Pedoman Manajemen Resiko Puskesmas
Pedoman Manajemen Resiko Puskesmas
PUSKESMAS BUMIAYU
PUSKESMAS BUMIAYU
DAFTAR ISI
BAB I ……………………………………………...................................................
DEFINISI........................................................................................... 1
BAB II ………………………………………………..............................................
RUANG LINGKUP...................................................................................... 3
BAB III ……………………………………………………………..............................
TATA LAKSANA ........................................................................................ 13
BAB IV ……………………………………………………………..............................
DOKUMENTASI.......................................................................................................................26
BAB V ……………………………………………………………..............................
REFERENSI............................................................................................... 33
BAB I
DEFINISI
A. Pengertian Risiko
a. Risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada
tujuan. Jenis-jenis risiko dalam pelayanan kesehatan:
o Corporate risk: kejadian yang akan memberikan dampak negatif
terhadap tujuan organisasi
o Non-clinical (physical) risk : bahaya potensial akibat lingkungan
o Clinical risk: bahaya potensial akibat pelayanan klinis
o Financial risk: risiko finansial yang secara negatif akan
berdampak pada kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.
b. Manajemen risiko merupakan proses mengenal, mengevaluasi,
mengendalikan, meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara
menyeluruh
A. DEFINISI
Manajemen risiko merupakan proses identifikasi, evaluasi, mengendalikan
dan meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh.
Manajemen risiko layanan klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal
keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko dan tindakan untuk
mencegah terjadinya risiko tersebut.
Manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas dilaksanakan untuk
meminimalkan risiko akibat adanya layanan klinis oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas yang dapat berdampak pada pasien maupun petugas.
Tujuan utama penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas
adalah untuk keselamatan pasien dan petugas. Penyusunan panduan
manajemen risiko layanan klinis bertujuan untuk memberikan panduan bagi
petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang paling aman
untuk pelanggan Puskesmas.
1. Identifikasi risiko
Masing-masing unit pelayanan dan jaringan Puskesmas menyusun daftar
risiko yang berpotensi membahayakan pasien dan petugas yang bisa
didapatkan dari:
- Hasil temuan pada audit internal
- Keluhan pasien/pelanggan Puskesmas
- Adanya insiden atau kejadian berbahaya yang pernah terjadi di unit
pelayanan tersebut
Contoh daftar risiko pada layanan klinis di Puskesmas:
Unit Layanan Risiko
Pendaftaran - Kesalahan pemberian identitas rekam medis
dan Rekam Medis - Kesalahan pengambilan rekam medis
Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh Tim
Mutu. Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan dari risiko
(severity assessment) dan dengan metode FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis) seperti dalam Formulir berikut:
DT)
Keterangan:
- Rentang nilai OCC mulai 0-10; dimana 0= tidak mungkin terjadi dan 10 =
sangat sering terjadi
- Rentang nilai SV mulai 0-10; dimana 0=tidak gawat dan 10=sangat gawat
- Rentang nilai DT mulai 0-10; dimana 0=mudah dideteksi dan 10=sangat
sulit dideteksi
3. Evaluasi risiko
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan
risiko.Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakan
Analisis Akar Masalah (RCA/Root Cause Analysis) kemudian ditentukan apakah
memerlukan tindakan perbaikan (treatment) ataukah tidak.
D. DOKUMENTASI
Seluruh kegiatan manajemen risiko layanan klinis didokumentasikan dan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
A. DEFINISI
Manajemen risiko pada pelaksanaan program Puskesmas merupakan
upaya untuk mengidentifikasi, menganalisa dan meminimalkan dampak
atau risiko atas pelaksanaan program Puskesmas.
