Materi Kode Etik - CTA - Bapak Triyanto (April 2022)
Materi Kode Etik - CTA - Bapak Triyanto (April 2022)
Akuntan Publik
ED
KEPAP
2021
SEKSI 100
Menambahkan Judul Pendahuluan yang menegaskan bahwa Kode Etik
ini menetapkan standar mutu yang tinggi atas perilaku etis yang
diharapkan dari Anggota
SEKSI 110
Menambahkan sisipan pada lima prinsip dasar etika, yaitu:
Objektivitas dan Perilaku Profesional
Perubahan Substansial Atas Kode Etik untuk Mendukung Peran
dan Pola Pikir yang Diharapkan dari Anggota
SEKSI 111
Menekankan terkait “kekuatan karakter untuk bertindak dengan tepat”
SEKSI 120
Mengklarifikasi dan menekankan konsep “Memiliki Pemikiran yang
Selalu Mempertanyakan” dengan menambahkan dua pertimbangan
utama yang terkait hal tersebut
SEKSI 120
Menambahkan konsep “Pertimbangan Lain Saat Menerapkan Kerangka
Kerja Konseptual”, yang terdiri dari: Bias dan Budaya Organisasi
• Professional 2 Objectivity
Skepticism
3 Professional Competence and Due Care
4 Confidentiality
Prinsip-prinsip dasar secara khusus
diperkuat oleh:
5 Professional Behavior
• Pendidikan dan Pelatihan.
• Pengawasan.
Proses dalam menghadapi
Anggota IAPI bertindak dalam lingkungan berkepentingan publik, ketidakpatuhan.
sehingga harus mampu menjaga kepercayaan publik. • Kepemimpinan dalam KAP.
Struktur KEPAP
Bagian 1 – Kepatuhan terhadap Kode Etik, Prinsip Dasar Etika, dan Kerangka
Kerja Konseptual
REVISI YANG
DILAKUKAN (1)
3. 1.
Mengatasi Identifikasi
Ancaman Ancaman
2. Evaluasi
Ancaman
Mengidentifikasi Ancaman
Ancaman
Ancaman berupa kepentingan keuangan atau kepentingan lain yang akan memengaruhi
Kepentingan pertimbangan atau perilaku Anggota secara tidak tepat;
Pribadi
Ancaman ketika Anggota tidak dapat secara tepat melakukan evaluasi atas pertimbangan yang telah
Ancaman dibuatnya; atau aktivitas yang dilakukan oleh Anggota atau individu dalam Kantor atau organisasi
Telaah Pribadi tempatnya bekerja, yang diandalkan oleh Anggota ketika membuat suatu pertimbangan sebagai
bagian dari pelaksanaan aktivitas yang sedang diberikan;
Ancaman Ancaman yang terjadi ketika Anggota mendukung posisi klien atau organisasi tempatnya
Advokasi bekerja sampai pada titik yang dapat mengurangi objektivitasnya;
Ancaman yang terjadi karena hubungan yang lama atau hubungan yang dekat dengan klien atau
Ancaman organisasi tempatnya bekerja, Anggota terlalu bersimpati pada kepentingan klien atau
Kedekatan organisasi tempatnya bekerja, atau terlalu mudah menerima hasil pekerjaan mereka; dan
Ancaman Ancaman yang terjadi ketika Anggota dihalangi untuk bertindak secara objektif karena tekanan
Intimidasi yang nyata atau dirasakan, termasuk upaya memengaruhi Anggota secara tidak semestinya.
Mengevaluasi Ancaman
Contoh kondisi, kebijakan, dan prosedur yang relevan dalam mengevaluasi level ancaman:
Tetap waspada selama aktivitas profesional akan membantu Anggota dalam menentukan informasi baru telah
muncul atau mengubah fakta yang:
Tindakan untuk menghilangkan ancaman bergantung pada fakta dan keadaan, suatu ancaman
dapat diatasi dengan menghilangkan keadaan yang memunculkan ancaman. Namun, terdapat
beberapa situasi ketika ancaman hanya dapat diatasi dengan menolak atau mengakhiri aktivitas
profesional tertentu.
Pertimbangan untuk Perikatan Audit,
Perikatan Reviu, dan Perikatan Asurans Lain
INDEPENDENSI
Sikap mental pemikiran yang memungkinkan untuk Penghindaran fakta dan keadaan yang sangat signifikan sehingga
menyatakan suatu kesimpulan dengan tidak pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai,
terpengaruh oleh tekanan yang dapat besar kemungkinan akan menyimpulkan bahwa integritas,
mengompromikan pertimbangan profesional, sehingga objektivitas, atau skeptisisme profesional dari Kantor, atau anggota
memungkinkan individu bertindak secara berintegritas tim audit atau tim asurans, telah dikompromikan.
serta menerapkan objektivitas dan skeptisisme
profesional. Standar Independensi menetapkan persyaratan dan materi aplikasi
tentang cara menerapkan kerangka kerja konseptual untuk
mempertahankan independensi pada saat melakukan perikatan
Anggota yang berpraktik melayani publik disyaratkan audit, perikatan reviu, atau perikatan asurans lainnya. Anggota yang
oleh Standar Independensi harus independen ketika berpraktik melayani publik dan Kantor disyaratkan untuk mematuhi
melakukan perikatan audit, perikatan reviu, atau
standar tersebut agar independen ketika melakukan perikatan
perikatan asurans lainnya.
tersebut.
