Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI BAKTERI DENGAN METODE PEWARNAAN GRAM

(Identification Of Bacteria With The Gram Stain Method)

Frishila Indriyani1*, Adzka Ratu Annisa2*, Arjuna Wildan Choiry2*, Kristina


Novalia2*, Muhammad Vicky Fadhila Akbar2*, Nada Nazhifah Zalfa2*, Randi
Anargya2*, Reinaldy Hasudungan Simatupang2*, Richard Eltama Samolakhomi
Hondo2*, Siti Nursun Adriyani Patiran2*
1
Penulis Laporan, Kelompok 3, Praktikum Mikrobiologi Akuatik 2023
2
Anggota Kelompok Penulis Laporan, Praktikum Mikrobiologi Akuatik 2023
*
Corresponding author, e-mail: frishila0505@gmail.com

ABSTRACT
Staining serves to make it easier to see bacteria under a microscope, clarify the size
and shape of bacteria, the external and internal structures of bacteria, such as the typical
chemistry of bacteria with dyes and also increase the contrast of microorganisms with their
environment. This practicum aims to determine the process of gram staining on bacteria in
order to identify these bacteria. The practicum will be held on Friday, 09 June 2023 at 13.00
until finished. Located in the Aquaculture Lab, Sultan Ageng Tirtayasa University. Gram
staining or the gram method is one of the most important and commonly used staining
techniques to detect and identify bacteria. Gram-positive bacteria will absorb the dye so that it
is purple in color, while gram-negative bacteria will release crystal violet dye after washing
with alcohol and then will absorb the last dye given, namely safranin, so it will turn red.
Keywords: Aquaculture water, sewer water, bacteria, gram staining

ABSTRAK
Pewarnaan berfungsi untuk memudahkan melihat bakteri di bawah mikroskop,
memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, struktur luar dan dalam bakteri, seperti kimia khas
bakteri dengan zat-zat warna dan juga meningkatkan kontras mikroorganisme dengan
lingkungannya. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses pewarnaan gram pada bakteri
guna mengidentifikasi bakteri tersebut. Praktikum dilaksanakan pada Jumat, 09 juni 2023 pada
pukul 13.00 sampai selesai. Bertempat di lab Budidaya Perikanan, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Pewarnaan gram atau metode gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling
penting dan umum digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri Berdasarkan hasil
bakteri yang didapatkan jenis bakteri gram positif yang berwarna ungu setelah dibilas dengan
berbagai macam larutan. Bakteri gram positif akan menyerap zat warna tersebut sehingga
bewarna ungu, sedangkan bakteri gram negatif akan melepas zat warna kristal violet setelah
dicuci dengan alkohol dan kemudian akan menyerap zat warna terakhir yang diberikan yaitu
safranin sehingga bewarna merah.
Kata kunci: Air budidaya, air got, bakteri, pewarnaan gram

