Makalah Eksistensi Manusia Dalam Pandangan Islam - Frisca Rehandani
Makalah Eksistensi Manusia Dalam Pandangan Islam - Frisca Rehandani
Dosen Pengajar :
Ridho., S.Ag., M.Ag
Disusun Oleh :
Nama : Frisca Rehandani
Nim : 2321028
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES TENGKU MAHARATU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Eksistensi Manusia Dalam
Pandangan Islam” ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Agama Islam. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Eksistensi Manusia Dalam Pandangan
Islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ridho., S.Ag., M.Ag, selaku dosen
mata kuliah Agama Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini..
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Frisca Rehandani
i
DAFTAR ISI
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
mendengar, melihat, merasa, meraba, mencium dan daya gerak. Sementara itu unsur
immateri mempunyai dua daya, yaitu daya berfikir yang disebut akal dan daya rasa yang
berpusat di kalbu. Untuk membangun daya fisik perlu dibina melalui latihan-latihan
ketrampilandan panca indera.
Al-Quran mangatakan bahwa manusia adalah hasil ciptaan Allah dan anugerah yang
diberikan kepada manusia sangatlah banyak sekali. Al-Quran sebagai kitab suci umat
islam tidak hanya berbicara mengenai petunjuk praktis dan prinsip kehidupan umat
manusia, namun berbicara juga mengenai proses penciptaan manusia. Untuk itu, islam
memiliki kitab suci Al-Qur’an untuk menjelaskan bagaimana proses penciptaan manusia
mulai dari hanya setitik air yang hina hingga berkembang secara kompleks.
Didalam Al-Quran proses penciptaan manusia terjadi dengan dua tahapan yang berbeda.
Tahapan Pertama adalah Tahapan Primordial dan Tahapan Biologi.
1. Tahapan Primordial
Tahapan pertama adalah saat manusia pertama diciptakan pertama kali dari saripati tanah
dan diberikan ruh hingga bentuk yang seindah-indahnya. Hal ini dijelaskan dalam
beberapa ayat sebagai berikut :
Qs. Al-An’am[6] ayat 2
َس ًّمى ِع ْندَ ٗه ث ُ َّم ا َ ْنت ُ ْم ت َ ْمت َُر ْون ْٓ َي َخلَقَكُ ْم م ِْن طِ ي ٍْن ث ُ َّم ق
َ ضى ا َ َج اًل َوا َ َج ٌل ُّم ْ ه َُو الَّ ِذ
Terjemahan
“Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal
(kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah
mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).”
4
2. Tahapan Biologi
Tahapan biologi adalah hukum Allah melalui proses biologis yang terdapat dalam fisik
atau tubuh manusia beserta segala perangkatnya. Proses biologi ini membedakan hakikat
manusia menurut islam dengan mahluk lainnya yang tidak memiliki ruh dan akal untuk
mengambil keputusan saat dewasanya.
Allah berfirman dalam Surat Al-Mu’minuun ayat 12-14, yang berbunyi:
ْ علَقَةا فَ َخلَ ْقنَا ْال َعلَقَةَ ُم
ضغَةا فَ َخلَ ْقنَا ْ ُّطفَةا ِف ْي قَ َر ٍار َّم ِكي ٍْن ۖ ۨ ث ُ َّم َخلَ ْقنَا الن
َ َطفَة ْ ُسللَ ٍة م ِْن طِ ي ٍْن ۨ ث ُ َّم َج َع ْلنهُ ن ُ سانَ م ِْن ِ ْ َولَقَدْ َخلَ ْقنَا
َ اْل ْن
َس ُن ْالخ ِل ِق ْين
َ ّللاُ ا َ ْح
ٰ َارك َ َس ْونَا ْالعِظ َم لَ ْح اما ث ُ َّم ا َ ْنشَأْنهُ خ َْلقاا اخ ََر فَتَب
َ ضغَةَ عِظ اما فَ َك ْ ْال ُم
Terjemahan
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah (12). Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim) (13.) Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian
kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik (14).” (Q.S. Al-Mu’minuun ayat 12-14)
5
Sehingga itulah proses penciptaan manusia yang telah di jelaskan dalam Al-Quran dan
Hadits. Kita wajib mengimani salah satu rukun iman ini, karena penjelasan tentang
kehidupan dunia ada didalamnya. Sehingga Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman
kehidupan kita didunia untuk menuju akhirat.