Pertimbangan untuk Perikatan Audit,
Perikatan Reviu, dan Perikatan Asurans Lain
SKEPTISISME PROFESIONAL
Berdasarkan standar audit, standar perikatan reviu, dan standar perikatan asurans lainnya yang
ditetapkan oleh asosiasi profesi akuntan publik, Anggota yang berpraktik melayani publik disyaratkan
untuk menerapkan skeptisisme profesional.
Skeptisisme profesional dan prinsip dasar etika yang dijelaskan dalam Seksi 110 (Prinsip Dasar Etika)
adalah konsep yang saling berkaitan.
Contoh Penerapan Skeptisisme Profesional
Dalam audit atas laporan keuangan, kepatuhan terhadap prinsip dasar etika, baik secara individual dan kolektif,
mendukung penerapan skeptisisme professional, seperti yang ditunjukkan dalam contoh berikut:
Integritas ✓ Bersikap lugas dan jujur ketika mengemukakan perhatian atas suatu posisi yang diambil oleh klien; dan
✓ Melakukan permintaan keterangan tentang informasi yang tidak konsisten dan mengumpulkan bukti
audit lanjutan untuk mengatasi perhatian tentang pernyataan yang mungkin salah atau menyesatkan
secara material agar dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang cukup tentang tindakan
yang tepat dalam keadaan tersebut.
✓ Mengakui keadaan atau hubungan, seperti kedekatan dengan klien, yang mungkin
Objektivitas mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis; dan
✓ Mempertimbangkan dampak dari keadaan dan hubungan tersebut terhadap pertimbangan Anggota
ketika mengevaluasi kecukupan dan ketepatan bukti audit yang terkait dengan suatu hal yang
material pada laporan keuangan klien.
Kompetensi & ✓ Menerapkan pengetahuan yang relevan pada industri dan aktivitas bisnis klien tertentu untuk
Kehati-hatian mengidentifikasi secara tepat risiko salah saji yang material;
Profesional ✓ Merancang dan melakukan prosedur audit yang tepat; dan
✓ Menerapkan pengetahuan yang relevan ketika menilai secara kritis apakah bukti audit telah cukup
dan tepat dalam keadaan tersebut.
Revisi yang Dilakukan (2)
• Persyaratan baru bagi Anggota untuk Memiliki Pemikiran yang Selalu Mempertanyakan (inquiring mind) ketika
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap prinsip dasar etika.
• Berdasarkan standar audit, reviu, dan asurans lainnya, Anggota juga disyaratkan untuk menerapkan skeptisisme
profesional, yang mencakup penilaian kritis terhadap bukti.
Revisi yang Dilakukan (3)
Availability bias
Confirmation bias
BIAS
Group think
Overconfidence bias
Representation bias
Selective perception
Bias
1. Anchoring bias, merupakan kecenderungan untuk menggunakan bagian informasi awal sebagai patokan
(anchor) dibandingkan dengan informasi selanjutnya yang tidak dinilai secara memadai.
2. Automation bias, merupakan kecenderungan untuk memilih keluaran yang dihasilkan dari sistem yang
terotomatisasi, bahkan ketika penalaran manusia atau informasi yang kontradiktif menimbulkan
pertanyaan apakah keluaran tersebut dapat diandalkan atau sesuai untuk tujuannya
3. Availability bias, merupakan kecenderungan untuk lebih menitikberatkan atau yang telah tersedia
daripada peristiwa atau pengalaman yang belum tersedia.
4. Confirmation bias, yaitu kecenderungan untuk lebih menitikberatkan pada informasi yang menguatkan
keyakinan yang telah ada daripada informasi yang bertentangan atau menimbulkan keraguan
5. Group think : kecenderungan sekelompok individu untuk menghambat kreativitas & tanggung jawab
individual sehingga keputusan yang diperoleh tanpa disertai alasan kritis atau pertimbangan alternatif..
6. Overconfidence bias, merupakan kecenderungan untuk menilai berlebihan kemampuan diri dalam
membuat penilaian risiko, pertimbangan atau keputusan lain yang akurat.
7. Representation bias, yaitu yaitu kecenderungan untuk mendasarkan pemahaman pada pola
pengalaman, peristiwa, atau keyakinan yang dianggap representatif.
8. Selective perception, yaitu kecenderungan bahwa ekspektasi seseorang dapat memengaruhi cara
pandang terhadap suatu hal atau pribadi seseorang
Budaya Organisasi (120.13)
Pertimbangan
Profesional Adanya dukungan dan tanggung
jawab pimpinan
Anggota diharapkan untuk mendorong dan mempromosikan budaya berbasis etika di dalam organisasi, dengan
mempertimbangkan posisi dan senioritas.
KODE ETIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2021
Ketika merespons adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan, tujuan dari Anggota adalah:
Merespon tepat waktu dengan memperhatikan sifat masalah dan bahaya potensial
untuk entitas, investor, kreditur, karyawan atau publik.
Anggota senior (Direksi, Dewan Komisaris, Pejabat Eksekutif atau pejabat lain
yang mampu mempengaruhi signifikan ke entitas) harus memahami masalah dan
melakukan langkah yang tepat untuk mengatasi masalah dengan segera,
termasuk komunikasi ke Direksi, Dewan Komisaris, dan menentukan apakah perlu
komunikasi ke regulator.
Anggota selain anggota senior harus memperoleh pemahaman sifat masalah dan melakukan komunikasi
ke manajemen dan TCWG serta dapat mempertimbangkan untuk melaporkan ke regulator.
