Anda di halaman 1dari 17

1

METODE K3 KONSTRUKSI
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG DKK/ME (PLAFON, LIFT,
PT. UNO TANOH GENSET, HIDRAN DAN AC SENTRAL)
SEURAMO

I. KEBIJAKAN K3

Kami berkomitmen untuk menerapkan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3) dengan cara sebagai berikut :

 Memotivasi dan mendukung usaha pencegahan kecelakaan dan penyakit yang


diakibatkan oleh pekerjaan.

 Aktif berperan dalam usaha pemenuhan peraturan perundang-undangan dan


persyaratan lain yang berorientasi pada keselamatan dan kesehatan kerja.

 Mengkomunikasikan dan mensosialisasikan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja


kepada pihak terkait.

Menetapkan dan melaksanakan tinjauan secara berkala terhadap sasaran dan program
keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan perbaikan secara berkesinambungan

II. PERENCANAAN

A. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RISIKO BAHAYA


PEMBANGUNAN GEDUNG DKK/ME (PLAFON, LIFT, GENSET, HIDRAN DAN AC
SENTRAL)

IDENTIFIKASI
NO JENIS / TYPE PEKERJAAN JENIS BAHAYA & PENGENDALIAN
RESIKO K3 RISIKO K3
1 2 3 4
1 Pekerjaan Galian & Urugan  Tertimbun  Penggunaan
 longsor helm, sepatu
safety,
kacamata,
sarungtangan,
2 Pekerjaan Dinding  Terkena timpahan  Memakai
masker helem,
 Luka lecet sarung tangan
2

3 Pekerjaan Pasangan Keramik  Tangan lecet  Penggunaan


 Terkena mesin helm, sepatu
pemotong safety,
 Kelilipan serpihan kacamata,
homogeneous sarungtangan,
 debu masker

4 Pekerjaan Pintu Jendela  Terjepit  Penggunaan


 Terpotong alat helm,
sarungtangan,

5 Pekerjaan Plumbing & Sanitasi  Terkena alat  APD : helm,


 terjepit sepatu safety,
sarungtangan,

6 Pekerjaan Mekanikal & Elekitrikal  Tersetrum  Pemasangan


Rambu Awas
 Luka terkena alat
 APD : Safety
 Tertimpa alat shoes, helm,
pancang, bising/ google, masker
pencemaran suara, debu, rompi
debu, safety, safety belt
(bila diperlukan)

B. PEMENUHAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERSYARATAN


LAINNYA/ DASAR DASAR HUKUM PELAKSANAAN K3
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan
dipenuhi dalam melaksanakan paket pekerjaan ini adalah :
- UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
- Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU
- Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja
No.Kep.174/MEN/1986-104/KPTS/1986: Pedoman Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi. Pedoman yang selanjutnya disingkat
sebagai ”Pedoman K3 Konstruksi
- UU No. 1/1970Tentang Keselamatan Kerja.
- UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan
- UU No. 03/1978 Tentang penunjukan dan wewenang
- UU No. 04/1987 Tentang Panitia Pembina keselamatan dan kesehatan kerja

terlindas, tertabrak,
terjepit, tertimpa drum
3

- UU No. 02/1992 Tengang tata cara Penunjukan, kewajiban dan wewenang ahli
keselamatan dan kesehatan
- UU No. 03/1998 Tentang Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
- UU No. 02/1980 Tentang Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja
- SNI 03-2835-1992 Tentang Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
- PP No. 01/1998 Penyelenggaraan Program Jamsostek
- PP No. 28 Tahun 2000 Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
- PP No. 29 Tahun 2000 Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
- Kepmen Tenaga Kerja No. Kep-187/MEN/1999 Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya
- Kepmen PU No. 174/Men/1986 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Tempat Kegiatan Konstruksi
- Permen PU No. 09/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU
- UU No. 01/1980 Tentang Keselamatan dan kesehatan kerja pada konstruksi
bangunan
- UU No. 04/1995 Tentang Perusahaan jasa kesehatan dan keselamatan kerja

