Anda di halaman 1dari 34

URAIAN PEKERJAAN

RUANG LINGKUP PERKERJAAN


 PEKERJAAN REHAB RUMAH DINAS IMIGRASI KELAS I NON TPI PALANGKA RAYA
MELIPUTI :
1 RENOVASI RUMAH NEGARA GOLONGAN I TYPE C TERDIRI DARI :
 A. PEKERJAAN PENDAHULUAN/PERSIAPAN
 B.I. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
 B.II. PEKERJAAN BETONAN
 B.III. PEKERJAAN DINDING KUSEN DAUN PINTU DAN PERLENGKAPANNYA
 B.IV. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK
 B.IV. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
 B.VI. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN ELECTRIKAL
 B.VII. PEKERJAAN PENGECATAN.
 B.VIII. PEKERJAAN SANITASI

2 RENOVASI RUMAH NEGARA GOLONGAN I TYPE D TERDIRI DARI :


 A. PEKERJAAN PENDAHULUAN/PERSIAPAN
 B.I. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
 B.II. PEKERJAAN BETONAN
 B.III. PEKERJAAN DINDING KUSEN DAUN PINTU DAN PERLENGKAPANNYA
 B.IV. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK
 B.IV. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
 B.VI. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN ELECTRIKAL
 B.VII. PEKERJAAN PENGECATAN.
 B.VIII. PEKERJAAN SANITASI

3 RENOVASI RUMAH NEGARA GOLONGAN I TYPE D TERDIRI DARI :


 A. PEKERJAAN PENDAHULUAN/PERSIAPAN
 B.I. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
 B.II. PEKERJAAN BETONAN
 B.III. PEKERJAAN DINDING KUSEN DAUN PINTU DAN PERLENGKAPANNYA
 B.IV. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK
 B.IV. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
 B.VI. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN ELECTRIKAL
 B.VII. PEKERJAAN PENGECATAN
 B.VIII. PEKERJAAN SANITASI

DENDA DAN PERBAIKAN CACAT MUTU


 Besar Denda keterlambatan untuk setiap keterlambatan adalah 1/1000 ( satu per seribu
) dari nilai kontrak ( sebelum PPN ), dan disetor / dibayarkan pada kas daerah Kantor
Wilayah Kementerian Imigrasi Provinsi Kalimantan Tengah.

RENCANA KESELAMATAN KERJA (RKK)………………….


Page 1 of 35
Page 2 of 35
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Penetapan Pengendalian Resiko K3
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI PENILAIAN RESIKO PENETAPAN PENGENDALIAN
SKALA
NO PEKERJAAN BAHAYA DAMPAK TINGKAT RISIKO K3
KEKERAPAN KEPARAHAN PRIORITAS
RESIKO
1 Mobilisasi/Pembong Kecelakaan kerja Kondisi tidak aman 1 1 1 3 Memakai APD ( helm, sepatu
karan / berbahaya safety, sarung tangan,masker,
dan kacamata kerja )
Kecelakaan Lalu Kerusakan dan 3 3 9 1 Mentaati peraturan lalu lintas
Lintas kecelakaan kerja
Terluka Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
1 1 1 3 safety, sarung tangan,masker,
dan kacamata kerja )
PENILAIAN RESIKO
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI SKALA PENETAPAN PENGENDALIAN
NO PEKERJAAN BAHAYA DAMPAK TINGKAT RISIKO K3
KEKERAPAN KEPARAHAN PRIORITAS
RESIKO
2 Galian Tanah Terpukul Kondisi tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
(Manual) cangkul, / berbahaya 1 1 1 3 safety, sarung tangan,masker,
dan kacamata kerja )
Tertimpa material Kondisi tidak aman 1 2 2 3 Mengikuti SOP
galian. / berbahaya
Terjatuh / Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
Terpeleset ke 1 1 1 3 safety, sarung tangan,masker,
area galian dan kacamata kerja)
PENILAIAN RESIKO
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI SKALA PENETAPAN PENGENDALIAN
NO PEKERJAAN BAHAYA DAMPAK TINGKAT RISIKO K3
KEKERAPAN KEPARAHAN RESIKO PRIORITAS
3 Urugan Tanah Tertimpa material Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
Kembali urugan 1 1 1 3 safety, sarung tangan,masker,
dan kacamata kerja )
Terjadi gangguan Kondisi tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
lalu lintas di area / berbahaya 1 1 1 3 safety, sarung tangan,masker,
proyek dan kacamata kerja )
Kecelakaan Alat Kondisi tidak aman 1 2 2 3 Mengikuti SOP pengoper
/ berbahaya asian alat.

Page 3 of 35
PENILAIAN RESIKO
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI SKALA PENETAPAN PENGENDALIAN
NO PEKERJAAN BAHAYA DAMPAK TINGKAT RISIKO K3
KEKERAPAN KEPARAHAN RESIKO PRIORITAS
4 Lantai Kerja Iritasi pada Kulit Kondisi tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
Oleh Semen / berbahaya 1 1 1 3 safety, sarung tangan,masker,
dan kacamata kerja )
Tertimpa material Kondisi tidak aman 1 2 2 3 Mengikuti SOP pengoper
beton. / berbahaya asian alat.
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI PENILAIAN RESIKO PENETAPAN PENGENDALIAN
SKALA
NO PEKERJAAN BAHAYA DAMPAK TINGKAT RISIKO K3
KEKERAPAN KEPARAHAN PRIORITAS
RESIKO
7 PEKERJAAN STRUKTUR
a Pekerjaan Cor Tertimpa material Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
Beton beton 1 1 1 3 safety, sarung tangan,masker,
dan kacamata kerja )
Kecelakaan Alat Kondisi tidak aman 1 2 2 3 Mengikuti SOP pengoper
/ berbahaya asian alat.
b Pekerjaan Tertusuk besi Kondisi tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
Pembesian beton / berbahaya 1 1 1 3 safety, sarung tangan,masker,
dan kacamata kerja )
Tertimpa material Kondisi tidak aman 1 2 2 3 Mengikuti SOP pengoper
besi. / berbahaya asian alat.
PENILAIAN RESIKO
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI SKALA PENETAPAN PENGENDALIAN
NO PEKERJAAN BAHAYA DAMPAK TINGKAT RISIKO K3
KEKERAPAN KEPARAHAN PRIORITAS
RESIKO
10 PEKERJAAN ATAP
Pek. Perbaikan Kecelakaan pada saat Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
Rangka Kuda-kuda melakukan 1 1 1 3 safety, sarung tangan,masker,
perangkaian listrik dan kacamata kerja )
Pekerjaan Penutup Terinjak benda Kondisi tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
Atap material tajam / berbahaya 1 1 1 3 safety, sarung tangan,masker,
dan kacamata kerja )
Terjatuh pada saat Kondisi tidak aman 1 2 2 3 Mengikuti SOP pengoper
naik / berbahaya asian alat.

Page 4 of 35
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN
PEKERJAAN GALIAN TANAH
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan galian tanah akan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
 Tahapan untuk mendapatkan peil yang sesuai dengan peil permukaan lantai yang
tertera dalam gambar.
 Pekerjaan galian tanah meliputi : galian pondasi dan galian pada trap tangga
bangunan depan.
 Pekerjaan galian tanah yang nyata-nyata dinperlihatkan pada gambar.
 Pekerjaan seksi lain yang berkaitan.
 Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok.
 Pengukuran dan papan bangunan.

BAHAN
Tidak ada bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini.

