Anda di halaman 1dari 2

Nama : Samuel Ebenezer Hutabarat

Kelas : 3A

Mata Kuliah : Misiologi

Dosen : Pdt. Pulo Aruan M.Th

BIOGRAFI MISIONARIS NOMENSEN

Dr. Ludwig Ingwer Nommensen adalah seorang misionaris Lutheran asal Jerman
yang diutus oleh Rheinische Missionsgesellschaft ke Tapanuli. Nommensen menghabiskan
56 tahun hidupnya sebagai penginjil di Tapanuli. Dalam masa penginjilannya itu, terbentuk
sebuah gereja Protestan, yaitu Huria Kristen Batak Protestan. Dr. Ludwig Ingwer
Nommensen adalah seorang misionaris Lutheran asal Jerman yang diutus oleh Rheinische
Missionsgesellschaft ke Tapanuli. Nomense lahir Tahun 6 Februari 1834, meninggal Tahun
23 Mei 1918, memiliki 5 orang anak, pasangan bernama Anna Magdalene Christine
Harder,dan Nomensen berkebangsaan Jerman. Nommensen menghabiskan 56 tahun hidupnya
sebagai penginjil di Tapanuli. Dalam masa penginjilannya itu, terbentuk sebuah gereja
Protestan, yaitu Huria Kristen Batak Protestan. Ludwig Ingwer Nommensen menyebarkan
ajaran Kristen Protestan di Tanah Batak hampir 57 tahun lamanya. Hasil paling besar dari
usahanya itu adalah berdirinya gereja terbesar di tengah-tengah masyarakat Batak, yaitu Hura
Kristen Batak Protestan (HKBP) yang masih eksis hingga saat ini. Ludwig Ingwer
Nommensen lahir di Nordstrand, Jerman, pada tanggal 6 Februari 1834. Saat itu, Nordstrand
masih bagian dari Denmark. Nommensen bukan terlahir dari keluarga berada, sehingga sejak
kecil dia terbiasa bekerja untuk membantuk orang tuanya. Pekerjaan-pekerjaan kasar sudah
dijalaninya sejak usia 7 tahun, mulai dari tukang atap, petani, hingga pembajak sawah. Pada
usia 12 tahun, Nommensen mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kakinya patah.
Akibatnya, Nommensen harus berbaring di atas tempat tidur selama berbulan-bulan lamanya.
Dalam kondisi tersebut, Nommensen berdoa agar diberi kesembuhan. Dia berjanji akan
menyebarkan ajaran Injil sesudah sembuh nanti. Setelah kakinya sembuh, dia kembali dalam
aktivitasnya sebagai petani seraya mempelajari Injil. Memasuki usia 20 tahun, Nommensen
berangkat ke Barmen untuk menempuh pendidikan sebagai penginjil di Lutheran Rheinische
Missionsgesellschaft (RMG). Empat tahun kemudian, Nommensen dinyatakan lulus dan
mendapat penugasan menjadi misionaris di Sumatera. Pada 14 Mei 1862, Nommensen tiba di
Sumatera, tepatnya di Padang. Misi penyebaran Injil pertama kali dia lakukan di Barus,
dengan harapan bisa menepat di daerah Toba. Namun pemerintah Hindia Belanda tidak
memberikan izin dengan alasan keamanan, mengingat daerah itu belum dikuasai.
Nommensen lantas bergabung dengan penginjil lain yang ada di Sipirok. Mereka berdiskusi
terkait pembagian wilayah tugas, dan Nommensen mendapat tugas di Silindung. Pada tanggal
11 November 1863, Nommensen melawat ke Tarutung dan diterima dengan baik oleh Ompu
Pasang. HKBP sendiri merupakan gereja adat yang beraliran Lutheran di kalangan
masyarakat Suku Batak Toba. HKBP masih eksis hingga saat ini, dan menjadi organisasi
keagamaan terbesar ketiga setelah NU dan Muhammadiyah. Gereja HKBP pertama kali
didirikan pada tanggal 7 Oktober 1861, dan termasuk dalam salah satu misi RMG melalui
Nommensen dan penginjil lainnya. Ludwig Ingwer Nommensen mengemban tugas sebagai
Ephorus pada tahun 1881 hingga akhir hayatnya. Karena jasa-jasanya, Nommensen juga
mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Bonn. Kerajaan Belanda juga pernah
memberikan bintang kehormatan kepada Nommensen dalam bentuk Officer Orde Oranye-
Nassau. Ludwig Ingwer Nommensen yang dikenal sebagai Rasul Orang Batak meninggal
dunia pada 23 Mei 1918. Dia dimakamkan di Sigumpar, di tengah-tengah masyarakat yang
dilayaninya selama 57 tahun. Saat Nommensen meninggal dunia, tercatat sudah ada 180.000
orang Batak yang dibaptis baik melalui Batakmission maupun HKBP.

Anda mungkin juga menyukai