C. SASARAN K3 DAN PROGRAM K3

i. SASARAN K3
a. Tidak ada kecelakan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident)
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80 %
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan risiko
pekerjaannya masing-masing
d. Melindungi Pekerja
Tujuan utama penerapan SMK3 adalah untuk melindungi pekerja dari segala
bentuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Bagaimanapun pekerja adalah
asset perusahaan yang paling penting. Dengan menerapkan K3 angka
kecelakaan dapat dikurangi atau ditiadakan sama sekali, hal ini juga akan
menguntungkan bagi perusahaan, karena pekerja yang merasa aman dari
ancaman kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akan bekerja lebih
bersemangat dan produktif.
e. Patuh Terhadap Peraturan dan Undang-Undang
Perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan atau perundang-undangan
yang berlaku pada umumnya terlihat lebih sehat dan exist. Karena
bagaimanapun peraturan atau perundang-undangan yang dibuat bertujuan
untuk kebaikan semua pihak. Dengan mematuhi peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku maka perusahaan akan lebih tertib dan hal ini dapat
meningkatkan citra baik perusahaan itu sendiri. Berapa banyak perusahaan
4

yang melakukan pembangkangan terhadap peraturan yang berlaku mengalami


kebangkrutan atau kerugian karena mengalami banyak permasalahan baik
dengan karyawan, pemerintah dan lingkungan setempat.
f. Meningkatkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
Penerapan SMK3 secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
Betapa banyak pelanggan yang mensyaratkan para pemasok atau supplier
mereka untuk menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001. Karena penerapan
SMK3 akan dapat menjamin proses yang aman, tertib dan bersih sehingga bisa
meningkatkan kualitas dan mengurangi produk cacat. Para pekerja akan
bekerja secara lebih baik, karena mereka terlindungi dengan baik sehingga
bisa lebih produktif. Kecelakaan dapat dihindari sehingga bisa menjamin
perusahaan beroperasi secara penuh dan normal untuk menjamin kontinuitas
supplai kepada pelanggan. Tidak jarang pelanggan melakukan audit K3
kepada para pemasok mereka untuk memastikan bahwa pekerja terlindungi
dengan baik dan proses produksi dilakukan secara aman. Tujuan mereka tidak
lain adalah untuk memastikan bahwa mereka sedang berbisnis dengan
perusahaan yang bisa menjamin kontinuitas supplai bahan baku mereka.
Disamping itu dengan memiliki sertifikat SMK3 atau OHSAS 18001 akan
dapat meningkatkan citra perusahaan sehingga pelanggan semakin percaya
terhadap perusahaan tersebut.
g. Membuat Sistem Manajemen Yang Efektif
Dengan menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001 maka sistem manajemen
keselamatan akan tertata dengan baik dan efektif. Karena didalam SMK3
ataupun OHSAS 18001 dipersyaratkan adanya prosedur yang terdokumentasi,
sehingga segala aktifitas dan kegiatan yang dilakukan akan terorganisir,
terarah, berada dalam koridor yang teratur dan dilakukan secara konsisten.
Rekaman-rekaman sebagai bukti penerapan sistem disimpan untuk
memudahkan pembuktian identifikasi akar masalah ketidaksesuaian. Sehingga
analysis atau identifikasi ketidaksesuaian tidak berlarut-larut dan melebar
menjadi tidak terarah, yang pada akhirnya memberikan rekomendasi yang
tidak tepat atau tidak menyelesaikan masalah. Dalam sistem ini juga
dipersyaratkan untuk dilakukan perencanaan, pengendalian, tinjau ulang,
umpan balik, perbaikan dan pencegahan. Semua itu merupakan bentuk sistem
manajemen yang efektif. Sistem ini juga meminta komitmen manajemen dan
partisipasi dari semua karyawan, sehingga totalitas keterlibatan line
manajemen dengan pekerja sangat dituntut dalam menjalankan semua program
yang berkaitan dengan K3. Keterlibatan secara totalitas ini akan memberikan
lebih banyak peluang untuk melakukan peningkatan atau perbaikkan yang
lebih efektif bagi perusahaan.
5

ii. PROGRAM K3

1. MEMASTIKAN SEMUA PEKERJAN UNTUK MEMATUHI PERATURAN


YANG TELAH DITETAPKAN

2. MELAKUKAN INSPEKSI SECARA RUTIN TERHADAP KONDISI DAN


CARA KERJA BERBAHAYA

3. AKTIVITAS PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN K3 DI PROYEK


a. SAFETY INDUCTION
Tujuan
Safety Induction dilaksanakan untuk memberikan
pengertian dan pemahaman kepada para pekerja dan
staf proyek tentang pentingnya memperhatikan
masalah keselamatan dan kesehatan lingkungan serta
kewajiban memakai APD di tempatkerja masing-
masing, untuk menghindari terjadinya
kecelakaan/bahaya yang dapat merugikan diri pekerja
itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya.