PELAKSANAAN :
 Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan
kedalaman kedalaman yang disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan
dalam gambar dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga persyaratan dari
pekerjaan selanjutnya terpenuhi.
 Galian mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan lain yang
dijumpai dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun
maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan, dan juga untuk
mengadakan pembersihan.
 Jika terdapat air menggenang dalam galian pondasi harus dipompa keluar,
sehingga pada waktu pemasangan pondasi, galian pondasi dalam keadaan
kering.
 Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar galian pondasi harus digali dan
ditimbun kembali dengan material yang disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik,
disiram air dan dipadatkan.
 Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar bestek
dan cukup lebar untuk bekerja dengan leluasa.
 Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi
sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar,
maka kelebihan dari pada galian harus diurug kembali dengan material yang
disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik. Biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi
beban kontraktor.
 Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang
diperlihatkan dalam gambar-gambar, penggalian harus
dilanjutkan/diperbesar atau diubah sampai disetujui oleh Direksi/Direksi
Teknik.

Page 5 of 35
 Lapisan atau sisa hasil galian daerah pembangunan yang dapat dipakai
kembali akan ditimbun ditempat yang ditunjuk untuk digunakan dalam
pekerjaan landscaping.
 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan galian dijumpai akar-akar/bahan-bahan
yang bisa lapuk pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar, maka
akar-akar/bahan-bahan tersebut harus diangkat dan diurug dengan material
yang disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik sampai padat.

PEKERJAAN URUGAN
UMUM
 Lingkup Pekerjaan urugan mencakup :
urug tanah dalam bangunan dan urugan tanah kembali bekas galian.
 Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan :
 Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
 Pengukuran dan papan bouplank bangunan

BAHAN
 Tanah urug yang digunakan adalah tanah non plastis, yang berasal dari daerah
setempat dan sekitarnya.
 Seluruh material yang digunakan harus bebas dari kandungan garam-garaman
yang berlebihan dan bebas dari akar akar.

PELAKSANAAN :
 Urugan tanah dan pasir dilaksanakan di bawah lantai seperti tertera pada
gambar, dan pelaksanaannya harus lapis demi lapis untuk hamparan setiap
lapisan. Dalam setiap lapisannya, urugan harus dipadatkan dengan alat pemadat
yang disetujui sampai dicapai tingkat kepadatan lapangan yang cukup baik, atau
sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
 Seluruh bagian bangunan yang direncanakan harus ditimbun sampai mencapai
ketinggian yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup
baik, bebas dari sisa sisa rumput, akar-akar dan lain-lainnya serta dapat
mencapai nilai CBR minimal 4 % rendam air. Dalam hal ini harus mengikuti
petunjuk-petunjuk Direksi Teknik.
 Untuk pekerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan
perkerasan harus sesuai dengan gambar rencana.
 Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan dengan
menggunakan alat pemadat sehingga minimal sama dengan keadaan tanah
sebelum digali.
 Pekerjaan penimbunan kembali harus disertai dengan pekerjaan pemadatan,
Dimana dalam proses pemadatan tersebut kadar air optimum harus
dipertahankan (jika kondisi urugan terlalu kering, harus ditambahkan dengan
air/disiram)
 Urugan tanah harus dilaksanakan setelah urugan kembali dari parit / galian
pondasi kaki kolom selesai dikerjakan agar cukup waktu untuk dipadatkan.

Page 6 of 35
PEKERJAAN BETONAN
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua macam beton biasa, beton
bertulang dengan penulangannya termasuk bekisting dan perancah. Finishing dan
pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan
 Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
 Bahan-bahan dan penyimpanan
 Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
 Pengukuran dan papan rambu bangunan

BAHAN
AGREGAT
 Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan
halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam
atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus
dicuci.
 Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir
seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm.
 Persyaratan gradasi agregat adalah sebagai berikut :
Tabel 5.35.1 Persyaratan gradasi agregat
Ukuran Saringan (mm) Persentase Lolos
9.5 100
4.75 95-100
2.36 80-100
1.18 50-85
0.60 25-60
0.30 10-30
0.15 2-10

 Semen
 Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini yaitu Portland Cement atau
Portland Composite Cement, Kontraktor harus menyediakan contoh semen
apabila diminta oleh Direksi, keduanya yaitu contoh dari gudang Kontraktor di
lapangan dari pabrik. Portland cement yang disimpan dalam gudang lapangan
harus memenuhi persyaratan teknis penyimpanan, bilamana Portland Cement
telah mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran.
 Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam kemasan standard dari
pabrik dan terlindung.
 Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan tidak
terkena air (diberi lapisan pada bahagian bawahnya dengan bahan yang kedap
air), dan penumpukannya harus sesuai dengan urut-urutan pengiriman.
 Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Semen yang rusak atau
tercampur apapun tidak boleh dipakai

 Air

Page 7 of 35
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat bahan adukan
harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi.

 Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan sesuai dengan yang tercantum dalam BQ atau sesuai
data sebagai berikut:
Mutu beton yang dipakai yaitu Beton struktur K.175

 Tulangan (khusus untuk beton bertulang)


 Tulangan baja untuk beton harus batang baja yang ulir (Deformbar) bulat, digilas
panas, sesuai dengan SK SNI seperti ditunjukan dalam gambar-gambar.
 Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika
dibutuhkan oleh Direksi. Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih
dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-
batang baja yang telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan atau
dibengkokan lagi untuk dipakai tanpa persetujuan Direksi.
 Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara yang memenuhi
persyaratan, sehingga bebas dari kontaminasi langsung dengan udara/ tanah
lembab, aspal, Lie (minyak) dan gemuk.
 Besi untuk tulangan beton ini penyimpanannya harus dikelompokkan
berdasarkan ukuran masing- masing, dan harus memenuhi persyaratan dalam
SK-SNI-T15 1991-03 yang dinyatakan dengan mutu fy 240 MPa, sesuai dengan
keterangan pada gambar perencanaan.
 Untuk pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran
garis tengah minimal 1 mm.

 Bekisting
 Bekisting berbahan dasar kayu kelas kuat III
 Dalam kondisi kering udara, tanpa cacat dan dapat menjamin kekokohan
struktural selama proses pengecoran dan perawatan beton.
 Bekisting untuk beton terbuat dari jenis reng ukuran 3 x 5 cm diperkuat dengan
papan tebal 2 cm dan balok 5 x 10 cm yang mengikuti bentuk struktur,
terkecuali dipersyaratkan lain oleh Direksi Direksi Teknik. Sebelum pemasangan
bekisting, kontraktor harus memberikan gambar perencanaan bekisting secara
lengkap untuk mendapatkan persetujuan Direksi Teknik.
 Tiang-tiang cetakan harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan harus
mudah distel dengan baik. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu
sambungan yang tidak disokong ke arah samping.

 Adukan
 Untuk semua pekerjaan konstruksi dan pekerjaan beton utama, perbandingan-
perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan
menggunakan cara yang ditetapkan dalam SNI dengan gradasi yang sesuai.
 Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang
diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan
yang disaksikan oleh Direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama
Page 8 of 35
seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan campuran percobaan akan
diperlakukan dapat di terima, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan
memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran
 Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan dan slump seperti ditetapkan dalam berikut atau yang disetujui
Direksi Teknik, bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian pengujian
sesuai dengan pengujian yang disebutkan dalam spesifikasi ini.
 Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di
bawah standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi
Teknik dapat menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan
dengan kelas rendah.
 Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang
tentukan, Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai
masalah hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan
Kontraktor telah mengambil langkah-langkah demikian yang akan meyakinkan
bahwa produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan
Direksi Teknik.

