Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AGAMA ISLAM

“ EKSISTENSI MANUSIA DALAM


PANDANGAN ISLAM ”

Dosen Pengajar :
Ridho., S.Ag., M.Ag

Disusun Oleh :
Nama : Frisca Rehandani
Nim : 2321028

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES TENGKU MAHARATU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Eksistensi Manusia Dalam
Pandangan Islam” ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Agama Islam. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Eksistensi Manusia Dalam Pandangan
Islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ridho., S.Ag., M.Ag, selaku dosen
mata kuliah Agama Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini..

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 02 Oktober 2023

Frisca Rehandani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................ 1
BAB II .............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian & Makna Eksistensi Manusia Dalam Pandangan Islam...................................... 2
2.2 Proses Penciptaan Manusia................................................................................................. 3
2.3 Tujuan Manusia diciptakan................................................................................................. 5
BAB III ............................................................................................................................................. 9
PENUTUP ........................................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 9
3.2 Saran.................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 10

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Allah SWT sebagai pencipta telah menciptakan langit dan bumi, dan segala sesuatu yang
ada di antara keduanya. Salah satu ciptaan Allah itu adalah manusia, yang diberi
keistimewaan berupa kemampuan berpikir yang melebihi jenis makhluk lain yang sama-sama
menjadi penghuni bumi. Kemampuan berpikir itulah yang diperintahkan Allah agar
dipergunakan untuk mendalami wujud atau hakikat dirinya dan tidak semata-mata
dipergunakan untuk memikirkan segala sesuatu di luar dirinya.
Keberadaan manusia sebenarnya sudah tercantum dalam ayat-ayat Al-Quran, berita
mengenai manusia, proses penciptaan manusia sampai tatanan kehidupan manusia pun sudah
diatur di dalam Al-Quran. Pendidikan islam akan memberikan bimbingan bagaimana
menjadikan manusia sebagai manusia yang beriman sekaligus sebagai khalifah yang
bertanggung jawab.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Eksistensi Manusia menurut pandangan Islam,
kajian ini diharapkan akan menghantarkan kepada kita untuk menjadi manusia yang
berkepribadian muslim yang bertaqwa kepada Allah dengan pengamalan dari aplikasi
kehidupan kita sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang pemikiran diatas, ada beberapa pokok permasalahan yang
dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1.2.1 Apa pengertian dan makna Eksistensi Manusia dalam pandangan Islam?
1.2.2 Bagaimana proses penciptaan manusia terjadi?
1.2.3 Apa tujuan manusia diciptakan?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dari topik ini adalah :
1.3.1 Menjelaskan Eksistensi Manusia dalam pandangan Islam
1.3.2 Menjelaskan proses penciptaan manusia
1.3.3 Menjelaskan tujuan manusia diciptakan
1.3.4 Menjelaskan fungsi dan peran manusia diciptakan
1.3.5 Menjelaskan keunggulan & potensi manusia
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian & Makna Eksistensi Manusia Dalam Pandangan Islam


