Anda di halaman 1dari 22

MODEL DAN STRATEGI DAKWAH KHULAFAUR

RASYIDIN

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UAS pada mata kuliah Sejarah
Kebudayaan Islam Kelas 4A )
Dosen Pengampu : Ahmad Irfan Mufid S.Ag M.A

Disusun Oleh:

Ziky Shufa Azra (11210110000019)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2022/2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas UAS (Ujian Akhir Semester) untuk mata kuliah
Sejarah Kebudayaan Islam dengan judul "Model Dan Strategi Dakwah Khulafaur
Rasyidin". Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Ahmad Irfan Mufid, S Ag
M.A selaku dosen mata kuliah manajemen pendidikan yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan dan pengetahuan kita mengenai manajemen peserta didik. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Bila ada kesalahan tulisan atau kata-kata
di dalam makalah ini,kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jakarta, 29 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................3
A. Latar Belakang ..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah .........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................5
A. Model dan Strategi Dakwah Abuk Bakar Ashhiddiq……………………….5
B. Model dan Strategi Dakwah Umar bin Khattab ..........................................10
C. Model dan Strategi Dakwah Utsman bin Affan ............................................14
D. Model dan Strategi Dakwah Ali bin Abi Thalib...........................................15
BAB III PENUTUP ..............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi tentang sejarah Islam, termasuk periode Khulafaur Rasyidin,


merupakan bagian penting dalam pemahaman agama Islam. Mempelajari
strategi dakwah yang digunakan oleh Khulafaur Rasyidin dapat memberikan
wawasan yang berharga tentang bagaimana Islam disebarkan dan diterima pada
masa awal agama tersebut. Meskipun masa Khulafaur Rasyidin telah lama
berlalu, prinsip-prinsip dan strategi dakwah yang mereka terapkan tetap relevan
dalam konteks kehidupan masa kini. Melalui makalah ini, Anda dapat menggali
dan menganalisis bagaimana strategi-strategi tersebut dapat diterapkan dalam
konteks sosial dan teknologi yang ada saat ini.

Rasyidin adalah tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam. Tindakan dan


strategi dakwah yang mereka terapkan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perkembangan agama Islam. Dengan mempelajari strategi dakwah
mereka, Anda dapat memahami bagaimana ajaran Islam berkembang dan
memengaruhi masyarakat pada masa itu. Khulafaur Rasyidin merupakan
contoh teladan bagi umat Muslim dalam menyebarkan dan mengamalkan ajaran
Islam. Studi tentang strategi dakwah mereka dapat memberikan inspirasi bagi
umat Muslim masa kini untuk meningkatkan upaya dakwah, baik dalam skala
individu maupun kolektif.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana metode dan strategi dakwah Abu Bakar Shidiq?

2. Bagaimana metode dan strategi dakwah Umar bin Khattab?


3. Bagaimanakah metode dan strategi dakwah Utsman bin Affan?
4. Bagaimana metode dan strategi dakwah Ali bin Abi Thalib?

3
C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui bagaimana metode dan strategi dakwah pada masa


kepemimpinan Abu Bakar Asshiddiq
2. Untuk mengetahui bagaimana metode dan strategi dakwah pada masa
kepemimpinan Umar bin Khattab
3. Untuk mengetahui bagaiamanakah metode dan strategi dakwah Utsman
bin Affan
4. Untuk mengetahui bagaimana metode dan strategi dakwah pada masa
kepemimpinan Ali bin Abi Thalib

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Siapa Itu Khulafaur Rasyidin


Khulafaur Rasyidin adalah sahabat-sahabat nabi yang memimpin umat Islam
setelah kepergian Rasulullah Muhammad SAW. Khulafaur Rasyidin ini sendiri
dapat diartikan sebagai pemimpin bijaksana sesudah nabi Muhammad SAW wafat.
Khulafaur Rasyidin sendiri terdiri dari empat sahabat dekat nabi Muhammad SAW
yang memimpin secara bergantian, yaitu Abu Bakar Asshiddiq, Umar bin Khattab,
Utsman bin Affan dan yang terakhir yaitu Ali bin Abi Thalib.

Diantara ke-empat khalifah ini, sahabat yang pertama menjadi khalifah ialah
Abu Bakar Asshidiq. Nama aslinya adalah Abdullah bin Abi Quhafah. Perlu
diketahui bahwa orang yang pertama sekalli menerima agama Islam dan
membenarkan Islam dan juga orang yang pertama sekali masuk kedalam Islam ialah
Abu Bakar Asshiddiq.