• Anggota dapat meminta advis hukum atau konsultasi kepada organisasi profesi
RRespon atas Ketidakpatuhan terhadap Peraturan
s
Perundang-undangan (Non Compliance with Law and
Regulation (NOCLAR)) – Seksi 360 (Anggota yang
Berpraktik Melayani Publik)
Peran Anggota – Respons
atas Ketidakpatuhan
terhadap Peraturan
Perundang-undangan
a. Anggota, untuk tujuan audit atas laporan keuangan grup, diminta oleh tim perikatan grup untuk melakukan
pekerjaan atas informasi keuangan yang terkait dengan komponen tersebut; atau
b. Anggota ditugaskan untuk melakukan audit atas laporan keuangan komponen tersebut untuk tujuan selain
audit grup, misalnya, audit berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
Jika rekan perikatan grup menyadari ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan dalam proses audit
atas laporan keuangan grup, rekan perikatan grup harus mempertimbangkan apakah permasalahan
tersebut relevan dengan satu atau beberapa kompenen yang:
a. Informasi keuangannya digunakan untuk tujuan audit atas laporan keuangan grup; atau
b. Laporan keuangannya diperlukan untuk tujuan selain audit grup, misalnya suatu audit berdasarkan
AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan respons manajemen dan pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola, maka Anggota harus menentukan
apakah tindakan lanjutan diperlukan dalam melindungi
kepentingan publik.
SA 250 Par. 11
Tujuan auditor:
1. Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
mengenai kepatuhan terhadap ketentuan
❖ Dalam KEPAP Seksi 360 berhubungan
dalam peraturan perundang-undangan yang
dengan Standar Audit (SA) 250,
pada umumnya berdampak langsung dalam
yaitu Pertimbanggan atas Peraturan
menentukan angka dan pengungkapan
Perundangan-undangan dalam Audit
material dalam laporan keuangan;
atas Laporan Keuangan
2. Melaksanakan prosedur audit tertentu untuk
❖ SA 250 dirancang untuk membantu
membantu dalam mengidentifikasi adanya
auditor dalam mengidentifikasi
ketidakpatuhan terhadap peraturan
kesalahan penyajian material dalam
perundang- undangan lain yang dapat
laporan keuangan yang disebabkan
berdampak material terhadap laporan
oleh ketidakpatuhan terhadap peraturan
keuangan;
perundang-undangan.
3. Merespons adanya ketidakpatuhan yang
diidentifikasi atau diduga terjadi terhadap
peraturan perundang-undangan yang
diidentifikasi selama pelaksanaan audit
Seksi 360 kaitannya dengan Standar Audit (SA) 250 (Revisi 2021)
SA 250 par 14: (BERDAMPAK LANGSUNG) SA 250 par 13: Auditor harus memperoleh pemahaman mengenai pemahaman kerangka
Auditor harus memperoleh bukti audit peraturan perundangan yang berlaku bagi entitas dan industi atau sector dan bagaimana entitas
yang cukup dan tepat mengenai mematuhi kerangka tersebut.
kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang pada Meminta keterangan kepada
umumnya berdampak langsung terhadap manajemen dan, jika relevan SA 250 Par. 17
penentuan angka dan pengungkapan relevan, kepada pihak yang Auditor harus meminta kepada
material laporan keuangan bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen dan, jika relevan, kepada
mengenai tingkat kepatuhan entitas pihak yang bertanggung jawab atas
terhadap peraturan perundang- tata kelola untuk memberikan
SA 250 Par. 15 (Tidak representasi tertulis bahwa telah
undangan tersebut
berdampak Langsung) Prosedur mengungkapkan kepada auditor
audit dalam mengidentifikasi seluruh ketidakpatuhan atau dugaan
adanya ketidakpatuhan Menginspeksi korespondensi, jika
relevan, dengan pihak ketidakpatuhan terhadap peraturan
terhadap peraturan perundang- perundang-undangan yang diketahui,
undangan berwenang yang menerbitkan izin
atau peraturan yang dampaknya harus
dipertimbangkan pada saat
penyusunan laporan keuangan.
SA 250 (2021): Komunikasi NOCLAR
Bila auditor menyadari informasi mengenai adanya NOCLAR, auditor harus memeproleh
pemahaman atas NOCLAR dan informasi lanjutan untuk mengevaluasi dampak yang
mungkin terjadi terhadap laporan keuangan, termasuk dampak tidak memadainya bukti
yang cukup dan tepat atas opini auditor, penilaian risiko auditor dan keandalan
representasi tertulis, serta mengambil Tindakan yang tepat. (Par 19-22).
• Auditor harus mengomunikasikan NOCLAR kepada manajemen yang tepat dan TCWG atau
otoritas yang lebih tinggi dalam entitas tersebut, bila ada, termasuk advis hukum (par 23-
25).
• Auditor harus menentukan apakah peraturan perundang-undangan atau ketentuan etika
mengharuskan auditor untuk melaporkan kepada otoritas yang tepat diluar entitas (Par 29).
