejahteraan rakyat,dan administrasiniaga lebih

pada mengajar keuntungan finansial, dan kesejahteraan individu atau kelompok.


2.1.2 Teori/Konsep organisasi

Organisasi berasal dari bahasa Yunani Organon, yang berarti “alat” (tool).

Kata ini termasuk ke bahasa Latin, menjadi organizatio dan kemudian ke bahasa

Perancis (abad ke-14) menjadi organization.

Organisasi merupakan satu kesatuan yang utuh yang secara sadar

dikoordinasikan secara sistematis dengan pembatasan ruang lingkup tertentu yang

telah menjadi kesepakatam bersama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Beberapa orang yang terlibat dalam suatu orgnaisasi akan selalu mempunyai

keterkaitan antara satu dengan yang lain, secara terus menerus. Sekelompok orang

ini akan terus melakukan adaptasi untuk menyesuaikan diri dengan tujuan-tujuan

yang harus dicapai dalam organisasi.

Organisasi adalah istilah organisasi bersumber pada kata latin yaitu

organization yang berasal dari kata kerja yang bahasa latin pula yaitu organizare

yang berarti membentuk sebgai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang

saling bergantung atau terkoordinasi. Jadi secara harfiah organisasi berarti paduan

dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantungan

Menurut Nanang fatah (dalam Riinawati, 2019:15) berpendapat bahwa istilah

organisai mempunyai dua pengertian umum. Pertama organisasi diartikan sebagai

suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sebuah

sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan. Kedua merajuk pada

proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan itu diatur dan dialokasikan di

antara para anggota, sehinga tujuan organisasi tersebut dapat tercapai secara
efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan

sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut sutarto (dalam Aras Solong dan Asri Yadi, 2021:4) bawah organisasi

adalah sistem yang saling berpengaruah antar orang dalam kelompok yang bekerja

sama untuk saling mencapai tujuan tertentu. Menurut Herbert and Gullet ( dalam

Aras Solong dan Asri Yadi, 2021:4) bahwa yang dimaksud dengan

pengorganisasian merupakan proses yang mana struktur suatu organisasi di buat

dan ditegakkan. Proses ini meliputi ketentuan dari kegiatan-kegiatan yang spesifik

yang perlu untuk menyelesaikan semua sasaran organisasi, pengelompokan

kehiayan tersebut berkaitan dengan susunan yang logis, dan tugas dari kelompok

kegiatan ini bagi suatu jabatan atau orang yang bertanggung jawab.

Dari pengertian teori dan organisasi maka dapat di pahami bahwa defenisi

teori organisasi berfungsi menjelaskan kegiatan dan dinamika kerjasama organisi

dan memberikan tuntunan dalam pengambilan keputusan berdasarkan prediksi

akibat pengambilan keputusan tersebut. Menurut Lubis dan Husaini (dalam Aras

Solong dan Asri Yadi, 2021:4) bahwa teori organisasi adalah sekumpulan ilmu

pengetahuan yang membicarakan mekanisme kerja sama antara dua orang atau

lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan. Teori

organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerja sama pada setiap

individu. Hakikat kelompok dalam individu untuk mencapai tujuan beserta cara-

cara yang ditempuh dengan menggunakan teori yang dapat menerangkan tingkah

laku, terutama motivasi, individu dalam proses kerja sama.


2.1.3 Teori/Konsep Kepemimpinan

Banyak pakar memberikan definisi pemimpin dengan redaksi yang berbeda

beda. Namun pada intinya bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki

kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai

tujuan. Sukses tidaknya sebuah organisasi. sangat tergantung dari kemampuan

pemimpin dalam menggerakkan seluruh anggota organisasi untuk mencapai

tujuan. Menurut Courtois (dalam Sobry Sutikno 2018:5) mengatakan “kelompok

tanpa pemimpin seperti tubuh tanpa kepala, mudah menjadi sesat, panik, kacau,

anarki, dan lain-lain. Sebagian besar umat

Kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi selalu dihubungkan dengan

kepemimpinan. Secara umum fungsi pemimpin adalah memudahkan pencapaian

tujuan organisasi. Fungsi yang sangat singkat namun padat dikemukakan oleh

bapak pendidik kita, Ki Hajar Dewantara, bahwa pemimpin yang baik haruslah

menjalankan fungsi seperti berikut: (1) Ing Ngarso sung tulodo; (2) Ing madyo

mangun karso; dan (3) Tut wuri handayani.