PENDAHULUAN
Pewarnaan Gram adalah salah satu cara untuk menggolongkan bakteri,yaitu
bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif (Thomas dan Sally 2013). Salah satu
bakteri yang termasuk Gram positif dan patogen yaitu Staphylococcus aureus dan
bakteri yang termasuk Gram negatif yang patogen yaitu bakteri Escherichia coli. Bakteri
Escherichia coli merupakan flora normal dalam saluran pencernaan manusia dan bakteri
ini berbentuk batang, dan merupakan bakteri Gram negatif yang memiliki dinding sel
yang tipis dan berlapis tiga, kandungan lipid pada dinding sel Gram negatif lebih tinggi
(11-22%) daripada pada dinding sel bakteri Gram positif dan peptidoglikan terdapat
pada lapisan kaku. Bakteri Gram negatif mengandung lebih sedikit peptidoglikan (10-
20%), namun memiliki struktur membran yang terdiri dari protein, fosfolipida, dan
lipopolisakarida.
Didunia laboratorium khususnya mikrobiologi, pewarnaan merupakan salah satu
bagian terpenting. Pewarnaan berfungsi untuk memudahkan melihat bakteri dengan
menggunakan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat
struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel vakuola, menghasilkan sifat-
sifat dan kimia yang khas bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras
mikroorganisme dengan sekitarnya (Virgianti & Luciana, 2017).Salah satu cara
mengklasifikasikan bakteri adalah dengan pewarnaan gram, dimana bakteri dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri
gram negatif berwarna merah, sedangkan bakteri gram positif berwarna ungu. (Naue et
al. 2022) Pewarnaan gram merupakan salah satu prosedur yang paling banyak
digunakan untuk mencirikan bakteri. Dari pewarnaan gram dapat diketahui morfologi
sel antara lain sifat gram, bentuk sel, dan penataan sel (Yuniarty & Misbach, 2016).
Safranin adalah pewarna sintetis yang biasa digunakan dalam pewarnaan
histologi dan sitologi. Safranin digunakan sebagai pewarna pada jaringan tumbuhan dan
memberikan warna merah pada jaringan tumbuhan tersebut (Saroh 2011).
Dalam pewarnaan Gram di laboratorium larutan memiliki fungsi untuk
mewarnai bakteri yang termasuk ke dalam Gram positif yang mana bakteri berwarn
ungu dan larutan fuchsin memiliki fungsi untuk mewarnai bakteri yang termasuk
kedalam bakteri Gram negatif dengan hasil warna merah muda pada bakteri.
Perkembangan perwarna alami pada pewarnaan bakteri pada saat ini masih sedikit.
Kandungan senyawa antosianin yang dapat mewarnai bakteri Staphylococcus aureus
Gram positif. (Misbach dan Yuniarty 2016).
Di Indonesia, bahan pewarna alami banyak digunakan seperti dari bahan alam
berupa tanaman yang mengandung antosianin baik bagian bunga, daun, batang , ataupun
akar. Aplikasi penggunaan pewarna alami diantaranya yaitu sebagai pewarna alami
pada makanan dan tekstil. Pewarna alami yang dapat diaplikasikan pada makanan
diantaranya yaitu buah naga (Ekawati et al. 2015), kulit manggis (Farida dan Nisa
2015). Sedangkan pewarna alami yang dapat diaplikasikan pewarna tekstil yaitu daun
jati (Rosyida dan Achadi 2014). Pewarna alami dari bahan alam dapat pula digunakan
sebagai pewarna pada proses pewarnaan bakteri.
Bakteri adalah kelompok organisme yang termasuk ke dalam domain prokariota
dan berukuran kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di
bumi. Setiap bakteri memiliki jenis yang berbeda-beda. Hal ini yang menyebabkan
beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit,
sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan,
dan industri. Untuk mengetahui jenis atau spesies bakteri diperlukan adanya identifikasi
(Rosahdi et al. 2020).
Air merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, hewan, tumbuhan
dan jasad lainnya.Air dikatakan tidak baik apabila kondisinya sudah tidak sesuai seperti
semula dengan kata lain air tersebut sudah mulai tercemar. Tercemarnya air dikarenakan
adanya limbah yang dibuang sembarangan ke dalam perairan. Cemaran mikroba
merupakan mikroba yang keberadaannya dalam pangan pada batas tertentu dapat
menimbulkan risiko terhadap kesehatan Terdapatnya mikroba di dalam bahan pangan
yang dianggap sebagai cemaran ialah apabila mikroba tersebut dapat mengakibatkan
menurunnya mutu makanan/minuman, rusaknya bahan dan mengakibatkan gangguan
pada kesehatan manusia (Rahayu & Gumilar 2017). Dan dapat menjadi tempat
timbuhnya bakteri patogen diperairan, semakin tinggi kandungan bakteri patogen di
suatu perairan maka semakin tinggi pula kehadiran bakteri patogen lain. Hal ini dapat
menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia akibat dari perairan tersebut apabila
sumber air ini digunakan untuk kegiatan-kegiatan manusia. Selain itu bakteri patogen
ini juga bisa mencemari biota-biota yang ada di dalam perairan tersebut (Widyaningsih
et al. 2016).
Air dalam proses budidaya sangat lah penting terkait lingkungan dan tempat
hidup bagi ikan yang dibudidayakan. Salah satu patogen penyebab penyakit yang
menyerang ikan adalah bakteri, (Azhari et al. 2014). Permasalahan penyakit patogenik
pada kegiatan budidaya, bakteri menjadi salah satu sumber penyakit yang dapat
menyebabkan kematian bagi organisme yang dibudidaya jika konsentrasinya melebihi
batas normal. bakteri menjadi salah satu sumber penyakit yang dapat menyebabkan
kematian bagi organisme yang dibudidaya jika konsentrasinya melebihi batas normal.
Bakteri merupakan salah satu dari banyaknya organisme mikroskopis yang bersifat
merugikan (Ambat 2022).
Air Limbah adalah cairan yang berasal dari rumah tangga ataupun tempat-
tempat umum yang biasanya mengandung bahan atau zat- zat yang dapat
membahayakan hidup manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan. Sumber serta
macam air limbah dapat dipengaruhi oleh tingkat hidup masyarakat, semakin tinggi
tingkat ekonomi masyarakat semakin beragam pula limbah yang dihasilkan (Almufid
dan Permadi 2020).
Oleh karena itu praktikum mengenai pewarnaan gram bakteri ini memiliki
tujuan agar praktikan dapat menguasai metode pewarnaan gram. Dalam pewarnaan
gram ini diharapkan juga praktikan dapat membedakan bakteri gram positif dan gram
negatif. Pewarnaan gram sangat lah penting untuk mengidentifikasi suatu bakteri, dan
dapat dimanfaatkan sebagai dasar di bidang perikanan.

