Anda di halaman 1dari 51

Kode Etik Profesi Akuntan Publik

Narasumber: Komite Etika Profesi 2021-2025


Jakarta, 13-14 September 2022
Div. Teknis & Standar 1
Hari Pertama
Senin, 13 September 2022

Narasumber: Indra Halim

❖ Kepatuhan Terhadap Kode Etik

❖ Prinsip Dasar Etika dan Kerangka Kerja Konseptual

❖ Respons atas Ketidakpatuhan terhadap Peraturan


Perundang-undangan (NOCLAR)

Div. Teknis & Standar 2


Disclaimer
Presentasi Kode Etik Profesi Akuntan Publik disusun oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) untuk digunakan dalam memberikan pemaparan dalam kegiatan
pelatihan berkelanjutan IAPI yang dapat mendukung Kantor Akuntan Publik dalam
pengadopsian, pengimplementasian, dan pelaksanaan Kode Etik yang telah direvisi.

Presentasi berikut semata-mata suatu gambaran umum Kode Etik Profesi Akuntan
Publik dan tidak dimaksudkan untuk menyajikan secara detail. Presentasi wajib dibaca
bersama-sama dengan Kode Etik yang sifatnya otoritatif. Presentasi berikut bukan
merupakan bagian Kode Etik Profesi Akuntan Publik secara lengkap.

IAPI tidak bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh pihak yang melakukan
atau menahan diri untuk melakukan suatu tindakan dengan mendasarkan pada materi
publikasi ini secara langsung maupun tidak langsung, baik yang disebabkan oleh
kelalaian atau hal lainnya.

KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK 2021 dapat diunduh pada tautan berikut:
https://iapi.or.id/kode-etik-profesi-akuntan-publik/
Div. Teknis & Standar 3
POOLING QUESTION #1

Apakah anda sudah pernah membaca Kode Etik Profesi Akuntan Publik
(KEPAP) 2021?

A. Sudah membaca KEPAP 2021 secara keseluruhan.


B. Sudah membaca sebagian dari KEPAP 2021.
C. Belum pernah membaca KEPAP 2021.
D. Tidak mengetahui bahwa KEPAP 2021 sudah diterbitkan.

Div. Teknis & Standar 4


KODE ETIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020

KEPAP
2021

REVISI BAGIAN 1 & 2 REVISI KESELURUHAN


EFEKTIF 31 DESEMBER 2021

Div. Teknis & Standar 5


Perubahan Substansial Atas Kode Etik untuk Mendukung Peran dan Pola
Pikir yang Diharapkan dari Anggota

SEKSI 100

Terdapat penambahan berupa: SEKSI 110 SEKSI 111


1. Judul Pendahuluan yang menegaskan bahwa Kode Etik ini
menetapkan standar mutu yang tinggi atas perilaku etis yang Menambahkan sisipan pada Menekankan terkait
diharapkan dari Anggota. lima prinsip dasar etika, “kekuatan karakter untuk
2. Persyaratan dan Materi Aplikasi yang mencakup yaitu: Objektivitas dan bertindak dengan tepat”
penegasan bahwa kepatuhan terhadap Kode Etik termasuk Perilaku Profesional
“memberikan perhatian yang tepat terhadap intensi
maksud dan tujuan dari persyaratan spesifik”.

SEKSI 120

1. Mengklarifikasi dan menekankan konsep “Memiliki Pemikiran yang Selalu Mempertanyakan” dengan menambahkan dua
pertimbangan utama terkait hal tersebut.
2. Menjelaskan persyaratan untuk memiliki pemikiran yang selalu mempertanyakan, berlaku untuk semua Anggota. Anggota
yang berpraktik melayani publik diisyaratkan untuk menerapkan sikap skeptisisme profesional.
3. Penambahan konsep berupa: “Pertimbangan Lain Saat Menerapkan Kerangka Kerja Konseptual”, yang terdiri dari: Bias
dan Budaya Organisasi dan Budaya Kantor pada bagian “Pertimbangan untuk Perikatan Audit, Perikatan Reviu, Perikatan
Asurans Lain dan Perikatan Jasa Terkait”.
4. Daftar Istilah: Penambahan definisi atas “Pertimbangan Profesional”
Div. Teknis & Standar 6
KODE ETIK BERLAKU EFEKTIF
PROFESI AKUNTAN PUBLIK TERBIT 31 DESEMBER 2021
2020

1. Penyempurnaan KEPAP 2020


2. Penyantuman naskah Close-Off
Document
3. Mengadopsi Handbook “Final
Pronouncement Revisions to the Code to
Promote the Role and Mindset Expected
of Professional Accountants”

Div. Teknis & Standar 7


Perkembangan Kode Etik

Kode Etik Profesi Akuntan Publik KEPAP


KEPAP KEPAP
(KEPAP) 2021

Efektif • Efektif 1 Juli 2020 Berlaku efektif


1 Juli 2019 • Bagian 4A Seksi 540 31 Desember 2021
Berlaku efektif 1 Januari
2021

Div. Teknis & Standar 8


Organisasi Profesi Akuntansi
IFAC – Statement of Membership Obligations (SMOs) 1-7