Secara operasional kepemimpinan dapat dibedakan menjadi lima fungsi

pokok yaitu:

A. Fungsi instruktif. Fungsi instruktif ini bersifat komunikasi satu arah.

Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa,

bagaimana, bilamana dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan

dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan

kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi oranglain agar mau


melaksanakan perintah. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah

melaksanakan perintah.

B. Fungsi konsultatif. Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Hal tersebut

digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang

memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orangorang

yang dipimpinnya. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan

pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang

mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya,

yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam

menetapkan ke-putusan.

C. Fungsi partisipasi. Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha

mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya baik dalam keikutsertaan

mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.

D. Fungsi delegasi. Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan

wewenang atau menetapkan keputusan baik melalui persetujuan maupun

tanpa persetujuan daripimpinan. Fungsi pendelegasian harus diwujudkan

seorang pemimpin karena kemajuan dan perkembangan organisasinya tidak

mungkin diwujudkannya sendiri.E. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan

yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan

dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan

bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui

kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.F. Kelima

fungsi kepemimpinan tersebut pada dasarnya merupakan strategi


mengefektifkan organisasi sebagai teknik mempengaruhi pikiran, perasaan,

sikap dan perilaku atau menggerakkan anggota organisasi agar

melaksanakan kegiatan atau bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut di atas diselenggarakan di dalam

aktivitas kepemimpinan secara intgral.

Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu

perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut

kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk

suatu pola atau bentuk tertentu.

Dalam ilmu manajemen pada umumnya, dikenal 3 (tiga) model

kepemimpinan. Pada umumnya ketiga model kepemimpinan ini sering kita lihat

pada diri para leader dalam praktek sehari-hari dalam memanage kantor atau

perusahaan. Masing-masing model mempunyai warna tersendiri, ada yang

timbulnya karena anugerah Tuhan YME, ada juga timbulnya sangat erat

hubungannya dengan sifat atau karakter dari seseorang itu sendiri, bahkan ada

yang timbul karena hasil dari proses pembelajaran. Ketiga model kepemimpinan

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Kepemimpinan Karismatik adalah kepemimpinan yang berasal dari

anugerah Tuhan, yang mana pemimpin tersebut mempunyai kemampuan

luar biasa, magnit yang kuat dan adanya ketertarikan emosional yang kuat

dari yang dipimpin kepada pemimpinnya. contohnya : Bung Karno, Anwar

Sadat, Mahatma Gandhi.


2) Kepemimpinan Transaksional adalah kepemimpinan untuk bawahan

dengan cara menggunakan kekuasaan untuk mencapai hasil.

3) Kepemimpinan Transformasional adalah model kepemimpinan yang

efektif dan telah diterapkan di berbagai organisasi internasional yang

mengelola hubungan antara pemimpin dan pengikutnya dengan

menekankan pada beberapa factor antara lain perhatian (attention),

komunikasi (communication), kepercayaan (trust), rasa hormat (respect)

dan resiko (risk).

Ada beberapa tipe umum yang harus dimiliki seorang pemimpin, yaitu sebagai

berikut.

1. Tipe Pemimpin Demokratis


Jika Anda bekerja di perusahaan yang memiliki pemimpin demokratis,

artinya Anda dapat menyampaikan pendapat atau ide secara lebih terbuka sebagai

kontribusi untuk memajukan perusahaan. Masukan Anda bisa jadi bahan

pertimbangan pemimpin perusahaan untuk membuat keputusan bisnis.

Memiliki pemimpin yang demokratis dengan gaya kepemimpinan efektif

akan melahirkan karyawan inovatif dengan ide brilian dan gagasan yang dapat

membawa perubahan bagi perusahaan. Walaupun mungkin tidak semua ide

karyawan akan diaplikasikan untuk kemajuan perusahaan, namun setidaknya

Anda mendapat kesempatan menyampaikan pendapat.

