Anda di halaman 1dari 86

Kode Etik

Akuntan Publik

Tinjauan Garis Besar


KODE ETIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020

ED
KEPAP
2021

REVISI BAGIAN 1 & 2 REVISI KESELURUHAN


EFEKTIF 31 DESEMBER 2021
Perubahan Substansial Atas Kode Etik untuk Mendukung Peran
dan Pola Pikir yang Diharapkan dari Anggota

SEKSI 100
Menambahkan Judul Pendahuluan yang menegaskan bahwa Kode Etik
ini menetapkan standar mutu yang tinggi atas perilaku etis yang
diharapkan dari Anggota

Menambahkan Persyaratan dan Materi Aplikasi yang mencakup


penegasan bahwa kepatuhan terhadap Kode Etik termasuk
“memberikan perhatian yang tepat terhadap intensi maksud dan
tujuan dari persyaratan spesifik”

SEKSI 110
Menambahkan sisipan pada lima prinsip dasar etika, yaitu:
Objektivitas dan Perilaku Profesional
Perubahan Substansial Atas Kode Etik untuk Mendukung Peran
dan Pola Pikir yang Diharapkan dari Anggota

SEKSI 111
Menekankan terkait “kekuatan karakter untuk bertindak dengan tepat”

SEKSI 120
Mengklarifikasi dan menekankan konsep “Memiliki Pemikiran yang
Selalu Mempertanyakan” dengan menambahkan dua pertimbangan
utama yang terkait hal tersebut

Menjelaskan lebih jelas bahwa persyaratan untuk memiliki


pemikiran yang selalu mempertanyakan berlaku untuk semua
Anggota. Anggota yang berpraktik melayani publik diisyaratkan
untuk menerapkan sikap skeptisisme profesional
Perubahan Substansial Atas Kode Etik untuk Mendukung Peran
dan Pola Pikir yang Diharapkan dari Anggota

SEKSI 120
Menambahkan konsep “Pertimbangan Lain Saat Menerapkan Kerangka
Kerja Konseptual”, yang terdiri dari: Bias dan Budaya Organisasi

Menambahkan konsep budaya kantor pada bagian “Pertimbangan


untuk Perikatan Audit, Perikatan Reviu, Perikatan Asurans Lain dan
Perikatan Jasa Terkait”.

Daftar Istilah: Penambahan definisi atas “Pertimbangan Profesional”


KODE ETIK BERLAKU EFEKTIF
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020 TERBIT 31 DESEMBER 2021

1. Penyempurnaan KEPAP 2020


2. Penyantuman naskah Close-Off
Document
3. Mengadopsi Handbook “Final
Pronouncement Revisions to the Code
to Promote the Role and Mindset
Expected of Professional
Accountants”
Perkembangan Kode Etik

Kode Etik Profesi Akuntan Publik KEPAP


KEPAP KEPAP
(KEPAP) 2021

• Efektif 1 Juli 2020 Akan berlaku


Efektif
• Bagian 4A Seksi 540 efektif 31
1 Juli 2019
Berlaku efektif 1 Januari Desember 2021
2021
Mengapa perlu Kode Etik?
• Independency
1 Integrity Public Trust

• Professional 2 Objectivity
Skepticism
3 Professional Competence and Due Care

4 Confidentiality
Prinsip-prinsip dasar secara khusus
diperkuat oleh:
5 Professional Behavior
• Pendidikan dan Pelatihan.
• Pengawasan.
Proses dalam menghadapi
Anggota IAPI bertindak dalam lingkungan berkepentingan publik, ketidakpatuhan.
sehingga harus mampu menjaga kepercayaan publik. • Kepemimpinan dalam KAP.
Struktur KEPAP
Bagian 1 – Kepatuhan terhadap Kode Etik, Prinsip Dasar Etika, dan Kerangka
Kerja Konseptual

Bagian 2 – Anggota yang bekerja di bisnis

Bagian 3 – Anggota yang berpraktik melayani publik

Bagian 4A – Independensi dalam perikatan audit dan perikatan reviu

Bagian 4B – Independensi dalam perikatan asurans selain perikatan audit audit


dan perikatan reviu
bersikap lugas dan jujur dalam semua
hubungan profesional dan bisnis
Anggota harus mematuhi setiap prinsip dasar etika
Integritas
tidak mengompromikan
pertimbangan profesional atau
bisnis karena adanya bias,
mematuhi peraturan benturan kepentingan, atau
pengaruh yang tidak
perundang-undangan yang
Perilaku semestinya dari pihak lain
berlaku dan menghindari Objektivitas
perilaku apapun yang diketahui
Profesional
LIMA
oleh Anggota mungkin akan
mendiskreditkan profesi
PRINSIP
Anggota DASAR • mencapai & mempertahankan
pengetahuan dan keahlian
ETIKA profesional pada level yang
disyaratkan
• bertindak sesuai dengan standar
menjaga kerahasiaan informasi yang profesional & standar teknis yang
diperoleh dari hasil hubungan Kompetensi berlaku
profesional dan bisnis dan kehati-
Kerahasiaan
hatian
profesional
(1) Pentingnya Anggota untuk (2) Penjelasan mengenai “bertindak
membawa kemampuan dan nilai dalam dalam kepentingan publik” (100.6 -
melaksanakan aktivitas profesionalnya A1, 100.6 – A2, 100.6 - A3, dan
(100.2) 100.6 - A4)

REVISI YANG
DILAKUKAN (1)

(3) Penjelasan yang lebih terinci


(4) Penjelasan yang lebih terinci
mengenai Integritas (111.1 - A1 dan
mengenai Objektivitas (P112.1)
111.1– A2)
Bertindak dalam Kepentingan Publik (100.6)

Pertimbangan dalam Bertindak


untuk Kepentingan Publik saat Mungkin terdapat keadaan yang tidak
melakukan kegiatan biasa ketika Anggota meyakini bahwa
profesional
mematuhi persyaratan tertentu dari Kode
etik dapat mengakibatkan hasil keluaran
Preferensi atau Kepentingan
! yang tidak sepadan atau yang tidak
persyaratan klien pemangku
memenuhi kepentingan publik. Dalam
individu atau kepentingan keadaan demikian, Anggota disarankan
organisasi lainnya untuk berkonsultasi dengan asosiasi
profesi atau regulator yang terkait.
Memperkuat Prinsip-Prinsip Dasar Etika
Topik Sebelum Revisi Setelah Revisi
Integritas 111.1-A1 Integritas menyiratkan 111.1 - A1 Integritas melibatkan keterus terangan, kejujuran,
berterus terang dan selalu mengatakan dan kekuatan karakter untuk bertindak dengan tepat, bahkan
yang sebenarnya. ketika menghadapi tekanan untuk melakukan hal yang tidak
seharusnya atau ketika melakukan hal tersebut dapat
menimbulkan potensi konsekuensi yang merugikan bagi pribadi
atau organisasi.
Objektivitas P112.1 Anggota harus mematuhi P112.1 Anggota harus mematuhi prinsip objektivitas yang
prinsip objektivitas yang mensyaratkan mensyaratkan Anggota untuk menerapkan pertimbangan
Anggota tidak mengompromikan profesional atau bisnis tanpa dikompromikan oleh:
pertimbangan profesional atau bisnis (a) Bias;
karena adanya bias, benturan (b) Benturan kepentingan; atau
kepentingan, atau pengaruh yang tidak (c) Pengaruh atau ketergantungan yang tidak semestinya
semestinya dari pihak lain. terhadap individu, organisasi, teknologi, atau faktor lain.
Memperkuat Prinsip-Prinsip Dasar Etika
Topik Sebelum Revisi Setelah Revisi
Perilaku Anggota harus mematuhi prinsip P115.1 Anggota harus mematuhi prinsip perilaku profesional,
Profesional perilaku profesional, yang yang mensyaratkan Anggota untuk:
mensyaratkan Anggota untuk (a) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;
mematuhi peraturan perundang- (b) Berperilaku konsisten dengan tanggung jawab profesi untuk
undangan yang berlaku dan bertindak bagi kepentingan publik dalam semua aktivitas
menghindari perilaku apa pun yang profesional dan hubungan bisnis; dan
diketahui atau seharusnya diketahui (c) menghindari perilaku apa pun yang diketahui atau
yang dapat mendiskreditkan profesi. seharusnya diketahui yang dapat mendiskreditkan profesi.
Anggota tidak boleh terlibat dalam Anggota tidak boleh terlibat dalam bisnis, pekerjaan, atau
bisnis, pekerjaan, atau aktivitas apa aktivitas apa pun yang diketahui merusak atau mungkin
pun yang diketahui merusak atau merusak integritas, objektivitas, atau reputasi baik dari profesi,
mungkin merusak integritas, dan hasilnya tidak sesuai dengan prinsip dasar etika.
objektivitas, atau reputasi baik dari
profesi, dan hasilnya tidak sesuai
dengan prinsip dasar etika.
Kerangka Kerja Konseptual

3. 1.
Mengatasi Identifikasi
Ancaman Ancaman

2. Evaluasi
Ancaman
Mengidentifikasi Ancaman
Ancaman
Ancaman berupa kepentingan keuangan atau kepentingan lain yang akan memengaruhi
Kepentingan pertimbangan atau perilaku Anggota secara tidak tepat;
Pribadi
Ancaman ketika Anggota tidak dapat secara tepat melakukan evaluasi atas pertimbangan yang telah
Ancaman dibuatnya; atau aktivitas yang dilakukan oleh Anggota atau individu dalam Kantor atau organisasi
Telaah Pribadi tempatnya bekerja, yang diandalkan oleh Anggota ketika membuat suatu pertimbangan sebagai
bagian dari pelaksanaan aktivitas yang sedang diberikan;

Ancaman Ancaman yang terjadi ketika Anggota mendukung posisi klien atau organisasi tempatnya
Advokasi bekerja sampai pada titik yang dapat mengurangi objektivitasnya;

Ancaman yang terjadi karena hubungan yang lama atau hubungan yang dekat dengan klien atau
Ancaman organisasi tempatnya bekerja, Anggota terlalu bersimpati pada kepentingan klien atau
Kedekatan organisasi tempatnya bekerja, atau terlalu mudah menerima hasil pekerjaan mereka; dan

Ancaman Ancaman yang terjadi ketika Anggota dihalangi untuk bertindak secara objektif karena tekanan
Intimidasi yang nyata atau dirasakan, termasuk upaya memengaruhi Anggota secara tidak semestinya.
Mengevaluasi Ancaman
Contoh kondisi, kebijakan, dan prosedur yang relevan dalam mengevaluasi level ancaman:

➢ Persyaratan tata kelola korporat.