Khalifah yang kedua ialah sahabat Umar bin Khattab. Umar bin Khattab juga
adalaha khalifah yang pertama yang mendapatkan gelar amirul mukminin. Setelah
kepergian Rasulullah SAW, Umar bin Khattab adalah orang yang mendamaikan
antara muslim Madinah untuk menerima kekhalifahan Abu Bakar Asshiddiq.

Khalifah ketiga dari Khulafaur Rasyidin ialah Utsman bin Affan. Utsman bin
Affan sangan terkenal dengan kedermawanan nya. Utsman bin Affan pernah
menyumbangkan bahan makanan sebanyak 1.000 angkutan unta bagi kaum
muslimin di saat paceklik. Sahabat Utsman bin Affan ini mendapatkan gelar
julukan dzun nur’ain.

Khalifah ke-empat dari Khulafaur Rasyidin adalah Ali bin Abi Thalib. Ali bin
Abi Thalib merupakan salah satu golongan orang yang pertama masuk Islam. Ali

5
bin Abi Thalib merupakan sahabat nabi yang disebut pintu ilmu atau babul ’lmi,
karena kepribadian dan dedikasinya yang luar biasa di mata Rasulullah SAW.1

B. Model dan Strategi Dakwah Abu Bakar Asshiddiq

Abu bakar Ash-Shiddiq adalah Pemimpin/Khalifah pertama yang


menggantikan Rasulullah Saw., Pasca wafatnya Rasulullah Saw. Abu bakar
menggantikan Rasulullah sebagai pemimpim umat Islam bukan sebagai pengganti
kenabiannya melainkan sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.
Wafatnya Rasulullah Saw. merupakan pergantian kepemimpinan yang
diamanahkan kepada Khulafaur rasyidin, dan orang yang pertama kali menjadi
Khulafaur Rasyidin adalah Abu Bakar Asshiddiq.

Abu bakar Ash-Shiddiq merupakan salah satu sahabat terdekat Rasulullah Saw.,
banyak hari-hari yang telah mereka lalui bersama selama proses dakwah
Rasulullah, ketika Rasulullah Saw., telah wafat Abu Bakar Ash-Shiddiq berdakwah
dengan mencontoh cara berdakwahnya Rasulullah Saw., beberepa strategi dakwah
Abu bakar Ash-Shiddiq ,di antaranya; Dakwah Bi al-lisan, Bi al-hal, Bi al-yad,
Bialtadwin, dan Uswah hasanah.

Abu bakar Ash-Shiddiq memiliki nama Abdullah ibnu Abi Quhafah atTamimi
(Syalabi, 2003: 195). Abu Bakar Ash-Shiddiq mempunyai beberapa nama atau
julukan yang semuanya menunjukkan kepribadian luhurnya derajat dankedudukan
serta kemuliaan jejak langkah dan nasab. Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan salah
satu yang termasuk golongan orang yang pertama kali masuk kedalam Islam.
Keislamannya melalui proses pencarian, penyelidikan dan penantian yang lama.
Abu Bakar adalah orang yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas
tentang nasab atau boleh disebut ahli geneologis karena sangat memahami nasab-
nasab yang tersebar di Jazirah Arab. Hubungan antara Nabi Muhammad dan Abu

1
Sayyid, Majdi Fathi. Mari Mengenal Khulafaur Rasyidin. Gema Insani, 2003. Hal
4-46

6
Bakar sebelum kenabian adalah sahabat karib, Abu Bakar sangat mengenal
kepribadian Nabi Muhammad begitu juga sebaliknya (Dahlan: 2017).2

Berikut ini adalah beberapa metode dan strategi dakwah dari khalifah Abu
Bakar Asshiddiq.

1. Dakwah Abu Bakar Melalui Ekspansi


Adapun orang murtad pada zaman dahulu ada dua yaitu mereka
yang mengaku dirinya sebagai pengganti Nabi Muhammad SAW dan
pengikutnya, termasuk di dalamnya orang yang meninggalkan shalat, zakat
dan kembali melakukan kebiasaan Jahiliyah. Abu Bakar Ash-Shiddiq
setelah menyelesaikan masalah orang-orang murtad, orang-orang yang
tidak mau membayar zakat dan nabi palsu. Beliau mengirim kekuatan keluar
Arabia, untuk menghadapi bahaya dari luar yang dapat menghancurkan
eksistensi agama Islam.3
Berdasarkan paparan tersebut dapat dipahami bahwa,tugas Abu
Bakar Ash-Shiddiq dalam penyelesaian permasalahan dengan orang-orang
murtad, tidak mau membayar zakat, dan nabi palsu telah selesai. Beliau
mengirimkan pasukan ke Persia. Persia sedang merencanakan untuk
mengintai kesempatan menyerang pusat agama baru. Orang-orang Persia
selama berabad-abad memerintah Arab sebagai maharaja, tidak dapat
mentolerir setiap kekuatan Arab untuk bersatu membentuk kekuatan yang
besar.
Khalid bin Walid dikirim oleh Abu Bakar ke Iraq dan dapat
menguasai al-Hirah di tahun 634 M, ke Syiria dikirim ekspedisi dibawah
pimpinan empat jendral yaitu Abu Ubaidah, Amr Ibn Ash, Yazid Ibn Abi
Sufyan, dan Syurahbil. Sebelummya pasukan dipimpin oleh Usamah yang
masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentaranya, Khalid bin Walid di