Tipe pemimpin demokratis sangat disukai banyak orang karena pendapat

pegawai dihargai, dan juga tidak otoriter dalam memberikan pressure lewat beban
kerja berlebihan dengan deadline ketat dan hasil yang sempurna. Pemimpin

demokratis betul-betul bisa memberikan arahan kerja yang proporsional kepada

karyawannya agar tidak mudah burnout.

2. Tipe Pemimpin Otoriter


Seperti namanya, pemimpin tipe otoriter sisi baiknya adalah memastikan

pekerjaan bisa diselesaikan tepat waktu dan efektif tanpa banyak alasan, karena

pemimpin memiliki matriks time balance dan tahu cara meningkatkan

produktivitas kerja yang efektif. Maka mau tidak mau, karyawan jadi terlatih

untuk disiplin dalam hal waktu dan ritme kerja, Adapun sisi negatifnya, perlakuan

pemimpin kepada karyawan cenderung menekan dan memaksakan kehendak

hanya demi mencapai goals, sehingga seolah tidak peduli karyawan sedang sibuk

menyelesaikan tugas lain.

Pemimpin jenis ini akan memberikan pekerjaan tambahan hingga Anda

sebagai karyawan terpaksa lembur dengan alasan demi akselerasi peningkatan

profit perusahaan, Meski perusahaan berkembang dan maju, namun tingkat resign

dari perusahaan yang memiliki tipe pemimpin seperti ini bisa saja tinggi karena

faktor kepemimpinan yang otoriter. Hal ini disebabkan ada beberapa individu

yang tidak menyukai bekerja di bawah pressure atau tekanan.

3. Tipe Kepemimpinan Karismatik


Ketiga, ada kepemimpinan karismatik di mana tipe ini sisi positifnya adalah

bawahan atau karyawan akan dengan senang hati melakukan apapun yang

butuhkan pemimpin, mulai dari membantu project atau order baru yang harus
segera ditangani, diminta melakukan revisi pekerjaan sesuai permintaan klien dan

sebagainya.

4. Tipe Pemimpin Militeristik


Tipe pemimpin ini sangat mementingkan disiplin tingkat tinggi. Baginya,

seorang pemimpin harus memiliki keahlian pemimpin yang sesungguhnya.

Apabila karyawan memiliki sifat yang selaras dengan sang pemimpin, maka

kolaborasi kerja yang efektif bisa tercipta. Datang ke kantor tepat waktu dan

pekerjaan dapat diselesaikan sesuai durasi deadline merupakan keharusan.

5. Tipe Pemimpin Paternalistik


Terakhir, ada tipe kepemimpinan yang dikenal dengan nama paternalistik.

Penjelasan mudahnya, tipe pemimpin ini akan selalu memperlakukan bawahannya

seperti pemula yang segalanya harus diajarkan, dipandu, dan dikontrol sesuai

keinginan atasan. Bisa jadi, tipe pemimpin ini memiliki perfeksionis dalam kerja

yang juga diinginkannya bisa dilakukan karyawannya.

2.1.4 Teori/Konsep Kelurahan

Kelurahan merupakan pembagian wilayah dibawah kecamatan. Kelurahan

dipimpin oleh seorang lurah. Seorang lurah diangkat oleh Walikota atau Bupati

dan setiap bulan mendapatkan gaji pemerintah. System kerja kelurahan diatur

dalam pasal 7 dan 8 ayat 1, ayat 2 PP Nomor 73 tahun 2005 tentang Kelurahan.

Pasal 7 PP Nomor 73 tahun 2005 tentang kelurahan menyebutkan : Dalam

melaksanakan tugas dan fumgsinya, lurah melakukan koordinasi dengan camat

dan instansi vertikal yang berada diwilayah kerjanya. Dalam pasal 8 ayat 1

pemimpin satuan tingkat kelurahan bertanggung jawab memimpin dan


mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Ayat 2

setiap pemimpin satuan kerja dikelurahan wajib membina dan mengawasi

bawahannya masing-masing.

