LP Dan Askep Gangguan Eliminasi Urine TN M Clear Lengkap
LP Dan Askep Gangguan Eliminasi Urine TN M Clear Lengkap
LOGO INSTITUSI
DISUSUN OLEH :
NAMA
NIM/NPM/dll
i
HALAMAN PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan pada Tn “M” Dengan Masalah Utama Gangguan Eliminasi Urine Pada
Hari / tanggal :
Tempat :
Mahasiswa Praktik
Nama
NIM
Nama Nama
ii
iii
DAFTAR ISI
JUDUL.............................................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
A. Pengertian.............................................................................................................................4
B. Etiologi.................................................................................................................................6
C. Batasan Karakteristik............................................................................................................6
D. Patofisiologi..........................................................................................................................7
G. Perencanaan keperawatan...................................................................................................13
A. Pengkajian...........................................................................................................................23
B. Masalah Keperawatan.........................................................................................................31
C. Intervensi Keperawatan......................................................................................................39
D. Implementasi Keperawatan................................................................................................49
E. Evaluasi Keperawatan........................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................62
iv
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Kebutuhan eliminasi urine merupakan bagian dari kebutuhan
fisiologis dan bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa.Batu saluran kemih
diduga ada hubungannya dengan terbentuknya gangguan aliran urine,
gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan
lain yang masih belum terungkap (idiopatik).Secara epidemiologis terdapat
beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada
seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang
berasal dari tubuh seseorang yang meliputi herediter, umur, jenis kelamin,
dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di
sekitarnya yang meliputi geografi, iklim dan temperature, asupan air,diet,
dan pekerjaan.
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebra yang terbentuk mirip
kacang. Sebagai bagian dari sistem urine. Ginjal berfungsi menyaring
kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air
dalam bentuk urine. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan
penyakitnya disebut nefrologi. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi
oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan
lemak (lemak parirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam
goncangan.
Gangguan yang umum menyerang ginjal adalah permasalahan yang
disebabkan karena gangguan pengeluaran urine. Eliminasi urine merupakan
cairan yang dikeluarkan dari ginjal sebagai hasil filtrasi dari plasma darah di
glomelurus. Menurut Arthonah (2004), eliminasi urine adalah kebutuhan
dalam manusia yang esensial dan berperan menentukan kelangsungan hidup
manusia. Gangguan eliminasi urine adalah suatu disfungsi eliminasi urine
yang dialami oleh seseorang karena terjadi penyumbatan pada saluran
kencing (SDKI, 2018)
5
Gangguan eliminasi urine bisa menyebabkan perubahan pola eliminasi
urine, yang umum disebabkan oleh multipel (obstruksi anatomis), kerusakan
motorik sensorik, infeksi saluran kemih. Perubahan pola eliminasi terdiri
atas :
1. Frekuensi
Frekuensi merupakan jumlah berkemih dalam sehari.
Meningkatnya frekuensi berkemih dikarenakan meningkatnya jumlah
cairan yang masuk. Frekuensi yang tinggi tanpa tekanan asupan cairan
dapat diakibatkan oleh sistitis. Frekuensi yang tinggi dijumpai pada
keadaan stres atau hamil.
2. Urgensi
Urgensi adalah perasaan seseorang untuk berkemih, takut
mengalami inkontinensia jika tidak berkemih. Pada umunya, anak
kecil memiliki kemampuan yang buruk dalam mengontrol sfingter
eksternal dan perasaan segera ingin berkemih biasanya terjadi pada
mereka.
3. Disuria
Disuria adalah rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih. Hal ini
sering ditemukan pada penyakit infeksi saluran kemih (ISK), trauma,
dan striktur uretra.
4. Poliuria
Poliuria merupakan produksi urine abnormal dalam jumlah
besra oleh ginjal tanpa adanya peningkatan asupan cairan. Hal ini
biasanya ditemukan pada penderita diabetes melitus, defisiensi anti
diuretik hormon (ADH), dan penyakit ginjal kronik.
5. Urinaria Supresi
Urinaria supresi adalah berhentinya produksi urine secara
mendadak. Secara normal, urine diproduksi oleh ginjal secara terus-
menerus pada kecepatan 60-120 ml/jam (SDKI, 2018).
6
B. Etiologi
Berdasarkan SDKI (2018), etiologi gangguan eliminasi urine adalah sebagai
berikut :
1. Penurunan kapasitas kandung kemih
2. Iritasi kandung kemih
3. Penurunan kemampuan menyadari tanda-tanda gangguan kandung
kemih
4. Efek tindakan medis dan diagnostik (misalnya. Operasi ginjal, operasi
saluran kemih, anestesi, dan obat-obatan)
5. Kelemahan otot pelvis
6. Ketidakmampuan mengakses toilet (misalnya. Imobilisasi)
7. Hambatan lingkungan
8. Ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan eliminasi
9. Outlet kandung kemih tidak lengkap (misalnya. Anolami saluran
kemih)
10. Imaturitas (pada anak usia <3 tahun)
C. Batasan Karakteristik
Berdasarkan SDKI (2018), batasan karakteristik gangguan eliminasi urine
adalah sebagai berikut :
a) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
Desakan berkemih (urgensi)
Urine menetes (dribbling)
Sering buang air kecil
Nokturia
Mengompol
Enuresis
Objektif
Distensi kandung kemih
Berkemih tidak tuntas (hesitancy)
Volume residu urine meningkat
7
b) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(Tidak Tersedia)
Objektif
(Tidak Tersedia)
c) Kondisi klinis terkait
Infeksi ginjal dan saluran kemih
Hiperglikemi
Trauma
Kanker
Cedera/ Tumor/ Infeksi medula spinalis
Neuropati diabetikum
Neuropati alkoholik
Stroke
Parkinson
Sklerosis multiple dan obat alpha adrenergik
D. Patofisiologi
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak
kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau
semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan
fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika
( Lab / UPF Ilmu Bedah RSUD dr. Sutomo, 1994 : 193 ).
BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat ( secara
umum pada pria lebih tua dari 50 tahun ) menyebabkan berbagai
derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius ( Marilynn,
E.D, 2000 : 671 ).
Umumnya gangguan ini terjadi setelah usia pertengahan akibat
perubahan hormonal. Bagian paling dalam prostat membesar dengan
terbentuknya adenoma yang tersebar. Pembesaran adenoma progresif
menekan atau mendesak jaringan prostat yang normal ke kapsula sejati yang
menghasilkan kapsula bedah. Kapsula bedah ini menahan perluasannya dan
adenoma cenderung tumbuh ke dalam menuju lumennya, yang membatasi
8
pengeluaran urin. Akhirnya diperlukan peningkatan penekanan untuk
mengosongkan kandung kemih. Serat-serat muskulus destrusor berespon
hipertropi, yang menghasilkan trabekulasi di dalam kandung kemih. Pada
beberapa kasus jika obstruksi keluar terlalu hebat, terjadi dekompensasi
kandung kemih menjadi struktur yang flasid, berdilatasi dan sanggup
berkontraksi secara efektif. Karena terdapat sisa urin, maka terdapat
peningkatan infeksi dan baru kandung kemih.