Secara bahasa, eksistensialisme berasal dari kata eksistensi, eksistensi berasal dari
bahasa Inggris yaitu excitence; dari bahasa latin existere yang berarti muncul, ada,
timbul, memilih keberadaan aktual. Dari kata ex berarti keluar dan sistere yang berarti
muncul atau timbul. Beberapa pengertian secara istilah, yaitu pertama: apa yang ada,
kedua: apa yang memiliki aktualitas (ada), dan ketiga adalah segala sesuatu (apa saja)
yang di dalam menekankan bahwa sesuatu itu ada.
Pemahaman secara umum, eksistensi berarti keberadaan. Akan tetapi, eksistensi
dalam kalangan filsafat eksistensialisme memiliki arti sebagai cara berada manusia,
bukan lagi apa yang ada, tapi, apa yang memiliki aktualisasi (ada). Cara manusia berada
di dunia berbeda dengan cara benda-benda. Dalam filsafat eksistensialisme, bahwa benda
hanya sebatas “berada”, sedangkan manusia lebih apa yang dikatakan “berada”, bukan
sebatas ada, tetapi “bereksistensi”. Hal inilah yang menunjukan bahwa manusia sadar
akan keberadaanya di dunia, berada di dunia, dan mengalami keberadaanya berada di
dunia.
Sebagaimana yang telah dikutip oleh Bayraktar Bayrakli makna terkaya dan
terdalam dari istilah eksistensi adalah ditemukan dalam bahasa Arab. Eksistensi berasal
dari akar kata kerja wajada, bentuk kata kerja ini berarti “ menemukan “ dan turunannya
adalah wujud (ada), Wijdan (sadar), wajd (nirwana) dan wujd. Ketika digunakan dalam
bentuk wajd,wujd dan wijdan berarti “mempunyai milik,” dan mempunyai milik pada
akhirnya mengantarkan pada wujud independen, yakni wujud yang tidak tergantung pada
yang lain.
Adapun pengertian eksistensi manusia oleh Al-Ghazali didefinisikan sebagai
komposisi yang memperlihatkan keberadaan manusia dalam suatu totalitas. Yaitu
manusia sebagai kenyataan factual terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu
komposisi yang menunjukkan keberadaannya. Eksistensi manusia merupakan perpaduan
antara beberapa unsur yang tidak bisa dipisah-pisahkan.
Menurut Ibnu Qayyim, hakikat diri manusia itu merupakan perpaduan antara
beberapa unsur yang saling berkaitan dan tidak mungkin dipisah-pisahkan antara satu
dengan yang lainnya. Beberapa unsur yang dimaksud itu adalah ruh, akal dan badan.
Menurut Harun Nasution, unsur materi manusia mempunyai daya fisik seperti
3

mendengar, melihat, merasa, meraba, mencium dan daya gerak. Sementara itu unsur
immateri mempunyai dua daya, yaitu daya berfikir yang disebut akal dan daya rasa yang
berpusat di kalbu. Untuk membangun daya fisik perlu dibina melalui latihan-latihan
ketrampilandan panca indera.

2.2 Proses Penciptaan Manusia


Dalam Surat Al-Mulk Ayat 23 yang berbunyi:
َ‫ار َو ْاْلَ ْفـِٕدَة َ َق ِل ْي اًل َّما ت َ ْشكُ ُر ْون‬
َ ‫ص‬ َ ْ ‫س ْم َع َو‬
َ ‫اْل ْب‬ َّ ‫شاَكُ ْم َو َجعَ َل لَكُمُ ال‬ ْْٓ ‫قُ ْل ه َُو الَّذ‬
َ ‫ِي ا َ ْن‬
Terjemahan
“Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati." (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.”

Al-Quran mangatakan bahwa manusia adalah hasil ciptaan Allah dan anugerah yang
diberikan kepada manusia sangatlah banyak sekali. Al-Quran sebagai kitab suci umat
islam tidak hanya berbicara mengenai petunjuk praktis dan prinsip kehidupan umat
manusia, namun berbicara juga mengenai proses penciptaan manusia. Untuk itu, islam
memiliki kitab suci Al-Qur’an untuk menjelaskan bagaimana proses penciptaan manusia
mulai dari hanya setitik air yang hina hingga berkembang secara kompleks.
Didalam Al-Quran proses penciptaan manusia terjadi dengan dua tahapan yang berbeda.
Tahapan Pertama adalah Tahapan Primordial dan Tahapan Biologi.
1. Tahapan Primordial
Tahapan pertama adalah saat manusia pertama diciptakan pertama kali dari saripati tanah
dan diberikan ruh hingga bentuk yang seindah-indahnya. Hal ini dijelaskan dalam
beberapa ayat sebagai berikut :
 Qs. Al-An’am[6] ayat 2
َ‫س ًّمى ِع ْندَ ٗه ث ُ َّم ا َ ْنت ُ ْم ت َ ْمت َُر ْون‬ ْٓ َ‫ي َخلَقَكُ ْم م ِْن طِ ي ٍْن ث ُ َّم ق‬
َ ‫ضى ا َ َج اًل َوا َ َج ٌل ُّم‬ ْ ‫ه َُو الَّ ِذ‬
Terjemahan
“Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal
(kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah
mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).”
4