Kepala kelurahan juga mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

a. Lurah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah,

pembangunan dan kemasyarakatan.

b. Selain tugas sebagaimana dimaksud diatas, lurah melaksanakan urusan

pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati dan Walikota.

c. Urusan pemerintahan dimaksud disesuaikan dengan kebutuhan kelurahan

dengan memperhatikan prinsip efisiensi dan peningkatan akuntabilitas.

d. Pelimpahan urusan pemerintah sebagaimana dimaksud disertai dengan

sarana, prasarana, dan pembiayaan.

e. Pelimpahan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud ditetapkan dalam

peraturan Bupati atau Walikota dengan berpedoman pada peraturan mentri.

Dalam melaksanakan tugas tersebut lurah mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Pelaksana kegiatan pemerintahan kelurhan.

2. Pemberdayaan masyarakat.

3. Pelayanan masyarakat.

4. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.

5. Pemeliharaan sara dan fasilitas pelayanan umum

6. Pembinaan lembaga kemasyarakatan.


Keenam fungsi inilah yang merupakan tanggung jawab lurh dalam menjalankan

program pemerintahan sesuai dengan kewenangan pemerintah pusat.

2.1.5 Teori /konsep peran

Peran adalah sudut pandang yang manganggap Sebagian besar aktivitas

dilakukan atau dikerjakan oleh suatu lakon yang telah ditetapkan secara ssosial

misalnya pemimpin, orang tua, guru, dan sebagainya. Setiap peran sosial adalah

sekarangkain hak, kewajiban, harapan, norma, dan perilaku yang harus dihadapi

dan dipenuhi. Peran disini memberikan suatu kerangka konseptual dalam perilaku

didalam organisasi ditinjudari perilaku organisasi, peran merupakan salah satu

komponen dari sisem sosial organisasi,selain norma dan budaya. Dengan peran

yang dimainkan seseorang dalam organisasi akan terbentuk komponen penting

dalam hal identitas dan kemampuan orang itu bekerja.

Menurut Riyadi (dalam Veithzal rivai dan dedi mulyadi, 2014:138) peran

dapat diartikan sebagai orientasi konsep dari bagian yng dimainkan oleh suatu

pihak dalam opsisi social. Dengan peran tesebut, maka pelaku itu baik individu

maupun organisai akan berperilaku sesuai harapan orang atau lingkungannya.

Menurut Rivai (dalam Veithzal rivai dan dedi mulyadi, 2014:133) peran dapat

diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi

tertentu. Peran menurut Sukanto dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Peran aktif

2. peran partisipasif

3. Peran pasif.
Berdasarkan dari apa yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa

peran pada hal hakekatnya merupakan suatu rangkaian prilaku tertentu yang

ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu. Kepribadian seseorang juga

mempengaruhi bagaimana peran itu harus dijalankan. Peran yang dimainkan

hakikatnya tidak ada perbedaan, baik dimainkan atau diperankan pimpinan tingkat

atas, menengah maupun bawah akan mempunyai peran yang sama.

Peran diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang

dalam posisi tertentu, artinya Tindakan atau perilaku yang dijalankan oleh

pemerintah sebagai aparatur pelaksaan penegak peraturan dalam bidang

pemerintah daerah haruslah menalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan

aturan yang berlaku Rivai (dalam Veithzal rivai dan dedi mulyadi, 2014:148).

2.16 Teori/Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia

MSDM adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan

dan peranan manusia dalam organissi perusahaan. Unsur MSDM adalah manusia

yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan.dengan demikian, fokus yang

dipelajari MSDM ini hanyalah masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja

manusia saja. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan

organisasi , karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya

tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan

meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya.

menurut Samsudin (dalam Marbawi Adamy, 2016:3) mengemukakan bahwa

Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas -aktivitas yang


dilaksanakan agar sumber daya manusia dalam organisasi dapat didayagunakan

secara efektif dan efisien guna mencapai berbagai tujuan.

menurut Hasibuan (dalam Marbawi Adamy, 2016:4) adalah “ilmu dan seni

mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu

terwujudnya tujuan perusahaan , karyawan,dan masyarakat”. Dari berbagai

definisi para ahli manajemensumber daya manusia diatas dapat disimpulkan

bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang dilakukan oleh

atasan untuk memperoleh, mempertahankan,dan mengembangkan tenaga kerja,

baik dari segi kualitas maupun kuantitas agar tenaga kerja dapat didayagunakan

secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan.