Petunjuk pelaksanaan
- Yang melaksanakan : SHE Officer/ SHE Inspector dan Pelaksana
Keselamatan
- Peserta : Staf, pekerja mandor, pekerja sub kontraktorc.
- Materi : Pengertian umum/ dasar mengenai keselamatan
dankesehatan kerja di lingkungan kerja proyek
- Waktu Pelaksanaan : Setiap ada pekerja baru yang mulai masuk kerja
di proyeke.
- Lain-lain : Pekerja/staf yang telah mendapat induction
akan didata dan diberikan tanda berupa stiker
yang ditempelkan pada helm sebagai identitas

a. SAFETY TALK
Tujuan Safety talk
dilaksanakan untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada para
pekerja dan staf proyek tentang masalah keselamatan dan kesehatan
dilingkungan kerja masing-masing.

Safety talk harus dilaksanakan secara rutin minimal 1x dalam seminggu


sebelum melakukan pekerjaan di hadapan seluruhpekerja dan staf di area
proyek. Masalah yang disampaikan berkaitan dengan keselamatan dalam
melakukan suatu pekerjaan tertentu, maupun masalah keselamatan dan
kesehatan kerja lainnya serta masalah kebersihan.
6

Petunjuk pelaksanaan
- Yang melaksanakan : SHE Officer, SHE Inspector dan Pelaksana
Keselamatan
- Peserta : staf dan pekerja mandor, pekerja sub
kontraktor
- Materi : * pemakaian Alat Pelindung Diri
* aspek keselamatan dalam bekerja
* pencegahan & penanggulangan kebakaran
* kebersihan & kesehatan
- Waktu pelaksanaan : Seminggu sekali, ditetapkan oleh pimpinan
proyek

b. S A F E T Y P A T R O L L.
Tujuan.
Pelaksanaan Safety Patroll dilakukan bersama dengan para Pelaksana /
Mandoryang diatur secara bergilir oleh Safety Inspector yang bertujuan
untuk dapat dilakukan pengontrolan ditaatinya peraturan keselamatan dan
pemakaian APDyang akan menjadi bahan bahasan untuk safety meeting

c. SAFETY MEETING
Tujuan
Dilaksanakan bersama dengan seluruh staf proyek dan
perwakilan mandor dan subkontraktor untuk membahas
masalah-masalah penera pan prosedur keselamatandan
kesehatan kerja yang ada di proyek, kendala yang dihadapi,
solusi yang diambil, dan informasi-informasi lain yang dapat
mendukung program KKLK diproyek. Rapat ini dapat
digabungkan dengan rapat koordinasi mingguan proyekyang
rutin dilaksanakan. Notulen dari rapat tersebut harus dibuat dan
dibagikankepada seluruh peserta rapat.

Petunjuk pelaksanaan
Materi :
 pemakaian Alat Pelindung Diri
 aspek keselamatan dalam bekerja
 pencegahan & penanggulangan kebakaran
 kebersihan & kesehatan

e. GERAKAN KEBERSIHAN
Tujuan
Menanamkan rasa bertanggungjawab kepada seluruh pekerja dan staf
proyekserta semua Sub Cont akan masalah kebersihan dan kesehatan
lingkungan kerja,memupuk rasa gotong royong dan kerjasama.
7

Petunjuk pelaksanaan
 Yang melaksanakan : SHE Inspector, Pelaksana Keselamatan
 Peserta : Staf, semua pekerja mandor & subkontraktor
yang dijadualkan bergiliran.
 Materi : membersihkan seluruh area kerja,
mengumpulkan potongan kayu, merapikan
alat konstruksi, membersihkan bedeng, dan
lain – lain
 Waktu pelaksanaan : Seminggu sekali sesudah Safety Talk