METODE PRAKTIKUM
Praktikum Mikrobiologi Akuatik dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 09 maret
2023 jam 13.00-15.00 WIB di Laboratorium Budidaya Perairan lantai empat, Jurusan
Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Alat dan bahan
yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dalam identifikasi bakteri dalam metode
pewarnaan gram yaitu kaca objek, lampu bunsen, pinset, mikroskop, mangkok, tissue,
korek api, aquades, alkohol, larutan pp, lugol.
Teknik pewarnaan gram yaitu pertama bersihkan kaca objek menggunakan
alkohol 95% dan diletakkan beberapa kali di atas nyala api bunsen sehingga bebas dari
kotoran. Kaca objek dipanaskan dengan cara dilewatkan di atas api bunsen, kemudian
ditunggu hingga sedikit dingin. Ambil isolat bakteri dengan jarum ose secara aseptis
lalu dioles tipis pada gelas objek. Fiksasi spesimen dilakukan dengan melewatkannya di
atas api bunsen sebanyak tiga kali. Pastikan bahwa tidak terjadi pemanasan yang
berlebihan. Teteskan kristal atau larutan violet pada gelas objek sampai merata.
Kemudian didiamkan selama 30-60 detik pada suhu ruangan lalu di cuci secara perlahan
dengan aquades selama 5 detik. Kemudian gelas objek yang sudah terlihat berwarna
biru ditetesi dengan larutan lugol, dibiarkan selama 1-2 menit dalam suhu ruangan, lalu
dicuci pada air mengalir selama 5 detik . Selanjutnya dilakukan dekolorisasi dengan
ditetesi alkohol 95%. Preparat dibilas dengan air selama lima detik untuk menghentikan
aktivitas dekolorisasi. Selanjutnya gelas objek ditetesi dengan safranin dan didiamkan
selama 1 menit, kemudian dibilas dengan air secara perlahan selama 5 detik dan
keringkan dengan di angin-anginkan. Setelah itu diamati dibawah mikroskop untuk
melihat bentuk bakteri terhadap zat warna. Apabila bakteri terlihat berwarna ungu,
menandakan bahwa bakteri tersebut bakteri gram positif. Apabila bakteri terlihat
berwarna merah, menandakan bahwa bakteri tersebut bakteri gram negatif.

