Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATAKULIAH

PERANCANGAN ARSITEKTUR III


DOSEN PENGAMPU
FLOURENTINA DWIINDAH PUSPARINI, ST, M.Si

Disusun Oleh :
Muhammad Ryan Ramadhan Siregar (217312010001)
Muhamad Hadi Arnis (217312040006)
Reza Maulanadika (217312040008)

FAKULTAS TEKNIK PRODI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS MPU TANTULAR JAKARTA


Tugas Perancangan Arsitektur III
Pemilihan Tapak Guna Lahan Pembangunan Sekolah

ANALISA TAPAK
A. PEMILIHAN TAPAK
Kami memiliki dua Alternatif Tapak untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam
memilih lokasi pembangunan sekolah yang berada disatu Kota namun berbeda
Kecamatan. Alternatif pertama berada di Parung, Bogor, Alternatif kedua berda di
Ciampea, Bogor. Alternatif ketiga berada di Gunung Sindur Bogor.
Pemilihan tapak ini sangat penting dalam sebuah proyek pembangunan, gunanya
untuk menganalisa kondisi tapak untuk dibangunnya suatu bangunan. Pada saat ini
keompok saya diberikan kesempatan untuk membangun suatu bangunan public yaitu
sekolah dengan tema Arsitektur Biophilic

B. INPUT
1. Tujuan
Percangan Bangunan Publik Sekolah dengan tema Biophilic
Arsitektur biophilic adalah desain yang menyediakan kesempatan bagi manusia untuk
hidup dan bekerja pada tempat yang sehat, minim tingkat stress, serta menyedakan
kehidupan yang sejahtera dengan cara mengintegrasikan desain dengan alam

2. Dasar Pertimbangan
 Mempunyai akses menuju Sekolah yang mudah
 Potensi lingkungan dan daya dukung tanah cukup mendukung.
 Nilai orientasi kenyamanan lingkungan lingkungan sekitar tapak cukup baik,
terhindar dari potensi bahaya.
 Memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat dengan kendaraan
roda empat.
 Lahan terletak di lokasi yang memungkinkan akses yang mudah ke fasilitas
kesehatan
 Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15% tidak berada di dalam garis
sempadan sungai dan jalur kereta api.

3. Kriteria
 Berada pada area zona sekolah
 Terjangkau oleh jaringan transportasi namun tidak mempunyai kebisingan suara
 Luasan tapak cukup untuk menampung, aktivitas dan kegiatan yang direncanakan
 Lingkungan sekitar tapak mendukung keberadaan bangunan dan mempunyai
ketenangan alam yang baik.
C. ANALISA

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

No Dasar Pertimbangan ALT1 ALT2 ALT3


Mempunyai akses menuju Sekolah yang
1 2 2 2
mudah.
Potensi lingkungan dan daya dukung
2 2 3 2
tanah cukup mendukung suara.
Nilai orientasi kenyamanan lingkungan
3 lingkungan sekitar tapak cukup baik, 2 3 2
terhindar dari potensi bahaya.

Memiliki akses penyelamatan dalam


4 keadaan darurat dengan kendaraan roda 2 3 2
empat.

Lahan terletak di lokasi yang


5 memungkinkan akses yang mudah ke 3 3 3
fasilitas kesehatan.

Kemiringan lahan rata-rata kurang dari


6 15% tidak berada di dalam garis 1 3 1
sempadan sungai dan jalur kereta api. 1. Kurang baik
2. Baik
JUMLAH 11 17 11
3. Sangat baik

