Anda di halaman 1dari 5

Tanggung Jawab Auditor

Tujuan Audit Laporan Keuangan


Untuk meningkatkan tingkat keyakinan pengguna laporan yang
dituju melalui pernyataan suatu opini oleh auditor apakah
laporan keuangan telah disusun,
dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku. (SA 200)

Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan Auditan

Laporan keuangan adalah milik entitas, disusun oleh manajemen entitas dengan pengawasan dari
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

Manajemen bertanggung jawab menerapkan kebijakan akuntansi yang tepat, menyelenggarakan


pengendalian internal yang memadai, serta menyusun LK yang wajar.

Adapun surat pernyataan manajemen serta representasinya tertulis dalam SA, UU No. 8 tentang
Dokumen Perusahaan, Peraturan OJK, dan RUU Pelaporan Keuangan.

Tujuan keseluruhan auditor dalam audit laporan keuangan :


- Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah LK secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material, baik disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan karena itu
memungkinkan auditor untuk menyatakan suatu opini tentang apakah LK telah disusun, dalam
semua yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
- Melaporkan atas laporan keuangan & mengkomunikasikannya sebagaimana ditentukan oleh SA
berdasarkan temuan audit.

Tanggung jawab auditor


1. Kompeten, integritas, independen, objektif (kode etik)

Kompeten = memiliki pengetahuan & keterampilan profesional yang dibutuhkan (sertifikasi CPA &
lisensi AP)

Independen = netral, tidak memihak

Integritas = bersikap jujur & terbuka

Objektif = bebas dari conflict of interest

2. Memperoleh keyakinan memadai (reasonable assurance)

Reasonable assurance merupakan suatu basis untuk menyatakan opini. Hal ini dapat dicapai
melalui perolehan bukti audit yang cukup dan tepat (sufficient appropriate evidence) untuk
menurunkan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima. Semakin rendah risiko audit,
semakin tinggi reasonable assurance-nya. Adapun keyakinan memadai bukan berarti keyakinan
absolut, karena masih memiliki potensi kesalahan di dalamnya.

Reasonable assurance merupakan isu professional judgement (penerapan hasil pelatihan,


pengetahuan & pengalaman yang relevan dalam konteks standar audit, akuntansi dan etika, dalam
membuat keputusan {informed decision} tentang pilihan/tindakan yang tepat sesuai kondisi
membuat keputusan {informed decision} tentang pilihan/tindakan yang tepat sesuai kondisi
yang dihadapi dalam penugasan audit).

Professional judgement diterapkan pada penentuan :

- Asesmen risiko - risk based


- Materialitas
- Bukti audit yang cukup & tepat
- Penilaian kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan
- Perumusan opini
3. Mendeteksi kesalahan penyajian material

Kesalahan penyajian (misstatements) adalah suatu perbedaan atas angka, klasifikasi, penyajian,
atau pengungkapan suatu pos laporan keuangan, antara yang dilaporkan dalam laporan keuangan
dengan yang seharusnya menurut kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Dapat disebabkan dua hal, yaitu karena:

- Kecurangan (fraud)

Fraud dapat berupa Fraudulent Financial Reporting dan Misappropriation of Assets.

a. Fraudulent Financial Reporting


Merupakan salah saji/penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam LK untuk
mengelabui pengguna laporan. Dapat berupa manipulasi, pemalsuan, penggelapan data akuntansi,
representasi yang salah atau dihilangkannya peristiwa, transaksi, atau informasi yang
signifikan, serta penerapan salah prinsip akuntansi yang disengaja.

Teknik yang sering digunakan dalam kecurangan ini adalah;

-
○ Recorded revenue prematurely
○ Created fictitious revenue transactions

○ Overvaluing existing assets


○ Capitalizing items that should've been expensed
○ Deferred tax assets

b. Missapropriation of Assets
Merupakan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aset entitas yang
mengakibatkan LK tidak disajikan sesuai kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Dapat berupa penggelapan tanda terima barang/uang, pencurian aset, serta pembayaran atas
harga barang yang tidak diterima.
Tanggung jawab auditor
SA = auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh
keyakinan memadai bahwa LK terbebas dari kesalahan penyajian material.