 Penyesuaian campuran
 Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan
 Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang dikehendaki
dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-perbandingan yang ditetapkan
menurut aslinya, Direksi Teknik akan memerintahkan perubahan-perubahan
dalam berat atau volume agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan
kandungan semen yang ditunjukkan menurut calon aslinya tidak di ganti, atau
perbandingan air/semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan
untuk kekuatan yang memadai tidak dilampaui.
 Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau
dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk meningkatkan
kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Direksi
Teknik.
 Penyesuaian Kekuatan
 Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah
disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
 Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan diperintah tertulis
Direksi Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampai
Direksi Teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah
diusulkan perbandingan baru berdasarkan pengujian campuran percobaan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor.

PELAKSANAAN
Bekisting
 Bekisting harus dibuat tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton
dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan Kontraktor harus
menyerahkan rencana-rencana dan penjelasan tentang bekisting dan harus
membuat contoh-contoh bekisting untuk mendapat pengesahan Direksi.

Page 9 of 35
 Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah defleksi
bahan-bahan bekisting. Bekisting serta sambungan-sambungan harus rapat,
sehingga dapat mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran.
Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan di dalam bekisting untuk
memudahkan pembersihan bekisting
 Bekisting harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran
yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar, cara
pendukungan yang akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat yang
membentang pada seluruh lebar dari permukaan ke permukaan beton tidak
dibenarkan.
 Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah
hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton
yang padat. Jika dibutuhkan oleh Direksi bekisting untuk permukaan beton yang
kelihatannya harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang
halus tanpa adanya garis atau kelihatan terputus.
 Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan. Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa
dan memberi persetujuan terhadap bekisting yang telah dibangun.
 Untuk pembetonan di cuaca panas atau kering, Kontraktor harus membuat
rencana bekisting dan membukanya, sehingga permukaan-permukan beton
dapat terlihat untuk dimulai perawatan sesegera mungkin.
 Bekisting hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dan pekerjaan pembukaan
setelah mendapat ijin harus dilaksanakan di bawah pengawasan seorang mandor
yang berwenang. Harus diberi perhatian yang luar biasa pada waktu membuka
bekisting untuk menghindari goncangan atau pembalikan tegangan beton.
 Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usulan Kontraktor untuk membuka
bekisting belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau
dengan alasan lainnya, maka ia boleh memerintahkan Kontraktor untuk
menunda pembukaan bekisting dan Kontraktor tidak boleh menuntut kerugian
atas penundaan tersebut

Baja Tulangan
 Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam
gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan baja yang tepat untuk dipakai
dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada
Kontraktor harus diperiksa dan diteliti.
 Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan
dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokan dalam keadaan dingin
oleh tukang yang berpengalaman. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan
SK SNI kecuali jika ditentukan lain atau diperintahkan oleh Direksi. Bentuk-
bentuk tulangan baja harus sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung
tulangan tanpa persetujuan Direksi
 Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa
tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton.
Dalam keadaan apapun, penulangan dilarang terletak langsung diatas
acuan/cetakan. Pengelasan tempel dengan adanya persetujuan Direksi lebih
Page 10 of 35
dahulu dapat diijinkan untuk menyambung tulangan-tulangannya yang saling
menyilang dengan sudut tegak lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan
dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat perenggang dan kawat harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Perengangan dari beton harus dibuat dari beton dengan
mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggangan tulangan
dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut
beton yang ditentukan harus terpelihara. Batang utama dari tulangan anyaman
eks pabrik yang berdampingan harus disambung dengan overlap 300 mm dan
batang melintang dengan overlap 150 mm. Kontraktor tidak boleh mengecor
beton menutup tulangan baja, sebelum Direksi memeriksa dan menyetujuinya.
 Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk menjamin
kondisi pengikatan yang baik.
 Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan SK SNI T-15
1991 03 dan diuraikan lebih lanjut di bawah ini :
 Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya seperti
dinyatakan dalam gambar. Penyambungan batang baja, kecuali apabila
ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan Direksi
Teknik. Setiap penyambungan demikian yang disetujui harus selang-seling sejauh
mungkin dan ditetapkan pada titik tegangan tarik minimum.
 Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, panjang tindihan harus
40 kali diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.
 Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada gambar atau
diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik.
 Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap ke dalam beton.
 Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang
atau ukuran maksimum agregat kasar ditambah 10 mm, dengan minimal 30 mm,
yang mana lebih besar.
 Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan
lapis atas diletakkan tepat di atas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas /
jarak vertikal minimum 5 cm.
 Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton
minimum menutupi pinggir luar penulangan.

Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton


 Kontraktor harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas
beton dengan perbandingan berdasar ukuran volume. Air harus ditambahkan
pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis,
banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang diperlukan untuk
memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus menunjukan banyaknya
air yang diperlukan dan direncana agar segara otomatis berhenti bila jumlah air
tersebut sudah dialirkan ke dalam campuran dan kemudian bahan-bahan beton
seluruhnya benar-benar tercampur.
 Kontraktor harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-
bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan
untuk mendapat persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan bahan-bahah
ditempatkan.

Page 11 of 35
Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton
 Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan,
beton masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi
dan tidak terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan
tempat adukan. Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi atas pengaturan
yang direncanakan, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai.
 Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50
meter, ketebalan beton dalam ruangan tidak boleh lebih dari 1 m, untuk setiap
kali pengecoran.
 Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan cor
yang direncanakan sebelumnya. Kontraktor harus mengingat pemadatan dari
beton adalah pekerjaan penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat
air dengan kepadatan maksimum. Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian
mesin penggetar dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan bergetarnya
tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada
setiap masa pembetonan, harus dengan persetujuan Direksi

Pembetonan di Atas Permukan yang Tidak Kedap Air


 Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak
kedap air sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit/membran kedap air atau
bahan kedap lainnya yang disetujui oleh Direksi.
 Pembetonan Dalam Cuaca yang Tidak Menguntungkan
 Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras tanpa
perlindungan, Kontraktor harus menyiapkan alat pelindung terhadap hujan dan
terik sinar matahari sebelum pengecoran. Apabila suhu udara melebihi 35° C
Kontraktor tidak boleh mengecor tanpa persetujuan Direksi dan tanpa
mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton
pada waktu pencampuran dan penuangan kurang dari 35 °C, misalnya dengan
menjaga bahan-bahan beton agar terlindung dari matahari atau menyemprot air
pada bahan batuan dan bekisting.

Melindungi dan Merawat Beton


 Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu yang tidak kurang dari 7 hari,
Kontraktor harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari,
suhu tinggi atau rendah pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan
sebelum waktunya, lendutan atau tumbukan dan air tanah yang merusak.
 Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi permukaan beton yang kelihatan harus
dijaga supaya terus basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton
dengan semen portland, atau tiga hari untuk beton dengan semen yang cepat
mengeras. Permukaan seperti itu segera setelah dibuka bekistingnya, maka harus
segera ditutup dengan goni yang dibasahkan atau pasir atau lain bahan yang
mungkin disetujui ,m,l Direksi. Kontraktor harus membuat perelengkapan khusus
atas permintaan Direksi untuk perawatan dan pembasahan yang dimaksud
sepanjang masa dari enam sampai 24 jam sesudah pengecoran beton dengan
semen yang cepat mengeras.

Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi :


Page 12 of 35
Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan
pemasangan letak-letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lain.

KETERANGAN LAINNYA
Ketentuan Beton struktur ini berlaku untuk semua pekerjaan struktur beton
bertulang dari pondasi, sloof, kolom, balok,

PEKERJAAN RANGKA ATAP


LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi Pembongkaran Rangka dan Penutup Atap Lama, Perbikan
Rangka atap lama (Reng, Kaso, Kuda- kuda Kayu Kelas II), perangkaian (assembling)
dan ereksi (erection) seluruh pekerjaan pemasangan Atap seperti tercantum dalam
gambar kerja meliputi :
 Pekerjaan rangka atap (Kayu Kelas II)
 Pekerjaan reng (batten) Kayu Kelas II
 Pekerjaan Nok bubungan

Lingkup pekerjaan tidak meliputi :


 Pemasangan rangka penutup atap kayu kelas II
 Pemasangan listplank GRC
 Pemasangan penutup kap / atap Metal Roof dan Soka Untuk Rumdin Type D
 Asesories atap seperti perabung, dll

BAHAN
 Rangka kuda-kuda mengunakan kuda-kuda ukuran 5/10 dengan bahan dari
kayu kelas II.
 kuda-kuda yang dipakai adalah Kuda – kuda kayu lama dengan perbaikan pada
Rangka Kaso dan Reng untuk menyesuaikan Penutup atap.
 Pekerjaan reng / usuk menggunakan bahan kayu ukuran 3/5 kelas II dipasang
sesuai ukuran atap yang ada
 Persyaratan Pra Konstruksi
 Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukran
pada gambar kerja adalah ukuran jadi/ finish.
 Perubahan bahan/ detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan
Pengawas dan Tim Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang
mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah
kurang.

Page 13 of 35
PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR
PEKERJAAN PASANGAN DINDING,
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat-alat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batako pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
1. Pasangan Dinding Batako;
2. Adukan;
3. Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan,
dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan;
4. Sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.

PROSEDUR UMUM
1. Keterangan
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batako
dan atau bata ringan disusun ½ bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan
peralatan untuk pekerjaan ini.
2. Pengiriman dan Penyimpanan
 Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan;
 Bata harus disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimal 150 cm;
 Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana
tertera nama pabrik serta merek dagangnya;
 Penyimpanan semen harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

BAHAN-BAHAN
1. Batako
 Batako yang dipakai adalah produksi dalam negeri eks daerah setempat dari
kualitas yang baik dengan ukuran minimal 10 x 20 x 40 cm atau sesuai
dengan material yang ada diwilayah tersebut. Batako dicetak dengan baik,
keras dan tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau
mengandung kotoran. Meskipun ukuran batako yang bisa diperoleh di suatu
daerah mungkin tidak sama dengan ukuran tersebut diatas, harus
diusahakan supaya ukuran batako yang akan dipakai tidak terlalu
menyimpang;
 Kualitas batako harus sesuai dengan pasal 81 dariA.V. 1941. Kontraktor
harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas berhak menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan
bata yang tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera
diangkut keluar dari tempat pekerjaan;

2. Adukan dan Plesteran

Page 14 of 35
 Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding
batako. Komposisi adukan adalah 1 pc : 4 pasir untuk dinding biasa, 1 Pc :
3pasir untuk trasraam;
 Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (Conch,
Gresik, Indocement, Holcim, Tiga Roda atau produk daerah setempat yang
mempunyai kualitas standar konstruksi);
 Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang
keras, bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai
mengeras tidak boleh digunakan kembali;
 Adukan dan plesteran untuk pasangan batako harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.

3. Beton Bertulang
 Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof,
kolom praktis dan ringbalk;
 Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis,
ringbalk) adalah 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil;
 Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek
untuk seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur
dan zat-zat organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan
ukuran 1-2 cm, bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI
1971.
4. Bahan Penutup dan Pengisi Celah
Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan
menurut masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.

1. Pasangan dinding batako


 Batako dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-
benar dipasang tegak lurus;
 Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40
cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus
dibuat balok lantai 12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan
harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela
disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk.

2. Perawatan dan Perlindungan


 Pasangan batako harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7 hari setelah
didirikan;
 Pasangan batako yang terkena udara terbuka, selama waktu-waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok;

Page 15 of 35
 Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan
dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi celah.

3. Plesteran dan Pengacian


Plesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN


LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus),
seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis
ini.

PROSEDUR UMUM
1. Contoh Bahan
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Konsultan
Perencana untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
2. Pengiriman dan Penyimpanan
 Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis;
 Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan
kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran pembuangan yang
memadai, dan bebas dari benda-benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih
dari 1200 mm agar tidak berhamburan.

BAHAN-BAHAN
1. Adukan dan Plesteran Dibuat di Tempat
 Semen
a. Semen tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C
150-1995, seperti Semen Indocement, Semen Padang, Tiga Roda atau
yang setara;
b. Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.
 Pasir
a. Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur
atau kotoran lain yang merusak;
b. Perbandingan butir-butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai
pada yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
 Bahan Tambahan
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedpan terhadap air dan
menambah daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti
Super Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara.
 Acian Khusus
Acian khusus untuk permukaan pasangan batako harus terdiri dari bahan
semen, tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur
rata dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya
menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta
Mortar Utama.

Page 16 of 35
2. Air
 Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat–zat organik yang
bersifat merusak;
 Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji.
Pada dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji
sesuai ketentuan AASHTO T26 dan/ atau disetujui Konsultan Pengawas.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Perbandingan Campuran Adukan dan/ atau Plesteran
 Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan
kedap air 150 mm di bawah permukaan tanah sampai 500 mm di atas lantai,
tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar Kerja, plesteran permukaan
beton yang terlihat dan tempat-tempat lain seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja;
 Campuran 1 semen dan 4 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan
plesteran selain tersebut di atas;
 Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan
terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari pabrik pembuat.
2. Pencampuran
 Umum
a. Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau
alat pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata,
untuk kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran
dilanjutkan kembali;
b. Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran
minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian;
c. Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.
 Adukan Khusus
Adukan khusus untuk pasangan batako ringan harus dicampur sesuai
petunjuk dan rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
3. Persiapan dan Pembersihan Permukaan
a) Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau plesteran harus
bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang
mengganggu;
b) Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan
instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran
telah terlindung di bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus
telah berusia tidak kurang dari dua minggu. Bidang permukaan tersebut
harus disiram air terlebih dahulu dengan air hingga jenuh dan siar telah
dikerok sedalam 10 mm dan dibersihkan.
4. Pemasangan
a) Plesteran Batako.
 Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai;

Page 17 of 35
 Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang
plesteran dibagi-bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos–
kelos sementara dari bambu;
 Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak
dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan
kerataan bidang;
 Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata
dan tidak kepingan-kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran;
 Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila
pasangan akan dilapis dengan bahan lain;
 Sisa–sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan;
 Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam
Gambar Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk
itu yang telah diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan
membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.
b) Plesteran Permukaan Beton
 Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan,
dibersihkan dari bagian–bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian
diplester;
 Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat, minyak, lemak,
lumur dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai;
 Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah
plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat
dengan penyiraman air;
 Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak-retak,
tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
c) Ketebalan Adukan dan Plesteran
Tebal adukan dan/atau plesteran 10-25 mm, kecuali bila dinyatakan lain
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
5. Pengacian
a) Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bag yang bergelombang, tidak ada
bagian yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau
sudah kering betul;
b) Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor
harus selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai
jenuh, sekurang-kurangnya dua kali setiap harinya.
6. Pemeriksaan dan Pengujian
a) Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji.
Kontraktor setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Konsultan
Pengawas untuk dapat mengambil contoh pada bag yang telah
diselesaikan;

Page 18 of 35
b) Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan
dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari
Pemilik Proyek.

