Anda di halaman 1dari 40

ETIKA PROFESI KEGURUAN

Profesi Guru dalam Pengembangan Siswa

Disusun Oleh Kelompok 1:


Eggen Gustina (22591057)
Nely Kurniasi (22591139)
Yeisi Maiyuni (21591240)
PGMI 5H
Dosen Pembimbing:
Dra. Susilawati, M. Pd

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi
Keguruan

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP (IANI)
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami ucapkan syukur atas kehadiat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas berupa makalah mengenai Profesi Guru dalam Pengembangan Siswa dengan
waktu yang tepat. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa
rahmat bagi alam semesta. Semoga kita mendapatkan syafa’at di akhirat kelak.
Aamiin. Penulisan makalah ini bermaksud untuk menambah wawasan kita mengenai
Etika Profesi Keguruan.

Penyusunan makalah ini sudah kami lakukan dengan semaksimal mungkin, dan
kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan mengambil sumber dari berbagai
buku sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama
dalam pembuatan makalah.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan masukan berupa kritikan,
nasehat dan saran yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Akhir kata kami berharap mudah-mudahan tujuan
penulisan makalah ini dapat tercapai dan bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Curup, 14 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................3

C. Tujuan............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................4

A. Pengertian Profesi Guru...............................................................................................4

1. Pengertian Profesi.....................................................................................................4

2. Pengertian Guru.......................................................................................................5

B. Profesi Guru dalam Pengembangan Siswa.................................................................7

C. Kompetensi Profesional Guru......................................................................................8

1. Kompetensi Pedagogik...........................................................................................11

2. Kompetensi Kepribadian......................................................................................14

3. Kompetensi Sosial..................................................................................................16

4. Kompetensi Profesional.........................................................................................18

BAB III PENUTUP..............................................................................................................20

A. Kesimpulan..................................................................................................................20

B. Saran.............................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

LAMPIRAN............................................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesi guru bukan sekedar wahan untuk menyalurkan hobi ataupun sebagai
pekerjaan sambilan, akan teteapi merupakan pekerjaan yang harus ditekuni untuk
mewujudkan keahlian profesional secara maksimal. Sebagai tenaga professional, guru
memegang peranan dan tanggung jawab yang penting dalam pelaksanaan program
pembelajaran disekolah. Selain itu, guru juga memiliki tanggung jawab atas
ketercapaian tujuan pembelajaran disekolah.

Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam system


Pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral pertama dan
utama. Figur yang satu ini senantiasa akan selalu menjadi sorotan strategis Ketika
berbicara masalah Pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun
dalam sistem pendidikan, khususnya yang dilakukan secara formal disekolah. Guru
juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan
proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen paling berpengaruh terhadap
terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Keberhasilan seorang guru
dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik sangat ditentukan oleh
kompetensi guru yang bersangkutan. Hal ini cukup beralasan, karena kemampuan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran akan sangat ditentukan oleh
pemahaman guru akan pelaksanaan proses pembelajaran yang baik dan benar.

Kompetensi profesional guru merupakan salah satu faktor pendukung


tercapainya kualitas pendidikan, ini dikarenakan kompetensi profesional guru sangat
mengedepankan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan mengajar yang
merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan
informasi dari guru kepada siswa tetapi juga bagaimana guru mampu untuk bisa
mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan siswanya ketika proses pembelajaran
berlangsung. Banyak kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan terutama
menyangkut hasil belajar siswa yang lebih baik. Kompetensi profesional guru menjadi
syarat mutlak yang harus dimiliki setiap guru yang ikut berperan serta dalam

1
menjalankan proses pelaksanaan pembelajaran pada berbagai tingkat pendidikan
formal.

Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya merujuk pada


pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan. Suatu
profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau
dipersiapkan untuk itu. yang kemudian berkembang makin matang serta ditunjang
oleh tiga hal: keahlian, komitmen, dan keterampilan, yang membentuk sebuah
segitiga sama sisi yang di tengahnya terletak profesionalisme. Senada dengan itu,
secara implisit, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa guru adalah “tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi,
(pasal 39 ayat 1). Adapun Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen mengamanatkan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam
pengembangan siswa. Guru yang profesional akan mampu mengembangkan siswa
secara optimal, baik dari segi akademik, sosial, maupun emosional.