➢ Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman bagi profesi.
➢ Sistem pengaduan yang efektif yang memungkinkan Anggota dan masyarakat umum untuk memberi perhatian pada
perilaku tidak etis.
➢ Suatu pernyataan kewajiban secara eksplisit untuk melaporkan pelanggaran atas persyaratan etika.
➢ Prosedur pemantauan dan pendisiplinan oleh asosiasi profesi atau regulator.

Tetap waspada selama aktivitas profesional akan membantu Anggota dalam menentukan informasi baru telah
muncul atau mengubah fakta yang:

➢ Berdampak terhadap level ancaman; atau


➢ Memengaruhi kesimpulan Anggota mengenai apakah pengamanan yang diterapkan berlanjut secara tepat untuk
mengatasi ancaman yang teridentifikasi.
Mengatasi Ancaman
Jika ancaman yang teridentifikasi berada pada level yang tidak dapat diterima, maka Anggota
harus:
a) Menghilangkan keadaan, termasuk kepentingan atau hubungan, yang memunculkan
ancaman;
b) Menerapkan pengamanan, jika tersedia dan dapat diterapkan, untuk menurunkan
ancaman sampai pada level yang dapat diterima; atau
c) Menolak atau mengakhiri aktivitas profesional tertentu.

Tindakan untuk menghilangkan ancaman bergantung pada fakta dan keadaan, suatu ancaman
dapat diatasi dengan menghilangkan keadaan yang memunculkan ancaman. Namun, terdapat
beberapa situasi ketika ancaman hanya dapat diatasi dengan menolak atau mengakhiri aktivitas
profesional tertentu.
Pertimbangan untuk Perikatan Audit,
Perikatan Reviu, dan Perikatan Asurans Lain
INDEPENDENSI

Independensi dalam pemikiran Independensi dalam penampilan

Sikap mental pemikiran yang memungkinkan untuk Penghindaran fakta dan keadaan yang sangat signifikan sehingga
menyatakan suatu kesimpulan dengan tidak pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai,
terpengaruh oleh tekanan yang dapat besar kemungkinan akan menyimpulkan bahwa integritas,
mengompromikan pertimbangan profesional, sehingga objektivitas, atau skeptisisme profesional dari Kantor, atau anggota
memungkinkan individu bertindak secara berintegritas tim audit atau tim asurans, telah dikompromikan.
serta menerapkan objektivitas dan skeptisisme
profesional. Standar Independensi menetapkan persyaratan dan materi aplikasi
tentang cara menerapkan kerangka kerja konseptual untuk
mempertahankan independensi pada saat melakukan perikatan
Anggota yang berpraktik melayani publik disyaratkan audit, perikatan reviu, atau perikatan asurans lainnya. Anggota yang
oleh Standar Independensi harus independen ketika berpraktik melayani publik dan Kantor disyaratkan untuk mematuhi
melakukan perikatan audit, perikatan reviu, atau
standar tersebut agar independen ketika melakukan perikatan
perikatan asurans lainnya.
tersebut.
Pertimbangan untuk Perikatan Audit,
Perikatan Reviu, dan Perikatan Asurans Lain

SKEPTISISME PROFESIONAL

Berdasarkan standar audit, standar perikatan reviu, dan standar perikatan asurans lainnya yang
ditetapkan oleh asosiasi profesi akuntan publik, Anggota yang berpraktik melayani publik disyaratkan
untuk menerapkan skeptisisme profesional.

Skeptisisme profesional dan prinsip dasar etika yang dijelaskan dalam Seksi 110 (Prinsip Dasar Etika)
adalah konsep yang saling berkaitan.
Contoh Penerapan Skeptisisme Profesional
Dalam audit atas laporan keuangan, kepatuhan terhadap prinsip dasar etika, baik secara individual dan kolektif,
mendukung penerapan skeptisisme professional, seperti yang ditunjukkan dalam contoh berikut:

Integritas ✓ Bersikap lugas dan jujur ketika mengemukakan perhatian atas suatu posisi yang diambil oleh klien; dan
✓ Melakukan permintaan keterangan tentang informasi yang tidak konsisten dan mengumpulkan bukti
audit lanjutan untuk mengatasi perhatian tentang pernyataan yang mungkin salah atau menyesatkan
secara material agar dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang cukup tentang tindakan
yang tepat dalam keadaan tersebut.

✓ Mengakui keadaan atau hubungan, seperti kedekatan dengan klien, yang mungkin
Objektivitas mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis; dan
✓ Mempertimbangkan dampak dari keadaan dan hubungan tersebut terhadap pertimbangan Anggota
ketika mengevaluasi kecukupan dan ketepatan bukti audit yang terkait dengan suatu hal yang
material pada laporan keuangan klien.

Kompetensi & ✓ Menerapkan pengetahuan yang relevan pada industri dan aktivitas bisnis klien tertentu untuk
Kehati-hatian mengidentifikasi secara tepat risiko salah saji yang material;
Profesional ✓ Merancang dan melakukan prosedur audit yang tepat; dan
✓ Menerapkan pengetahuan yang relevan ketika menilai secara kritis apakah bukti audit telah cukup
dan tepat dalam keadaan tersebut.
Revisi yang Dilakukan (2)

(5) Perubahan persyaratan dalam


penerapan kerangka kerja
konseptual, yaitu memiliki sikap (6) Penjelasan mengenai Sikap yang
yang selalu mempertanyakan Selalu Mempertanyakan (120.5 - A1,
(inquiring mind) menggantikan ‘tetap 120.5 – A2, dan 120.5-A3)
waspada terhadap informasi baru
dan perubahan atas fakta dan
keadaan (P120.5)
Ketika Menerapkan Kerangka Kerja Konseptual, Auditor Harus:

Memiliki pemikiran yang selalu mempertanyakan


(Have an inquiring mind)

Menerapkan pertimbangkan profesional

Menggunakan pengujian pihak ketiga yang rasional dan


memiliki informasi yang memadai.
Memiliki Sikap yang Selalu Mempertanyakan (120.5)
Sikap yang Selalu
Mempertanyakan
(have an inquiring mind)

Mempertimbangkan sumber, relevansi,


dan kecukupan informasi yang Bersikap terbuka dan waspada terhadap
diperoleh, dengan mempertimbangkan kebutuhan investigasi lebih lanjut atau
sifat, ruang lingkup, dan keluaran dari tindakan lain.
aktivitas profesional yang dilakukan.

• Persyaratan baru bagi Anggota untuk Memiliki Pemikiran yang Selalu Mempertanyakan (inquiring mind) ketika
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap prinsip dasar etika.
• Berdasarkan standar audit, reviu, dan asurans lainnya, Anggota juga disyaratkan untuk menerapkan skeptisisme
profesional, yang mencakup penilaian kritis terhadap bukti.
Revisi yang Dilakukan (3)

(7) Pertimbangan lain saat menerapkan Kerangka Kerja


Konseptual
• Bias (120.12)
• Budaya Organisasi (120.13)

(8) Pertimbangan untuk Perikatan Audit Perikatan


Reviu, dan Perikatan Asurans Lain
• Budaya Kantor (120.14-A1)
Bias (120.12)
Pertimbangan Lain Saat Anchoring bias
Pertimbangan
Menerapkan Kerangka
Profesional
Kerja Konseptual Automation bias

Availability bias

Confirmation bias
BIAS
Group think

Overconfidence bias

Representation bias

Selective perception
Bias
1. Anchoring bias, merupakan kecenderungan untuk menggunakan bagian informasi awal sebagai patokan
(anchor) dibandingkan dengan informasi selanjutnya yang tidak dinilai secara memadai.
2. Automation bias, merupakan kecenderungan untuk memilih keluaran yang dihasilkan dari sistem yang
terotomatisasi, bahkan ketika penalaran manusia atau informasi yang kontradiktif menimbulkan
pertanyaan apakah keluaran tersebut dapat diandalkan atau sesuai untuk tujuannya
3. Availability bias, merupakan kecenderungan untuk lebih menitikberatkan atau yang telah tersedia
daripada peristiwa atau pengalaman yang belum tersedia.
4. Confirmation bias, yaitu kecenderungan untuk lebih menitikberatkan pada informasi yang menguatkan
keyakinan yang telah ada daripada informasi yang bertentangan atau menimbulkan keraguan
5. Group think : kecenderungan sekelompok individu untuk menghambat kreativitas & tanggung jawab
individual sehingga keputusan yang diperoleh tanpa disertai alasan kritis atau pertimbangan alternatif..
6. Overconfidence bias, merupakan kecenderungan untuk menilai berlebihan kemampuan diri dalam
membuat penilaian risiko, pertimbangan atau keputusan lain yang akurat.
7. Representation bias, yaitu yaitu kecenderungan untuk mendasarkan pemahaman pada pola
pengalaman, peristiwa, atau keyakinan yang dianggap representatif.
8. Selective perception, yaitu kecenderungan bahwa ekspektasi seseorang dapat memengaruhi cara
pandang terhadap suatu hal atau pribadi seseorang
Budaya Organisasi (120.13)
Pertimbangan
Profesional Adanya dukungan dan tanggung
jawab pimpinan

Pendidikan, pelatihan, proses


manajemen dan evaluasi yang tepat
serta tersedianya kriteria
Budaya Organisasi: penghargaan
Dukungan Budaya Etis
dalam Organisasi Kebijakan dan prosedur yang efektif

Berpegang pada nilai-nilai etika saat


berhubungan dengan pihak ketiga

Anggota diharapkan untuk mendorong dan mempromosikan budaya berbasis etika di dalam organisasi, dengan
mempertimbangkan posisi dan senioritas.
KODE ETIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2021

Pernyataan tentang Ketidakpatuhan


NOCLAR terhadap peraturan perundang-undangan
(Non-Compliance with Laws and
Regulations (NOCLAR)) – Respons atas
ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan.

