Presentasi berikut semata-mata suatu gambaran umum Kode Etik Profesi Akuntan
Publik dan tidak dimaksudkan untuk menyajikan secara detail. Presentasi wajib dibaca
bersama-sama dengan Kode Etik yang sifatnya otoritatif. Presentasi berikut bukan
merupakan bagian Kode Etik Profesi Akuntan Publik secara lengkap.
IAPI tidak bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh pihak yang melakukan
atau menahan diri untuk melakukan suatu tindakan dengan mendasarkan pada materi
publikasi ini secara langsung maupun tidak langsung, baik yang disebabkan oleh
kelalaian atau hal lainnya.
KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK 2021 dapat diunduh pada tautan berikut:
https://iapi.or.id/kode-etik-profesi-akuntan-publik/
Div. Teknis & Standar 3
POOLING QUESTION #1
Apakah anda sudah pernah membaca Kode Etik Profesi Akuntan Publik
(KEPAP) 2021?
KEPAP
2021
SEKSI 100
SEKSI 120
1. Mengklarifikasi dan menekankan konsep “Memiliki Pemikiran yang Selalu Mempertanyakan” dengan menambahkan dua
pertimbangan utama terkait hal tersebut.
2. Menjelaskan persyaratan untuk memiliki pemikiran yang selalu mempertanyakan, berlaku untuk semua Anggota. Anggota
yang berpraktik melayani publik diisyaratkan untuk menerapkan sikap skeptisisme profesional.
3. Penambahan konsep berupa: “Pertimbangan Lain Saat Menerapkan Kerangka Kerja Konseptual”, yang terdiri dari: Bias
dan Budaya Organisasi dan Budaya Kantor pada bagian “Pertimbangan untuk Perikatan Audit, Perikatan Reviu, Perikatan
Asurans Lain dan Perikatan Jasa Terkait”.
4. Daftar Istilah: Penambahan definisi atas “Pertimbangan Profesional”
Div. Teknis & Standar 6
KODE ETIK BERLAKU EFEKTIF
PROFESI AKUNTAN PUBLIK TERBIT 31 DESEMBER 2021
2020
• Professional 2 Objectivity
Skepticism
3 Professional Competence and Due Care
4 Confidentiality
Prinsip-prinsip dasar secara khusus
diperkuat oleh:
5 Professional Behavior
• Pendidikan dan Pelatihan.
• Pengawasan.
• Proses dalam menghadapi
Anggota IAPI bertindak dalam lingkungan berkepentingan publik, sehingga harus ketidakpatuhan.
mampu menjaga kepercayaan publik. • Kepemimpinan dalam KAP.
Bagian 1 – Kepatuhan terhadap Kode Etik, Prinsip Dasar Etika, dan Kerangka
Kerja Konseptual
Bagian 4B – Independensi dalam perikatan asurans selain perikatan audit audit dan
perikatan reviu
mematuhi peraturan
perundang-undangan
yang berlaku dan tidak mengompromikan
menghindari perilaku pertimbangan profesional
apapun yang diketahui Perilaku atau bisnis karena adanya
Objektivitas
oleh Anggota mungkin
akan mendiskreditkan
Profesional LIMA bias, benturan kepentingan,
atau pengaruh yang tidak
profesi Anggota PRINSIP semestinya dari pihak lain
DASAR
ETIKA
• mencapai &
menjaga kerahasiaan Kompetensi mempertahankan
informasi yang diperoleh dan kehati- pengetahuan dan keahlian
Kerahasiaan profesional pada level yang
dari hasil hubungan hatian
profesional dan bisnis profesional disyaratkan
• bertindak sesuai dengan
standar profesional &
standar teknis yang berlaku15
Bertindak dalam
Kepentingan Publik
Pertimbangan dalam Bertindak
Revisi yang dilakukan: untuk Kepentingan Publik saat
melakukan kegiatan profesional
(1) Pentingnya Anggota untuk membawa kemampuan dan
nilai dalam melaksanakan aktivitas profesionalnya
(100.2)
(2) Penjelasan mengenai “bertindak dalam kepentingan
publik” (100.6-A1, 100.6-A2, 100.6-A3, dan 100.6- A4)
(3) Penjelasan yang lebih terinci mengenai Integritas Preferensi atau Kepentingan
!