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum
diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada
hormon androgen. Faktor lain yang erat kaitannya dengan BPH
adalah proses penuaan Ada beberapa factor kemungkinan penyebab antara
lain :
1. Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen
menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar prostat mengalami
hiperplasi .
2. Perubahan keseimbangan hormon estrogen - testoteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon
estrogen dan penurunan testosteron yang mengakibatkan
hiperplasi stroma.
3. Interaksi stroma - epitel
Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth
factor dan penurunan transforming growth factor beta
menyebabkan hiperplasi stroma dan epitel.
4. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama
hidup stroma dan epitel dari kelenjar prostat.
5. Teori sel stem
Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel
transit ( Roger Kirby, 1994 : 38 ).
9
E. Pathway Keperawatan (Komprehensif)
Ketidakseimbang
an hormone
estrogen dan
prosteron
Hiperplasia pada epitel dan stroma pada kelenjar prostat
BPH
Persepsi Nyeri
Edema
Gangguaan Gangguaan Pola Nyeri Akut
Pola Tidur Eliminasi Urine
Kelebihan
Volume Cairan
dalam tubuh
Operasi TURP
Resiko Infeksi
10
F. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul
Beberapa masalah keperawatan lain yang muncul pada pasien BPH antara lain :
1. Nyeri Akut (D.0077)
a) Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
b) Penyebab :
1. Agen pencedera fisiologis (misalnya. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (misalnya. Terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (misalnya. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, dan latihan fisik berlebihan)
c) Kondisi klinis terkait :
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom koroner akut
5. Glaukoma
2. Risiko infeksi (D.0142)
a) Definisi : Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik
b) Penyebab :
1. Penyakit kronis
2. Efek prosedur invasif
3. Malnutrisi
4. Peningkatan paparan organisme patogenik
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :
Gangguan peristaltik Penurunan kerja
Kerusakan integritas siliaris
fisik Ketuban pecah lama
Perubahan sekresi Ketuban pecah
pH sebelum waktunya
10
Merokok Statis cairan tubuh
6. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder :
Luka bakar Ketuban pecah
Penyakit paru sebelum waktunya
obstruktif kronis Kanker
Diabetes mellitus Gagal ginjal
Tindakan invasif Imunosupresi
Kondisi penggunaan Lymphedema
terapi steroid Leukositopenia
Penyalahgunaan obat Gangguan fungsi
hati
c) Kondisi klinis terkait
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom koroner akut
5. Glaukoma
3. Gangguan mobilitas fisik (D.0054)
a) Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari suatu atau lebih ekstremitas
secara mandiri
b) Penyebab :
1. Kerusakan struktur tulang
2. Perubahan metabolism
3. Ketidakbugaran fisik
4. Penurunan kendali otot
5. Penurunan massa otot
6. Penurunan kekuatan otot
7. Keterlambatan perkembangan
8. Kekakuan sendi
9. Kontraktur
10. Malnutrisi
11
11. Gangguan musculoskeletal
12. Gangguan musculoskeletal
13. IMT diatas persentil ke-75 sesuai usia
14. Efek agen farmakologis
15. Program pembatasan gerak
16. Nyeri
17. Kecemasan
18. Gangguan kognitif
19. Keengganan melakukan pergerakan
20. Gangguan persepsi sensori
c) Kondisi klinis terkait :
1. Stroke
2. Cedera medulla spinalis
3. Trauma
4. Fraktur
5. Osteoarthritis
6. Osteolamasia
7. Keganasan
4. Ansietas (D.0080)
a) Definisi : Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukan tindakan menghadapi ancaman
b) Penyebab
1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Krisis maturasional
4. Ancaman terhadap konsep diri
5. Ancaman terhadap kematian
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan
7. Disfungsi system keluarga
8. Kurang terpapar informasi
12
c) Kondisi klinis terkait
1. Penyakit kronis progresif (mis. Kanker, autoimun)
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang
5. Defisit pengetahuan (D.0111)
a) Definisi : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan
topic tertentu
b) Penyebab
1. Keterbatasan kognitif
2. Gangguan fungsi kognitif
3. Kurang terpapar informasi
4. Kurang minat dalam belajar
5. Murang mampu mengingat
6. Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
c) Kondisi klinis terkait
1. Kondisi akut yang baru dihadapi oleh klien
2. Penyakit akut
3. Penyakit kronis
G. Perencanaan keperawatan
No Masalah Outcome Intervensi
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
(SDKI 2018) (SLKI 2018) (SIKI 2018)
1 Gangguan Eliminasi Urine Latihan berkemih
Eliminasi Urine (L.04034) (I.04149)
(D.040)
Kategori : Ekspektasi : Observasi :
- Lingkungan - Membaik Periksa kembali penyebab
13
Sub kategori : Kriteria hasil : gangguan berkemih
- Kemanan dan - Sensasi berkemih (misalnya. Kognitif,
Proteksi (Meningkat) kehilangan
- Desakan berkemih ekstremitas/fungsi
Definisi : (Menurun) ekstremitas, kehilangan
Disfungsi eliminasi - Berkemih tidak tuntas penglihatan)
urine (Menurun) Monitor pola dan
- Urine Menetes /dribbling kemampuan berkemih
Terdapat di buku (Menurun) Terapeutik :
SDKI halaman 96 - Frekuensi BAK Hindari penggunaan kateter
(Membaik) indwelling
Siapkan area toilet yang
aman
Sediakan peralatan yang
dibutuhkan dekat dan
mudah dijangkau (misalnya.
