Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor yang dominan dalam pendapatan masyarakat dan
memiliki peranan penting di Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia bekerja sebagai
petani (Dimas, 2011). Pembangunan pertanian yang subsisten sangat diharapkan dalam suatu
daerah dalam hal ini peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam pembangunan pertanian
terutama untuk memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh petani itu sendiri
(Taufik, 2011).
Upaya pengembangan bahan pangan subtitusi sebagai sumber karbohidrat alternatif
sangat diperlukan saat ini. Ketersediaan bahan pokok saat ini masih sangat bergantung pada
beras, sedangkan produksi padi pada suatu saat dapat terjadi penurunan sehingga tidak
memenuhi kebutuhanmasyarakat(Hasan, 2010; Kinasih et al., 2017). Oleh karena itu
diversifikasi pangan perlu dilakukan, salah satunya pada uwi (Dioscorea alata).
Melalui proses fotosintesisnya tumbuhan hijau berperan dalam siklus karbon, karbon
diubah menjadi karbondioksida kemudian diubah menjadi karbohidrat dengan bantuan energi
matahari dan pigmen klorofil (Muslimin.L.W.1996).
Usaha kegiatan agronomi dalam membudidayakan tanaman diarahkan untuk
mengimbangi kebutuhan manusia dibidang pangan, sandang, dan papan ( Setiamidjaja,
2000 ).Dalam pengelolaan Management atau pengelolaan dalam konteks agronomi adalah
pengelolaan pertanian ( farm management ) dan pengelolaan perkebunan ( estate management
). ( Siregar, 2000 ).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor Abiotik lingkungan yang mempengaruhi Tanaman?
2. Apa saja faktor Biotik lingkungan yang mempengaruhi Tanaman?
3. Bagaimana Hubungan Diantara Faktor-Faktor Lingkungan yang mempengaruhi
Tanaman?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa saja faktor Abiotik lingkungan yang mempengaruhi
Tanaman?
2. Untuk mengetahui Apa saja factor Biotik lingkungan yang mempengaruhi
Tanaman?
3. Untuk mengetahui Bagaimana Hubungan Diantara Faktor-Faktor Lingkungan yang
mempengaruhi Tanaman?
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam bidang pertanian, produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor
produksi sekaligus, antara lain tanah, benih, pupuk, obat hama dan tenaga kerja. Didalam
Vadimicum pertanian (1980 ) disebutkan bahwa produksi pada dasarnya tergantung pada dua
variabel yaitu luas panen dan hasil per hektar, dengan pengertian bahwa produksi dapat
ditingkatkan jika luas panen mengalami peningkatan atau produktifitas per satuan luas yang
harus ditingkatkan. Produktivitas dari faktor-faktor produksi dapat dicerminkan dari produk
marginal. Produk marginal adalah tambahan produksi yang diperoleh sebagai akibat dari
adanya penambahan kuantitas faktor produksi yang dipergunakan.

Faktor abiotik adalah komponen dalam suatu lingkungan yang tidak hidup (Ibrahim,
2012). Salah satu komponen penting dalam faktor abiotik yaitu tanah, yang berperan
penting dalam menopang kehidupan suatu organisme. Komponen didalam tanah meliputi
sifat fisika dan kimia tanah. Sifat fisika tanah ialah sifat fisik tanah berupa tekstur
tanah, struktur, kemantapan, warna dan permeabilitas, sedangkan sifat kimia tanah
berupa kandungan yang terdapat didalam tanah meliputi derajad keasaman (pH), bahan
organik dan unsur hara. Unsur hara ialah kandungan bahan–bahan mineral yang terdapat
didalam tanah, salah satunya Unsur hara makro berupa nitrogen (N), fosfor (P), kalium
(K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S) ( Dhani, et. al).

Berikut adalah beberapa Faktor – faktor abiotik terhadap pertumbuhan /


perkembangan tanaman :

A. Tanah

Tanah merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan tempat sejumlah
perubahan penting dalam siklus pangan. susunan anorganik dalam tanah yang dibentuk dari
pelapukan padas dan pengkristalan mineral-mineral.

B. Air
Di dalam tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia
untuk mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan sebagai pelarut, bersama-sama
dengan hara terlarut membentuk larutan tanah yang akan diserap oleh akar tanaman.

C. Suhu

suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan makhluk hidup, termasuk tumbuhan. Suhu biasanya mempunyai variasi baik secara
ruang maupun secara waktu. Berbagai karakteristika muka bumi penyebab variasi suhu:

Ø Komposisi dan warna tanah

Ø Kegemburan dan kadar air tanah

Ø Kerimbunan tumbuhan

Ø Iklim mikro perkotaan

Ø Kemiringan lereng dan garis lintang

Kecepatan reaksi dipengaruhi suhu, biasanya makin tinggi suhu, reaksi makin cepat.
Jadi, suhu mempunyai efek penting dan tegas pada respirasi.