(111.1-A1 dan 111.1-A2) persyaratan pemangku
(4) Penjelasan yang lebih terinci mengenai Objektivitas klien individu kepentingan
(P112.1) atau organisasi lainnya
A. Tidak perlu. Karena nanti ada auditor independen yang akan mengoreksi jika
terjadi kesalahan.
B. Perlu. Karena laporan keuangan dapat berisiko mengandung salah saji material
meskipun telah diaudit.
C. Tidak perlu. Karena banyak tahapan terkait laporan keuangan sehingga akan
terjadi check and balances.
D. Perlu. Karena penyusun laporan keuangan merupakan pihak yang bertanggung
jawab atas laporan.
1. 2. 3.
Identifikasi Evaluasi Mengatasi
Ancaman Ancaman Ancaman
Ancaman ketika Anggota tidak dapat secara tepat melakukan evaluasi atas pertimbangan yang telah dibuatnya;
Ancaman Telaah atau aktivitas yang dilakukan oleh Anggota atau individu dalam Kantor atau organisasi tempatnya bekerja, yang
Pribadi diandalkan oleh Anggota ketika membuat suatu pertimbangan sebagai bagian dari pelaksanaan aktivitas yang
sedang diberikan;
Ancaman yang terjadi ketika Anggota mendukung posisi klien atau organisasi tempatnya bekerja sampai pada
Ancaman Advokasi
titik yang dapat mengurangi objektivitasnya;
Ancaman yang terjadi karena hubungan yang lama atau hubungan yang dekat dengan klien atau organisasi
Ancaman
tempatnya bekerja, Anggota terlalu bersimpati pada kepentingan klien atau organisasi tempatnya bekerja, atau
Kedekatan
terlalu mudah menerima hasil pekerjaan mereka; dan
Ancaman Ancaman yang terjadi ketika Anggota dihalangi untuk bertindak secara objektif karena tekanan yang nyata atau
Intimidasi dirasakan, termasuk upaya memengaruhi Anggota secara tidak semestinya.
Tetap waspada selama aktivitas profesional akan membantu Anggota dalam menentukan informasi baru telah muncul atau
mengubah fakta yang:
Sikap mental pemikiran yang memungkinkan untuk Penghindaran fakta dan keadaan yang sangat signifikan sehingga
menyatakan suatu kesimpulan dengan tidak pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang memadai,
terpengaruh oleh tekanan yang dapat besar kemungkinan akan menyimpulkan bahwa integritas,
mengompromikan pertimbangan profesional, sehingga objektivitas, atau skeptisisme profesional dari Kantor, atau anggota
memungkinkan individu bertindak secara berintegritas tim audit atau tim asurans, telah dikompromikan.
serta menerapkan objektivitas dan skeptisisme
profesional. Standar Independensi menetapkan persyaratan dan materi aplikasi
tentang cara menerapkan kerangka kerja konseptual untuk
Anggota yang berpraktik melayani publik mempertahankan independensi pada saat melakukan perikatan
disyaratkan oleh Standar Independensi harus audit, perikatan reviu, atau perikatan asurans lainnya. Anggota yang
independen ketika melakukan perikatan audit, berpraktik melayani publik dan Kantor disyaratkan untuk mematuhi
perikatan reviu, atau perikatan asurans lainnya. standar tersebut agar independen ketika melakukan perikatan
tersebut.
Div. Teknis & Standar 24
Pertimbangan untuk Perikatan Audit, Perikatan Reviu, dan Perikatan Asurans Lain
SKEPTISISME PROFESIONAL
Berdasarkan standar audit, standar perikatan reviu, dan standar perikatan asurans lainnya yang ditetapkan oleh
asosiasi profesi akuntan publik, Anggota yang berpraktik melayani publik disyaratkan untuk menerapkan skeptisisme
profesional.
Skeptisisme profesional dan prinsip dasar etika yang dijelaskan dalam Seksi 110 (Prinsip Dasar Etika) adalah konsep
yang saling berkaitan.