4. RAMBU-RAMBU KKLK (PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA)

Tujuan
Prosedur ini adalah mencakup penggunaan rambu-
rambu untuk area-area yangdiidentifikasikan
terdapat potensi bahaya-bahaya dengan
menggunakan rambu–rambu, penandaan, warna
dan lain–lainnya. Juga Melaksanakan Rencana K3
dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, Rambu-rambu, Spanduk, Poster,
pagar pengaman, jaring pengaman dsb) secara konsisten

Pelaksanaan
Kategori rambu dan warna dasar :

a. BAHAYA
Warna dasar adalah putih dan merah.Pada tingkat ini menunjukkan bahwa
area tersebut sangat berbahaya danberpotensi besar untuk timbul
kecelakaan, sehingga semua pekerja harusmenghindari area tersebut dan
atau mengikuti instruksi yang disampaikan.

b. AWAS
Warna dasar adalah coklat susu dan hitam. Pada tingkat ini
menunjukkanbahwa area tersebut berbahaya dan jika tidak
menghindahkan larangan/instruksi yang disampaikan akan dapat
mengakibatkan adanya kecelakaan/bahaya.
8

c. HATI-HATI
Warna dasar adalah kuning dan hitam Pada tingkat ini menunjukkan
bahwa semua pekerja yang berada di areatersebut agar berhati-hati
terhadap suatu instruksi/kondisi tertentu agar terhindar dari
kecelakaan/bahaya.

d. INFORMASI UMUM KKLK


Warna dasar adalah putih dan hijauRambu yang dipasang untuk
memberikan informasi kepada semuapekerja/pihak yang berada di area
proyek mengenai masalah KKLK.

Pengadaan dan pemasangan

Pengadaan rambu-rambu dilakukan berdasarkan permintaan dari Pelaksana


Keselamatan sesuai dengan kebutuhan di lapangan dan ditujukan kepada
Kepala Bagian Logistik Proyek. Rambu yang telah tiba di site, harus dipasang
pada tempatyang telah ditentukan oleh Pelaksana Keselamatan dan tidak boleh
dipindah ketempat lain tanpa perintah atau seijin Pelaksana Keselamatan.

Pelaksana Keselamatan berkewajiban untuk menjaga keutuhan rambu


tersebut,dan segera melaporkan kepada Manajer Proyek jika dijumpai ada
rambu yangrusak, tidak terpasang pada tempatnya, hilang, maupun sudah
harus segera dipindah/ dilepas karena pemanfaatannya. Rambu yang telah
selesai/ tidak dipergunakan lagi harus segera dikembalikan ke gudang
workshop. Bagi pekerja yang kedapatan merusak/mencuri rambu tersebut,
akan dikenakan sanksi dikeluarkan (usir) dari lokasi kerja dan denda yang
dibebankan kepada mandoryang bersangkutan.

5. MEMASTIKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

a. TUJUAN
Menjelaskan tentang tata tertib penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di
proyek,dan cara pengadaan/ distribusinya serta tanggung jawabnya terhadap
APD tersebut

b. PELAKSANAAN

Alat keselamatan yang wajib dipakai :


 Helm
Wajib digunakan selama berada di area proyek, untuk melindungikepala
dari benda jatuh atau benturan
9

 Sepatu
Wajib dipakai selama berada di area proyek terutama pada pekerjaan
yang beresiko terhadap keselamatan kaki, contoh pekerjaan pengecoran,
pekerjaan perakitan besi.
 Pelindung mata & muka
Wajib dipakai pada pekerjaan yang menimbulkan percikan api/ partikel
kimia, atau benda - benda lainnya yang berbahaya terhadap mata/muka,
 Masker
Wajib digunakan pada pekerjaan yang banyak terdapat debu/ asap
yangmembahayakan paru-paru/pernapasan.
 Sabuk keselamatan
Wajib digunakan oleh pekerja yang bekerja pada ketinggian >4m, pada
perancah, pada saat perakitan besi kolom, dan pada tempat lain yang
berpotensi terjatuh. Sabuk keselamatan harus terpasang dengan
benarpada fungsinya.