B. RUANG LINGKUP
Manajemen risiko pelaksanaan program Puskesmas meliputi risiko :
- Risiko pelaksanaan program terhadap masyarakat sasaran
- Risiko pelaksanaan program terhadap lingkungan
- Risiko pelaksanaan program terhadap petugas pelaksana program
Tempat pelaksanaan program dan sasaran program termasuk pada
pelaksanaan kegiatan Posyandu balita dan Posyandu lansia
C. PENERAPAN
Penerapan manajemen risiko pelaksanaan program meliputi kegiatan
1. Identifikasi risiko
Risiko yang dapat timbul karena pelaksanaan program antara lain:
Pro)ram Risiko
Posyandu Ba*ita - Kesalahan penentuan kebutuhan imunisasi
- Kesalahan cara pemberian imunisasi Kesalahan jenis imunisasi Kesa
- Insiden kegagalan pemberian imunisasi Insiden efek samping imunisa
- Insiden petugas tertusuk jarum
-
-
-
-
- Insiden balita terlukapadaprosespenimbangan
menggunakan dacin
- Kesalahan cara penimbangan
- Kesalahan pencatatan hasil pengukurandan
pemeriksaan
2. Analisis risiko
3. Evaluasi risiko
Risiko yang teridentifikasi dianalisi menggunakan formulir FMEA dan
analisis penyebab dengan menggunakan metode RCA (Root Caused
Analysis).Tingkat risiko yang memiliki nilai yang tinggi merupakan
prioritas untuk dilakukan pemecahan masalah. Identifikasi risiko
dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas
4. Tindakan perbaikan
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu
merekomendasikan rencana tindakan perbaikan dan monitoring
terhadap tindakan perbaikan. Setiap tindakan perbaikan
dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas dan dikomunikasikan
kepada petugas Puskesmas lainnya
D. DOKUMENTASI
Seluruh kegiatan manajemen risiko layanan klinis didokumentasikan dan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
BAB III
TATA LAKSANA
2. Idensifikasi Risiko
Tahapan kedua dalam proses manajemen risiko adalah tahap
identifikasi risiko. Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang
secara sistematis dan terus menerus dilakukan untuk
mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian
terhadap kekayaan, hutang, dan personil perusahaan. Proses
identifikasi risiko ini mungkin adalah proses yang terpenting,
karena dari proses inilah, semua risiko yang ada atau yang mungkin
terjadi pada suatu pekerjaan, harus diidentifikasi. Adapun proses
identifikasi harus dilakukan secara cermat dan komprehensif,
sehingga tidak ada risiko yang terlewatkan atau tidak teridentifikasi.
Dalam pelaksanaannya, identifikasi risiko dapat dilakukan dengan
beberapa teknik, antara lain:
a. Audits
b. Complaints
d. Claims
e. Incidents
1. Analisa Risiko
Setelah risiko-risiko yang mungkin terjadi diidentifikasi,
selanjutnya dapat dilakukan suatu analisa untuk menganalisa
dampak risiko secara keseluruhan, dengan menggunakan matriks
evaluasi risiko. Analisis risiko merupakan upaya untuk menentukan
estimasi risiko secara kuantitatif atau kualitatif berdasarkan tehnik-
tehnik evaluasi maupun matematis. Analisis risiko merupakan proses
untuk mengenali bahaya yang mungkin terjadi dan bagaimana
potensi kegawatan dari bahaya tersebut. Analisa risiko dengan cara :
Severity analysis )analisis tingkat kegawatan, Failure Mode and
Effect Analysis )FMEA*/analisis terhadap kegagalan dan efek
prosedur, Root Cause Analysis )RCA*/ analisis akar penyebab
masalah.
DESKRIPSI INSIDEN
8ampir sering muncul dalam
Sangat Sering
waktu yang relative singkat
Kemungkinan besar 5eberapa kali terjadi dalam 0
terjadi Tahun
Mungkin terjadi Terjadi kira – kira 0 – 2 tahun
Sepertinya tidak akan
Terjadi kira – kira 2 – 3 tahun
terjadi
Sangat Jarang terjadi )dapat terjadi dalam
kecil
> 3 - 10 tahun*
kemungkinan terjadi
Severity
Tidak
Sangat begitu
Probability <awat Sedang Tidak
gawat at
gawat gaw
Sangat Sering 0 0 2 2 1
Kemungkinan 0 2 1 1
besar terjadi Mungkin terjadi Sepertinya tidak akan terjadi 0Sangat kecil kemungkinan
2 2 1 4
0
0 2 1 4 4
2 1 1 4 4
terjadi
Keterangan :
0 = e7treme risk
2 = high risk
1 = moderate risk
4 = low risk
Kejadian yang masuk dalam katagori 0=e7treme risk
)warna merah* dan katagori 2 = high risk )warna
kuning* adalah kejadian yang perlu dilakukan investigasi
/ RCA.