س ا َِّْل ِل َي ْعبُد ُْو ِن ِ ْ َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو
َ اْل ْن
Terjemahan
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
Ayat diatas tersebut merupakan dalil yang berkenaan tentang keberadaan manusia di
dunia. Manusia di dunia untuk mengabdi kepada Allah SWT. Bentuk pengabdiannya
tersebut berupa pengakuan atas keberadaan Allah SWT, melaksanakan perintahNya serta
menjauhi laranganNya. Sebagai bentuk mengakui keberadaan Allah adalah dengan
mengikuti Rukun Iman dan Rukun Islam.
Sebagai bagian dari mengabdi kepada Allah SWT adalah menunaikan Rukun Islam,
yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai karcis masuk Islam, melakukan shalat,
membayar zakat, melakukan puasa serta menunaikan ibadah haji. Dengan demikian
dapat disimpulkan keberadaan manusia diciptakan Allah untuk menjadi manusia yang
Islami (Islam yang benar). Menjadi Islam yang benar adalah dengan mengerti,
memahami dan melaksanakan dalam kehidupan apa yang telah dilarangNya, dengan kata
lain secara konsisten melaksanakan Rukun Iman dan Rukun Islam.
Eksistensi manusia di dunia adalah sebagai tanda kekuasaan Allah SWT terhadap
hamba-hambaNya, bahwa dialah yang menciptakan, menghidupkan dan menjaga
kehidupan manusia. tujuan diciptakannya manusia dalam konteks hubungan manusia
dengan Allah SWT adalah dengan mengimani Allah SWT dan memikirkan ciptaanNya
untuk menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sedangkan dalam
konteks hubungan manusia dengan manusia serta manusia dengan alam adalah untuk
berbuat amal, yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap sesama
manusia, serta tidak merusak alam.
Terkait dengan tujuan hidup manusia dengan manusia lain dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia
Dalam al-qur’an Q.S. Al-Anbiya ayat 107 yang berbunyi :
َس ْلنكَ ا َِّْل َرحْ َمةا ل ِْلعلَ ِميْن
َ َو َما ْٓ ا َ ْر
Terjemahan
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi seluruh alam.”
Ayat diatas menerangkan tujuan manusia diciptakan oleh Allah SWT dan
berada didunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Jadi manusia
7
sebagai rahmat adalah manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk menebar dan
memberikan kasih sayang kepada alam semesta.
2. Tujuan Individu Adanya Manusia di Dunia
Tujuan setiap individu di dunia adalah sukses di dunia dan di akhirat dengan
cara melaksanakan amal shaleh yang merupakan investasi pribadi manusia sebagai
individu. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat 97 yang berbunyi:
َس ِن َما كَانُ ْوا َي ْع َملُ ْون َ َ ط ِي َبةا َولَنَ ْج ِز َينَّ ُه ْم ا
َ ْجْرهُ ْم ِباَح َ صا ِل احا م ِْن ذَك ٍَر ا َ ْو ا ُ ْنثى َوه َُو ُمؤْ مِ ٌن فَلَنُ ْح ِي َينَّهٗ َحيوة ا َ َم ْن
َ ع ِم َل
Terjemahan
“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.”
3. Tujuan Individu Dalam Keluarga
Manusia di dunia tidak hidup sendirian. Manusia merupakan makhluk sosial
yang mempunyai sifat hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain.