Bagian 2 paragraf 260 mengatur lebih


lanjut NOCLAR bagi Anggota yang
BAGIAN 2
bekerja di bisnis dan Bagian 3 paragraf
360 mengatur NOCLAR bagi Anggota
yang berpraktik melayani publik.
NOCLAR
Tindakan penghilangan atau perbuatan, baik disengaja atau
tidak disengaja, yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang dilakukan oleh:

Organisasi tempatnya bekerja/klien.

Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola


tempatnya bekerja atau klien.

Manajemen organisasi tempatnya bekerja atau klien.

Individu lain yang bekerja untuk, atau di bawah arahan


organisasi tempatnya bekerja atau klien.

Ketika merespons adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan, tujuan dari Anggota adalah:

a) Mematuhi prinsip integritas dan perilaku profesional;


b) Mengingatkan manajemen atau, jika tepat, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola di organisasi tempatnya
bekerja;
c) Mengambil tindakan lanjutan yang tepat dalam melindungi kepentingan publik.
Tanggung jawab atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku
• Manajemen (direksi) dengan pengawasan TCWG bertanggung jawab atas kepatuhan entitas
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk mengidentifikasi dan
mengatasi setiap NOCLAR yang dilakukan oleh:
• Organisasi / entitas tersebut
• Individu yang bertanggung jawab atas tata Kelola organisasi
• Anggota manajemen
• Individu lain yang bekerja untuk, atau dibawah arahan dari, organisasi.
• Apabila menemukan NOCLAR, anggota (bak yang bekerja di bisnis maupun yang berpraktik
melayani public) harus melakukan respon yang tepat sesuai ketentuan etika atau peraturan
perudangan yang berlaku.
Respo
Respons atas Ketidakpatuhan terhadap Peraturan
Perundang-undangan (Non Compliance with Law and
Regulation (NOCLAR)) - Seksi 260 (Anggota yang Bekerja di
Bisnis)
Tanggung Jawab Anggota
Mempertimbangkan apabila terdapat protokol dan prosedur untuk menangani
NOCLAR

Merespon tepat waktu dengan memperhatikan sifat masalah dan bahaya potensial
untuk entitas, investor, kreditur, karyawan atau publik.

Anggota senior (Direksi, Dewan Komisaris, Pejabat Eksekutif atau pejabat lain
yang mampu mempengaruhi signifikan ke entitas) harus memahami masalah dan
melakukan langkah yang tepat untuk mengatasi masalah dengan segera,
termasuk komunikasi ke Direksi, Dewan Komisaris, dan menentukan apakah perlu
komunikasi ke regulator.

Anggota selain anggota senior harus memperoleh pemahaman sifat masalah dan melakukan komunikasi
ke manajemen dan TCWG serta dapat mempertimbangkan untuk melaporkan ke regulator.
• Anggota dapat meminta advis hukum atau konsultasi kepada organisasi profesi
RRespon atas Ketidakpatuhan terhadap Peraturan
s
Perundang-undangan (Non Compliance with Law and
Regulation (NOCLAR)) – Seksi 360 (Anggota yang
Berpraktik Melayani Publik)
Peran Anggota – Respons
atas Ketidakpatuhan
terhadap Peraturan
Perundang-undangan

Audit atas Laporan Jasa Profesional selain Audit


Keuangan atas Laporan Keuangan
AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Faktor-faktor relevan yang
perlu dipertimbangkan
Jika Anggota termasuk:
Jika Anggota yang ditugaskan untuk mengidentifikasi atau
melakukan audit atas laporan 1. Sifat dan keadaan
keuangan mengetahui informasi
menduga bahwa
permasalahan.
mengenai ketidakpatuhan atau ketidakpatuhan telah
terjadi atau mungkin 2. Individu yang terlibat atau
dugaan ketidakpatuhan, maka berpotensi terlibat.
Anggota harus memperoleh terjadi, maka Anggota
pemahaman atas permasalahan harus membahas 3. Kemungkinan adanya kolusi.
tersebut. Pemahaman tersebut permasalahan tersebut 4. Konsekuensi potensial dari
harus mencakup sifat dengan level manajemen permasalahan tersebut.
ketidakpatuhan atau dugaan yang tepat dan, jika perlu,
ketidakpatuhan dan keadaan ketika 5. Apakah level manajemen
dengan pihak yang tersebut mampu
hal tersebut telah terjadi atau bertanggung jawab atas
mungkin terjadi. menginvestigasi permasalahan
tata kelola. dan mengambil tindakan yang
tepat.
AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Jika Anggota menyadari ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan terkait dengan komponen dari
suatu grup, Anggota harus mengkomunikasikan permasalahan kepada rekan perikatan grup, kecuali
dilarang oleh peraturan perundang-undangan, apabila Anggota berada dalam salah satu kondisi ini:

a. Anggota, untuk tujuan audit atas laporan keuangan grup, diminta oleh tim perikatan grup untuk melakukan
pekerjaan atas informasi keuangan yang terkait dengan komponen tersebut; atau
b. Anggota ditugaskan untuk melakukan audit atas laporan keuangan komponen tersebut untuk tujuan selain
audit grup, misalnya, audit berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Jika rekan perikatan grup menyadari ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan dalam proses audit
atas laporan keuangan grup, rekan perikatan grup harus mempertimbangkan apakah permasalahan
tersebut relevan dengan satu atau beberapa kompenen yang:

a. Informasi keuangannya digunakan untuk tujuan audit atas laporan keuangan grup; atau
b. Laporan keuangannya diperlukan untuk tujuan selain audit grup, misalnya suatu audit berdasarkan
AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan respons manajemen dan pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola, maka Anggota harus menentukan
apakah tindakan lanjutan diperlukan dalam melindungi
kepentingan publik.

Tindakan lanjutan yang mungkin dilakukan oleh Anggota meliputi:


1. Mengungkapkan permasalahan tersebut kepada otoritas yang
berwenang walaupun tidak terdapat ketentuan peraturan perundang-
undangan untuk melakukannya.
2. Menarik diri dari perikatan dan hubungan profesional yang diizinkan oleh
peraturan perundang-undangan.
Seksi 360 kaitannya dengan Standar Audit (SA) 250 (Revisi 2021)

SA 250 Par. 11
Tujuan auditor:
1. Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
mengenai kepatuhan terhadap ketentuan
❖ Dalam KEPAP Seksi 360 berhubungan
dalam peraturan perundang-undangan yang
dengan Standar Audit (SA) 250,
pada umumnya berdampak langsung dalam
yaitu Pertimbanggan atas Peraturan
menentukan angka dan pengungkapan
Perundangan-undangan dalam Audit
material dalam laporan keuangan;
atas Laporan Keuangan
2. Melaksanakan prosedur audit tertentu untuk
❖ SA 250 dirancang untuk membantu
membantu dalam mengidentifikasi adanya
auditor dalam mengidentifikasi
ketidakpatuhan terhadap peraturan
kesalahan penyajian material dalam
perundang- undangan lain yang dapat
laporan keuangan yang disebabkan
berdampak material terhadap laporan
oleh ketidakpatuhan terhadap peraturan
keuangan;
perundang-undangan.
3. Merespons adanya ketidakpatuhan yang
diidentifikasi atau diduga terjadi terhadap
peraturan perundang-undangan yang
diidentifikasi selama pelaksanaan audit
Seksi 360 kaitannya dengan Standar Audit (SA) 250 (Revisi 2021)

SA 250 par 14: (BERDAMPAK LANGSUNG) SA 250 par 13: Auditor harus memperoleh pemahaman mengenai pemahaman kerangka
Auditor harus memperoleh bukti audit peraturan perundangan yang berlaku bagi entitas dan industi atau sector dan bagaimana entitas
yang cukup dan tepat mengenai mematuhi kerangka tersebut.
kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang pada Meminta keterangan kepada
umumnya berdampak langsung terhadap manajemen dan, jika relevan SA 250 Par. 17
penentuan angka dan pengungkapan relevan, kepada pihak yang Auditor harus meminta kepada
material laporan keuangan bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen dan, jika relevan, kepada
mengenai tingkat kepatuhan entitas pihak yang bertanggung jawab atas
terhadap peraturan perundang- tata kelola untuk memberikan
SA 250 Par. 15 (Tidak representasi tertulis bahwa telah
undangan tersebut
berdampak Langsung) Prosedur mengungkapkan kepada auditor
audit dalam mengidentifikasi seluruh ketidakpatuhan atau dugaan
adanya ketidakpatuhan Menginspeksi korespondensi, jika
relevan, dengan pihak ketidakpatuhan terhadap peraturan
terhadap peraturan perundang- perundang-undangan yang diketahui,
undangan berwenang yang menerbitkan izin
atau peraturan yang dampaknya harus
dipertimbangkan pada saat
penyusunan laporan keuangan.
SA 250 (2021): Komunikasi NOCLAR