Keberadaan guru yang profesional dan berkompeten merupakan suatu


keharusan untuk memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Guru yang
profesional mampu mencerminkan sosok keguruannya dengan wawasan yang luas
dan memiliki sejumlah kompetensi yang menunjang tugasnya. Adapun kompetensi-
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mengaktualisasikan dirinya
sebagai pendidik terangkum dalam empat (4) kompetensi dasar seorang guru, seperti
tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007
yaitu; Kompetensi Pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional.

Profesi guru dalam pengembangan siswa adalah suatu profesi yang memiliki
tugas dan tanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa agar dapat berkembang secara optimal, baik
dari segi akademik, sosial, maupun emosional.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Profesi guru?
2. Bagaimana Profesi guru dalam pengembangan siswa?
3. Apa Saja Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru untuk mengembangkan
siswa?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian profesi guru.
2. Dapat mengetahui profesi guru dalam pengembangan siswa.
3. Dapat mengetahui apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh guru untuk
mengembangkan siswa.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi Guru


1. Pengertian Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi,
kode etik, serta sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, teknuk dan
desainer.
Profesi berasal dari Bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua arti yaitu
janji/ikrar dan pekerjaan. Profesi berasal dari kata proffesion yang berarti suatu
pekerjaan yang membutuhkan dukungan badan ilmu (body of knowledge) sebagai
dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan
baru, memerlukan Pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode
etik dengan fokus utama pada pelayanan.1
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para
anggotanya. Artinya pekerjaan tersebut tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang
yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu
(Danim, 2010:14) Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa profesi itu merupakan
suatu pekerjaan tertentu yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa sehingga
memperoleh kepercayaan pihak yang dibutuhkan.2
Menurut Saondi dan Suherman (2012:94) mengemukakan bahwa profesi itu
mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus. Dilaksanakan sebagai suatu
pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu). Dan juga dilaksankan sebagai sumber
utama nafkah hidup serta dilaksankan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah
pekerjaan yang harus dikerjakan dengan bermodal keahlian, keterampilan, dan
spesialisasi tertentu.

1
Muhammad Hakiki, Radinal Fadli. (Buku Profesi Kependidikan), Penerbit CV. Pena Persada. Hlm.10
2
Arif Setiawan, Masyhud, 2021. (Buku Profesi & Etika Keguruan). Penerbit Universitas Muhammadiyah
Malang. Hlm.2

4
Saondi dan Suherman (2012:94-95) mengemukakan tentang beberapa ciri atau
sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu:
a) Adanya pengetahuan khusus, biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki
berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
b) Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
c) Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi
harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
d) Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, di mana nilai-nilai kemanusiaan
berupa keselamatan, keamanan, dan kelangsungan hidup maka untuk
menjalankan suatu profesi terlebih dahulu harus ada izin khusus.
e) Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

2. Pengertian Guru
Secara etimologi guru sering disebut pendidik. Kata berasal dari Bahasa
Inggris teacher yang bermakna sebagai “the person who teach, especially in school”
atau guru adalah seseorang yang mengajar, khususnya disekolah/madrasah. Kata
teacher berasal dari kerja to teach atau teaching yang berarti mengajar. Jadi arti dari
kata teacher adalah guru, pengajar. Dalam Bahasa Arab ada beberapa kata yang
menunjukkan profesi ini seperti mudarris, mu’allim, murrabbi dan mu’addib yang
memiliki makna yang sama, namun masing-masing mempunyai karakteristik yang
berbeda.
Pengertian murrabbi mengisyaratkan bahwa guru adalah orang yang memiliki
sifat rabbani, artinya orang yang bijaksana, bertanggung jawab berkasih sayang
terhadap peserta didik dan mempunyai pengetahuan tentang rabb. Dalam pengertian
mu'allim mengandung arti bahwa guru adalah orang berilmu yang tidak hanya
menguasai ilmu secara teoretis tetapi mempunyai komitmen yang tinggi dalam
mengembangkan ilmu yang dimilikinya. Sedang dalam konsep ta'dib terkandung
pengertian integrasi antara ilmu dan amal sekaligus (Muhaimin dan abdul Mujib,
1993:164).
Guru dalam literatur kependidikan Islam biasa disebut sebagai ustadz,
mu'alim, murabby, mursyid, mudarris dan mu'addib. Kata ustadz mengandung makna