Panaskan Jarun Ose hingga berwama merah, kemudian celupkan ke dalam akuades dan
oleskan pada kaca preparat

Ambil biakkan bakteri air budidaya pada cawan petri dengan jarum ose, kemudian
bakteri tersebut diletakkan pada kaca preparat

Lalu dipanaskan kaca preparat yang sudah diisikan biakkan bakteri diatas bunsen

Jika sudah kering, teteskan larutan gram A yaitu larutan kristal violet sebanyak 1 tetes
pada olesan biakkan bakteri, biarkan selama 1 menit, cuci dengan air dan keringkan

Teteskan larutan gram B yaitu larutan kalium iodida sebanyak 2 tetes, biarkan selama 1
menit, cuci dengan air dan keringkan

Teteskan larutan gram C yaitu larutan alkohol kemudian dialirkan atau dioleskan lalu
biarkan selama 1 menit, cuci dengan air dan

Teteskan larutan gram D larutan safranin sebanyak 2 tetes, biarkan selama 1 menit, cuci
dengan air dan keringkan

Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 970x atau 1000x menggunakan minyak
imersi

Gambar 1. Diagram alir prosedur praktikum.

HASIL DAN PEMBAHSAN


Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh:
Gambar Keterangan
Bakteri Gram Positif
Ciri-ciri:
 Berwarna ungu
 Bentuk coccus (bulat)
 Dinding sel tebal