D. Cahaya

Pengertian cahaya adalah faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber
energi utama bagi ekosistem. Ada dua aspek penting dari faktor cahaya, yang pertama kualitas
cahaya atau komposisi panjang gelombang, dan yang kedua intensitas cahaya atau kandungan
energi dari cahaya. Cahaya memiliki beberapa peranan dalam tumbuhan, antara lain:

 Fotoperiodisme

Fotoperiodisme adalah respon dari suatu organisme terhadap lamanya penyinaran sinar
matahari.

 Fotoenergetic

Fotoenergetic adalah pertumbuhan yang dipengaruhi oleh banyaknya energi yang diserap dari
sinar matahari oleh bagian tanaman.

 Fotodestruktif
Merupakan tingginya intensitas cahaya yang mengakibatkan fotosintesis semakin tidak
bertambah lagi dikarenakan tanaman mengalami batas titik jenuh cahaya sehingga bukan
menjadi sumber energi tetapi sebagai perusak.

 Fotomorfogenesis

Efek lain dari cahaya di luar fotosintetis adalah mengendalikan wujud tanaman, yaitu
perkembangan struktur atau morfogenesisnya. ·

 Fototropisme

Merupakan tanaman yang dipengaruhi oleh rangsangan cahaya. Contohnya seperti pada
tumbuhan yang pertumbuhannya mengarah pada sumber datangnya sinar matahari

E. Pergerakan hara ke akar tanaman

Berdasarkan penelitian para ahli fisiologi dan tanah menyatakan bahwa secara umum
pergerakan hara ke akar tanaman adalah melalui :

 Pertukaran kontak, akar tanaman juga mempunyai kapasitas tukar kaiton seperti
tanah. Kation-kation dari kompleks absorbsi tanah dapat dipertukarkan dengan kation-
kation yang dihasilkan tanaman, misalnya H+. Pertukaran ini terjadi apabila ada kontak
langsung antara kompleks absorbsi dengan bulu akar tanaman.

 Difusi, pergerakan ion secara difusi terjadi karena ada perbedaan difusi atau akibat
adanya perbedaan kegiatan ion. Hal ini terjadi sering pada H 2 PO4, K+. Akar tanaman
akan menyerap hara dari larutan di sekitar akar. Hasil gradient dalam pergerakan yang
berkesinambungan akan menambah jumlah ion dalam akar, sehingga dapat diserap
oleh akar tanaman.

 Gerakan (aliran) massal, kejadian ini berlangsung bersama gerakan air ke akar
tanaman terutama disebabkan oleh adanya transpirasi (penguapan). Gerakan ion NO 3,
Ca++,dan Mg++ terutama terjadi karena aliran massal. Pergerakan massal dan
pergerakan ion secara difusi merupakan proses yang umum dilalui ion untuk sampai
ke akar tanaman.
BAB III

KESIMPULAN

1. Tanaman tumbuh tidak lepas dari faktor abiotik karena Tanaman Sangat
membutuhkan faktor abiotik dalam kelangsungan hidupnya.
2. Faktor abiotik memiliki peran negative maupun positive dalam pertumbuhan tanaman.
3. Faktor abiotik merupakan kompenen utama dalam pertumbuhan tanaman.
4. Pertumbuhan suatu tanaman yang diproduksi akan selalu dipengaruhi oleh faktor
dalam maupun faktor luar dari tanaman itu sendiri.
5. Faktor abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya,
matahari dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Abban Putri Fiqa, Titik Helen Nursafitri. 2021. Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap
Pertumbuhan Beberapa Aksesi Dioscorea Alata L. Terpilih Koleksi Kebun Raya
Purwodadi

Amir, A.2001. Biologi Umum. PT Gramedia : Jakarta

Muslimin.L.W.1996. Mikrobiologi Lingkungan.UI Press : Jakarta

Ni Luh Putu Rossita Dewi, 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usaha
Tani Dan Keberhasilan Program Simantri Di Kabupaten Klungkung

Setiamidjaja, Djoehana. 2000. Pengelolaan Tanaman Agronomi.

Siregar, Tumpal. 2000. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran

Soedarnadi, Hartono. 1995. Tumbuhan Monokotil. Bogor : Penebar Swadaya. Tanaman.


Jakarta : Penebar Swadaya. Yogyakarta : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai