METODE K3 KONSTRUKSI
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG DKK/ME (PLAFON, LIFT,
PT. UNO TANOH GENSET, HIDRAN DAN AC SENTRAL)
SEURAMO
I. KEBIJAKAN K3
Menetapkan dan melaksanakan tinjauan secara berkala terhadap sasaran dan program
keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan perbaikan secara berkesinambungan
II. PERENCANAAN
IDENTIFIKASI
NO JENIS / TYPE PEKERJAAN JENIS BAHAYA & PENGENDALIAN
RESIKO K3 RISIKO K3
1 2 3 4
1 Pekerjaan Galian & Urugan Tertimbun Penggunaan
longsor helm, sepatu
safety,
kacamata,
sarungtangan,
2 Pekerjaan Dinding Terkena timpahan Memakai
masker helem,
Luka lecet sarung tangan
2
terlindas, tertabrak,
terjepit, tertimpa drum
3
- UU No. 02/1992 Tengang tata cara Penunjukan, kewajiban dan wewenang ahli
keselamatan dan kesehatan
- UU No. 03/1998 Tentang Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
- UU No. 02/1980 Tentang Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja
- SNI 03-2835-1992 Tentang Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
- PP No. 01/1998 Penyelenggaraan Program Jamsostek
- PP No. 28 Tahun 2000 Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
- PP No. 29 Tahun 2000 Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
- Kepmen Tenaga Kerja No. Kep-187/MEN/1999 Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya
- Kepmen PU No. 174/Men/1986 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Tempat Kegiatan Konstruksi
- Permen PU No. 09/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU
- UU No. 01/1980 Tentang Keselamatan dan kesehatan kerja pada konstruksi
bangunan
- UU No. 04/1995 Tentang Perusahaan jasa kesehatan dan keselamatan kerja
i. SASARAN K3
a. Tidak ada kecelakan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident)
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80 %
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan risiko
pekerjaannya masing-masing
d. Melindungi Pekerja
Tujuan utama penerapan SMK3 adalah untuk melindungi pekerja dari segala
bentuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Bagaimanapun pekerja adalah
asset perusahaan yang paling penting. Dengan menerapkan K3 angka
kecelakaan dapat dikurangi atau ditiadakan sama sekali, hal ini juga akan
menguntungkan bagi perusahaan, karena pekerja yang merasa aman dari
ancaman kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akan bekerja lebih
bersemangat dan produktif.
e. Patuh Terhadap Peraturan dan Undang-Undang
Perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan atau perundang-undangan
yang berlaku pada umumnya terlihat lebih sehat dan exist. Karena
bagaimanapun peraturan atau perundang-undangan yang dibuat bertujuan
untuk kebaikan semua pihak. Dengan mematuhi peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku maka perusahaan akan lebih tertib dan hal ini dapat
meningkatkan citra baik perusahaan itu sendiri. Berapa banyak perusahaan
4
ii. PROGRAM K3
Petunjuk pelaksanaan
- Yang melaksanakan : SHE Officer/ SHE Inspector dan Pelaksana
Keselamatan
- Peserta : Staf, pekerja mandor, pekerja sub kontraktorc.
- Materi : Pengertian umum/ dasar mengenai keselamatan
dankesehatan kerja di lingkungan kerja proyek
- Waktu Pelaksanaan : Setiap ada pekerja baru yang mulai masuk kerja
di proyeke.
- Lain-lain : Pekerja/staf yang telah mendapat induction
akan didata dan diberikan tanda berupa stiker
yang ditempelkan pada helm sebagai identitas
a. SAFETY TALK
Tujuan Safety talk
dilaksanakan untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada para
pekerja dan staf proyek tentang masalah keselamatan dan kesehatan
dilingkungan kerja masing-masing.
Petunjuk pelaksanaan
- Yang melaksanakan : SHE Officer, SHE Inspector dan Pelaksana
Keselamatan
- Peserta : staf dan pekerja mandor, pekerja sub
kontraktor
- Materi : * pemakaian Alat Pelindung Diri
* aspek keselamatan dalam bekerja
* pencegahan & penanggulangan kebakaran
* kebersihan & kesehatan
- Waktu pelaksanaan : Seminggu sekali, ditetapkan oleh pimpinan
proyek
b. S A F E T Y P A T R O L L.
Tujuan.
Pelaksanaan Safety Patroll dilakukan bersama dengan para Pelaksana /
Mandoryang diatur secara bergilir oleh Safety Inspector yang bertujuan
untuk dapat dilakukan pengontrolan ditaatinya peraturan keselamatan dan
pemakaian APDyang akan menjadi bahan bahasan untuk safety meeting
c. SAFETY MEETING
Tujuan
Dilaksanakan bersama dengan seluruh staf proyek dan
perwakilan mandor dan subkontraktor untuk membahas
masalah-masalah penera pan prosedur keselamatandan
kesehatan kerja yang ada di proyek, kendala yang dihadapi,
solusi yang diambil, dan informasi-informasi lain yang dapat
mendukung program KKLK diproyek. Rapat ini dapat
digabungkan dengan rapat koordinasi mingguan proyekyang
rutin dilaksanakan. Notulen dari rapat tersebut harus dibuat dan
dibagikankepada seluruh peserta rapat.
Petunjuk pelaksanaan
Materi :
pemakaian Alat Pelindung Diri
aspek keselamatan dalam bekerja
pencegahan & penanggulangan kebakaran
kebersihan & kesehatan
e. GERAKAN KEBERSIHAN
Tujuan
Menanamkan rasa bertanggungjawab kepada seluruh pekerja dan staf
proyekserta semua Sub Cont akan masalah kebersihan dan kesehatan
lingkungan kerja,memupuk rasa gotong royong dan kerjasama.
7
Petunjuk pelaksanaan
Yang melaksanakan : SHE Inspector, Pelaksana Keselamatan
Peserta : Staf, semua pekerja mandor & subkontraktor
yang dijadualkan bergiliran.
Materi : membersihkan seluruh area kerja,
mengumpulkan potongan kayu, merapikan
alat konstruksi, membersihkan bedeng, dan
lain – lain
Waktu pelaksanaan : Seminggu sekali sesudah Safety Talk
Tujuan
Prosedur ini adalah mencakup penggunaan rambu-
rambu untuk area-area yangdiidentifikasikan
terdapat potensi bahaya-bahaya dengan
menggunakan rambu–rambu, penandaan, warna
dan lain–lainnya. Juga Melaksanakan Rencana K3
dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, Rambu-rambu, Spanduk, Poster,
pagar pengaman, jaring pengaman dsb) secara konsisten
Pelaksanaan
Kategori rambu dan warna dasar :
a. BAHAYA
Warna dasar adalah putih dan merah.Pada tingkat ini menunjukkan bahwa
area tersebut sangat berbahaya danberpotensi besar untuk timbul
kecelakaan, sehingga semua pekerja harusmenghindari area tersebut dan
atau mengikuti instruksi yang disampaikan.
b. AWAS
Warna dasar adalah coklat susu dan hitam. Pada tingkat ini
menunjukkanbahwa area tersebut berbahaya dan jika tidak
menghindahkan larangan/instruksi yang disampaikan akan dapat
mengakibatkan adanya kecelakaan/bahaya.
8
c. HATI-HATI
Warna dasar adalah kuning dan hitam Pada tingkat ini menunjukkan
bahwa semua pekerja yang berada di areatersebut agar berhati-hati
terhadap suatu instruksi/kondisi tertentu agar terhindar dari
kecelakaan/bahaya.
a. TUJUAN
Menjelaskan tentang tata tertib penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di
proyek,dan cara pengadaan/ distribusinya serta tanggung jawabnya terhadap
APD tersebut
b. PELAKSANAAN
Sepatu
Wajib dipakai selama berada di area proyek terutama pada pekerjaan
yang beresiko terhadap keselamatan kaki, contoh pekerjaan pengecoran,
pekerjaan perakitan besi.
Pelindung mata & muka
Wajib dipakai pada pekerjaan yang menimbulkan percikan api/ partikel
kimia, atau benda - benda lainnya yang berbahaya terhadap mata/muka,
Masker
Wajib digunakan pada pekerjaan yang banyak terdapat debu/ asap
yangmembahayakan paru-paru/pernapasan.
Sabuk keselamatan
Wajib digunakan oleh pekerja yang bekerja pada ketinggian >4m, pada
perancah, pada saat perakitan besi kolom, dan pada tempat lain yang
berpotensi terjatuh. Sabuk keselamatan harus terpasang dengan
benarpada fungsinya.
1 Sepatu safety
2 Helm proyek
3 Sarung tangan
4 Peralatan PPPK
5 Masker
7 Penutup Telinga
11
c. Umum
Seluruh alat-alat bermesin harus dilengkapi dengan manual penggunaan
dan keselamatan yang salinannya dapat diakses secara mudah oleh operator
atau pengawas lapangan.
d. Alat pemaku dan stapler otomatis dan portabel Jika Penyedia Jasa
menggunakan pemaku dan stapler otomatis dan portabel, maka ketentuan
keselamatan di bawah ini harus dipenuhi:
Alat tidak boleh diarahkan pada orang, walaupun alat tersebut memiliki
pengaman.
Pemicu pada alat pemaku dan stapler tidak boleh ditekan kecuali ujung
alat diarahkan pada suatu permukaan benda yang aman.
Perhatian khusus harus diberikan jika memaku di daerah tepi suatu
benda.
Jika sumber tenaga alat pemaku dan stapler otomatis menggunakan
tenaga pnematik, tidak diperkenankan menggunakan sumber gas yang
berbahaya dan mudah terbakar.
Alat yang rusak tidak boleh digunakan.
Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan
saatmenggunakan alat tersebut.
- Alat portabel bermesin (Portable Power Tools)
Gergaji mesin, mesin pengaduk beton, alat pemotong beton dan alat
bermesinlainnya harus dilengkapi dengan alat pengaman sepanjang
waktu.
Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan keselamatan berikut:
o Setiap operator harus telah dilatih untuk menggunakan alat-
alattersebut di atas.
o Gunakan hanya alat dan metoda yang tepat untuk setiap jenis
pekerjaanyang dilakukan.
o Alat atau mesin yang rusak tidak boleh digunakan.
o Alat pemotong harus terjaga ketajamannya.
o Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai
harusdigunakan saat menggunakan alat tersebut.
o Daerah di sekitar alat atau mesin harus bersih.
o Kabel penyambung (extension) harus ditempatkan sedemikian
rupaagar terhindar dari kerusakan dari peralatan dan material.
o Penerangan tambahan harus diberikan ketika menggunakan alat
ataumesin tersebut.
- Alat kerekan (hoist) pengangkat material dan orang
Alat pengangkat material dan orang harus didirikan oleh orang
yangberkompeten.
Operator harus orang yang terlatih dan diberikan izin khusus untuk
mengoperasikan alat.
Alat pengangkat harus berada di atas pondasi yang kokoh dan diikat
padabangunan atau struktur.
12
Setiap jib crane dengan kapasitas lebih dari 1 ton harus mempunyai
indikator beban aman (safe load indicator ) yang diperiksa setiap
minggu.
Crane harus didirikan di atas pondasi yang kokoh.
Harus disediakan ruang yang cukup untuk pelaksanaan pengangkatan
yangaman.
Asisten operator harus dilatih untuk memberikan sinyal pada operator
danuntuk mengikatkan beban secara benar dan mengetahui kapasitas
pengangkatan crane.
Crane harus secara rutin menjalani pemeliharaan menyeluruh.
Gigi pengangkat harus dalam kondisi baik dan telah diperiksa secara
Tujuan
Mengatur semua teknis yang berhubungan dengan penanganan sampah di sekitar
lokasi proyek, baik yang diakibatkan oleh sisa pekerjaan internal, maupun yang
ditimbulkan akibat pekerjaan kontraktor yang bekerja di lingkungan proyek.
Mencakup semua kebutuhan yang digunakan untuk menjamin bahwa semua area
dan lapangan dipelihara dalam keadaan bersih, rapi, teratur, menarik dan aman
setiap saat.
a. Tujuan
Mengatur semua teknis yang berhubungan dengan penanganan kondisi
darurat, pihak-pihak yang terkait, dan prosedur yang harus ditempuh. Keadaan
darurat adalah kejadian penting yang mengancam kehidupan, harta benda dan
lingkungan, meliputi kecelakaan, kebakaran, ledakan, bencana alam,
kerusuhan massa, kebocoran gas, dll.
b. Petunjuk pelaksanaan
Identifikasi keadaan darurat yang mungkin terjadi :
Ledakan, kebakaran, kerusuhan massa dan ancaman teroris, bencana alam
Tumpahan minyak, kebocoran gas besar yang mudah meledak/terbakar
Kecelakaan di tempat kerjadi Kecelakaan lalu lintas
Pemogokan
c. Jenis bahaya
Bahaya akibat faktor cuaca
- Jika terjadi angin kencang, untuk pekerja yang sedang berada di
ketinggian harus segera menghentikan pekerjaan dan memindahkan
semua peralatan kerja dan mengamankannya.
- Jika terjadi suhu panas yang berlebihan, segera keluar dari ruangan
tersebut, karena suhu tinggi dapat mengakibatkan luka.
14
a. Prosedur pelaporana.
Semua kejadian bahaya yang terjadi pada waktu selama jam kerja(Senin-
Sabtu, jam 08.00 – 18.00) dan setelah jam kerja (termasuk harilibur dan
waktu kerja di luar jamkerja normal) harus dilaporkan secaratertulis dalam
suatu log bookb.
Kontak radio segera dengan menyatakan dengan jelas “telah
terjadikeadaan darurat, mohon tidak menggunakan jalur radio kecuali
pesan penting”.
Segera hubungi petugas PPPK, pemadam kebakaran, kepolisiand.Siapkan
lokasi evakuasi dengan perlengkapan PPPK yang diperlukan,dan akses
masuk untuk lalu lintas kendaraan darurat.
15
Evakuasi Korban
Evakuasi korban adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu
untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk
mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.
Prinsip Evakuasi
Alat Pengangkutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu,
namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan,
kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
16
1. Manusia
2. Alat bantu
1. Tandu permanen
2. Tandu darurat
3. Kain keras / ponco / jaket lengan panjang
4. Tali / webbing
Persiapan :
PENANGGUNG JAWAB K3
Demikian Metode K3 Konstruksi dibuat sebagai acuan Keselamatan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
dilapangan.