Kursi komode, pispot
urinal)
Edukasi :
Jelaskan arah-arah menuju
kamar mandi atau toilet
pada pasien
Anjurkan intake cairan
adekuat untuk mendukung
output urine
Anjurkan eliminasi normal
dengan beraktivitas dan
olah raga sesuai
kemampuan
Manajemen Eliminasi Urine
14
(I.04152)
Observasi :
Identifikasi tanda dan gejala
retensi atau inkontinensia
urine
Identifikasi faktor yang
menyebabkan retensi atau
inkontinensia urine
Monitor eliminasi urine
(misalnya. Frekuensi,
konsistensi, aroma, volume,
dan warna)
Terapeutik :
Catat waktu-waktu dan
haluaran berkemih
Batasi asupan cairan, jika
perlu
Ambil sampel urine tengah
(midstream) atau kultur
Edukasi :
Ajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih
Ajarkan mengukur asupan
cairan dan haluaran urine
Ajarkan mengambil
spesimen urine midstream
Ajarkan mengenai tanda
berkemih dan waktu yang
tepat untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas
penguatan otot-otot
15
panggul/perkemihan
Anjurkan minum yang
cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
Anjurkan mengurangi
minum menjelang tidur
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat
supositoria, jika perlu
2 Nyeri Akut Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
(D.0077)
Kategori : Ekspektasi : Observasi :
- Psikologis - Menurun - Identifkasi lokasi,
Sub kategori : Kriteria hasil : karakteristik, durasi,
- Nyeri dan - Kemampuan menuntaskan frekwensi, kualitas, dan
Kenyamanan aktivitas (Meningkat) intensitas nyeri
- Keluhan nyeri (Menurun) - Identifikasi skala nyeri
Definisi : - Meringis (Menurun) - Identifikasi respon nyeri
Pengalaman sensorik - Gelisah (Menurun) non verbal
atau emosional yang - Kesulitan tidur (Menurun) - Identifikasi faktor yang
berkaitan dengan - Frekuensi nadi (Membaik) memperberat dan
kerusakan jaringan - Tekanan darah (Membaik) memperingan nyeri
actual dan - Perilaku (Membaik) - Identifikasi pengetahuan
fungsional, dengan dan keyakinan terhadap
onset mendadak atau respon nyeri
lambat dan - Identifikasi pengaruh nyeri
berintensitas ringan terhadap kualitas hidup
hingga berat yang - Monitor keberhasilan terapi
berlangsung kurang komplementer yang sudah
dari tiga bulan. diberikan
Terapeutik :
16
Terdapat di buku - Berikan teknik
SDKI halaman 172 nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Ajarkan terapi non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
analgetik
17
- Identifikasi kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan terapi relaksasi
- Monitor respon terhadap
terapi relaksasi
- Anjurkan memilih terapi
relaksasi yang diinginkan
klien (mis. Napas dalam,
music, meditasi, dan
lainnya)
Terapeutik :
- Ciptakan lingkungan tenang
dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang yang nyaman
- Berikan informasi
mengenai persiapan dan
prosedur terapi relaksasi
Edukasi :
- Jelaskan tujuan, manfaat,
dan jenis relaksasi yang
tersedia
- Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
- Anjurkan mengambil posisi
yang nyaman
- Anjurkan rileks dan
merasakan terapi relaksasi
- Anjurkan sering
mengulangi dan melatih
18
teknik yang dipilih
- Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi
3 Risiko Infeksi Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (I.14539)
(D.0142)
Kategori : Ekspektasi : Observasi :
- Lingkungan - Menurun - Monitor tanda dan gejala
Sub kategori : Kriteria hasil : infeksi local dan sistemik
- Keamanan dan - Kebersihan badan Terapeutik
Proteksi (Mningkat) - Berikan perawatan kulit
- Demam (Menurun) pada area luka atau bekas
Definisi : - Kemerahan (Menurun) operasi
Berisiko mengalami - Nyeri (Menurun) - Pertahankan teknik aseptic
peningkatan - Periode menggigil pada pasien berisiko tinggi
terserang organisme (Menurun) Edukasi
patogenik - Gangguan kognitif - Jelaskan tanda dan gejala
(Menurun) infeksi
Terdapat di buku - Kadar sel darah putih - Ajarkan cara mencuci
SDKI halaman 304 (Membaik) tangan yang benar
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
- Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
imunisasi
Risiko infeksi
19
Intervensi utama
- Pencegahan infeksi
Intervensi tambahan
- Perawatan luka
- Pemberian obat
- Pencegahan luka tekan
- Manajemen nutrisi
- Manajemen elektrolit
- Pemantauan TTV
- Pemantauan nutrisi dan
elektrolit
4 Gangguan Mobilitas Fisik (L.05042) Latihan Rentang Gerak
Mobilitas Fisik (I.05177)
(D.0054) Ekspektasi : Observasi :
Kategori : - Meningkat - Identifikasi indikasi
- Fisiologis Kriteria hasil : dilakukan rentang gerak
Sub kategori : - Pergerakan ekstremitas - Identifikasi keterbatasan
- Aktivitas / (Meningkat) pergerakan sendi
Istirahat - Kekuatan otot - Monitor lokasi
Definisi : (Meningkat) ketidaknyamanan atau nyeri
Keterbatasan dalam - Rentang gerak / ROM pada saat bergerak
gerakan fisik dari (Meningkat) Terapeutik :
suatu atau lebih - Kaku sendi (Menurun) - Gunakan pakaian yang
ekstremitas secara - Kelemahan fisik nyaman
mandiri (Menurun) - Cegah terjadinya cedera
selama latihan rentang
Terdapat di buku gerak dilakukan
SDKI halaman 124 - Fasilitasi mengoptimalkan
posisi tubuh untuk
pergerakan sendi yang aktif
dan pasif
20
- Lakukan gerakan pasif
dengan bantuan sesuai
dengan indikasi
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan
prosedur latihan
- Anjurkan melakukan
rentang gerak pasif dan
aktif secara sistematis
- Anjurkan duduk di tempat
tidur atau kursi roda
- Ajarkan rentang gerak aktif
sesuai dengan program
latihan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan
fisioterapis untuk
mengembangkan program
latihan
5 Defisit Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan (I.12383)
Pengetahuan (L.12111)
(D.0111) Ekspektasi : Observasi :
Kategori : - Meningkat - Identifikasi kesiapan dan
- Perilaku Kriteria hasil : kemampuan menerima
Sub kategori : - Perilaku sesuai anjuran informasi
- Penyuluhan dan (Meningkat) - Identifikasi faktor faktor
Pembelajaran - Verbalisasi minat dalam yang dapat meningkatkan
belajar (Meningkat) dan menurunkan motivasi
Definisi : - Perilaku sesuai dengan perilaku hidup bersih dan
Ketiadaan atau pengetahuan (Meningkat) sehat
kurangnya informasi - Perilaku (Membaik) Terapeutik :
21
kognitif yang - Sediakan materi dan media
berkaitan dengan pendidikan kesehatan
topic tertentu - Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai jadwal
Terdapat di buku - Berikan kesempatan untuk
SDKI halaman 246 bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
22
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. Maridjan Syam
Tanggal Lahir : 19 Juli 1954
Umur : 69 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Pendidikan : SLA
No RM : 518529
Alamat : Logede, Pejaogan, 3/2, Kebumen, Jawa Tengah
23
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
- Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
- Tidak memiliki riwayar Diabetes Mellitus
- Tidak mengalami keluhan yang dirasakan seperti sekarang ini (anyang-
anyangan)
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
- Anggota keluarga ada yang memiliki riwayar hipertensi
Genogram :
Keterangan :
(X) Pasien
24
- Konsistensi : Lunak
- Warna : Kuning Kecoklatan
- Waktu : Pagi dan siang/malam hari
Setelah Sakit
- Frekuensi : 1 Kali sehari
- Konsistensi : Lunak
- Warna : Kuning Kecoklatan
- Waktu : Pagi hari
- Buang Air Kecil
Sebelum Sakit
- Frekuensi : 10 kali/hari
- Warna : Kuning jernih
- Bau : Amoniak
Sesudah Sakit
- Frekuensi : 10 kali/hari
- Warna : Kuning jernih
- Bau : Amoniak
4) Pola Aktivitas/Bekerja
Sebelum Sakit : Bersih bersih rumah, olahraga lari-lari kecil
Sesudah Sakit : -
5) Pola Istirahat/Tidur
Sebelum Sakit : 6 jam tidur malam, pasien mengatakan kalau ia terbiasa tidur
pada pukul 20:00 WIB dan bangun pada pukul 23:00 WIB, kemudian tidur lagi
di jam 12 malam sampai jam 4 pagi. Untuk tidur siang pasien mengatakan
kalau ia sangat jarang.