5
bahwa seorang guru dituntut untuk komitmen terhadap profesionalisme dalam
mengemban tugas, kata mu'alim mengandung makna bahwa seorang guru dituntut
untuk mampu menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan yang diajarkannya, serta
menjelaskan dimensi teoretis dan praktisnya dan berusaha membangkitkan peserta
didik untuk mengamalkannya, kata murobbi mengandung makna bahwa seorang guru
dituntut harus bisa mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi,
sekaligus mengatur dan memelihara hasil kreasinya, kata mursyid mengandung
makna bahwa guru harus berusaha menularkan penghayatan (transinternalisasi)
akhlak/kepribadiannya kepada peserta didiknya, baik yang berupa etos ibadah, etos
kerja, belajar maupun dedikasinya yang mengharapkan rida Allah semata, kata
mudarris mengandung makna bahwa guru harus berusaha mencerdaskan peserta
didiknya, menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka serta
melatih keterampilan mereka sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, kata
mu'addib mengandung makna bahwa guru adalah orang yang beradab sekaligus
memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban (civilization) yang
berkualitas di masa depan.
Dalam kehidupan masyarakat Sunda, kerap dikenal ada peribahasa guru itu
adalah wajib digugu dan ditiru. Digugu artinya didengarkan, diikuti, dan ditaati.
Sedang makna ditiru adalah dicontoh. Dengan penjelasan seperti ini, maka posisi guru
itu mengandung makna sosial yang sangat tinggi. Tidak mengherankan bila kemudian
di dalam kehidupan masyarakat Jawa pun ada penjelasan mengenai guru, ratu wong
atua karo". Kandungan makna dari peribahasa itu bahwa orang yang wajib dihormati
dalam kehidupan ini, yaitu guru, pemimpin dan orang tua. Itulah posisi sosial yang
tinggi dan menggambarkan posisi sosial guru yang sangat mulia.
Secara terminologis pengertian guru dalam makna yang luas adalah semua
tenaga kependidikan yang menyelenggarakan tugas-tugas pembelajaran di kelas untuk
beberapa mata pelajaran, termasuk praktik atau seni vokasional pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah (elementary and secondary level).
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen (pasal 1 ayat 1) dinyatakan: Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik. mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah". Dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, bahwa sebutan guru mencakup:

6
a) Guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi, maupun guru bimbingan
dan konseling, atau guru bimbingan karier.
b) Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah.
c) Guru dalam jabatan pengawas.
Istilah lain dari guru biasa disebut dengan pendidik. Dalam Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 39 ayat 1,
dijelaskan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Kemudian dalam
ayat 2 dijelaskan bahwa pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan
menengah disebut guru dan pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan tinggi
disebut dosen.
Jadi dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi guru
merupakan suatu bidang pekerjaan khusus yang memerlukan keahlian, kemampuan,
ketelatenan, dan pengetahuan yang digunakan untuk melaksanakan tugas pokok
mendidik, mengajar, membimbing, melatih, sertamengevaluasi pesertadidiknya agar
memiliki sikap dan perilaku yang diharapkan.
B. Profesi Guru dalam Pengembangan Siswa
Seorang guru berperan penting dalam proses belajar mengajar apalagi untuk
pengembangan siswa. Tugas guru dalam proses semacam ini lebih menjadi mitra aktif
yang bertanya, merangsang pikiran, memotivasi siswa menciptakan persoalan yang
mengandung berbagai alternatif jawaban, membiarkan dan mendorongmurid
menguraikan ide-idenya, memaparkan konsep yang diyakininya, kemudian pada
akhirnya secara kritis menguji konsep murid. Kemudian jangan lupa hal klasik yang
terus menjadi fokus pembelajaran sehingga dapat lebih fleksibel menerima gagasan
murid yang berbeda.selanjutnya tentu saja berbagai metode pembelajaran yang
mampu mengaktifkan murid dan membangun kolaborasi anatr murid, menciptakan
semangat tim belajar harus banyak dikuasi oleh guru. Demi membangkitkan semangat
belajar serta menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, guru harus turun dari
menara gadingnya serta mau menerima dan menghargai apapun pendapat murid
sambal menunjukkan apakah pemikiran itu sesuai dengan realita atau tidak.

7
Berbagai perekembangan kehidupan yang pesat dengan tantangan yang
semakin komplek telah menuntut agar guru selalu bersifat professional, guru harus
memiliki kompetensi tertentu dengan kualifikasi akademik yang layak. Guru
professional yang demikian itu dari segi kompetensi dipersyaratkan cukup kompeten
dalam hal kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi soisal, dan
kompetensi professional (pasal 3 ayat 2 PP No. 74 Tahun 2008). Kompetensi dalam
hal ini dimaksud sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimilik, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.