• Pelaporan atas NOCLAR kepada otoritas yang tepat diluar entitas bukan merupakan
pelanggaran terhadap prinsip kerahasiaan auditor menurut peraturan perundang-
undangan atau ketentuan etika yang relevan. (Par A32)
Seksi 360 kaitannya dengan Standar Audit (SA) 250 (Revisi 2021)
Ketika auditor menyimpulkan Ketika auditor dihalangi oleh Ketika auditor tidak dapat
bahwa ketidakpatuhan yang manajemen atau TCWG untuk menentukan adanya
diidentifikasi atau diduga terjadi mendapatkan bukti audit yang ketidakpatuhan
memiliki dampak material cukup dan tepat dalam karena keterbatasan kondisi dan
terhadap laporan keuangan, dan mengevaluasi apakah bukan karena pembatasan
belum tercermin secara ketidakpatuhan yang dapat ruang lingkup oleh manajemen
memadai dalam laporan berdampak material terhadap atau TCWG
keuangan laporan keuangan telah terjadi
atau kemungkinan telah terjadi
Par. 29
Auditor harus mencantumkan ke dalam dokumentasi audit mengenai ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi dan prosedur audit yang dilaksanakan, pertimbangan profesional
signifikan yang diterapkan, dan kesimpulan yang diperoleh; dan diskusi mengenai hal -hal signifikan terkait ketidakpatuhan
kepada manajemen dan TCWG.
JASA PROFESIONAL LAIN SELAIN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Faktor-faktor relevan yang
Jika Anggota perlu dipertimbangkan
Jika Anggota yang ditugaskan untuk termasuk:
mengidentifikasi atau
melakukan jasa profesional selain menduga bahwa 1. Sifat dan keadaan
audit atas laporan keuangan ketidakpatuhan telah permasalahan.
mengetahui informasi mengenai terjadi atau mungkin 2. Individu aktual yang terlibat
ketidakpatuhan atau dugaan
ketidakpatuhan, maka Anggota terjadi, maka Anggota harus atau berpotensi terlibat.
harus memperoleh pemahaman membahas permasalahan 3. Kemungkinan adanya kolusi.
atas permasalahan tersebut. tersebut dengan level 4. Konsekuensi potensial dari
Pemahaman tersebut harus manajemen yang tepat.
Komunikasi dengan pihak permasalahan tersebut.
mencakup sifat ketidakpatuhan
yang bertanggung jawab 5. Apakah level manajemen
atau dugaan ketidakpatuhan dan tersebut mampu
keadaan ketika hal tersebut telah atas tata kelola diperlukan
terjadi atau mungkin terjadi. jika memiliki akses dan menginvestigasi permasalahan
diperlukan. dan mengambil tindakan yang
tepat.
JASA PROFESIONAL LAIN SELAIN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Maka
Klien audit Kantor atau jaringan Komponen dari klien audit Kantor
Kantor atau jaringan Kantor
Maka
Jaringan Kantor Suatu jaringan Kantor harus independen dari klien audit Kantor lain dalam jaringan Kantor tersebut.
Jaringan muncul karena struktur yang lebih besar tersebut bertujuan untuk kerjasama dan ditujukan untuk
berbagi:
suatu strategi bisnis secara penggunaan suatu nama bagian penting dari sumber
bersama. merek bersama. daya profesional.
Jaringan
Suatu jaringan Kantor Persyaratan independensi yang berlaku untuk suatu jaringan Kantor, juga
harus independen dari berlaku untuk setiap entitas yang memenuhi definisi sebagai suatu jaringan
klien audit Kantor lain Kantor. Misalnya, suatu praktik konsultasi atau praktik hukum profesional
dalam jaringan Kantor mungkin merupakan suatu jaringan Kantor tetapi bukan sebagai suatu Kantor .
Ketika dikaitkan dengan struktur Kantor dan entitas lain yang lebih besar, suatu Kantor harus:
1. Menerapkan pertimbangan profesional;
2. Mempertimbangkan apakah pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai
kemungkinan akan menyimpulkan bahwa Kantor dan entitas-entitas lain tersebut terhubung
sedemikan rupa sehingga merupakan suatu jaringan; dan
3. Menerapkan pertimbangan tersebut secara konsisten pada seluruh jaringan yang lebih besar.
Apakah suatu relasi KAP
dengan entitas lain
merupakan Jaringan?
Bukan jaringan:
1. Pembagian biaya yang tidak material.
Jaringan: 2. Pembagian biaya hanya sebatas untuk
1. Merek bersama: nama sebagai bagian dari,
pengembangan metodologi audit, manual,
atau bersama dengan, nama kantornya,
atau biaya pelatihan.
ketika rekan kantor menandatangani
3. Kerjasama kantor dengan entitas lain yang
laporan audit.
tidak berkaitan secara bersama-sama
2. Materi promosi atau perlengkapan yang
untuk menyediakan jasa atau
digunakan mengacu pada kantor tersebut
mengembangkan produk.
sebagai anggota dari suatu asosiasi
4. Hanya semata-mata bekerjasama dengan
kantor.
entitas lain untuk memenuhi permintaan
proposal penyediaan jasa profesional.
Sistem bersama yang memungkinkan Kantor melakukan penukaran
informasi seperti pencatatan data, penagihan, dan waktu dari suatu
klien
Rekan dan personel lainnya.