6. MEMASTIKAN PENGGUNAAN ALAT - ALAT PROTEKSI


Tujuan.
Mengamankan tempat - tempat berbahaya yang dapat menimbulkan bahaya
jatuh/terperosok pada lobang - lobang dan pinggiran dari lantai struktur.

Beberapa alat proteksi yang harusdigunakan :


a. Tiang railing
Digunakan untuk memproteksi area-area void dan lubang akibat galib.
b. Blue net/Jaring kawat
Berfungsi untuk mencegah adanya benda jatuh ke bagian bawah yang
berbahaya bagi orang yang berada dibawahnya dengan memperhatikan
kondisi-kondisi disekitar yang dekat dengan struktur proyek ( perumahan,
industri, perkantoran dsb )
c. Temporary lighting
Digunakan untuk sarana penerangan lokasi kerja khususnya pada malam
hari
d. Jenis Perlengkapan Keselamatan Kerja lainnya
 Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda
keras selama mengoperasikan atau memelihara AMP.
 Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset
karena licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan
sebagainya.
 Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata
pada lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material
keras lainnya.
 Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang
operator telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
 Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau
mengencangkan baut dan sebagainya.
10

 Alat pelindung telinga, digunakan untuk melindungi telingan dari


kebisingan yang ditimbulkan dari pengoperasian peralatan kerja.
 Perlengkapan K3 diantaranya:
NO ITEM VIEW

1 Sepatu safety

2 Helm proyek

3 Sarung tangan

4 Peralatan PPPK

5 Masker

6 Kaca Mata Las /


Pelindung

7 Penutup Telinga
11

7. PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERMESIN

c. Umum
Seluruh alat-alat bermesin harus dilengkapi dengan manual penggunaan
dan keselamatan yang salinannya dapat diakses secara mudah oleh operator
atau pengawas lapangan.

d. Alat pemaku dan stapler otomatis dan portabel Jika Penyedia Jasa
menggunakan pemaku dan stapler otomatis dan portabel, maka ketentuan
keselamatan di bawah ini harus dipenuhi:
 Alat tidak boleh diarahkan pada orang, walaupun alat tersebut memiliki
pengaman.
 Pemicu pada alat pemaku dan stapler tidak boleh ditekan kecuali ujung
alat diarahkan pada suatu permukaan benda yang aman.
 Perhatian khusus harus diberikan jika memaku di daerah tepi suatu
benda.
 Jika sumber tenaga alat pemaku dan stapler otomatis menggunakan
tenaga pnematik, tidak diperkenankan menggunakan sumber gas yang
berbahaya dan mudah terbakar.
 Alat yang rusak tidak boleh digunakan.
 Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan
saatmenggunakan alat tersebut.
- Alat portabel bermesin (Portable Power Tools)
 Gergaji mesin, mesin pengaduk beton, alat pemotong beton dan alat
bermesinlainnya harus dilengkapi dengan alat pengaman sepanjang
waktu.
 Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan keselamatan berikut:
o Setiap operator harus telah dilatih untuk menggunakan alat-
alattersebut di atas.
o Gunakan hanya alat dan metoda yang tepat untuk setiap jenis
pekerjaanyang dilakukan.
o Alat atau mesin yang rusak tidak boleh digunakan.
o Alat pemotong harus terjaga ketajamannya.
o Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai
harusdigunakan saat menggunakan alat tersebut.
o Daerah di sekitar alat atau mesin harus bersih.
o Kabel penyambung (extension) harus ditempatkan sedemikian
rupaagar terhindar dari kerusakan dari peralatan dan material.
o Penerangan tambahan harus diberikan ketika menggunakan alat
ataumesin tersebut.
- Alat kerekan (hoist) pengangkat material dan orang
 Alat pengangkat material dan orang harus didirikan oleh orang
yangberkompeten.
 Operator harus orang yang terlatih dan diberikan izin khusus untuk
mengoperasikan alat.
 Alat pengangkat harus berada di atas pondasi yang kokoh dan diikat
padabangunan atau struktur.
12