C. Kompetensi Profesional Guru

Menurut Uzer Usman (1997), kompentensi adalah suatu hal yang


menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik kualitatif maupun
kuantitatif. Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus
menerus sehingga memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten, dalam arti
memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
(Depdiknas, 2003).3

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kekuasaan


(kewenangan) untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Pengertian dasar
kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.4 Menurut UU No. 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat 10, disebutkan “Kompetensi adalah
seperangkat penegtahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas profesionalan.5

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengembangkan standar


kompetensi guru dan dosen, karena badan inilah yang memiliki kewenangan untuk
mengembangkan standar kompetensi guru dan dosen yang hasilnya ditetapkan dengan
Peraturan Menteri. Namun demikian dapat dicermati pendapat Sagala 2013: 23 yang
mengatakan “kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Menurut Undang-undang
3
Rina Febriana, 2019. (Buku Kompetensi Guru). Penerbit PT Bumi Aksara. hlm. 2
4
Moch. User Usman, Menjadi guru professional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2011), hlm.23
5
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung: ALFABETA,2013).
hlm.23

8
Nomor. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ayat 10, disebutkan
“kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan”.

Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya


kalbu), dan keterampilan (daya pisik) yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan.
Dengan kata lain, kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan,
keterampilan, nilai dna sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak dalam melaksanakan tugas/pekerjaannya. Dapat juga dikatakan bahwa
kompetensi merupakan gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap,
sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang
untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan guna mencapai standar
kualitas dalam pekerjaan dalam bidang pelaksanaan pendidikan. Kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan
dikuasai oleh guru untuk dapat melaksanakan tugastugas profesionalnya. Rumusan
kompetensi di atas mengandung tiga aspek diantaranya:6

a) Kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan


harapan yang menjadi ciri dan karakteristik seseorang dalam menjalankan
tugas. Aspek ini menunjuk pada kompetnsi sebagai gambaran substansi/
materi ideal yang seharusnya dikuasai atau dipersyaratkan untuk dikuasai oleh
guru dalam menjalankan pekerjaannya. Dengan demikian seseorang pendidik
dapat dipersiapkan atau belajar untuk menguasai kompetensi tertentu sebagai
bekal ia bekerja secara profesional;
b) Ciri dan karakteristik kompetensi yang digambarkan dalam aspek pertama itu
tampil nyata (manifest) dalam tindakan, tingkah laku dan unjuk kerjanya.
Aspek ini merujuk pada kompetensi sebagai gambaran unjuk kerja nyata yang
tampak dalam kualitas pola pikir, sikap dan tindakan seseorang dalam
menjalankan pekerjaannya secara professional. Seseorang dapat saja berhasil
menguasai secara teoritik seluruh aspek material kompetensi yang
diajarkannya dan dipersyaratkan. Namun begitu jika dalam praktek sebagai
tindakan nyata saat menjalankan tugas atau pekerjaan tidak sesuai dengan

6
Hanifuddin Jamin: Jurnal Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru. Hlm.21

9
standar kualitas yang dipersyaratkannya maka ia tidak dapat dikatakan sebagai
seseorang yang berkompetensi atau tidak piawai;
c) Hasil unjuk kerjanya itu memenuhi suatu kriteria standar kualitas tertentu.
aspek ini merujuk pada kompetensi sebagai hasil (output dan atau outcome)
dari unjuk kerja. Kompetensi seseorang mencirikan tindakan atau prilaku serta
mahir dalam menjalankan tugas untuk menghasilkan tindakan kerja yang
efektif dan efisien.Hasilnya merupakan produk dari kompetensi seseorang
dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya. Sehingga lain dapat menilai
seseorang apakah dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya berkompenten
dan profesional atau tidak.

Slamet PH (Sagala 2013: 24) membuka wacana mengenai istilah kompetensi.


Menurut beliau “kompetensi profesional diganti dengan kompetensi bidang studi
(subject matter competency). Istilah kompetensi kepribadian diganti dengan istilah
kompetensi etika profesi”. Memang hal yang harus diperhatikan secara sungguh-
sungguh adalah bagaimana memberika prioritas yang tinggi kepada guru sehingga
mereka dapat memperoleh kesempatan untuk selalu kemampuannya yang berkaitan
dengan meningkatkan kemampuan melaksanakan tugas sebagai guru. Guru juga harus
diberikan kepercayaan. Disamping untuk melaksanakan tugasnya sebagai guru, yakni
melakukan proses belajar mengajar yang baik. Kepada mereka juga perlu diberikan
dorongan dan suasana yang kondusif untuk menemukan berbagai alternatif metode
dan cara mengembangkan proses pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan guru
dan perkembangan jaman.