ROOT @AUSE
4. Evaluasi Risiko
Setelah risiko-risiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan
dianalisa, langkah selanjutnya melakukan evaluasi risiko. Tim
manajerial menentukan apakah risiko memerlukan tindakan atau
tidak. Jika suatu risiko memerlukan tindakan maka tim manajerial
menyusun rencana aksi.
3. Tindakan / treatment terhadap risiko
Tim manajerial memformulasikan strategi penanganan risiko
yang tepat. Strategi ini didasarkan kepada sifat dan dampak
potensial / konsekuensi dari risiko itu sendiri. Adapun tujuan dari
strategi ini adalah untuk memindahkan dampak potensial risiko
sebanyak mungkin dan meningkatkan kontrol terhadap risiko.
Tindakan risiko bertujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan resiko yang mungkin timbul.
4. Monitoring
Monitoring dilaksanakan untuk mengamati dan meninjau
pelaksanaan tindakan, apakah pelaksana melaksanakan tindakan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
B. Komunikasi
Komunikasi risiko dilakukan kepada stakeholders, tim manajerial
dan pelaksana agar proses manajemen risiko dapat diterapkan
dengan efektif.
Mutu
➢ Health & Safety Manager :
➢ Koordinator Mutu bidang Upaya Kesehatan Perseorangan
)UKP*,
➢ Koordinator Mutu bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
)UKM*,
➢ Koordinator Mutu bidang Administrasi dan Manajemen
)Admen*.
Tim manajemen risiko mempunyai peran memfasilitasi,
mengkoordinasi, memonitor kegiatan manajemen risiko baik klinis
maupun non-klinis dalam organisasi. Fungsi utama dalam
menjalankan peran adalah menyediakan dukungan, dan
meningkatkan kesadaran melalui pelatihan terhadap seluruh
karyawan tentang mengelola risiko
Uraian tugas dan Tanggung jawab tim manajemen risiko :
a. Risk Manager
Uraian tugas :
✓ Merumuskan,memelihara dan mereview secara periodik
efektivitas penerapan manajemen resiko
✓ Menetapkan kebijakan dan pedoman manajemen resiko
✓ Memberikan arahan strategis tentang penerapan manajemen
resiko
fungsi organisasi.
□ Memelihara efektivitas penerapan manajemen risiko secara
periodik.
□ Mengelola risiko korporat yang berdampak strategis dan
risiko unit kerja yang signifikan.
□ Memberikan saran mengenai penerapan manajemen risiko
kepada Risk Manager
□ Melaporkan dan mengkomunikasikan secara periodik
tentang penerapan manajemen
□ Meningkatkan kesadaran tantang manfaat penerapan
manajemen risiko di seluruh karyawan.
□ Memfasilitasi kegiatan–kegiatan penerapan manajemen
risiko di lingkungan Puskesmas.
□ Memfasilitasi kegiatan-kegiatan penerapan manajemen
risiko di unit–unit kerja.
□ Memonitor penerapan manajemen risiko di unit-unit kerja.
□ Melakukan tugas-tugas sebagai counterpart dalam
penerapan manajemen risiko.
□ Mensosialisasikan penerapan manajemen risiko secara
efektif di lingkungan Puskesmas.
□ Memfasilitasi pengembangan kompetensi para pihak yang
terkait dalam penerapan manajemen
Tanggung jawab Assistant Risk manager adalah bertanggung
jawab terhadap manajemen risiko pada semua tingkat
operasional pelayanan
c. 8ealth D Safety Manager
Uraian tugas 8ealth D Safety Manager adalah :
□ Menerapkan manajemen risiko terhadap pencapaian
sasaran dan tujuan di unit kerjanya.