2
Habibi, B. P. (2023). Strategi Dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq. J-MD: Jurnal
Manajemen Dakwah, 4(1), 31-52.
3
Sari, R. (2021). Konsep Dakwah Prespektif Abu Bakar Ash-Shiddiq (Doctoral
dissertation, IAIN Metro).

7
perintahkan untuk meninggalkan Iraq dan melalui gurun pasir yang jarang
dijalani, beliau sampai ke Syiria.
Tentara Muslim tidak lagi menyerbu negeri Syiria demi harta
rampasan, tetapi penyerbuan mereka adalah demi kesempurnaan kekuasaan
imperium. Bermula sebagai pertempuran kecil antar suku sampai dengan
konsolidasi. Sebuah perjanjian politik di Arabia berakhir sebagai sebuah
peperangan berskala besar melawan dua imperium. Peperangan membawa
pengaruh baik terhadap suku-suku bangsa yang mulai membandel dan
raguragu tentang kekuatan Islam yang sesungguhnya. Tindakan Abu Bakar
yang imajinatif, tepat waktu, dan dinamis, telah menyatukan kekuatan
Islam. Dan masih banyak lagi tindakan-tindakan Abu Bakar yang sangat
baik baik dan bijaksana dalam mengambil keputusan.

2. Pengumpulan Mushaf Al-quran


Pengumpulan Al-Qur’an dalam satu mushaf, baru dilakukan di
zaman khalifah Abu bakar Ash-Shiddiq pada 11-13 H/ 632-634 M, tepatnya
setelah peperangan Yamamah pada tahun 12 H/ 633 M. Sebab peperangan
Yamamah banyak penghafal Al-Qur’an yang meninggal dunia.
Pengumpulan Al-Qur’an dilakukan dengan cara mengumpulkan Al-
Qur’an yang ditulis di tulang, pelepah (kulit) kayu, lempengan batu
kemudian disalin oleh Zaid bin Tsabit di atas kulit hewan yang sudah di
samak. Lembaran-lembaran yang berisi tulisan Al-Qur’an yang telah
dikumpulkan, di simpan di rumah Abu Bakar hingga meninggal. Kemudian
disimpan di rumah Umar bin Khattab hingga meninggal dunia, dan akhirnya
disimpan di rumah Khafsah binti Umar.4

3. Dakwah bil lisan


Ketaatan khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang menjadikan dirinya
sebagai sosok pemimpin yang selalu tawadhu’. Abu Bakar ingin

4
Sari, R. (2021). Konsep Dakwah Prespektif Abu Bakar Ash-Shiddiq (Doctoral
dissertation, IAIN Metro).

8
memberikan contoh yang baik kepada umatnya, beliau menginginkan
umatnya menjadi baik seperti yang dicontohkan oleh dirinya. Umat yang
selalu bertakwa kepada Allah SWT dan tawadhu’. Abu Bakar Ash-Shiddiq
yang begitu taat, pecinta yang begitu mengasih, menginginkan kehidupan
yang baik untuk siapa pun. Hatinya cerdas yang berisi keinginan meluap
untuk memberikan kebaikan untuk umat manusia, kebaikan yang mereka
perlukan, bukan kekayaan yang dimilikinya. Ketika memiliki harta dan
wibawa, keduanya diinfakkan tanpa perhitungan.

4. Dakwah bil tadwin


Pada masa Kekhalifahan Abu Bakar banyak mengukir prestasi.
Sistem dakwah melalui pengumpulan Al-Qur’an yang dilakukan oleh
khalifah Abu Bakar melahirkan sistem dakwah baru. Sistem dakwah baru
yaitu dakwah melalui tulisan seperti menerbitkan kitab-kitab, buku,
majalah, surat kabar, internet, dan memiliki rentang waktu yang relative
panjang kerena tidak lekang oleh zaman dan dapat digunakan oleh generasi-
generasi berikutnya.