SMO 1 – Quality assurance

SMO 2 – International Education Standards for Professional Accountants and INTERNATIONAL


other pronouncements issued by the International Accounting Education FEDERATION OF
Standards Board (IAESB) ACCOUNTANTS (IFAC)
SMO 3 – International Standards and other pronouncements issued by the Professional Accountancy
International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) Organizations (PAOs) are
membership bodies comprised of
SMO 4 – International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA) Code individual professional
of Ethics for Professional Accountants accountants, auditors, and/or
accounting technicians who
SMO 5 – International Public Sector Accounting and other pronouncements perform a variety of roles in the
issued by the International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB) accountancy field and adhere to
high-quality standards of practice
SMO 6 – Investigation and discipline

SMO 7 – International Financial Reporting Standards and other


pronouncements issued by the International Accounting Standards Board
(IASB)

Div. Teknis & Standar 9


Anggota adalah individu yang memenuhi
persyaratan sebagai anggota IAPI dari waktu ke
waktu berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga IAPI yakni: Akuntan
Publik, pemegang CPA selain Akuntan Publik, dan
Anggota lainnya termasuk individu yang
mempunyai register negara akuntan yang
menjadi anggota IAPI.
ANGGOTA

Div. Teknis & Standar 10


Mengapa perlu Kode Etik?
• Independency
1 Integrity Public Trust

• Professional 2 Objectivity
Skepticism
3 Professional Competence and Due Care

4 Confidentiality
Prinsip-prinsip dasar secara khusus
diperkuat oleh:
5 Professional Behavior
• Pendidikan dan Pelatihan.
• Pengawasan.
• Proses dalam menghadapi
Anggota IAPI bertindak dalam lingkungan berkepentingan publik, sehingga harus ketidakpatuhan.
mampu menjaga kepercayaan publik. • Kepemimpinan dalam KAP.

Div. Teknis & Standar 11


STRUKTUR KEPAP

Bagian 1 – Kepatuhan terhadap Kode Etik, Prinsip Dasar Etika, dan Kerangka
Kerja Konseptual

Bagian 2 – Anggota yang bekerja di bisnis

Bagian 3 – Anggota yang berpraktik melayani publik

Bagian 4A – Independensi dalam perikatan audit dan perikatan reviu

Bagian 4B – Independensi dalam perikatan asurans selain perikatan audit audit dan
perikatan reviu

Div. Teknis & Standar 12


Kepatuhan terhadap Kode Etik
Dalam bertindak dalam kepentingan
publik, Anggota tidak hanya
mempertimbangkan preferensi atau
Ketika keadaan yang tidak biasa & persyaratan dari klien individu atau
Anggota meyakini bahwa mematuhi organisasi tempatnya bekerja, tetapi
persyaratan tertentu dari Kode Etik juga untuk kepentingan pemangku
dapat mengakibatkan hasil yang tidak kepentingan lainnya saat melakukan
sepadan atau yang tidak memenuhi kegiatan profesional.
Kepatuhan terhadap persyaratan
kepentingan publik: Anggota
Kode Etik tidak berarti bahwa
disarankan untuk berkonsultasi
Anggota akan selalu memenuhi
dengan asosiasi profesi atau
tanggung jawabnya untuk bertindak
regulator yang terkait
bagi kepentingan publik.

Div. Teknis & Standar 13


Kepatuhan terhadap Kode Etik

Anggota yang mengidentifikasi terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan lain


PELANGGARAN
dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik harus mengevaluasi signifikansi
TERHADAP KODE ETIK
pelanggaran dan dampaknya terhadap kemampuan Anggota untuk mematuhi
PROFESI AKUNTAN PUBLIK
prinsip dasar etika.

Anggota juga harus:


a) Sesegera mungkin mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi konsekuensi dari pelanggaran
secara memadai; dan
b) Menentukan apakah akan melaporkan pelanggaran tersebut kepada pihak yang relevan.

Div. Teknis & Standar 14


bersikap lugas dan jujur
dalam semua hubungan
Anggota harus mematuhi setiap prinsip dasar etika profesional dan bisnis
Integritas

mematuhi peraturan
perundang-undangan
yang berlaku dan tidak mengompromikan
menghindari perilaku pertimbangan profesional
apapun yang diketahui Perilaku atau bisnis karena adanya
Objektivitas
oleh Anggota mungkin
akan mendiskreditkan
Profesional LIMA bias, benturan kepentingan,
atau pengaruh yang tidak
profesi Anggota PRINSIP semestinya dari pihak lain

DASAR
ETIKA

• mencapai &
menjaga kerahasiaan Kompetensi mempertahankan
informasi yang diperoleh dan kehati- pengetahuan dan keahlian
Kerahasiaan profesional pada level yang
dari hasil hubungan hatian
profesional dan bisnis profesional disyaratkan
• bertindak sesuai dengan
standar profesional &
standar teknis yang berlaku15
Bertindak dalam
Kepentingan Publik
Pertimbangan dalam Bertindak
Revisi yang dilakukan: untuk Kepentingan Publik saat
melakukan kegiatan profesional
(1) Pentingnya Anggota untuk membawa kemampuan dan
nilai dalam melaksanakan aktivitas profesionalnya
(100.2)
(2) Penjelasan mengenai “bertindak dalam kepentingan
publik” (100.6-A1, 100.6-A2, 100.6-A3, dan 100.6- A4)
(3) Penjelasan yang lebih terinci mengenai Integritas Preferensi atau Kepentingan
!
(111.1-A1 dan 111.1-A2) persyaratan pemangku
(4) Penjelasan yang lebih terinci mengenai Objektivitas klien individu kepentingan
(P112.1) atau organisasi lainnya

Mungkin terdapat keadaan yang tidak biasa ketika Anggota


meyakini bahwa mematuhi persyaratan tertentu dari Kode etik
dapat mengakibatkan hasil keluaran yang tidak sepadan atau
yang tidak memenuhi kepentingan publik. Dalam keadaan
demikian, Anggota disarankan untuk berkonsultasi dengan
asosiasi profesi atau regulator yang terkait.