Sumber: foto pribadi

Dalam Praktikum yang berjudul identifikasi bakteri dengan metode pewarnaan


gram bertujuan agar mahasiswa dapat membedakan bakteri gram positif dan gram
negatif. Pada hasil pengamatan diperoleh bahwa bakteri tersebut termasuk gram positif,
dapat dilihat dari warna saat diamati dibawah mikroskop bewarna ungu karena
menahan warna dari kristal violet. Pewarnaan Gram berdasarkan kemampuan bakteri
untuk menahan pewarna primer (kristal ungu) atau kehilangan warna primer dan
menerima warna tandingan (safranin). Bakteri Gram positif akan menunjukkan warna
ungu sedangkan untuk bakteri Gram negatif akan menunjukkan warna merah (Anuar et
al. 2014).
Warna ungu disebabkan karena bakteri mempertahankan warna pertama, yaitu
Kristal violet. Perbedaan sifat Gram dipengaruhi oleh kandungan pada dinding sel, yaitu
bakteri Gram positif kandungan peptidoglikan lebih tebal (Apriyanthi & Widayanti 2022).
Pada pewarnaan Gram, golongan bakteri gram positif akan memberikan warna ungu
karena memiliki lapisan peptidoglikan setebal 20-80nm sedangkan Bakteri Gram
negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis yaitu 5-10 nm dengan komposisi
utama: lipoprotein, membran luar dan polisakarida (Holderman et al. 2017).
Pewarnaan Gram dilakukan untuk membedakan bakteri berdasarkan jenisnya
yaitu Gram positif dan Gram negatif yang berbeda dalam komposisi dinding sel nya.
Pewarna yang digunakan terdiri dari pewarna utama dan pewarna penutup. Pewarna
utama yang digunakan pada pewarnaan Gram yaitu kristal violet yang berwarna ungu.
Menurut Desi dan Destik (2021), Tujuan dari pewarnaan Gram adalah untuk
membedakan bakteri berdasarkan sifat Gram. Bakteri golongan Bacillus merupakan
bakteri dengan sifat Gram positif yang ditandai dengan sel berwarna ungu.
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri dari dua lapisan yaitu
peptidoglikan yang tebal dan membran dalam. Lapisan peptidoglikan inilah yang dapat
mengikat zat warna kristal violet (Hamidah et al. 2019).
Bentuk dari bakteri yang diamati adalah coccus (bulat), Jaelani (2014)
menyatakan bahwa kebanyakan bakteri coccus terikat atau bergabung sesamanya untuk
membentuk permukaan yang kuat (solid) karena adanya bahan berlendir sehingga sel-
sel saling terikat.
Terjadi mekanisme yang berbeda pada bakteri Gram positif dan Gram negatif
ketika ditambahkan larutan peluntur, pada bakteri Gram positif warna akan
dipertahankan tetapi pada Gram negatif akan hilang. Oleh karena itu diperlukan
pewarna penutup yang kontras untuk mewarnai bakteri Gram negatif, yaitu dengan
pewarna yang berwarna merah. Pewarna penutup yang sering digunakan pada
pewarnaan Gram adalah basic fuchsin atau safranin.
Identifikasi mikroskopis dilakukan dengan melakukan pewarnaan Gram pada
koloni yang tumbuh di media, dengan pengecatan gram maka diantara berbagai macam
bakteri yang dicat, ada yang dapat menahan zat warna ungu (kristal violet) meskipun
telah didekolorisasi dengan alkohol atau aseton. Bakteri yang memberiwarna ungu
dinamakan bakteri Gram positif. Sebaliknya, bakteri yang tidak dapat menahan zat
warna setelah dekolorisasi dengan alkohol dengan ciri berwarna merah.Bakteri yang
memperlihatkan reaksi semacam ini dinamakan bakteri Gram negatif (putri et al. 2018).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bakteri yang didapatkan
merupakan jenis bakteri gram positif yang berwarna ungu setelah dibilas dengan
berbagai macam larutan. Bakteri gram positif setelah dilakukan proses pengecatan
Gram akan menghasilkan warna ungu ketika diamati dikarenakan dinding sel bakteri
gram positif tersusun atas peptidoglikan yang lebih tebal dibandingkan bakteri gram .
Bakteri yang ada pada air budidaya didominasi oleh bakteri gram positif karena
kebanyakan bakteri gram positif biasanya hidup didalam limbah.
DAFTAR PUSTAKA
Almufid, Permadi R. 2020. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Stuudi
Kasus Proyek IPAL PT. Sumber Masanda Jaya di Kabupaten Brebes Provinsi Jawa
Tengah Kapasitas 250 m2 / Hari. Jurnal Teknik 9(1): 92-100. DOI:
10.31000/jt.v9i1.2868.

Ambat KN, Abida IW & Maherlina R. 2022. Kelimpahan Bakteri Vibrio sp. Pada Sampel Air
Tambak di UPT Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pasuruan Jawatimur.
Juvenil: Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan 3(3): 66-72.
Anuar W, Dahliaty A, & Jose C. 2014. Isolasi bakteri selulolitik dari perairan Dumai. Jurnal
of Mipa 1(2): 3-6.
Apriyanthi RV, Widayanti NP. 2022. Identifikasi Bakteri Kontaminan Pada Gelang Tri Datu.
BIOMA: Jurnal Biologi Makassar 7(2): 24-33.
Azhari C, Tumbol RA, Kolopita MEF. 2014. Diagnosa Penyakit Bakterial Pada Ikan Nila
(Oreocromis niloticus) yang di Budidayakan Pada Jaring Tancap di Danau Tondano.
Jurnal Budidaya Perairan 2 (3): 24 – 30.
Desi P, Destik W. 2021. Uji Aktivitas Antibakteri Hasil Fermentasi Bakteri Endofit Umbi
Talas (Colocasia esculenta L) terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa. Jurnal Sains
dan Kesehatan 3(5): 750-759. DOI: 10.25026/jsk.v3i5.622.
Ekawati P, Rostiati, Syahraeni. 2015. Aplikasi Ekstrak Kulit Buah Naga Sebagai Pewarna
Alami Pada Susu Kedelai Dan Santan. Jurnal Agrotekbis 3(2): 198–205.
Farida R, Choirun NF. 2015. Ekstraksi Antosianin Limbah Kulit Manggis Metode Microwave
Assited Extraction (Lama Ekstraksi Dan Rasio Bahan : Pelarut) Extraction
Anthocyanin Mangosteen Peel Waste with Microwave (Length of Extraction Time
and Ratio of Material : Solvent). Jurnal Pangan Dan Agroindustri 3(2): 362–373.
Hamidah MN, Rianingsih L & Romadhon R. 2019. Aktivitas antibakteri isolat bakteri asam
laktat dari peda dengan jenis ikan berbeda terhadap E. coli dan S. aureus. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Perikanan 1(2): 11-21.
Holderman MV, de Queljoe E, Rondonuwu SB. 2017. Identifikasi bakteri pada pegangan
eskalator di salah satu pusat perbelanjaan di kota Manado. Jurnal Ilmiah Sains 17(1):
13-18.
Jaelani, Irwan. 2014. Bakteri Asosiasi Pada Karang Pachyserissp. yang Terinfeksi
Penyakit BBD (Black Band Disease) di Perairan Pulau Barrang Lompo.
Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.