Bila auditor menyadari informasi mengenai adanya NOCLAR, auditor harus memeproleh
pemahaman atas NOCLAR dan informasi lanjutan untuk mengevaluasi dampak yang
mungkin terjadi terhadap laporan keuangan, termasuk dampak tidak memadainya bukti
yang cukup dan tepat atas opini auditor, penilaian risiko auditor dan keandalan
representasi tertulis, serta mengambil Tindakan yang tepat. (Par 19-22).
• Auditor harus mengomunikasikan NOCLAR kepada manajemen yang tepat dan TCWG atau
otoritas yang lebih tinggi dalam entitas tersebut, bila ada, termasuk advis hukum (par 23-
25).
• Auditor harus menentukan apakah peraturan perundang-undangan atau ketentuan etika
mengharuskan auditor untuk melaporkan kepada otoritas yang tepat diluar entitas (Par 29).
• Pelaporan atas NOCLAR kepada otoritas yang tepat diluar entitas bukan merupakan
pelanggaran terhadap prinsip kerahasiaan auditor menurut peraturan perundang-
undangan atau ketentuan etika yang relevan. (Par A32)
Seksi 360 kaitannya dengan Standar Audit (SA) 250 (Revisi 2021)

Pelaporan Ketidakpatuhan dalam Laporan Auditor atas Laporan Keuangan

Par. 26 Par. 27 Par. 28

Opini Wajar dengan


Opini Wajar dengan Pengecualian atau tidak Evaluasi Dampak Keterbatasan
Pengecualian memberikan Opini Terhadap Opini Auditor

Ketika auditor menyimpulkan Ketika auditor dihalangi oleh Ketika auditor tidak dapat
bahwa ketidakpatuhan yang manajemen atau TCWG untuk menentukan adanya
diidentifikasi atau diduga terjadi mendapatkan bukti audit yang ketidakpatuhan
memiliki dampak material cukup dan tepat dalam karena keterbatasan kondisi dan
terhadap laporan keuangan, dan mengevaluasi apakah bukan karena pembatasan
belum tercermin secara ketidakpatuhan yang dapat ruang lingkup oleh manajemen
memadai dalam laporan berdampak material terhadap atau TCWG
keuangan laporan keuangan telah terjadi
atau kemungkinan telah terjadi

Par. 29
Auditor harus mencantumkan ke dalam dokumentasi audit mengenai ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi dan prosedur audit yang dilaksanakan, pertimbangan profesional
signifikan yang diterapkan, dan kesimpulan yang diperoleh; dan diskusi mengenai hal -hal signifikan terkait ketidakpatuhan
kepada manajemen dan TCWG.
JASA PROFESIONAL LAIN SELAIN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Faktor-faktor relevan yang
Jika Anggota perlu dipertimbangkan
Jika Anggota yang ditugaskan untuk termasuk:
mengidentifikasi atau
melakukan jasa profesional selain menduga bahwa 1. Sifat dan keadaan
audit atas laporan keuangan ketidakpatuhan telah permasalahan.
mengetahui informasi mengenai terjadi atau mungkin 2. Individu aktual yang terlibat
ketidakpatuhan atau dugaan
ketidakpatuhan, maka Anggota terjadi, maka Anggota harus atau berpotensi terlibat.
harus memperoleh pemahaman membahas permasalahan 3. Kemungkinan adanya kolusi.
atas permasalahan tersebut. tersebut dengan level 4. Konsekuensi potensial dari
Pemahaman tersebut harus manajemen yang tepat.
Komunikasi dengan pihak permasalahan tersebut.
mencakup sifat ketidakpatuhan
yang bertanggung jawab 5. Apakah level manajemen
atau dugaan ketidakpatuhan dan tersebut mampu
keadaan ketika hal tersebut telah atas tata kelola diperlukan
terjadi atau mungkin terjadi. jika memiliki akses dan menginvestigasi permasalahan
diperlukan. dan mengambil tindakan yang
tepat.
JASA PROFESIONAL LAIN SELAIN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Komunikasi Permasalahan kepada Auditor Eksternal


Jika Anggota, melakukan jasa selain audit untuk :

Klien audit Kantor Komponen dari klien audit Kantor

Maka

• Anggota harus mengkomunikasikan ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan dalam Kantor,


kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan.
• Komunikasi yang dilakukan harus sesuai dengan protokol atau prosedur Kantor.
• Jika tidak ada protokol atau prosedur tersebut, komunikasi dilakukan langsung kepada rekan perikatan
audit.
JASA PROFESIONAL LAIN SELAIN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Komunikasi Permasalahan kepada Auditor Eksternal


Jika Anggota, melakukan jasa selain audit untuk :

Komponen dari klien audit jaringan


Klien audit dari jaringan Kantor
Kantor
Maka

• Anggota harus mempertimbangkan apakah mengkomunik asikan ketidakpatuhan atau dugaan


ketidakpatuhan kepada jaringan Kantor.
• Komunikasi yang dilakukan harus sesuai dengan protokol atau prosedur Kantor atau jaringan Kantor.
• Jika tidak ada protokol atau prosedur tersebut maka komunikasi dilakukan langsung kepada rekan
perikatan audit.
JASA PROFESIONAL LAIN SELAIN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Komunikasi Permasalahan kepada Auditor Eksternal


Jika Anggota, melakukan jasa selain audit untuk klien yang bukan
merupakan :

Klien audit Kantor atau jaringan Komponen dari klien audit Kantor
Kantor atau jaringan Kantor
Maka

Anggota harus mempertimbangkan apakah mengkomunikasikan ketidakpatuhan atau dugaan


ketidakpatuhan kepada Kantor yang merupakan auditor eksternal klien, jika ada.
Independensi dalam Perikatan Audit dan Reviu – Seksi 400
Penerapan Kerangka Kerja Konseptual Untuk Independensi Dalam
Perikatan Audit Dan Reviu

Jaringan Kantor Suatu jaringan Kantor harus independen dari klien audit Kantor lain dalam jaringan Kantor tersebut.

Jaringan muncul karena struktur yang lebih besar tersebut bertujuan untuk kerjasama dan ditujukan untuk
berbagi:

kepemilikan, pengendalian, penggunaan kebijakan dan


laba atau biaya antar entitas
dalam struktur tersebut. atau manajemen secara prosedur pengendalian mutu
bersama. secara bersama.

suatu strategi bisnis secara penggunaan suatu nama bagian penting dari sumber
bersama. merek bersama. daya profesional.
Jaringan
Suatu jaringan Kantor Persyaratan independensi yang berlaku untuk suatu jaringan Kantor, juga
harus independen dari berlaku untuk setiap entitas yang memenuhi definisi sebagai suatu jaringan
klien audit Kantor lain Kantor. Misalnya, suatu praktik konsultasi atau praktik hukum profesional
dalam jaringan Kantor mungkin merupakan suatu jaringan Kantor tetapi bukan sebagai suatu Kantor .

Ketika dikaitkan dengan struktur Kantor dan entitas lain yang lebih besar, suatu Kantor harus:
1. Menerapkan pertimbangan profesional;
2. Mempertimbangkan apakah pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai
kemungkinan akan menyimpulkan bahwa Kantor dan entitas-entitas lain tersebut terhubung
sedemikan rupa sehingga merupakan suatu jaringan; dan
3. Menerapkan pertimbangan tersebut secara konsisten pada seluruh jaringan yang lebih besar.
Apakah suatu relasi KAP
dengan entitas lain
merupakan Jaringan?

Bukan jaringan:
1. Pembagian biaya yang tidak material.
Jaringan: 2. Pembagian biaya hanya sebatas untuk
1. Merek bersama: nama sebagai bagian dari,
pengembangan metodologi audit, manual,
atau bersama dengan, nama kantornya,
atau biaya pelatihan.
ketika rekan kantor menandatangani
3. Kerjasama kantor dengan entitas lain yang
laporan audit.
tidak berkaitan secara bersama-sama
2. Materi promosi atau perlengkapan yang
untuk menyediakan jasa atau
digunakan mengacu pada kantor tersebut
mengembangkan produk.
sebagai anggota dari suatu asosiasi
4. Hanya semata-mata bekerjasama dengan
kantor.
entitas lain untuk memenuhi permintaan
proposal penyediaan jasa profesional.
Sistem bersama yang memungkinkan Kantor melakukan penukaran
informasi seperti pencatatan data, penagihan, dan waktu dari suatu
klien
Rekan dan personel lainnya.

Departemen teknis sebagai tempat konsultasi mengenai isu


spesifik terkait teknis atau industri, transaksi, atau peristiwa untuk
perikatan asurans.
Sumber daya
profesional Metodologi atau manual audit.

Fasilitas dan pelaksanaan pelatihan.