Guru profesional bukanlah hanya untuk satu kompetensi saja yaitu kompetensi
profesional, tetapi guru profesional semestinya meliputi semua kompetensi.
Sebagaimana diamanatkan UUGD No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP No. 19/2005
Pasal 28 ayat 3, guru wajib memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi. Dalam konteks kedua kebijakan tersebut, kompetensi profesional guru dapat
diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diwujudkan
dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki
seseorang untuk memangku jabatan guru sebagai profesi.

10
1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi guru dalam mengelola


pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.7

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan


pemahaman siswa dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara
substansi, kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap siswa,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Pengembangan dan peningkatan kualitas kompetensi guru selama ini


diserahkan pada guru itu sendiri. Jika guru itu mau mengembangkan dirinya sendiri,
maka guru itu akan berkualitas, karena ia senantiasa mencari peluang untuk
meningkatkan kualitasnya sendiri. Idealnya pemerintah, asosiasi pendidikan dan guru,
serta satuan pendidikan memfasilitasi guru untuk mengembangkan kemampuan
bersifat kognitif berupa pengertian dna pengetahuan, afektif berupa sikap dan nilai,
maupun performansi berupa perbuatan - perbuatan yang mencerminkan pemahaman
keterampilan dan sikap. Dukungan yang demikian itu penting, karena dengan cara itu
akan meningkatkan kemampuan pedagogik bagi guru.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butirnya


dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.8

Lebih lanjut, dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar


Pendidik dan Kependidikan dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran siswa yang sekurangkurangnya
meliputi hal-hal sebagai berikut:

7
Rina Febrian, 2019. (Buku Kompetensi Guru). Penerbit PT Bumi Aksara. Hlm. 10
8
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosada Karya, 2007). hlm. 75

11
 Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan (kemampuan mengelola
pembelajaran)
Secara pedagogis, kompetensi guruguru dalam mengelola pembelajaran perlu
mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting karena guru merupakan
seorang manajer dalam pembelajaran, yang bertanggung jawab terhadap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program
pembelajaran. Untuk kepentingan tersebut, sedikitnya terdapat empat langkah
yang harus dilakukan, yaitu menilai kesesuaian program yang ada dengan
tuntunan kebudayaan dan kebutuhan siswa, meningkatkan perencanaan
program memilih dan melaksanakan program, serta menilai perubahan
program.
 Pemahaman terhadap siswa
Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari siswa, yaitu
tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif.
 Perancangan pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang
akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran
sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan
kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.
 Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik dan pembentukan kompetensi jiwa. Umumnya pelaksanaan pembelajaran
mencakup tiga hal, yaitu pre-tes, proses, dan post-test.
 Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan
untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal
ini, guru di tuntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan
mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem jaringan komputer
yang dapat diakses oleh siswa.
 Evaluasi hasil belajar

12
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan
pembentukan kompetensi siswa, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas,
tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi,
benchmarking, serta penilaian program.
 Pengembangan siswa
Pengembangan siswa merupakan bagian dari kompetensi pedagogik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap siswa.
Pengembangan siswa dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara
lain melalui kegiatan ekstrakurikuler (ekskul), pengayaan dan remedial, serta
bimbingan dan konseling (BK).

Jadi, harapan guru dapat memiliki kompetensi pedagogik yang baik sehingga
dapat menyusun rancangan pembelajaran dan melaksanakannya. Guru diharapkan
dapat memahami landasan pendidikan, mampu menerapkan teori belajar, dapat
menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa, dan mampu
menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang tepat. Menurut
Suprihatiningrum 2013: 103 Mengemukakan “seorang guru perlu selalu mengakses
prekonsepsi tentang pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru masa depan dan
mengenali aturan mainnya”. Hal ini karena semakin majunya IPTEK, berdampak pula
pada kemajuan masyarakat sehingga tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
pendidikan yang lebih baik semakin mendesak. Lebih lanjut dikemukakan bahwa
mengajar adalah masalah bagaimana mengomunikasikan subjek pelajaran dengan
baik. Maknanya, seorang guru selain dituntut menguasai materi pelajaran dengan
baik, juga harus mampu menyampaikan / mengkomunikasikan materi kepada siswa
dengan cara dan strategi yang baik sehingga siswa dengan mudah menangkap dan
menguasai materi tersebut.