Sesudah Sakit : 9 jam tidur malam, tidur setiap jam 9 malam dan bangun pada
pukul 6 pagi.
6) Pola Berpaiakan
Sebelum Sakit : Berkapaian sendiri, dan menggunakan baju sesuai dengan
aktivitas sehari-hari dan tidak dibantu oleh siapapun
25
Sesudah Sakit : Berpakaian sendiri, akan tetapi biasanya dibantu oleh
keluarganya, dan menggunakan pakaian dari rumah sakit
7) Pola Mempertahankan Suhu Tubuh
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan jika dingin memakai selimut atau jaket,
namun jika panas memakai baju tipis dan menyerap keringat
Sesudah Sakit : Pasien tidak memakai baju dan hanya memakai sarung atau
selimut jika suhu 37,00 C
8) Pola Personal Hygiene
Sebelum Sakit : Bisa mandi sendiri, BAB dan BAK tanpa dibantu
Sesudah Sakit : Biasanya dibantu oleh keluarga saat mandi, BAB dan BAK
9) Pola Gerak dan Keseimbangan
Sebelum Sakit : Normal (bisa melakukan gerakan serta menjaga keseimbangan
seperti; berjalan, lari, dan lainnya)
Sesudah Sakit : Sedikit terganggu (karena pasien mengeluhkan nyeri yang
timbul di area selangkangannya, sehingga untuk melakukan pergerakan
menjadi terbatas)
10) Pola Komunikasi
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan kalau ia merasa lancar berkomunikasi
setiap harinya dengan keluarga maupun tetengganya
Sesudah Sakit : Pasien berkomunikasi dengan baik, walaupun terkadang
dengan suara yang pelan dan tidak terdengar
11) Pola Spiritual
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan kalau ia selalu rutin menjalankan shalat
fardu 5 kali sehari
Sesudah Sakit : Pasien melakukan shalat sesuai dengan kondisi saat ini
(misalnya duduk atau berbaring)
12) Pola Aman dan Nyaman
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan merasa jauh lebih nyaman di rumah dan
berkumpul dengan keluarga
26
Sesudah Sakit : Pasien mengatakan merasa tidak nyaman dengan keadaannya
sekarang yang selalu berbaring ditempat tidur rumah sakit dan tidak bisa
melakukan aktivitas kesehariannya.
13) Pola Rekreasi
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan kalau dirinya jarang berekreasi dan hanya
beberapa bulan sekali
Sesudah Sakit : Pasien mengatakan hanya bisa tiduran melihat langit-langit
rumah sakit dan kadang mengobrol dengan keluarga, maupun pasien kamar
sebelahnya
14) Pola Belajar
Sebelum Sakit : Pasien tidak mengetahui tentang penyakit yang sedang
dideritanya
Sesudah Sakit : Pasien mengatakan ia merasa memiliki ilmu tambahan terkait
penyakitnya, karena sudah mendapatkan informasi dari dokter dan perawat
yang melakukan tindakan.
5. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Orientasi : Baik
GCS : 15
b) Tanda-Tanda Vital
Temperatur : 36,50 C
Denyut Nadi : 81 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Tekanan Darah : 152/101 mmHg
SpO2 : 98 %
TB : 165 cm
BB : 59 Kg
27
c) Pemeriksaan Menyeluruh
1) Kepala (Menyeluruh)
Kepala dan Leher :
Mata :
Konjungtiva : Anemis/ Tidak Skelera : Ikterik/ Tidak
Strabismus (ya/ tidak), Kanan / Kiri/ Katarak (ya/ tidak), Kanan/ Kiri /
Kedua Mata Kedua mata
menggunakan kaca mata : Ya/ Tidak
Telinga :
Kebersihan : Ya/ Tidak Menggunakan alat bantu : Ya / Tidak
Pendengaran : Terganggu/ Tidak, ………kanan/ kiri/ keduanya
Jika ya jelaskan : Tidak terganggu
Hidung :
Bentuk : Simetris/ Tidak Ada peradangan : Ya/ Tidak
Penciuman : Terganggu/ Tidak
Keluhan : Ada/ Tidak, Jika ada jelaskan : (tidak ada)
28
Jika ada, bagaimana perawatannya :
(Tidak ada)
29
5) Ekstremitas (Atas dan Bawah) :
6) Genitalia :
- Normal
6. Terapi Medis
Farmakologis : RL 20 tpm, Ceftriaxone 2X 1 gram, dan Ketorolac 2X1
7. Pemerikasaan Penunjang
Laboratorium dan Diagnostik :
Hemostatis
30
PT 10,5 Detik 9,3 – 11,4
PT Control 10,9 Detik
APTT 29,1 Detik 24,5 – 32,8
APTT Control 24,7 Detik
Paket Darah Otomatis
Hemoglobin 15,6 g/dL 13,2 - 17,3
Leukosit 6,5 10ˆ3 / ul 3,8 - 10,6
Hematokrit 47 % 40 - 52
Eritrosit 5,1 10ˆ6 / ul 4,40 - 5,90
Trombosit 254 10ˆ3 / ul 150 - 440
MCH 31 pg 26 - 34
MCHC 33 g/dL 32 - 36
MCV 92 fL 80 - 100
Eosinofil 0,60 - 2-4
Basofil 0,50 - 0-1
Netrofil 68,00 - 50 - 70
Limfosit 18,90 - 22 - 40
Monosit 12,00 - 2-8
Kimia Klinik
Gula Darah 88 mg/dL 80 - 110
Sewaktu
Ureum 17 mg/dL 10 – 50
Creatinin 1,01 mg/dL 0,5 – 1,0
Hasil Rontgen :
- Cystitis
- Pembesaran prostat dengan estimasi volume LK 50 gram
- Tidak tampak kelainan sonografis organ - organ hepar. VF. Line pankreas dan
kedua renal
- Gambaran Hernia Inguinalis Sinistra
31
B. Masalah Keperawatan
1. Analisa Data
Pre dan Post Operasi
No Data Fokus Pathway Etiologi Problem
1 Data Subjektif (DS) Terjadinya Berkemih Gangguan
- Pasien mengatakan presipitasi kristal tidak tuntas Eliminasi Urine
kalau ia merasakan (D.040)
nyeri pada bagian Membentuk inti Kategori :
kandung kemih baru - Lingkungan
- Nyeri sudah Sub kategori :
dirasakan sekitar 1 Menempel di - Kemanan dan
minggu yang lalu saluran kemih Proteksi
- Nyeri yang
dirasakan pasien Batu di saluran
sudah dialami sejak kemih
bulan Juli 2023
Data Objektif (DO) Menegdapkan dam
- Nyeri pada bagian memperbesar batu
pinggul belakang kristal
sampai dengan
kantong kemih Kristal semakin
P membesar
- Nyeri pada
bagian pinggul Obstruksi saluran
belakang sampai kemih
dengan kantong
kemih Gangguan
Q : Eliminasi Urine
- Nyeri terasa
seperti ditusuk -
tusuk
32
R :
- Dari pinggul
belakang kanan
sampai dengan
kantong kemih
S :
- Skala nyeri ada
di angka 4
(kategori
sedang).