 Qs. Shaad [38] ayat 71


ٰۤ
‫اِذْ قَالَ َربُّكَ ل ِْل َمل ِٕى َك ِة اِن ِْي خَا ِل ٌۢ ٌق بَش اَرا ِم ْن طِ ي ٍْن‬
Terjemahan
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan
menciptakan manusia dari tanah.”

 Qs. Al-Hijr [15] ayat 28


ٰۤ
َ ‫َواِذْ قَا َل َربُّكَ ل ِْل َمل ِٕى َك ِة اِنِ ْي خَال ٌۢ ٌِق بَش اَرا م ِْن‬
َ ‫ص ْل‬
‫صا ٍل م ِْن َح َم ٍا َّم ْسنُ ْو ٍن‬
Terjemahan
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sungguh, Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi
bentuk.”

Didalam ayat-ayat Al-Quran tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia


dari bahan dasar tanah yang kemudian dengan kekuasaan dan hukum-hukumnya
dibentuk rupa dan beragam fungsi dari fisik yang ada dalam tubuh manusia. Hal ini
tentunya dilakukan Allah pada manusia pertama yaitu Nabi Adam AS. Hingga setelah itu
ada proses penciptaan manusia berupa hukum biologis.

2. Tahapan Biologi
Tahapan biologi adalah hukum Allah melalui proses biologis yang terdapat dalam fisik
atau tubuh manusia beserta segala perangkatnya. Proses biologi ini membedakan hakikat
manusia menurut islam dengan mahluk lainnya yang tidak memiliki ruh dan akal untuk
mengambil keputusan saat dewasanya.
Allah berfirman dalam Surat Al-Mu’minuun ayat 12-14, yang berbunyi:
ْ ‫علَقَةا فَ َخلَ ْقنَا ْال َعلَقَةَ ُم‬
‫ضغَةا فَ َخلَ ْقنَا‬ ْ ُّ‫طفَةا ِف ْي قَ َر ٍار َّم ِكي ٍْن ۖ ۨ ث ُ َّم َخلَ ْقنَا الن‬
َ َ‫طفَة‬ ْ ُ‫سللَ ٍة م ِْن طِ ي ٍْن ۨ ث ُ َّم َج َع ْلنهُ ن‬ ُ ‫سانَ م ِْن‬ ِ ْ ‫َولَقَدْ َخلَ ْقنَا‬
َ ‫اْل ْن‬
َ‫س ُن ْالخ ِل ِق ْين‬
َ ‫ّللاُ ا َ ْح‬
ٰ َ‫ارك‬ َ َ‫س ْونَا ْالعِظ َم لَ ْح اما ث ُ َّم ا َ ْنشَأْنهُ خ َْلقاا اخ ََر فَتَب‬
َ ‫ضغَةَ عِظ اما فَ َك‬ ْ ‫ْال ُم‬
Terjemahan

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah (12). Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim) (13.) Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian
kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik (14).” (Q.S. Al-Mu’minuun ayat 12-14)
5

Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :


"Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya)
dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula
(empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh
hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk
meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan /menetapkan) empat kalimat (macam):
rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Muslim)

Sehingga itulah proses penciptaan manusia yang telah di jelaskan dalam Al-Quran dan
Hadits. Kita wajib mengimani salah satu rukun iman ini, karena penjelasan tentang
kehidupan dunia ada didalamnya. Sehingga Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman
kehidupan kita didunia untuk menuju akhirat.