Menurut Sagala (2013: 32) kompetensi pedagogik merupakan kemampuan


dalam pengelolaan peserta didik meliputi: 9

 Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan;


 Guru memahaman potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat
didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta
didik;
9
At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018

13
 Guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen
maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar;
 Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar;
 Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis
dna interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan;
 Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan
standar yang dipersyaratkan; dan
 Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra
diri dan kepribadian seseorang, selama hal itu dilakukan dengan penuh kesadaran.
Kepribadian menurut Zakiah Daradjat (Sagala 2013: 33) disebut sebagai “sesuatu
yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan,
tindakan, dan ucapan ketika menghadapi suatu persoalan, atau melalui atsarnya saja”.
Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat
diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari
kepribadian seseorang. Apabila nilai kepribadian seseorang naik, maka akan naik,
maka akan naik pula kewibawaan ornag tersebut. Tentu dasarnya adalah ilmu
pengetahuan dan moral yang dimilikinya. Kepribadian akan turut menentukan apakah
para guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya, justru menjadi
perusak anak didiknya.

Suprihatiningrum (2013:106) mengatakan bahwa “kompetensi kepribadian


merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak
mulia”. Berikut merupakan penjelasan dari poin-poin pengertian kompetensi
kepribadian di atas.

 aMemiliki kepribadian mantap dan stabil

14
Dalam hal ini, guru dituntut untuk bertindak sesuai dengan norma Agam,
hukum dan sosial. Jangan sampai seorang pendidik melakukan tindakan-
tindakan yang kurang terpuji, kurang profesional, atau bahkan bertindak tidak
senonoh. Misalnya, adanya oknum guru yang menghamili siswanya, minum-
minuman keras, narkoba, penipuan, pencurian, dan aktivitas lain yang
merusak citra sebagai pendidik.
 Memiliki kepribadian yang dewasa
Kedewasaan guru tercermin dari kestabilan emosinya. Untuk itu, diperlukan
latihan mental agar guru tidak mudah terbawa emosi. Sebab, jika guru marah
akan mengakibatkan siswa takut. Ketakutan itu sendiri berdampak pada
turunnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran, serta dapat menganggu
konsentrasi belajarnya.
 Memiliki kepribadian yang arif
Kepribadian yang arif ditunjukkan melalui tindakan yang bermanfaat bagi
siswa, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berfikir
dna bertindak.
 Memiliki kepribadian yang berwibawa
Kepribadian yang berwibawa ditunjukkan oleh perilaku yang berpengaruh
positif terhadap siswa dan disegani.
 Menjadi teladan bagi siswa
Dalam istilah bahasa Jawa, guru artinya “digugu Ian ditiru”. Kata ditiru berarti
dicontoh atau dalam arti lain diteladani. Sebagai teladan, guru menjadi sorotan
siswa dalam gerak-geriknya.
 Memiliki akhlak mulia
Guru harus berakhlak mulia karena perannya sebagai penasihat. Niat pertama
dan utama seorang guru bukanlah berorientasi pada dunia, tetapi akhirat.Yaitu,
niat untuk beribadah kepada Allah. Dengan niat yang ikhlas, maka guru akan
bertindak sesuai dengan norma agama dan menghadapi segala permasalahan
dengan sabar karena mengharap ridha Allah Swt.

Seorang guru harus bertindak sesuai norma Agama, hukum dan sosial. Saat ini
banyak peristiwa, yang mana guru melanggar norma Agama, hukum dan susila
sehingga bertentangan dengan kompetensi kepribadian yang seharusnya dimiliki oleh
seorang guru. Hal ini karena ada sebagian guru yang tidak memahami arti pentingnya

15
kompetensi kepribadian bagi mereka dalam membantu kelancaran pelaksanaan tugas
mengajar.

Sagala (2013: 37) mengatakan bahwa “kemuliaan hati seorang guru


diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru secara nyata dapat berbagi dengan
anak didiknya”. Dari berbagai pendapat mengenai kompetensi kepribadian,
tampaknya terpulang kembali kepada guru. Karena guru yang memiliki daya kalbu
yang tinggi yang menampilkan kepribadian paripurna. Daya kalbu terdiri dari daya
spiritual, emosional, moral, rasa kasih saying, kesopanan, toleransi, kejujuran dan
kebersihan, disiplin diri, harga diri, tanggung jawab, keberanian moral, kerajian,
komitmen, estetika dan etika.