Dimana nyeri
tersebut
berkarakteristik
kuat dan
menusuk,
sehingga bisa
mengganggu
aktivitas
T :
- Pasien
mengatakan
nyeri terasa
sejak 2 bulan
yang lalu (Juli
2023)
2 Data Subjektif (DS) Agen cedera fisik Agen Nyeri Akut
- Pasien mengatakan pencedera (D.0077)
kalau ia merasakan Reseptor nyeri fisik Kategori :
nyeri pada bagian - Psikologis,
kandung kemih Persepsi nyeri Sub kategori :
- Nyeri sudah - Nyeri dan
33
dirasakan sekitar 1 Menekan saraf Kenyamanan
minggu yang lalu
Data Objektif (DO) Nyeri Akut
P:
- Nyeri pada
bagian pinggul
belakang sampai
dengan kantong
kemih
Q:
- Nyeri terasa
seperti ditusuk -
tusuk
R:
- Dari pinggul
belakang kanan
sampai dengan
kantong kemih
S:
- Skala nyeri ada
di angka 4
(kategori
sedang).
Dimana nyeri
tersebut
berkarakteristik
kuat dan
menusuk,
sehingga bisa
mengganggu
aktivitas
34
T:
- Pasien
mengatakan
nyeri terasa
sejak 2 bulan
yang lalu (Juli
2023)
3 Data Subjektif (DS) Pasien mengalami Kurang Defisit
- Pasien mengatakan nyeri pada terpapar Pengetahuan
kalau ia tidak kandung kemih informasi (D.0111)
mengetahui tentang Kategori :
masalah kesehatan Pasien mengobati - Perilaku,
yang dialaminya sendiri keluhan Sub kategori :
- Mengatakan kalau yang dirasakan - Penyuluhan
ia belum tahu dan
penyebab nyeri Nyeri hilang Pembelajaran
pada area kandung timbul
kemih dan prostat
Data Objektif (DO) Keluhan muncul
- Terlihat kembali
kebingungan
dengan masalah Kurang paparan
kesehatan yang informasi
dialami
- Terus bertanya Defisit
tanya tentang pengetahuan
masalah kesehatan
apa yang
sebenarnya dialami
oleh pasien
35
4 Data Subjektif (DS) Post Operasi Nyeri pada Gangguan
- Pasien mengatakan Tidak mampu area kandung Mobilitas Fisik
kalau ia merasa beraktivitas kemih dan (D.0054)
kesakitan saat prostat Kategori :
berpindah tempat Tirah baring - Fisiologis,
- Pasien mengatakan Sub kategori :
kalau ia tidak bisa Kehilangan daya - Aktivitas /
berjalan atau otot Istirahat
berpindah tempat Penurunan otot
terlalu jauh
Data Objektif (DO) Perubahan sistem
- Pasien terlihat muskuloskeletal
kesusahan dalam
berpindah tempat Gangguan
- Ekstremitas bawah mobilitas fisik
Pasien terlihat
lemas dan berisiko
mudah jatuh
- Gerakan pasien
sangat terbatas
5 Data Subjektif (DS) Munculnya nyeri Peningkatan Risiko Infeksi
- Pasien merasakan di bagian kandung paparan (D.0142)
gatal dan kurang kemih patogen pada Kategori :
nyaman, serta nyeri bekas operasi - Lingkungan,
pada area bekas Pembedahan TURP Sub kategori :
operasi TURP - Keamanan dan
Data Objektif (DO) Luka Post Operasi Proteksi
- Terlihat luka bekas (pasca
operasi, dijahit dan pembedahan)
dibalut perban di
area kandung Risiko Infeksi
36
kemih dan prostat
- Terlihat benjolan
(bagian yang
diambil) pasca
operasi dan akan
diberikan pada
bagian
laboratorium
- Luka bekas operasi
pasien masih
terlihat belum
kering dan menutup
sepenuhnya
P:
- Nyeri pada bagian
pinggul belakang
sampai dengan
kantong kemih
Q:
- Nyeri terasa
seperti ditusuk -
tusuk dan hilang
timbul
R:
- Dari pinggul
belakang kanan
sampai dengan
kandung kemih
S:
- Skala nyeri
sekarang ada di
37
angka 2
(kategori
ringan).
T:
- Pasien
mengatakan
nyeri yang terasa
sekarang (pasca
operasi) menjadi
lebih ringan
38
4. Defisit Pengetahuan (D.0111), Kategori : Perilaku, Sub kategori :
Penyuluhan dan Pembelajaran
Definisi :
- Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topic
tertentu. SDKI halaman 246
-
39
C. Intervensi Keperawatan
Post Operasi
No No. DX Tujuan/Outcome Intervensi
(SDKI, 2018) (SLKI, 2018) (SIKI, 2018)
1 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Latihan berkemih (I.04149)
Eliminasi Urine keperawatan selama 3 X 24 jam Observasi :
(D.0040) diharapkan masalah gangguan Periksa kembali penyebab
Berhubungan dengan eliminasi urine dapat teratasi gangguan berkemih (misalnya.
berkemih tidak dengan kriteria hasil : Kognitif, kehilangan
tuntas Eliminasi Urine ekstremitas/fungsi ekstremitas,
(L.04034) kehilangan penglihatan)
Monitor pola dan kemampuan
Indikator Awal Target berkemih
Sensasi 5 1 Terapeutik :
berkemih Hindari penggunaan kateter
Desakan 2 5 indwelling
berkemih Siapkan area toilet yang aman
Sediakan peralatan yang
Berkemih 2 5 dibutuhkan dekat dan mudah
tidak dijangkau (misalnya. Kursi
tuntas komode, pispot urinal)
Urine 3 5 Edukasi :
menetes
Jelaskan arah-arah menuju kamar
Frekuensi 2 5
mandi atau toilet pada pasien
BAK
Anjurkan intake cairan adekuat
untuk mendukung output urine
Ekspektasi :
Anjurkan eliminasi normal
- Membaik
dengan beraktivitas dan olah raga
Kriteria hasil :
sesuai kemampuan
- Sensasi berkemih
Jurnal Rujukan :
(Meningkat)
40
- Desakan berkemih “Pengaruh Bladder Training
(Menurun) Terhadap Penurunan Inkontinensia
- Berkemih tidak tuntas Urine pada Pasien Post Operasi
(Menurun) BPH”
- Urine Menetes /dribbling
(Menurun)
- Frekuensi BAK (Membaik)
41
Ekspektasi : urine midstream
- Membaik Ajarkan mengenai tanda
Kriteria hasil : berkemih dan waktu yang tepat
- Sensasi berkemih untuk berkemih
(Meningkat) Ajarkan terapi modalitas
- Desakan berkemih penguatan otot-otot
(Menurun) panggul/perkemihan
- Berkemih tidak tuntas Anjurkan minum yang cukup,
(Menurun) jika tidak ada kontraindikasi
- Urine Menetes /dribbling Anjurkan mengurangi minum
(Menurun) menjelang tidur
- Frekuensi BAK (Membaik) Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat
supositoria, jika perlu
2 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)
(D.0077) keperawatan selama 3 X 24 jam
Berhubungan dengan diharapkan masalah nyeri dapat Observasi :
Agen pencedera fisik teratasi dengan kriteria hasil : - Identifkasi lokasi, karakteristik,
Tingkat Nyeri (L.08066) durasi, frekwensi, kualitas, dan
Indikator Awal Target intensitas nyeri
Keluhan 3 5 - Identifikasi skala nyeri
nyeri - Identifikasi respon nyeri non
Meringis 2 5 verbal
- Identifikasi faktor yang
Tekanan 4 5 memperberat dan memperingan
darah nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan
Ekspektasi : keyakinan terhadap respon nyeri
- Menurun - Identifikasi pengaruh nyeri
Kriteria hasil : terhadap kualitas hidup
- Kemampuan menuntaskan - Monitor keberhasilan terapi
42
aktivitas (Meningkat) komplementer yang sudah
- Keluhan nyeri (Menurun) diberikan
- Meringis (Menurun) Terapeutik :
- Gelisah (Menurun) - Berikan teknik nonfarmakologis
- Kesulitan tidur (Menurun) untuk mengurangi rasa nyeri
- Frekuensi nadi (Membaik) - Kontrol lingkungan yang
- Tekanan darah (Membaik) memperberat rasa nyeri
- Perilaku (Membaik) - Fasilitasi istirahat tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
- Ajarkan terapi non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik
43
relaksasi
- Anjurkan memilih terapi relaksasi
yang diinginkan klien (mis.