□ Melakukan risk assessment yang meliputi identifikasi risiko,
analisis risiko, dan evaluasi risiko.
□ Melakukan penanganan )mitigasi* terhadap risiko yang
menjadi tanggung jawab unit kerjanya.
□ Melakukan monitoring dan reviu atas penerapan
manajemen risiko serta melakukan analisis terhadap
potensi timbulnya risiko baru.
□ Mengkomunikasikan hasil penerapan manajemen risiko
kepada assistant risk manager
• Memelihara dan mendokumentasikan data pengelolaan
risiko.
C. Strategi Dalam Manajemen Risiko Klinis
Strategi dalam manajemen resiko klinis antara lain :
a. Strategi Proaktif :
O Prosedur operasional untuk mengangkat dan mengarahkan isu-
isu risiko klinis yang mungkin terjadi melalui kejelasan
tanggung jawab dan kendali pada semua lini pelayanan.
O Pemahaman terhadap tingkat dan proses pengambilan
keputusan sehingga tidak terjadi tumpang tindih
O Pendekatan multidisiplin dalam mengelola risiko
O Pelatihan orientasi bagi karyawan baru, terutama dalam
mengoperasikan peralatan medis/klinis
O Kebijakan dalam pemeliharaan peralatan yang dikerjakan
secara konsisten
O Kebijakan dalam:
O fire safety$
O infectious and non-infectious waste management$
O infection control
O occupational health
O Audit klinis yang dilaksanakan secara teratur dengan tindak
lanjut yang nyata.
O Pengelolaan dokumen rekam medik, pencatatan medik yang
akurat dan terjamin ketelursuran
O Komunikasi dalam tim medis, tim keperawatan terpelihara
dengan baik
O Serah terima dilakukan secara adekuat
O Adanya komunikasi yang terdokumentasi antara staff dan
pasien/keluarga mengenai keputusan terapi/tindakan klinis
O Dokumentasi spesifik keadaan-keadaan medis tertentu,
misalnya alergi, dsb, pada rekam medik, yang secara legal
ditandatangani
b. Strategi Reaktif :
O Komplain dari pasien dan karyawan ditangani segera dan
Kejadian
Informasi
Tambahan
<ood practice
)kalau ada*
Masalah
pelayanan
Staf Caktu
pelaku
Masalah:
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
b. Analisis Penyi*#angan
Prosedur
Prosedur yang
yang Apakah terdapat bukti
dilakukan saat
Normal penyimpangan dalam proses
insiden
)S>P*
c. Analisis +arier
UNIT KERJA :
Tim FMEA:
d. Ketua Tim :
e. Anggota:
f. Petugas notulen:
g. Peran masing-masing
I. Gambarkan alur proses yang akan dianalisa:
II. Identifikasi failure mode :
III. Tujuan melakukan analisis FMEA:
IV. Identifikasi akibat jika terjadi failure mode untuk tiap-tiap failure
mode
V. Identifikasikan kemungkinan penyebab dari tiap failure mode,
dan deskripsikan upaya-upaya yang sudah dilakukan { kalau ada)
untuk mengatasi failure mode:
VI. Lakukan penghitungan RPN ( Risk Priority Number) dengan menggunakan matriks sbb:
Tahapan Failure Akibat S Kemungkinan O Upaya D RPN
proses mode {Severity) sebab {Occurrence) kendali {detectability)
yg sdh
dilakukan
Failur Nilai
Mode RPN
E A F C B J320
IDGH
300
150
120
100
90
80
60
40
30
A 300 620 48 %
F 150 770 59 %
C 120 890 69 %
B 100 990 77 %
J 90 1080 84 %
I 80 1160 90 % Threshold
D 60 1220 95 %
G 40 1260 97 %
VIII. Diskusikan dan rencanakan kegiatan/tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi failure
mode tersebut, tetapkan penanggung jawab dan kapan akan dilakukan
JenisIdentifikasiTindakan PelayananRisikoyang
Rekomendasi
Unit
NO sudah ada
Tindakan lain
Pelayanan
d. Form Catatan Kejadian Risiko