Dalam kaitannya dengan tujuan individu daln keluarga adalah agar individu tersebut
menemukan ketentraman, kebahagian dan membentuk keluarga sakinah, mawaddah
dan rahmah. Manusia diciptakan berpasang-pasangan. Oleh sebab itu, sudah wajar
manusia baik laki-laki dan perempuan membentuk keluarga. Tujuan manusia
berkeluarga menurut Q.S. Ar-Ruum ayat 21 yang berbunyi:
ٍ مِن ايت ِْٓه ا َ ْن َخلَقَ لَكُ ْم مِ ْن ا َ ْنفُ ِسكُ ْم ا َ ْز َوا اجا ِلت َ ْسكُنُ ْْٓوا اِلَ ْي َها َو َجعَ َل بَ ْينَكُ ْم َّم َودَّة ا َّو َر ْح َمةا ا َِّن فِ ْي ذلِكَ َْلي
َت ِلقَ ْو ٍم يَّتَفَ َّك ُر ْون ْ َو
Terjemahan
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-
pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
berpikir.”
Tujuan hidup berkeluarga dari setiap manusia adalah supaya tentram. Untuk
menjadi keluarga yang tentram, Allah SWT memberikan rasa kasih sayang. Oleh
sebab itu, dalam keluarga harus dibangun rasa kasih sayang satu sama lain.
8
Pada dasarnya manusia memiliki dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu
masyarakat
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasan alam di sekelilingnya
Istilah masyarakat dalam Ilmu sosiologi adalah kumpulan individu yang bertempat
tinggal di suatu wilayah dengan batas-batas tertentu, dimana factor utama yang
menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota-anggotanya .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan berbagai aspek yang telah kami bahas, maka dapat kami simpulkan bahwa:
1. Eksistensi manusia dalam perspektif pandangan islam adalah sesuatu yang ada yang
merupakan perpaduan antara unsur jasmani dan unsur rohani atau antara unsur materi
dan unsur immateri, yaitu perpaduan antara badan (sebagai unsur materi), akal dan ruh
(sebagai unsur immateri). Unsur-unsur tersebut mewujud dalam diri manusia dan
merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan.
2. Berdasarkan Al-Quran, penciptaan manusia bertujuan untuk Mengabdi Kepada Allah
(Beriman), Memanfaatkan Alam Semesta (Beramal), Membentuk Sejarah Dan
Peradaban (Berilmu) baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
3. Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa fungsi dan peran manusia dimuka bumi adalah
sebagai Khalifah (pemimpin) baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang banyak.
4. Potensi diri manusia terdiri dari potensi fisik yaitu tubuh manusia sebagai sebuah
sistem yang paling sempurna bila dibandingkan dengan makhlik Allah lainnya seperti:
binatang, jin, malaikat. Sedangkan potensi non fisik adalah hati, ruh, indera dan akal
pikiran. Potensi apapun yang dimiliki manusia masing-masing memiliki fungsi dan
perannya, oleh karenanya harus dimanfaatkan dngan sebaik-baiknya agar dapat
berguna bagi diri dan lingkungannya.
3.2 Saran
Semoga dengan mengetahui dan memahami Eksistensi Manusia menurut
pandangan Islam ini akan menginspirasi untuk menjadi manusia yang seutuhnya yang
diinginkan oleh Allah SWT. Sehingga hidup memiliki arah dan tujuan yang jelas,
yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak.
Kami sadar sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan. Akhirnya dengan hanya
mengharap Ridha-Nya semoga tulisan ini dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca. Aamiin.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Budi. (2018). KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM Studi terhadap Eksistensi
Manusia. Wahana Inovasi, 7(2), 73-84.
Syakban, Ismail. (2019). Eksistensi Manusia Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal Kajian
Dan Pengembangan Umat, 2(1), 59-72.
Bayraktar Bayrakli, Eksistensi Manusia (terj. Suharsono), Perenial press, Jakarta, 1996
M. Yasir Nasution, Manusia menurut Al-Ghazali, Rajawali, Jakarta, 1988, h. 64-65
Elmubarok, Zaim. Dkk. 2013. Islam Rahmatan Lil ‘Alamin. Semarang: Unnes Press.
Dr. Ir. H. Purwanto, SK., MSi; H.Jazuli Suryadhi, S.Ag., M.Si.; Agus Herta Sumarto, SP., M.Si,
Etika Membangun Masyarakat Islam Modern Edisi 3 (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2016),
1-11