9
Misbach SR. 2016. Pemanfaatan Sari Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas poiret) Sebagai Zat
Pewarna Pada Pewarnaan Staphylococcus aureus. Jurnal Teknologi Laboratorium
5(2): 59-63.
Naue DB, Karneli, Syailendra A, Syafitri I, Wulandari S & Julianti W. 2022. Buah BIT (Beta
vulgaris L.) Sebagai Alternatif Safranin Pada Pewarnaan Gram. Husada Mahakam:
Jurnal Kesehatan 24(12): 19-24.
Putri AL, Kusdiyantini E. 2018. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat dari Pangan
Fermentasi Berbasis Ikan (Inasua) yang diperjualbelikan di Maluku-Indonesia. Jurnal
Biologi Tropika 1(2): 6-12.
Rahayu SA, Gumilar MMH. 2017. Uji Cemaran Air Minum Masyarakat Sekitar Margahayu
Raya Bandung dengan Identifikasi Bakteri Escherichia coli. Indonesian journal of
pharmaceutical science and technology 4(2): 50-56.
Rosahdi TD, Tafiani N, Hafsari, A. R. 2018. Identifikasi Spesies Isolat Bakteri K2Br5 dari
Tanah Karst dengan Sistem Kekerabatan Melalui Analisis Urutan Nukleotida Gen 16S
rRNA. al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan 5(2): 84-88.
Rosyida A, Tekstil PK, Teknologi A, Surakarta W. 2014. Pemanfaatan Daun Jati Muda untuk
Pewarnaan Kain Kapas Pada Suhu Kamar Utilization of Teak Leaves for Dyeing on
Cotton Fabric At Room Temperature. DOI: 10.31266/at.v29i2.882
Saroh, Siti. 2011. Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah Naga (Hylocereus undatus) & Ekstrak Ubi
Jalar Varietas Ungu (Ipomea batatas) sebagai Pewarna Alami Untuk Pengamatan
Stomata. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Thomas L, Sally KAW, R. M. 2013 Microbiology and Infectious Diseases on the move.
Jakarta: PT Indeks.
Virgianti DP, Luciana C. 2017. Penggunaan Ekstrak Kombinasi Angkak dan Daun Jati
Sebagai Pewarna Penutup Pada Pewarnaan Gram. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada 17(1): 68-72.
Widyaningsih W, Supriharyono S, Widyorini N. 2016. Analisis total bakteri coliform di
perairan muara kali wiso jepara. Management of Aquatic Resources Journal
(MAQUARES) 5(3): 157-164.
Yuniarty T, Misbach SR. 2016. Pemanfaatan Sari Ubi Jalar Ungu ( Ipomoea batatas poitret)
Sebagai Bahan Zat Pewarna Pada Pewarnaan Staphylococcus aureus. Jurnal
Teknologi Laboratorium 5(2): 59-63.

10

Anda mungkin juga menyukai