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


Keterangan Umum
a. Kusen pintu dan jendela menggunakan kayu kelas II kualitas baik
b. Pekerjaan kusen maupun daun pintu / jendela harus dilaksanakan dengan halus,
rapi, siku-siku dan baik, sehingga dapat dipasang secara waterpass dan tegak lurus.
c. Pemasangan kusen dilaksanakan bersama dengan pemasangan tembok bata merah
untuk mendapatkan pemasangan kusen yang kuat dan baik.
d. Daun pintu menggunakan panil papan kayu kelas II berkualitas baik untuk setiap
daun pintu harus dipasang engsel kupu-kupu sebanyak 3 buah dan dipasang kunci
tanam 2x putar dan grendel tanam untuk pintu double.
e. Daun jendela menggunakan daun jendela kaca rangka kayu kelas II kualitas baik
dengan dipasang engsel kupu-kupu sebanyak 2 buah dilengkapi dengan grendel
kecil kuningan dan hak angin sikutan.

Persyaratan dan Metode Pelaksanaan


a. Persyaratan Pelaksanaan
 Pekerjaan ini meliputi perhitungan pengadaan pemasangan pada setiap bagian dan
penentuan sambungan pertemuan/persilangan.
 Tim Pelaksana bertanggung jawab penuh atas terselenggaranya pekerjaan –
pekerjaan tersebut diatas dengan baik dan apapun yang akan terjadi dikemudian
hari pada bagian – bagian tersebut seperti :
 Terjadinya lendutan yang menyebabkan kaca pecah.
 Terjadinya kebocoran–kebocoran akibat kelalaian dalam pekerjaan.
 Kerusakan–kerusakan lain yang disebabkan kesalahan sistem konstruksi yang
dipakai sehingga menyebabkan kerugian dari pihak pemilik.
 Sebelum memulai pelaksanaan, Tim Pelaksana diwajibkan meneliti gambar kerja
dan kondisi lapangan. Tipe pintu dan jendela yang terpasang harus sesuai dengan
daftar tipe yang tertera dalam gambar kerja dengan memperhatikan ukuran –
ukuran, bentuk profil material, detail, arah bukaan, perlengkapan pintu dll.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Tim Pelaksana diwajibkan membuat shop drawing dan
membuat contoh jadi detail hubungan bagian tertentu untuk disetujui
Penanggungjawab Pelaksana Kegiatan/Konsultan. Didalam shop drawing harus jelas
tercantum semua informasi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
 Semua rangka kusen dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran
dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertangung jawabkan. Bahan yang akan
diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi
ukuran, ketebalan, kesikuan.

b. Pemasangan Daun pintu / jendela


 Pemasangan dan perlengkapannya harus dilakukan oleh tenaga yang ahli dan
berpengalaman
 Engsel kupu-kupu dipasang sejumlah 3 (tiga) buah untuk daun pintu dan 2 (dua)
buah untuk daun jendela.
Page 19 of 35
 Engsel kupu – kupu daun pintu dipasang dengan cara yaitu engsel atas dipasang +
28 cm (as) dari permukaan atas pintu, engsel bawah dipasang 22 cm (as) dari
permukaan bawah pintu dan engsel tengah – tengah antara kedua engsel tersebut.
 Engsel kupu – kupu daun jendela dipasang dengan cara yaitu dipasang + 15 cm (as)
dari permukaan jendela.
 Pembukaan pintu/ handle dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai.
 Pemasangan seluruh hardware harus rapi lurus dan sesuai dengan letak posisi yang
telah ditentukan oleh Penanggungjawab Pelaksana Kegiatan / Konsultan.
 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
Perlengkapan pintu
 Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku spesifikasi ini. Bila terjadi perubahan atau penggantian akibat dari
pemilihan merk, Tim Teknis wajib melaporkan hal tersebut kepada
Penanggungjawab Tim Teknis untuk mendapatkan persetujuan.
Perlengkapan jendela
 Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku spesifikasi ini. Bila terjadi perubahan atau penggantian akibat dari
pemilihan merk, Tim Teknis wajib melaporkan hal tersebut kepada
Penanggungjawab Tim Teknis untuk mendapatkan persetujuan.

PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUMBOARD 9 MM


LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan panel gypsum untuk pekerjaan,
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

PROSEDUR UMUM
 Contoh Bahan dan Data Teknis
a) Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor harus menyerahkan contoh
bahan, data teknis dan detail pemasangan pekerjaan ini kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui;
b) Bahan-bahan di sini diidentifikasikan dengan nama suatu produk/ merek. Bahan-
bahan dengan merek lain yang dikenal dan setara dapat digunakan selama bahan
pengganti tersebut memiliki karakteristik dan kemampuan yang sama dengan
produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
 Pengiriman dan Penyimpanan
a) Semua panel kalsium silikat harus disimpan di atas lantai kering yang rata, dan
harus ditutup dengan papan pelindung yang bertulis yang berasal dari pabrik
pembuat panel;
b) Tumpukan panel harus ditutup dengan terpal yang longgar agar udara dapat
bersirkulasi dengan bebas di sekitar tumpukan;
 Ketidaksesuaian
a) Konsultan Pengawas berhak menolak setiap pekerjaan yang dilaksanakan tidak
sesuai ketentuan yang disyaratkan atau tidak sesuai dengan ketentuan Spesifikasi
Teknis ini;

Page 20 of 35
b) Semua biaya yang ditimbulkan karena perbaikan atau penolakan pekerjaan ini
menjadi beban Kontraktor;
c) Penolakan dapat disebabkan antara lain kesalahan Kontraktor dalam pemasangan
bahan yang tidak sesuai, atau pengaplikasian yang tidak sesuai dengan ketentuan
Gambar Kerja atau Spesifikasi Teknis ini.

BAHAN-BAHAN
 Panel Gypsum
Panel gypsum harus dibuat dari bahan baku semen dan tepung pasir alam yang
diperkuat dengan serat sekaligus sebagai penulangan, dan dengan proses
pengeringan autoclave, dan memiliki sifat dan karakteristik sebagai berikut :
a. Tidak mengandung asbes;
b. Stabil dan tidak mudah mengalami muai – susut;
c. Tahan air;
d. Tidak mudah terbakar dan tidak menyebarkan nyala api;
e. Tidak mudah lapuk dan membusuk;
f. Mudah dipotong, dipaku atau disekrup;
g. Tahan rayap dan binatang kecil lainnya;
h. Memiliki permukaan yang rata sehingga tidak memerlukan dempul atau meni
seperti Kalsiboard produksi Eternit Gresik atau yang setara.
Ketebalan dan ukuran harus sesuai dengan petunjuk dalam Gambar Kerja.
 Perlengkapan Pemasangan
Rangka
Rangka metal berupa produk jadi (prefabrikasi) untuk pemasangan panel pada
langit – langit, eksterior dan tempat-tempat lainnya seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja. Harus dibuat dari bahan baja ringan lapis seng dan alumunium
seperti Zincalume atau Galvalum, dengan bentuk dan ukuran yang sesuai untuk
pemasangan panel kalsium silikat, seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayaboard,
BRS atau yang setara, sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat panel.
 Alat Pengencang
a. Alat pengencang panel pada rangka metal harus berupa sekrup jenis self-
embeded-head dan self-tapping yang memiliki lapisan anti karat jenis electro-
plating;
b. Alat pengencang pada rangka kayu harus berupa paku yang memiliki kepala lebar
dan berbadan langsing dan diberi lapisan seng agar tidak berkarat.
 Pita Penyambung Berperekat (Self Adhesive Join Tape)
Pita penyambung harus dibuat dari bahan serat gelas (fibreglass) yang kuat dan
memiliki perekat, sesuai atau setara dengan Join Tape Kalsiboard.
 Kompon
Kompon untuk pemasangan panel kalsium silikat harus didesain khusus sehingga
dapat digunakan untuk sistem sambungan tertutup (flush joint system), penutup
kepala sekrup atau paku.
 Bahan Penutup dan Pengisi Celah
Bahan penutup dan pengisi celah untuk setiap sambungan dan celah antara panel
semen berserat harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
 Pengecatan

Page 21 of 35
Pengecatan untuk penyelesaian permukaan panel harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat panel dan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
 Umum
Panel kalsium silikat digunakan untuk pemasangan interior maupun eksterior
pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Panel kalsium
silikat harus diolah dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
 Persiapan
Panel kalsium silikat memiliki permukaan yang halus yang membutuhkan
persiapan minimal sebelum penyelesaian. Panel kalsium silikat harus dipotong
dengan alat pemotong yang direkomendasikan pabrik pembuat panel sehingga
akan dihasilkan potongan yang rata dan licin.
Pengebor elektris dapat digunakan untuk melubangi panel untuk penempatan
peralatan, seperti armatur lampu, kisi-kisi udara dan lainnya seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
 Pengencangan
a) Ukuran dan jenis alat pengencang yang akan digunakan harus sesuai rekomendasi
dari pabrik pembuat panel kalsium silikat;
b) Penempatan paku atau sekrup harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat
panel. Paku atau sekrup harus terbenam sampai rata dengan permukaan panel.
Kepala paku atau sekrup kemudian ditutup dengan kompon agar diperoleh
permukaan panel yang halus.
 Sambungan
a) Setiap sambungan panel, baik sambungan terbuka / bercelah ataupun berbentuk
garis, harus diisi dengan bahan penutup dan pengisi yang bersifat lentur dan
tahan cuaca seperti direkomendasikan pabrik pembuat panel, atau sesuai
ketentuan;
b) Bahan pengisi sambungan harus diaplikasikan di atas batang penumpu yang
memiliki ukuran yang sesuai, seperti direkomendasikan oleh pabrik pembuatan
bahan pengisi;
c) Agar diperoleh permukaan yang halus dan menerus tanpa sambungan, sambungan
harus ditutup dengan sistem sambungan tertutup yang direkomendasikan pabrik
pembuat panel.
 Aplikasi
Untuk aplikasi langit-langit dan lainnya, pemasangan antara lain harus sebagai
berikut :
a. Panel harus dipotong dalam ukuran sesuai Gambar Kerja dan ukuran di lokasi
pekerjaan;
b. Panel dipasang pada rangka metal atau rangka kayu yang sudah diberi bahan
pengawet, dengan alat pengencang dalam ukuran yang sesuai rekomendasi
pabrik pembuatnya;
c. Sambungan antara panel harus ditutup/ diisi dengan pita penyambung dan
kompon penutup sesuai rekomendasi pabrik pembuat panel.
 Penyelesaian

Page 22 of 35
a. Untuk mendapatkan penyelesaian yang baik, permukaan harus diamplas ringan
dengan amplas halus dan setiap debu harus disingkirkan dari permukaan dengan
kain kasar yang bersih. Butir-butir lepas yang menempel pada permukaan harus
dihilangkan dengan pengikis besi;
b. Panel kemudian dilapisi dengan 2 (dua) lapis cat emulsi;
c. Warna-warna cat harus sesuai Skema Warna yang akan ditentukan kemudian.

PEKERJAAN PENUTUP LANTAI


KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-
teras termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS,
meliputi penyediaan bahan,tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

KERAMIK LANTAI (homogeneus tile)


LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin keramik pada
tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini. Ubin
keramik berglasur atau ditentukan lain dalam gambar merek SETARA Asia Tile,
Platinum Tiles, Garuda Tile

PROSEDUR UMUM
1. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan
 Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke
lokasi proyek;
 Contoh bahan ubin harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan
4 (empat) gradasi warna untuk setiap set;
 Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Pengiriman dan Penyimpanan
Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang
belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.

BAHAN-BAHAN
1. Umum
 Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang memenuhi
ketentuan SNI;
 Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-
sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
2. Ubin Keramik Berglasur
Ubin keramik berglasur tipe dan merek sesuai gambar kerja, terdiri dari beberapa
jenis seperti tersebut berikut :
 Ubin keramik berglasur (homogeneus tile) tipe non-slip ukuran 300mm x 300mm
untuk lantai KM/WC;
 Ubin keramik berglasur (homogeneus tile) ukuran 400mm x 400mm untuk
tempat-tempat lain seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Page 23 of 35
3. Adukan
 Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan
penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat;
 Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis;
4. Adukan Pengisian Celah
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang
diberi warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured
Ceramic Grout, ASA Coloured Grout atau yang setara yang disetujui.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Persiapan
 Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya
benar-benar selesai;
 Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air
bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah
pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.

2. Pemasangan
 Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dan bagian lain yang harus kedap air
harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja;
 Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja;
 Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan diatas lapisan pasir
dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja;
 Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus
dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap
lurus dan rat;
 Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti;
 Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik;
 Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain;
 Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan;
 Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada
satu sisi, bila tidak terhindarkan;
 Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin;
 Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan
warna keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas;
 Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar;

Page 24 of 35
 Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih;
 Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri
dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene
atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja
atau sesuai pengarahan dari Konsultan Pengawas;
 Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
3. Pembersihan dan Perlindungan
 Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada
yang cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan
misalnya dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa
merusak permukaan ubin.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG METAL ROOF / SOKA ROOF


LINGKUP PEKERJAAN
 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar rencana dengan hasil
baik dan sempurna sampai diterima oleh Konsultan Pengawas;
 Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan, pemasangan, penyetelan
penutup atap bangunan lapangan tenis tertutup, dengan bentuk atap melengkung
seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan termasuk antara lain dengan
aksesorisnya, nok, reng, kaso dan insulasi bangunan atau sesuai dengan petunjuk
dari Perencana dan Pengawas.

PERSYARATAN BAHAN
1. Bahan Penutup Atap
 Diskripsi;
Lembaran metal bergelombang monolayer yang terbuat dari metal galvalume
dan zincalume, diberi warna dengan fikmen mineral dan resin thermosetting
pada kedua sisi(atas dan bawah ) dengan model genteng.
 Terbuat dari bahan dasar:Bitumen Selulosa
 Dimensi / ukuran : Panjang 1800 mm ( - 0 s/d +20 )
: lebar 750 mm ( - 20 s/d +20 )
: Tebal 22 mm ( ± 0,25 )
 Warna : menyesuaikan
2. Aksesoris Atap
Atap bitumen selulosa monolayer sebagai penutup atap harus dilengkapi
dengan aksesoris-aksesoris material sejenis, yang antara lain :
 Nok;
 Sekrup / Paku anti Karat ( sesuai type yang dibutuhkan );
b) Bahan-bahan yang didatangkan ke lapangan, adalah baru (bukan
bekas/rekondisi) dalam keadaan baik dan tidak cacat, diseleksi terlebih dahulu
dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
c) Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas kerusakan, kehilangan bahan-
bahan dalam pengiriman, penyimpanan dan selama pelaksanaan.

Page 25 of 35
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Sebelum pelaksanaan dimulai, Kontraktor diwajibkan memeriksa gambar-gambar
pelaksanaan termasuk lapisan-lapisan insulasi seperti yang dinyatakan dalam
gambar, serta melakukan pengukuran-pengukuran setempat;
2. Berdasarkan gambar pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan menyediakan shop
drawing yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang
lain, pengakhiran-pengakhiran dan lain-lainnya;
3. Sebelum dimulai pemasangan penutup atap, maka permukaan semua gording atau
rangka diperiksa terlebih dahulu apakah sudah berada satu bidang yang rata
(tidak bergelombang), jarak reng 35 cm;
4. Pastikan jarak antar reng adalah 35 cm untuk reng pertama dengan reng kedua (
paling bawah setelah listplang ) kemudian jarak reng selanjutnya 35 cm;
5. Pemasangan lembaran dimulai dari sisi paling bawahdari bidang atap, dengan
jarak overhang maksimal adalah 5 cm dari listplang;
6. Penyekrupan menggunakan skrup / paku anti karat dengan warna yang sesuai
dengan lembar atapnya, penyekrupan dilakukan pada setiap gelombang diantara
dua gelombang interlock pada lembaran atap;
7. Urutan penyekrupan dimulai dari gelombang sisi bawah pertama dan kelima,
dilanjutkan dengan gelombang keduadengan keempat, gelombang keenam
digunakan untuk overlap dengan lembar atap selanjutnya. Gelombang sisi atas
digunakan untuk overlap dengan lembaran atap diatasnya;
8. Pemasangan lembaran atap dengan pola pasangan susun bata, baris pertama
pemasangan menggunakan lembaran atap utuh, baris kedua dari bawah dimulai
dengan menggunakan lembaran atap yang dipotong menjadi dua, baris ketiga,
kelima dan seterusnya seperti pada pemasangan baris pertama, baris keempat,
baris keenam, dan seterusnya seperti pada baris kedua;
9. Penyekrupan pada nok pada setiap gelombang yang bersentuhan dengan
gelombang lainnya;
10. Gambar shof drawing dilakukan sebelum pekerjaan dimulai;
11. Seluruh pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari
pekerjaan termasuk jarak gording kelengkungan atap dan overlap antara atap
sesuai dengan petunjuk/ persetujuan Pengawas;
12. Kontraktor bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan wajib memperbaiki atau
mengganti yang rusak baik yang terlihat maupun yang tersembunyi hingga
menjadi baik dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor.

PEKERJAAN PENGECATAN
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pengecatan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana.

PENGENDALIAN PEKERJAAN
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan
standar spesifikasi dari pabrik.
a. Contoh–contoh :

Page 26 of 35
Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada Direksi
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.

 Pelaksanaan
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang
pernah dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan;
b. Cat yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu macam produk
saja;
c. Pelaksanaan pengecatan dengan peralatan bantu untuk mempermudah serta
mempercepat pengecatan dengan hasil pengecatan yang akurat, teliti dan
tepat pada posisinya;
d. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang
dapat menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus
memperbaiki tanpa biaya tambahan;
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengecatan
memakai bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik
yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah - tengah dan akhir. Yang
dicat adalah semua permukaan baja / besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan
permukaan-permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan
untuk pekerjaan ini.

PROSEDUR UMUM
i. Data Teknis dan Kartu Warna
 Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang
akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas;
 Semua warna ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan akan diterbitkan secara
terpisah dalam suatu Skema Warna.

ii. Contoh dan Pengujian


 Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam
kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencanbtumkan identitas cat yang
ada didalamnya, serta harus diserahkan tidak kurang 1 (satu) bulan sebelum
pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu
pengujian selama 30 (tiga puluh) hari;
 Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil
1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari
kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus
diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat
mewakili;
 Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di
atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x
300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1
(satu) contoh lagi disimpan Konsultan Pengawas guna memberikan kemungkinan

Page 27 of 35
untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi
syarat setelah dikerjakan;
 Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

BAHAN-BAHAN
a) Umum
 Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor
takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama
pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya.
Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat;
 Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek
dagang dengan cat akhir yang akan digunakan;
 Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang
dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Jotun,
Nippon Paint, Avitex, atau setara;

PELAKSANAAN PEKERJAAN
a) Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan
1. Umum
a) Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan
polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas,
ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan
dimulai;
b) Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut;
c) Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus
dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang
berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38oC;
d) Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa
sehingga debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan
tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan basah.

2. Permukaan Pelesteran dan Beton


a) Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang
waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan
pelesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan
ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi
rata dengan pelesteran sekelilingnya;
b) Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak,
minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan;
c) Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi
secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air.

Page 28 of 35
Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan
memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.

3. Permukaan Gipsum
a) Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai;
b) Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus
untuk gipsum, untuk menutup permukaan yang berpori, seperti ditentukan
dalam Spesifikasi Teknis;
c) Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai
ketentuan Spesifikasi ini.
4. Permukaan Barang Besi/Baja
a. Besi/Baja Baru
a) Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya
harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprtan
pasir/sand blasting sesuai standar Sa21/2;
b) Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan
dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dialp dengan kain bersih;
c) Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan
barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang
disyaratkan.

b. Besi/Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel


a) Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang
sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek, dari
spesifikasi teknis ini;
b) Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi
terhadap karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara segera
merawat permukaan karat yang terdeteksi;
c) Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu,
kotoran, minyak, gemuk;
d) Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat
kawat sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali
(touch-up) dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai
mencapai ketebalan yang disyaratkan.

c. Besi/Baja Lapis Seng/Galvani


Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat warna harus
dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang diproduksi untuk
maksud tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersihkan permukaan dari
kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa pengasaran, sebelum pengaplikasian cat
dasar.
b) Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan
Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat
mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini
harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di
atas.

Page 29 of 35
c) Pelaksanaan Pengecatan
1. Umum
a) Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan
tekstur;
b) Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna
dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan
yang sama;
c) Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan
yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya;
d) Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan denganpermukaan
yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi lapisan cat
dasar terlebih dahulu.
2. Proses Pengecatan
a) Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan
kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud;
b) Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat
kering), sesuai ketentuan berikut.
1) Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer;
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.

c) Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk
digunakan.
3. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran
a) Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya;
b) Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan;
c) Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan
mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5
liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat;
d) Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor
untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis
di bawahnya).
4. Metode Pengecatan
a) Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol;
b) Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol;
c) Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan;

Page 30 of 35
d) Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
5. Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas
Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus
dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

PERSYARATAN TEKNIS ELEKTRIKAL


PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN ELEKTRIKAL
Persyaratan Umum
 Kontraktor harus menawar seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang dipakai dengan spesifikasi yang dipakai pada
BABini,merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada BABini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
 Pada dasarnya semua bahan dan peralatan harus sesuai dengan ketentuanyang
tertera pada peraturan-peraturan seperti :
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
 Peraturan Instalasi Listrik (PIL)
 Syarat-Syarat Penyambungan Listrik (SPLN)
 Standard Lain : AVE Belanda, VDE/DIN Jerman, IEC Standard, JIS Jepang, NFC
Perancis, NEMA USA.
 Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan
 Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti
TELKOM, Dit.Jen.Bina Lindung, PLN dan Pemerintah Daerah setempat.
 Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki surat
ijin instalasi dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan
suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.

Persyaratan Teknis
 Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan yang salingmelengkapi dan sama mengikatnya.
 Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada.
 Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail "finishing" instalasi.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan
detail kepada Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih
dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap
telah mempelajari situasi dari instalasi yang berhubungan dengan instalasi ini.
 Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang
disertai dengan dokumen asli operating and Maintenance Instruction, technical

Page 31 of 35
instruction, spare part instruction dan harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas pada saat penyerahaan pertama dalam rangkap 5 (lima).

Pelaksanaan Pemasangan
 Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan Pengawas dalam
rangkap 4 (empat) untuk disetujui.
 Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang, apabila ada sesuatu yang diragukan,
Kontraktor harus segera menghubungi Direksi. Pengambilan ukuran dan atau
pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
 Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang ada.
 Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus disaksikan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas dan bila terjadi kerusakan atau kesalahan harus
diperbaiki atas tanggungjawab Kontraktor.
 Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
 Hasil Pengujian dituangkan dalam Berita Acara sebagai Syarat Penyerahan
Pertama.

Penerangan Dan Kotak-Kontak


 Lampu dan armatur harus sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar detail
elektrikal:
 Semua armatur yang terbuat dari bahan metal harus mempunyai terminal
pembumian.
 Kabel-kabel dalam saluran harus diberikan saluran atau klem-klem
tersendirisehingga tidak menempel pada ballast.
 Armature lampu dari merk Philips atau setara.
 Lampu penerangan yang dipakai adalah Lampu LED 13 watt, atau sesuai gambar.
Merk Philips atau setara.
 Rangka lampu menggunakan downligt ukuran 4” merk Philips, Panasonic,
Satarlux,

Jaringan Instalasi
Proses pemasangan jaringan dengan menggunakan kabel tanah mengikuti
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
 pemasangan kabel tanah di dalam tanah harus dilakukan dengan cara
sedemikian rupa sehingga kabel tersebut terhindar dari kerusakan mekanis dan
kimiawi yang mungkin timbul pada tempat dimana kabel tersebut dipasang.
 pelaksanaan pemasangan kabel yang tidak dapat memenuhi kedalaman 1,20
meter, maka penanaman kabelnya dilakukan sebagai berikut:
 Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah yang tidak dilewati kendaraan
(pedestrian)
Page 32 of 35
 Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pipa belah beton atau dari bahan lain
yang cukup kuat, tahan lama dan tahan api. Pipa belah ini harus dipasang
menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,5 meter dari kabel yang terletak di
bawah diukur dari sisi luar kabel.
 Kotak-kontak biasa (KKB)
 Kotak-kontak biasa (KKB) yang dipakai adalah kotak-kontak satu fasa. Semua
kotak-kontak harus memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan. Kotak-kontak
harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding dengan rating 250
Volt, 10 Amp. Merk yang boleh dipakai hanya National, Broco, Panasonic,
Starlite.
 Sakelar Dinding
 Sakelar harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding, tipe rocker,
mempunyai rating 250 Volt, 10 Amp dari jenis single atau double gangs atau
multiple gang (grid switch), RCS.
 Merk yang boleh dipakai hanya National, Broco, Panasonic.
 Kotak untuk sakelar dan kotak-kontak
 Kotak harus dari bahan baja dengan kedalaman minimal 35 mm, kotak harus
mempunyai terminal pentanahan. Sakelar dan kotak-kontak dipasang dalam
kotak dengan menggunakan baut.pemasangan dengan cakar yang mengembang
tidak diperbolehkan.
 Kabel instalasi
 Pada umumnya kabel instalasi kotak-kontak dan penerangan harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYY, NYM, NYFGBY atau
NYA). Kabel harus mempunyai penampang minimum 2,5 mm2.
 Kode warna insulasi kabel harus memenuhi ketentuan dalam PUIL sebagai
berikut :
 Fasa R, S, T : merah, kuning, hitam
 Netral : biru
 Pembumian : hijau dan kuning
 Sambungan kabel harus di buat baik secara listrik dengan menggunakan konus
penyambungan(lasdop) plastic atau konektor lain yang di setujui pengawas.
 Sambungan kabel hanya boleh dilakukan dalam kotakpenyambungan (T-doos).
 Di dalam pipa tidak boleh ada sambungan kabel.
 Kabel harus dari merk Supreme, Kabelindo, Extrana, Externa, dan kabel Metal
atau setara.
 Untuk kabel Instalasi Stop Kontak AC menggunakan kabel jenis NYY 2x2,5 mm2.
 Untuk kabel jalur induk arus listrik menggunakan kabel jenis NYY 4x16 mm2,

 Pipa instalasi pelindung kabel


 Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk
instalasi listrik. Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainnya harus sesuai
antara satu dan lainya.
 Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm.
 Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara junction box dan
armature lampu. PVC conduit setaramerk : EGA, Clipsal atau setara.
Page 33 of 35
Pemasangan lampu-lampu
 Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang oleh
tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara yang harus disetujui oleh
pengawas dan seperti ditunjukan dalam gambar.
 Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture penerangan, seluruhnya harus
dalam keadaan yang baik dan siap untuk bekerja dalam kondisi sempurna serta
bebas dari semua cacat/kekurangan.
 Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixture dan semua perlengkapan harus siap
menyala.
 Semua fixture dan perlengkapan harus bersih dari debu, plester dan lain-lain.
 Semua reflector, kaca, panil pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum
pemeriksaan akhir harus diganti oleh kontraktor tanpa biaya tambahan.

Sakelar dan kotak-kontak biasa


 Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan saklar adalah 150
cm dari permukaan lantai dan untuk kotak-kontak biasa harus 150 cm dari
permukaan lantai.
 Apabila ada lebih dari lima sakelar dinding atau kotak-kontak biasa ditempatkan
pada lokasi yang sama, maka dua deret kotak-kontak tunggal, ganda atau multi
ganda harus dipasang satu di atas yang lain dan titik tengah deretan tersebut
harus berada 1,45 cm di atas permukaan lantai. Kotak-kontak biasa dekat pintu
atau jendela harus dipasang 20 cm dari pinggir kusen dari sisi kunci seperti
ditunjukan dalam gambar-gambar arsitektur, kecuali ditunjukan lain oleh
pengawas.

Tabel Spesifikasi
NO. IDENTITAS / MERK SPESIFIKASI MERK / MATERIAL

1. Air -
2. Portland Cement / - Standar Semen SNI
Portland Composite Cement
3. Batu Koral/Split/Pecah - Produksi Lokal / sekitar
4. Bata / Batako / Bata Ringan - Produksi Lokal / sekitar
5. Pasir Urug - Produksi Lokal / sekitar
6. Pasir Pasang / Beton - Produksi Lokal / sekitar
7. Besi Beton - Standar SNI
8. Kayu Bekisting - Kayu kelas III
9. Rangka atap kayu - Kayu kelas kuat II
10. Penutup Atap - Metal, Sakura Roof tebal 0,30 mm
11. Rangka Plafond - Kayu kelas kuat II
12. Penutup Plafond - Gipsumboard tebal 9 mm
- Kalsieboard tebal 3,5 mm
13. Lantai ukuran 40x40 cm - Roman, Platinum, Mulia, Arwana, Asia Tile
Lantai ukuran 30x30 cm - Setara
Lantai ukuran 25x25 cm
14. Cat Tembok - Jotun, Nippon Paint, Matex, ICI atau setara
15. Cat Kayu - Avian, Platone, Pedang, atau setara
16. Kloset Jongkok - TOTO, American Standart, Setara
17. Kabel NYA, NYY, NYM - Extrana, Eterna, Supreme, Clipsal

Page 34 of 35

Anda mungkin juga menyukai