Jika Kantor atau jaringan Kantor menjual suatu komponen praktiknya, dan komponen
tersebut secara berkelanjutan menggunakan semua atau sebagian dari nama Kantor atau
jaringan untuk waktu yang terbatas, maka entitas yang relevan tersebut harus menentukan
bagaimana mengungkapkan bahwa pihak-pihak tersebut bukan merupakan jaringan Kantor
ketika menampilkan dirinya kepada pihak luar
Independensi
Suatu jaringan Kantor harus
Kantor yang melakukan perikatan audit harus independen (P400.11) independen dari klien audit Kantor lain
dalam jaringan Kantor
Kantor harus menerapkan kerangka kerja konseptual yang ditetapkan dalam Seksi
• Tim perikatan audit harus independent
120 untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap • Tim audit harus independen
independensi dalam kaitannya dengan perikatan audit. (P400.12)
UU AP: AP dan KAP harus independent dan bebas benturan
Jika entitas menjadi klien audit, Kantor harus menentukan ancaman kepentingan:
terhadap independensi muncul karena (P400.31): - Jasa selain asurans
1. Hubungan keuangan atau hubungan bisnis dengan klien audit, atau - Hubungan kekeluragaan
2. Jasa sebelumnya yang diberikan kepada klien audit oleh kantor tersebut - Kepentingan keuangan
atau jaringan kantor. POJK mengatur independensi untuk audit LK emiten, bank,
IKNB atau entitas lain yang disupervisi OJK.

• Rekan perikatan bertanggung jawab memastikan persyaratan independensi terpenuhi oleh tim audit, tim perikatan, KAP dan
jaringan Ketika melakukan audit atas laporan keuangan.
• Pemimpin KAP bertanggung jawab menetapkan SPM yang memungkinkan rekan perikatan dapat melaksanakan tanggung jawabnya
untuk memenuhi persyaratan independensi KEPAP, UU AP/POJK oleh tim audit, tim perikatan, KAP dan jaringan Ketika melakukan
audit atas laporan keuangan.
Penerapan Kerangka Kerja Konseptual Untuk Independensi Dalam
Perikatan Audit Dan Reviu

Independensi

Sikap mental pemikiran yang memungkinkan untuk menyatakan suatu kesimpulan dengan tidak terpengaruh
Pemikiran oleh tekanan yang dapat mengompromikan pertimbangan profesional, sehingga memungkinkan individu
bertindak secara berintegritas serta menerapkan objektivitas dan skeptisisme profesional.

Penghindaran fakta dan keadaan yang sangat signifikan sehingga pihak ketiga yang rasional dan memiliki
Penampilan informasi yang cukup, kemungkinan akan menyimpulkan bahwa integritas, objektivitas, atau skeptisisme
profesional dari Kantor, atau seorang anggota tim audit telah dikompromikan.

Periode Independensi

Selama Periode yang Dicakup oleh


Selama Periode Perikatan Laporan Keuangan
Penerapan Kerangka Kerja Konseptual Untuk Independensi Dalam
Perikatan Audit Dan Reviu

Komunikasi Kepada Pihak Yang Bertanggung Jawab Atas Tata Kelola

a) Mempertimbangkan keputusan Kantor dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi ancaman;


b) Mempertimbangkan bagaimana ancaman telah diatasi termasuk ketepatan pengamanan yang tersedia dan dapat
diterapkan; dan
c) Tindakan tepat yang diambil.

Entitas Dengan Akuntabilitas Publik

• Sifat dari bisnis, seperti menangani aset dalam menjalankan kapasitas fidusia bagi sejumlah besar pemangku kepentingan.
Contohnya mungkin termasuk lembaga keuangan, seperti bank dan perusahaan asuransi, serta dana pensiun.
• Ukuran.
• Jumlah karyawan.
Penerapan Kerangka Kerja Konseptual Untuk Independensi Dalam
Perikatan Audit Dan Reviu

Pelanggaran Terhadap Ketentuan Independensi


Jika Kantor menyimpulkan bahwa pelanggaran atas persyaratan terjadi, maka kantor harus:
• Mengakhiri, menangguhkan, atau menghilangkan kepentingan atau hubungan yang memunculkan pelanggaran dan
mengatasi konsekuensi dari pelanggaran tersebut.
• Mempertimbangkan apakah terdapat persyaratan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku untuk
pelanggaran tersebut.
Mengomunikasikan segera pelanggaran tersebut sesuai dengan kebijakan dan prosedur kepada rekan perikatan,
pihak yang bertanggung jawab dan personel lainnya yang relevan.
• Mengevaluasi signifikansi pelanggaran dan dampaknya terhadap objektivitas Kantor dan kemampuan untuk
menerbitkan laporan audit.
• Bergantung pada signifikansi pelanggaran, menentukan:
1. Apakah mengakhiri perikatan audit tersebut; atau
2. Apakah mungkin untuk melakukan tindakan yang memuaskan untuk mengatasi konsekuensi pelanggaran
tersebut dan apakah tindakan tersebut dapat dilakukan dan tepat untuk keadaan tersebut.
Imbalan
Imbalan yang Telah
Besaran Relatif Imbalan Lewat Jatuh Tempo Imbalan Kontinjen

Total imbalan suatu klien tinggi:


ketergantungan terhadap klien tersebut dan kekhawatiran akan kehilangan klien tersebut akan memunculkan
ancaman kepentingan pribadi atau ancaman intimidasi.

Apabila klien audit adalah entitas Signifikansi level ancaman


Pengamanan
dengan akuntabilitas publik, dan
selama 2 (dua) tahun berturut-
turut, total imbalan dari klien dan •
• Meningkatkan basis klien dari rekan Signifikansi klien tersebut secara
entitas berelasi mencerminkan lebih
atau divisi tersebut untuk kualitatif dan/atau kuantitatif bagi
dari 15% dari total imbalan yang
mengurangi ketergantungan pada rekan atau divisi.
diterima. Kantor harus:
• Mengungkapkan kepada pihak klien audit tersebut. • Sejauh mana besaran kompensasi dari
yang bertanggung jawab atas • Menugaskan penelaah yang tepat rekan, atau para rekan dalam divisi
tata kelola. yang tidak terlibat dalam perikatan tersebut, bergantung pada imbalan
• Mendiskusikan tindakan audit untuk menelaah pekerjaan. yang dihasilkan dari klien tersebut.
pengamanan yang tepat.
Kebijakan Kompensasi Dan Evaluasi Hadiah Dan Keramahtamahan

Level ancaman bergantung pada:


• Berapa proporsi kompensasi atau evaluasi didasarkan
pada penjualan jasa tersebut; Kantor, jaringan Kantor, atau anggota tim audit tidak
• Peran individu dalam tim audit; dan boleh menerima hadiah dan keramahtamahan dari
• Apakah penjualan jasa non-asurans tersebut klien audit, kecuali nilainya kecil dan tidak berdampak.
memengaruhi keputusan promosi.

Pengamanan
• Merevisi rencana kompensasi atau proses evaluasi
untuk individu tersebut.
• Mengeluarkan individu tersebut dari tim audit.
Litigasi Aktual Atau Ancaman Litigasi Kepentingan Keuangan

Tidak boleh dimiliki:


Faktor yang relevan dalam pengevaluasian level ancaman
tersebut termasuk:
• Materialitas dari litigasi.
• Kantor atau jaringan Kantor;
• Apakah litigasi berkaitan dengan perikatan audit
• Anggota tim audit, atau setiap anggota keluarga
sebelumnya.
inti dari individu tersebut;
• Rekan lain pada kantor yang merupakan tempat
rekan perikatan untuk berpraktik dalam
Pengamanan kaitannya dengan perikatan audit tersebut, atau
menugaskan penelaah yang tepat untuk menelaah anggota keluarga inti dari rekan lainnya; atau
pekerjaan yang dilakukan. • Rekan atau karyawan manajerial lain yang
memberikan jasa selain audit kepada klien audit,
kecuali keterlibatan individu tersebut minimal,
atau setiap anggota keluarga inti dari individu
tersebut.
Pinjaman Dan Jaminan Hubungan Bisnis

Tidak boleh memberikan atau menjaminkan suatu Tidak boleh memiliki hubungan bisnis yang erat
pinjaman kepada klien audit kecuali pinjaman atau dengan klien audit atau manajemennya, kecuali jika
jaminan tersebut tidak material untuk: kepentingan keuangan tersebut tidak material dan
• Kantor, jaringan Kantor, atau individu yang hubungan bisnis tidak signifikan terhadap klien atau
memberikan atau menjaminkan suatu jaminan, jika manajemennya dan Kantor, jaringan Kantor atau
dapat diterapkan; dan anggota tim audit, jika dapat diterapkan.
• Klien.
Hubungan Keluarga Dan Pribadi
Keluarga Dekat
Individu keluarga inti tidak boleh berpartisipasi sebagai • Keluarga sedarah semenda 2 (dua) derajat.
anggota tim audit ketika:
Keluarga Inti
• Direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif klien audit.
• Karyawan dalam posisi memberikan pengaruh yang • Suami, Istri dan/atau tanggungan.
signifikan.
• Berada pada posisi seperti itu selama periode apapun Hubungan Dekat Lainnya
yang dicakup oleh perikatan atau laporan keuangan.
• Individu yang bukan merupakan anggota
keluarga dekat atau keluarga langsung. Direktur,
komisaris, pejabat eksekutif, karyawan yang
Pengamanan berengaruh signifikan.
• Menata tanggung jawab rekan atau karyawan.
• Menugaskan penelaah yang tepat. Hubungan Rekan dan Karyawan Kantor

• Hubungan pribadi atau keluarga antara seorang


rekan atau karyawan dari kantor atau jaringan
kantor yang bukan anggota tim audit.
Rangkap Jabatan Sebagai Direktur,
Pernah Bekerja Pada Klien Audit Komisaris, Atau Pejabat Eksekutif
Klien Audit
Tidak boleh memasukkan individu yang selama periode yang
dicakup oleh laporan audit: Rekan atau karyawan Kantor atau jaringan
• Pernah menjabat sebagai direktur, komisaris, atau pejabat Kantor tidak boleh bertindak sebagai direktur,
eksekutif dari klien audit; atau komisaris, atau pejabat eksekutif dari klien
• Pernah bekerja sebagai karyawan dengan posisi untuk audit Kantor.
memberikan pengaruh yang signifikan.