Div. Teknis & Standar 16


Memperkuat Prinsip-Prinsip Dasar Etika
Topik Sebelum Revisi Setelah Revisi

Integritas 111.1-A1 111.1 - A1


Integritas menyiratkan berterus terang dan selalu Integritas melibatkan keterus terangan, kejujuran, dan
mengatakan yang sebenarnya. kekuatan karakter untuk bertindak dengan tepat, bahkan
ketika menghadapi tekanan untuk melakukan hal yang
tidak seharusnya atau ketika melakukan hal tersebut dapat
menimbulkan potensi konsekuensi yang merugikan bagi
pribadi atau organisasi.

Objektivitas P112.1 P112.1


Anggota harus mematuhi prinsip objektivitas yang Anggota harus mematuhi prinsip objektivitas yang
mensyaratkan Anggota tidak mengompromikan mensyaratkan Anggota untuk menerapkan pertimbangan
pertimbangan profesional atau bisnis karena profesional atau bisnis tanpa dikompromikan oleh:
adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh (a) Bias;
yang tidak semestinya dari pihak lain. (b) Benturan kepentingan; atau
(c) Pengaruh atau ketergantungan yang tidak semestinya
terhadap individu, organisasi, teknologi, atau faktor lain.

Div. Teknis & Standar 17


Memperkuat Prinsip-Prinsip Dasar Etika
Topik Sebelum Revisi Setelah Revisi

Perilaku Anggota harus mematuhi prinsip perilaku P115.1


Profesional profesional, yang mensyaratkan Anggota untuk Anggota harus mematuhi prinsip perilaku profesional, yang
mematuhi peraturan perundang-undangan yang mensyaratkan Anggota untuk:
berlaku dan menghindari perilaku apa pun yang a) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang
diketahui atau seharusnya diketahui yang dapat berlaku;
mendiskreditkan profesi. Anggota tidak boleh b) Berperilaku konsisten dengan tanggung jawab profesi
terlibat dalam bisnis, pekerjaan, atau aktivitas apa untuk bertindak bagi kepentingan publik dalam semua
pun yang diketahui merusak atau mungkin aktivitas profesional dan hubungan bisnis; dan
merusak integritas, objektivitas, atau reputasi baik c) Menghindari perilaku apa pun yang diketahui atau
dari profesi, dan hasilnya tidak sesuai dengan seharusnya diketahui yang dapat mendiskreditkan
prinsip dasar etika. profesi.

Anggota tidak boleh terlibat dalam bisnis, pekerjaan, atau


aktivitas apa pun yang diketahui merusak atau mungkin
merusak integritas, objektivitas, atau reputasi baik dari
profesi, dan hasilnya tidak sesuai dengan prinsip dasar
etika.

Div. Teknis & Standar 18


POOLING QUESTION #2

Apakah menurut anda, penyusun laporan keuangan harus diatur dan


mematuhi kode etik profesi?

A. Tidak perlu. Karena nanti ada auditor independen yang akan mengoreksi jika
terjadi kesalahan.
B. Perlu. Karena laporan keuangan dapat berisiko mengandung salah saji material
meskipun telah diaudit.
C. Tidak perlu. Karena banyak tahapan terkait laporan keuangan sehingga akan
terjadi check and balances.
D. Perlu. Karena penyusun laporan keuangan merupakan pihak yang bertanggung
jawab atas laporan.

Div. Teknis & Standar 19


Kerangka Kerja Konseptual

1. 2. 3.
Identifikasi Evaluasi Mengatasi
Ancaman Ancaman Ancaman

Div. Teknis & Standar 20


Mengidentifikasi Ancaman
Ancaman
Ancaman berupa kepentingan keuangan atau kepentingan lain yang akan memengaruhi pertimbangan atau
Kepentingan
perilaku Anggota secara tidak tepat;
Pribadi

Ancaman ketika Anggota tidak dapat secara tepat melakukan evaluasi atas pertimbangan yang telah dibuatnya;
Ancaman Telaah atau aktivitas yang dilakukan oleh Anggota atau individu dalam Kantor atau organisasi tempatnya bekerja, yang
Pribadi diandalkan oleh Anggota ketika membuat suatu pertimbangan sebagai bagian dari pelaksanaan aktivitas yang
sedang diberikan;

Ancaman yang terjadi ketika Anggota mendukung posisi klien atau organisasi tempatnya bekerja sampai pada
Ancaman Advokasi
titik yang dapat mengurangi objektivitasnya;

Ancaman yang terjadi karena hubungan yang lama atau hubungan yang dekat dengan klien atau organisasi
Ancaman
tempatnya bekerja, Anggota terlalu bersimpati pada kepentingan klien atau organisasi tempatnya bekerja, atau
Kedekatan
terlalu mudah menerima hasil pekerjaan mereka; dan

Ancaman Ancaman yang terjadi ketika Anggota dihalangi untuk bertindak secara objektif karena tekanan yang nyata atau
Intimidasi dirasakan, termasuk upaya memengaruhi Anggota secara tidak semestinya.