Jika Kantor atau jaringan Kantor menjual suatu komponen praktiknya, dan komponen
tersebut secara berkelanjutan menggunakan semua atau sebagian dari nama Kantor atau
jaringan untuk waktu yang terbatas, maka entitas yang relevan tersebut harus menentukan
bagaimana mengungkapkan bahwa pihak-pihak tersebut bukan merupakan jaringan Kantor
ketika menampilkan dirinya kepada pihak luar
Independensi
Suatu jaringan Kantor harus
Kantor yang melakukan perikatan audit harus independen (P400.11) independen dari klien audit Kantor lain
dalam jaringan Kantor
Kantor harus menerapkan kerangka kerja konseptual yang ditetapkan dalam Seksi
• Tim perikatan audit harus independent
120 untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap • Tim audit harus independen
independensi dalam kaitannya dengan perikatan audit. (P400.12)
UU AP: AP dan KAP harus independent dan bebas benturan
Jika entitas menjadi klien audit, Kantor harus menentukan ancaman kepentingan:
terhadap independensi muncul karena (P400.31): - Jasa selain asurans
1. Hubungan keuangan atau hubungan bisnis dengan klien audit, atau - Hubungan kekeluragaan
2. Jasa sebelumnya yang diberikan kepada klien audit oleh kantor tersebut - Kepentingan keuangan
atau jaringan kantor. POJK mengatur independensi untuk audit LK emiten, bank,
IKNB atau entitas lain yang disupervisi OJK.
• Rekan perikatan bertanggung jawab memastikan persyaratan independensi terpenuhi oleh tim audit, tim perikatan, KAP dan
jaringan Ketika melakukan audit atas laporan keuangan.
• Pemimpin KAP bertanggung jawab menetapkan SPM yang memungkinkan rekan perikatan dapat melaksanakan tanggung jawabnya
untuk memenuhi persyaratan independensi KEPAP, UU AP/POJK oleh tim audit, tim perikatan, KAP dan jaringan Ketika melakukan
audit atas laporan keuangan.
Penerapan Kerangka Kerja Konseptual Untuk Independensi Dalam
Perikatan Audit Dan Reviu
Independensi
Sikap mental pemikiran yang memungkinkan untuk menyatakan suatu kesimpulan dengan tidak terpengaruh
Pemikiran oleh tekanan yang dapat mengompromikan pertimbangan profesional, sehingga memungkinkan individu
bertindak secara berintegritas serta menerapkan objektivitas dan skeptisisme profesional.
Penghindaran fakta dan keadaan yang sangat signifikan sehingga pihak ketiga yang rasional dan memiliki
Penampilan informasi yang cukup, kemungkinan akan menyimpulkan bahwa integritas, objektivitas, atau skeptisisme
profesional dari Kantor, atau seorang anggota tim audit telah dikompromikan.
Periode Independensi
• Sifat dari bisnis, seperti menangani aset dalam menjalankan kapasitas fidusia bagi sejumlah besar pemangku kepentingan.
Contohnya mungkin termasuk lembaga keuangan, seperti bank dan perusahaan asuransi, serta dana pensiun.
• Ukuran.
• Jumlah karyawan.
Penerapan Kerangka Kerja Konseptual Untuk Independensi Dalam
Perikatan Audit Dan Reviu
Pengamanan
• Merevisi rencana kompensasi atau proses evaluasi
untuk individu tersebut.
• Mengeluarkan individu tersebut dari tim audit.
Litigasi Aktual Atau Ancaman Litigasi Kepentingan Keuangan
Tidak boleh memberikan atau menjaminkan suatu Tidak boleh memiliki hubungan bisnis yang erat
pinjaman kepada klien audit kecuali pinjaman atau dengan klien audit atau manajemennya, kecuali jika
jaminan tersebut tidak material untuk: kepentingan keuangan tersebut tidak material dan
• Kantor, jaringan Kantor, atau individu yang hubungan bisnis tidak signifikan terhadap klien atau
memberikan atau menjaminkan suatu jaminan, jika manajemennya dan Kantor, jaringan Kantor atau
dapat diterapkan; dan anggota tim audit, jika dapat diterapkan.
• Klien.
Hubungan Keluarga Dan Pribadi
Keluarga Dekat
Individu keluarga inti tidak boleh berpartisipasi sebagai • Keluarga sedarah semenda 2 (dua) derajat.
anggota tim audit ketika:
Keluarga Inti
• Direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif klien audit.
• Karyawan dalam posisi memberikan pengaruh yang • Suami, Istri dan/atau tanggungan.
signifikan.
• Berada pada posisi seperti itu selama periode apapun Hubungan Dekat Lainnya
yang dicakup oleh perikatan atau laporan keuangan.
• Individu yang bukan merupakan anggota
keluarga dekat atau keluarga langsung. Direktur,
komisaris, pejabat eksekutif, karyawan yang
Pengamanan berengaruh signifikan.
• Menata tanggung jawab rekan atau karyawan.
• Menugaskan penelaah yang tepat. Hubungan Rekan dan Karyawan Kantor
Apabila dikaitkan dengan paragraf P540.19 dalam KEPAP 2020, adanya ketentuan pembatasan dalam PP
20 dan POJK 13 tersebut memenuhi ketentuan dalam paragraf P540.19, namun periode jeda yang dapat
diterapkan adalah 3 (tiga) tahun sebagai pengganti periode jeda 5 (lima) tahun dalam paragraf
P540.11, P540.14, dan P540.16(a) karena dalam PP 20 dan POJK 13 pengaturan periode jeda hanya 2
(dua) tahun. Namun, belum diatur lebih lanjut bagaimana dan sampai kapan penerapannya.
2018 Handbook of the International Code of Ethics for Professional Accountants yang diterbitkan oleh
International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA) – International Federation of Accountants
(IFAC) yang menjadi rujukan dari KEPAP 2020 mengatur bahwa paragraf P540.19 sebagai ketentuan
alternatif yang dapat diterapkan oleh suatu yurisdiksi untuk periode jeda paling lama 5 (lima) tahun
sejak 15 Desember 2018 sampai dengan 15 Desember 2023.