5. Dakwah bil yad


Tangan secara tekstual diartikan sebagai power yang digunakan
dalam menggunakan situasi kemungkaran. Kata tangan dapat diartikan
sebagai kekuatan kekuasaan. Sistem tersebut efektif bila dilakukan oleh
penguasa yang berjiwa dakwah. Khalifah Abu Bakar menggunakan
kekuasaan sebagai sistem dakwah kepada orang-orang yang membangkang.
Dakwah memerangi orang ingkar membayar zakat. Abu Bakar Ash-Shiddiq
mengadakan rapat dengan para sahabat besar guna meminta saran dalam
memerangi mereka yang tak mau membayar zakat.Umar bin Khattab dan
beberapa orang sahabat berpendapat untuk tidak memerangi umat yang
beriman kepada 44 Allah dan Rasul-Nya,dan lebih baik meminta bantuan
mereka dalam menghadapi musuh bersama.

9
Abu Bakar menegaskan tekatnya untuk memerangi yang enggan
membayar zakat seraya berkata, Demi Allah aku akan memerangi siapa pun
yang memisahkan shalat dengan zakat. Zakat adalah harta dikatakan kecuali
dengan alasan-alasan. Abu Bakar menggunakan kekuatan kekuasaan untuk
menumpas nabi palsu, kaum murtad dari agama Islam,dan dakwah ke
wilayah Irak dan Syiria.

6. Dakwah bil hal


Langkah Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam mewujudkan
perkembangan yang baik pada masa kekhalifahannya, Abu Bakar membuat
kelompok untuk merealisasikan masing-masing kelembagaan. Abu Bakar
serta menunjuk sejumlah sahabat untuk menjadi penanggung jabwabnya.
Abu Bakar merealisasikan politik dan kebijakan negara yang telah
digariskan dan menunjuk sejumlah sahabat untuk membantu dalam
melaksanakan tugas tersebut. Abu Bakar menugaskan Abu Ubaidah al-
Jarrah sebagai bendahara Baitul Mal yang diserahkan mandate untuk
mengelola urusan-urusan Baitul Mal.

7. Dakwah bil uswah hasanah


Keteladanan dalam bahasa Arabdiartikan uswah dan qudwah. Arti
keteladanan adalah dapat ditiru atau dicontoh. Memberi teladan yang baik
kepada umat Islam merupakan sistem dakwah agar mencapai tujuan. Abu
Bakar mengimplementasikan sistem keteladanan dalam dakwah Islam, baik
sebelum menjadi khalifah ataupun sesudah menjabat sebagai khalifah.
Sopan serta santun, Abu Bakar terkenal tawadhu’ dan rendah hati.5

C. Model dan Strategi Dakwah Umar bin Khattab

Umar bin Khathab Ra. memiliki nama lengkap Umar bin Khathab bin Nufail
bin Abdul Uzza bin Rabah bin Abdullah bin Qarth bin Razah bin Adi bin Ka'ab bin

5
Amin, S. M. (2022). Sejarah Dakwah. Amzah. Hlm. 32-36

10
Lu'ay bin Ghalib bin Fihr al-Adawi al-Qurasyi. Nasabnya bertemu dengan
Rasulullah Saw. pada Ka'ab bin Lu'ay, yaitu kakek ketujuh Rasulullah Saw. atau
kakek kedelapan Umar bin Khathab Ra. Dari garis ibu, bertemu pula dengan garis
keturunan Rasulullah Saw. pada kakek yang keenam. Ibunya bernama Hantamah
binti Hasyim bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum bin Yaqzhah bin
Murrah bin Ka'ab bin Ghalib2, saudara dari Abu Jahal.

Umar bin Khattab juga adalah khulafaur rasyidin yang pertama kali
mendapatkan gelar amirul mukminin. Selain mendapat gelar Amirul Mukminin,
Umar bin Khathab Ra. juga mendapat julukan Al-Faruq, yang berarti sang pembeda
antara yang haq dan yang batil. Gelar ini diberikan langsung oleh Rasulullah Saw.
Dalam buku Biografi Umar bin Khathab, Prof. Dr. Ali Muhammad ash-Shalabi
menjelaskan bahwa Umar bin Khathab Ra. mendapat gelar Al-Faruq karena ia
menunjukkan keislaman di Makkah. Dengan Islam itu, Umar bin Khathab Ra.
mampu membedakan antara orang kafir dan orang beriman. Sedangkan menurut
Dr. Musthafa Murad dalam Kisah Hidup Umar bin Khathab, Rasulullah Saw.
memberikan gelar Al-Faruq karena Umar bin Khathab Ra. mampu membedakan
yang benar dan yang batil.6

Beriku dibawah ini beberapa metode dan strategi dakwah dari Umar bin Khattab
selama memimpin sebagai khulafaur rasyidin.