▪ Fokus pada pendeteksian kesalahan penyajian material (RMM)


▪ Kesalahan penyajian dipandang material jika berpengaruh terhadap keputusan
pengguna
▪ Auditor tidak bertanggung jawab untuk mendeteksi kesalahan penyajian yang bersifat
tidak material.

Responding to the Risk of Fraud


▪ Bersikap professional skepticism
▪ Menilai risiko salah saji akibat fraud dan mempertimbangkan risiko tersebut di dalam
merancang auditnya
□ Menyesuaikan kemampuan & pengalaman staff audit
□ Mempertimbangkan untuk tidak mengandalkan kepada internal control
□ Merancang & melaksanakan prosedur audit untuk mengidentifikasi risiko fraud
▪ Menilai bukti audit secara lebih kritis
▪ Costly

- Kesalahan (error)

Merupakan kesalahan penyajian jumlah atau pengungkapan dalam LK yang tidak disengaja.

4. Menilai kepatuhan terhadap peraturan

Ketidakpatuhan terhadap peraturan/NOCLAR (non-compliance with law and regulation)

Adalah tindakan penghilangan/tindakan kejahatan oleh entitas, baik secara sengaja ataupun tidak,
yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hal ini dapat :


- Menimbulkan dampak material terhadap LK
- Berdampak langsung

Merupakan tindakan pelanggaran hukum yang berdampak langsung terhadap jumlah &
pengungkapan dalam LK. Contohnya manipulasi pajak.

- Berdampak tidak langsung

Merupakan tindakan pelanggaran hukum yang baru berdampak jika terjadi akibat hukum. Potensi
terjadinya akibat hukum merupakan contingent liability yang harus diungkapkan dalam LK (PSAK
57), seperti pencemaran lingkungan, keselamatan kerja, imbalan kerja, dll.
- Memperoleh pemahaman umum tentang kerangka peraturan perundang-undangan yang berlaku
bagi entitas, dan bagaimana entitas mematuhi kerangka tersebut.
- Direct illegal acts (NOCLAR) - memperoleh bukti yang cukup & tepat terkait kepatuhan entitas
terhadap peraturan yang berdampak langsung terhadap LK.
- Indirect illegal acts (NOCLAR) - melakukan prosedur audit tertentu yang dapat membantu
mengungkapkan ketidakpatuhan terhadap peraturan yang mungkin berdampak material terhadap
LK.

5. Bersikap skeptisme profesional

Merupakan sikap yang mencakup :

- Pikiran yang selalu mempertanyakan (a questioning mind),


- Waspada terhadap kondisi-kondisi yang mengindikasikan kesalahan penyajian karena fraud dan
error,
- Penilaian yang kritis (critical assessment) terhadap bukti audit.

Sikap ini harus diterapkan dalam pernecanaan, pelaksanaan audit, serta perumusan kesimpulan
(opini).

6. Menilai going concern

LK bertujuan umum disusun berdasarkan


asumsi bahwa entitas akan mempertahankan
kelangsungan usahanya dan melanjutkan
operasinya untuk masa depan yang dapat
diprediksi. Entitas dengan kondisi keuangan
tidak sehat akan menimbulkan kesangsian besar
dalam kemampuan beroperasi di masa depan, sehingga
basis akuntansi kerangka bertujuan umum mungkin menjadi tidak tepat.

Tanggung jawab auditor


- Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang kelangsungan usaha entitas,
- Menyimpulkan ketepatan penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam
penyusunan LK,
- Menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah terdapat suatu ketidakpastian
material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya,
- Menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya dalam periode tidak lebih dari 1 tahun ke depan.

7. Menerbitkan laporan audit (opini)

Anda mungkin juga menyukai