Dengan demikian, rencana sertifikasi guru juga menyangkut pada pengujian


terhadap kompetensi kepribadian guru. Guru yang memiliki kompetensi kepribadian
yang baik akan memengaruhi cara mengajar mereka sehingga berdampak pada
peningkatan kualitas pembelajaran.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari


masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/ wali siswa, dan masyarakat sekitar. Guru
merupakan makhluk sosial. Kehidupan kesehariannya tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan bersosial, baik di sekolah ataupun di masyarakat. Maka dari itu, guru
dituntut memiliki kompetensi sosial yang memadai. Berikut adalah hal-hal yang perlu
dimiliki guru sebagai makhluk sosial.

 Berkomunikasi dan bergaul secara efektif


Agar guru dapat berkomunikasi secara efektif, terdapat tujuh kompetensi sosial
yang harus dimiliki: a) memiliki pengetahuan tentang adat dan istiadat sosial
dan agama; b) memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi; c) memiliki
pengetahuan tentang inti demokrasi; d) memiliki pengetahuan tentang estetika;
e) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial; f) memiliki sikap yang benar
terhadap pengetahuan dan pekerjaan; g) setia terhadap harkat dan martabat
manusia.
 Manajemen hubungan antara sekolah dan masyarakat.

16
Untuk memanajemen hubungan antara sekolah dan masyarakat, guru dapat
menyelenggarakan program, ditinjau dari segi proses penyelenggaraan dan jenis
kegiatannya. Pada proses penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat,
terdapat empat komponen yang diperhatikan: perencanaan program,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Sementara untuk kegiatannya
dapat dilakukan dengan berbagai teknik, yaitu teknik langsung misalnya tatap
muka, kunjungan pribadi, melalui surat, atau media massa dan teknik tidak
langsung. Maksud dari teknik tidak langsung adalah kegiatan-kegiatan yang
secara tidak sengaja dilakukan oleh pelaku, tetapi mempunyai nilai positif untuk
kepentingan Husemas sekolah. Contoh: cerita dari mulut ke mulut yang
dilakukan oleh anggota masyarakat akan membentuk opini tertentu terhadap
suatu sekolah.
 Ikut berperan aktif di masyarakat
Selain sebagai pendidik, guru juga berperan sebagai wakil masyarakat yang
representatif. Dengan demikian, jabatan guru sekaligus sebagai jabatan
kemasyarakatan. Oleh karena itu, guru mengemban tugas untuk membina
masyarakat agar berpartisipasi dalam pembangunan.Dalam menjalankan
tugasnya, guru perlu meng-up grade diri dengan kompetensi-kompetensi yang
serupa aspek normatif kependidikan (beriktikad baik), pertimbangan sebelum
memilih jabatan guru, dan mempunyai program meningkatkan kemajuan
masyarakat dan pendidikan. Di mata masyarakat, guru bukan hanya orang yang
terbatas pada dinding-dinding kelas, melainkan dia harus menembus batas
halaman sekolah dan berada langsung di tengah-tengah masyarakat.
 Menjadi agen perubahan sosial
Agen perubahan yang mampu mendorong pemahaman dan toleransi. Tidak
sekadar mencerdaskan siswa, tetapi juga mampu mengembangkan kepribadian
yang utuh, berakhlak, dan berkarakter.Salah satu tugas guru adalah
menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna
bagi siswa. Sebagai pendidik, guru perlu mengembangkan kecerdasan sosial
siswa, yaitu diskusi, bermain peran, hadap masalah, kunjungan langsung ke
masyarakat dan lingkungan sosial yang beragam.

Kompetensi sosial sangat perlu dan harus dimiliki seorang guru. Sebab,
bagaimana pun juga ketika proses pendidikan berlangsung, dampaknya akan

17
dirasakan bukan saja oleh siswa itu sendiri, melainkan juga oleh masyarakat yang
menerima dan memakai lulusannya. Oleh karena itu, kemampuan untuk mendengar,
melihat, dan memerhatikan tuntutan dan kebutuhan masyarakat sangat perlu
ditingkatkan. Misalnya, melalui pengabdian pada masyarakat dan sosialisasi dalam
masyarakat di sekitar sekolah dan rumah. Hal ini perlu dilakukan karena guru adalah
manusia biasa yang juga merupakan bagian dari masyarakat sehingga keberadaannya
di masyarakat juga harus menunjukkan kompetensi sosial yang baik.