Div. Teknis & Standar 21


Mengevaluasi Ancaman
Contoh kondisi, kebijakan, dan prosedur yang relevan dalam mengevaluasi level ancaman:

➢ Persyaratan tata kelola korporat.


➢ Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman bagi profesi.
➢ Sistem pengaduan yang efektif yang memungkinkan Anggota dan masyarakat umum untuk memberi perhatian pada perilaku tidak
etis.
➢ Suatu pernyataan kewajiban secara eksplisit untuk melaporkan pelanggaran atas persyaratan etika.
➢ Prosedur pemantauan dan pendisiplinan oleh asosiasi profesi atau regulator.

Tetap waspada selama aktivitas profesional akan membantu Anggota dalam menentukan informasi baru telah muncul atau
mengubah fakta yang:

➢ Berdampak terhadap level ancaman; atau


➢ Memengaruhi kesimpulan Anggota mengenai apakah pengamanan yang diterapkan berlanjut secara tepat untuk mengatasi ancaman
yang teridentifikasi.

Div. Teknis & Standar 22


Mengatasi Ancaman
Tindakan untuk menghilangkan ancaman
Jika ancaman yang teridentifikasi berada bergantung pada fakta dan keadaan, suatu
pada level yang tidak dapat diterima, maka ancaman dapat diatasi dengan
Anggota harus: menghilangkan keadaan yang
a) Menghilangkan keadaan, memunculkan ancaman. Namun, terdapat
termasuk kepentingan atau beberapa situasi ketika ancaman hanya
hubungan, yang memunculkan dapat diatasi dengan menolak atau
ancaman; mengakhiri aktivitas profesional tertentu.
b) Menerapkan pengamanan, jika
tersedia dan dapat diterapkan,
untuk menurunkan ancaman
sampai pada level yang dapat
diterima; atau
c) Menolak atau mengakhiri
aktivitas profesional tertentu.

Div. Teknis & Standar 23


Pertimbangan untuk Perikatan Audit, Perikatan Reviu, dan Perikatan Asurans Lain
INDEPENDENSI

Independensi dalam pemikiran Independensi dalam penampilan

Sikap mental pemikiran yang memungkinkan untuk Penghindaran fakta dan keadaan yang sangat signifikan sehingga
menyatakan suatu kesimpulan dengan tidak pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai,
terpengaruh oleh tekanan yang dapat besar kemungkinan akan menyimpulkan bahwa integritas,
mengompromikan pertimbangan profesional, sehingga objektivitas, atau skeptisisme profesional dari Kantor, atau anggota
memungkinkan individu bertindak secara berintegritas tim audit atau tim asurans, telah dikompromikan.
serta menerapkan objektivitas dan skeptisisme
profesional. Standar Independensi menetapkan persyaratan dan materi aplikasi
tentang cara menerapkan kerangka kerja konseptual untuk
Anggota yang berpraktik melayani publik mempertahankan independensi pada saat melakukan perikatan
disyaratkan oleh Standar Independensi harus audit, perikatan reviu, atau perikatan asurans lainnya. Anggota yang
independen ketika melakukan perikatan audit, berpraktik melayani publik dan Kantor disyaratkan untuk mematuhi
perikatan reviu, atau perikatan asurans lainnya. standar tersebut agar independen ketika melakukan perikatan
tersebut.
Div. Teknis & Standar 24
Pertimbangan untuk Perikatan Audit, Perikatan Reviu, dan Perikatan Asurans Lain

SKEPTISISME PROFESIONAL

Berdasarkan standar audit, standar perikatan reviu, dan standar perikatan asurans lainnya yang ditetapkan oleh
asosiasi profesi akuntan publik, Anggota yang berpraktik melayani publik disyaratkan untuk menerapkan skeptisisme
profesional.

Skeptisisme profesional dan prinsip dasar etika yang dijelaskan dalam Seksi 110 (Prinsip Dasar Etika) adalah konsep
yang saling berkaitan.

Div. Teknis & Standar 25


Contoh Penerapan Skeptisisme Profesional

Dalam audit atas laporan keuangan, kepatuhan terhadap prinsip dasar etika, baik secara individual dan kolektif, mendukung penerapan
skeptisisme professional, seperti yang ditunjukkan dalam contoh berikut:

✓ Bersikap lugas dan jujur ketika mengemukakan perhatian atas suatu posisi yang diambil oleh klien; dan
Integritas
✓ Melakukan permintaan keterangan tentang informasi yang tidak konsisten dan mengumpulkan bukti audit lanjutan
untuk mengatasi perhatian tentang pernyataan yang mungkin salah atau menyesatkan secara material agar dapat
membuat keputusan berdasarkan informasi yang cukup tentang tindakan yang tepat dalam keadaan tersebut.