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia1. Tujuan Organisasional

ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia

(MSDM) dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivita s organisasi.

Walaupun secara formal suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk

dapat membantu para manajer, namun demikian para manajer tetap bertanggung

jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber daya manusia membantu

para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya

manusia.2. Tujuan Fungsional ditujukan untuk mempertahankan kontribusi

departemen pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya

manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber daya manusia memiliki

kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.3. Tujuan Sosial

ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan

dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak


negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber

dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan.4.

Tujuan Personal ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian

tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual

terhadap organisasi.Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika

parakaryawan harus dipertahankan ,dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan

personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun

dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.Perkembangan Manajemen Sumber

Daya Manusia

Menurut T. Hani Handoko (dalam Gusti Ketut Purnaya, 2016:2)

mendefenisikan bahwa sumber daya manusia sebagai suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan,

pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan

pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi

dan masyarakat.

2.1.7 Teori/Konsep Manjemen.

a. Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa inggris management

dengan kata kerja to manage yang secara umum berarti mengurusi. Dalam arti

khusus manajemen dipakai bagi pemimpin dan kepemimpinan, yaitu orang-orang

yang melakukan kegiatan memimpim. Dengan demikian manajer ialah orang yang

memimpim atau pemimpin Manajemen didefinisikan sebagai sebuah ilmu dan

seni. Manajemen sebagai ilmu umumya para manajer efektif mempergunakan


pendekatan ilmiah dalam pembuatan keputusan, apalagi dengan berkembangnya

peralatan komputer. Sedangkan manajemen sebagai seni dalam berbagai aspek

seperti kepemimpinan, komunikasi, dan segala sesuatu yang menyangkut unsur

manusia. Manajemen memiliki kegiatan memimpin, mengatur, mengelola,

mengendalikan dan mengembangkan. Manajemen juga sebuah proses yang

dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan suatu organisasi dengan cara bekerja

sama dalam team. Dan manajemen memiliki berbagai macam sudut pandang dan

persepsi.

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat

didalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manejemen terdiri dari:

1. Planning ( Fungsi Perencanaan )

Planning merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa

perencanaan, fungsi-fungsi lainya tidak dapat berjalan. Disamping itu,

perencanaan memungkinkan: a. Organisasi bisa memperoleh dan mengikat

sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Para anggota organisasi dengan mudah melaksanakan berbagaikegiaan secara

konsisten dengan berbagai tujuan.c. Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur,

sehingga tindakan korektif dapat diambil apabila tingkat kemajuan tidak

memuaskan.

2. Organizing (Fungsi Pengorganisasian)


Setelah tujuan ditetapkan dan perencanaan untuk mencapai tujuan telah ada,

maka langkah berikutnya adalah melakukan pengelompokkan tugas sehingga

terbagi dan dapat diidentifikasi sehingga manajer perlu merancang,

mengembangkan suatu organisasi dan dapat menunjuk orang yang bertanggung

jawab untuk mencapainya.

3. Actuating (Mengarahkan)

Setelah fungsi pengorganisasian dibuat, organisasi dibentuk dan disusun

personalianya, maka langkah selanjutnya adalah menugaskan personalia

(karyawan) tersebut untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditetapkan. Didalam

manajemen fungsi pengarahan ini bersifat sangat kompleks. Karana sisamping

menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia itu

sendiri.

4. Controlling (Pengawasan)

Pengawasan merupakan fungsi terkhir yang harus dilaksanakan dalam

manajemen. Dengan pengawasan dapat diketahui tentang hasil yang dicapai cara

yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan segala sesusatu yang

telah dijalankan dengan standar atau rencananya serta melakukan perbaikan-

perbaikan bila terjadi penyimpangan. Pengawasan bisa bersifat positif maupun

negatif. Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi

dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan pengawasan negatif mencoba

untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau tidak dibutuhkan

tidak akan terjadi kembali. (Rois & Helmi, 2016)


2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sebuah alur bagi penulis bertujuan untuk

memperjelas indikator-indikator permasalahan penelitian. Adapun judul penelitian

yang di angkat peneliti yaitu " ". Maka kerangka pemikirannya adalah sebagai

berikut: “PERAN KEPEMIMPINAN LURAH DI KANTOR KELURAHAN

BENAI KECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI”