Napas dalam, music, meditasi,
dan lainnya)
Terapeutik :
- Ciptakan lingkungan tenang dan
tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang yang
nyaman
- Berikan informasi mengenai
persiapan dan prosedur terapi
relaksasi
Edukasi :
- Jelaskan tujuan, manfaat, dan
jenis relaksasi yang tersedia
- Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
- Anjurkan mengambil posisi yang
nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan
terapi relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi dan
melatih teknik yang dipilih
- Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi
Setelah dilakukan tindakan Terapi Relaksasi Napas Dalam
keperawatan selama 3 X 24 jam (I.09326)
diharapkan masalah nyeri dapat Observasi (O) :
teratasi dengan kriteria hasil : - Identifikasi kesediaan,
Kontrol Nyeri kemampuan, dan penggunaan
44
(L.08063) terapi relaksasi napas dalam
- Monitor respon terhadap terapi
Indikator Awal Target relaksasi napas dalam
Keluhan 2 5 - Anjurkan untuk bersiap siap
nyeri melakukan terapi relaksasi napas
Meringis 1 5 dalam
Terapeutik (N) :
Gelisah 2 5 - Ciptakan lingkungan tenang dan
tanpa gangguan dengan
Ekspektasi : pencahayaan dan suhu ruang yang
- Meningkat nyaman
Kriteria hasil : - Berikan informasi mengenai
- Kemampuan nyeri terkontrol persiapan dan prosedur terapi
(Meningkat) relaksasi napas dalam
- Kemampuan mengenali onset Edukasi (E) :
nyeri (Meningkat) - Jelaskan tujuan, manfaat, dan
- Kemampuan mengenali jenis terapi relaksasi napas dalam
penyebab nyeri (Meningkat) - Jelaskan secara rinci intervensi
- Kemampuan menggunakan terapi napas dalam
teknik non farmakologis / - Anjurkan mengambil posisi yang
terapi relaksasi napas dalam nyaman
(Meningkat) - Anjurkan rileks dan merasakan
terapi relaksasi napas dalam
- Anjurkan sering mengulangi dan
melatih teknik relaksaisi napas
dalam yang disepakati
- Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi napas dalam
45
(D.0054) diharapkan masalah gangguan Observasi (O) :
Berhubungan dengan mobilitas fisik dapat teratasi - Identifikasi indikasi dilakukan
Nyeri pada area dengan kriteria hasil : rentang gerak
kandung kemih dan Mobilitas Fisik - Identifikasi keterbatasan
proatat (L.05042) pergerakan sendi
- Monitor lokasi ketidaknyamanan
Indikator Awal Target atau nyeri pada saat bergerak
Pergerakan 3 5 Terapeutik (N) :
ekstremitas - Gunakan pakaian yang nyaman
Kekuatan 2 5 - Cegah terjadinya cedera selama
otot latihan rentang gerak dilakukan
Rentang 3 5 - Fasilitasi mengoptimalkan posisi
gerak tubuh untuk pergerakan sendi
(ROM) yang aktif dan pasif
Kaku sendi 4 5 - Lakukan gerakan pasif dengan
Gerakan 2 5 bantuan sesuai dengan indikasi
terbatas Edukasi (E) :
Kelemahan 3 5 - Jelaskan tujuan dan prosedur
fisik latihan
- Anjurkan melakukan rentang
Ekspektasi : gerak pasif dan aktif secara
- Meningkat sistematis
Kriteria hasil : - Anjurkan duduk di tempat tidur
- Pergerakan ekstremitas atau kursi roda
(Meningkat) - Ajarkan rentang gerak aktif sesuai
- Kekuatan otot (Meningkat) dengan program latihan
- Rentang gerak / ROM Kolaborasi (C) :
(Meningkat) - Kolaborasi dengan fisioterapis
- Kaku sendi (Menurun) untuk mengembangkan program
- Kelemahan fisik (Menurun) latihan
4 Defisit Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
46
Pengetahuan keperawatan selama 3 X 24 jam (I.12383)
(D.0111) diharapkan masalah defisit Observasi (O) :
Berhubungan dengan pengetahuan dapat teratasi - Identifikasi kesiapan dan
Kurang terpapar dengan kriteria hasil : kemampuan menerima informasi
informasi - Identifikasi faktor faktor yang
Tingkat Pengetahuan dapat meningkatkan dan
(L.12111) menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
Indikator Awal Target Terapeutik (N) :
Perilaku 3 5 - Sediakan materi dan media
sesuai pendidikan kesehatan
anjuran - Jadwalkan pendidikan kesehatan
Verbalisasi 2 5 sesuai jadwal
minat dalam - Berikan kesempatan untuk
belajar bertanya
Perilaku 1 5 Edukasi (E) :
sesuai - Jelaskan faktor risiko yang dapat
dengan mempengaruhi kesehatan
pengetahuan - Ajarkan perilaku hidup bersih dan
Perilaku 2 5 sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
Ekspektasi : digunakan untuk meningkatkan
- Meningkat perilaku hidup bersih dan sehat
Kriteria hasil :
- Perilaku sesuai anjuran
(Meningkat)
- Verbalisasi minat dalam
belajar (Meningkat)
- Perilaku sesuai dengan
pengetahuan (Meningkat)
- Perilaku (Membaik)
47
5 Risiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi (I.14539)
(D.0142) keperawatan selama 3 X 24 jam
Berhubungan dengan diharapkan masalah risiko Observasi :
luka post operasi infeksi dapat teratasi dengan - Monitor tanda dan gejala infeksi
TURP kriteria hasil : local dan sistemik
Terapeutik
Tingkat Infeksi (L.14137) - Berikan perawatan kulit pada area
luka atau bekas operasi
Indikator Awal Target - Pertahankan teknik aseptic pada
Kemerahan 3 5 pasien berisiko tinggi
Nyeri 3 5 Edukasi
Bengkak 4 5 - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan
Ekspektasi : yang benar
- Menurun - Ajarkan cara memeriksa kondisi
Kriteria hasil : luka atau luka operasi
- Kebersihan badan - Anjurkan meningkatkan asupan
(Mningkat) cairan
- Demam (Menurun) - Anjurkan meningkatkan asupan
- Kemerahan (Menurun) nutrisi
- Nyeri (Menurun) Kolaborasi