✓ Mengakui keadaan atau hubungan, seperti kedekatan dengan klien, yang mungkin mengompromikan pertimbangan
profesional atau bisnis; dan
Objektivitas ✓ Mempertimbangkan dampak dari keadaan dan hubungan tersebut terhadap pertimbangan Anggota ketika
mengevaluasi kecukupan dan ketepatan bukti audit yang terkait dengan suatu hal yang material pada laporan
keuangan klien.

✓ Menerapkan pengetahuan yang relevan pada industri dan aktivitas bisnis klien tertentu untuk mengidentifikasi secara
Kompetensi & tepat risiko salah saji yang material;
Kehati-hatian ✓ Merancang dan melakukan prosedur audit yang tepat; dan
Profesional ✓ Menerapkan pengetahuan yang relevan ketika menilai secara kritis apakah bukti audit telah cukup dan tepat dalam
keadaan tersebut.

Div. Teknis & Standar 26


Ketika Menerapkan Kerangka Kerja Konseptual,
Auditor Harus:

Memiliki pemikiran yang selalu


Revisi yang dilakukan: mempertanyakan
5) Perubahan persyaratan dalam penerapan (Have an inquiring mind)
kerangka kerja konseptual, yaitu memiliki sikap
yang selalu mempertanyakan (inquiring mind)
menggantikan ‘tetap waspada terhadap
informasi baru dan perubahan atas fakta dan
keadaan (P120.5) Menerapkan pertimbangkan
profesional
6) Penjelasan mengenai Sikap yang Selalu
Mempertanyakan (120.5 - A1, 120.5 – A2, dan
120.5-A3)

Menggunakan pengujian pihak


ketiga yang rasional dan memiliki
informasi yang memadai.

Div. Teknis & Standar 27


Memiliki Sikap yang Selalu Mempertanyakan (120.5)

Sikap yang Selalu


Mempertanyakan
(have an inquiring mind)

Mempertimbangkan sumber, relevansi, dan


kecukupan informasi yang diperoleh, Bersikap terbuka dan waspada terhadap
dengan mempertimbangkan sifat, ruang kebutuhan investigasi lebih lanjut atau
lingkup, dan keluaran dari aktivitas tindakan lain.
profesional yang dilakukan.

• Persyaratan baru bagi Anggota untuk Memiliki Pemikiran yang Selalu Mempertanyakan (inquiring mind)
ketika mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap prinsip dasar etika.
• Berdasarkan standar audit, reviu, dan asurans lainnya, Anggota juga disyaratkan untuk menerapkan
skeptisisme profesional, yang mencakup penilaian kritis terhadap bukti.

Div. Teknis & Standar 28


Bias (120.12)
Revisi yang dilakukan:
7) Pertimbangan lain saat menerapkan Kerangka
Kerja Konseptual
❖ Bias (120.12) Anchoring bias
❖ Budaya Organisasi (120.13)
8) Pertimbangan untuk Perikatan Audit Perikatan Automation bias
Reviu, dan Perikatan Asurans Lain Pertimbangan Lain
Saat Menerapkan Pertimbangan
❖ Budaya Kantor (120.14-A1) Availability bias
Kerangka Kerja Profesional
Konseptual
Confirmation
bias

Group think

Pertimbangan profesional mencakup penerapan Overconfidence


pelatihan, pengetahuan keahlian, dan pengalaman bias
BIAS
profesional yang relevan yang sepadan dengan fakta Representation
dan keadaan, termasuk sifat dan ruang lingkup bias
aktivitas profesional
Selective
perception

Div. Teknis & Standar 29


Budaya Organisasi (120.13)

Adanya dukungan dan


tanggung jawab pimpinan

Pertimbangan Pendidikan, pelatihan, proses


Profesional manajemen dan evaluasi yang Anggota diharapkan untuk
tepat serta tersedianya kriteria mendorong dan mempromosikan
penghargaan budaya berbasis etika di dalam
organisasi, dengan
Kebijakan dan prosedur yang mempertimbangkan posisi dan
efektif senioritas.
Budaya Organisasi:
Dukungan Budaya Etis
dalam Organisasi Berpegang pada nilai-nilai etika
saat berhubungan dengan
pihak ketiga

Div. Teknis & Standar 30


Pertimbangan untuk Perikatan Audit, Perikatan Reviu, Perikatan Asurans Lain dan Perikatan Jasa Terkait

Budaya Kantor
Standar Pengendalian Mutu 1 (SPM 1) menetapkan persyaratan dan materi aplikasi
yang berkaitan dengan budaya Kantor dalam konteks tanggung jawab Kantor untuk:
• merancang,
• mengimplementasikan, dan
• menjalankan sistem pengendalian mutu untuk audit, atau reviu atas laporan
keuangan, atau perikatan asurans lainnya atau jasa terkait.

Div. Teknis & Standar 31


Respons atas Ketidakpatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan
(Non Compliance with Law and Regulation (NOCLAR))
Seksi 260 (Anggota yang Bekerja di Bisnis)

Div. Teknis & Standar 32


POOLING QUESTION #3

Apakah anda pernah menyadari adanya ketidakpatuhan atau dugaan


ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam
menjalankan profesi anda?