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Peran Kepemimpinan Lurah Di Kantor Kelurahan Benai Kecamatan Benai

Kabupaten Kuantan Singingi

Indikator Peran Kepemimpinan

1.Peran Interpersonal

2. Peran Informasional

3. Peran Pengambilan Keputusan

4. Peran Pengawasan
Sumber Terdahulu : Muhammad Ihsan,

(2020:19)

Berperan, Cukup berperan, Tidak

berperan

2.3 Defenisi Operasionala.

2.3.1 Peran interpersonal adalah seorang pemimpin bertanggung jawab

untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada bawahan dan

seorang pemimpin mempunyai peran sebagai penghubung.

2.3.2 Peran informasional ialah seorang pemimpin dalam organisasi

mempunyai peran sebagai pemberi, penerima, dan penganalisa

informasi.

2.3.3 Peran pengabilan keputusan adalah penentu kebijakan yang akan

diambil, mampu mengembangkan inovasi.

2.3.4 Peran pengawasan adalah suatu proses mengawasi dan mengevaluasi

suatu kegiatan. Pengawasan bisa dikatakan penting tanpa adanya

pengawasan yang baik akan menghasilkan tujuan yang kurang

memuaskan baik bagi organisasi mauoun para pegawai lainnya.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif.Konsep dasar

penelitian kualitatif istilah-istilah penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk

mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau

kelompok orang dianggap berasal dari masalah social atau kemanusiaanCreswell

(dalamAdhi Kusumasturi dan Ahmad mustamil khoiron 2019:2). Menurut

Creswell (dalam Adhi Kusumasturi dan Ahmad mustamil khoiron2019:2)

menjelaskan bahwa proses penelitian kualitatif ini melibatkan upayaupaya

penting, seperti mengajukan pertanyaanpertanyaan dan prosedur-prosedur,

mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara

induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan

makna data. Menurut Brewer dan Hunter (Adhi Kusumasturi dan Ahmad

mustamil khoiron 2019:4) Penelitian kualitatif merupakan fokus perhatian

dengan beragam metodemetode. Harus disadari bahwa penggunaan metode yang

beragam atau tringulasi mencerminkan upaya untuk memperoleh pemahaman

yang mendalam mengenai suatu fenomena yang sedang dikaji.

3.2 informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, penelitian selain berperan sebagai pengelola

penelitian juga sebagai satu-satunya informan dalam mengumpulkan data, yang

tidak dapat digantikan dengan intrumen lainnya. Seperti kuisioner dan lain-lain.
Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Sanasintani, 2020:28) mengatakan bahwa

salah satu ciri penelitian kualitatif adalah sifat kancah (setting) penelitian yang

alami, yang merupakan sumber dari data yang dicari dan dikumpulkan secara

langsung oleh peneliti tidak melalui kuesioner. Meskipun tidak menutup

kemungkinan digunakan taper recorder, kamera, vedio, dan alat elektronik lainnya

sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data.

Peran peneliti sebagai informan pengumpulan data sangat menentukan dalam

penelitian kualitatif. Hal ini disebabkan karena maksud penelitian kualitatif yang

ingin memahami, mengungkapkan perasaan, pengertian, persepsi, dan

perilakumanusia. Lain dari pada itu, juga ingin menemukan makna dari interaksi

manusia subyek dari kehidupan sehari-hari dalam situasi masyarakat tertentu.

Sehingga tidak salah apabila peneliti cenderung merupakan satu-satunya informan

dan toko sentral dalam pelaksanaan penelitian, disamping informan. Manusia

sumber yang dipilih berkenan dengan pengetahuan, pengalamandan informasi

yang dimiliki.

Teknik informan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Sampling

jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel.

Tabel 1.1 : Informan Peran Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan

Kinerja Aparatur Sipil Negara Di Kantor Kelurahan Benai

Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

No Informan Populasi Presentase


1 Kepala Lurah 1 100%

2 Sekretaris 1 100%

3 Kasi PMD 1 100%

4 Kasi Pemerintahan 1 100%

5 Kasi Tantrip 1 100%

6 Staf atau Pelaksana Tugas 1 100%

Jumlah 6 100%

3.3 Sumber Data.

Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder.