Faktor yang relevan dalam pengevaluasian level ancaman:


• Posisi yang dipegang individu dengan klien.
• Rentang waktu sejak individu mengundurkan diri dari klien.
• Peran anggota tim audit
Hubungan yang Berlangsung Lama Antara Personel
(Termasuk Rekan Rekan) dengan Klien Audit - Seksi 540
LATAR BELAKANG PENGATURAN
Peraturan di Indonesia yang mengatur jeda lebih pendek dari 5 (lima) tahun yaitu:
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 13/POJK.03/2017 (“POJK 13”).
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 tahun 2015 (“PP 20”).

Apabila dikaitkan dengan paragraf P540.19 dalam KEPAP 2020, adanya ketentuan pembatasan dalam PP
20 dan POJK 13 tersebut memenuhi ketentuan dalam paragraf P540.19, namun periode jeda yang dapat
diterapkan adalah 3 (tiga) tahun sebagai pengganti periode jeda 5 (lima) tahun dalam paragraf
P540.11, P540.14, dan P540.16(a) karena dalam PP 20 dan POJK 13 pengaturan periode jeda hanya 2
(dua) tahun. Namun, belum diatur lebih lanjut bagaimana dan sampai kapan penerapannya.

2018 Handbook of the International Code of Ethics for Professional Accountants yang diterbitkan oleh
International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA) – International Federation of Accountants
(IFAC) yang menjadi rujukan dari KEPAP 2020 mengatur bahwa paragraf P540.19 sebagai ketentuan
alternatif yang dapat diterapkan oleh suatu yurisdiksi untuk periode jeda paling lama 5 (lima) tahun
sejak 15 Desember 2018 sampai dengan 15 Desember 2023.
LATAR BELAKANG PENGATURAN
Paragraf 540 dalam KEPAP/KEAI 2020 semula efektif berlaku 1 Januari 2022, diubah menjadi berlaku efektif 31 Desember
2021 agar lebih sinkron dengan bagian lain dari KEPAP/KEAI secara keseluruhan. Menambahkan paragraf P540.19 -1 dan
P540.19-2 sebagai ketentuan transisi dari periode 2021-2023.
31 Desember 2021 1 Januari 2024

Efektif 31 Desember 2021 periode jeda 3 tahun untuk: Efektif 1 Januari 2024 periode jeda 5 tahun untuk:
• Peran rekan perikatan audit sesuai P5 4 0 .11 • Peran rekan perikatan audit sesuai P5 4 0 .11
• Peran kombinasi rekan perikatan audit, EQCR atau • Peran kombinasi rekan perikatan audit, EQCR atau
OKAP yang memenuhi paragraf P540.14 dan OKAP yang memenuhi paragraf P540.14 dan
P5 4 0 .1 6 a P5 4 0 .1 6 a

• Peraturan di Indonesia yang mengatur jeda lebih pendek dari 5 (lima) tahun yaitu POJK 13 dan PP 20.
• Paragraf P5 4 0 .1 9 dalam KEPAP 2 0 2 0 , periode jeda yang dapat diterapkan adalah 3 (tiga) tahun sebagai pengganti
periode jeda 5 (lima) tahun dalam paragraf P5 4 0 .11 , P5 4 0 .1 4 , dan P5 4 0 .1 6 (a) karena dalam PP 20 dan POJK 1 3
pengaturan periode jeda hanya 2 (dua) tahun. Namun, belum diatur lebih lanjut bagaimana dan sampai kapan
penerapannya.
• IFAC memberikan ruang penerapan masa transisi periode jeda selama 5 tahun sejak 1 Januari 2019 s.d 15 Desember
2023.
• Dalam masa transisi tersebut, periode jeda minimal 3 tahun dapat diterapkan sepanjang terdapat regulator yang mengatur
periode jeda di bawah 5 tahun, sesuai IESBA HB 2018 par R540.19.
Matriks Perubahan Para P540.19
Periode Jeda Lebih Singkat yang Ditetapkan oleh Peraturan Perundang-undangan

KEPAP/KEAI 2020 – Para P540.19 KEPAP/KEAI 2021 – Para P540.19


P540.19 Apabila badan legislatif atau regulator yang berwenang P540.19 Apabila badan legislatif atau regulator yang berwenang
(atau organisasi yang diberi kewenangan atau diakui (atau organisasi yang diberi kewenangan atau diakui
oleh badan legislatif atau regulator tersebut) telah oleh badan legislatif atau regulator tersebut) telah
menetapkan periode jeda untuk rekan perikatan menetapkan periode jeda untuk rekan perikatan
kurang dari 5 (lima) tahun berturut-turut, periode kurang dari 5 (lima) tahun berturut-turut, periode
yang lebih tinggi atau 3 (tiga) tahun mungkin yang lebih tinggi atau 3 (tiga) tahun dapat digantikan
digantikan untuk periode jeda 5 (lima) tahun untuk periode jeda 5 (lima) tahun berturut-turut yang
berturut-turut yang ditentukan dalam paragraf ditentukan dalam paragraf P5 40.11, P540 .14, dan
P5 40 .11, P540.14, dan P540.16(a) dengan P540.16(a) dengan ketentuan bahwa periode aktif
ketentuan bahwa periode aktif yang berlaku tidak yang berlaku tidak melebihi 7 (tujuh) tahun.
melebihi 7 (tujuh) tahun.
Matriks Perubahan Para P540.19
Periode Jeda Lebih Singkat yang Ditetapkan oleh Peraturan Perundang-undangan
KEPAP/KEAI 2020 – Para P540.19 KEPAP/KEAI 2021 – Para P540.19
- P540.19-1 Dalam hal regulator di Indonesia mengatur periode jeda kurang dari 5 (lima)
tahun dan individu:
a) Telah bertindak sebagai rekan perikatan selama 7 (tujuh) tahun kumulatif,
maka periode jeda adalah 3 (tiga) tahun berturut-turut atau periode jeda
yang diatur oleh regulator tersebut mana yang lebih lama.
b Telah bertindak dalam kombinasi berbagai peran sebagai rekan perikatan
dan rekan audit utama selama 4 (empat) tahun kumulatif atau lebih selama
periode aktif, maka periode jeda adalah 3 (tiga) tahun berturut-turut atau
periode jeda yang diatur oleh regulator tersebut mana yang lebih lama.
c) Telah bertindak dalam kombinasi antara peran sebagai rekan perikatan dan
peran sebagai penelaah pengendalian mutu perikatan selama 4 (empat)
tahun kumulatif atau lebih selama periode aktif dan ketika individu
tersebut telah menjadi rekan perikatan selama 3 (tiga) tahun atau lebih
dalam peran kombinasi tersebut, maka periode jeda adalah 3 (tiga) tahun
berturut-turut atau periode jeda yang diatur oleh regulator tersebut mana
yang lebih lama.
Matriks Perubahan Para P540.19
Periode Jeda Lebih Singkat yang Ditetapkan oleh Peraturan Perundang-undangan
KEPAP/KEAI 2020 – Para P540.19 KEPAP/KEAI 2021 – Para P540.19
- P540.19-2 Pengaturan dalam paragraf P540.19-1(a) berlaku untuk menggantikan
pengaturan periode jeda pada paragraf P540.11 untuk perikatan audit dan
perikatan reviu atas laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada
atau setelah 1 Januari 2021 sampai dengan 31 Desember 2023. Demikian
pula pengaturan dalam paragraf P540.19-1(b) dan P540.19-1(c) berlaku
untuk menggantikan pengaturan periode jeda yang diatur masing-masing
pada paragraf P5 40 .14 dan P540.16(a) untuk perikatan audit dan perikatan
reviu atas laporan keuangan periode tersebut. Untuk perikatan audit dan
perikatan reviu atas laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada
atau setelah 1 Januari 2024 berlaku pengaturan periode jeda sebagaimana
diatur dalam paragraf P5 4 0 .11, P5 4 0 .14 dan P5 4 0 .16(a).
Penerapan Hubungan Yang Berlangsung Lama Antara Personel
(Termasuk Rotasi Rekan) Dengan Klien Audit
Klien Audit Merupakan Entitas dengan Akuntabilitas Publik
Audit entitas dengan akuntabilitas publik, individu tidak boleh bertindak dalam salah satu peran atau kombinasi
peran sebagai rekan berikut selama lebih dari 7 (tujuh) tahun kumulatif (P540.5):

Periode Jeda Berturut-turut dari Berbagai Peran


Rekan Penanggung Jawab atas Penelaahan
Pengendalian Mutu Perikatan Rekan Audit Utama Lainnya
Rekan Perikatan (Other Key Audit Partners
(Individual Responsible for The Engagement
(Engagement Partner (EP)) (OKAP))
Quality Control Review (EQCR))

5 th 3 th 2 th

Periode Jeda (kombinasi peran, juga berlaku)


Hubungan Yang Berlangsung Lama Antara Personel
(Termasuk Rotasi Rekan) Dengan Klien Audit
Close-Off Document
Perubahan 1 Perubahan 2
Pengaturan lebih lanjut paragraf P540.19
Perubahan tanggal efektif untuk Seksi 540 KEPAP 2020 untuk disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
untuk perikatan audit dan perikatan reviu atas Nomor 20 tahun 2015 dan POJK Nomor 13/POJK.03/2017
laporan keuangan untuk periode yang dimulai
Dalam hal regulator di Indonesia mengatur periode jeda kurang dari 5
tahun, maka jeda yang berlaku:
1 Januari 2021

Kombinasi
• Sebelumnya • Berubah menjadi EP
1. (EP) + (EQCR/OKAP 4 tahun
1 Januari 2022 kumulatif), atau
2. (EP) + (EQCR 4 tahun kumulatif),
atau
3. (EP selama atau lebih dari 3 tahun) +
3 th (EQCR).