Dalam audit atas laporan keuangan, kepatuhan terhadap prinsip dasar etika, baik secara individual dan kolektif, mendukung penerapan
skeptisisme professional, seperti yang ditunjukkan dalam contoh berikut:
✓ Bersikap lugas dan jujur ketika mengemukakan perhatian atas suatu posisi yang diambil oleh klien; dan
Integritas
✓ Melakukan permintaan keterangan tentang informasi yang tidak konsisten dan mengumpulkan bukti audit lanjutan
untuk mengatasi perhatian tentang pernyataan yang mungkin salah atau menyesatkan secara material agar dapat
membuat keputusan berdasarkan informasi yang cukup tentang tindakan yang tepat dalam keadaan tersebut.
✓ Mengakui keadaan atau hubungan, seperti kedekatan dengan klien, yang mungkin mengompromikan pertimbangan
profesional atau bisnis; dan
Objektivitas ✓ Mempertimbangkan dampak dari keadaan dan hubungan tersebut terhadap pertimbangan Anggota ketika
mengevaluasi kecukupan dan ketepatan bukti audit yang terkait dengan suatu hal yang material pada laporan
keuangan klien.
✓ Menerapkan pengetahuan yang relevan pada industri dan aktivitas bisnis klien tertentu untuk mengidentifikasi secara
Kompetensi & tepat risiko salah saji yang material;
Kehati-hatian ✓ Merancang dan melakukan prosedur audit yang tepat; dan
Profesional ✓ Menerapkan pengetahuan yang relevan ketika menilai secara kritis apakah bukti audit telah cukup dan tepat dalam
keadaan tersebut.
• Persyaratan baru bagi Anggota untuk Memiliki Pemikiran yang Selalu Mempertanyakan (inquiring mind)
ketika mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap prinsip dasar etika.
• Berdasarkan standar audit, reviu, dan asurans lainnya, Anggota juga disyaratkan untuk menerapkan
skeptisisme profesional, yang mencakup penilaian kritis terhadap bukti.
Group think
Budaya Kantor
Standar Pengendalian Mutu 1 (SPM 1) menetapkan persyaratan dan materi aplikasi
yang berkaitan dengan budaya Kantor dalam konteks tanggung jawab Kantor untuk:
• merancang,
• mengimplementasikan, dan
• menjalankan sistem pengendalian mutu untuk audit, atau reviu atas laporan
keuangan, atau perikatan asurans lainnya atau jasa terkait.
A. Tidak
B. Pernah
Ketika merespons adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan, tujuan dari Anggota adalah:
• Anggota, untuk tujuan audit atas laporan keuangan grup, diminta oleh tim perikatan grup untuk melakukan pekerjaan atas
informasi keuangan yang terkait dengan komponen tersebut; atau
• Anggota ditugaskan untuk melakukan audit atas laporan keuangan komponen tersebut untuk tujuan selain audit grup, misalnya,
audit berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
Jika rekan perikatan grup menyadari ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan dalam proses audit atas laporan keuangan
grup, rekan perikatan grup harus mempertimbangkan apakah permasalahan tersebut relevan dengan satu atau beberapa
kompenen yang:
• Informasi keuangannya digunakan untuk tujuan audit atas laporan keuangan grup; atau
• Laporan keuangannya diperlukan untuk tujuan selain audit grup, misalnya suatu audit berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku.
Jika Anggota yang diusulkan tidak dapat berkomunikasi dengan Anggota praktisi pendahulu, maka Anggota yang diusulkan
harus melakukan langkah-langkah yang memadai untuk memperoleh informasi tentang keadaan atas perubahan penunjukan
dengan cara lain.
Cara lain untuk mendapatkan informasi tentang keadaan atas perubahan penunjukan mencakup wawancara dengan pihak
ketiga atau melakukan investigasi terhadap latar belakang manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
SA 250 Par. 11
Tujuan auditor:
1. Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
mengenai kepatuhan terhadap ketentuan
❖ Dalam KEPAP Seksi 360 berhubungan
dalam peraturan perundang-undangan yang
dengan Standar Audit (SA) 250, yaitu
pada umumnya berdampak langsung dalam
Pertimbanggan atas Peraturan
menentukan angka dan pengungkapan
Perundangan-undangan dalam Audit
material dalam laporan keuangan;
atas Laporan Keuangan
2. Melaksanakan prosedur audit tertentu untuk
❖ SA 250 dirancang untuk membantu
membantu dalam mengidentifikasi adanya
auditor dalam mengidentifikasi
ketidakpatuhan terhadap peraturan
kesalahan penyajian material dalam
perundang- undangan lain yang dapat
laporan keuangan yang disebabkan
berdampak material terhadap laporan
oleh ketidakpatuhan terhadap peraturan
keuangan;
perundang-undangan.