3.3.1 Data Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung kepa pengumpul

data, menurut Sugiyono (2018:213) data diperoleh dari angket yang dibagikan

kepada responden, kemudian respoden akan menjawab pertanyan sistematis.

Pilihan jawaban juga telah tersedia, responden memilih jawaban yang sesuai dan

dianggap benar setiap individu.

3.3.2 Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2018:213) data yang tidak diberikan secara langsung

kepada pengumpul data disebut data sekunder biasanya dalam bentuk file

dokumen atau melalui orang lain. Penelitian mendapatkan tambahan data melalui
berbagai sumber, mulai dari buku,jurnal online,artikrl, berita dan penelitian

terdahulu sebagai penunjang data maupun perlengkapan data.

3.4 Fokus Penelitian.

Fokus penelitian adalah untuk mengetahui Peran Kepemimpinan Lurah Di

Kantor Kelurahan Benai Kecematan Benai Kabupaten Kuantan Singingi.

3.5 Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian ini dilakukan dikantor Kelurahan Benai Kecematan Benai

Kabupaten Kuantan Singingi

Alasan penulis melakukan penelitian dikantor Kelurahan Benai ini adalah

untuk mengetahui bagaimana Peran Kepemimpinan Lurah Di Kantor Kelurahan

Benai, apakah Berperan,Cukup Berperan dan Tidak Berperan.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

3.6.1 Wawancara.

Menurut Sugiyono, (2018:240) wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara(interview)

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) untuk

memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.

3.6.2 Dokumentasi.
Menurut Sugiyono (2018:240) Dokumentasi merupakan catatan peristiwa

yang berlalu berbentuk gambar, foto, sketsa dan lain-ain. Dokumentasi merupakan

perlengkapan dari pengguna metode obsevasidan wawancara. Objek penelitian ini

sebagai pendukung mengenai hasil penelitian dari observasi dan wawancara pada

kantor kelurahan Benai.

3.6.3 Observasi

Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono 2020:166) mengemukakan bahwa

obsevasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

proses-proses pengalaman dan ingatan.

3.6.4 Trigulasi

Trigulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Bila penelitian melakukan pengumpulan data dengan trigulasi, maka

sebenarnya penelitian mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitasi

data, yaitu mengecek kredibilitasi data dengan berbagai teknik pengumpulan data

dan sebagai sumber data (Sugiyono, 2016:241)

3.7 Metode Anailsis Data

Teknik analisis data yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan analilis

interaktif. Menurut Sugiyono (2016:335) analisis interaktif adalah proses mencari

dan Menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

dan dokumentasi dengan mengorganisasikan data kedalam kategori dan


menjabarkan dalam unit-unit serta Menyusun, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahmi oleh peneliti maupun orang lain.

3.7.1 Reduksi Data

Redukasi data adalah analisis data yang mengarahkan, merangkum,

menggolongkan tema, dan membangun yang tidak perlu sehingga data yang telah

diredukasi akan memberikan gambaran yang jelas sehingga dapat ditarik dan

diverivikasi, dan mempermudah penelitian dalam pengumpulan data selanjutnya

yang akan diperlukan pada saat menganalisis data.

Analisis data penelitian ini melalui wawancara dengan informan, setelah

melakukan wawancara kemudian menganalisis dengan membuat transkip atau

hasil wawancara dengan menuliskan Kembali hsil dari wawancara, kemudian

dijadikan redukasi data yaitu mencatat dan mengambil inti dari informasi yang

sesuai dengan konteks penelitian. Jadi dalam penelitian kualitatif dapat

disederhanakan dalam berbagai cara diantaranya : ringkasan uraian,

menggolongkan dan menyeleksi.

3.7.2 Penyajian Data

Tahap penyajian data dengan menyususn data yang relevan dan

mendeskripsikan informasi yang dipwroleh dari berbagai sumber dan telah

disusun secara sistematis, sehingga dapat disimpulkan atau makna penelitian

yang dapat dilakukan dengan membuat hubungkan fenomena yang terjadi, dan

perencanaan selanjutnya, tujuan untuk mengetahui permasalahan yang perlu


ditindak lanjuti atau tidak dan mengalasis kevalidan berdasarkan data yang

peroleh.