- Periode menggigil (Menurun) - Kolaborasi pemberian imunisasi
- Gangguan kognitif
(Menurun)
- Kadar sel darah putih
(Membaik)
48
D. Implementasi Keperawatan
- Post Operasi
No Tanggal / Diagnosa Implementasi Respon Paraf
Jam Keperawatan
1 27 Gangguan 1. Mengidentifikasi 1. Mengatakan kalau
September Eliminasi Urine pasien apakah ada saat berkemih terasa
2023 (D.040) gejala retensi urine dan nyeri dan tidak tuntas
Kategori : inkontinensia urine
Pukul : - Lingkungan 2. Memonitor 2. Mengatakan kalau
18:00 - Sub kategori : pengeluaran urine sehari biasa BAK
18:20 - Kemanan dan harian lebih dari 10 kali
WIB Proteksi 3. Mencatat jam berapa 3. Mengatakan kalau Tn
saja pasien berkemih “M” lebih sering
Lama BAK
Tindakan 4. Melakukan latihan 4. Memperhatikan
20 Menit berkemih dengan perawat dalam
didampingi oleh mendemonstrasikan
keluarga latihan berkemih dan
mencoba melakukan
sesuai instruksi
5. Menganjurkan untuk 5. Mengatakan kalau Tn
mengurangi minum air “M” akan mengurangi
(terutama menjelang jumlah minum air
tidur) putih (terutama
menjelang tidur)
Jurnal Rujukan :
“Pengaruh Bladder Training Terhadap Penurunan
Inkontinensia Urine Pada Pasien Post Operasi BPH”
2 27 Nyeri Akut 1. Mengidentifikasi rasa 1. Mengatakan kalau
September (D.0077) nyeri yang sedang nyeri yang dirasakan
49
2023 dihadapi oleh pasien seperti ditusuk-tusuk
Kategori : dengan metode P, Q, R, dan hilang timbul
Pukul : - Psikologis, S, T
20:00 - Sub kategori : 2. Mengidentifikasi 2. Mengatakan kalau
20:15 - Nyeri dan kesediaan pasien untuk bersedia untuk terapi
WIB Kenyamanan dilakukan terapi napas napas dalam
dalam
Lama SDKI halaman 3. Menciptakan 3. Mendengarkan
Tindakan 172 lingkungan tenang dan penjelasan perawat
17 Menit nyaman di kamar yang
ditempati pasien
4. Memberikan informasi 4. Mengatakan kalau
mengenai persiapan sudah siap untuk
dan prosedur terapi diberi informasi
relaksasi napas dalam
5. Menjelaskan tujuan dan 5. Mendengarkan
manfaat dilakukannya penjelasan perawat
terapi napas dalam
6. Mempersilahkan pasien 6. Pasien mengatakan
untuk bertanya tidak ada hal yang
ingin ditanyakan
7. Mendemonstrasikan 7. Memperhatikan
pada pasien untuk perawat yang sedang
menarik napas perlahan memperagakan terapi
dan menahannya relaksasi napas dalam
selama 3 detik,
kemudian
menghembuskan secara
perlahan
8. Menganjurkan pada 8. Pasien mengulangi
pasien untuk terapi relaksasi yang
50
mengulanginya selama sudah diajarkan
3 sampai 6 kali
9. Menganjurkan pasien 9. Pasien mencoba terapi
untuk mencobanya relaksasi secara
secara mandiri mandiri
10. Menganjurkan pasien 10. Pasien mengatakan
untuk menerapkan kalau ia akan
terapi napas dalam mencoba
pada saat dibutuhkan menerapkan terapi
relaksasi secara
mandiri
1. Mengidentifikasi rasa 1. Mengatakan kalau
nyeri yang sedang nyeri yang dirasakan
dihadapi oleh pasien seperti ditusuk-tusuk
dengan metode P, Q, R, dan hilang timbul
S, T
2. Mengidentifikasi 2. Mengatakan kalau
kesediaan pasien untuk bersedia untuk terapi
dilakukan terapi napas dalam
genggam jari
3. Menciptakan 3. Mendengarkan
lingkungan tenang dan penjelasan perawat
nyaman di kamar yang
ditempati pasien
4. Memberikan informasi 4. Mengatakan kalau
mengenai persiapan sudah siap untuk
dan prosedur terapi diberi informasi
genggam jari
5. Menjelaskan tujuan dan 5. Mendengarkan
manfaat dilakukannya penjelasan perawat
terapi genggam jari
51
6. Mempersilahkan pasien
untuk bertanya 6. Pasien mengatakan
tidak ada hal yang
7. Mendemonstrasikan ingin ditanyakan
pada pasien untuk 7. Memperhatikan
menggema, jari selama perawat yang sedang
5-10 detik, lalu memperagakan terapi
melepaskannya. Ulangi relaksasi napas dalam
sampai 3 kali, bisa juga
dilakukan secara
bersamaan dengan
terapi relaksasi napas
dalam
8. Menganjurkan pada
pasien untuk 8. Pasien mengulangi
mengulanginya selama terapi relaksasi yang
3 sampai 5 kali sudah diajarkan
9. Menganjurkan pasien
untuk mencobanya 9. Pasien mencoba terapi
secara mandiri relakasasi secara
10. Menganjurkan pasien mandiri
untuk menerapkan 10. Pasien mengatakan
terapi genggam jari kalau ia akan
dalam pada saat mencoba
dibutuhkan menerapkan terapi
relaksasi secara
mandiri
3 27 Gangguan 1. Mengidentifikasi 1. Pasien diam terbaring
September Mobilitas Fisik kemampuan pergerakan di kasur
2023 (D.0054) sendi pasien
2. Memonitor lokasi nyeri 2. Mengatakan kalau di
52
Pukul : Kategori : atau ketidaknyamanan area abdomen bawah
21:00 - - Fisiologis pada pasien saat kanan masih terasa
21:12 WIB Sub kategori : bergerak nyeri
- Aktivitas / 3. Mencegah terjadinya 3. Melakukan sedikit
Lama Istirahat cedera selama latihan pergerakan di kasur
tindakan rentang gerak (seperti; memiringkan
12 Menit SDKI halaman dilakukan dengan tubuh ke kanan/kiri)
124 selalu mengawasi
pasien
4. Menjelaskan tujuan dan 4. Mendengarkan
prosedur latihan penjelasan yang
rentang gerak diberikan perawat
5. Mendemonstrasikan 5. Melihat demonstrasi
cara berpindah tempat terkait mobilisasi
secara aman dengan yang diajarkan
hati hati perawat
6. Mendemonstrasikan 6. Melihat demostrasi
cara kembali ke kamar mobilisasi dengan
kemudian berbaring lebih seksama
atau hanya duduk
7. Mempersilahkan pasien 7. Berpindah ke WC
untuk berpindah ke secara mandiri
tempat lain (WC) (diawasi oleh
dalam pengawasan perawat)