2.3 Tujuan Manusia diciptakan


Allah SWT berfirman dalam Surat Al – Mulk ayat 1-2 yang berbunyi :
‫ع َم اًل َوه َُو ا ْل َع ِزي ُْز‬ َ ‫ي َخلَقَ ْال َم ْوتَ َو ْال َحيوة َ ِل َي ْبلُ َوكُ ْم اَيُّكُ ْم ا َ ْح‬
َ ‫س ُن‬ ْ ‫ش ْيءٍ قَ ِدي ٌْر ۨ الَّ ِذ‬ َ ‫ي ِب َي ِد ِه ْال ُم ْل ۖكُ َوه َُو‬
َ ‫على كُ ِل‬ ْ ‫ت َب َركَ الَّ ِذ‬
‫ْالغَفُ ْو ُر‬
Terjemahan
“ Maha Suci Allah yang dalam genggaman tangan-Nya, (yakni kekuasaan pengelolaan-
Nya semua) kerajaan (di alam raya ini) dan (hanya) Dia (sendiri yang) Maha kuasa atas
segala sesuatu (1). Dia yang menciptakan (yakni mewujudkan atau menetapkan adanya)
kematian dan kehidupan untuk menguji kamu siapakah di antara kamu yang terbaik
amalnya (berupa kerja dan perbuatan di pentas kehidupan), dan Dia Maha kuasa lagi
maha pengampun (2).“
Dari Surat Al – Mulk, [67] ayat 1-2 tersebut dapat kita temukan arti bahwa Allah
SWT membuat sebuah perumpamaan bahwa hidup dan mati diciptakan untuk menguji
siapa yang terbaik pekerjaannya, perbuatannya dan amalannya. Jadi, Kehidupan ini
adalah kontes perbuatan antara manusia dengan Allah dan Malaikat sebagai Jurinya.
Dengan aturan (syariat) yang telah Allah berikan kepada Para Nabi dan Para Nabi
menyampaikan aturan (syariat) itu kepada umatnya termasuk kita semua. Sehingga kita
wajib mengikuti aturan yang telah diberikan Allah kepada Para Nabi.
Allah menciptakan alam semesta ini pastilah mempunyai tujuan, begitu juga
dengan manusia. Manusia diciptakan karena ada tujuannya. Allah SWT berfirman dalam
surah Adz-Dzariyat ayat 56 yang berbunyi:
6

‫س ا َِّْل ِل َي ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬
Terjemahan
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”

Ayat diatas tersebut merupakan dalil yang berkenaan tentang keberadaan manusia di
dunia. Manusia di dunia untuk mengabdi kepada Allah SWT. Bentuk pengabdiannya
tersebut berupa pengakuan atas keberadaan Allah SWT, melaksanakan perintahNya serta
menjauhi laranganNya. Sebagai bentuk mengakui keberadaan Allah adalah dengan
mengikuti Rukun Iman dan Rukun Islam.
Sebagai bagian dari mengabdi kepada Allah SWT adalah menunaikan Rukun Islam,
yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai karcis masuk Islam, melakukan shalat,
membayar zakat, melakukan puasa serta menunaikan ibadah haji. Dengan demikian
dapat disimpulkan keberadaan manusia diciptakan Allah untuk menjadi manusia yang
Islami (Islam yang benar). Menjadi Islam yang benar adalah dengan mengerti,
memahami dan melaksanakan dalam kehidupan apa yang telah dilarangNya, dengan kata
lain secara konsisten melaksanakan Rukun Iman dan Rukun Islam.
Eksistensi manusia di dunia adalah sebagai tanda kekuasaan Allah SWT terhadap
hamba-hambaNya, bahwa dialah yang menciptakan, menghidupkan dan menjaga
kehidupan manusia. tujuan diciptakannya manusia dalam konteks hubungan manusia
dengan Allah SWT adalah dengan mengimani Allah SWT dan memikirkan ciptaanNya
untuk menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sedangkan dalam
konteks hubungan manusia dengan manusia serta manusia dengan alam adalah untuk
berbuat amal, yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap sesama
manusia, serta tidak merusak alam.