3.7.3 Kesimpulan Data

Kesimpulan adalah tinjsuan ulang atau kesimpulan yang timbul dari setelah di

uji kebenarannya. Penarikan kesimpulan data atau verivikasi jawaban dari

rumusan masalah data analisis kualitatif yang bsesifat sementara dari semula

belum jelas menjadi h terperinci dengan cara diverivikasi untuk memperoleh

jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian. Kesimpulan dapat berupa

teori deskripsiatau objek gambaran yang tidak jelas menjadi jelas setelah diteliti.

Peran kepemimpinan lurah di kantor Keluran Benai Berperan apabila seluruh

indikator terpenuhi.

3.8 Jadwal Kegiatan.

TABEL 1.2 : Jadwal Penelitian Tentang Peran Kepemimpinan Lurah Di

Kantor Kelurahan Benai Kecamatan Benai Kabupaten

Kuantan Singingi.

No Kegiatan

Bulan dan MingguTahun 2023/2024

September Oktober November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan
Judul

2 Bimbingan

proposal

3 Ujian

Proposal

4 Revisi

Proposal

5 Pembuatan

Skripsi

6 Bimbingan

Skripsi

7 Ujian

Skripsi

8 Revisi

Skripsi

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, 2019. Pengantar Ilmu Administrasi Negara. Unimal Press jl.

Sulawesi No. 1-2 Kampus Bukit Indah Lhokseumae 24351

Juhardi, 2015. Pengantar Ilmu Administrasi Negara. CV SAH MEDIA jl.Antang

Raya No.83 Makasar

Sawir, Muhammad, Ilmu Administrasi dan Analisis Kebijakan Publik. CV Budi

Utama jl. Raja Wali, G. Elang 6, No. 3, Drono, Sardonoharjo, ngaglik,

sleman

Sugiyono, 2020. Metode Penelitian Administrasi. Alvabeta. CV jl. Gegerkalong

Hilir no.84 Bandung

Fithriyyah, Mustiqawati Ummul, 2021. Dasar-Dasar Teori Organisasi IRDEV Jl.

Suka Karya Perumahan Wisma Kualu Permai Blok I No. 6. Gang Al

Hijrah Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

Riinawati, 2019. Pengantar Teori Manajemen Komunikasi dan Organisasi.

Pustaka baru press Banjarmasin

Solong, Aras dan Asri Yadi, 2021. kajian teori organisasi dan birokrasi dalam

pelayanan publik. CV BUDI UTAMA jl. Rajawali, G. Elang 6, No. 3

Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman

Sutikno, Sobry, 2018. Pemimpin dan kepemimpinan. Holistica Lombok

Suriagiri, 2020. Kepemimpinan Transformasional. CV. Radja Publika. Jl.

Cempaka Putih, Sp. Tiga Blang Rayeuk, Dsn. Angsana, Kelurahan Hagu

Barat Laut, Kec. Banda Sakti, Kota Lhokseumawe


Rivai, Viethzal dan deddy mulyadi. 2014. Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. Jakarta. Raja Grfindo Persada.

Adamy, Marbawi, 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Unimal Press

universitas malikussaleh

Purnaya, Gusti Ketut, 2016. manajemen sumber daya manusia. Cv Andi Offset

Jl.beo 38-40

Widiana, Muslichah Erma, 2020. Buku Ajar Pengantar Manajemen. CV.Pena

Persada Redaksi : Jl. Gerilya No. 292 Purwokerto Selatan, Kab.

Banyumas Jawa Tengah

Kusumastuti, Adhi, Ahmad Mustamil Khoiron, 2019. Metode Penelitian

Kualitatif. Lembaga Pendidikan Sukarno Pressindo (LPSP) Karawang

Barat RT 05 RW 14 kel. Tandang

Sanasintani, 2020. Penelitian kualitatif. Penerbit Selaras Perum. Pesona Griya

Asri A-11 Malang 65154

Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta

Sugiyono, 2020. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta

Jurna/Skripsi

Ihsan, Muhammad. 2020. Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Kinerja

Pegawai Di Kelurahan Tanjung Rema Darat.2020 (19)

Anda mungkin juga menyukai