A. Tidak
B. Pernah

Div. Teknis & Standar 33


Respons atas Ketidakpatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan
NOCLAR- Seksi 260

Tindakan penghilangan atau perbuatan, baik disengaja atau tidak


disengaja, yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang dilakukan oleh:

Organisasi tempatnya bekerja/klien.

Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tempatnya


bekerja atau klien.

Manajemen organisasi tempatnya bekerja atau klien.

Individu lain yang bekerja untuk, atau di bawah arahan


organisasi tempatnya bekerja atau klien.

Ketika merespons adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan, tujuan dari Anggota adalah:

a) Mematuhi prinsip integritas dan perilaku profesional;


b) Mengingatkan manajemen atau, jika tepat, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola di organisasi
tempatnya bekerja;
c) Mengambil tindakan lanjutan yang tepat dalam melindungi kepentingan publik.

Div. Teknis & Standar 34


Contoh peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Seksi 260:
Pencucian uang,
Kecurangan,
pendanaan
korupsi, dan
teroris, dan hasil
penyuapan
kriminal

Div. Teknis & Standar 35


Tanggung jawab atas kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku

Manajemen (direksi) dengan pengawasan TCWG


bertanggung jawab atas kepatuhan entitas
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku, termasuk mengidentifikasi dan mengatasi Apabila menemukan NOCLAR, anggota (yang
setiap NOCLAR yang dilakukan oleh: bekerja di bisnis maupun yang berpraktik melayani
1. Organisasi/entitas tersebut; publik) harus melakukan respon yang tepat sesuai
2. Individu yang bertanggung jawab atas tata ketentuan etika atau peraturan perudangan yang
Kelola organisasi; berlaku.
3. Anggota manajemen;
4. Individu lain yang bekerja untuk, atau dibawah
arahan dari, organisasi.

Div. Teknis & Standar 36


Tanggung Jawab Anggota
Anggota senior (Direksi, Dewan
Komisaris, Pejabat Eksekutif atau
Mempertimbangkan apabila pejabat lain yang mampu
terdapat protokol dan mempengaruhi signifikan ke
prosedur untuk menangani ❖ Anggota selain anggota senior harus
entitas) harus memahami masalah
NOCLAR. memperoleh pemahaman sifat masalah
dan melakukan langkah yang tepat
dan melakukan komunikasi ke
untuk mengatasi masalah dengan
manajemen dan TCWG serta dapat
segera, termasuk komunikasi ke
mempertimbangkan untuk melaporkan
Merespon tepat waktu Direksi, Dewan Komisaris, dan
ke regulator.
dengan memperhatikan sifat menentukan apakah perlu
❖ Anggota dapat meminta advis hukum
masalah dan bahaya potensial komunikasi ke regulator.
atau konsultasi kepada organisasi
untuk entitas, investor, profesi.
kreditur, karyawan atau Anggota senior diharapkan untuk
publik. menerapkan pengetahuan dan
keahlian serta pertimbangan
profesional.

Div. Teknis & Standar 37


Respons atas Ketidakpatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan
(Non Compliance with Law and Regulation (NOCLAR))
Seksi 360 (Anggota yang Berpraktik Melayani Publik)

Div. Teknis & Standar 38


Peran Anggota – Respons atas
Ketidakpatuhan terhadap
Peraturan Perundang-undangan

Jasa Profesional selain Audit


Audit atas Laporan Keuangan atas
Laporan Keuangan

Div. Teknis & Standar 39


Audit atas Laporan Keuangan

Faktor-faktor relevan yang perlu


Jika Anggota yang ditugaskan untuk
dipertimbangkan termasuk:
melakukan audit atas laporan
Jika Anggota mengidentifikasi atau 1. Sifat dan keadaan permasalahan.
keuangan mengetahui informasi
menduga bahwa ketidakpatuhan 2. Individu yang terlibat atau
mengenai ketidakpatuhan atau
telah terjadi atau mungkin terjadi, berpotensi terlibat.
dugaan ketidakpatuhan, maka
maka Anggota harus membahas 3. Kemungkinan adanya kolusi.
Anggota harus memperoleh
permasalahan tersebut dengan level 4. Konsekuensi potensial dari
pemahaman atas permasalahan
manajemen yang tepat dan, jika permasalahan tersebut.
tersebut. Pemahaman tersebut harus
perlu, dengan pihak yang 5. Apakah level manajemen
mencakup sifat ketidakpatuhan atau
bertanggung jawab atas tata kelola. tersebut mampu
dugaan ketidakpatuhan dan keadaan
menginvestigasi permasalahan
ketika hal tersebut telah terjadi atau
dan mengambil tindakan yang
mungkin terjadi.
tepat.