1. Penanggalan Hijriah
Di tengah-tengah masa kekhalifahan Amirul Mukminin Umar bin
Khattab, surat-surat yang sampai padanya tanpa tanggal. Kemudian ia ingin
mengatur tulisan-tulisan tersebut untuk dibalas dan hal itu harus mengetahui
tanggalnya. Dia merasa bahwa hal itu membutuhkan penggunaan kalender
tertentu. Khalifah Umar bin Khattab menginginkan umat ini memiliki
penanggalan khusus untuk membedakan dari yang lainnya dalam beberapa
hal. Lalu, orang-orang mengusulkan agar penanggalan dimulai dengan
kelahiran Rasulullah SAW atau Isra Mi'raj. Tetapi, Khalifah Umar

6
Al-Azizi, A. S. (2021). Umar bin Khattab Ra. DIVA PRESS. 49-54

11
menolaknya. Akhirnya memilih waktu hijriyah sebagai awal penanggalan.
Hal ini menunjukkan betapa jauhnya pandangannya terhadap hal itu karena
ia melihat bahwa tanggal tersebut merupakan awal permulaan pendirian
negara Islam.

2. Ronda Malam
Umar bin Khattab adalah pemimpin pertama dalam sejarah manusia
yang berjalan sehari-hari pada waktu malam dan berkeliling di antara
rumah-rumah masyarakat untuk mengetahui keadaan mereka dari dekat.
Apabila di sela-sela perjalannyan mendengar ada suatu masalah, beliau akan
memberi tanda rumah itu untuk membedakan dengan rumah lainnya.

3. Perluasan Masjid Nabawi


Suatu ketika Umar bin Khattab hendak memperluas Masjid Nabawi.
Beliau kemudian hendak menggabungkan rumah Abbas (paman Rasulullah
SAW) dengan masjid untuk memperluas masjid tersebut. Akan tetapi,
Abbas menolak menyerahkan rumahnya untuk digabungkan dengan masjid.
Lalu, keduanya mengajukan perkara tersebut kepada Ali bin Abi Thalib
yang ketika itu menjabat sebagai hakim. Kemudian Ali membenarkan
tindakan Abbas, sebab Islam menghormati kepemilikan individu. Tatkala
sang hakim telah membenarkannya, Abbas berkata, "Sekarang aku serahkan
rumah itu untukmu. Hal ini aku lakukan untuk mengangungkan kehormatan
kaum muslimin7

4. Hubungan dengan Non Muslim


Keberadaan orang-orang Yahudi di Jazirah Arab adalah kerugian
besar atas kaum muslimin. Dahulu Rasulullah SAW membiarkan orang-
orang Yahudi Khaibar berada di Khaibar agar kaum muslimin
diperkenankan mengambil setengah hasil dari Khaibar. Rasulullah SAW

7
Santoso, B. Metode Dakwah Khalifah Umar Bin Khattab. 132-135

12
mengutus Abdurrahman bin Auf untuk menghitung hasil-hasil tersebut.
Tiba-tiba salah seorang pemimpin Yahudi datang menemui Abdurrahman
untuk menghasut agar mengkorupsi hasil-hasil tersebut dan dibagi-bagi
kepada Yahudi. Abdurrahman bin Auf kemudian melepas sepatu lalu
memukulkannya ke kepala orang Yahudi tersebut. Apakah engkau hendak
menyogokku dalam tanggungan Umar bin Khattab dan tanggungan
Rasulullah?! Demi Allah, tidak ada yang layak bagimu kecuali sepatu dan
sandalku pada wajahmu," tegas Abdurrahman Tatkala berita itu sampai
kepada Amirul Mukminin, kemudian beliau memerintahkan untuk
mengusir mereka dari Jazirah Arab.

5. Bidang Militer
Umar bin Khattab adalah orang yang pertama kali mendirikan kamp-
kamp militer yang permanen, memerintahkan wajib militer, mendirikan pos
militer di daerah perbatasan, membatasi waktu seorang suami yang pergi
berjihad untuk boleh meninggalkan istrinya. Beliau menetapkan tidak
meninggalkan rumahnya melebihi 4 bulan.
Khalifah Umar bin Khattab juga yang pertama kali membuat
kekuatan cadangan yang terkoordinasi dan mengumpulkan 30.000 kuda
untuk kekuatan tersebut. Beliau juga yang pertama kali memerintahkan
panglima perang untuk menyerahkan laporan hal-hal yang terperinci
tentang prajurit. Beliau pula yang pertama kali membuat buku khusus para
tentara untuk mendaftar nama-nama dan gaji mereka, menentukan gaji tetap
bagi para tentara. Serta beliau pula yang pertama kali mengkhususkan para
dokter, para penerjemah, dan para penasihat untuk menyertai pasukan.
Beliau pula yang pertama kali membentuk departemen perbekalan
(logistik).8