D. OUTPUT
Alternatif 2
Tapak yang tertpilih adalah tapak alternatif 2 yang memiliki luas tanah 5,050m 2
yang berada di Parung Pamegarsari. Parung Pamergarsari adalah nama sebuah kelurahan
di kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kelurahan ini
terletak di sebelah barat daya Kota Depok dan berbatasan dengan kelurahan lain seperti
Cisalak Pasar, Cisalak, and Harjamukti.
Kelurahan Parung Pamegarsari memiliki beberapa fasilitas umum seperti
puskesmas, sekolah, dan pasar tradisional. Di sekitar kelurahan ini juga terdapat beberapa
universitas dan perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia dan Universitas
Gunadarma. Selain itu, Parung Pamegarsari juga memiliki beberapa tempat wisata seperti
Taman Kota Baru Parung, Taman Jomblo, dan Alun-alun Depok. Terdapat pula akses
jalan tol yang menghubungkan kelurahan ini dengan kota-kota lain di sekitarnya,
sehingga memudahkan aksesibilitas dan mobilitas penduduk.
RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) adalah sebuah peraturan yang ditetapkan
oleh pemerintah daerah untuk mengatur penggunaan lahan dan pembangunan di wilayah
tertentu. Di Kota Bogor, terdapat Peraturan Daerah Kota Bogor No. 5 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor tahun 2010-2030 yang mengatur
tentang tata ruang wilayah di kota Bogor. Menurut peraturan tersebut, pembangunan
gedung sekolah di Kota Bogor harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
1) Zonasi: Gedung sekolah harus dibangun pada wilayah yang telah ditentukan
sebagai zona pendidikan dalam RTRW Kota Bogor.
2) Kapasitas: Pembangunan gedung sekolah harus memperhitungkan kapasitas
sekolah yang cukup untuk menampung jumlah siswa dan tenaga pendidik.
3) Fungsi bangunan: Gedung sekolah harus memenuhi fungsi utama sebagai tempat
pembelajaran dan kegiatan pendidikan.
4) Ketersediaan fasilitas: Pembangunan gedung sekolah harus memperhatikan
ketersediaan fasilitas pendukung seperti ruang kelas, ruang laboratorium, ruang
olahraga, dan fasilitas kesehatan.
5) Keamanan dan lingkungan: Gedung sekolah harus memperhatikan faktor
keamanan dan lingkungan, seperti aksesibilitas, bencana alam, dan kelestarian
lingkungan sekitar.
6) Sertifikasi bangunan: Gedung sekolah harus memenuhi persyaratan sertifikasi
bangunan untuk menjamin keamanan dan kelayakan gedung.
Berikut ini adalah beberapa jenis angkutan umum yang tersedia di sekitar Parung
Pamegarsari:
1) Angkot (Angkutan Kota)
Angkot merupakan jenis angkutan umum berupa minibus yang melayani rute-rute
di dalam kota. Di sekitar Parung Pamegarsari, terdapat beberapa rute angkot yang
melayani wilayah sekitarnya, seperti Angkot Cimanggis-Parung PP dan Angkot
Depok-Akal-Akal Selatan.
2) Ojek
Ojek merupakan layanan transportasi sepeda motor yang dapat ditemukan di
sekitar kompleks perumahan Parung Pamegarsari. Anda dapat meminta jasa ojek
dari para pengemudi yang beroperasi di wilayah tersebut.
3) Taksi Online
Beberapa aplikasi penyedia layanan taksi online seperti Gojek dan Grab juga
tersedia di sekitar Parung Pamegarsari. Anda dapat memesan taksi online melalui
aplikasi tersebut untuk perjalanan yang lebih nyaman dan aman.
Garis merah pada gambar adalah jalur listrik dari PLN, dan untuk GSB (Garis
Sepadan Bangunan) berada pada enam meter dari tepi Jalan Raya.
Garis Sempadan Bangunan (GSB) Kota Parung merupakan aturan yang harus
dipatuhi dalam pembangunan bangunan di Kota Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
GSB adalah jarak minimal antara bangunan dengan tepi jalan, tepi sungai, dan tepi
bangunan lain. Aturan GSB diterapkan untuk menjaga estetika dan keselamatan
lingkungan sekitar bangunan.
Setiap wilayah atau daerah memiliki aturan GSB yang berbeda-beda tergantung
pada peraturan daerah yang berlaku. Aturan GSB di Kota Parung, misalnya, ditetapkan
dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor.
Aturan GSB di Kota Parung terbagi menjadi tiga kategori, yaitu GSB utama, GSB
sekunder, dan GSB tercipta. GSB utama adalah aturan jarak antara bangunan dengan tepi
jalan, GSB sekunder adalah aturan jarak antara bangunan dengan tepi sungai atau aliran
air, sedangkan GSB tercipta adalah aturan jarak antara bangunan dengan tepi bangunan
lain.
Dalam Perda tersebut, aturan GSB utama di Kota Parung adalah 6 meter dari tepi
jalan raya, sedangkan GSB sekunder adalah 15 meter dari tepi sungai atau aliran air.
Sedangkan untuk GSB tercipta, aturan jaraknya disesuaikan dengan aturan GSB yang
berdekatan dengan bangunan tersebut.
Penerapan aturan GSB sangat penting untuk menjaga keselamatan dan estetika
lingkungan sekitar bangunan. Selain itu, penerapan aturan GSB juga dapat meningkatkan
kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat karena dapat meminimalisir dampak buruk
dari polusi dan resiko bencana alam yang dapat terjadi akibat penempatan bangunan yang
terlalu dekat dengan sungai atau aliran air.

Anda mungkin juga menyukai