LATAR BELAKANG PENGATURAN
Paragraf 540 dalam KEPAP/KEAI 2020 semula efektif berlaku 1 Januari 2022, diubah menjadi berlaku efektif 31 Desember
2021 agar lebih sinkron dengan bagian lain dari KEPAP/KEAI secara keseluruhan. Menambahkan paragraf P540.19 -1 dan
P540.19-2 sebagai ketentuan transisi dari periode 2021-2023.
31 Desember 2021 1 Januari 2024
Efektif 31 Desember 2021 periode jeda 3 tahun untuk: Efektif 1 Januari 2024 periode jeda 5 tahun untuk:
• Peran rekan perikatan audit sesuai P5 4 0 .11 • Peran rekan perikatan audit sesuai P5 4 0 .11
• Peran kombinasi rekan perikatan audit, EQCR atau • Peran kombinasi rekan perikatan audit, EQCR atau
OKAP yang memenuhi paragraf P540.14 dan OKAP yang memenuhi paragraf P540.14 dan
P5 4 0 .1 6 a P5 4 0 .1 6 a
• Peraturan di Indonesia yang mengatur jeda lebih pendek dari 5 (lima) tahun yaitu POJK 13 dan PP 20.
• Paragraf P5 4 0 .1 9 dalam KEPAP 2 0 2 0 , periode jeda yang dapat diterapkan adalah 3 (tiga) tahun sebagai pengganti
periode jeda 5 (lima) tahun dalam paragraf P5 4 0 .11 , P5 4 0 .1 4 , dan P5 4 0 .1 6 (a) karena dalam PP 20 dan POJK 1 3
pengaturan periode jeda hanya 2 (dua) tahun. Namun, belum diatur lebih lanjut bagaimana dan sampai kapan
penerapannya.
• IFAC memberikan ruang penerapan masa transisi periode jeda selama 5 tahun sejak 1 Januari 2019 s.d 15 Desember
2023.
• Dalam masa transisi tersebut, periode jeda minimal 3 tahun dapat diterapkan sepanjang terdapat regulator yang mengatur
periode jeda di bawah 5 tahun, sesuai IESBA HB 2018 par R540.19.
Matriks Perubahan Para P540.19
Periode Jeda Lebih Singkat yang Ditetapkan oleh Peraturan Perundang-undangan
5 th 3 th 2 th
Kombinasi
• Sebelumnya • Berubah menjadi EP
1. (EP) + (EQCR/OKAP 4 tahun
1 Januari 2022 kumulatif), atau
2. (EP) + (EQCR 4 tahun kumulatif),
atau
3. (EP selama atau lebih dari 3 tahun) +
3 th (EQCR).
Peraturan Jeda ini berlaku untuk perikatan yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2021 s.d 31 Desember 2023.
Hubungan Yang Berlangsung Lama Antara Personel
(Termasuk Rotasi Rekan) Dengan Klien Audit
Memberikan konsultansi kepada tim perikatan atau klien mengenai isu-isu teknis Tidak dimaksudkan
02 atau industri spesifik, transaksi, atau peristiwa yang memengaruhi perikatan audit untuk mencegah
individu dari asumsi
Bertanggung jawab untuk memimpin atau mengoordinasikan jasa profesional yang peran kepemimpinan
03 diberikan oleh Kantor atau jaringan Kantornya kepada klien audit, atau mengawasi di Kantor atau Jaringan
hubungan Kantor atau jaringan Kantornya dengan klien audit Kantornya, seperti dari
Pemimpin Rekan atau
Melakukan peran atau aktivitas lain yang tidak disebutkan di atas sehubungan Rekan Senior
04 dengan klien audit termasuk penyediaan jasa non-asurans yang akan menghasilkan
interaksi yang signifikan atau sering dengan manajemen senior atau TCWG dan
memberikan pengaruh langsung terhadap hasil perikatan audit
Tindaklanjut
Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh memberikan jasa akuntansi dan pembukuan kepada klien audit
yang merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik termasuk penyusunan laporan keuangan yang akan
diberikan opini oleh Kantor atau informasi keuangan yang membentuk dasar dari laporan keuangan
tersebut, kecuali:
1. Jasa bersifat rutin ataumekanis;dan
2. Kantor mengatasi setiap ancaman yang muncul dengan memberikan jasa yang tidak pada level
yang dapat diterima.
Pengamanan untuk mengatasi ancaman ketika memberikan jasa akuntansi dan pembukuan kepada klien
audit meliputi:
1. Menugaskan profesional yang bukan anggota tim audit untuk memberikan jasa.
2. Menugaskan penelaah yang tepat yang tidak terlibat dalam pemberian jasa untuk menelaah
pekerjaan audit atau jasa yang dilakukan.
Jasa Pembukuan
dan Akuntansi Kantor atau Jaringan Kantornya tidak boleh memberikan jasa akuntansi dan pembukuan kepada
(lanjutan) klien audit yang merupakan entitas dengan akuntabilitas publik termasuk penyusunan laporan
keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor atau informasi keuangan yang menjadi dasar
laporan keuangan tersebut.