8
Ibid.ly

13
D. Model dan Strategi Dakwah Utsman bin Affan

Namanya adalah Utsman bin Affan bin Abu Al-'Ash bin Umayyah bin Abdi
Syams bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab.' Nasabnya bertemu dengan
Rasulullah pada Abdi Manaf. Sedang ibunya bernama Arwa binti Kuraiz bin
Rabi'ah bin Habib bin Abd Syams bin Abdi Manaf bin Qushay.

Utsman bin Affan mendapat gelar Dzunnurain (Pemilik Dua Cahaya).


Badruddin Al-Aini ketika memberikan syarah terhadap Shahih Al-Bukhari
menceritakan bahwa seseorang bertanya kepada Al-Mahlab binAbu Shafrah,
"Mengapa Utsman dijuluki Dzunnurain?" Al-Mahlab menjawab, "Karena kami
belum mengetahui ada seorang pun menikah dengan dua putri Nabiku kecuali
Utsman."9

Berikut ini model-model dan strategi dari dakwah Utman bin Affan selama
kepemimpinannya sebagai khalifah.

1. Kepemimpinan yang adil


Kepemimpinan yang adil: Utsman bin Affan dikenal sebagai
seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Dia memperhatikan kebutuhan
rakyatnya dan mengambil keputusan yang berdasarkan keadilan. Hal ini
menjadi model dakwah yang kuat karena menunjukkan kepatuhan terhadap
prinsip-prinsip Islam dan memberikan contoh yang baik bagi orang lain.

2. Penyebaran Al-Qur'an
Salah satu sumbangan utama Utsman bin Affan dalam dakwah
adalah standarisasi teks Al-Qur'an. Dia menyadari bahwa terdapat variasi
dalam penulisan Al-Qur'an yang dapat menyebabkan kebingungan di
kalangan umat Islam. Oleh karena itu, ia memerintahkan agar salinan Al-
Qur'an yang disusun oleh sahabat Zaid bin Thabit digandakan dan
disebarluaskan ke seluruh wilayah kekhalifahan. Langkah ini membantu

9
Ash-Shallabi, A. M. (2013). Biografi utsman bin Affan. Pustaka Al-Kautsar.

14
menjaga kesatuan umat Islam dan mempromosikan pemahaman yang
konsisten terhadap kitab suci.

3. Kebijakan pembangunan
Utsman bin Affan memiliki kecintaan yang besar terhadap Islam dan
umatnya. Dia mendorong pembangunan masjid dan pusat-pusat kegiatan
Islam di berbagai wilayah, termasuk Masjidil Haram di Mekah. Melalui
pembangunan ini, dia menciptakan tempat-tempat yang memfasilitasi
praktik keagamaan umat Islam dan memperkuat ikatan komunitas.

4. Diplomasi dan perdamaian


Utsman bin Affan berusaha menjaga perdamaian dengan suku-suku
di sekitar wilayah kekhalifahan. Dia mendorong penyebaran Islam melalui
perdamaian dan negosiasi yang adil, daripada menggunakan kekerasan.
Pendekatan ini membantu memperluas pengaruh Islam dengan cara yang
damai dan memberikan kesempatan kepada orang-orang untuk mempelajari
dan mengenal agama baru.10

Meskipun tidak ada informasi rinci mengenai strategi dan metode


dakwah yang digunakan oleh Utsman bin Affan, kepemimpinannya yang
adil, penyebaran Al-Qur'an, kebijakan pembangunan, diplomasi, dan
keberanian dalam mempertahankan Islam menjadi contoh penting bagi
umat Islam dalam menyebarkan dan mempertahankan agama.