Terkait dengan tujuan hidup manusia dengan manusia lain dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia
Dalam al-qur’an Q.S. Al-Anbiya ayat 107 yang berbunyi :
َ‫س ْلنكَ ا َِّْل َرحْ َمةا ل ِْلعلَ ِميْن‬
َ ‫َو َما ْٓ ا َ ْر‬
Terjemahan
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi seluruh alam.”
Ayat diatas menerangkan tujuan manusia diciptakan oleh Allah SWT dan
berada didunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Jadi manusia
7

sebagai rahmat adalah manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk menebar dan
memberikan kasih sayang kepada alam semesta.
2. Tujuan Individu Adanya Manusia di Dunia
Tujuan setiap individu di dunia adalah sukses di dunia dan di akhirat dengan
cara melaksanakan amal shaleh yang merupakan investasi pribadi manusia sebagai
individu. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat 97 yang berbunyi:
َ‫س ِن َما كَانُ ْوا َي ْع َملُ ْون‬ َ َ ‫ط ِي َبةا َولَنَ ْج ِز َينَّ ُه ْم ا‬
َ ْ‫جْرهُ ْم ِباَح‬ َ ‫صا ِل احا م ِْن ذَك ٍَر ا َ ْو ا ُ ْنثى َوه َُو ُمؤْ مِ ٌن فَلَنُ ْح ِي َينَّهٗ َحيوة ا‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫ع ِم َل‬
Terjemahan
“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.”
3. Tujuan Individu Dalam Keluarga
Manusia di dunia tidak hidup sendirian. Manusia merupakan makhluk sosial
yang mempunyai sifat hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain.
Dalam kaitannya dengan tujuan individu daln keluarga adalah agar individu tersebut
menemukan ketentraman, kebahagian dan membentuk keluarga sakinah, mawaddah
dan rahmah. Manusia diciptakan berpasang-pasangan. Oleh sebab itu, sudah wajar
manusia baik laki-laki dan perempuan membentuk keluarga. Tujuan manusia
berkeluarga menurut Q.S. Ar-Ruum ayat 21 yang berbunyi:
ٍ ‫مِن ايت ِْٓه ا َ ْن َخلَقَ لَكُ ْم مِ ْن ا َ ْنفُ ِسكُ ْم ا َ ْز َوا اجا ِلت َ ْسكُنُ ْْٓوا اِلَ ْي َها َو َجعَ َل بَ ْينَكُ ْم َّم َودَّة ا َّو َر ْح َمةا ا َِّن فِ ْي ذلِكَ َْلي‬
َ‫ت ِلقَ ْو ٍم يَّتَفَ َّك ُر ْون‬ ْ ‫َو‬
Terjemahan
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-
pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
berpikir.”

Tujuan hidup berkeluarga dari setiap manusia adalah supaya tentram. Untuk
menjadi keluarga yang tentram, Allah SWT memberikan rasa kasih sayang. Oleh
sebab itu, dalam keluarga harus dibangun rasa kasih sayang satu sama lain.
8

4. Tujuan Individu Dalam Masyarakat


Oleh sebab itu, apabila dalam suatu masyarakat ingin hidup damai dan serba
kecukupan, maka kita harus mengajak setiap anggota masyarakat untuk memelihara
iman dan takwa. Allah berfirman :
َ‫ض َولك ِْن َكذَّب ُْوا فَا َ َخذْن ُه ْم بِ َما كَانُ ْوا يَ ْك ِسب ُْون‬ َ ْ ‫س َم ٰۤاءِ َو‬
ِ ‫اْل ْر‬ َ ‫َولَ ْو ا َ َّن ا َ ْه َل ْالقُ ْٓرى ا َمنُ ْوا َواتَّقَ ْوا لَفَت َحْ نَا‬
ٍ ‫علَ ْي ِه ْم بَ َرك‬
َّ ‫ت مِنَ ال‬
Terjemahan
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang

telah mereka kerjakan.”

Pada dasarnya manusia memiliki dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu
masyarakat
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasan alam di sekelilingnya

Istilah masyarakat dalam Ilmu sosiologi adalah kumpulan individu yang bertempat
tinggal di suatu wilayah dengan batas-batas tertentu, dimana factor utama yang
menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota-anggotanya .