Sebagai pengecualian, Kantor atau Jaringan Kantor dapat memberikan jasa akuntansi dan
pembukuan yang bersifat rutin atau mekanis untuk divisi atau entitas berelasi dari klien audit yang
merupakan entitas dengan akuntabilitas publik jika personel yang memberikan jasa bukan bagian
dari tim audit dan:
1. Divisi atau entitas berelasi yang diberikan jasa secara kolektif tidak material terhadap laporan
keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor; atau
2. Jasa terkait dengan hal yang secara kolektif tidak material terhadap laporan keuangan divisi atau
entitas berelasi.
Jasa Administratif
Memberikan jasa administratif kepada klien audit biasanya tidak
memunculkan ancaman.
Jasa administrasi melibatkan bantuan kepada klien terhadap tugas yang bersifat rutin
atau mekanis dalam operasi normal. Jasa semacam itu mensyaratkan sedikit atau tidak
ada pertimbangan profesional dan bersifat klerikal.
Level ancaman yang muncul dengan memberikan jasa penilaian kepada klien audit meliputi:
1. Penggunaan dan tujuan dari laporan penilaian.
2. Apakah laporan penilaian akan diumumkan kepada publik.
3. Sejauh mana keterlibatan klien dalam menentukan dan menyetujui metodologi penilaian tersebut dan
pertimbangan permasalahan signifikan lainnya.
4. Tingkat subjektivitas yang melekat pada unsur untuk penilaian yang melibatkan standar atau
metodologi yang ditetapkan.
5. Apakah penilaian akan berdampak material terhadap laporan keuangan.
6. Sejauh mana dan kejelasan pengungkapan terkait dengan penilaian dalam laporan keuangan.
7. Tingkat ketergantungan pada kejadian masa depan dari suatu sifat yang dapat menciptakan volatilitas
signifikan yang melekat pada jumlahnya.
Jasa Penilaian Pengamanan untuk mengatasi ancaman meliputi:
(lanjutan) 1. Menugaskan profesional yang bukan anggota tim audit untuk memberikan jasa mungkin mengatasi
ancaman telaah pribadi atau ancaman advokasi.
2. Menugaskan penelaah yang tepat, yang tidak terlibat dalam pemberian jasa untuk menelaah pekerjaan
audit atau jasa yang telah dilakukan, dapat mengatasi ancaman telaah pribadi.
Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh memberikan jasa penilaian kepada klien audit yang merupakan
entitas tanpa akuntabilitas publik jika:
1. Penilaian melibatkan level subjektivitas yang signifikan; dan
2. Penilaian akan berdampak material terhadap laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor.
Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh memberikan jasa penilaian kepada klien audit yang merupakan
entitas dengan akuntabilitas publik, jika jasa penilaian akan berdampak material, baik secara individual
atau agregat, terhadap laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor.
Jasa Perpajakan Memberikan jasa perpajakan kepada klien audit dapat memunculkan ancaman telaah pribadi atau
ancaman advokasi.
Jasa perpajakan terdiri atas berbagai jasa, termasuk aktivitas seperti (dibahas lebih lanjut):
1. Penyusunan SPT pajak.
2. Perhitungan pajak untuk tujuan mempersiapkan jurnal akuntansi.
3. Perencanaan pajak dan jasa konsultasi pajak lainnya.
4. Jasa perpajakan yang melibatkan penilaian.
5. Bantuan dalam penyelesaian sengketa pajak.
Level ancaman yang muncul dari pemberian jasa perpajakan apapun kepada klien audit meliputi:
1. Karakteristik khusus dari perikatan.
2. Level keahlian pajak dari karyawan klien.
3. Sistem penilaian dan pengadministrasian oleh otoritas pajak dan peran Kantor atau jaringan Kantor
dalam proses tersebut.
4. Kompleksitas ketentuan pajak yang relevan dan tingkat pertimbangan dalam penerapan ketentuan
tersebut.
Jasa Perpajakan Memberikan jasa penyusunan SPT pajak biasanya tidak memunculkan ancaman.
(lanjutan)
1. Penyusunan SPT Jasa penyusunan SPT pajak meliputi:
Pajak 1. Membantu klien terkait kewajiban pelaporan pajak dengan Menyusun dan mengumpulkan informasi,
termasuk jumlah pajak terutang (biasanya pada formulir standar) yang disyaratkan untuk diserahkan
kepada otoritas perpajakan yang berwenang.
2. Memberikan advis tentang penyusunan SPT pajak atas transaksi masa lalu dan atas nama klien audit
menanggapi permintaan otoritas perpajakan terkait informasi dan analisis tambahan (misalnya,
memberikan penjelasan dan dukungan teknis terhadap pendekatan yang dipilih).
Jasa penyusunan SPT pajak biasanya didasarkan pada informasi historis dan pada prinsipnya melibatkan
analisis dan penyajian informasi historis tersebut berdasarkan peraturan perpajakan yang ada, termasuk
preseden dan praktik yang telah ditetapkan. Selanjutnya, SPT pajak tunduk pada proses penelaahan atau
persetujuan apa pun yang dianggap tepat oleh otoritas perpajakan.
Jasa Perpajakan Menyiapkan perhitungan aset (liabilitas) pajak kini dan pajak tangguhan klien
audit untuk tujuan menyiapkan jurnal akuntansi yang akan diaudit oleh Kantor,
(lanjutan) memunculkan ancaman telaah pribadi.
2. Perhitungan Pengamanan untuk mengatasi ancaman ketika klien audit merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik
Pajak untuk Tujuan mencakup:
Penyiapan Jurnal 1. Menugaskan profesional yang bukan anggota tim audit untuk memberikan jasa.