E. Model dan Strategi Dakwah Ali bin Abi Thalib

Dia adalah Ali bin Abi Thalib (Abdu Manaf)' bin Abdul Muthalib, dipanggil
juga dengan nama Syaibah Al-Hamd' bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushai bin
Kilab bin Luai bin Ghalib bin Fahr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan', dia

10
Al-Azizi, A. S. Utsman bin Affan Ra. DIVA PRESS. Hlm. 103-105

15
adalah anak paman Rasulullah, bertemu dengan beliau pada kakeknya yang pertama
yaitu Abdul Muthalib bin Hasyim, yang anak bernama Abu Thalib saudara laki-laki
kandung Abdullah bapak Nabi Muhammad. Nama yang diberikan kepada Ali pada
saat kelahirannya adalah Asad (singa). Nama tersebut hasil pemberian sang ibu
sebagai kenangan dari nama bapaknya yang bernama Asad bin Hasyim. Bukti yang
menunjukkan hal itu adalah syair yang dilantunkannya pada saat peristiwa Perang
Khaibar. Di mana saat itu Ali bersenandung:

”Saya adalah manusia yang oleh ibuku dinamai Haidarah' (Singa) Sebagaimana
sosok singa hutan yang berjalan ditakuti penuh karisma”

Julukannya adalah Abul Hasan. Dinasabkan kepada anaknya yang paling besar
yaitu Hasan, dari keturunan istrinya yang bernama Fathimah putri Rasulullah.
Julukan Ali yang lain adalah Abu At-Turab, yaitu julukan pemberian Rasulullah,
dan Ali merasa senang jika dia dipanggil itu.11

Berikut ini model-model dan strategi dari dakwah Utman bin Affan selama
kepemimpinannya sebagai khalifah.

1. Perkembangan di Ilmu Bahasa


Pada masa Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib, wilayah kekuasaan Islam
telah sampai Sungai Efrat, Tigris, dan Amu Dariyah, bahkan sampai ke
Indus. Akibat luasnya wilayah kekuasaan Islam dan banyaknya masyarakat
yang bukan berasal dari kalangan Arab, banyak ditemukan kesalahan dalam
membaca teks Al-Qur'an atau Hadits sebagai sumber hukum Islam.6
Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib menganggap bahwa kesalahan itu sangat fatal,
terutama bagi orang-orang yang akan mempelajari ajaran Islam dari sumber
aslinya yang berbahasa Arab. Kemudian Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib
memerintahkan Abu Al-Aswad Al-Duali untuk mengarang pokok-pokok
Ilmu Nahwu(Qawaid Nahwiyah). Dengan adanya Ilmu Nahwu yang
dijadikan sebagai pedoman dasar dalam mempelajari bahasa Al-Qur'an,

11
Ash-Shalabi, A. M. (2012). Biografi Ali Bin Abi Thalib. Pustaka Al-Kautsar. Hlm
11-13

16
maka orang-orang yang bukan berasal dari masyarakat Arab akan
mendapatkan kemudahan dalam membaca dan memahami sumber ajaran
Islam.

2. Perkembangan di Bidang Pembangunan


Pada masa Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib, terdapat usaha positif yang
dilaksanakannya, terutama dalam masalah tata kota. Salah satu kota yang
dibangun adalah kota Kuffah. Semula pembangunan kota Kuffah ini
bertujuan politis untuk dijadikan sebagai basis pertahanan kekuatan
Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib dari berbagai rongrongan para pembangkang,
misalnya Muawiyah Ibnu Abi Sufyan. Akan tetapi, lama kelamaan kota
tersebut berkembang menjadi sebuah kota yang sangat ramai dikunjungi
bahkan kemudian menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan
keagamaan, seperti perkembangan Ilmu Nahwu, Tafsir, Hadis dan
sebagainya.
Ali bin Abi Thalib memiliki caranhya sendiri dalam menyiarkan
dakwah atau menyiarkan agama Islam, dia selalu adil dalam hukum dan
tegas dalam bertindak, dan ketika ia ingin menolong orang tidak pernah
setenga-setenga, dan dia selalu menyuruh orang kepada yang mak’ruf dan
mencegah dari perbuatan yang munkar, agar ummat muslim dapat
kebahagian dunia dan akhirat.

3. Politik Ali bin Abi Thalib


a. Memecat kepala daerah pada angkatan Utsman. Karena menurut Ali
mereka inilah yang menyebabkan pemberontakan pemberontakan.
b. Menarik kembali tanah milik negara. pada masa pemerintahan Usman
Ibnu Affan banyak para kerabatnya yang diberikan fasilitas dalam
berbagai bidang, sehingga banyak diantara mereka yang kemudian
merongrong pemerintahan Khalifah Usman Ibnu Affan dan harta
kekayaan negara. Oleh karena itu, setelah Ali bin Abi Thalib sah
menjadi Khalifah. Ali mengambil tanah-tanah yang di bagi-bagikan

17
Usman kepada famili-famili dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah.
Demikian juga hibah atau pemberian Usman kepada siapapun yang tiada
beralasan, di ambil Ali kembali.