5. Tujuan Individu Dalam Bernegara


Sebagai makhluk hidup yang selalu ingin berkembang menemukan jati diri
sebagai pribadi yang utuh, maka manusia harus hidup bermasyarakat/bersentuhan
dengan dunia sosial. Lebih dari itu manusia sebagai individu dari masyarakat
memiliki jangkauan yang lebih luas lagi yakni dalam kehidupan bernegara. Maka,
tujuan individu dalam bernegara adalah menjadi warganegara yang baik di dalam
lingkungan negara yang baik yaitu negara yang aman, nyaman serta makmur.
Tehadap setiap nikmat mari kita bersyukur. Apabila Banyak warga bangsa yang
tidak mensyukuri nikmat Allah, bahkan berkeluh kesah atau mengingkari nikmat
maka akan membuat bangsa tersebut penuh bencana dan kesulitan. Jadi kunci
kemakmuran negara adalah mengembangkan rasa syukur dan tidak berpaling dari
Allah SWT.
9

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan berbagai aspek yang telah kami bahas, maka dapat kami simpulkan bahwa:
1. Eksistensi manusia dalam perspektif pandangan islam adalah sesuatu yang ada yang
merupakan perpaduan antara unsur jasmani dan unsur rohani atau antara unsur materi
dan unsur immateri, yaitu perpaduan antara badan (sebagai unsur materi), akal dan ruh
(sebagai unsur immateri). Unsur-unsur tersebut mewujud dalam diri manusia dan
merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan.
2. Berdasarkan Al-Quran, penciptaan manusia bertujuan untuk Mengabdi Kepada Allah
(Beriman), Memanfaatkan Alam Semesta (Beramal), Membentuk Sejarah Dan
Peradaban (Berilmu) baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
3. Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa fungsi dan peran manusia dimuka bumi adalah
sebagai Khalifah (pemimpin) baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang banyak.
4. Potensi diri manusia terdiri dari potensi fisik yaitu tubuh manusia sebagai sebuah
sistem yang paling sempurna bila dibandingkan dengan makhlik Allah lainnya seperti:
binatang, jin, malaikat. Sedangkan potensi non fisik adalah hati, ruh, indera dan akal
pikiran. Potensi apapun yang dimiliki manusia masing-masing memiliki fungsi dan
perannya, oleh karenanya harus dimanfaatkan dngan sebaik-baiknya agar dapat
berguna bagi diri dan lingkungannya.

3.2 Saran
Semoga dengan mengetahui dan memahami Eksistensi Manusia menurut
pandangan Islam ini akan menginspirasi untuk menjadi manusia yang seutuhnya yang
diinginkan oleh Allah SWT. Sehingga hidup memiliki arah dan tujuan yang jelas,
yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak.
Kami sadar sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan. Akhirnya dengan hanya
mengharap Ridha-Nya semoga tulisan ini dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca. Aamiin.
10

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Budi. (2018). KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM Studi terhadap Eksistensi
Manusia. Wahana Inovasi, 7(2), 73-84.
Syakban, Ismail. (2019). Eksistensi Manusia Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal Kajian
Dan Pengembangan Umat, 2(1), 59-72.
Bayraktar Bayrakli, Eksistensi Manusia (terj. Suharsono), Perenial press, Jakarta, 1996
M. Yasir Nasution, Manusia menurut Al-Ghazali, Rajawali, Jakarta, 1988, h. 64-65
Elmubarok, Zaim. Dkk. 2013. Islam Rahmatan Lil ‘Alamin. Semarang: Unnes Press.
Dr. Ir. H. Purwanto, SK., MSi; H.Jazuli Suryadhi, S.Ag., M.Si.; Agus Herta Sumarto, SP., M.Si,
Etika Membangun Masyarakat Islam Modern Edisi 3 (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2016),
1-11

Anda mungkin juga menyukai