secara mandiri
8. Berbaring di kasur
8. Mempersilahkan pasien
kembali
untuk berbaring di
kasur kembali
53
2023 (D.0111) kemampuan menerima penyuluhan kesehatan
informasi tentang terkait hernia
Pukul : Kategori : masalah kesehatan
10:00 - - Perilaku yang dialami pasien,
10:35 Sub kategori : yaitu hernia
WIB - Penyuluhan 2. Menyediakan materi 2. Membaca sekilas
Lama dan dan media pendidikan materi yang diberikan
tindakan Pembelajaran kesehatan berupa oleh perawat berupa
35 Menit leaflet sesuai materi leaflet
SDKI halaman (BPH)
246 3. Menjelaskan tujuan dan 3. Mendengarkan
manfaat dilakukannya penjelasan perawat
pendidikan kesehatan
4. Mempersilahkan pasien 4. Menanyakan tentang
untuk bertanya tentang waktu yang
materi yang akan dibutuhkan selama
disampaikan sesi penkes ini
5. Menjelaskan materi 5. Mendengarkan
menggunakan leaflet penjelasan materi
tentang pengertian yang diberikan
hernia, jenis hernia, perawat dengan
penyebab hernia, sekasama
pencegahan hernia, dan
perawatan hernia di
rumah
6. Berikan kesempatan 6. Menanyakan tentang
pada pasien untuk bagaimana cara
bertanya terkait materi penanganan hernia di
yang tekah dijelaskan rumah
7. Melakukan diskusi 7. Menangakan tentang
mengenai segala hal cara perawatan
54
yang ditanyakan pada setelah operasi hernia
pasien
8. Menjawab semua 8. Mendengarkan
pertanyaan yang telah penjelasan terkait
diajukan pasien jawaban yang
diberikan oleh
perawat
55
memperbanyak
konsumsi serat,
protein, dan buah-
buahan.
56
E. Evaluasi Keperawatan
No Tanggal / Jam Diagnosa Keperawatan Keterangan
1 27 September Gangguan Eliminasi Urine (D.040) S:
- Mengatakan kalau sekarang
2023 Kategori :
sudah bisa mengeluarkan
- Lingkungan
urine secara lancar
Pukul : Sub kategori :
- Nyeri yang dirasakan saat
16:00 WIB - Kemanan dan Proteksi
buang air menjadi
berkurang
Indikator keberhasilan implementasi
O:
asuhan keperawatan :
- Skala nyeri : 2 (ringan)
Indikator Target Hasil
- Kadang masih terlihat
Akhir
menahan nyeri/meringis
Sensasi 1 3
saat buang air kecil maupun
berkemih
berjalan
Desakan 5 2
A:
berkemih
- Sensasi berkemih
(Meningkat)
Berkemih 5 3
- Desakan berkemih
tidak
(Menurun)
tuntas
- Berkemih tidak tuntas
Urine 5 5
(Menurun)
menetes
- Frekuensi BAK (Membaik)
Frekuensi 5 4
P:
BAK
- Lakukan intervsnei latihan
berkemih dan manajemen
eliminasi urine
2 27 September Nyeri Akut (D.0077) S:
- Mengatakan kalau nyeri
2023 Kategori :
berkurang
- Psikologis,
O:
Pukul : Sub kategori :
- Skala nyeri : 2 (ringan)
16:00 WIB - Nyeri dan Kenyamanan
57
Indikator keberhasilan implementasi - Masih terlihat sedikit
asuhan keperawatan : meringis menahan nyeri
Indikator Target Hasil A:
Akhir 1. Keluhan nyeri 2 (ringan)
Tekanan 5 5 P:
- Lakukan intervensi
darah
manajemen nyeri dan terapi
Gelisah 5 5
relaksasi
58
Kelemahan 5 5
fisik
sesuai O:
- Menunjukkan perilaku
anjuran
sesuai anjuran perawat,
Verbalisasi 5 4
mengenai masalah
minat dalam
kesehatannya
belajar
A:
Perilaku 5 4 - Masalah teratasi
sesuai P:
dengan - Hentikan intervensi
pengetahua
n
Perilaku 5 3
5 27 September Risiko Infeksi (D.0142) S:
- Mengatakan kalau masih
2023 Kategori :
merasakan rasa kurang
- Lingkungan
nyaman pada area operasi
Pukul : Sub kategori :
- Mengatakan kalau nyeri
16:00 WIB - Keamanan dan Proteksi
59
yang dirasakan menurun
F.
60
BAB III
PEMBAHASAN
Diagnosa keperawatan utama yang muncul pada kasus BPH pada Tn “M” adalah
Gangguan Eliminasi Urine. Adapun diagnosa keperawatan lain yang muncul adalah;
nyeri akut, gangguan mobilitas fisik, defisit pengetahuan, dan risiko infeksi.
Pada diagnosa gangguan eliminasi urine, intervensi utama yang dilakukan pada Tn
“M” adalah manajemen eliminasi urine dan latihan berkemih. Pada intervensi latihan
berkemih pada pasien BPH sudah terbukti secara ilmiah dengan adanya sebuah penelitian
yang berjudul “Pengaruh Bladder Training Terhadap Penurunan Inkontinensia Urine
pada Pasien Post Operasi BPH” oleh (Septian et al., 2020). Intervensi dilakukan pada 11
responden pasca pembedahan TURP yang diberikan bladder training dan diperoleh hasil
rata-rata 47,91 menit. Latihan berkemih ini mempunyai pengaruh seperti;
memperpanjang waktu untuk mengeluarkan urine, meningkatkan jumlah urine yang
ditahan oleh kandung kemih, meningkatkan kontrol pada dorongan/rangsangan berkemih
menurut jadwal dan mengurangi/mengatasi gangguan eliminasi urine.
Dari penelitian tersebut sudah terbukti bahwa latihan berkemih bisa dilakukan
kepada pasien BPH pre maupun post operasi. Selain itu, setelah diajarkan latihan
berkemih pasien juga bisa melakukannya secara mandiri.
61
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hardjowidjoto S. (1999).Benigna Prostat Hiperplasia. Airlangga University Press. Surabaya
Lab / UPF Ilmu Bedah, 1994. Pedoman Diagnosis Dan Terapi. Surabaya, Fakultas
Kedokteran Airlangga / RSUD. dr. Soetomo.
Long, B.C., 1996. Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawtaan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Septian, D. F., Julianto, E., Ningtyas, R., & . (2020). Pengaruh Bladder Training Terhadap
Penurunan Inkontinensia Urine Pada Pasien Post Operasi Bph. Journal of Nursing and
Health, 5(2), 100–107. https://doi.org/10.52488/jnh.v5i2.123
Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI. Jakarta.
62