4. Perluasan Dakwah Islamiyah


Waktu Rasul wafat, Dakwah Islamiyah baru berhasil mentauhidkan
Jazirah Arabiah dan baru saja selesai membuka pintu gerbang kerajaan
rumawi timur, yaitu penaklukan tabuk. Dalam masa pemerintahan
Khulafaur Rasyidin, dakwah Islamiyah telah mengembangkan sayapnya
jauh keluar perbatasan jazirah arabiah, baik ketimur, ke barat, ke utara
ataupun ke selatan. Pada masa Ali bin Abi Thalib perluasan dakwah
Islamiyah mencapai Irak, Persia, Syam, Palestina, Mesir, Afrika Utara,
Afghanistan dan sebagian India.12

Strategi dakwah Ali bin Abi Thalib ini menggabungkan kebijaksanaan,


keutamaan pribadi, komunikasi terbuka, literatur, dan ketegasan dalam membela
agama. Semua ini bertujuan untuk menarik dan mengedukasi orang-orang tentang
Islam serta memperkuat iman dan pemahaman mereka tentang agama ini.

12
Rambe, J. (2017). Problematika Dakwah pada Masa Ali bin Abi
Thalib (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, dapat disimpulkan bahwa Khulafaur Rasyidin, termasuk


Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, adalah
pemimpin-pemimpin yang hebat dan bijaksana dalam menyebarkan dakwah Islam.
Mereka mengembangkan berbagai strategi yang efektif untuk memperluas cakupan
Islam dan mengajak orang lain untuk mengenal dan menerima agama ini. Beberapa
strategi dakwah yang mereka terapkan seperti pengetahuan dan kebijaksanaan
Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang Islam dan mampu
menyampaikan pesan agama dengan cara yang bijaksana dan persuasif. Mereka
mengedepankan kebijaksanaan dalam berbicara dan bertindak, sehingga menarik
perhatian dan rasa hormat dari orang-orang di sekitar mereka.

Contoh kepribadian Khulafaur Rasyidin menjadi teladan yang baik melalui


perilaku mereka sehari-hari. Mereka hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Islam,
menunjukkan integritas, keadilan, kesederhanaan, dan sikap belas kasih yang
tinggi. Hal ini mempengaruhi orang-orang di sekitar mereka dan memperkuat
kepercayaan pada Islam. Dialog dan Diskusi Mereka mendorong dialog terbuka dan
diskusi yang konstruktif untuk mengatasi keraguan dan kebingungan orang-orang
terhadap Islam. Mereka mendengarkan dengan baik, memberikan penjelasan yang
jelas, dan mempertahankan argumen-argumen yang kuat untuk memperkuat
keyakinan orang-orang terhadap Islam.

Pendekatan Luas Khulafaur Rasyidin tidak terbatas pada satu metode dakwah
saja. Mereka menggunakan berbagai pendekatan seperti ceramah, pengajaran,
penulisan, serta memanfaatkan momen-momen penting seperti perang atau
perdamaian untuk menyebarkan ajaran Islam. Ketegasan dalam Membela Agama
Mereka tidak ragu untuk bersikap tegas dalam mempertahankan agama dan
memerangi kejahatan yang mengancam Islam. Ketegasan mereka menjadi contoh

19
bagi umat Islam dalam mempertahankan keyakinan mereka dan menjaga nilai-nilai
agama.

Dalam melakukan dakwah, Khulafaur Rasyidin mengutamakan


kebijaksanaan, keutamaan pribadi, komunikasi terbuka, pendekatan yang luas, dan
ketegasan dalam membela agama. Strategi-strategi ini berhasil mencapai hasil yang
signifikan dalam penyebaran Islam pada masa kepemimpinan mereka

20
DAFTAR PUSTAKA
1
Al-Azizi, A. S. Umar bin Khattab Ra. DIVA PRESS. 2021

Al-Azizi, A. S. Utsman bin Affan Ra. DIVA PRESS. 2021

Amin, S. M. Sejarah Dakwah. Amzah. 2022


Ash-Shalabi, A. M. (2012). Biografi Ali Bin Abi Thalib. Pustaka Al-Kautsar. 2019

Habibi, B. P. Strategi Dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq. J-MD: Jurnal Manajemen


Dakwah, 4(1), 2023
Rambe, J. Problematika Dakwah pada Masa Ali bin Abi Thalib (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara). 2017

Santoso, B. Metode Dakwah Khalifah Umar Bin Khattab. 2020

Sari, R. Konsep Dakwah Prespektif Abu Bakar Ash-Shiddiq (Doctoral


dissertation, IAIN Metro). 2021
Sayyid, Majdi Fathi. Mari Mengenal Khulafaur Rasyidin. Gema Insani, 2003.

21

Anda mungkin juga menyukai