Peraturan Jeda ini berlaku untuk perikatan yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2021 s.d 31 Desember 2023.
Hubungan Yang Berlangsung Lama Antara Personel
(Termasuk Rotasi Rekan) Dengan Klien Audit

Pembatasan Aktivitas Selama Periode Jeda


Menjadi anggota tim perikatan atau memberikan pengendalian mutu untuk
01 perikatan audit

Memberikan konsultansi kepada tim perikatan atau klien mengenai isu-isu teknis Tidak dimaksudkan
02 atau industri spesifik, transaksi, atau peristiwa yang memengaruhi perikatan audit untuk mencegah
individu dari asumsi
Bertanggung jawab untuk memimpin atau mengoordinasikan jasa profesional yang peran kepemimpinan
03 diberikan oleh Kantor atau jaringan Kantornya kepada klien audit, atau mengawasi di Kantor atau Jaringan
hubungan Kantor atau jaringan Kantornya dengan klien audit Kantornya, seperti dari
Pemimpin Rekan atau
Melakukan peran atau aktivitas lain yang tidak disebutkan di atas sehubungan Rekan Senior
04 dengan klien audit termasuk penyediaan jasa non-asurans yang akan menghasilkan
interaksi yang signifikan atau sering dengan manajemen senior atau TCWG dan
memberikan pengaruh langsung terhadap hasil perikatan audit
Tindaklanjut

1. Telah terbit Close-Off Document


“Hubungan yang Berlangsung Lama antara
Personel (Termasuk Rotasi Rekan) dengan
Klien Audit” (“COD”), sebagai pengaturan
lebih lanjut dari bagian 4A Seksi 540 pada 2. Telah terbit Pertanyaan dan Jawaban
KEPAP 2020: (TJ) 10 “Hubungan yang Berlangsung Lama
antara Personel (Termasuk Rotasi Rekan)
a. Menambahkan paragraf P540.19-1 dan dengan Klien Audit” (“TJ 10”) sebagai
P540.19-2 sebagai ketentuan transisi dari
bahan diskusi dan penerapan.
periode 2021-2023; dan
b. Mengubah tanggal efektif Seksi 540
untuk perikatan audit dan perikatan reviu
laporan keuangan menjadi 1 Januari 2021.
Penyediaan Jasa Non-asurans
Kepada Klien Audit
Jasa Pembukuan dan Akuntansi Faktor yang relevan dalam
mengevaluasi level ancaman
yang muncul ketika
Jasa Administratif menyediakan jasa non-
Kantor dan jaringan asurans kepada klien asurans
Kantornya mungkin meliputi (250.9-A3):
Jasa Penilaian
menyediakan berbagai • Sifat, ruang lingkup, dan
jasa non-asurans tujuan jasa.
kepada klien audit, Jasa Perpajakan
• Level ketergantungan
yang konsisten dengan
terhadap keluaran jasa
keterampilan dan Jasa Audit Internal sebagai bagian dari
keahliannya. perikatan asurans.
Jasa Sistem Teknologi Informasi • Lingkungan hukum dan
regulasi di tempat jasa
Jasa Penunjang Litigasi diberikan.
Jasa Pembukuan Jasa akuntansi dan pembukuan terdiri atas berbagai jasa termasuk:
dan Akuntansi 1. Penyusunan catatan akuntansi dan laporan keuangan
2. Pencatatan transaksi
3. Jasa penggajian

Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh memberikan jasa akuntansi dan pembukuan kepada klien audit
yang merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik termasuk penyusunan laporan keuangan yang akan
diberikan opini oleh Kantor atau informasi keuangan yang membentuk dasar dari laporan keuangan
tersebut, kecuali:
1. Jasa bersifat rutin ataumekanis;dan
2. Kantor mengatasi setiap ancaman yang muncul dengan memberikan jasa yang tidak pada level
yang dapat diterima.

Pengamanan untuk mengatasi ancaman ketika memberikan jasa akuntansi dan pembukuan kepada klien
audit meliputi:
1. Menugaskan profesional yang bukan anggota tim audit untuk memberikan jasa.
2. Menugaskan penelaah yang tepat yang tidak terlibat dalam pemberian jasa untuk menelaah
pekerjaan audit atau jasa yang dilakukan.
Jasa Pembukuan
dan Akuntansi Kantor atau Jaringan Kantornya tidak boleh memberikan jasa akuntansi dan pembukuan kepada
(lanjutan) klien audit yang merupakan entitas dengan akuntabilitas publik termasuk penyusunan laporan
keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor atau informasi keuangan yang menjadi dasar
laporan keuangan tersebut.

Sebagai pengecualian, Kantor atau Jaringan Kantor dapat memberikan jasa akuntansi dan
pembukuan yang bersifat rutin atau mekanis untuk divisi atau entitas berelasi dari klien audit yang
merupakan entitas dengan akuntabilitas publik jika personel yang memberikan jasa bukan bagian
dari tim audit dan:
1. Divisi atau entitas berelasi yang diberikan jasa secara kolektif tidak material terhadap laporan
keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor; atau
2. Jasa terkait dengan hal yang secara kolektif tidak material terhadap laporan keuangan divisi atau
entitas berelasi.
Jasa Administratif
Memberikan jasa administratif kepada klien audit biasanya tidak
memunculkan ancaman.

Jasa administrasi melibatkan bantuan kepada klien terhadap tugas yang bersifat rutin
atau mekanis dalam operasi normal. Jasa semacam itu mensyaratkan sedikit atau tidak
ada pertimbangan profesional dan bersifat klerikal.

Jasa administratif meliputi:


1. Jasa pemrosesan data.
2. Penyiapan formulir administratif atau dokumen resmi dengan persetujuan klien.
3. Penyampaian formulir berdasarkan instruksi klien.
4. Pemantauan tanggal penyampaian dokumen, dan memberikan advis kepada klien audit pada tanggal
tersebut.
Jasa Penilaian Memberikan jasa penilaian kepada klien audit dapat memunculkan ancaman telaah pribadi atau ancaman
advokasi.
Suatu penilaian terdiri atas pembuatan asumsi yang berkaitan dengan pengembangan masa depan,
penerapan metodologi dan teknik yang tepat, dan kombinasi keduanya untuk menghitung nilai tertentu,
atau rentang nilai, untuk aset, liabilitas atau bisnis secara keseluruhan.

Level ancaman yang muncul dengan memberikan jasa penilaian kepada klien audit meliputi:
1. Penggunaan dan tujuan dari laporan penilaian.
2. Apakah laporan penilaian akan diumumkan kepada publik.
3. Sejauh mana keterlibatan klien dalam menentukan dan menyetujui metodologi penilaian tersebut dan
pertimbangan permasalahan signifikan lainnya.
4. Tingkat subjektivitas yang melekat pada unsur untuk penilaian yang melibatkan standar atau
metodologi yang ditetapkan.
5. Apakah penilaian akan berdampak material terhadap laporan keuangan.
6. Sejauh mana dan kejelasan pengungkapan terkait dengan penilaian dalam laporan keuangan.
7. Tingkat ketergantungan pada kejadian masa depan dari suatu sifat yang dapat menciptakan volatilitas
signifikan yang melekat pada jumlahnya.
Jasa Penilaian Pengamanan untuk mengatasi ancaman meliputi:
(lanjutan) 1. Menugaskan profesional yang bukan anggota tim audit untuk memberikan jasa mungkin mengatasi
ancaman telaah pribadi atau ancaman advokasi.
2. Menugaskan penelaah yang tepat, yang tidak terlibat dalam pemberian jasa untuk menelaah pekerjaan
audit atau jasa yang telah dilakukan, dapat mengatasi ancaman telaah pribadi.

Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh memberikan jasa penilaian kepada klien audit yang merupakan
entitas tanpa akuntabilitas publik jika:
1. Penilaian melibatkan level subjektivitas yang signifikan; dan
2. Penilaian akan berdampak material terhadap laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor.

Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh memberikan jasa penilaian kepada klien audit yang merupakan
entitas dengan akuntabilitas publik, jika jasa penilaian akan berdampak material, baik secara individual
atau agregat, terhadap laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor.
Jasa Perpajakan Memberikan jasa perpajakan kepada klien audit dapat memunculkan ancaman telaah pribadi atau
ancaman advokasi.

Jasa perpajakan terdiri atas berbagai jasa, termasuk aktivitas seperti (dibahas lebih lanjut):
1. Penyusunan SPT pajak.
2. Perhitungan pajak untuk tujuan mempersiapkan jurnal akuntansi.
3. Perencanaan pajak dan jasa konsultasi pajak lainnya.
4. Jasa perpajakan yang melibatkan penilaian.
5. Bantuan dalam penyelesaian sengketa pajak.