 Akses untuk operator dan personil yang melakukan pemeliharaan harus


aman.
 Keranjang alat pengangkat mempunyai ketinggian minimum 2 m,
dengan sisidan pintu tertutup penuh (solid) atau ditutup dengan ram
kawat dengan diameter kawat minimum 3 mm dan dengan bukaan
maksimum 9 mm. Keranjang alat pengangkat harus ditutup dengan atap
sekurang-kurangnya daripapan kayu atau plywood dengan tebal minimal
18 mm.
 Tinggi pintu keranjang minimum 2 m dan mempunyai kunci yang aman.
Pintusolid harus mempunyai panel yang tembus pandang.
 Jarak dari lantai keranjang ke permukaan tanah tidak boleh lebih dari 50
mm.
 Kerangjang alat pengangkat harus mempunyai mekanisme pengunci
elektro-mekanik yang hanya dapat dibuka dari keranjang dan hanya
dapat dibuka ketika keranjang berada di permukaan tanah serta dapat
mencegah beroperasinya alat pengangkat ketika keranjang sedang
dibuka.
 Pengangkatan dikendalikan di dalam keranjang alat pengangkat.
 Semua bagian dari metal harus dihubungkan ke bumi (earth).
 Alat penyelamat harus ada untuk menghentikan keranjang jika jatuh
ataubergerak terlalu cepat.
 Keterangan pabik pembuat, model dan kapasitas beban harus ditempel
dalam keranjang.
 Harus tersedia suatu mekanisme untuk keadaan darurat dan untuk
mengeluarkan orang yang terjebak dalam keranjang.
 Harus tersedia alarm darurat di dalam keranjang.
 Jika memungkinkan, sediakan alat komunikasi antara operator dan
personilyang bekerja.

- Crane dan alat pengangkat


 Tidak dibenarkan melakukan pekerjaan pemindahan atau pengangkatan
barang/material dengan resiko gangguan fisik terhadap pekerja tanpa
menggunakan alat pengangkat.
 Pekerjaan pemindahan atau pengangkatan barang-barang/material
dengan perbedaan ketinggian lebih dari 5 m dan berat lebih dari 500 kg
harusmenggunakan crane, excavator atau forklift.
 Crane harus diperiksa setiap minggu, dan diperiksa secara menyeluruh
setiap12 bulan oleh orang yang berkompeten. Hasil inspeksi harus
dicatat.
 Harus tersedia sertifikat pengujian alat yang terbaru.
 Operator harus terlatih, kompeten dan berusia di atas 18 tahun.
 Alat kendali (tuas, saklar, dan sebagainya) harus diberi keterangan yang
jelas.
 Sebelum dilakukan pengangkatan, beban yang dapat diangkat hanya
ditentukanoleh operator.
13

 Setiap jib crane dengan kapasitas lebih dari 1 ton harus mempunyai
indikator beban aman (safe load indicator ) yang diperiksa setiap
minggu.
 Crane harus didirikan di atas pondasi yang kokoh.
 Harus disediakan ruang yang cukup untuk pelaksanaan pengangkatan
yangaman.
 Asisten operator harus dilatih untuk memberikan sinyal pada operator
danuntuk mengikatkan beban secara benar dan mengetahui kapasitas
pengangkatan crane.
 Crane harus secara rutin menjalani pemeliharaan menyeluruh.
 Gigi pengangkat harus dalam kondisi baik dan telah diperiksa secara

11 PENANGANAN SAMPAH PROYEK

Tujuan
Mengatur semua teknis yang berhubungan dengan penanganan sampah di sekitar
lokasi proyek, baik yang diakibatkan oleh sisa pekerjaan internal, maupun yang
ditimbulkan akibat pekerjaan kontraktor yang bekerja di lingkungan proyek.
Mencakup semua kebutuhan yang digunakan untuk menjamin bahwa semua area
dan lapangan dipelihara dalam keadaan bersih, rapi, teratur, menarik dan aman
setiap saat.