Akuntansi 2. Menugaskan penelaah yang tepat yang tidak terlibat dalam pemberian jasa untuk menelaah pekerjaan
audit atau memberikan jasa yang telah dilakukan.
3. Menyiapkan penghitungan pajak atas liabilitas (aset) pajak kini dan tangguhan kepada klien audit yang
merupakan entitas dengan akuntabilitas publik yang tidak material atas laporan keuangan yang akan
diberikan opini oleh Kantor.
Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh menyiapkan perhitungan pajak atas liabilitas
(aset) pajak kini dan tangguhan untuk klien audit yang merupakan entitas dengan
akuntabilitas publik untuk tujuan menyiapkan jurnal akuntansi yang material dalam
laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor.
Jasa Perpajakan Menyiapkan perhitungan aset (liabilitas) pajak kini dan pajak tangguhan klien audit untuk tujuan
menyiapkan jurnal akuntansi yang akan diaudit oleh Kantor, memunculkan ancaman telaah pribadi.
(lanjutan)
2. Perhitungan Pengamanan untuk mengatasi ancaman ketika klien audit merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik
Pajak untuk Tujuan mencakup:
Penyiapan Jurnal 1. Menugaskan profesional yang bukan anggota tim audit untuk memberikan jasa.
Akuntansi 2. Menugaskan penelaah yang tepat yang tidak terlibat dalam pemberian jasa untuk menelaah pekerjaan
audit atau memberikan jasa yang telah dilakukan.
3. Menyiapkan penghitungan pajak atas liabilitas (aset) pajak kini dan tangguhan kepada klien audit yang
merupakan entitas dengan akuntabilitas publik yang tidak material atas laporan keuangan yang akan
diberikan opini oleh Kantor.
Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh menyiapkan perhitungan pajak atas liabilitas (aset) pajak kini dan
tangguhan untuk klien audit yang merupakan entitas dengan akuntabilitas publik untuk tujuan menyiapkan
jurnal akuntansi yang material dalam laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor.
Jasa Perpajakan Menyediakan jasa perencanaan dan jasa konsultansi pajak lainnya dapat memunculkan ancaman
(lanjutan) pajak telaah pribadi atau
advokasi.
3. Perencanaan Pajak
Level ancaman yang muncul dengan memberikan jasa perencanaan pajak dan jasa konsultansi pajak
dan Jasa Konsultansi lainnya kepada klien audit termasuk:
Pajak Lainnya
1. Tingkat subjektivitas yang terlibat dalam menentukan perlakuan yang tepat atas advis pajak dalam
laporan keuangan.
2. Apakah perlakuan pajak didukung oleh putusan pribadi atau telah diklarifikasi oleh otoritas perpajakan
sebelum penyusunan laporan keuangan.
3. Sejauh mana hasil dari advis pajak akan berdampak material terhadap laporan keuangan.
4. Apakah efektivitas advis pajak bergantung pada perlakuan akuntansi atau penyajian dalam laporan
keuangan dan terdapat keraguan mengenai ketepatan perlakuan atau penyajian akuntansi berdasarkan
kerangka pelaporan keuangan yang relevan.
Jasa Perpajakan Pengamanan untuk mengatasi ancaman:
(lanjutan) 1. Menugaskan profesional yang bukan anggota tim audit untuk memberikan jasa,
3. Perencanaan Pajak mungkin dapat mengatasi ancaman telaah pribadi atau ancaman advokasi.
dan Jasa Konsultansi 2. Menugaskan penelaah yang tepat, yang tidak terlibat dalam pemberian jasa telaah
Pajak Lainnya atas pekerjaan audit atau jasa yang telah dilaksanakan dapat mengatasi ancaman telaah
pribadi.
3. Memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan dapat mengatasi ancaman
telaah pribadi atau ancaman advokasi.
Kantor atau Jaringan Kantor tidak akan memberikan jasa perencanaan pajak dan jasa
konsultasi pajak
lainnya kepada klien audit ketika efektivitas advis pajak bergantung pada perlakuan
atau penyajian
akuntansi tertentu dalam laporan keuangan dan:
1. Tim audit memiliki keraguan atas ketepatan perlakuan atau penyajian akuntansi
terkait berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang relevan; dan
2. Hasil atau konsekuensi dari advis pajak akan berdampak material terhadap laporan
keuangan yang diberikan opini oleh Kantor.
Jasa Perpajakan Memberikan jasa penilaian pajak kepada klien audit dapat memunculkan atau
ancaman telaah pribadi ancaman advokasi.
(lanjutan)
3. Jasa Perpajakan Level ancaman yang muncul dengan penyediaan jasa tersebut kepada klien audit:
Termasuk Penilaian 1. Sejauh mana metodologi penilaian didukung oleh peraturan perundang-
undangan perpajakan, preseden lain atau praktik yang sudah ditetapkan.
2. Level subjektivitas yang melekat dalam penilaian.
3. Keandalan dan keluasan data yang digunakan sebagai dasar penilaian.
Kantor atau Jaringan Kantor tidak boleh memberikan jasa perpajakan termasuk membantu
penyelesaian sengketa pajak kepada klien audit jika:
1. Pemberian jasa termasuk bertindak sebagai advokat bagi klien audit di depan pengadilan
publik atau hakim dalam penyelesaian permasalahan pajak; dan
2. Jumlah yang disengketakan material untuk laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh
Kantor.