3. Merespons adanya ketidakpatuhan yang
diidentifikasi atau diduga terjadi terhadap
peraturan perundang-undangan yang
diidentifikasi selama pelaksanaan audit
SA 250 par 14: (BERDAMPAK LANGSUNG) SA 250 par 13: Auditor harus memperoleh pemahaman mengenai pemahaman kerangka
Auditor harus memperoleh bukti audit yang peraturan perundangan yang berlaku bagi entitas dan industi atau sektor dan bagaimana
cukup dan tepat mengenai kepatuhan entitas mematuhi kerangka tersebut.
terhadap peraturan perundang-undangan
yang pada umumnya berdampak langsung
terhadap penentuan angka dan Meminta keterangan kepada
pengungkapan material laporan keuangan manajemen dan, jika relevan
SA 250 Par. 17
relevan, kepada pihak yang
Auditor harus meminta kepada
bertanggung jawab atas tata kelola,
manajemen dan, jika relevan, kepada
mengenai tingkat kepatuhan entitas
SA 250 Par. 15 pihak yang bertanggung jawab atas tata
terhadap peraturan perundang-
(TIDAK BERDAMPAK LANGSUNG) kelola untuk memberikan representasi
undangan tersebut
Prosedur audit dalam tertulis bahwa telah mengungkapkan
mengidentifikasi adanya kepada auditor seluruh ketidakpatuhan
ketidakpatuhan terhadap Menginspeksi korespondensi, jika atau dugaan ketidakpatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan relevan, dengan pihak peraturan perundang-undangan yang
berwenang yang menerbitkan izin atau diketahui, yang dampaknya harus
peraturan dipertimbangkan pada saat penyusunan
laporan keuangan.
Ketika auditor menyimpulkan Ketika auditor dihalangi oleh Ketika auditor tidak dapat
bahwa ketidakpatuhan yang manajemen atau TCWG untuk menentukan adanya
diidentifikasi atau diduga terjadi mendapatkan bukti audit yang ketidakpatuhan
memiliki dampak material cukup dan tepat dalam karena keterbatasan kondisi dan
terhadap laporan keuangan, dan mengevaluasi apakah bukan karena pembatasan
belum tercermin secara ketidakpatuhan yang dapat ruang lingkup oleh manajemen
memadai dalam laporan berdampak material terhadap atau TCWG
keuangan laporan keuangan telah terjadi
atau kemungkinan telah terjadi
Par. 29
Auditor harus mencantumkan ke dalam dokumentasi audit mengenai ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi dan prosedur audit yang dilaksanakan, pertimbangan profesional
signifikan yang diterapkan, dan kesimpulan yang diperoleh; dan diskusi mengenai hal-hal signifikan terkait ketidakpatuhan
kepada manajemen dan TCWG.
Div. Teknis & Standar 46
Jasa Profesional Lain Selain Audit atas Laporan Keuangan
Jika Anggota yang ditugaskan untuk melakukan jasa profesional selain audit atas laporan keuangan mengetahui informasi
mengenai ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan, maka Anggota harus memperoleh pemahaman atas permasalahan
tersebut. Pemahaman tersebut harus mencakup sifat ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan dan keadaan ketika hal
tersebut telah terjadi atau mungkin terjadi.
Jika Anggota mengidentifikasi atau menduga bahwa ketidakpatuhan telah terjadi atau mungkin terjadi, maka Anggota harus
membahas permasalahan tersebut dengan level manajemen yang tepat. Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola diperlukan jika memiliki akses dan diperlukan.
Maka
Maka
Jika Anggota, melakukan jasa selain audit untuk klien yang bukan merupakan:
Klien audit Kantor atau jaringan Komponen dari klien audit Kantor
Kantor atau jaringan Kantor
Maka
51