Level ancaman yang muncul dari pemberian jasa perpajakan apapun kepada klien audit meliputi:
1. Karakteristik khusus dari perikatan.
2. Level keahlian pajak dari karyawan klien.
3. Sistem penilaian dan pengadministrasian oleh otoritas pajak dan peran Kantor atau jaringan Kantor
dalam proses tersebut.
4. Kompleksitas ketentuan pajak yang relevan dan tingkat pertimbangan dalam penerapan ketentuan
tersebut.
Jasa Perpajakan Memberikan jasa penyusunan SPT pajak biasanya tidak memunculkan ancaman.
(lanjutan)
1. Penyusunan SPT Jasa penyusunan SPT pajak meliputi:
Pajak 1. Membantu klien terkait kewajiban pelaporan pajak dengan Menyusun dan mengumpulkan informasi,
termasuk jumlah pajak terutang (biasanya pada formulir standar) yang disyaratkan untuk diserahkan
kepada otoritas perpajakan yang berwenang.
2. Memberikan advis tentang penyusunan SPT pajak atas transaksi masa lalu dan atas nama klien audit
menanggapi permintaan otoritas perpajakan terkait informasi dan analisis tambahan (misalnya,
memberikan penjelasan dan dukungan teknis terhadap pendekatan yang dipilih).

Jasa penyusunan SPT pajak biasanya didasarkan pada informasi historis dan pada prinsipnya melibatkan
analisis dan penyajian informasi historis tersebut berdasarkan peraturan perpajakan yang ada, termasuk
preseden dan praktik yang telah ditetapkan. Selanjutnya, SPT pajak tunduk pada proses penelaahan atau
persetujuan apa pun yang dianggap tepat oleh otoritas perpajakan.
Jasa Perpajakan Menyiapkan perhitungan aset (liabilitas) pajak kini dan pajak tangguhan klien
audit untuk tujuan menyiapkan jurnal akuntansi yang akan diaudit oleh Kantor,
(lanjutan) memunculkan ancaman telaah pribadi.
2. Perhitungan Pengamanan untuk mengatasi ancaman ketika klien audit merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik
Pajak untuk Tujuan mencakup:
Penyiapan Jurnal 1. Menugaskan profesional yang bukan anggota tim audit untuk memberikan jasa.
Akuntansi 2. Menugaskan penelaah yang tepat yang tidak terlibat dalam pemberian jasa untuk menelaah pekerjaan
audit atau memberikan jasa yang telah dilakukan.
3. Menyiapkan penghitungan pajak atas liabilitas (aset) pajak kini dan tangguhan kepada klien audit yang
merupakan entitas dengan akuntabilitas publik yang tidak material atas laporan keuangan yang akan
diberikan opini oleh Kantor.

Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh menyiapkan perhitungan pajak atas liabilitas
(aset) pajak kini dan tangguhan untuk klien audit yang merupakan entitas dengan
akuntabilitas publik untuk tujuan menyiapkan jurnal akuntansi yang material dalam
laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor.
Jasa Perpajakan Menyiapkan perhitungan aset (liabilitas) pajak kini dan pajak tangguhan klien audit untuk tujuan
menyiapkan jurnal akuntansi yang akan diaudit oleh Kantor, memunculkan ancaman telaah pribadi.
(lanjutan)
2. Perhitungan Pengamanan untuk mengatasi ancaman ketika klien audit merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik
Pajak untuk Tujuan mencakup:
Penyiapan Jurnal 1. Menugaskan profesional yang bukan anggota tim audit untuk memberikan jasa.
Akuntansi 2. Menugaskan penelaah yang tepat yang tidak terlibat dalam pemberian jasa untuk menelaah pekerjaan
audit atau memberikan jasa yang telah dilakukan.
3. Menyiapkan penghitungan pajak atas liabilitas (aset) pajak kini dan tangguhan kepada klien audit yang
merupakan entitas dengan akuntabilitas publik yang tidak material atas laporan keuangan yang akan
diberikan opini oleh Kantor.

Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh menyiapkan perhitungan pajak atas liabilitas (aset) pajak kini dan
tangguhan untuk klien audit yang merupakan entitas dengan akuntabilitas publik untuk tujuan menyiapkan
jurnal akuntansi yang material dalam laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor.
Jasa Perpajakan Menyediakan jasa perencanaan dan jasa konsultansi pajak lainnya dapat memunculkan ancaman
(lanjutan) pajak telaah pribadi atau
advokasi.
3. Perencanaan Pajak
Level ancaman yang muncul dengan memberikan jasa perencanaan pajak dan jasa konsultansi pajak
dan Jasa Konsultansi lainnya kepada klien audit termasuk:
Pajak Lainnya
1. Tingkat subjektivitas yang terlibat dalam menentukan perlakuan yang tepat atas advis pajak dalam
laporan keuangan.
2. Apakah perlakuan pajak didukung oleh putusan pribadi atau telah diklarifikasi oleh otoritas perpajakan
sebelum penyusunan laporan keuangan.
3. Sejauh mana hasil dari advis pajak akan berdampak material terhadap laporan keuangan.
4. Apakah efektivitas advis pajak bergantung pada perlakuan akuntansi atau penyajian dalam laporan
keuangan dan terdapat keraguan mengenai ketepatan perlakuan atau penyajian akuntansi berdasarkan
kerangka pelaporan keuangan yang relevan.
Jasa Perpajakan Pengamanan untuk mengatasi ancaman:
(lanjutan) 1. Menugaskan profesional yang bukan anggota tim audit untuk memberikan jasa,
3. Perencanaan Pajak mungkin dapat mengatasi ancaman telaah pribadi atau ancaman advokasi.
dan Jasa Konsultansi 2. Menugaskan penelaah yang tepat, yang tidak terlibat dalam pemberian jasa telaah
Pajak Lainnya atas pekerjaan audit atau jasa yang telah dilaksanakan dapat mengatasi ancaman telaah
pribadi.
3. Memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan dapat mengatasi ancaman
telaah pribadi atau ancaman advokasi.

Kantor atau Jaringan Kantor tidak akan memberikan jasa perencanaan pajak dan jasa
konsultasi pajak
lainnya kepada klien audit ketika efektivitas advis pajak bergantung pada perlakuan
atau penyajian
akuntansi tertentu dalam laporan keuangan dan:
1. Tim audit memiliki keraguan atas ketepatan perlakuan atau penyajian akuntansi
terkait berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang relevan; dan
2. Hasil atau konsekuensi dari advis pajak akan berdampak material terhadap laporan
keuangan yang diberikan opini oleh Kantor.
Jasa Perpajakan Memberikan jasa penilaian pajak kepada klien audit dapat memunculkan atau
ancaman telaah pribadi ancaman advokasi.
(lanjutan)
3. Jasa Perpajakan Level ancaman yang muncul dengan penyediaan jasa tersebut kepada klien audit:
Termasuk Penilaian 1. Sejauh mana metodologi penilaian didukung oleh peraturan perundang-
undangan perpajakan, preseden lain atau praktik yang sudah ditetapkan.
2. Level subjektivitas yang melekat dalam penilaian.
3. Keandalan dan keluasan data yang digunakan sebagai dasar penilaian.

Tindakan yang dapat menjadi pengamanan untuk mengatasi ancaman:


1. Menugaskan profesional yang bukan anggota tim audit untuk memberikan jasa,
mungkin dapat mengatasi ancaman telaah pribadi atau ancaman advokasi.
2. Menugaskan penelaah yang tepat, yang tidak terlibat dalam pemberian jasa untuk
menelaah pekerjaan audit atau jasa yang telah dilaksanakan dapat mengatasi ancaman
telaah pribadi.
3. Memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan dapat mengatasi ancaman.
Jasa Perpajakan Memberikan bantuan dalam penyelesaian sengketa pajak kepada klien audit dapat
memunculkan ancaman telaah pribadi atau ancaman advokasi.
(lanjutan)
3. Asistensi
Level ancaman yang muncul pada saat membantu klien audit dalam penyelesaian
Penyelesaian sengketa pajak mencakup:
Sengketa Pajak 1. Peran manajemen dalam penyelesaian sengketa.
2. Sejauh mana hasil perselisihan akan berdampak material terhadap laporan
keuangan yang akan diberikan opini oleh Kantor.
3. Apakah advis yang diberikan adalah subjek dari sengketa pajak.
4. Sejauh mana permasalahan tersebut didukung oleh peraturan perundang-
undangan perpajakan, preseden lainnya, atau praktik yang telah ditetapkan.
5. Apakah permintaan keterangan dilakukan secara terbuka.
Jasa Perpajakan (lanjutan)
Pengamanan untuk mengatasi ancaman termasuk:
3. Asistensi Penyelesaian 1. Menugaskan profesional yang bukan anggota tim audit untuk memberikan jasa mungkin
Sengketa Pajak mengatasi ancaman telaah pribadi atau ancaman advokasi.
2. Menugaskan penelaah yang tepat, yang tidak terlibat dalam pemberian jasa untuk menelaah
pekerjaan audit atau jasa yang telah dilaksanakan dapat mengatasi ancaman telaah pribadi.

Kantor atau Jaringan Kantor tidak boleh memberikan jasa perpajakan termasuk membantu
penyelesaian sengketa pajak kepada klien audit jika:
1. Pemberian jasa termasuk bertindak sebagai advokat bagi klien audit di depan pengadilan
publik atau hakim dalam penyelesaian permasalahan pajak; dan
2. Jumlah yang disengketakan material untuk laporan keuangan yang akan diberikan opini oleh
Kantor.

Anda mungkin juga menyukai