Div. Teknis & Standar 40


Audit atas Laporan Keuangan
Jika Anggota menyadari ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan terkait dengan komponen dari suatu grup, Anggota harus
mengkomunikasikan permasalahan kepada rekan perikatan grup, kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan, apabila
Anggota berada dalam salah satu kondisi ini:

• Anggota, untuk tujuan audit atas laporan keuangan grup, diminta oleh tim perikatan grup untuk melakukan pekerjaan atas
informasi keuangan yang terkait dengan komponen tersebut; atau
• Anggota ditugaskan untuk melakukan audit atas laporan keuangan komponen tersebut untuk tujuan selain audit grup, misalnya,
audit berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Jika rekan perikatan grup menyadari ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan dalam proses audit atas laporan keuangan
grup, rekan perikatan grup harus mempertimbangkan apakah permasalahan tersebut relevan dengan satu atau beberapa
kompenen yang:

• Informasi keuangannya digunakan untuk tujuan audit atas laporan keuangan grup; atau
• Laporan keuangannya diperlukan untuk tujuan selain audit grup, misalnya suatu audit berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku.

Div. Teknis & Standar 41


Audit atas Laporan Keuangan
Berdasarkan respons manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola (TCWG), maka Anggota harus
menentukan apakah tindakan lanjutan diperlukan dalam melindungi kepentingan publik.

Tindakan lanjutan yang mungkin dilakukan oleh Anggota meliputi:


1. Mengungkapkan permasalahan tersebut kepada otoritas yang berwenang walaupun tidak terdapat ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk melakukannya.
2. Menarik diri dari perikatan dan hubungan profesional yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan.

Jika Anggota yang diusulkan tidak dapat berkomunikasi dengan Anggota praktisi pendahulu, maka Anggota yang diusulkan
harus melakukan langkah-langkah yang memadai untuk memperoleh informasi tentang keadaan atas perubahan penunjukan
dengan cara lain.

Cara lain untuk mendapatkan informasi tentang keadaan atas perubahan penunjukan mencakup wawancara dengan pihak
ketiga atau melakukan investigasi terhadap latar belakang manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

Div. Teknis & Standar 42


Seksi 360 kaitannya dengan Standar Audit (SA) 250 (Revisi 2021)

SA 250 Par. 11
Tujuan auditor:
1. Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
mengenai kepatuhan terhadap ketentuan
❖ Dalam KEPAP Seksi 360 berhubungan
dalam peraturan perundang-undangan yang
dengan Standar Audit (SA) 250, yaitu
pada umumnya berdampak langsung dalam
Pertimbanggan atas Peraturan
menentukan angka dan pengungkapan
Perundangan-undangan dalam Audit
material dalam laporan keuangan;
atas Laporan Keuangan
2. Melaksanakan prosedur audit tertentu untuk
❖ SA 250 dirancang untuk membantu
membantu dalam mengidentifikasi adanya
auditor dalam mengidentifikasi
ketidakpatuhan terhadap peraturan
kesalahan penyajian material dalam
perundang- undangan lain yang dapat
laporan keuangan yang disebabkan
berdampak material terhadap laporan
oleh ketidakpatuhan terhadap peraturan
keuangan;
perundang-undangan.
3. Merespons adanya ketidakpatuhan yang
diidentifikasi atau diduga terjadi terhadap
peraturan perundang-undangan yang
diidentifikasi selama pelaksanaan audit

Div. Teknis & Standar 43


Seksi 360 kaitannya dengan Standar Audit (SA) 250 (Revisi 2021)

SA 250 par 14: (BERDAMPAK LANGSUNG) SA 250 par 13: Auditor harus memperoleh pemahaman mengenai pemahaman kerangka
Auditor harus memperoleh bukti audit yang peraturan perundangan yang berlaku bagi entitas dan industi atau sektor dan bagaimana
cukup dan tepat mengenai kepatuhan entitas mematuhi kerangka tersebut.
terhadap peraturan perundang-undangan
yang pada umumnya berdampak langsung
terhadap penentuan angka dan Meminta keterangan kepada
pengungkapan material laporan keuangan manajemen dan, jika relevan
SA 250 Par. 17
relevan, kepada pihak yang
Auditor harus meminta kepada
bertanggung jawab atas tata kelola,
manajemen dan, jika relevan, kepada
mengenai tingkat kepatuhan entitas
SA 250 Par. 15 pihak yang bertanggung jawab atas tata
terhadap peraturan perundang-
(TIDAK BERDAMPAK LANGSUNG) kelola untuk memberikan representasi
undangan tersebut
Prosedur audit dalam tertulis bahwa telah mengungkapkan
mengidentifikasi adanya kepada auditor seluruh ketidakpatuhan
ketidakpatuhan terhadap Menginspeksi korespondensi, jika atau dugaan ketidakpatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan relevan, dengan pihak peraturan perundang-undangan yang
berwenang yang menerbitkan izin atau diketahui, yang dampaknya harus
peraturan dipertimbangkan pada saat penyusunan
laporan keuangan.

Div. Teknis & Standar 44


Komunikasi NOCLAR
SA 250 (Revisi 2021)
(Par 19-22)
Bila auditor menyadari
informasi mengenai adanya
NOCLAR, auditor harus (Par A32)
memeproleh pemahaman atas (Par 23-25)
(Par 29) Pelaporan atas NOCLAR
NOCLAR dan informasi lanjutan Auditor harus
Auditor harus menentukan kepada otoritas yang tepat
untuk mengevaluasi dampak mengomunikasikan NOCLAR
apakah peraturan perundang- diluar entitas bukan merupakan
yang mungkin terjadi terhadap kepada manajemen yang tepat
undangan atau ketentuan etika pelanggaran terhadap prinsip
laporan keuangan, termasuk dan TCWG atau otoritas yang
mengharuskan auditor untuk kerahasiaan auditor menurut
dampak tidak memadainya lebih tinggi dalam entitas
melaporkan kepada otoritas peraturan perundang-
bukti yang cukup dan tepat tersebut, bila ada, termasuk
yang tepat diluar entitas. undangan atau ketentuan etika
atas opini auditor, penilaian advis hukum.
yang relevan.
risiko auditor dan keandalan
representasi tertulis, serta
mengambil Tindakan yang
tepat.