Diantara berbagai bentuk komunikasi, kita mengenal komunikasi edukatif,


yaitu komunikasi yang berlangsung dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan dan
pengajaran. Komunikasi edukatif perlu dibedakan dari bentuk komunikasi yang lain
karena memiliki makna/arti dan tujuan yang spesifik sebagai komunikasi
pembelajaran. Hasil komunikasi edukatif diharapkan mampu memotivasi siswa untuk
membangun struktur kognitif baru yang dapat menjadi dasar tindakan yang akan
dilakukan. Bila hal ini dapat dilakukan oleh setiap siswa, pengetahuan yang mereka
miliki bukan hanya sekedar school knowledges, melainkan sudah sampai pada action
knowledges. Mendidik memang seharusnya bertujuan untuk mengubah perilaku siswa
yang diawali dengan perubahan struktur kognitif siswa sehingga menjadi inner
knowledges yang dapat ditunjukkan dalam bentuk action knowledges.

4. Kompetensi Profesional

Guru adalah salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan di


sekolah. Oleh karena itu meningkatkan mutu pendidikan, berarti juga meningkatkan
mutu guru. Meningkatkan mutu guru bukan hanya dari segi kesejahteraannya, tetapi
juga profesionalitasnya. UU No. 14 tahun 2005 Pasal 1 ayat (1) menyatakan guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Sebagai seorang profesional guru harus memiliki kompetensi keguruan yang cukup.

Kompetensi keguruan itu tampak pada kemampuannya menerapkan sejumlah


konsep, asas kerja sebagai guru, mampu mendemonstrasikan sejumlah strategi
maupun pendekatan pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur, dan
konsisten. Kompetensi profesional guru menggambarkan tentang kemampuan yang

18
harus dimiliki oleh seseorang yang mengampu jabatan sebagai seorang guru, artinya
kemampuan yang ditampilkan itu menjadi ciri keprofesionalannya. Tidak semua
kompetensi yang dimiliki seseorang menunjukkan bahwa dia profesional karena
kompetensi profesional tidak hanya menunjukkan apa dna bagaimana melakukan
pekerjaan, tetapi juga menguasai kerasionalan yang dapat menjawab mengapa hal itu
dilakukan berdasarkan konsep dan teori tertentu.

Istilah professional (professional) berasal dari kata profession (pekerjaan) yang


berarti sangat mampu melakukan pekerjaan. Sebagai kata benda, profesional berarti
ornag yang melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profesiensi
(kemampuan tinggi) sebagai mata pencaharian. Jadi, kompetensi profesional guru
dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi
keguruannya. Dengan kata lain, guru yang ahli dan terampil dalam melaksanakan
profesinya dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan profesional.

Menurut Suprihatiningrum (2013: 115) kompetensi merupakan “kemampuan


yang berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan
mendalam yang mencakup penguasaan substansi keilmuan yang menaungi materi
kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru”. Dalam
Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa
yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing siswa
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

Dari penjelasan diatas dapat dianalisis bahwa kompetensi professional


diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan dalam menjalankan profesi
keguruannya. Guru yang ahli dan terampil dalam melaksanakan profesinya dapat
disebut sebagai guru yang kompeten dan professional.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Profesi adalah pekerjaan yang harus dikerjakan dengan bermodal keahlian,
keterampilan, dan spesialisasi tertentu

Profesi guru merupakan suatu bidang pekerjaan khusus yang memerlukan


keahlian, kemampuan, ketelatenan, dan pengetahuan yang digunakan untuk
melaksanakan tugas pokok mendidik, mengajar, membimbing, melatih,
sertamengevaluasi pesertadidiknya agar memiliki sikap dan perilaku yang diharapkan

Kompetensi professional diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan


dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang ahli dan terampil dalam
melaksanakan profesinya dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan professional.

Guru professional yang demikian itu dari segi kompetensi dipersyaratkan


cukup kompeten dalam hal kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi soisal, dan kompetensi professional (pasal 3 ayat 2 PP No. 74 Tahun
2008). Kompetensi dalam hal ini dimaksud sebagai seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimilik, dihayati, dikuasai, dan
diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

B. Saran
Penulis tentunya menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

20
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Hakiki, Radinal Fadli. Buku Profesi Kependidikan. Penerbit CV. Pena
Persada

Arif Setiawan, Masyhud, 2021. Buku Profesi & Etika Keguruan. Penerbit Universitas
Muhammadiyah Malang

Rina Febriana, 2019. Buku Kompetensi Guru. Penerbit PT Bumi Aksara.

Moch. User Usman, Menjadi guru professional, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya,2011),

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung:


ALFABETA,2013)

Hanifuddin Jamin: Jurnal Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosada


Karya, 2007)

At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018

21
LAMPIRAN

22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37

Anda mungkin juga menyukai