12 PENANGANAN KONDISI DARURAT

a. Tujuan
Mengatur semua teknis yang berhubungan dengan penanganan kondisi
darurat, pihak-pihak yang terkait, dan prosedur yang harus ditempuh. Keadaan
darurat adalah kejadian penting yang mengancam kehidupan, harta benda dan
lingkungan, meliputi kecelakaan, kebakaran, ledakan, bencana alam,
kerusuhan massa, kebocoran gas, dll.

b. Petunjuk pelaksanaan
Identifikasi keadaan darurat yang mungkin terjadi :
 Ledakan, kebakaran, kerusuhan massa dan ancaman teroris, bencana alam
 Tumpahan minyak, kebocoran gas besar yang mudah meledak/terbakar
 Kecelakaan di tempat kerjadi Kecelakaan lalu lintas
 Pemogokan

c. Jenis bahaya
 Bahaya akibat faktor cuaca
- Jika terjadi angin kencang, untuk pekerja yang sedang berada di
ketinggian harus segera menghentikan pekerjaan dan memindahkan
semua peralatan kerja dan mengamankannya.
- Jika terjadi suhu panas yang berlebihan, segera keluar dari ruangan
tersebut, karena suhu tinggi dapat mengakibatkan luka.
14

 Bahaya akibat kebakaran


Jika terjadi kebakaran, segera ambil APAR, dan semprotkan sesuai
prosedur. Jika api tidak tertanggulangi maka segera lakukan tindakan
evakuasi sebelum api makin membesar.

 Bahaya akibat sengatan listrik-Sengatan listrik dapat mengakibatkan


kematian, demikian halnyadengan sistem pengisolasian yang buruk,
metode pentanahanyang tidak benar, ada pekerjaan penggalian, dan
kerusakan padaalat.-Hanya orang yang berkompeten yang diijinkan untuk
menghidupkan dan memutuskan aliran listrik-Semua pekerjaan listrik
yang berhubungan dengan lokasi yang ber-air, harus dilakukan dengan
prosedur yang tepat

 Bahaya akibat kebakaran


- Material/sampah yang berpotensi mudah terbakar harus dipisahkan
dari area kerja, dan dijauhkan dari sumber api
- Dilarang keras untuk merokok di semua area konstruksi, kecuali diarea
yang ditetapkan

a. Prosedur pelaporana.
 Semua kejadian bahaya yang terjadi pada waktu selama jam kerja(Senin-
Sabtu, jam 08.00 – 18.00) dan setelah jam kerja (termasuk harilibur dan
waktu kerja di luar jamkerja normal) harus dilaporkan secaratertulis dalam
suatu log bookb.
 Kontak radio segera dengan menyatakan dengan jelas “telah
terjadikeadaan darurat, mohon tidak menggunakan jalur radio kecuali
pesan penting”.
 Segera hubungi petugas PPPK, pemadam kebakaran, kepolisiand.Siapkan
lokasi evakuasi dengan perlengkapan PPPK yang diperlukan,dan akses
masuk untuk lalu lintas kendaraan darurat.
15

13. FLOW CHART PENANGGULANGAN KECELAKAAN & KEADAAN


DARURAT

12 EVAKUASI KECELAKAAN KERJA

Evakuasi Korban

Evakuasi korban adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu
untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk
mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.

Prinsip Evakuasi

1. Dilakukan jika mutlak perlu


2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta
memilik penanganan medis dasar (seperti paramedik, para pelaku
Pertolongan Pertama Palang Merah Indonesia dan lain-lain).
4. Semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau
bahkan kematian

Alat Pengangkutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu,
namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan,
kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
16

1. Manusia

Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut


mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.

Bila satu orang maka penderita dapat:

1. Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak


2. Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah
tulang
3. Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas,

Bila dua orang maka penderita dapat:

Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila


korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban
patah tulang leher atau tulang punggung.

1. Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan


2. Model membawa balok
3. Model membawa kereta

2. Alat bantu

1. Tandu permanen
2. Tandu darurat
3. Kain keras / ponco / jaket lengan panjang
4. Tali / webbing

Persiapan :

Yang perlu diperhatikan:

1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak


berdasarkanpenilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka,
patah tulang dan angguan persendian
2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban
diangkut
4. Memilih alat
5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan
penderita yang tidak daolam posisi benar.
17

III. STRUKTUR ORGANISASI K3 DI PROYEK

PENANGGUNG JAWAB K3

EMERGENCY/ P3K KEBAKARAN


KEDARURATAN

Demikian Metode K3 Konstruksi dibuat sebagai acuan Keselamatan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
dilapangan.

Jakarta, 14 Maret 2018


PT. UNO TANOH SEURAMO

IRAWAN NYAK MUSA


Direktur

Anda mungkin juga menyukai