Div. Teknis & Standar 45


Seksi 360 kaitannya dengan Standar Audit (SA) 250 (Revisi 2021)

Pelaporan Ketidakpatuhan dalam Laporan Auditor atas Laporan Keuangan

Par. 26 Par. 27 Par. 28

Opini Wajar dengan


Opini Wajar dengan Pengecualian atau tidak Evaluasi Dampak Keterbatasan
Pengecualian memberikan Opini Terhadap Opini Auditor

Ketika auditor menyimpulkan Ketika auditor dihalangi oleh Ketika auditor tidak dapat
bahwa ketidakpatuhan yang manajemen atau TCWG untuk menentukan adanya
diidentifikasi atau diduga terjadi mendapatkan bukti audit yang ketidakpatuhan
memiliki dampak material cukup dan tepat dalam karena keterbatasan kondisi dan
terhadap laporan keuangan, dan mengevaluasi apakah bukan karena pembatasan
belum tercermin secara ketidakpatuhan yang dapat ruang lingkup oleh manajemen
memadai dalam laporan berdampak material terhadap atau TCWG
keuangan laporan keuangan telah terjadi
atau kemungkinan telah terjadi

Par. 29
Auditor harus mencantumkan ke dalam dokumentasi audit mengenai ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi dan prosedur audit yang dilaksanakan, pertimbangan profesional
signifikan yang diterapkan, dan kesimpulan yang diperoleh; dan diskusi mengenai hal-hal signifikan terkait ketidakpatuhan
kepada manajemen dan TCWG.
Div. Teknis & Standar 46
Jasa Profesional Lain Selain Audit atas Laporan Keuangan
Jika Anggota yang ditugaskan untuk melakukan jasa profesional selain audit atas laporan keuangan mengetahui informasi
mengenai ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan, maka Anggota harus memperoleh pemahaman atas permasalahan
tersebut. Pemahaman tersebut harus mencakup sifat ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan dan keadaan ketika hal
tersebut telah terjadi atau mungkin terjadi.

Jika Anggota mengidentifikasi atau menduga bahwa ketidakpatuhan telah terjadi atau mungkin terjadi, maka Anggota harus
membahas permasalahan tersebut dengan level manajemen yang tepat. Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola diperlukan jika memiliki akses dan diperlukan.

Faktor-faktor relevan yang perlu dipertimbangkan termasuk:


1. Sifat dan keadaan permasalahan.
2. Individu aktual yang terlibat atau berpotensi terlibat.
3. Kemungkinan adanya kolusi.
4. Konsekuensi potensial dari permasalahan tersebut.
5. Apakah level manajemen tersebut mampu menginvestigasi permasalahan dan mengambil tindakan yang tepat.
Div. Teknis & Standar 47
JASA PROFESIONAL LAIN SELAIN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Komunikasi Permasalahan kepada Auditor Eksternal

Jika Anggota, melakukan jasa selain audit untuk:

Komponen dari klien


Klien audit Kantor
audit Kantor

Maka

• Anggota harus mengkomunikasikan ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan dalam Kantor,


kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan.
• Komunikasi yang dilakukan harus sesuai dengan protokol atau prosedur Kantor.
• Jika tidak ada protokol atau prosedur tersebut, komunikasi dilakukan langsung kepada rekan
perikatan audit.

Div. Teknis & Standar 48


JASA PROFESIONAL LAIN SELAIN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Komunikasi Permasalahan kepada Auditor Eksternal

Jika Anggota, melakukan jasa selain audit untuk:

Klien audit dari jaringan Komponen dari klien


Kantor audit jaringan Kantor

Maka

• Anggota harus mempertimbangkan apakah mengkomunikasikan ketidakpatuhan atau dugaan


ketidakpatuhan kepada jaringan Kantor.
• Komunikasi yang dilakukan harus sesuai dengan protokol atau prosedur Kantor atau jaringan Kantor.
• Jika tidak ada protokol atau prosedur tersebut maka komunikasi dilakukan langsung kepada rekan
perikatan audit.

Div. Teknis & Standar 49


JASA PROFESIONAL LAIN SELAIN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Komunikasi Permasalahan kepada Auditor Eksternal

Jika Anggota, melakukan jasa selain audit untuk klien yang bukan merupakan:

Klien audit Kantor atau jaringan Komponen dari klien audit Kantor
Kantor atau jaringan Kantor

Maka

Anggota harus mempertimbangkan apakah mengkomunikasikan ketidakpatuhan atau


dugaan ketidakpatuhan kepada Kantor yang merupakan auditor eksternal klien, jika
ada.

Div. Teknis & Standar 50


Terima Kasih
Div. Teknis & Standar

51

Anda mungkin juga menyukai